Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 2 No. 3 Maret 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PENGGUNAAN CRUM RUBBER PADA PEMBUATAN PAVING
BLOK
Tengku Muhammad Fahri dan
Johannes Tarigan
Universitas Sumatera Utara (USU) Medan, Indonesia
Email: [email protected]
dan �[email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRACT |
Diterima 12 Februari 2021 Direvisi 20 Februari 2021 Disetujui 15 Maret 2021 |
Paving blocks are one of the elements that are often
found in building structures, because paving blocks are easy to print and
maintain. Paving Block mixed with crumb rubber has a light weight so it does
not overload the structure on the construction of the building. This study
aims to test the strength of paving blocks in the laboratory mixed with crumb
rubber containing 0%, 5%, 10%, 15%, 20% and 25% of sand volume. There are 2
types of paving blocks that are tested in the form of blocks and hexagon-shaped.
The results showed that the same trend as shown by previous research. The
more content of crumb rubber on paving block will decrease the strength of
press paving block from 20.34 Mpa at 0% to 11.31 Mpa content at 25%. On the other hand, strong shock
paving block will increase along with the addition of crumb rubber from 2
punches at the content of 0% to 21 blows at the content of 25%. Of the two
forms of paving blocks, paving blocks block shape has better performance.
Paving Block block form produced in this study
referred to paving block quality B in accordance with SNI 03-0691-1996 that
can be used for parking lot. ABSTRAK Paving block merupakan salah
satu elemen yang sering ditemukan dalam struktur bangunan, karena paving block mudah
untuk dicetak dan dirawat. Paving Block yang dicampur dengan
crumb rubber mempunyai
berat yang ringan sehingga tidak terlalu membebani struktur pada konstruksi bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kekuatan paving block di laboratorium yang dicampur
crumb rubber dengan
kandungan 0%, 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% dari volume pasir. Ada 2 jenis paving block yang diuji yaitu
berbentuk balok dan berbentuk heksagon. Hasil penelitian menunjukan bahwa tren yang sama seperti yang ditunjukan oleh penelitian sebelumnya. Semakin banyak kandungan crumb rubber pada paving block akan
menurunkan kuat tekan paving block dari 20,34 Mpa pada kandungan 0%� hingga
11,31 Mpa pada kandungan
25%. Di lain pihak, kuat kejut paving block akan meningkat seiring dengan penambahan crumb rubber dari 2 pukulan
pada kandungan 0% hingga
21 Pukulan pada kandungan
25%. Dari kedua bentuk paving block, paving block bentuk balok memiliki performasi yang lebih baik. Paving Block bentuk balok
yang dihasilkan dalam studi ini termaksud
paving block mutu
B sesuai dengan SNI
03-0691-1996 yang dapat digunakan
untuk pelataran parkir. |
Keywords: crumb rubber, strong
shock, strong press, water absorption on paving block Kata Kunci: crumb rubber, kuat kejut, kuat tekan,
absorpsi air pada paving block |
Email:
[email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Limbah ban merupakan salah satu penyumbang sampah
terbesar dan setiap tahun meningkat secara drastis yang di karenakan adanya
mobil�mobil yang sangat murah dan daya beli masyarakat yang tinggi (Kurniadi & Suhada, 2014). Skema mobil murah
ramah lingkungan juga semakin memperparah jumlah limbah ban tersebut, menurut
data BPS� (Badan Pusat Statistik)
pertumbuhan kendaraan di indonesia meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 2017
jumlah kenderaan di indonesia telah�
mencapai 138.556.669 unit dan akan terus meningkat
seiring penambahan jumlah kenderaan di dalam negeri (Muawal,
2020).
Limbah dari ban kendaraan tersebut
merupakan material yang tidak dapat digunakan oleh organisme jadi sifatnya
permanen dan jika dibakar akan terjadi pembakaran yang tidak sempurna yang
menghasilkan karbon monoksida (CO) dan
karbon dioksida (CO2) yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan
lingkungan karena limbah ban tersebut sulit diuraikan oleh lingkungan dan
sangat tahan terhadap serangan kimia dan asam (Sembel,
2015). Oleh karena itu, telah diperoleh
terobosan baru untuk pemanfaatan limbah ban bekas tersebut untuk rigit paving
block yaitu untuk memberikan sifat lentur dan di harapkan dapat memberi
sifat kejut, absorpsi air dan kuat tekan sesuai dengan mutu yang tercapai (SNI
03-0691-1996) tentang paving block baik secara fisis dan mekanis (Sebayang
et al., 2012).
Paving block ini memiliki keuntungan karena
perencanaan yang sederhana tidak banyak
memerlukan perawatan, cocok untuk lalu lintas dan
kontruksi yang standar dan cocok pula untuk tanah dasar yang memiliki nilai CBR (California Bearing
Ratio) yang rendah (Penteado et al., 2016). Disamping
beratnya yang relatif lebih ringan dari cor beton biasa sehingga menjadikan
satu penompang utama agar pondasi sekitarnya tetap stabil tetapi kelemahan paving
block adalah tingkat kenyamanan jalan/lalu lintas
karena nilai kelenturannya (Adibroto,
2014).
Klasifikasi paving blok :
1. Mutu paving
block type A digunakan� untuk jalan,
(Kuat Tekan 35 Mpa s/d 40 Mpa).
2. Mutu paving
block type B digunakan untuk pelataran parkir, (Kuat Tekan 17 Mpa s/d 20
Mpa).
3. Mutu paving
block type C digunakan untuk pejalan kaki, (Kuat Tekan 12.5 mpa s.d 15 Mpa).
4. Mutu paving
block type D digunakan untuk taman dan pengguna lainnya, (Kuat Tekan 8.5
Mpa s/d 10 Mpa).
Penelitian terkait
inovasi campuran material untuk pembuatan paving block
sudah banyak dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh (Sembiring,
2017), mereka
melakukan uji tekan dan serapan air pada paving block dengan
bahan pasir kasar, batu kacang, dan pasir halus. Hasil penelitian ini adalah kuat tekan
paving block yang dihasilkan adalah 11,7 MPa dan daya serap air 16%. (Triyono,
2010) meneliti
pemanfaatan limbah tempurung kelapa sawit untuk pembuatan
paving block. Hasil dari penelitian
ini adalah komposisi campuran material yang digunakan untuk mendapatkan kuat tekan paving block standart,
selain itu penggunaan material lain untuk pembuatan paving block adalah
crumb rubber (Prasetyo, 2017). Berdasarkan dari hasil pengujian
beberapa literature yang berkaitan dengan penggantian agregat dengan crumb
rubber untuk paving block telah disimpulkan bahwa semakin banyak
penambahan crumb rubber pada campuran paving block akan
mengurangi kuat tekan paving block tersebut sampai tingkat tertentu,
akan tetapi untuk pengujian kuat kejut menunjukkan juga bahwa paving block
yang di isi crumb rubber memiliki peningkatan yang sangat� signifikan dalam hal uji ketangguhan,
penyerapan energi, dapat menahan beban menyerapan dinamis dan menahan
penyebaran retak
(Tsani & Mudiyono, 2019). Atas dasar
uraian tersebut maka dilakukan penelitian ini untuk mendapatkan nilai kuat kekan
paving block dengan bahan
crumb rubber dengan beberapa
komposisi campuran material
(diwana
et al., 2020).
Metode Penelitian
Penelitian ini
dilakukan dengan melakukan pembuatan benda uji paving block yang selanjutnya
akan di uji di laboratorium.
Sample paving blok yang dibuat
adalah berbentuk heksagon dengan variansi campuran crumb rubber
sebesar 0%, 5%, 10%, 15%,20% dan 25% dari total volume agregat halus dengan campuran
1 : 4 �seperti Tabel 1.
Tabel 1
Sampel Paving Block Berbentuk Heksagon
No |
Paving
Block heksagon |
Waktu Perawatan |
Jumlah (buah) |
1 |
0 %� crumb rubber |
28 hari |
3 |
2 |
5%��
crumb rubber |
28 hari |
3 |
� 3 |
10% crumb rubber |
28 hari |
3 |
4 |
15% crumb rubber |
28 hari |
3 |
5 |
20% crumb rubber |
28 hari |
3 |
6 |
25% crumb rubber |
28 hari |
3 |
Sumber: Hasil perhitungan
Benda uji keseluruhan yang akan dibuat sebanyak
18 buah, benda uji paving
block berbentuk heksagon.
Gambar 1 Paving Block Berbentuk
Heksagon
Penelitian ini
akan di buat beberapa sample paving block balok
persegi empat dengan variansi campuran crumb rubber sebesar
0%, 5%, 10%, 15%,20% dan 25% dari total volume agregat halus dengan
campuran 1:4 seperti Tabel 2.
Tabel 2
Sampel Paving Block Berbentuk Balok Persegi Empat
No |
Paving
Block balok |
Waktu Perawatan |
Jumlah (buah) |
1 |
0 %� crumb rubber |
28 hari |
3 |
2 |
5%��
crumb rubber |
28 hari |
3 |
� 3 |
10% crumb rubber |
28 hari |
3 |
4 |
15% crumb rubber |
28 hari |
3 |
5 |
20% crumb rubber |
28 hari |
3 |
6 |
25% crumb rubber |
28 hari |
3 |
Sumber: Hasil perhitungan
���������������������������������������������������������������������������������������������������������������
Benda uji yang akan dibuat adalah sebanyak
18 buah. Benda uji paving block berbentuk
balok �persegi enam
���������������������������������������������������
Gambar 2
Paving Block Balok Persegi Empat
Pada peraturan beton ASTM C37/C39 M-4
kekuatan material beton dinyatakan oleh kuat tekan benda uji paving blok
dengan satuan mpa, berubah dari kg/cm� menjadi mutu beton (K) dan (Mpa) ,
disebabkan karena SNI mengacu pada peraturan ACI� 318, Pengujian Kuat Tekan Dilakukan Pada Umur
Beton Hari Ke 28 Dengan Menggunakan Jacking Hydraulik (Jonbi & Fulazzaky, 2020).
Prosedur pengujian kuat tekan beton yaitu:
a. Keluarkan benda uji dari tempat perawatan, jemur selama 24 jam apabila dari perawatan dengan perendaman
b. Timbang berat benda uji sebelum dilakukan pengujian
c. Masukkan benda uji ke mesin kompres dan hidupkan mesin sampai jarum pada dial pembacaannya tidak bertambah lagi / benda uji sudah runtuh
d. Catat kuat tekan benda uji tersebut
Perhitungan kuat tekan pada beton� menggunakan persamaan sebagai berikut.
f'c = P/A� .................................. (1)
Dengan :
f�c = Kuat Tekan Beton ( Kg/cm2)
P = Beban Tekan / Hancur (Kg)
A = Luas Penampang Tertekan Rata � Rata (cm�)
Hasil pengujian kuat tekan paving blok pada penelitian ini disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3
�Hasil Test Kuat
Tekan Pada Paving
Block Berbentuk Balok
No |
Variasi Benda uji |
Berat Paving |
Kuat Tekan (Mpa) |
1 |
0% Crumb Rubber |
1,899 kg |
20.34 |
2 |
5% Crumb Rubber |
1,722 kg |
18.40 |
������ 3 |
10% Crumb Rubber |
1,689 kg |
16.33 |
4 |
15% Crumb Rubber |
1,634 kg |
15.83 |
5 |
20% Crumb Rubber |
1,593 kg |
12.81 |
6 |
25% Crumb Rubber |
1,260 kg |
11.31 |
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 4
Hasil Test Kuat Tekan
Pada Paving Block Berbentuk Heksagon
No |
Variasi Benda�
Uji |
Berat Paving |
Kuat Tekan ( Mpa) |
1.
|
0% Crumb Rubber |
2,380 kg |
17.07 |
2.
|
5% Crumb Rubber |
2,370 kg |
15.26 |
3.
|
10% Crumb Rubber |
2,366 kg |
14.87 |
4.
|
15% Crumb Rubber |
2,299 kg |
11.05 |
5.
|
20% Crumb Rubber |
2,201 kg |
11.05 |
6.
|
25% Crumb Rubber |
2,179 kg |
5.58 |
Sumber: Hasil perhitungan
Beban dapat dikelompokan sebagai beban
statik dan beban dinamik, dimana salah satu bentuk dari beban
dinamik adalah beban kejut yang mana beberapa beban diterapkan dan dihilangkan
secara tib-tiba (Udawattha et al., 2017). Beban
kejut dihasilkan apabila dua benda bertumbukan atau apabila benda jatuh dan
mengenai suatu struktur, uji beban kejut ini menggunakan alat impact testing
machine (Dahlan et al., 2013). Meningkatkan
ketahanan kejut atau kemampuan menyerap energy dari beban dinamis
merupakan salah satu test untuk mengukur perkuatan paving blok (Al-Furqon, 2021), yang paling sederhana pada uji kejut
adalah drop weight test atau uji jatuh beban secara bebas dan
berulang, ACI 544 dan ASTM-D 1557 sudah
merekomendasikan bahwa uji kejut ini dengan menjatuhkan palu (hammer)
seberat 4,5 kg secara bebas dari ketinggian 18 inch (46 cm) yang diletakkan
pada benda uji. Palu dijatuhkan berulang kali dan diamati
kondisi retak pertama kali sampai failure, uji kejut ini menghasilkan
jumlah pukulan yang diperlukan untuk menyebabkan benda uji failure (Fauzy et al., 2018). Jumlah ini
berfungsi sebagai perkiraan kualitatif dari energy yang diserap oleh
benda uji hingga hancur (failure). Adapun hasil kuat
kejut dari benda uji pada penelitian ini disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Tabel 5
Hasil Test Kuat Kejut
Pada Paving Block Berbentuk Balok
No |
Variasi Benda uji |
Retak Halus |
Retak Hancur |
1 |
0% Crumb Rubber |
0 |
2 pukulan |
2 |
5% Crumb Rubber |
0 |
2 pukulan |
������ 3 |
10% Crumb Rubber |
2� pukulan |
6 pukulan |
4 |
15% Crumb Rubber |
7� pukulan |
14 pukulan |
5 |
20% Crumb Rubber |
10� pukulan |
21 pukulan |
6 |
20% Crumb Rubber |
11 pukulan |
35 pukulan |
Sumber: Hasil perhitungan
Tabel 6
�Hasil Test Kuat
Kejut Pada Paving
Block Berbentuk Heksagon
No |
Variasi Benda uji |
Retak Halus |
Retak Hancur |
1 |
0% Crumb Rubber |
19 pukulan |
20 pukulan |
2 |
5% Crumb Rubber |
46 pukulan |
52 pukulan |
�3 |
10% Crumb Rubber |
80� pukulan |
95 pukulan |
4 |
15% Crumb Rubber |
90� pukulan |
98 pukulan |
5 |
20% Crumb Rubber |
92 pukulan |
105 pukulan |
6 |
25% Crumb Rubber |
110�� pukulan |
120 pukulan |
Sumber: Hasil perhitungan
Pada penelitian ini, tahap perendaman
yang dilakukan untuk mengitung nilai daya serap air ASTM C-20-00-2005, yaitu
sebagai berikut:
a. Setelah umur beton mencapai 28 hari setelah reaksi hidrasi pada semen selesai sampel beton di keringkan dengan cara oven sampai mencapai berat konstan
b. Setelah di keluarkan dari oven, sampel paving di timbang
c. Merendam sampel beton selama dan 28 hari.
d. Kemudian di buat sampel beton dalam kondisi SSD, setelah itu menimbang masing�masing sampel beton selama batas waktu perendaman tersebut di atas dan membandingkan perbedaan antara berat sampel dalam kondisi SSD dengan berat sampel dalam kondisi kering oven.
Penyerapan air dihitung sebagai berikut:
Penyerapan air = A-B x 100%
� B
Keterangan:
A = Berat paving block basah
B = Berat paving block kering
Adapun hasil pengujian absorpsi dari penelitian ini disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Tabel 7
Hasil Absorpsi Air Pada Paving Block Berbentuk Balok
No |
Variasi Campuran Crumb Rubber |
Serapan Air ( % ) |
1 |
0% Crumb Rubber |
6.85 |
2 |
5% Crumb Rubber |
4.48 |
3 |
10% Crumg Rubber |
5.16 |
4 |
15% Crumb Rubber |
4.90 |
5 |
20% Crumb Rubber |
5.28 |
6 |
25% Crumb Rubber |
4.91 |
Sumber: Hasil perhitungan
Tabel 8
Hasil Absorpsi Air Pada Paving Block Berbentuk Heksagon
No |
Variasi Campuran Crumb Rubber |
Serapan Air ( % ) |
1 |
0% Crumb Rubber |
12.05 |
2 |
5% Crumb Rubber |
8.65 |
3 |
10% Crumg Rubber |
5.63 |
4 |
15% Crumb Rubber |
7.14 |
5 |
20% Crumb Rubber |
7.91 |
6 |
25% Crumb Rubber |
7.44 |
Sumber: Hasil perhitungan
�����������������������������������������������������
Setelah dilakukan beberapa pengujian dari paving block
dengan variasi campuran crumb rubber yang berbeda
dan hasil perbandingan dari pengujian dapat dilihat bahwa
untuk kuat kejut, kuat tekan
dan absorpsi air pada paving block berbentuk balok dan paving
block berbentuk heksagon
memiliki perbedaan pada
masing-masing sampel.
Pada tabel
hasil test kuat kejut �di atas menunjukan jumlah pukulan yang mengakibatkan kerusakan pada paving block, pada campuran 25% crumb rubber pada paving block berbentuk heksagon lebih tinggi menahan
kuat kejut dari pada campuran 25% crumb
rubber pada paving block berbentuk balok hal ini
menunjukan bahwa paving
block balok lebih rendah menahan kuat kejut dari
pada paving block berbentuk heksagon.
Pada tabel
hasil kuat tekan di atas menunjukan
jumlah kuat tekan yang mengakibatkan kehancuran pada paving block berbentuk
balok dan paving block berbentuk
heksagon, kuat tekan pada paving block berbentuk
balok memiliki kuat tekan di atas
dari paving block berbentuk
heksagon dengan nilai 18.40 Mpa untuk campuran 5% crumb rubber
untuk paving block berbentuk
balok. Pada tabel hasil absorpsi air juga menunjukan jumlah serapan air dari setiap sampel paving block
berbentuk balok dan paving
block berbentuk heksagon,
untuk setiap bentuk dan variasi campuran crumb rubber memiliki
nilai serapan air yang berbeda, paving block berbentuk balok lebih sedikit
menyerap air di bandingkan paving
block berbentuk heksagon.
��������
Gambar 3
Perbandingan Hasil Test Kuat Kejut Pada Paving Block Berbentuk Balok dan Paving Block Berbentuk Heksagon
Gambar 4
Perbandingan Hasil Test Kuat
Tekan Pada Paving
Block Berbentuk Balok dan Paving Block Berbentuk Heksagon
Gambar 5
�Perbandingan Hasil Test Persentase Absorpsi Air Pada Paving Block Berbentuk Balok dan Paving Block Berbentuk Heksagon
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Berdasarkan dari hasil analisis dan
hasil uji terhadap beberapa benda uji maka dengan ini dapat di simpulkan bahwa
kuat kejut pada material yang mengandung campuran crumb rubber lebih
tinggi dari pada tanpa campuran crumb rubber, ini menunjukan bahwa
material dengan campuran crum rubber memiliki daya penyerapan beban
dinamis dan dapat menahan perambatan terak. Kuat tekan
dengan material campuran crumb rubber untuk semua variasi percobaan
menunjukkan bahwa semakin besar kadar campuran crumb rubber akan
mengakibatkan kuat tekan paving block semakin lemah. Peningkatan
campuran crumb rubber pada semua variasi percobaan menunjukan semakin besar
kandungan material crumb rubber akan�
mengurangi kepadatan kering penyerapan air pada campuran crumb rubber
akan menurun. Berat unit paving block dengan campuran crumb rubber
untuk semua tingkat variasi berkurang seiring di tambahkannya material crumb
rubber pada paving block.
BIBLIOGRAFI
Adibroto, F. (2014). Pengaruh Penambahan
Berbagai Jenis Serat Pada Kuat Tekan Paving Block. Jurnal Rekayasa Sipil
(Jrs-Unand), 10(1), 1�11.
Al-Furqon, Y. H. (2021). Pemanfaatan
Serbuk Genteng Sebagai Bahan Tambah Paving Block Menggunakan Dengan Metode
Penekanan Plat Desak Pyramid Pemanfaatan Serbuk Genteng Sebagai Bahan Tambah
Paving Block Menggunakan Dengan Metode Penekanan Plat Desak Pyramid.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dahlan, M., Slamet, S., & Gunawan, B.
(2013). Prototipe Mesin Press Otomatis Dengan Sistem Pneumatik Berbasis
Programmable Logic Controller (P Lc) Untuk Produksi Paving Blok Berstandar
Nasional Indonesia (Sni). Prosiding Snst Fakultas Teknik, 1(1).
Diwana, M. R., Bahri, S., & Sulaiman,
Y. H. (2020). Optimalisasi Komposisi Agregat Beton Paving Block Mutu Tinggi. Jurnal
Sipil Sains Terapan, 2(02).
Fauzy, A. R., Limantara, A. D., &
Purnomo, Y. C. S. (2018). Pemanfaatan Limbah Hasil Pembuatan Anyaman Berbahan
Bambu Sebagai Campuran Standard Mixdesign Paving Block. Jurnal Manajemen
Teknologi & Teknik Sipil, 1(1), 137�147.
Jonbi, J., & Fulazzaky, M. A. (2020).
Modeling The Water Absorption And Compressive Strength Of Geopolymer Paving
Block: An Empirical Approach. Measurement, 158, 107695.
Kurniadi, S., & Suhada, A. K. (2014).
Pemanfaatan Limbah Ban Dalam Bekas (Inner Tube Project). Product Design,
3(1), 180219.
Muawal, N. F. (2020). Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel
Mediasi: Studi Kasus Pada Pelanggan Bengkel Cipicung Motor Baleendah Bandung.
Uin Sunan Gunung Djati Bandung.
Penteado, C. S. G., De Carvalho, E. V.,
& Lintz, R. C. C. (2016). Reusing Ceramic Tile Polishing Waste In Paving
Block Manufacturing. Journal Of Cleaner Production, 112, 514�520.
Prasetyo, G. A. D. (2017). The
Performance Of Hot Rolled Sheet Wearing Course Stabilized Using Crumb Rubber.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sebayang, S., Diana, I. W., & Purba, A.
(2012). Perbandingan Mutu Paving Block Produksi Manual Dengan Produksi Masinal.
Rekayasa: Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung, 15(2),
139�150.
Sembel, D. T. (2015). Toksikologi
Lingkungan. Penerbit Andi.
Sembiring, A. (2017). Uji Kuat Tekan Dan
Serapan Air Pada Paving Block Dengan Bahan Pasir Kasar, Batu Kacang, Dan Pasir
Halus. Juriti (Jurnal Teknik Industri Prima), 1(1).
Triyono, D. D. (2010). (Abstrak)
Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Paving Block.
Universitas Negeri Semarang.
Tsani, N. S., & Mudiyono, R. (2019).
Analisis Bahu Jalan Menggunakan Perkerasan Paving Block. Reviews In Civil
Engineering, 3(2).
Udawattha, C., Galabada, H., &
Halwatura, R. (2017). Mud Concrete Paving Block For Pedestrian Pavements. Case
Studies In Construction Materials, 7, 249�262.