Jurnal Syntax Admiration

Vol. 3 No. 6 Juni 2022

p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356

Sosial Teknik

 

PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BK TERINTEGRASI AKUN BELAJAR.ID

 

Lidya Ardiyan, Sri Milfayetty, Sukarman Purba, Muhammad Joharis Lubis

Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan, Indonesia

Email : [email protected] [email protected][email protected][email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Diterima

5 Juni 2022

Direvisi

17 Juni 2022

Disetujui

23 Juni 2022

Keterampilan Profesional guru Bimbingan Konseling dan keterampilan pengggunaan Teknologi Informasi dan Komputer perlu ditingkatkan. Pemanfaatan akun belajar.id dalam pengembangan model manajemen pelatihan peningkatan kompetensi profesional guru BK menjadi salah satu solusi. Penelitian Riset dan pengembangan ini ditujukan untuk melihat apakah Pengembangan Model Manajemen berbasis akun belajar.id ini mampu meningkatkan kompetensi Profesional Guru BK jenjang SMP di kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan model manajemen pelatihan dengan pendekatan Riset dan Development yang berarti melakukan pengembangan sebagai tindak lanjut dalam rangka penyempurnaan serta perbaikan. Subjek Penelitian sejumlah 27 orang dan menunjukkan peningkatan hasil pretest rata-rata 40,40 menjadi hasil posttest 79,60. Rata-rata nilai sikap dan keterampilan 89,60 dan nilai akhir rata-rata pelatihan 87,60. Selanjutnya diharapkan setelah pelatihan ini guru BK bisa menampilkan kinerja yang lebih baik, memfasilitasi siswa, guru dan sekolah menuju pendidikan yang lebih baik.

Kata kunci:

Model Manajemen Pelatihan, Kompetensi Profesional, Guru BK, Akun belajar.id


Keywords :

Training Management Model, Professional Competence, BK Teacher, belajar.id Account

Tig

 

 

ABSTRACT

The Professional Skills of Guidance Counseling teachers and the skills of using Information and Computer Technology need to be improved. The use of belajar.id account in the development of a training management model to improve the professional competence of BK teachers is one solution. This research and development is aimed at seeing whether the development of an account-based Management Model belajar.id is able to improve the professional competence of BK Teachers at the junior high school level in Deli Serdang district, North Sumatra. This research is a research on the development of a training management model with a Research and Development approach which means to develop as a follow-up in the context of improvement and improvement. The study subjects were 27 people and showed an increase in average pretest results of 40.40 to posttest results of 79.60. The average attitude and skill score was 89.60 and the average final score of training was 87.60. Furthermore, it is hoped that after this training, BK teachers can display better performance, facilitate students, teachers and schools towards a better education.


 

Pendahuluan

Bimbingan Konseling (BK) menjadi bagian integral dalam penyelenggaraan pendidikan yang mengarah pada pembentukan dan pengembangan potensi yang dimiliki siswa, dan memfasilitasi siswa dalam menjalani tugas perkembangannya (Ahmad Susanto, 2018). Untuk itu guru BK harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk menjalani tugasnya, yaitu kompetensi pribadi, sosial, pedagogik dan profesional. Khususnya kompetensi profesional seorang guru BK menjadi sorotan dari warga sekolah lainnya (Nurrahmi, 2015). Survey awal yang dilakukan peneliti pada 44 orang guru BK menemukan adanya masalah pada guru BK yang dianggap tidak menjalankan tugas dan fungsi sebagai guru BK dan melakukan program layanan bimbingan dan konseling yang memadai bagi siswa. Untuk keterampilan yang dimiliki oleh guru BK dalam melaksanakan tugas menyusun dan melaksanakan program BK, untuk menentukan metode yang tepat untuk siswa, menyusun program mingguan, program harian, RPL dan menyusun perangkat asesmen yang dibutuhkan, responden yang menjawab mampu melakukan sendiri tidak lebih dari 50% responden.

Kompetensi guru BK secara profesional dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.27 Tahun 2008 tentang Standart Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor (Pendidikan, 2008). Kompetensi profesional guru BK mengacu pada Permendiknas tersebut diantaranya menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan dan masalah konseli, Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling, merancang program bimbingan dan konseling, mengimplementasikan program bimbingan dan konseling yang komprehensif, Menilai proses dan hasil kegiatan bimbingan dan konseling, memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional, dan menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan konseling.

Masalah peningkatan keterampilan yang dimiliki guru BK dan juga bagaimana membina kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya menjadi hal yang digarisbawahi dalam penelitian ini (Hikmawati, 2016).Tinggi rendahnya kinerja seorang pegawai tentunya ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya baik secara langsung ataupun tidak langsung. (Mangkunegara, 2011) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation) yang bisa diperoleh dari diri sendiri maupun dari dukungan orang lain.

Dalam sebuah Secara umum peningkatan keterampilan diperoleh karyawan (dalam hal ini guru BK) dikaitkan erat dengan training dan development. (Mondy & Martocchio, 2016) menyatakan bahwa training dan developmnet merupakan jantung dari usaha berkesinambungan yang didesign untuk meningkatkan kompetensi pekerja dan performa organisasi. training atau pelatihan diartikan sebagai aktivitas-aktivitas yang didesign untuk memenuhi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh pembelajar/peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaannya. sementara development atau pengembangan merupakan pembelajaran yang mengarah pada tugas disaat ini dan memiliki fokus lebih ke jangka panjang.

Penguasaan teknologi guru BK juga akan membantu dalam pelaksanaan tugas dan peran sebagai guru BK. Hadirnya akun belajar.id sebagai salah satu bentuk Google Suite for Education oleh pemerintah kepada semua warga pendididikan mulai dari kepala sekolah dan staff sekolah, guru, siswa, dan pengawas sekolah memfasilitasi perkembangan teknologi dalam pendidikan. Melalui Peraturan Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Nomor 16 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Pemanfaatan Data Pokok Pendidikan untuk Akun Akses Layanan Pembelajaran dijelaskan bahwa keberadaan akun ini dapat digunakan oleh peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan sebagai akun untuk mengakses aplikasi pembelajaran berbasis elektronik. Akun Pembelajaran otomatis mendapat akses ke aplikasi pendukung pembelajaran dalam Google Workspace for Education yang siap pakai dan telah banyak digunakan publik, Pembuatan dan penggunaan Akun Pembelajaran bebas biaya, Pengunaan aplikasi pembelajaran Google Workspace for Education bebas biaya, Sistem Google mampu mengelola puluhan juta akun sekaligus dengan keamanan tingkat tinggi, Akun yang sama dapat digunakan untuk mengakses aplikasi Kemendikbud serta berbagai aplikasi lainnya di luar ekosistem Google (Kementerian Pendidikan & Riset, 2021).

Maka penelitian ini berusaha untuk melakukan pengembangan model manajemen pelatihan peningkatan kompetensi Profesional guru BK dengan memanfaatkan akun belajar.id. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan (Sri, 2021) dengan hasil yang diperoleh bahwa penerapan media pembelajaran daring berupa podcast untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam berjalan dengan baik, karena sudah dipersiapkan secara matang sebelum pelaksanaan, dan implementasi media tersebut tentunya telah melewati beberapa pertimbangan yang ada, termasuk minat dari peserta didik serta keefektivannya.

 

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan model manajemen pelatihan dengan pendekatan Riset dan Development yang berarti melakukan pengembangan sebagai tindak lanjut dalam rangka penyempurnaan serta perbaikan (Haryati, 2012). Metode ini dalam penelitian ini menghasilkan produk yaitu pelatihan melalui tahap-tahap uji sebelum produk efektif diterapkan lebih lanjut. (Hamzah, 2021) memamparkan bahwa penelitian dan pengembangan pendidikan adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Tahapan untuk melakukan penelitian dan pengembangan sesuai dengan saran (Sugiyono, 2013) bahwa untuk menghasilkan produk tertentu serta melakukan pengujian seberapa besar kefektifan produk dilakukan terdiri dari: rasional, spesifikasi produk, persyaratan produk, gambar pengembangan model, sasaran pelatihan, materi pelatihan, pelaksanaan coaching clinic dan FKN, evaluasi pelaksaanaan Coaching Clinic dan FKN serta evaluasi tindak lanjut. Gambar desain model manajemen pengembangan pelatihan FKN dapat di lihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Desain pengembangan Model Manajemen Pelatihan Peningkatan Kompetensi Profesional Guru BK dengan akun.belajar.id

 

Perencanaan adalah langkah awal fungsi manajemen, yang merupakan proses tersusun secara sistemik dalam mengambil keputusan tentang sesuatu yang akan dilakukan pada waktu yang akan dating (Talibo, 2018). Perencanaan pengembangan model manajemen pelatihan ini diawali dengan identifikasi masalah, diawali data jumlah guru BK. Data ini diperoleh melalui observasi dan wanwancara pada ragam pihak seperti kepala sekolah, guru BK dan perwakilan dinas. Selanjutnya kegiatan dalam pengorganisasian meliputi penyusunan pengembangan model manajemen pelatihan, pengorganisasian tim pengembang dan penyusun, Pengawas sekolah dan pengurus MGBK. Tim pengembang dan penyusun juga mengorganisasikan perangkat materi, skenario pembelajaran, bahan tayang, Lembar Kerja di setiap sesi materi, lembar penilaian hingga soal pretest-posttest.

Kegiatan pelaksanaan dilakukan seiring dengan pelaksanaan uji coba terbatas dalam bentuk FGD antara Peneliti, pengurus MGBK dan pengawas. Kegiatan Akhir pelaksanaan diisi dengan Diskusi dan refleksi pelaksanaan oleh Tim Penyusun dan Pengembang dan Reviewer. Hasil kegiatan ini digunakan untuk revisi program pelatihan untuk penyempurnaan sebelum pelaksanaan. Dibagian evaluasi dilakukan evaluasi pelaksanaan program, evaluasi hasil dan produk pelatihan dari peserta, untuk selanjutnya melakukan tindak lanjut dan penerbitan sertifikat bagi guru sasaran.

Produk-produk yang dihasilkan dalam pengembangan model manajemen pelatihan kompetensi profesional guru BK ini antara lain Panduan kegiatan, bahan ajar, bahan tayang narasumber, perangkat penilaian, lembar kerja peserta dan instrumen evaluasi pelaksanaan, data administrasi peserta (surat tugas, biodata). Produk di tahap pelaksanaan refleksi Materi, hasil Lembar kerja, protofolio bahan tayang dan dokumentasi kegiatan dan rencana tindak lanjut.Di tahap evaluasi produk yang dihasilkan antara lain evaluasi sikap, evaluasi keterampilan, evaluasi pencapaian materi melalui posttest, dan evaluasi penyelenggaraan. Semua panduan dan konten pelatihan ini disiapkan dalam bentuk digital, dengan fasilitas Google Suite for Education melalui akun belajar.id. Berikut ini secara singkat rancangan pengembangan model manajemen pelatihan peningkatan kompetensi profesional guru BK dengan akun belajar.id.

 

Tabel 1 Rancangan Pengembangan Model Manajemen Pelatihan Peningkatan Kompetensi Profesional Guru BK dengan Akun belajar.id

Judul Pelatihan

Peningkatan Kompetensi Profesional Guru BK dengan Akun belajar.id

Latar Belakang

       Kondisi guru BK di sekolah tidak menampilkan performa dan kinerja yang baik, dengan kata lain kompetensi profesional dianggap belum memadai.

       Hasil survey yang menunjukkan bahwa keterampilan TIK saat ini yang paling minim dimiliki oleh guru BK, dan tuntutan abad-21 yang mengedepankan literasi dan penguasaan TIK.

       Akses akun belajar.id yang disediakan oleh pemerintah

Tujuan

1.      Guru BK mampu melakukan tugas sebagai guru BK, mampu merancang dan melaksanakan layanan BK.

2.      Guru BK mampu menguasai fitur akun belajar.id yang mendukung dalam layanan BK

Mekanisme dan Rancangan

    Pengawas dan Pengurus MGBK menjadi narasumber dalam kegiatan.

    Kompetensi profesional dalam penelitian ini difokuskan kepada asesmen dalam layanan BK dan menyusun program layanan BK.

    Fitur akun belajar.id yang dimanfaatkan dalam pelatihan diantaranya Google site, Google docs, Google sheet, Google form, Google slide, Google Classroom dan Google meet.

Output

Buku digital dan Media layanan Digital

Materi Ajar/ Struktur Kurikulum

1.      asesmen dalam layanan BK, khususnya pemetaan kebutuhan belajar peserta didik

2.      penyusunan program layanan BK, khususnya penyusunan rancangan program layanan yang memfasilitasi differensiasi peserta didik

3.      pengenalan dan penggunaan fitur-fitur akun belajar.id

4.      pemanfaatan fitur akun belajar.id dalam layanan BK

Rancangan Anggaran Biaya

Anggaran mandiri dari setiap guru dan komunitas (MGBK)

Indikator Kinerja Kegiatan

       guru lulus ujian akhir pelatihan

       guru menghasilkan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik

       guru menghasilkan rancangan program layanan BK berdiferensiasi

       guru menghasilkan Google Site Layanan Bimbingan Konseling

Keberlanjutan

Setelah mampu memenuhi indikator kinerja kegiatan ini diharapkan guru BK menerapkannya di sekolah dan melakukan refleksi dan perbaikan, juga menghasilkan karya tulis ilmiah

PIC

Pengurus MGBK; Pengawas Sekolah; Dinas Pendidikan

Alokasi Kegiatan

34 Jam Pelajaran (1 jam pelajaran dengan alokasi waktu 45 menit)

Moda Kegiatan

Dalam jaringan, menggunakan fitur akun belajar.id

Pelatihan Peningkatan Kompetensi Profesional guru BK dengan akun belajar.id ini sendiri mengambil model blended learning, dimana dilakukan oleh guru BK menerima materi palatihan secara daring namun selanjutnya menerapkannya dalam konteks pekerjaan masing-masing secara luring atau dikenal juga dengan On the job Training. On the job training juga merupakan metode informal dalam pelatihan dan pengembangan yang memberikan pekerja mempelajari pekerjaannya dengan melakukannya (Mondy & Martocchio, 2016). Teknik ini melatih seseorang untuk mempelajari pekerjaannya sambil mengerjakan pekerjaan tersebut (Ruparel et al., 2020).

Sebanyak 27 orang subjek guru BK menerima materi secara daring melalui kegiatan sinkronous melalui bantuan fitur google meet, dan dilanjutkan dengan asinkronous belajar mandiri dan pengumpulan tugas dengan menggunakan fitur Google Classroom.Kegiatan dilakukan selama 6 minggu, mulai tanggal 11 November 2021 hingga 23 Desember 2021. Hasil yang diperoleh secara umum para guru menyusun pemetaan kebutuhan belajar siswa dan membuat Rancangan Pelaksanaan Layanan BK yang berdifferensiasi. pemanfaatan fitur-fitur akun belajar.id dan bagaimana memanfaatkannya dalam layanan BK. Guru BK bisa menyusun layanan BK dengan Google Classroom, maupun google sites, dan memanfaatkan fitur lain sebagai konten layanan, dan melaukan asesmen secara online melalui bantuan google form. Hasil pretest rata-rata 40,40 dan hasil posttest 79,60. Rata-rata nilai sikap dan keterampilan 89,60 dan nilai akhir rata-rata pelatihan 87,60.

Untuk evaluasi kegiatan seluruh peserta menyatakan pelatihan ini memberikan manfaat, wawasan dan keterampilan baru bagi mereka, merasa puas dengan hasilnya dan berharap pelatihan seperti ini juga bisa dilaksanakan secara tatap muka full dan pendampingan ke sekolah-sekolah.

 

Pembahasan

Pelatihanditujukan untuk mempersiapkan�� pegawai�� dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pekerjaan mereka saat ini. Pengembangan mencakup kegiatan belajar di luar pekerjaan saat ini dan memiliki fokus jangka panjang) (Kandou, 2013). Daripendapatparaahlidiatasdapatdisimpulkanbahwapelatihanmerupakansuatu programyangdiharapkandapatmemberikanrangsangankepadaseseoranguntukdapat meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan organisasi (Mondy dkk, 2016).

(Ruparel et al., 2020) menyatakan bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan bagian dari siklus kebijakan dan praktik yang dilakukan dalam mengelola sumber daya manusia dalam suatu organisasi untuk menghasilkan pengetahuan, perilaku dan performa yang diharapkan oleh organisasi. Kedudukan pelatihan dan pengembangan menurut (Ruparel et al., 2020) bisa dilihat dalam gambar berikut :

Gambar 1.Alur Manajemen Sumber Daya Manusia

(Ruparel et al., 2020)

Inti dari tujuan dilakukannya pelatihan dan pengembangan adalah untuk meningkatkan performa. Pada perusahaan besar pelatihan dan pengembangan ini menjadi fokus yang bersifat dari atas ke bawah, dikarenakan adanya pengorganisasian di level organizasi untuk mengarahkan masing-masing individu dalam organisasi. Namun dalam kasus ini justru pelatihan dan pengembangan yang didapatkan guru BK dikatakan sangat kurang didukung oleh organisasi (dalam hal ini dinas dan sekolah), kesempatan untuk diusulkan mengikuti pelatihan dan pengembangan cukup minim. Inisiatif guru BK untuk melakukan pelatihan dan pengembangan dirinya sendiri juga terungkap masih tidak sesuai harapan.

Beberapa fakta temuan tentang posisi guru BK dalam penelitian ini diantaranya, Pertama, pekerjaan jadi guru termasuk BK itu sekarang masuk kategori high pressure low revenue, guru BK menerima banyak tuntutan dari sekitarnya untuk menjadi andalan terutama dalam pemetaan siswa dan penyusunan visi, misi danprogram yang berdampak pada siswa (Syahniar et al., 2017). Kondisi kekurangan formasi guru BK yang hampir merata diseluruh pelosok membuat beban kerja guru BK juga berlipat. sementara itu disisi lain, bagi banyak guru BK dengan status honorer, mereka mengalami kesenjangan ekonomi, dimana guru lain menerima gaji sesuai jumlah jam yang diampu, guru BK dianggap tidak memenuhi jam ini dan terkadang terpaksa untuk mengampu mata pelajaran lain, demi honor cair. Kedua,guru BK di Indonesia sebagiannya masih berhadapan dengan dilema antara pemenuhan kualifikasi dasar: S1 BK dan non BK dengan hasrat memenuhi fungsi BK untuk anak, dan angka case dilema ini makin besar seiring pensiun masal dan lambatnya rekrutmen guru BK baru. Ketiga, Guru BK di Indonesia sebagian besar tidak mendapatkan dan juga tidak berinisiatif untuk mengupayakan pengembangan diri setelah 3-8 tahun bertugas. sebagian besar guru BK masih mengandalkan ilmu atau memori selama kuliah yang tidak sempat dikembangkan.

Bimbingandan konseling sebagai��� komponen��� yang��� terpadu dalamsistempendidikan, memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli��� untuk��� mencapai kemandirian�� dalam�� wujud����� kemampuan memahami diri dan lingkungan, menerima diri,�� mengarahkan�� diri,�� dan�� mengambil keputusan,sertamerealisasikandirisecara bertanggungjawab,sehinggabahagiadan sejahtera dalam kehidupannya (Kementerian Pendidikan & Riset, 2021).��� Bimbingan��� dan konseling pada satuan pendidikan diselenggarakanuntukmembantupeserta didik/konselidalammencapaitugas-tugas perkembangannya. Salah satu upaya membantu�� peserta�� didik/konseli�� dalam meminimalisir��� dan mengatasi��� kendala dalam pencapaian tugas perkembangannya yaitu melalui layanan Bimbingan dan Konseling yang tepat.

Guru BK memiliki peran penting dalam proses transformasi pendidikan di sekolah, mendampingi siswa mencapai tingkat perkembangan optimal dalam aspek intelektual, emosi, sosial, moral dan bahasa, untuk selanjutnya membentuk kepribadian peserta didik yang kokoh, mandiri dan bertanggungjawab. Untuk itu seorang guru BK harus terus update untuk meningkatkan keterampilan dirinya melalui program pelatihan dan pengembangan keterampilan-keterampilan yang mendukung aktualisasi dirinya. Pelatihan sebagai salah���satu upaya pengembangan kompetensiguru bimbingan dan konseling. Pelatihan��� guru�� berkontribusi pada mutu pendidikan apabila di dalam perencanaan pelatihan, pelaksanaan, strategi pelatihan dan evaluasinya mengacupadaprinsip-prinsippengembangan�� manusia��� yang��� kualitatif (Aminah et al., 2021).

Berdasarkan (Hartono & Mudhar, 2022) menyatakan bahwa Sikap aktualisasi diri guru bimbingan dan konseling merupakan aspek penting yang perlu dikembangkan dalam upaya mewujudkan pelayanan bimbingan dan konseling yang bermutu kepada peserta didik. Kontribusi multifaktor yaitu faktor penghargaan, pujian, dan suasana kerja terhadap pengembangan sikap aktualisasi diri guru bimbingan dan konseling. Sikap aktualisasi guru BK merupakan kecenderungan guru BK sebagai individu mewujudkan penguasaan standar kompetensi konselor ke dalam bentuk kinerja yaitu memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang berkualitas kepada konselinya.

Untuk solusi untuk meningkatkan kinerja dan performa guru BK melalui pengembangan model manajemen pelatihan pelatihan berbasis komunitas dengan bentuk Tim training yang juga terintegrasi dengan peningkatan keterampilan Teknologi Informasi dan Komputer. Untuk awalnya saya memilih materi penulisan buku dan pembuatan media layanan digital. Keterampilan ini yang juga menjadi salah satu yang harus ditingkatkan guru BK, dan akan membantunya menjalankan tugasnya.

Sejalan dengan hasil temuan dalam penelitian ini Penelitian (Aminah et al., 2021) tentang Analisis Dampak Pelatihan Peningkatan Kompetensi Layanan Konseling Kelompok pada Guru BK SMA Se-Kabupaten Sleman, juga menunjukkan bahwa berdasarkan analisis penugasan ditemukan bahwa terdapat peningkatan pemahaman dan keterampilan dalam merancang layanan konseling kelompok. Pengembangan Kompetensi Konselor melalui Pelatihan Konseling Motivational Interviewing (Mi) Berbasis Local Wisdom Budaya Jawa, oleh (Sugiharto et al., 2019), Berdasarkan hasil analisis menggunakan margin mean dipahami bahwa ada peningkatan pemahaman peserta pelatihan dengan rentang margin skor 1,8. Pelatihan ini memberikan implikasi bagi guru BK untuk menerapkan pendeketan konseling MI ketika pemberian layanan konseling di sekolah.

Program pelatihan peningkatan kompetensi profesional guru BK juga diteliti oleh (Aminah et al., 2021) yang merekomendasi hasil penelitian Bimbingan dengan strategi pelatihan untuk pengembangan kekuatan harapan siswa. agar Guru BK/Konselor dapat menggunakan Bimbingan dengan Strategi Pelatihan untuk pengembangan kekuatan harapan siswa dalam kurikulum bimbingan (layanan dasar) bimbingan dan konseling khususnya pada Sekolah Menengah Atas (SMA). (Handaka et al., 2021) melalui metode pelaksanaan pelatihan layanan dukungan psikososial bagi Guru BK di SMP Muhammadiyah Kota Yogyakarta, hasil dari pelatihan ini adalah bentuk luaran atau capaian yang diharapkan pada saat program pengabdian pada masyarakat ini diberikan, yaitu Kabar Berita Daring (Elektornik) di Inilah Jogja.com dan Radar Jogja serta Video yang dibuat oleh Guru BK SMP Muhammadiyah Kota Yogyakarta yang telah diunggah dalam kanal Youtube.

(Supriyanto et al., 2019) dkk menyatakan bahwa Kompetensi konselor dalam penelitian bimbingan dan konseling perlu dikembangkan melalui pemahaman, perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan hasil penelitian. Melalui penelitian yang bertujuan merancang indikator kompetensi konselor mengungkapkan bahwa empat indikator tersebut adalah pemahaman berbagai jenis dan metode penelitian, kemampuan merancang penelitian, melakukan penelitian, dan menggunakan hasil penelitian dengan mengakses jurnal pendidikan dan bimbingan dan konseling.

 

Kesimpulan��������������������������������������������������������������

Pengembangan Model Manajemen Pelatihan ini berhasil meningkatkan kompetensi Profesional Guru BK jenjang SMP di kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, khususnya dalam melakukan asesmen kebutuhan belajar peserta didik dan penyusun Rancangan pelaksanaan layanan BK yang berdiferensiasi. Ditunjukkan dengan peningkatan hasil pretest rata-rata 40,40 menjadi hasil posttest 79,60. Rata-rata nilai sikap dan keterampilan 89,60 dan nilai akhir rata-rata pelatihan 87,60.

Pemanfaatan akun belajar.id juga diterapkan oleh para guru BK ini untuk menyusun Program layanan BK baik melalui google classroom maupun google site. Menyusun konten pendukung materi dengan penggunaan google slide dan google documents. Guru BK jugamampu melakukan asessmen secara online dan mengolahnya dengan bantuan fitur Google Form dan Google Sheet.

Selanjutnya diharapkan setelah pelatihan ini guru BK bisa menampilkan kinerja yang lebih baik, sehingga lebih banyak peserta didik yang terfasilitasi dalam usahanya mencapai tugas-tugas perkembangannya. Asesmen dan Program BK yang disusun oleh para guru BK ini juga bisa membantu sekolah dalam merumuskan program sekolah, dan membantu guru mata pelajaran lain dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa dan memfasilitasi pembelajaran berdiferensiasi di kelas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Ahmad Susanto, M. P. (2018). Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah: Konsep, Teori, Dan Aplikasinya. Kencana.Google Scholar

 

Aminah, S., Purnama, D. S., Suwarjo, S., & Rahman, F. (2021). Analisis Dampak Pelatihan Peningkatan Kompetensi Layanan Konseling Kelompok Pada Guru BK SMA Se-Kabupaten Sleman. Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 5(2). Google Scholar

 

Hamzah, A. (2021). Metode Penelitian & Pengembangan (Research & Development) Uji Produk Kuantitatif Dan Kualitatif Proses Dan Hasil Dilengkapi Contoh Proposal Pengembangan Desain Uji Kualitatif Dan Kuantitatif. CV Literasi Nusantara Abadi. Google Scholar

 

Handaka, I. B., Ikhsan, A., Kurniawan, F., & Septikasari, Z. (2021). Pelatihan Psikososial Bagi Guru Bimbingan Dan Konseling Di Smp Muhammadiyah Kota Yogyakarta Tahun 2021. Prosiding Seminar Nasional Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, 3(1), 1553�1558. Google Scholar

 

Hartono, H., & Mudhar, M. (2022). Kontribusi Multifaktor Pada Pelatihan Strategi Self-Management Untuk Mengembangkan Sikap Aktualisasi Diri Guru Bimbingan Dan Konseling. RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 220�228. Google Scholar

 

Haryati, S. (2012). Research And Development (R&D) Sebagai Salah Satu Model Penelitian Dalam Bidang Pendidikan. Majalah Ilmiah Dinamika, 37(1), 15. Google Scholar

 

Hikmawati, F. (2016). Bimbingan Dan Konseling. Rajawali Press. Google Scholar

 

Kandou, E. E. (2013). Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Pada PT. Air Manado). Acta Diurna Komunikasi, 2(3). Google Scholar

 

Kementerian Pendidikan, K., & Riset, D. T. (2021). Akun Pembelajaran Belajar.Id. Https://Belajar.Id/Static/Paparan Akun Pembelajaran.Pdf

 

Mangkunegara, A. A. A. P. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Google Scholar

 

Mondy, R. W., & Martocchio, J. J. (2016). Human Resource Management 14th Global Ed. Pearson. Google Scholar

 

Nurrahmi, H. (2015). Kompetensi Profesional Guru Bimbingan Dan Konseling. Jurnal Dakwah Alhikmah, 9(1), 45�55. Google Scholar

 

Pendidikan, B. S. N. (2008). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Konselor. Jakarta: BSNP. Google Scholar

 

Ruparel, N., Dhir, A., Tandon, A., Kaur, P., & Islam, J. U. (2020). The Influence Of Online Professional Social Media In Human Resource Management: A Systematic Literature Review. Technology In Society, 63, 101335. Google Scholar

 

Sri, W. (2021). Implementasi Media Podcast Dalam Pembelajaran Daring Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 1 Kembaran Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. IAIN Purwokerto. Google Scholar

 

Sugiharto, D. Y. P., Hariyadi, S., Amin, Z. N., Mulawarman, M., Muslikah, M., & Nugraheni, E. P. (2019). Pengembangan Kompetensi Konselor Melalui Pelatihan Konseling Motivational Interviewing (MI) Berbasis Local Wisdom Budaya Jawa. Caradde, 1(2), 278245. Google Scholar

 

Sugiyono, D. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Google Scholar

 

Supriyanto, A., Hartini, S., Syamsudin, S., & Sutoyo, A. (2019). Indicators Of Professional Competencies In Research Of Guidance And Counseling Teachers. Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 9(1), 53�64. Google Scholar

 

Syahniar, S., Ifdil, I., & Ardi, Z. (2017). The Responsibility Of Counselor And Education In Millennium Era. Google Scholar

 

Talibo, I. (2018). Fungsi Manajemen Dalam Perencanaan Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Iqra�, 7(1). Google Scholar

 


Copyright holder :

Lidya Ardiyan, Sri Milfayetty, Sukarman Purba, Muhammad Joharis Lubis (2022)

 

First publication right :

Jurnal Syntax Admiration

 

This article is licensed under: