113
Jurnal Syntax Admiration
Vol. 1 No. 8 Desember 2020
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356
Sosial Teknik
PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA
POKOK SEWA ARMADA PADA PT ANDALAS JAYA ABADI EKSPRES
(PERUSAHAAN ARMADA LOGISTIK)
Ratna Puspa Pertiwi
Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Indonesia
INFO ARTIKEL
ABSTRACT
Diterima
18 Desember 2020
Diterima dalam bentuk revisi
12 Januari 2021
Diterima dalam bentuk revisi
Economic competition in Indonesia is getting tighter
which is influenced by the current globalization in line
with the high mobility of the population, the flow of
money traffic, goods and services and the increasing
business sector. In the era of globalization and free
trade, expedition companies have a role to play in the
distribution of goods. In this study, the undercosting of
the calculation of the cost of the fleet lease and the
occurrence of profit is irrelevant every period. The
research method used to determine the basic price of the
relevant lease is the Activity Based Costing (ABC)
method. Data collection with direct observation in the
finance section of PT Andalas Jaya Abadi Ekspres. As for
the results obtained from the data processing, namely by
using the ABC method in calculating the cost of the
principal rental of the fleet at PT Andalas Jaya Abadi
Ekspres, the basic price of all fleet rentals to the
palembang area is overcosting in the palembang area of
Rp 12,825,827 with a difference of Rp 2,036,513. While
in Pekanbaru undercosting area of Rp 20,193,939 with a
difference of Rp 3,549,360 and in padang area also
experienced overcosting of Rp 18,600.83 8 with a
difference of Rp 3,061,522 and the last one for medan
area undercosting also amounted to Rp 24,292,536 with
a difference of Rp 4,101,062. All regional routes are
undercosting due to all overheads and all cost triggers
are charged in HPP calculation using Activity Based
Costing method whereas in the previous method not all
cost triggers are charged in determining the cost of fleet
rental principal at PT Andalas Jaya Abadi Ekspres.
ABSTRAK
Persaingan perekonomian di Indonesia semakin ketat
yang dipengaruhi oleh adanya arus globalisasi seiring
dengan tingginya mobilitas penduduk, arus lalu lintas
uang, barang dan jasa serta semakin meningkatnya sektor
Keywords:
activity based costing;
overcosting; undercosting;
relevant earnings
Ratna Puspa Pertiwi
114 Syntax Admiration, Vol. 2, No. 1, Januari 2021
Kata kunci:
Penetapan biaya
berdasarkan aktivitas;
overcosting; undercosting;
laba yang relevan
bisnis. Di era globalisasi dan perdagangan bebas,
perusahaan ekspedisi memiliki peranan dalam
pendistribusian barang. Pada penelitian ini terjaadinya
undercosting pada perhitungan harga pokok sewa armada
dan terjadinya laba tidak relevan setiap periodenya.
Metode penelitian yang digunakan untuk menentukan
harga pokok sewa yang relevan yaitu metode Activity
Based Costing (ABC). Pengambilan data dengan
pengamatan secara langsung di bagian keuangan PT
Andalas Jaya Abadi Ekspres. Adapun hasil yang
didapatkan dari pengolahan data yaitu dengan
menggunakan metode ABC dalam perhitungan harga
pokok sewa armada pada PT Andalas Jaya Abadi
Ekspres, harga pokok sewa semua armada untuk ke
daerah palembang mengalami overcosting pada daerah
palembang sebesar Rp 12,825,827 dengan selisih sebesar
Rp 2,036,513. Sedangkan pada daerah Pekanbaru
undercosting sebesar Rp 20,193.939 dengan selisih
sebesar Rp 3,549,360 dan pada daerah Padang juga
mengalami overcosting sebesar Rp 18,600,838 dengan
selisih sebesar Rp 3,061,522 dan yang terakhir untuk
daerah Medan mengalami undercosting juga sebesar Rp
24,292,536 dengan selisih sebesar Rp 4,101,062. Semua
rute daerah mengalami undercosting karena semua
overhead dan semua pemicu biaya dibebankan dalam
perhitungan HPP menggunakan metode Activity Based
Costing sedangkan pada metode sebelumnya tidak semua
pemicu biaya dibebankan dalam penentuan harga pokok
sewa armada pada PT Andalas Jaya Abadi Ekspres.
Pendahuluan
Persaingan perekonomian di Indonesia semakin ketat yang dipengaruhi oleh
adanya arus globalisasi (Ahman & Indriani, 2007). Seiring dengan tingginya mobilitas
penduduk, arus lalu lintas uang, barang dan jasa serta semakin meningkatnya sektor
bisnis (Astuti, 2017). Di era globalisasi dan perdagangan bebas, perusahaan ekspedisi
memiliki peranan dalam pendistribusian barang (Mayana, 2004). Peranan perusahaan
ekspedisi semakin lebih penting lagi bagi industri dan perusahaan yang mempunyai
ketergantungan besar terhadap kecepatan dan ketepatan yang diperuntukkan kepada
penerima barang.
Adanya aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam sebuah perusahaan maka akan
menimbulkan biaya operasional. Dengan demikian, dalam menjalankan aktivitas di
dalam sebuah perusahaan ekspedisi tentunya juga tidak terlepas dari munculnya
berbagai biaya operasional. Adapun biaya-biaya operasional di perusahaan ekspedisi
mencakup biaya transportasi, biaya stelepon, internet, gaji dan upah karyawan, biaya
pemeliharaan kendaraan, biaya bahan bakar (BBM), biaya timbangan dan biaya lainnya
yang harus di tanggung dan perawatan berkala terhadap kendaraan tersebut berikut
Penerapan Activity Based Costing dalam Menentukan Harga Pokok Sewa Armada pada
PT Andalas Jaya Abadi Ekspres (Perusahaan Armada Logistik)
115 Syntax Admiration, Vol. 2, No. 1, Januari 2021
asuransinya. Padahal belum tentu penggunaan kendaraan tersebut dilakukan secara
berkala, sementara biaya-biaya yang harus dibayarkan terhadap kendaraan tersebut
harus dilakukan secara rutin/berkala. Semua hal tersebut sangat menjadi pertimbangan
bagi manajemen.
Metode Activity Based Costing merupakan salah satu metode kontemporer yang
diperlukan manajemen untuk meningkatkan kualitas dan output, menghilangkan waktu
aktivitas yang tidak menambah nilai dan mengefisiensikan perusahaan (Farida,
Sunandar, & Hetika, 2017). Perusahaan PT Andalas Jaya Abadi Ekspres (AJAE) adalah
perusahaan logistik dibidang sewa armada yang masih menggunakan metode tradisional
dalam perhitungan harga pokok sewa nya. Oleh karena itu, sistem ABC diperlukan
untuk bisa menentukan harga pokok sewa armada secara akurat dan efektif.
Perbandingan aktivitas yang digunakan dalam penentuan harga pokok sewa
Armada PT. AJAE. Pehitungan harga pokok sewa tersebut masih menggunakan sistem
tradisional yaitu tidak menggunakan aktivitas-aktivitas biaya yang seharusnya di
bebankan dalam harga pokok sewa armada (Maulana & Dzulkirom, 2016). Sehingga
menyebabkan laba perusahaan menjadi tidak relevan seakan laba perusahaan memiliki
nominal yang cukup besar. Maka, perlu dilakukannya sistem Activity Based Costing
dalam penerapan perhitungan harga pokok sewa armada di PT. AJAE (Miranti &
Triharyati, 2015).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang ada pada
Perusahaan PT Andalas Jaya Abadi Ekspres belum menggunakan metode Activity Based
Costing. Karena menggunakan metode Activity Based Costing dalam menentukan harga
pokok sewa armada dapat merincikan aktifitas-aktifitas apa saja baik biaya langsung
maupun biaya tidak langsung dalam penentuan harga pokok sewa armada. Dan pada PT
AJAE memiliki kendala tidak relevannya profit perusahaan karena kendala nya tidak
semua cost driver yang tidak dimasukkan dalam perhitungan harga sewa armada. Oleh
karena itu, penelitian dilakukan untuk meninjau harga pokok sewa mana yang
mengalami overcosting atau undercosting, dan untuk mengetahui laba perusahaan yang
relevan menggunakan metode Activity Based Costing.
Metode Penelitian
Metode analisis data ini menggunakan 6 langkah yang perlu dilakukan dalam
menggunakan sistem activity based costing (Wegmann, 2008). Pertama adalah
menghitung harga pokok sewa armada menggunakan metode yang digunakan oleh
perusahaan yaitu metode tradisional dimana belum semua elemen-elemen pada harga
sewa dimasukkan kedalam harga poko sewa armada. Kedua adalah pengelompokan
komponen-komponen yang berkaitan dengan penentuan biaya sewa pada armada yang
akan disewakan. Ketiga adalah mengklasifikasi aktivitas yang telah di identifikasi ke
dalam kelompok aktivitas dengan kategori Unit-level activity cost, Batch-related
activity cost, Product sustaining activity cost dan Fasilitas sustaining activity cost.
Keempat adalah mengidentifikasi pemicu biaya/cost driver dari setiap aktivitas biaya.
Ratna Puspa Pertiwi
116 Syntax Admiration, Vol. 2, No. 1, Januari 2021
Kelima adalah menentukan biaya per unit cost driver dengan membagi jumlah biaya
akivitas dengan cost driver (Anwar & Barus, 2019). Sebagai berikut :
A. Rumus Biaya Cost Driver Per Unit
Rumus diatas adalah untuk menentukan biaya cost driver per unit. Keenam
adalah membebankan biaya jasa sewa armada dengan cost driver yang telah
ditentukan dengan menghitung biaya BOP terlebih dahulu kemudian ditambahkan
dengan laba yang diharapkan oleh perusahaan. Dengan rumus sebagai berikut :
Rumus BOP yang Dibebankan
BOP yang dibebankan = per unit cost driver x cost driver yang dipilih
Rumus Tarif Kendaran Per Kelas
Tarif per kelas = Biaya transportasi + Laba yang diharapkan
Rumus diatas adalah rumus untuk menentukan tarif BOP dan Tarif kendaraan
per kelas armada. Dan langkah terakhir adalah setelah menghitung biaya sewa
menggunakan metode activity based costing, kemudian hasilnya dibandingkan
dengan hasil biaya sewa yang digunakan oleh perusahaan yaitu metode tradisional.
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2018 selama 3 bulan dengan
mendapatkan data perhitungan dalam penentuan harga pokok sewa armada.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data sekunder
yang digunakan antara lain: harga pokok sewa armada periode 2017/2018 dan list
komponen aktifitas apa saja yang termasuk dalam perhitungan harga pokok sewa di
PT AJAE. Harga pokok sewa armada periode 2017/2018 dapat dilihat pada table 1
di bawah ini :
B. Perhitungan harga pokok sewa PT AJAE 2017-2018
Ket
Palembang
Pekanbaru
Padang
Medan
Driver
Rp 6,000,000
Rp 8,500,000
Rp 8,000,000
Rp 9,500,000
Kenek
Rp 1,500,000
Rp 2,500,000
Rp 2,150,000
Rp 3,250,000
Solar (Rp
9,800,-)
Rp 1,774,316
Rp 3,579,579
Rp 3,440,216
Rp 5,258,474
Dokumen
Rp 100,000
Rp 100,000
Rp 100,000
Rp 100,000
Tol
Rp 400,000
Rp 800,000
Rp 725,000
Rp 1,020,000
Biaya
Rp 130,000
Rp 130,000
Rp 130,000
Rp 130,000
Penerapan Activity Based Costing dalam Menentukan Harga Pokok Sewa Armada pada
PT Andalas Jaya Abadi Ekspres (Perusahaan Armada Logistik)
117 Syntax Admiration, Vol. 2, No. 1, Januari 2021
Koordinasi
Biaya
Penyebrangan
Rp 385,000
Rp 385,000
Rp 385,000
Rp 385,000
Bongkar Muatan
Masuk
Rp 250,000
Rp 250,000
Rp 250,000
Rp 250,000
Bongkar Muatan
Keluar
Rp 250,000
Rp 400,000
Rp 350,000
Rp 500,000
Total Harga Pokok
Sewa
Rp 10,789,316
Rp 16,644,579
Rp 15,530,216
Rp
20,393,474
Hasil dan Pembahasan
A. Perhitungan Harga Pokok Sewa dengan Metode Akuntansi biaya tradisional
Perhitungan harga pokok sewa pada PT Andalas Jaya Abadi Ekspres dengan
menggunakan metode Akuntansi biaya tradisional dapat ditentukan apabila setelah
mengetahuinya biaya tetap, biaya variable dan biaya overhead. Berikut adalah
penjabaran harga pokok sewa yang diterapkan pada perusahaan PT Andalas Jaya
Abadi Ekspres di daerah Palembang, Pekanbaru, Padang dan Medan :
Tabel 1 Perhitungan Sewa dengan Metode Tradisional
Keterangan Biaya
Built Up
Palembang
Pekanbaru
Padang
Medan
Gaji Driver
Rp 6,000,000
Rp 8,500,000
Rp 8,000,000
Rp
9,500,000
Gaji Kenek
Rp 1,500,000
Rp 2,500,000
Rp 2,150,000
Rp
3,250,000
Solar (9.800)
Rp 1,774,316
Rp 3,579,579
Rp 3,440,316
Rp
5,258,474
Dokumen
Rp 100,000
Rp 100,000
Rp 100,000
Rp
100,000
Tol
Rp 400,000
Rp 800,000
Rp 725,000
Rp
1,020,000
Koordinasi
Rp 130,000
Rp 130,000
Rp 130,000
Rp
130,000
Penyeberangan
Rp 385,000
Rp 385,000
Rp 385,000
Rp
385,000
Bongkar Muatan
Masuk
Rp 250,000
Rp 250,000
Rp 250,000
Rp
250,000
Bongkar Muatan
Keluar
Rp 250,000
Rp 400,000
Rp 350,000
Rp
500,000
Total Harga
Sewa
Rp 10,789,316
Rp 16,644,579
Rp 15,530,316
Rp
20,393,474
B. Perhitungan Harga Pokok Sewa dengan Metode Activity Based Costing
1. Mengidentifikasi Aktifitas
Mengidentifikasi berbagai macam aktifitas yang terjadi pada PT Andalas
Jaya Abadi Ekspres dengan cara menggolongkan aktifikas kepada pusat - pusat
aktifitas. Penerapan Activity Based Costing dalam penerapan Harga Pokok Sewa
adalah sebagai berikut:
Ratna Puspa Pertiwi
118 Syntax Admiration, Vol. 2, No. 1, Januari 2021
a) Biaya Manajemen
b) Biaya Asuransi
c) Biaya Depresiasi Kendaraan
d) Biaya Operasional
e) Biaya Solar
f) Biaya Pajak Kendaraan
g) Biaya Perawatan kendaraan
h) Biaya Penyeberangan
i) Biaya Pelayanan
j) Biaya Borongan Supir/Gaji Supir
k) Biaya Tol
l) Biaya Koordinasi
m) Biaya Dokumen
n) Biaya Bongkar Muatan
2. Mengklasifikasi Aktifitas Berdasarkan kelompok Aktifitas
Klasifikasi biaya ke dalam berbagai aktivitas dengan jumlah keseluruhan
armada built up selama 1 tahun dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2 Klasifikasi Biaya ke dalam Aktivitas
No
Elemen Biaya
Jumlah
Unit-level cost
1
Biaya Uang Jalan
Rp 5,472,900,000
2
Biaya Solar
Rp 6,000,496,158
3
Biaya Tol
Rp 437,465,000
4
Biaya Dokumen
Rp 42,700,000
5
Penyeberangan
Rp 385,000
6
Bongkar Muatan Masuk
Rp 250,000
7
Bongkar Muatan Keluar
Rp 250,000
Batch-related activity cost
8
Biaya Perawatan Kendaraan
Rp 8,560,000,000
9
Biaya Koordinasi
Rp 55,510,000
Fasility-sustaining activity cost
10
Biaya Depresiasi Kendaraan
Rp 676,500,000
11
Biaya Pajak Kendaraan
Rp 1,507,096,500
12
Biaya Asuransi Kendaraan
Rp 427,000,000
3. Mengidentifikasi Cost Driver
Setelah aktivitas mengidentifikasi sesuai dengan kategorinya, selanjutnya
mengidentifikasi cost driver dari setiap biaya aktivitas (Schniederjans & Garvin,
1997).
Penerapan Activity Based Costing dalam Menentukan Harga Pokok Sewa Armada pada
PT Andalas Jaya Abadi Ekspres (Perusahaan Armada Logistik)
119 Syntax Admiration, Vol. 2, No. 1, Januari 2021
Tabel 3 Pengelompokan biaya sewa built up dan cost driver
Cost
No
Elemen Biaya
Driver
Driver
Jumlah
(trip)
Unit-level cost
1
Biaya Uang Jalan
Jumlah Pengiriman
427
Rp
5,472,900,000
2
Biaya Solar
Liter
2989000
Rp
6,000,496,158
3
Biaya Tol
Jumlah Pengiriman
427
Rp
437,465,000
4
Biaya Dokumen
Jumlah Pengiriman
427
Rp 42,700,000
Batch-related activity cost
5
Biaya Perawatan Kendaraan
Jumlah Pengiriman
427
Rp
8,560,000,000
6
Biaya Koordinasi
Jumlah Pengiriman
427
Rp 55,510,000
Fasility-sustaining activity cost
7
Biaya Depresiasi Kendaraan
Jumlah Pengiriman
427
Rp
676,500,000
8
Biaya Pajak Kendaraan
Jumlah Pengiriman
427
Rp
1,507,096,500
9
Biaya Asuransi Kendaraan
Jumlah Pengiriman
427
Rp
427,000,000
Total
Rp 23,179,667,658
4. Menentukan biaya per unit cost driver
Setelah mengidentifikasi cost driver, kemudian menentikan biaya per unit
cost driver. Karena setiap aktivitasnya memiliki cost driver dengan cara
membagi jumlah biaya dengan cost driver. Membebankan Biaya ke dalam Jasa
dengan menggunakan tarif cost driver dan ukuran aktivitas.
Berikut perhitungan mencari BOP untuk armada jenis built up dari bulan
agustus 2017 sampai dengan Juli 2018 untuk rute daerah Palembang, Pekanbaru,
Padang dan Medan, sebagai berikut:
Tabel 4 Biaya Sewa Armada Jenis Built up Pengiriman Palembang ABC
No
Elemen Biaya
Cost
Jumlah
Biaya
Per Unit
Driver
(trip)
1
Biaya Uang Jalan
Rp
7,500,000
97
Rp
727,500,000
2
Biaya Solar
Rp
1,774,316
97
Rp
172,108,652
3
Biaya Tol
Rp
400,000
97
Rp
38,800,000
4
Biaya Dokumen
Rp
97
Rp
Ratna Puspa Pertiwi
120 Syntax Admiration, Vol. 2, No. 1, Januari 2021
100,000
9,700,000
5
Penyebrangan
Rp
385,000
97
Rp
37,345,000
6
Bongkar Muatan
Masuk
Rp
250,000
97
Rp
24,250,000
7
Bongkar Muatan
Keluar
Rp
250,000
97
Rp
24,250,000
8
Biaya Perawatan
Kendaraan
Rp
347,431
97
Rp
33,700,787
9
Biaya Koordinasi
Rp
130,000
97
Rp
12,610,000
10
Biaya Depresiasi
Kendaraan
Rp
581,186
97
Rp
56,375,000
11
Biaya Pajak
Kendaraan
Rp
107,896
97
Rp
10,465,948
12
Biaya Asuransi
Kendaraan
Rp
1,000,000
97
Rp
97,000,000
Total Biaya Jenis
Built up
Pengiriman P
Rp
1,244,105,387
Jumlah Data
Pengiriman
97
Biaya Per unit
Rp
12,825,829
20% Laba
Rp
2,565,166
Jumlah Biaya
Rp
15,390,994
Tabel 5 Biaya Sewa Armada Jenis Built up Pengiriman Pakanbaru ABC
No
Elemen Biaya
Biaya Per
Unit
Cost
Driver
Jumlah
(trip)
1
Biaya Uang Jalan
Rp11,000,000
52
572,000,000
2
Biaya Solar
Rp
3,579,579
52
Rp
186,138,108
3
Biaya Tol
Rp
800,000
52
Rp
41,600,000
4
Biaya Dokumen
Rp
100,000
52
Rp
5,200,000
5
Penyebrangan
Rp
718,173
52
Rp
37,345,000
6
Bongkar Muatan
Masuk
Rp
466,346
52
Rp
24,250,000
7
Bongkar Muatan
Keluar
Rp
466,346
52
Rp
24,250,000
8
Biaya Perawatan
Kendaraan
Rp
648,092
52
Rp
33,700,787
9
Biaya Koordinasi
Rp
130,000
52
Rp
6,760,000
10
Biaya Depresiasi
Kendaraan
Rp
1,084,135
52
Rp
56,375,000
11
Biaya Pajak
Rp
52
Rp
Penerapan Activity Based Costing dalam Menentukan Harga Pokok Sewa Armada pada
PT Andalas Jaya Abadi Ekspres (Perusahaan Armada Logistik)
121 Syntax Admiration, Vol. 2, No. 1, Januari 2021
Kendaraan
201,268
10,465,948
12
Biaya Asuransi
Kendaraan
Rp
1,000,000
52
Rp
52,000,000
Total Biaya Jenis Built up Pengiriman
Pakanbaru
Rp
1,050,084,843
Jumlah Data
Pengiriman
52
Biaya Per unit
Rp
20,193,939
20% Laba
Rp
4,038,788
Jumlah Biaya
Rp
24,232,727
Tabel 6 Biaya Sewa Armada Jenis Built up Pengiriman Padang ABC
Cost
No
Elemen
Biaya
Biaya Per
Unit
Driver
Jumlah
(trip)
1
Biaya Uang
Jalan
Rp
10,150,000
61
Rp
619,150,000
2
Biaya Solar
Rp
3,440,318
61
Rp
209,859,398
3
Biaya Tol
Rp
725,000
61
Rp
44,225,000
4
Biaya
Dokumen
Rp
100,000
61
Rp
6,100,000
5
Penyebrangan
Rp
612,213
61
Rp
37,345,000
6
Bongkar
Muatan
Masuk
Rp
397,541
61
Rp
24,250,000
7
Bongkar
Muatan
Keluar
Rp
397,541
61
Rp
24,250,000
8
Biaya
Perawatan
Kendaraan
Rp
552,472
61
Rp
33,700,787
9
Biaya
Koordinasi
Rp
130,000
61
Rp
7,930,000
10
Biaya
Depresiasi
Kendaraan
Rp
924,180
61
Rp
56,375,000
11
Biaya Pajak
Kendaraan
Rp
171,573
61
Rp
10,465,948
12
Biaya
Asuransi
Kendaraan
Rp
1,000,000
61
Rp
61,000,000
Total Biaya Jenis Built up
Pengiriman Padang
Rp
1,134,651,133
Jumlah Data
Pengiriman
61
Biaya Per unit
Rp
18,600,838
Ratna Puspa Pertiwi
122 Syntax Admiration, Vol. 2, No. 1, Januari 2021
20% Laba
Rp
3,720,168
Jumlah Biaya
Rp
22,321,006
Tabel 7 Biaya Sewa Armada Jenis Built up Pengiriman Medan ABC
Cost
No
Elemen
Biaya
Biaya Per
Unit
Driver
Jumlah
(trip)
1
Biaya Uang
Jalan
Rp
12,750,000
44
Rp
561,000,000
2
Biaya Solar
Rp
5,258,474
44
Rp
231,372,856
3
Biaya Tol
Rp
1,020,000
44
Rp
44,880,000
4
Biaya
Dokumen
Rp
100,000
44
Rp
4,400,000
5
Penyebrangan
Rp
848,750
44
Rp
37,345,000
6
Bongkar
Muatan
Masuk
Rp
551,136
44
Rp
24,250,000
7
Bongkar
Muatan
Keluar
Rp
551,136
44
Rp
24,250,000
8
Biaya
Perawatan
Kendaraan
Rp
765,927
44
Rp
33,700,787
9
Biaya
Koordinasi
Rp
130,000
44
Rp
5,720,000
10
Biaya
Depresiasi
Kendaraan
Rp
1,281,250
44
Rp
56,375,000
11
Biaya Pajak
Kendaraan
Rp
237,862
44
Rp
10,465,948
12
Biaya
Asuransi
Kendaraan
Rp
1,000,000
44
Rp
44,000,000
Total Biaya Jenis Built up
Pengiriman Medan
Rp
1,077,759,591
Jumlah Data
Pengiriman
44
Biaya Per unit
Rp
24,494,536
20% Laba
Rp
4,898,907
Jumlah Biaya
Rp
29,393,443
5. Perbandingan Profit Metode Tradisional dan Metode ABC (Aningsih & Diyani,
2018)
Penerapan Activity Based Costing dalam Menentukan Harga Pokok Sewa Armada pada
PT Andalas Jaya Abadi Ekspres (Perusahaan Armada Logistik)
123 Syntax Admiration, Vol. 2, No. 1, Januari 2021
Perbandingan Harga Pokok Sewa armada dengan menggunakan metode
tradisional dan menggunakan metode ABC. Berikut adalah perbandingan kedua
metode untuk armada jenis built up pengiriman ke daerah Palembang.
C. Perbandingan Metode Tradisional dan
1. Metode ABC
Daerah
Metode
Pendapatan
Pengeluaran
Profit/unit
Palembang
Tradisional
Rp 15,105,042
Rp 10,789,316
Rp 4,315,726
ABC
Rp 15,105,042
Rp 12,825,829
Rp 2,279,213
Pekanbaru
Tradisional
Rp 23,302,411
Rp 16,644,579
Rp 6,657,832
ABC
Rp 23,302,411
Rp 20,193,939
Rp 3,108,471
Padang
Tradisional
Rp 21,742,442
Rp 15,530,316
Rp 6,212,126
ABC
Rp 21,742,442
Rp 18,600,838
Rp 3,141,604
Medan
Tradisional
Rp 28,550,863
Rp 20,393,474
Rp 8,157,389
ABC
Rp 28,550,863
Rp 24,494,536
Rp 4,056,327
Berdasarkan tabel diatas terlihat jelas bahwa hasil perhitungan
menggunakan metode Activity Based Costing lebih besar bila dibandingkan
dengan metode yang digunakan perusahaan yaitu metode tradisional. Terlihat
dari hasil yang didapatkan dari metode ABC maka terjadinya undercosting pada
daerah Palembang, Pekanbaru, Padang dan Medan.
Perhitungan menggunakan metode ABC dalam perhitungan Harga Pokok
Sewa armada pada PT Andalas Jaya Abadi Ekspres, Harga Pokok Sewa armada
ke daerah Palembang mengalami undercosting pada daerah Palembang sebesar
Rp 12,825,827 dengan selisih sebesar Rp 2,036,513. Sedangkan pada daerah
Pekanbaru undercosting sebesar Rp 20,193.939 dengan selisih sebesar Rp
3,549,360 dan pada daerah Padang juga mengalami undercosting sebesar Rp
18,600,838 dengan selisih sebesar Rp 3,061,522 dan yang terakhir untuk daerah
Medan mengalami undercosting juga sebesar Rp 24,292,536 dengan selisih
sebesar Rp 4,101,062.
Dikarenakan pada metode tradisional biaya-biaya yang seharusnya menjadi
kewajiban jangka panjang tidak dibebankan pada penentuan Harga Pokok Sewa
Armada tersebut. Hal tersebut tentu yang menyebabkan nilai biayanya pada
metode tradisional lebih kecil, karena biaya overhead pada masing-masing
armada hanya dibebankan pada cost driver saja. Akibatnya cenderung
mengalami distorsi pada pembiayaan overhead. Sedangkan pada metode ABC
biaya yang dibebankan setiap rute perjalanan armada lebih dari satu cost driver,
sehingga pada metode ABC mampu mengalokasikan biaya-biaya aktivitas ke
setiap armada secara tepat berdasarkan dari masing-masing aktivitas.
Ratna Puspa Pertiwi
124 Syntax Admiration, Vol. 2, No. 1, Januari 2021
Sehingga laba perusahaan yang seakan memiliki laba yang cukup besar
terlihat hampir sekitar 50% laba yang didapatkan harus dibebankan pada harga
pokok sewa armada. Juga dikarenakan pembebanan biaya pada metode
tradisional hanya menggunakan biaya langsung saja dalam perhitungan harga
pokok sewa armada.
Maka dari itu diketahui bahwa metode ABC lebih menguntungkan
dibandingkan dengan metode tradisional. Karena komponen biaya yang bersifat
jangka panjang pada metode ABC dialokasikan pada setiap kelas di setiap
bulannya. Sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan komponen biaya
jangka panjang tersebut pada akhir tahunnya. Hal ini tentu dapat dijadikan
perusahaan sebagai acuan untuk perencanaan investasi di setiap periode/bulan
disamping budgeting perusahaan dan agar pehitungan keuntungan dalam
perusahaan lebih relevan.
Kesimpulan
Dengan menggunakan metode ABC dalam perhitungan Harga Pokok Sewa
armada pada PT Andalas Jaya Abadi Ekspres, Harga Pokok Sewa armada untuk ke
daerah Palembang mengalami undercosting pada daerah Palembang sebesar Rp
12,825,827 dengan selisih sebesar Rp 2,036,513 .Sedangkan pada daerah Pekanbaru
undercosting sebesar Rp 20,193.939 dengan selisih sebesar Rp 3,549,360 dan pada
daerah Padang juga mengalami undercosting sebesar Rp 18,600,838 dengan selisih
sebesar Rp 3,061,522 dan yang terakhir untuk daerah Medan mengalami undercosting
juga sebesar Rp 24,292,536 dengan selisih sebesar Rp 4,101,062. Semua rute daerah
mengalami undercosting karena semua overhead dan semua pemicu biaya dibebankan
dalam perhitungan HPP menggunakan metode ABC sedangkan pada metode
sebelumnya tidak semua pemicu biaya dibebankan dalam penentuan harga pokok sewa
armada. Dan metode ABC menjadikan laba perusahaan tidak relevan salah satunya
karena biaya jangka panjang yang tidak dibebankan setiap armada pada perhitungan
Harga Pokok Sewa. Sehingga laba pada perusahaan seakan-akan lebih besar padahal
hampir sekitar 50% laba yang didapat seharusnya dihitung sebagai harga pokok sewa.
Dan juga dikarenakan pembebanan biaya pada metode yang dilakukan perusahaan
hanya biaya langsung saja. Maka dari itu perhitungan keuntungan pada PT Andalas Jaya
Abadi Ekspres tidak relevan.
Penerapan Activity Based Costing dalam Menentukan Harga Pokok Sewa Armada pada
PT Andalas Jaya Abadi Ekspres (Perusahaan Armada Logistik)
125 Syntax Admiration, Vol. 2, No. 1, Januari 2021
BIBLIOGRAFI
Ahman, Eeng, & Indriani, Epi. (2007). Ekonomi dan akuntansi: Membina kompetensi
ekonomi. Jakarta: PT Grafindo Media Pratama.
Aningsih, Retno Fitri, & Diyani, Lucia Ari. (2018). Perhitungan Harga Pokok Produksi
Menggunakan Metode Tradisional Costing dan Activity Based Costing. Jurnal
Online Insan Akuntan, 3(1), 110.
Anwar, Sahipul, & Barus, Muhammad Irsan. (2019). Perhitungan Unit Cost
Pembiayaan Pendidikan Program Studi PAI STAI Sepakat Segenep Kutacane
Metode Activity Based Costing. Al-Muaddib: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Dan
Keislaman, 4(1), 136145.
Astuti, Prihartini Budi. (2017). Dampak Masyarakat Ekonomi Asean Terhadap Neraca
Pembayaran Indonesia Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Keuangan, 6(1),
2958.
Farida, Ida, Sunandar, Sunandar, & Hetika, Hetika. (2017). Analisis Penggunaan
Metode Activity Based Costing (ABC) dalam Menentukan Sumbangan Pembinaan
Pendidikan (Spp) pada Politeknik Harapan Bersama. Media Riset Akuntansi,
Auditing & Informasi, 17(1), 1730.
Maulana, Ardi Helmy, & Dzulkirom, A. R. (2016). Analisis Activity Based Costing
System (ABC System) Sebagai Dasar Menentukan Harga Pokok Kamar Hotel
(Studi Kasus Pada Hotel Selecta Kota Batu Tahun 2014). Jurnal Administrasi
Bisnis, 30(1), 161170.
Mayana, Ranti Fauza. (2004). Perlindungan Desain Industri di Indonesia dalam Era
Perdagangan Bebas. Jakarta: Grasindo.
Miranti, Bunga, & Triharyati, Eri. (2015). Analisis Penentuan Tarif Rawat Inap Dengan
Metode Activity Based Costing Pada RSUD Hapsari Medika Kota Lubuklinggau.
Jurnal Ilmu Manajemen, 5(1), 2843.
Schniederjans, Marc J., & Garvin, Tim. (1997). Using the analytic hierarchy process
and multi-objective programming for the selection of cost drivers in activity-based
costing. European Journal of Operational Research, 100(1), 7280.
Wegmann, Gregory. (2008). The activity-based costing method: development and
applications. The IUP Journal of Accounting Research and Audit Practices, 8(1),
722.