Implementasi Nilai-Nilai Budaya Kerja Islam Baitul Maal Wattamwil (BMT) Kota
Pekanbaru
Syntax Admiration, Vol. 2, No. 1, Januari 2021 129
authority dapat dilembutkan melalui budaya jujur, sabar, tidak mudah iri dan terpancing
untuk melakukan hal-hal yang dimurkai agama.
Melaksanakan peraturan dan disiplin yang tinggi salah satunya adalah dengan
absensi kerja. Disiplin kerja merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai
yang dipercayakan termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang dianggap menjadi
tanggung jawabnya (Arif et al., 2020). Disiplin kerja dapat diketahui salah satunya
adalah melalui indikator absensi kerja. Absensi kerja adalah suatu kegiatan atau rutinitas
yang dilakukan oleh karyawan untuk membuktikan dirinya hadir atau tidak hadir dalam
bekerja di suatu perusahaan. Absensi ini berkaitan dengan penerapan disiplin yang
ditentukan oleh masing-masing perusahaan.
Budaya kerja islam memberikan dampak yang baik terhadap perilaku individu
dalam bekerja (Zainuri, 2016). Sikap kerja yang positif memungkinkan hasil yang
menguntungkan seperti kerja keras, komitmen dan dedikasi terhadap pekerjaan dan
sikap kerja lainnya yang tentu saja hal ini dapat memberi keuntungan bagi individu itu
sendiri dan organisasi. Agama islam adalah agama serba lengkap, yang di dalamnya
mengatur seluruh aspek kehidupan manusia baik kehidupan spiritual maupun kehidupan
material termasuk di dalamnya mengatur masalah budaya kerja. Secara implisit banyak
ayat al-qur’an yang menganjurkan umatnya untuk bekerja keras, diantaranya dalam
quran surat al insirah: 7-8, yang artinya ”Apabila kamu telah selesai (dari satu urusan),
maka kerjakan dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (Khojin et al., 2020). Juga
dijelaskan dalam hadis rosul yang artinya: ”Berusahalah untuk urusan duniamu seolah-
olah engkau akan hidup selamanya” (Surur, 2017).
Budaya kerja dalam islam terkait erat dengan nilai-nilai (values) yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan al-sunnah tentang “kerja” yang dijadikan sumber inspirasi dan
motivasi oleh setiap muslim untuk melakukan aktivitas kerja di berbagai bidang
kehidupan (Irham, 2012). Manusia diciptakan di dunia ini sebagai makhluk yang paling
sempurna bentuknya (fi ahsani taqwīm), yang ditugaskan untuk menyembah allah dan
menjauhi larangannya. Manusia merupakan makhluk jasmaniah dan rohaniah yang
memiliki sejumlah kebutuhan sandang, pangan, papan, udara dan sebagainya. Guna
memenuhi kebutuhan jasmaniah itu manusia bekerja, berusaha, walaupun tujuan itu
tidak semata-mata hanya untuk keperluan jasmaniah semata (Nurdin, 2020).
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik
agar setiap pekerjaan mampu memberikan nilai tambah dan mengangkat derajat
manusia tersebut (Tasmara, 2002). Jika ia bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang
telah diberikan maka peningkatan derajat akan mengikuti sesuai dengan apa yang telah
ia kerjakan, sebagaimaan dalam Al-Qur’an Surat Al-An-am: 132
Artinya: “Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang)
dengan apa yang dikerjakannya. dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka
kerjakan”.
Islam mewajibkan umatnya agar terus menambah atau mengembangkan ilmunya
dan tetap berlatih. Suatu ketrampilan yang sudah dimiliki dapat saja hilang, akibat