Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 1 No. 7 November 2020 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
ANALISIS
RISIKO PEMBIAYAAN PADA MODAL VENTURA (STUDI KASUS PADA PT BINA ARTHA VENTURA
CABANG CICURUG)
Randiansyah dan Gatot Wahyu Nugroho
Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Sukabumi Jawa
Barat, Indonesia
Email: [email protected] dan
[email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 27 Oktober 2020 Diterima dalam bentuk revisi 17 November 2020 Diterima dalam bentuk revisi |
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana analisis� risiko pembiayaan pada PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dan data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, dan studi pustaka, metodologi analisis data yang digunakan adalah analisis sebelum dilapangan dan analisis selama dan setelah dilapangan dengan cara reduksi data, display data (penyajian data) serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini di PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug Risiko pembiayaannya adalah Risiko Kredit, risiko kredit di pengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal ini disebabkan oleh kesalahan dari perusahaan yang salah menganalisa character �mitra pembiayaan, dan faktor eksternal yaitu faktor alam seperti bencana alam, kebakaran, kebanjiran dll. |
Kata kunci: Modal Ventura; Kredit; Risiko Pembayaran |
Pendahuluan
Dalam perkembangan dewasa ini, dalam
memulai kegiatan usaha bukan hanya
ada perencaanaan yang matang tetapi juga harus sudah disiapkan
berkaitan dengan modal usaha untuk berlangsungnya
kegiatan usaha yang akan dirintis ataupun
kegiatan usaha yang akan dikembangkan. Butuh pemahaman yang lebih dalam mengelola
modal usaha yang ada, hal ini dikarenakan
modal usaha yang ada harus memperoleh keuntungan supaya modal dapat bertambah bukan sebaliknya modal usaha yang ada justru berkurang dikarenakan untuk menutup kerugian (Kamaludin, 2018). Modal
usaha adalah asset/kekayaan yang berupa uang atau barang yang digunakan untuk
menjalankan suatu kegiatan usaha agar memperoleh keuntungan yang akan menambah
jumlah asset/kekayaan. Dalam pengertian tersebut mengandung kata kunci yaitu
asset/kekayaan, pengelolaan kekayaan, dan keuntungan. Sedangkan
menurut Polak mengartikan modal sebagai kekuasaan untuk menggunakan
barang-barang modal, sedangkan yang dimaksud barang-barang modal adalah
barang-barang yang terdapat dalam perusahaan yang belum digunakan sehingga
terdapat di neraca sebelah debit (Rahma, 2014).
Hakikat dari
penggunaan modal usaha adalah membuat modal usaha yang ada itu bertambah
sehingga menambah jumlah asset/kekayaan yang sudah dimiliki. Modal usaha
sendiri memiliki indikator diataranya yaitu modal sebagai syarat usaha,
pemanfatan modal tambahan, dan besar modal (Purwati, 2012). Seperti halnya modal ventura,
Modal ventura sebagai salah satu alternatif pembiayaan, selain terbatasnya dana dari lembaga perbankan,
juga karena permintaan dari pelaku usaha
kecil dan menengah temasuk ekonomi kerakyatan yang jarang disentuh oleh kalangan perbankan dan lembaga pembiayaan lainnya.
Venture Capital adalah istilah modal ventura yang merupakan terjemahan dari terminologi dalam bahasa inggris. Venture sendiri berarti usaha yang mengandung risiko, sehingga modal ventura banyak yang mengartikan sebagai penanaman modal yang mengandung risiko pada suatu usaha atau perusahaan yang dapat diartikan sebagai usaha. Menurut Dictionary of business, modal vetura adalah sumber pembiayaan yang penting untuk memulai suatu perusahaan yang melibatkan risiko investasi, tetapi juga menyimpan potensi keuntungan di atas keuntungan rata-rata dari investasi dalam bentuk lain. Karena itu, modal ventura disebut juga sebagai modal yang berisiko tinggi (Martono, 2009).
Perusahaan modal ventura dapat dikatakan sebagai perusahaan pembiayaan yang berisiko tinggi, karena perusahaan modal ventura tidak diperkenankan menarik modalnya kembali (divestasi) sebelum jangka waktu pasangan usaha yang dibantunya mengalami kerugian atau bahkan usahanya tidak berjalan seperti yang diharapkan, apabila terjadi hal-hal seperti tersebut di atas perusahaan modal ventura tidak dapat menuntut ganti kerugian apapun kepada perusahaan pasangan usahanya. Dalam melakukan suatu kegiatan investasi tidak semua investasi dapat dilakukan dengan mudah, karena hampir semua investasi mengandung suatu risiko kerugian. Bagi investasi yang mempunyai risiko rendah, hampir semua investor ingin melakukannya. Akan tetapi jika investasi tersebut memiliki risiko tinggi, maka tidak mudah untuk mencari investor yang mau melakukannya.
Risiko merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan (Rivai & Veithzal, 2008). Pada setiap usaha, risiko merupakan suatu hal yang mutlak. Risiko juga dapat muncul dari berbagai sumber, dan yang menjadi permaslahan adalah bagaimana cara mengatasi risiko tersebut (Adam, 2010).
Perusahaan modal ventura tidak hanya memberikan pembiayaan atau bantuan terhadap perusahaan dalam bentuk pabrik atau perusahaan besar saja, tetapi perusahaan modal ventura juga memberikan bantuan modalnya terhadap UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) (Permana, 2019). Salah satu contoh dari UMKM yang di berikan bantuan oleh perusahaan modal ventura adalah seperti halnya rumah makan atau bisa juga di katakan sebagai usaha kuliner, juga seperti usaha-usaha dalam bidang tekstil seperti para penjahit, dan usaha rumahan kecil lainnya.
Salah satu lembaga ventura di Indonesia adalah PT Bina Artha Ventura. PT Bina Artha Ventura memberikan fasilitas modal kerja. Menurut Sundjaya dan Barlian dalam (Rismayanti, 2013), modal kerja adalah aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar menjadi satu bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha, atau modal kerja adalah kas/bank, surat-surat berharga yang mudah diuangkan (misal giro, cek, deposito), piutang dan persediaan yang perputarannya tidak melebihi satu tahun atau jangka waktu operasi normal perusahaan.
Terdapat fenomena dalam sistem lembaga keuangan, tidak ada jaminan/agunan, namun dengan tekanan kelompok, sehingga kesadaran akan pengembalian dana dapat dimunculkan dari kelompok peminjam. Namun adakalanya seorang mitra benar-benar tidak memiliki uang untuk mengangsur, maka perusahaan menerapkan sistern tanggungrenteng, dimana angsuran ditanggung oleh kelompok yang bersangkutan, tetapi ada kalanya sistem tanggung renteng tidak berjalan sebagaimana mestinya sehinga menyebabkan risiko.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan Deskriptif Analisis, yaitu penelitian yang memparkan apa yang terjadi dalam sebuah situasi, lapangan atau wilayah tertentu. Pendekatan deskriptif ini di gunakan untuk mengetahui sistem informasi akuntansi piutang (Sugiyono, 2016). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena berupaya mengkaji fenomena atau peristiwa, orang, objek, atau proses yang terkait dengan sistem informasi akuntansi terhadap aktivitas piutang (Moleong, 2013).
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang di gunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah sebagai berikut: Data Primer adalah Observasi danWawancara. Data Sekunder
Teknik Analisis Data Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif pengolahan data dalam hal ini dilakukan dengan 4 (empat) tahap yaitu:Analisis Sebelum di Lapangan, Analisis Selama dan Setelah di lapangan, Reduksi, Display Data (Penyajian Data) dan Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi.
Risiko pembiayaan yang didapat oleh PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug adalah risiko kredit atau risiko gagal bayar atau lebih rincinya mitra gagal mengembalikan fasilitas modal kerja, menurut OJK dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.05/2016 tentang risiko pembiayaan adalah Risiko yang muncul akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada perusahaan pembiayaan (Keuangan, 2016). Area Manager dalam wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti mengatakan risiko pembiayaan di PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug timbul karena aktivitas pembiayaan baik faktor internal maupun eksternal, faktor internal yaitu perusahaan salah menganalisa character seseorang mitra menjadi bermasalah dengan pembiyaan tersebut, sedangkan faktor eksternal yaitu mitra� yang mengalami kebakaran atau kebanjiran atau yang disebut faktor alam sehinga tidak bisa lagi melakukan usahanya berdampak ke gagal bayar atau mengembalikan fasilitas modal kerja yang sudah disepakati sebelumnya. Terlalu mudahnya perusahaan memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas. Akibatnya, penilaian pembiyaan yang dilakukan oleh PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibiayainya.
Ada beberapa penyebab terjadinnya risiko pembiayaan yang yang dialami oleh PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug :
1. Pendapatan usaha mitra yang dijalankannya mengalami penurunan sehingga mitra tidak bisa mengangsur angurannya
2. Pengeluaran mitra lebih banyak dibandingkan dengan pendapatan mitra
3. Mitra mempunyai lembaga sejenis lebih dari 2
4. Fasilatas modal kerja yang diberikan oleh PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug digunakan untuk keperluan lain bukan untuk modal kerja.
Tabel 1 Non Performing Loan
Tahun |
Outstanding
Pricipal |
Kolektibilitas |
NFL
(%) |
||||
Kolektibilitas 1 |
Kolektibilitas 2 |
Kolektibilitas 3 |
Kolektibilitas 4 |
Kolektibilitas 5 |
|||
2017 |
1,095,287,978.31 |
1,095,287,978.31 |
- |
- |
- |
- |
0.00% |
2018 |
1,740,332,321.24 |
1,559,457,500.30 |
54,608,834.43 |
18,327,046.31 |
47,864,792.83 |
60,074,147.37 |
7.26% |
2019 |
3,320,295,554.28 |
2,876,409,159.01 |
207,292,986.48 |
41,935,448.23 |
92,274,186.04 |
102,383,774.52 |
7.13% |
Penilaian kualitas pembiayaan perbankan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 Pasal 12 ayat 3 terbagi menjadi lima kategori, yaitu :
1. Lancar, yaitu apabila memenuhi pembiayaan angsuran sesuai dengan kesepakatan.
2. Dalam perhatian khusus, yaitu apabila terdapat tunggakan yang belum melampaui 90 hari.
3. Kurang lancar, yaitu apabila terdapat tunggakan angsuran pokok dan angsuran margin yang telah melampaui 90 hari.
4. Diragukan, yaitu apabila terdapat tunggakan angsuran yang telah mencapai180 hari.
5. Macet, yaitu apabila terdapat tunggakan angsuran dan tunggakan margin yang telah melampaui 270 hari.
Kualitas pembiayaan di PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug terbagi menjadi lima kategori yaitu lancar, dakam perhatian khusu, kurang lancar, diragukan, macet. Gambar di atas merupakan gambar� data Non Performing Loan (NPL) PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug. Dilihat melalui persentase NPL (Non Performing Loan)� tahun ke tahun PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug dikatakan tidak sehat. Dari beberapa penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah atau pembiayaan macet yang terdapat di PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug, setelah melakukan wawancara dengan Kepala Cabang PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug pembiayaan macet biasanya, penurunan, pengeluaran mitra� lebih banyak jika dibandingkan dengan pendapatan mitra� dari usaha yang dijalankannya, dan pembiayaan yang diberikan oleh PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug tidak digunakan untuk modal kerja akan tetapi digunakan untuk keperluan lain sehingga tidak seseuai dengan kesepakatan sebelumnya.
Diketahui bahwa persentase NFL dari PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug Pada tahun pertama 2017 persentase NPL memang sangat baik yaitu tidak ada sama sekali mitra menunggak, akan tetapi pada tahun keduanya 2018 persentase NPL mengalami kenaikan sebesar 7.26%, dan pada tahun ketiganya 2019 mengalami penurunan 7.13%. Pada tahun kedua kenaikan NFL PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug sangat tidak wajar menembus angka 7.26%. NPL secara total pada suatu unit kerja perbankan atau lembaga keuangan diisyaratkan harus dibawah 3% bila setiap tahunnya kenaikan NFL terus bertambah atau sama sekali tidak ada penurunan maka akan mengakibatkan kondisi perusahaan tidak sehat. Semakin banyaknya pembiayaan bermasalah atau pembiayaan macet tentunya perlu adanya analisis untuk menyelamatkan dan menyelesaikan pembiayaan yang bermasalah atau pembiayaan macet yang terdapat di PT Bina Artha cabang Cicurug. Pembiayaan macet atau pembiayaan bermasalah merupakan permasalahan yang besar sehingga lembaga keuangan harus segera melakukan penyelamatan dengan tujuan untuk meminimalisir kerugian. Menganalisa pemberian fasilitas modal kerja kepada mitra perlu ditingkatkan oleh PT Bina Artha Ventura agar tepat sasaran sehingga risiko pembiayaan yang terjadi di PT Bina Artha cabang Cicurug semakin kecil.
Dari hasil analisis dan pembahasan yang disampaikan sebelumnya, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan atas hasil analisis tersebut yaitu 1). Risiko pembiayaan yang ada di PT Bina Artha Ventura cabang Cicurug adalah Risiko Kredit, risiko kredit di pengaruhi oleh faktor internal dan esternal. Faktor internal ini disebabkan oleh kesalahan dari perusahaan yang salah menganalisa character� mitra pembiayaan, dan faktor eksternal yaitu faktor alam seperti bencana alam, kebakaran, kebanjiran dll.
Bibliografi
Adam, H. (2010). Strategi
manajemen risiko pada pembiayaan UKM di BMT al-Munawwarah dan BMT Berkah Madani.
Kamaludin, K. (2018). Analisis Modal Usaha
Di Masyarakat Pedesaan. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(9),
49�60.
Keuangan, O. J. (2016). Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/Pojk. 03/2016 Tentang Penerapan Tata Kelola
Bagi Bank Umum.
Martono. (2009). Bank dan Lembaga
Keuangan Lain. Ekonasia Fakultas Ekonomi UII:Yogyakarta.
Moleong, L. J. (2013). Metode Penelitian
Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya. Mosal.
Permana, S. H. (2019). Peran Perusahaan
Modal Ventura Bagi Umkm Di Indonesia. Peran Industri Keuangan Non Bank
Terhadap Perekonomian Nasional, 113.
Purwati, E. (2012). Pengaruh Karakteristik
Wirausaha, Modal Usaha, Strategi Pemasarana terhadap Perkembangan UMKM Di desa
Dayaan dan Kalillondo Salatiga. Salatiga (ID): Jurnal Ilmiah Among Makarti,
9(5).
Rahma, S. A. (2014). Analisis penetapan
struktur modal yang optimal guna meningkatkan nilai perusahaan (studi pada pt.
Seemount garden sejahtera, jiwan, kabupaten madiun periode 2011-2013). Jurnal
Administrasi Bisnis, 13(1).
Rismayanti, O. (2013). Analisis
Perubahan Harga Saham Dan Abnormal Return Sebelum Dan Setelah Ex-Dividend Date
Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Go Public Periode 2006-2011.
Universitas Widyatama.
Rivai, V., & Veithzal, A. P. (2008). Islamic
financial management: teori, konsep dan aplikasi panduan praktis untuk lembaga
keuangan, nasabah, praktisi, dan mahasiswa. Rajawali Press.
Sugiyono, S. (2016). Metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Alfabeta Bandung.