Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 1
No. 2 Juni 2020 |
p-ISSN : ��� e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PENGARUH
MOTIVASI KERJA, KOMPETENSI PERAWAT, DAN KINERJA PERAWAT TERHADAP PELAYANAN
KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA CIREBON
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Cirebon
Email: [email protected], [email protected] dan [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 22 Mei 2020 Diterima dalam bentuk revisi 05
Juni 2020 Diterima dalam bentuk revisi |
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara motivasi kerja (X1), kompetensi perawat (X2), dan kinerja perawat (X3) terhadap pelayanan keperawatan (Y) di Rumah Sakit Jantung Hasna Medika Cirebon. Pengumpulan data dalam penelitian ini mengunakan teknik survei berupa penyebaran kuesioner yang terdiri dari atas 9 butir untuk variabel X1, 6 butir untuk variabel X2, 10 Butir untuk variabel X3, dan 14 butir untuk variabel Y. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga keperawatan yang berada di Rumah Sakit Jantung Hasna Medika Cirebon dengan jumpah 30 responden, peneliti� mengambil sample sebanyak 30 atau keseluruhan dari jumlah populasi yang ada. |
Kata kunci: Motivasi kerja (X1), Kompetensi perawat (X2),
Kinerja perawat (X3), Pelayanan keperawatan (Y) |
Pendahuluan
Keberadaan individu dalam suatu organisasi atau lembaga
memiliki peran yang sangat vital, khususnya dalam hal pemenuhan tugas dan
target organisasi (Mahfud, 2017). Bergeraknya kepesatan perkembangan
ekonomi banyak jasa pelayanan keperawatan menjadi semakin besar, hal ini
tentunya akan menimbulkan persaingan antara institusi
yang bergerak di jasa pelayanan keperawatan yang satu dengan yang lainnya. Keputusan sumber daya manusia yang baik perlu didukung oleh
kualitas pelaksanaan menajemen sumber daya manusia (Pane, 2019). Dimana institusi� pelayanan� keperawatan�
yang mampu bersaing ini akan dapat mengembangkan usahanya demi
kelangsungan hidup institusi pelayanan keperawatan, untuk itu institusi
kesehatan harus dikelola secara profesional dalam melakukan berbagai kegiatan
usaha dalam menigkatkan kinerja pegawai dari segi sumber daya manusia itu
sendiri. Seorang pemimpin selain harus
mempunyai technical skill dan conceptual skill ia
juga harus mempunyai human skill, yaitu ketrampilan yang
dimiliki dalam bidang kemanusiaan untuk menggerakkan manusia, misalnya untuk
bergaul dengan orang lain, memahami sifat , watak dan karakter seseorang (Jasmanto, 2017).
Seluruh energi yang dikerahkan oleh tubuh tanpa pengaturan waktu
kerja yang cukup tentunya berimbas pada timbulnya kelelahan kerja baik berupa
kelelahan kerja fisik, kognitif maupun psikis (Hadipranoto & Hendra, 2017). Dari beberapa faktor sumber daya� manusia, faktor motivasi, kompetensi faktor
pelayanan dan faktor budaya kerja dipandang sebagai faktor penentu, karena pada
hakekatnya pelayanan memiliki peranan untuk (1) memberikan atau menyajikan
berbagai pengertian (understanding),
(2) memberikan berbagai macam penafsiran�
serta� pendekatan� terhadap�
permasalahan, dan (3) memberikan pengaruhnya dalam menggunakan cara-
cara dan pendekatan, dalam usaha ikut serta menyelesaikan atau memecahkan
berbagai persoalan yang muncul dan berkaitan dengan lingkup kepemimpinan (influencing). Pelayanan seseorang akan� mempengaruhi
anggota organisasinya dalam mencapai tujuan organisasi, agar pegawai memiliki
kesamaan visi dan misi yang hendak dicapai, memiliki rasa keterlibatan terhadap
pekerjaan. Dengan tingginya rasa keterlibatan pegawai terhadap misi Intsitusi
atau organisasi, dalam kondisi normal (ceteris
paribus), maka pegawai tersebut akan memiliki
motivasi kerja yang tinggi. Motivasi yang tinggi akan
mempengaruhi kinerja pegawai. Motivasi seorang pegawai akan
menjadi daya dorong untuk mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) terhadap pekerjaan yang menjadi tugas dan
tanggung jawabnya. Dengan demikian maka Motivasi akan
menjadi daya dorong atau rangsangan bagi pegawai untuk memiliki kinerja
pegawai.
Disamping
motivasi yang tinggi, profesionalitas pegawai merupakan proses dalam
mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau kelompok orang dalam usahanya
untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam situasi tertentu, maka sebenarnya ada
faktor lain yang dapat menjadi daya dorong kinerja pegawai dalam memberi
pelayanan di Rumah Sakit Jantung Hasna Medika Cirebon yaitu adalah faktor
motivasi, kompetensi, pelayanan dan kinerja perawat. Rumah Sakit Jantung Hasna
Medika Cirebon sebagai���� institusi���� privat sebagai
pelaksana penyelenggaraan pelayanan keperawatan dituntut mampu meningkatkan
pelayanan yang optimal, sehingga masyarakat dapat merasakan kepuasan apabila
membutuhkan suatu pelayanan, seperti Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Penunjang Medis, Instalasi Bedah, Instalasi Gawat Darurat dan
Instalasi Farmasi. Rumah Sakit Jantung Hasna Medika Cirebon memiliki BOR
rata-rata dalam 3 bulan yaitu 80% dari jumlah tempat tidur sebanyak 40 tempat
tidur (Rekam Medis RSJHM). Agar dapat memberi pelayanan yang memuaskan terhadap
Pasien maka perlu�
disiapkan Sumber Daya Manusia baik pegawai maupun tenaga medis
yang bekerja dengan baik dan memberi pelayanan yang baik pula. Untuk memberikan pelayanan kepada Pasien. Rumah
Sakit Jantung Hasna Medika Cirebon memiliki 75 pegawai untuk bekerja di
pelayanan keperawatan, seperti pada tabel berikut.
Metode Penelitian
Penelitian
menggunakan metode kuantitatif dengan mendiskripsikan variabel yang sudah
menjadi tema pembahasan dalam tesisi penulis dengan pendekatan korelasional. Metode ini digunakan untuk memudahkan
menemukan hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan variabel terikat
berdasarkan fakta dan data yang sudah terjadi. Sehingga penelitian
dilakukan tanpa ada sesuatu perlakuan (treatment)
apapun dari peneliti (Sugiyono, 2014).
Adapun Uji Instrumennya adalah sebagai berikut :
Untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji-F, yaitu untuk menguji keberartian koefisien regresi secara keseluruhan dan uji t untuk menguji masing-masing variabel secara parsial. Hal ini untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas secara bersama-sama dan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Berdasarkan perhitungan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 diperoleh output sebagai berikut :
Model Unstandardiz
ed���� Coefficients Standar dized
Coeffici ents t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 7.413 6.177 1.200 .241 Motivasi .620 .176 .511 3.514 .002 Kompetensi .431 .206 .314 2.095 .046 Kinerja .299 .137 .286 2.186 .038
Berdasarkan output di atas , maka model regresi tersebut dapat dibahas seperti di bawah ini : Persamaan Regresi :
Y = 7.413 + 0.621X1 + 0.431X2 + 0.299X3
Dengan penjelasan masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
Variabel Y = Pelayanan Keperawatan Variabel X1 = Motivasi Kerja Variabel X2 = Kompetensi Perawat
�Nilai t hitung variabel motivasi kerja (X1) sebesar
�3.514 ≥ t tabel 0.1703 dengan tingkat signifikansi
�0.002 ( p < 0.05).
Berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motivasi kerja (X1) terhadap pelayanan keperawatan. Dari hasil tersebut maka Ho ditolak dan berarti Ha diterima.
a) Hipotesis 2
H0 : Tidak Terdapat Pengaruh kompetensi perawat terhadap pelayanan keperawatan
Ha : Terdapat Pengaruh kompetensi perawat secara signifikan terhadap pelayanan keperawatan Nilai t hitung variabel kompetensi perawat (X2) sebesar 2.095 ≥ t tabel 0.1703 dengan tingkat signifikansi 0.046 ( p < 0.05). Berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompetensi perawat (X2) terhadap pelayanan keperawatan. Dari hasil tersebut maka Ho ditolak dan berarti Ha diterima.
b) Hipotesis 3
H0 : Tidak Terdapat Pengaruh kinerja perawat terhadap pelayanan keperawatan
Ha : Terdapat Pengaruh kinerja perawat secara signifikan terhadap pelayanan keperawatan
Nilai t hitung variabel kinerja perawat (X3) sebesar 2.186 ≥ t tabel 0.1703 dengan tingkat signifikansi 0.038 ( p < 0,05). Berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara kinerja perawat terhadap pelayanan keperawatan. Dari hasil tersebut maka Ho ditolak dan berarti Ha diterima. Variabel X3 = Kinerja Perawat
Nilai t hitung variabel motivasi kerja (X1) sebesar
3.514 ≥ t tabel 0.1703 dengan tingkat signifikansi
0.002 ( p < 0.05). Berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel motivasi kerja (X1) terhadap pelayanan keperawatan. Dari hasil tersebut maka Ho ditolak dan berarti Ha diterima.
Pengujian secara parsial untuk membuktikan hipotesis 1 sampai dengan 3 diperoleh hasil sebagai berikut :
c) Hipotesis 1 :
H0 : Tidak Terdapat Pengaruh motivasi kerja terhadap pelayanan keperawatan
Ha : Terdapat Pengaruh motivasi kerja secara signifikan terhadap pelayanan keperawatan
diketahui bahwa variabel yang berpengaruh dominan pada pelayanan keperawatan adalah motivasi kerja� dengan nilai ����dan� �yang lebih besar dibandingkan variabel yang lain dan juga nilai signifikansi����� �� yang paling baik.
H0 : Tidak Terdapat Pengaruh motivasi kerja, kompetensi perawat dan kinerja perawat secara bersama-sama� terhadap pelayanan keperawatan Ha : Terdapat Pengaruh signifikan motivasi kerja. Pembinaan, kompetensi perawat dan kinerja perawat secara bersama-sama terhadap pelayanan keperawatan
Untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut dilakukan uji F. Untuk mengetahui bahwa ada pengaruh dapat diketahui dengan melihat dari level of significant p = 0,05. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel ANOVA di bawah ini :
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regressi On |
442.140 |
3 |
147.380 |
14.128 |
.000b |
Residual |
271.227 |
26 |
10.432 |
|
|
|
Total |
713.367 |
29 |
|
|
|
karena tingkat signifikansi uji F sebesar 0,000 ( p< 0.05) berarti variabel motivasi kerja, kompetensi perawat, dan kinerja perawat secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelayanan keperawatan. Dari hasil tersebut maka Ho ditolak dan berarti Ha diterima.
Kesimpulan
a. Semakin tinggi pengaruh motivasi kerja positif di Rumah Sakit jantung Hasna Medika Cirebon maka semakin baik pelayanan keperawatan di Rumah Sakit jantung Hasna Medika Cirebon. Demikian sebaliknya, semakin malas dan tidak ada motivasi dalam bekerja di Rumah Sakit jantung Hasna Medika Cirebon maka semakin buruk pelayanan keperawatan Rumah Sakit jantung Hasna Medika Cirebon.
b. Semakin tinggi pengaruh kompetensi perawat maka semakin baik pelayanan keperawatan Rumah Sakit jantung Hasna Medika Cirebon. Demikian sebaliknya, semakin rendah kompetensi perawat maka semakin buruk pelayanan keperawatan Rumah Sakit jantung Hasna Medika Cirebon.
c. Semakin tinggi pengaruh positif kinerja perawat Rumah Sakit jantung Hasna Medika Cirebon maka akan semakin baik pelayanan keperawatan Rumah Sakit jantung Hasna Medika Cirebon, Demikian sebaliknya, semakin negatif kinerja perawat Rumah Sakit jantung Hasna Medika Palimanan Cirebon maka semakin buruk pelayanan keperawatan Rumah Sakit jantung Hasna Medika Palimanan Cirebon.
d. Semakin tinggi rasio tenaga perawat yang memiliki kompetensi khusus keahlian jantung, maka semakin postif dalam pemberian pelayanan keperawatan.
Bibliografi
Hadipranoto, I., & Hendra, H. (2017). Analisis
Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kelelahan Kerja Pada Karyawan Shift Oil
Movement Section Pt. Pertamina Up Vi Balongan Tahun 2015. Syntax Literate;
Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(4), 66�85.
Jasmanto, J. (2017). Peningkatan Motivasi Kerja Guru
Melalui Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah Di Mts. Al-Maijah Gemulung Lebak
Kabupaten Cirebon. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(7),
108�115.
Mahfud, M. (2017). Pengaruh Pimpinan Sebagai Manajer,
Jaminan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Rsud Pantura Ma
Sentot Patrol Kab. Indramayu. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(5),
112�139.
Pane, D. S. P. (2019). Pengaruh Budaya Organisasi,
Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Sebagai Variabel Intervening
Terhadap Kinerja Dosen Politeknik di Kota Bekasi. Syntax Literate; Jurnal
Ilmiah Indonesia, 4(9), 1�14.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Manajemen.
Bandung: Alfabeta.