Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 2 No. 2 Februari 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
EFEK KOMUNIKASI INTERPERSONAL PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA YANG�
MENJALANI KULIAH KERJA NYATA
Mic Finanto Ario Bangun, Ferdy Muzzamil dan
Andreas Corsini Widya Nugraha
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya,
Indonesia
Email: [email protected],
[email protected]
dan� [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRACT |
Diterima 28
Januari 2021 Diterima dalam bentuk revisi 12
Februari 2021 Diterima dalam bentuk revisi |
This study aims to find out the amount of influence of interpersonal
communication on the adjustment of students of Bhayangkara University Jakarta
Raya who are conducting a Real Work Lecture in 2019 on self-adjustment in the
KKN Environment. Research using quantitative method, this research sample is
a student of Bhayangkara University Jakarta Raya who is conducting with a
sample number of 158 people. There are two types of variables in this study,
namely interpersonal communication as a free variable and self-adjustment as
dependent variable. Testing the results of the study using a simple linear
regression statistical analysis. The results showed that interpersonal
communication capability variables influenced self-adjustment variables with
a value of 46.8 percent with an F value of 137,256 (p=0.00, P<0.01).
Interpersonal communication capabilities can significantly predict
self-adjustment. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai pengaruh komunikasi interpersonal terhadap penyesuaian diri mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2019 terhadap penyesuian diri di lingkungan KKN. Penelitian menggunakan metode kuantitatif, sampel penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya yang sedang melakukan dengan jumlah sampel 158 orang. Terdapat dua jenis variabel dalam penelitian ini yaitu komunikasi interpersonal sebagai variabel bebas dan penyesuaian diri sebagai variabel tergantung. Pengujian hasil penelitian dengan menggunakan analisis statistik regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kemampuan komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap variabel penyesuaian diri dengan nilai sebesar 46,8 persen dengan nilai F sebesar 137.256 (p=0,00, P<0,01). Kemampuan komunikasi interpersonal secara sangat signifikan dapat memprediksi penyesuaian diri. |
Keywords: interpersonal
communication; self-adjustment; Students Kata kunci: komunikasi interpersonal; penyesuaian diri; mahasiswa |
Pendahuluan
Beberapa orang ketika dihadapkan dengan perubahan lingkungan akan mengalami masalah. Ketidakmampuan menyesuaikan diri menjadi hambatan seseorang untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru, misal dikarenakan adanya perubahan karakteristik antara lingkungan lama dengan lingkungan baru. Pada titik ini penyesuaian diri adalah hal kunci dari keberhasilan seseorang dalam beradaptasi dengan lingkungan yang baru. (Desmita, 2009) menjelaskan bahwa penyesuaian diri terjadi setiap individu dihadapkan pada kondisi-kondisi lingkungan baru yang membutuhkan suatu respon.
Setiap mahasiswa yang sudah memasuki tingkat 3 di perguruan tinggi khususnya Universitas Bhayangkara Jakarta Raya diwajibkan untuk melakukan program KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu bentuk bentuk pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa, interdisipliner, institusional, dan secara kemitraan sebagai salah satu wujud dari tridharma perguruan tinggi. KKN tematik orientasi program kegiatan terfokus pada bidang tertentu sesuai dengan permasalahan kemasyarakatan dan arah kebijakan pembangunan yang diselenggarakan pemerintah wilayah tertentu. Beberapa KKN tematik mempunyai tujuan untuk memecahkan masalah dengan tema tertentu dengan mahasiswa sebagai ujung tombaknya.
Secara ideal mahasiswa melakukan KKN untuk memberikan kontribusinya secara nyata di masyarakat, mengingat mahasiswa adalah intelektual-intelektual muda. Tetapi pada kenyataannya di lapangan kadang timbul permasalahan. Salah satunya adalah permasalahan penyesuaian diri kalangan mahasiswa, khususnya yang sedang menjalani program KKN (Kuliah Kerja Nyata). Mahasiswa walaupun secara tahapan perkembangan psikologis sudah memasuki usia dewasa awal bukan berarti akan dengan mudah untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Perbedaan karakteristik misalnya dari lingkungan kampus dan rumah ke lingkungan masyarakat secara nyata menjadikan problem tersendiri bagi masing-masing pribadi mahasiswa ketika melakukan program KKN.
Peneliti beberapa kali melakukan observasi sekaligus terjun ke lapangan sebagai dosen pembimbing lapangan untuk KKN tematik yang dilangsungkan oleh Universitas, beberapa permasalahan yang sering timbul berkaitan dengan program KKN khususnya untuk para mahasiswa antara lain : a. Perbedaan budaya antara mahasiswa KKN dengan warga, perbedaan budaya bisa menimbulkan masalah baru, misalnya perbedaan dalam hal intonasi dalam berkomunikasi, berkaitan hal ini dibutuhkan pemahaman antara mahasiswa dengan warga setemmpat, b. Permasalahan komunikasi dengan warga, adalanya kesalahan persepsi antara warga dengan mahasiswa KKN dikarenakan komunikasi yang kurang intens antara keduanya, jadi dari rekan-rekan mahasiswa diharaplan dapat menjalin komunikasi dengan baik dengan semua eleman masyarakat. c. Sulit memahami karakter antar anggota KKN, selain permasalahan dengan masyarakat eksternal, mahasiswa KKN juga memiliki tantangan internal, yaitu sulitnya memahami karakter anggota lain, ini kadang menjadi sebuah akar konflik antara anggota internal KKN.
(Yeager et al., 2017) dalam jurnal psychological science mengungkapkan bahwa masalah sosial remaja pada dasarnya bisa berubah, permasalahan yang muncul kadang tidak menjadi halangan ketika remaja dapat menghadapinya secara emosional yang stabil. (Schneiders, 1960) menyebutkan bahwa penyesuaian diri dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu 1) kondisi fisik; 20 kepribadian ; 3) proses belajar ; 4) lingkungan dan 5) agama dan budaya. Sementara itu, karakter penyesuaian diri yang baik menurut (Desmita, 2009) dapat dilihat dari empat aspek kepribadian yang meliputi 1) kematangan emosional 2) kematangan intelektual, 3) kematangan sosial dan 4) tanggung jawab.
Permasalahan penyesuaian diri dari mahasiswa yang diterjunkan dalam kegiatan KKN tidak serta merta sama. Sebagai dosen pembimbing lapangan ditemukan beberapa permasalahan yang menyangkut penyesuain diri mahasiswa di tempat KKN, misalnya mahasiswa yang tidak bisa menyesuaikan diri dengan rekan satu kelompoknya, sehingga merasa minder dan cenderung untuk menarik diri dari lingkungan. Beberapa kasus ditemukan mahasiswa yang meninggalkan tempat dan lokasi KKN tanpa ijin untuk pulang ke rumah, dan tidak kembali lagi, setelah ditelusuri, mahasiswa ini tidak dapat menyesuaikan diri dengan kondisi tempat KKN. Permasalahan seperti ini harus mendapatkan perhatian yang serius.
Ada berbagai faktor penyebab kenapa mahasiswa sedikit lebih susah menyesuaikan diri karena adanya kemampuan yang rendah dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kualitas penyesuaian diri yang penting adalah dinamisme atau potensi untuk berubah. Penyesuaian diri terjadi kapan individu menghadapi kondisi-kondisi lingkungan baru yang membutuhkan suatu respon. Penyesuaian juga tampil dalam bentuk menyesuaikan kebutuhan psikologis seseorang dengan norma-norma budaya.
Adanya cakupan dalam hal pembelajaran untuk menghadapi keadaan baru melalui perubahan dalam tindakan atau sikap. Sepanjang hidupnya individu akan mengadakan perubahan perilaku karena seseorang dihadapkan pada kenyataan dirinya maupun lingkungannya yang terus berubah (Bryan et al., 2016).� Salah satu faktor penentu penyesuaian diri yang baik adalah kemampuan komunikasi interpersonal. (Kusumaningsih, 2013) menemukan adanya hubungan antara komunikasi interpersonal pada siswa remaja. Penelitian juga dilakukan oleh (Puspitasari & Laksmiwati, 2012) terhadap guru-guru Sekolah Dasar Negeri, dan ditemukan bahwa adanya hubungan antara komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri.
Komunikasi interpersonal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh aktivitas manusia. (Sarwono & Vito, 2010) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang berlangsung secara tatap muka atau menggunakan media dan pesan disampaikan dan diterima secara simultan dan spontan. Tokoh lain (Wilcox, 2011) mendefinisikan komunikasi interpersonal sebagai interaksi antara dua orang sekelompok kecil orang dengan beberapa efek dan umpan balik segera. (Sunarto & Hartono, 2008) mengemukakan bahwa manusia berkomunikasi karena memiliki keinginan untuk saling berbicara, tukar menukar gagasan, berbagi pengalaman, ingin menciptakan hubungan baru, serta bekerja sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan. Keinginan tersebut dapat terpenuhi melalui interaksi dengan orang lain melalui komunikasi.
Bagi sebagian mahasiswa KKN, perlu adanya komunikasi interpersonal yang baik, untuk dapat melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Perlu adanya koordinasi dengan teman satu kelompok maupun dengan warga masyarakat ataupun stake holder yang berhubungan. (Rakhmat, 2008) mengemukakan bahwa manusia berkomunikasi karena memiliki keinginan untuk saling berbicara, saling bertukar gagasan berbagi pengalaman, ingin menciptakan hubungan dengan orang lain, dan mengenal kondisi dari lingkungan. Hal ini sesuai dengan tujuan komunikasi interpersonal yang disebutkan (Sunarto & Hartono, 2008) antara lain: 1) mengungkapkan perhatian pada orang lain 2) menemukan diri sendiri 3) menemukan dunia luar, 4) membangun dan memelihara hubungan sosial, 5) mempengaruhi sikap dan tingkah laku dan 6) mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu. Seseorang dalam membentuk komunikasi interpersonal diharapkan dapat membentuk hubungan dengan orang lain. mahasiswa di tempat KKN dapat membentuk komunikasi interpersonal yang baik, sehingga mahasiswa merasa nyaman ketika berada di lingkungan KKN serta mampu menyelesaikan tugas yang diberikan pada dirinya. Penelitian ini akan mencoba untuk melihat efek dari komunikasi interpersonal terhadap penyesuaian diri pada mahasiswa KKN di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya?
����������������������������������������������������� ����������������
Metode Penelitian
A.
Jenis
Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan model jenis penelitian regresi atau uji pengaruh (Sugiyono, 2012). Peneliti tidak memberikan intervensi pada subjek maupun data. Teknik Pengambilan sampel menggunakan �purposive sampel�. Berdasarkan tujuan penelitian ini memiliki tujuan asosiatif kausal, yang bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan apabila ada berapa tingkatan hubungan antara kedua variabel.
B.
Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya yang sedang melakukan kegiatan KKN di Kota dan Kabupaten Bekasi. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2019.
C.
Teknik
Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan skala likert, pada penelitian ini menggunakan dua skala yaitu skala komunikasi interpersonal dan skala penyesuaian diri. Skala komunikasi interpersonal terdiri dari 20 aitem pertanyaan sedangkan skala penyesuaian diri menggunakan 20 item skala.� Untuk mendapatkan data primer menggunakan menggunakan �google form�. Kemudian penelitian ini memggunakan teknik �purposive sampling� dari rumus Slovin, jumah subjek penelitian yang didapatkan sebanyak 158 subjek dari total jumlah 320 populasi mahasiswa yang sedang melakukan KKN di Kota dan Kabupaten Bekasi.
D.
Teknik
Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package Sosial Science).
Penelitian menggunakan 158 subjek mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata Di Kota dan Kabupaten Bekasi. Jumlah mahasiswa laki-laki berjumlah 48 mahasiswa, jumlah perempuan berjumlah 110 mahasiswa. Peneliti melakukan kategorisasi hasil penelitian baik dari hasil skor kemampuan komunikasi interpersonal dan skor kemampuan penyesuaian diri mahasiswa. Hasilnya diperoleh sebagai berikut:
Tabel 1 Kategorisasi hasil Kemampuan
Komunikasi Interpersonal
|
|||||
|
Frekuensi |
Presentase |
Presentasi
Valid |
Presentasi
Komulatif |
|
Valid |
Tinggi |
16 |
10.1 |
10.1 |
10.1 |
Rendah |
142 |
89.9 |
89.9 |
100.0 |
|
Total |
158 |
100.0 |
100.0 |
|
Tabel 1 menunjukkan data yang didapat menunjukkan hasil bahwa mayoritas kemampuan komunikasi interpersonal mahasiswa yang melakukan KKN berada pada kategori rendah dengan presentasi sebesar 89.9 persen dan pada kategori tinggi sebesar 10.1 persen.
Tabel 2 Kategorisasi hasil Kemampuan
Penyesuaian Diri
|
Frekuensi |
Presentase |
Presentase valid |
Presentase Kumulatif |
|
Valid |
Tinggi |
19 |
12.0 |
12.0 |
12.0 |
Rendah |
139 |
88.0 |
88.0 |
100.0 |
|
Total |
158 |
100.0 |
100.0 |
|
Tabel 2 menunjukkan hasil bahwa kemampuan penyesuaian diri diri pada mahasiswa KKN Universitas Bhayangkara Jakarta Raya berada pada kategori rendah, dengan jumlah presentase mencapai 88 persen, sedangkan lainnya berada pada kategorisasi tinggi dengan jumlah presentase berjumlah 12 persen.
A.
Uji
Asumsi Penelitian
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Analisis parametrik khususnya regresi linier memberikan syarat bahwa data harus dapat terdistribusi secara normal. Uji yang digunakan dalam analisis ini adalah dengan menggunakan metode uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Aturan dalam pengujian normalitas adalah jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika signifikansi kurang dari 0,05 dapat dikatakan data tidak terdistribusi normal.
Tabel 3 hasil uji Asumsi
Variabel |
Normalitas |
Linieritas |
Komunikasi
Interpersonal |
0,083 |
���������� 0,532 |
Penyesuaian Diri |
0,180 |
�������������������������� 0,532 |
Berdasarkan nilai yang diperoleh diatas bahwa uji normalitas baik variabel komunikasi interpersonal dan penyesuaian diri mempunyai nilai, 0,083 dan 0,180 berati nilai kedua variabel dapat dikatakan normal. Uji linieritas mendapatkan nilai 0,532 yang nilainya lebih besar dari, 0,05 yang artinya ada hubungan yang linier antara variabel komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri.
B.
Uji
Hipotesis (Regresi Linier)
Hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nol (H0). Hipotesis
kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y serta pengaruh antar
dua kelompok, sedangkan hipotesis nol atau sering disebut juga hipotesis
statistik diuji dengan perhitungan statistik yang menyatakan tidak ada hubungan
pengaruh variabel X terhadap variabel Y.
-
Ho������ = Tidak terdapat pengaruh antara
kemampuan komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri pada mahasiswa
-
Ha������ = Terdapat pengaruh antara kemampuan
komunikasi interpersonal dengan penyesuaian diri pada mahasiswa.
Tabel 4
Hasil analisis Regresi
Koefisien Regresi |
Nilai R Square |
signifikansi |
Komunikasi
Interpersonal*Penyesuaian Diri |
0,468 |
0,00 |
Dari angka koefisien regresi yaitu r square sebesar 0,468 berarti dengan tingkat signifikansi 0,00 p< 0,01 sangat signifikan, berarti variabel komunikasi interpersonal mampu memprediksi variabel penyesuaian diri sebesar 46,8 persen dengan taraf sangat signifikan. Ketika ada kenaikan nilai komunikasi interpersonal maka akan menaikkan nilai penyesuaian diri.
Hasil temuan pada penelitian mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Cangara, 2007) yang menjelaskan bahwa individu yang melalukan komunikasi tujuannya adalah untuk dapat hidup dalam suasana yang harmonis. (Cangara, 2007) menyebutkan bahwa individu terdorong untuk melakukan komunikasi dengan orang lain karena adanya kebutuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Komunikasi interpersonal mempunyai tujuan untuk menciptakan hubungan sosial yang ramah dengan orang lain. Setiap orang telah menggunakan banyak waktu untuk komunikasi interpersonal guna membangun dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki komunikasi interpersonal baik akan mampu membina hubungan dengan orang lain sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan keadaan maupun lingkungan tempat ia berada (Sunarto & Hartono, 2008).�
Mendukung temuan yang dilakukan oleh (Desmita, 2009) menjelaskan bahwa keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan diri dapat dilihat dari kepribadiannya yang mencakup kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial, dan tanggung jawab. Artinya, seseorang yang melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain dapat mengembangkan kepribadiannya sehingga ia mampu menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitarnya.
Mendukung juga penelitian yang dilakukan oleh (Ningrum, 2013) bahwa Melalui komunikasi interpersonal individu berinteraksi dengan orang lain dan juga diri sendiri, dan mengungkapkan diri sendiri kepada orang lain. Apakah dengan kenalan baru, kawan lama, kekasih, atau anggota keluarga, melalui komunikasi antar pribadilah individu dapat membina, memelihara, kadang-kadang merusak hubungan pribadi seseorang. Penyesuaian diri yang baik sangat tergantung pada efektivitas komunikasi yang dijalin individu dengan orang lain
Komunikasi interpersonal dibutuhkan setiap individu ketika berada pada lingkungan yang asing dan belum pernah ditinggali. Individu dengan melakukan komunikasi, dapat menjalim hubungan sosial dengan orang lain, serta menurunkan kecemasan, ketegangan, dan konflik dalam diri sehingga rasa kurang percaya diri akan berkurang dan meningkatkan kemampuan adaptasi, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mencapai keseimbangan hidup. Maka sangat diperlukan kemampuan interpersonal yang baik pada mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan khususnya pada saat melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Penelitian ini menemukan bahwa ada kontribusi atau pengaruh variabel komunikasi interpersonal pada mahasiswa pada kemampuan penyesuaian diri mahasiswa yang sedang melakukan program Kuliah Kerja Nyata. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi nilai kemampuan interpersonal, maka akan semakin tinggi nilai kemampuan penyesuaian diri pada mahasiswa yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata.
BIBLIOGRAFI
Bryan, C. J., Yeager, D. S., Hinojosa, C. P., Chabot,
A., Bergen, H., Kawamura, M., & Steubing, F. (2016). Harnessing Adolescent
Values to Motivate Healthier Eating. Proceedings of The National Academy of
Sciences, 113(39), 10830�10835.
Cangara, H. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 19.
Desmita, D. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta
Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Kusumaningsih, M. R. (2013). Hubungan Antara
Komunikasi Interpersonal dengan Penyesuaian Diri pada Siswa Remaja. Character:
Jurnal Penelitian Psikologi., 2(1).
Ningrum, V. (2013). Improving Writing Skill in Writing
Recount Text Through Diary Writing. E-Journal of ELTS (English Language
Teaching Society), 1(1).
Puspitasari, R. P., & Laksmiwati, H. (2012).
Hubungan Konsep Diri dan Kepercayaan Diri dengan Kemampuan Komunikasi
Interpersonal pada Remaja Putus Sekolah. Jurnal Psikologi Teori Dan Terapan,
3(1), 58�66.
Rakhmat, J. (2008). Psikologi Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sarwono, M., & Vito, D. (2010). Komunikasi
Interpersonal.
Schneiders, A. A. (1960). Personal Adjustment and Mental
Health. Rinehart.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.
Sunarto, H., & Hartono, A. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Wilcox, L. B. (2011). Perspectives About Relocation
and Loneliness in Residentially Mobile Adolescents. University of Kansas.
Yeager, D. S., Purdie‐Vaughns, V., Hooper, S.
Y., & Cohen, G. L. (2017). Loss of Institutional Trust Among Racial and
Ethnic Minority Adolescents: A Consequence of Procedural Injustice and A Cause
of Life‐Span Outcomes. Child Development, 88(2), 658�676.