Jurnal Syntax Admiration

Vol. 1 No. 3 Juli 2020

p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356

Sosial Teknik

 

PERANCANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN METODE TUTORIAL BAGI MAHASISWA TEKNIK ELEKTRO SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN

 

Sri Yayi, Jumiati dan Yuliansyah

Institut Teknologi PLN

Email:[email protected], [email protected] dan [email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Diterima

22 Juni 2020

Diterima dalam bentuk revisi

02 Juli 2020

Diterima dalam bentuk revisi

 

Metode tutorial merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari mahasiswa secara mandiri. Mahasiswa dapat mengkonsultasikan tentang masalah-masalah serta kemajuan yang telah ada dengan cara periodik. Banyaknya keterbatasan yang dipunyai pengajar, dalam menentukan langkahyang akurat dalam mengajar Bahasa Inggris pada jurusan teknik eletro mengakibatkandosen sulit menerapkan keinginan mahasiswa dalam percepatan belajarnya. Hal ini dapat kita lihat di perguruan-perguruan tinggi sekitar lingkungan kita, masih sangat banyak dosen yang memakai metode pembelajaran dengan cara lama, misalnya ceramah, mencatat, merangkum serta sebagainya.Penelitian ini dilakukan supaya kita tau keefektifan penggunaan metode tutorial dalam pengajaran Bahasa Inggris di jurusan teknik elektro. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatifdengan tahapanstudi pendahuluan dilakukan dengan menerapkan pendekatan deskriptifkuantitatif. Langkah pengembangan dilaksanakan dengan ujicoba terbatas pada model pengajaran konvensional dosen dengan menerapkan metode eksprimen (Single One Shot Case Study). Setelah ada perbaikan dari uji terbatas kemudian dilanjutkan dengan uji yang lebih luas dengan metode eksprimen dalam bentuk kelompok (one group pretest-postest). Terakhir adalah merancang model pengajaran Bahasa Inggris dengan metode tutorial . Hasil penelitian menunjukan bahwadengan metodetutorial dapat membantu kecepatan pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan, kreativitas, danbelajar mahasiswa.

Kata kunci:

Metode tutorial; pengajaran; Bahasa Inggris mahasiswa; eksprimen; teknik dan elektro.

 



 

Pendahuluan

Sistem belajar saat ini menuntut mahasiswa belajar mandiri, yaitu mahasiswa memiliki prakarsa sendiri dalam mempelajari bahan ajar, mengerjakan tugas-tugas, mamantapkan keterampilan, serta melakukan pengalaman belajarnya di lapangan ataupun tempat mahasiswa bekerja. Motivasi belajar merupakan unsur penting dalam belajar. Sebagaimana yang diketahui, tingginya motivasi belajar akan mendorong siswa untuk belajar secara kontinyu, sedang motivasi yang rendah akan secara kontinyu menurunkan motivasi dan minat belajar peserta didik, bahkan mengurangi prestasi dari siswa tersebut (Kholik, 2017). Belajar mandiri dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Beban studi mahasiswa ditentukan dengan sistem SKS (Satuan Kredit Semester). Satu matakuliah berbobot antara 2 SKS � 4 SKS. Untuk memberikan bantuan mahasiswa dalam belajar, perguruan tinggi menerapkan beberapa bentuk layanan belajar, misalnya dalam bentuk tutorial tatap muka (TTM). Tidak semua mata kuliah yang ada pada tiap semesternyadiwajibkan tutorial. Tiap semester rata-rata ada 3 mata kuliah wajib tutorial. Mata kuliah yang tidak wajib tutorial dapat diminta mahasiswa untuk ditutorialkan dengan cara meminta, yang disebut dengan tutorial ATPEM (Atas Permintaan Mahasiswa). Sebagian mahasiswa menginginkan semua mata kuliah ditutorialkan. Oleh karena itu mereka minta tambahan tutorial ATPEM dengan alasan bahwa mata kuliah sulit dan ingin nilai yang bagus agar dapat bersaing dalam mencari kerja (bagi yang belum PNS). Mata kuliah Bahasa Inggris untuk Guru SD (PDGK4304) dan Pendidikan Bahsa Inggris (PAUD4105) masuk dalam mata kuliah tutorial wajib. Jadi dengan sendirinya mahasiswa mendapatkan bantuan nilai UAS dari nilai tugas tutorial.

Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 8 disebutkan bahwa �Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik,sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional�. Masing-masing kompetensi tersebut, yang wajib dipunyai seorang guru ataupun dosen ialah mengembangkan kurikulum yang terikat dengan bidang pengembangan yang diambilnya. Dari keinginan-keinginan berbarengan kewajiban-kewajiban ini guru maupun dosen diharuskan bisa merancang bahan ajar secara kreatif serta inofatif. Membuat ataupunmerancang bahan ajar sebenarnya ialah persoalan yang mudah. Akan tetapi, banyaknya kekurangan yang dipunyai pengajar, misalnya literatur metode pengajaran mengakibatkan guru ataupun dosen sulit merealisasikan tuntutan tersebut. Hal ini dapat dilihat di perguruan-perguruan tinggi di lingkungan kita, masih sangat banyak dosen yang memakai metode pembelajaran secara cara lama, misalnya ceramah, mencatat, merangkum ataupun sebagainya. Padahal mereka tahuserta menyadari bahwa metode pengajaran yang dilaksankansudah tidak sama lagi dengan kontek ataupunkondisi sosial budaya peserta didik. Hal ini adalahsesuatau sungguh menyedihkan sertasangat memprihatinkan untuk kita semua.

Pada penelitian ini memaparkan berbagai permasalah yang mengarah pada kesulitan belajar mahasiswa dalam mempelajari Bahasa Inggris. Mengapa Bahasa Inggris ? Itu pertanyaan yang sering muncul, dan jawabannya adalah karena dalam era globalisasi seperti ini, kemampuan berbahasa menjadi sangat penting. Pasalnya, film, makanan, peralatan, informasi, semua dapat tersaji dalam berbagai bahasa. Lazimnya, lain dengan bahasa lokal, pada umumnya dalam bermacam-macam produk juga dimuatkanmemakai bahasa internasional. Ya, bahasa Inggris memang wajib dikuasai supaya kita bisa menyesuaikan diri didalam masa globalisasi.

Bahasa dibuat sebagai alat komunikasi universal yang diharapkan bisa dimengerti oleh setiap manusia untuk melaksanakan suatu keterkaitan sosial dengan manusia lainnya. Bahasa meliputi kumpulan kata ataupun kalimat yang dari masing-masing rancangan kata mempunyai arti supaya bisa mengungkapkan gagasan, pikiran ataupun perasaan seseorang. Olehkarenanya, kita harus menentukankata-kata yang tepat serta menyusun kata-kata tersebut sesuai dengan aturan tata bahasa yang ada, supaya makna yang termuat di setiap kalimat bisa tersampaikan dengan baik serta jelas.

Bahasa Inggris itu bukan sains yangharus adarumus serta perhitungan. Bahasa itu sebuah keterampilan, dimana sebuah keterampilan hanya dapat didapat lewat latihan serta latihan. Diasah setiap hari, berulang ulang, terus menerus. Apabila kita sudah mempelajarinya Bahasa Inggris ketika sekolah dasar, ataupun sejak masuk sekolah menengah pertama, seharusnya saat SMA sudah mempunyai kemampuan yang tinggi. Kenyataannya kemampuan Bahasa Inggris kita jalan ditempat, bahkan istirahat di tempat. Zaim (2016 : 5) mengatakan �Perancangan persiapan pembelajaran adalah titik awal keberhasilan proses pembelajaran (M, 2016). Persiapan pembelajaran yang tidak matang akan menyebabkan terjadinya ketidaksempurnaan proses pembelajaran dan berujung pada kegagalan terjadinya proses pembelajaran yang diharapkan �. Bahasa Inggris juga butuh dilatih, layaknya Bahasa yang lain. Bahasa Inggris juga perlu di ucapkan, tidak hanya didengar. Jadi intinya, Bahasa itu bukan tentang hitam di atas putih dan sesuai dengan rumus, tapi ucapan dan tindakan yang dapat di pahami oleh orang lain Karena Bahasa merupakan media berkomunikasi.�� Fungsi bahasa yaitu: 1) Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi sudah dipakai sejak zaman nenek moyang kita, untuk berhubungandengan orang lain supaya dapat menyampaikan maksud yang ada di dalam hati serta fikiran seseorang. Dengan memakai bahasa, manusia bisa berhubungan dengan alam sekitarnya, terutama dengan manusia lainnya. Dengan bahasa pulalah manusia bisa bekerja sama dengan manusia lainnya supaya bisa memperoleh suatu tujuan. Sutarsyah (2017 : 39) mengatakan � Dalam proses belajar bahasa siswa harus mengalami proses berpikir dan mengerti. Paling tidak mereka dapat menyimpulkan arti suatu pesan dalam ungkapan yang sebelumnya mereka tidak tahu (Sutarsyah, 2017). Jadi untuk latihan menggunakan bahasa tidak cukup hanya sekedar mempelajari, tetapi perlu mengerti macam-macam ungkapan �. 2) Bahasa sebagai alat ekspresi diri, Bahasa adalah wujud dari ekspresi diri, oleh karenanyadenganbahasalah manusia bisa mengungkapkandengan cara terbuka, segala sesuatu yang ada di dalam pikirannya kepada orang lain dengan gayanya masing-masing. Ada banyak hal yang mengakibatkan manusia mengekspresikan dirinya melalui bahasa , diantaranya untuk membebaskan diri dari tekanan emosi, untuk mengungkapkan kebahagiaan yang tengah dirasakan, untuk menarik perhatian orang lain dan lain sebagainya. 3) Bahasa berfungsi sebagaialat integrasi serta adaptasi social, Bahasa ialah alat yang dipakai agarberintegrasi serta beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Bahasa yang dipakai harusnnya sesuai dengan situasi daerah atau Negara setempat. Seperti jikakita ada di Korea, kita tidak mungkin memakaibahasa Sunda untuk berhubungan dengan penduduk sekitar, sebab penduduk korea tidak mungkin paham dengan bahasa yang kita pakai. Oleh karena itu kita harus menyesuaikan bahasa dimana kita berada. 4) Sebagai alat kontrol sosial, Bahasa memengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Apabila seseorang berbahasa dengan menggunakan bahasa yang kasar itu merupakan cerminan diri orang tersebut. Oleh karena itu kontrol sosial melalui bahasa sebaiknya ditanamkan pada diri seseorang sejak dini agar seseorang dapat berinteraksi dengan baik di masyarakat.����

Banyak ahli menyampaikan pendapatnya tentang pendidikan, secara garis besar dapat ditarik pengertian yang dimaksud Pendidikan adalah suatu usaha secara sadar dan sistematisdalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Afandi (2013: 10) �Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat� (Afandi, 2013).Metode tutorial merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari mahasiswa secara mandiri. mahasiswa dapat mengkonsultasikan tentang masalah-masalah dan kemajuan yang ditemui secara periodik.Pendekatan tutorial merupakan pendekatan belajar sendiriolehmahasiswa, menurut kecepatan masing-masing mahasiswa untuk melaksanakan proses perkembangan pendidikan secara mandiri. Iwan Binanto dan Yorif khismar menyatakan (2015 : 64) �Dalam computer Assisted Intruction terdapat aplikasi dasar yang biasa digunakan untuk menggambarkan cara pembelajaran dengan bantuan computer, yaitu Tutorial, Drill and Practice, Problem Solving Simulation dan Games (Binanto & Khismar, n.d.). Tutorial merupakan salah satu metode pembelajaran yang memuat penjelasan, rumus, prinsip, began, table, definisi, istilah latihan dan branching yang sesuai. Dalam interaksi tutorial ini informasi dan pengetahuan yang disajikan sangat komunikatif, seakan-akan ada tutor yang mendampingi user� Menurut Islamuddin (2012:4) pendidikan merupakan usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moral dalam segala perbuatannya (Islamudin, 2012). Sedangkan pendidikan menurut Munib (2012:30) adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Munip, 2012). Dapat dikatakan, pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada peserta didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa.

Belajar dengan metode tutorial tidak lepas dengan minat dan motivasi yang dimiliki siswa. Motivasi belajar adalah dorongan untuk menggerakan seluruh daya di dalam diri seseorang/siswa untuk menimbulkan kegiatan mempelajari susuatu agar tujuan yang dikehendaki tercapai. Husamah dkk. (2018 : 22) dalam pernyataannya � Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar,dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan� (Husamah dkk, 2018).Dengan kata lain dalam pembelajaran siswa membutuhkan stimulus atau rangsangan pada otak untuk mendapatkan respon yang positif. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2011).

Tujuan proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah adanya perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajar. Perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai siswa biasa disebut dengan hasil belajar. Perubahan-perubahan tingkah laku tersebut dapat berupa penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, kebiasaan, tindakan atau keterampilan tertentu.

CAI (Computer Assisted Instruction)

DalamCAI(ComputerAssistedInstruction)terdapatlimaaplikasidasaryangbiasadigunakanuntuk

menggambarkan cara pembelajaran dengan bantuan komputer, yaitu Tutorial, Drill and Practice, Problem Solving,

Simulation dan Games [1].

a. Tutorial, salah satu metode pembelajaran yang memuat penjelasan, rumus, prinsip, bagan, tabel, definisi istilah,

latihandanbranchingyangsesuai.Dalaminteraksitutorialiniinformasidanpengetahuanyangdisajikan

sangatkomunikatif,seakan-akanadatutor yang mendampingiuserdanmemberikan arahansecaralangsung

kepada usPara tutor yang telah terlatih dalam menggunakan Pedoman Belajar Mengajar membawakannya dengan langkah-langkah sebagaimana diperintahkan di dalam Pedoman itu, pada jam-jam tertentu yang telah ditetapkan. Langkah-langkah itu ada beberapa macam, sesuai dengan sifat bahan pelajaran, sehingga tutor akan mengajar secara berlainan padawaktu membawakan bagian modul satu ke bagian modul yang lain.Namun pola umum yang dilakukan para tutor adalah meminta mahasiswa membuka buku pelajaran, menanyakan suatu pelajaran, memuji jawaban yang benar, meluruskan jawaban yang salah, menggilir latihan, mengetes, dan memaraf pedoman itu manakala telah selesai diajarkan.

Menurut Febianti (2014: 82) �Dalam membaca, pengajaran Tutor Sebaya sering digunakan untuk membantu pembaca yang lambat atau untuk memberikan tambahan membaca bagi semua peserta didik yang lebih muda�. Berdasarkan undang-undang RI.No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwaPendidik adalah tenaga kependidikan yang berkulifikasi sebagai guru,dosen,konselor,pamong belajar,widyaiswara,tutor,instruktur,fasilitator,dan sebutan lainnya sesuai dengan kekhususannya,serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan Pendidikan.�Jika dilihat secara parsial, maka penerapan konsep kerja sama paling tinggi kontribusinya, disusul penerapan konsep pengaturan diri, keterkaitan, dan aplikasi. Konsep pengalaman langsung dan asesmen autentik kecil kontribusinya bahkan tidak signifikan. Simpulan hasil penel�(Komalasari,2011:53)

Tutor Sebaya adalah sekelompok peserta didik yang telah tuntas beban belajarnya, memberikan bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yangdipelajarinya. Hal ini sesuai dengan pemikiran Akhmat Sudrajat (2011:140) � tutor sebaya adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang siswa lainnya yang salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.Bantuan belajar yang diberikan oleh teman sebaya dapat menghilangkan rasa kecanggungan seperti halnya dengan guru (Akhmat Sudrajat, n.d.). Bahasa yang digunakan antara teman dengan lebih dapat dipahami dari pada guru dengan siswaMenurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2011:184) �tutor sebaya yaitu siswa yang sebaya ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar,karena hubungan antara teman umumnya lebih dekat dibandingkan guru� (Suharo & Ilham, 2018). Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran Tutor Sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa dalam mengerjakan materi kepada teman-temannya.

Berdasarkan beberapa definisi tentang Tutor Sebaya di atas, maka dapat diambil simpulan bahwa istilah Tutor Sebaya ialah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan mahasiswa yang mempunyai keistimewaan, kepandaian dan kecakapan di dalam kelas untuk membantu memberi penjelasan, bimbingan dan arahan kepada mahasiswa yang kepandaiannya agak kurang atau lambat dalam menerima pelajaran yang usianya hampir sama atau sekelas.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodekuantitatif, dengan model matematis dan berdasarkanbukti empiris untuk melakukan investigasi sosial melalui prinsip - prinsipstatistik. Dengan menggunakan Data sekunder yang dikumpulkan melalui studi pustaka berupa nilai evaluasi mahasiswa dan kuisioner yang dikumpulkan setelah uji coba beberapa kali.Selain itu melalui internet dan buku-buku literatur yang relevan dengan penelitian ini. Sedangkan data primer diperoleh melalui kuisioner mahasiswa dan nilai prestasi belajarselama satu semester.

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Sampel Penelitian

Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan teknik Purposive Random Sampling sebanyak 31 sampel. Purposive digunakan saat peneliti menentukan Pokjar yang diambil sebagai sampel. Random digunakan saat peneliti menentukan wilayah sebagai sampel. Dari enam kelasyang ada peneliti menentukan 4 kelas secara random, dengan cara undian. Dari hasil undian tersebut terambil sampel dari kelas : A, C, D F. Selanjutnya dari 4 kelas terpilih, peneliti menentukan pokjar sebagai sampel. Karena perbandingan jumlah pokjar antara satu berbanding dua (lebih) maka untuktiap kelas secara random.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang merupakan suatu metode penelitian yang berdasarkan pada filosofi positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan datanya menggunakan alat penelitian, karakteristik analisis datanya adalah kuantitatif/statistik, untuk menguji hipotesis yang telah dibuat (Prasetyo dan Jannah, 2005: 24, 26). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berjumlah 320mahasiswa. Sedangkan sampel yang diambil adalah seluruh mahasiswa dengan jumlah 31 mahasiswa, karena kelompok sampel ini dianggap mampu untuk mengerjakan tes kemahiran belajar secara kelompok yang diambil dari kuliah smester sebelumnya. diambil 1 pokjar,Untuk wilayah yang S1 -nya hanya satu pokjar dengan sendirinya semua menjadi sampel, demikian halnya dengan kelas yang hanya 2 pokjar langsung diambil keduanya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam mencari data tentang nilai kemampuan memahami materi Bahasa Inggrismahasiswa.

Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian

 

B.  Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengetahui persepsi mahasiswa tentang tutorial digunakan angket yang diberikan kepada mahasiswa secara langsung. Sedangkan untuk mengetahui jumlah mahasiswa, digunakan pengarsipan masing-masing kelas. Untuk mengetahui data nilai prestasi belajar mahasiswa diambilkan dari data yang diberikan mahasiswa pada identitas di angket dan daftar nilai mahasiswa sesuai NIM yang ada di angket. Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan variasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Arikunto, 2010). Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu: rancangan pembelajaran Bahasa Inggris�� adalah variabel bebas (X), dan niali belajar dengan tutorialadalah variabel terikat (Y). Penelitian ini menggunakan dua instrumen dalam pengumpulan data, yaitu: angket dan tes. Angket/kuisioner merupakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan untuk memperoleh keterangan dari sejumlah responden (Taniredja and Mustafidah, 2012: 44), sedangkan tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh peserta tes, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi peserta tes; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh peserta tes lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu (Sudijono dalam Taniredja dan Mustafidah, 2012: 49).

Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang rancangan pembelajaran Bahasa inggris berbasis tutorialuntuk mahasiswa, sedangkan tes digunakan untuk mengumpulkan data kemahiran belajar kelompok dengan tutor sebaya. Angket yang digunakan terdiri dari 20 butir pertanyaan, sedangkan tes kemahiranmenggunakan soal Ujian.Yang terdiri dari 15 soal. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi-korelasi, yaitu untuk mencari hubungan fungsional antara variabel X dan Y dan untuk menentukan derajat korelasi antara kedua variabel tersebut (Sudjana, 1984: 296, 352). Proses analisis data ini menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 14.0 for Windows Integrated Student Version.

 

C.  Pembahasan Hasil Pengumpulan Data

Tentang minat belajar bahasa Inggris danbelajar dengan cara tutorial mahasiswa digambarkan pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Minat Belajar Bahasa Inggris dan Belajar Tutorial

 

Tabel 3. Hubungan Minat belajar Bahasa inggris dengan model tutorian

Hasil uji normalitas data,yang merupakan syarat sebelum dilakukan analisisregresi-korelasi dengan menggunakan spss versi 14.0 adalah sebagai berikut.

 

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Variabel Rancangan Pembelajaran Bahasa Inggris (X) dan Belajar dengan Tutorial (Y) oleh SPSS (Tests of normality)

Analisis Regresi dan Korelasi Variabel Rancangan Pembelajaran Bahasa Inggris (X) dan Belajar dengan Tutorial (Y) oleh SPSS.

 

Tabel 5. Model Summary

A Predictor (constant).Tutorial

 


Tabel 6. Anova (b)

a.Predictors:(Constant) Rancangan pembelajaran

b.Dependen Variabel Tutorial

 

Tabel 7. Coefficients(a)

A Dependen Variabel Rancangan Pembelajaran

 

Tabel 8. Correlations

**Correlation is significant at the0.01 level (2-tailet)

 

Tabel 9. Interpretasi nilai R

Berdasarkan hasil analisis regresi-korelasi oleh SPSS versi 14,0 di atas, R atau koefisien korelasi,yang menyatakan hubungan antara X dan Y, sebesar 0,843, maka disimpulkan bahwa ada hubungan linier langsung atau korelasi positif antara X dan Y yang tinggi sesuai dengan tabel Interpretasi nilai R. Tanda positif ini menunjukan semakin tinggi X, semakin tinggi pula Y. Signifikasi perhitungan ini sebesar0,01 yang berarti bahwa tingkat kepercayaan (confidence level) perhitungan ini adalah 99%.R Square (atau R kuadrat) yang menggambarkan besarnya pengaruh X terhadap Y sebesar 0,711, yang berarti bahwa rancangan pembelajaran dengan metoda tutorial terhadap prestasi belajar mahasiswa sebesar 71,1% dan sisanya ditentukan oleh keadaan lain. Sesuai dengan koefisien yang didapat, persamaan regresi X terhadap Y sebagai berikut.

Analisis data di atas menunjukan bahwa rancangan pembelajaran Bahasa Inggris dengan metode tutorial dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Minat belajar dengan metode tutorial yang mendorong mahasiswa antusias dan semangat sehingga lebih mudah untuk memahami materi yang artinya meningkatkan nilai prestasi belajar.

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang �Rancangan Pembelajaran Bahasa Inggris Dengan Metode Tutorial Bagi Mahasiswa Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik PLN� dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara rancangan pembelajaran Bahasa Inggris berbasis metode tutorial dengan prestasi belajar mahasiswa. Semakin sering menggunakan metode tutorial dengan rancangan yang tepat dapat meningkatkan nilai prestasi mahasiswa. Besar pengaruh rancangan belajar dengan tutorial terhadap prestasi mahasiswa adalah 71,1% dengan tingkat kepercayaan 99%. Secara terperinci dapat disimpulkan sebagai berikut.

1.    Pembelajaran Bahasa Inggris di program studi Teknik Elektro Sekolah TinggiTeknik PLN masih menggunakan metode lama/Konvensional.

2.    Hasil penelitian menunjukan bahwa metode tutorial sangat tepat digunakan untuk pembelajaran matakuliah Bahasa Inggris di program studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik PLN.

3.    Penerapan pembelajaran Bahasa Inggris dengan metode tutorial terbukti mampu meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.


Bibliografi

 

Afandi, M. dk. (2013). Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: Semarang : UNISSULA Press.

 

Akhmat Sudrajat. (n.d.). tutor sebaya adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang siswa lainnya yang salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran.Bantuan belajar yang diberikan oleh teman sebaya dapat menghilangkan rasa kecanggungan seperti halnya dengan g. Jakarta.

 

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Pendidikan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

 

Binanto, I., & Khismar, Y. (n.d.). Implementasi Cai Untuk Program Bantu Pembelajaran Bahasa Inggris Level Real Beginner Berbasis Multimedia Pada Lembaga Bahasa Abcd Yogyakarta.

 

Husamah dkk. (2018). Belajar dan Pembelajaran,. Malang: Malang : UMM Press.

 

Islamudin, H. (2012). Spikologi Pendidikan. Yogyakarta: Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

 

Kholik, A. (2017). Penguatan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Melalui Pembelajaran Berbasis Website. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 63�68.

 

M, Z. (2016). Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris. Jakarta: Jakarta : Kencana.

 

Munip,achmad. (2012). Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Semarang : UPT UNNES Press.

 

Suharo, B. N., & Ilham, I. (2018). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Dengan Menerapkan Metode Tutor Teman Sebaya Pada SMA Negeri 1 Palangka Raya. Neraca: Jurnal Pendidikan Ekonomi, 3(2), 7�12.

 

Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning.: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

 

Sutarsyah, C. (2017). Pembelajaran bahasa Inggris sebagai muatan lokal pada sekolah dasar di propinsi Lampung. AKSARA: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 18(1).