Mendudukkan Ulang Populisme Islam: Karakter Politik Identitas dan Perkembangannya Di Indonesia

Main Article Content

Muhammad Rizqullah Naufan
Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat Indonesia
Mulawarman Hannase
Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat Indonesia

Populisme merupakan salah satu unit analisis yang cukup penting dalam membaca konstelasi sosial-politik di negara-negara demokratis, termasuk Indonesia hari-hari ini. Demokratisasi pasca-Reformasi berjalan beriringan dengan menguatnya politik identitas dalam pertarungan perebutan kekuasaan, seperti yang memuncak pada fenomena besarnya mobilisasi kekuatan Muslim konservatif dan retorika politik yang rasialis dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Artikel ini mencoba menganalisis secara umum, dengan mencoba menjelaskan populisme kanan sebagai penanda utama wacana politik dunia merupakan simtom dari demokrasi yang mengalami depolitisasi pasca-Perang Dingin dengan krisis representasi sebagai akibatnya. Lebih jauh, hal tersebut merupakan tanggapan terhadap dislokasi sosial yang diakibatkan oleh praktik-praktik neoliberalisme yang mengglobal. Dalam artikel ini mencoba menganalisis fenomena Populisme Islam dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan memakai pendekatan demokrasi sebagai alat analisis mengingat populisme Islam di Indonesia selalu berkaitan dengan permasalahan demokratisasi dan reprentasi kaum Muslim dalam kancah politik. Dengan demikian, tulisan ini berupaya mencari sebab sekaligus prakondisi yang memungkinkan berkembangnya populisme kanan dalam era kontemporer dengan spesifikasi kasus pada karakteristik populisme Islam Di Indonesia dan berusaha menjelaskan bagaimana implikasi populisme Islam bagi masa depan demokrasi di Indonesia. Dari berbagai penjelasan diatas bahwa Populisme cukup menjadikan ancaman dalam demokrasi karena lebih banyak menggunakan sentimen dan argumen dalam proses politiknya. Sedangkan fenomena di Indonesia terjadinya berbagai ketimpangan dan krisis representasi sehingga menguatnya populisme Islam yang mengakibatkan fragmentasi di masyarakat dan Umat Islam itu sendiri.


Keywords: populisme, demokrasi, depolitisasi demokrasi, globalisasi neoriliberal, fragmentasi populisme Islam