Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 2
No. 3 Maret 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
EFEKTIVITAS PELATIHAN MODAL PSIKOLOGIS TERHADAP
KETERIKATAN KERJA PEGAWAI RESTO KOPI X SALATIGA
Adi Wijaya
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Jawa Tengah, Indonesia
Email: [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRACK |
Diterima 24 Januari 2021 Direvisi 12 Februari 2021 Disetujui 15 Maret 2021 |
Enhancing the quality of the employees in COVID-19
pandemic era is an important thing to do. The main reason is because that
superior employees is a primary needs for the
entrepreneur to have in the post-pandemic era. This field experimental
research in the form of psychological capital training has been held to
enhance Resto X Salatiga employees� work
engagement. the Paired T-Test score of 0,000 < α shows that psychological
capital training is successful in enhancing the employees� work engagement. ABSTRAK Peningkatan kualitas
tenaga kerja di masa pandemi COVID-19 dapat dikatakan sebagai suatu hal yang penting untuk dilakukan. Hal ini mengingat bahwa tenaga kerja yang unggul adalah suatu kebutuhan utama bagi para pengusaha di masa post-pandemic yang akan datang. Berdasarkan asesmen awal yang dilakukan, ditemukan bahwa pegawai Resto X Salatiga membutuhkan sebuah intervensi yang bersifat psikologis untuk meningkatkan keterikatan kerja mereka. Berdasarkan kebutuhan tersebut, maka disusunlah penelitian eksperimen lapangan ini, yakni berupa pemberian pelatihan modal psikologis yang bertujuan untuk meningkatkan keterikatan kerja pegawai resto X di Kota Salatiga.
Hasil uji Paired
T-Test pada
sig.2-tailed menunjukkan skor
0,000 < α, sehingga dapat
dikatakan bahwa pelatihan modal psikologis cukup berhasil untuk meningkatkan keterikatan kerja pegawai resto X Salatiga. |
Keywords: Psychological Capital,
Employee Work Attachment, Training Kata Kunci: Modal Psikologis,
Keterikatan Kerja Pegawai, Pelatihan |
Email:
[email protected]
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Di Indonesia, usaha resto dan kafe yang menyajikan kopi dan minuman lainnya tengah menjadi tren di beberapa tahun belakangan ini. Hal ini tidak
mengherankan, dikarenakan
Indonesia sendiri merupakan
salah satu negara penghasil
kopi, dan eksportir kopi terbesar
di dunia (Rosiana
et al., 2018). Resto Kopi X sendiri merupakan sebuah resto yang menyajikan minuman olahan dari kopi dan beberapa menu makanan, dari makanan
ringan hingga makanan yang cukup berat seperti cake dan
pasta, serta hasil olahan daging ayam,
ikan, dan sapi. Berdasarkan
hasil wawancara bersama owner dan manager resto, diperoleh informasi bahwa mereka sama-sama
ingin mengembangkan aspek psikologis pegawai mereka, sebagai bentuk dukungan perusahaan terhadap penguatan psikologis pegawai di masa pandemi COVID-19.
Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang signifikan bagi berbagai lini usaha,
termasuk salah satunya adalah usaha di bidang kuliner seperti restoran. Di Indonesia sendiri, dengan adanya usaha pengendalian
penyebaran virus melalui kegiatan PSBB, banyak restoran yang mengalami penurunan pemasukan. Hal ini didukung oleh data dari (McKinsey
et al., 2020) yang menunjukkan
bahwa 60% pelanggan
Indonesia mengurangi pengeluaran
diskresioner mereka, sebagai dampak dari berkurangnya pendapatan rumah tangga dan tabungan. Dengan situasi demikian, tidak menutup kemungkinan banyak usaha restoran
memangkas pegawai yang dimilikinya guna bertahan di situasi tersebut. Jelas disini bahwa kinerja
pegawai merupakan sumber daya yang paling dibutuhkan oleh sebuah usaha supaya dapat
mencapai keberhasilan (Kappagoda
et al., 2014).
Dalam konteks
Resto Kopi X Salatiga sendiri,
owner dan manager telah menyusun beberapa strategi guna menjaga resto tetap berjalan. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan
perubahan jam kerja dan penambahan layanan pesan-antar. Strategi ini tentunya dapat berhasil jika pegawai
memiliki kinerja yang baik. Selain sistem
dari perusahaan, kinerja pegawai juga ditentukan oleh sikap dari pegawai itu
sendiri. Kinerja pegawai dapat dikatakan berkaitan dengan Work
Engagement, yakni sebuah
keadaan pikiran yang positif, mengisi, dan terkait dengan pekerjaan, yang ditandai dengan adanya semangat
kerja/vigor, dedikasi/dedication,
dan penyerapan/absorption (Bakker
& Demerouti, 2008) (Nerstad
et al., 2010). Pegawai
yang memiliki work engagement tinggi dikatakan memiliki beberapa karakteristik seperti memiliki energi dan keyakinan diri yang besar, yang dapat membantu mereka berlatih untuk mempengaruhi peristiwa-peristiwa
yang terjadi dalam kehidupan mereka (Bakker &
Demerouti). Pandemi COVID-19 merupakan
hal yang tidak terelakkan, dan menuntut baik perusahaan maupun individu untuk dapat beradaptasi
dengan cara kerja baru, supaya
tetap dapat bertahan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pengembangan work engagement di situasi
pandemi ini diperlukan bagi pegawai Resto Kopi X Salatiga.
Kinerja pegawai dapat
dikatakan berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dalam hal ini salah satunya
adalah modal psikologis (Stremic
et al., 2017). Modal psikologis dalam pengembangannya berakar dari� perilaku positif dalam organisasi (Positive Organizational
Behavior-POB), dijelaskan sebagai
sebuah status psikis
yang positif yang dimiliki individu yang dikarakteristikkan dengan adanya: 1) Efikasi diri dalam
menghadapi tugas-tugas yang
menantang, 2) Optimisme, 3)
Pengharapan/Hope, dan 4) Resiliensi
(Wirawan
& Tandiayuk, 2019).
Modal psikologis telah terbukti berhubungan dengan sikap kerja, kinerja
dan keterikatan kerja pegawai itu sendiri
(Bande
et al., 2015) (Boot
et al., 2013) (Karatepe
& Avci, 2017) (Gupta
et al., 2017). Dalam
penelitiannya mengenai pentingnya modal psikologis pada pegawai bidang pelayanan dan jasa (hospitality), (Paek
et al., 2015) menemukan
bahwa work
engagement merupakan konsekuensi
dari modal psikologis. Dalam penelitiannya ini, Paek et al menemukan hasil
empiris dimana modal psikologis adalah prediktor yang kuat bagi tingkat work engagement pegawai, dan dalam hal ini
menguatkan argumen bahwa pegawai pelayanan
dan jasa yang menunjukkan tingkat modal psikologis yang tinggi cenderung akan menunjukkan tingkat work
engagement yang tinggi pula (Paek
et al). Selain
itu, pada penelitian yang dilakukan oleh (Tsaur
et al., 2019) menunjukkan
bahwa modal psikologis memiliki peran menengah bagi Work Engagement pegawai. (Tsuji
et al., 2019) lebih
lanjut juga menjelaskan bahwa implementasi program modal psikologis dapat menghasilkan beberapa luaran positif seperti well-being, kinerja,
subjective well-being, fungsi tim, engagement, kreativitas, �inovasi, dan juga
kepemimpinan. Dalam konteks Resto Kopi X Salatiga, pengembangan modal psikologis pegawai sendiri dengan bentuk intervensi
apapun memang belum pernah dilakukan.
Dengan mengacu beberapa penelitian terdahulu, peneliti kemudian tertarik untuk meneliti kembali, apakah modal psikologis juga turut dapat mempengaruhi Work Engagement,
terutama pada pegawai Resto
Kopi X tersebut.
Berdasarkan dari
kebutuhan yang dikemukakan
oleh perusahaan melalui owner
dan manager Resto Kopi X Salatiga, maka peneliti hendak
mengusulkan sebuah penelitian eksperimental dalam bentuk pelatihan,
yakni pelatihan modal psikologis. Tujuan penelitian ini sendiri tentunya adalah untuk menjawab
kebutuhan pegawai Resto
Kopi X Salatiga, yakni terkait dengan pengembangan Work Engagement pegawainya.
Adapun pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah, �apakah
ada pengaruh dari pemberian pelatihan modal psikologis terhadap keterikatan kerja pegawai Resto Kopi X Salatiga?�. Hipotesis dalam penelitian ini adalah �pelatihan
modal psikologis dapat meningkatkan keterikatan kerja pegawai Resto Kopi X Salatiga�.
Metode Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen lapangan yang berusaha untuk menjawab kebutuhan dari sebuah unit usaha Resto Kopi X Salatiga. Penelitian ini melibatkan 21 orang pegawai Resto
Kopi X Salatiga berusia
19-35 tahun. Desain penelitian
yang digunakan adalah desain Kuasi Eksperimental,
dan metode analisis menggunakan Uji Beda (Uji T) dengan
menggunakan software olah
data SPSS Ver. 22. Pelatihan diberi
nama, �A True Hero in Difficult Times�, dan diadakan selama enam (6) sesi pertemuan,
yang mencakup materi, �Living
Your Dream!�, �Building Your Dreams through Shared Efficacy�, �Hopeful
Hero�, �Be Resilient�, �Understanding Yourself�, dan, �Come
On, We Do it!�. Metode pelatihan
yang digunakan dalam penelitian ini sendiri mencakup lecturing,
Audio-Visual, Case Study, Paper Assignment, Diskusi, Roleplay dan Permainan
indoor.
Berdasarkan hasil asesmen kebutuhan pelatihan, ditemukan bahwa Resto Kopi X Salatiga membutuhkan sebuah pelatihan guna mengembangkan Work Engagement pegawainya.
Berdasarkan proses penelitian
yang telah dilaksanakan, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1
Peserta Pelatihan
No. |
Nama
(inisial) |
Departemen |
Keterangan |
1. |
D |
Server |
Hadir enam sesi |
2. |
J |
Barista |
Hadir enam sesi |
3. |
S |
Barista |
Hadir enam sesi |
4. |
H |
Server |
Hadir enam sesi |
5. |
F |
Server |
Hadir enam sesi |
6. |
R |
Server |
Hadir enam sesi |
7. |
Ra |
Finance |
Hadir enam sesi |
8. |
E |
Purchasing |
Hadir enam sesi |
9. |
Di |
Cook |
Hadir enam sesi |
10. |
Dm |
Server |
Hadir enam sesi |
11. |
En |
Server |
Hadir enam sesi |
12. |
B |
Cook |
Hadir enam sesi |
13. |
G |
Server |
Hadir enam sesi |
14. |
M |
Server |
Hadir enam sesi |
15. |
H |
Cook |
Hadir enam sesi |
16. |
Fr |
Barista |
Hadir enam sesi |
17. |
Az |
Cook |
Hadir enam sesi |
18. |
C |
Server |
Hadir enam sesi |
19. |
M |
Cashier |
Hadir enam sesi |
20. |
I |
Barista |
Hadir enam sesi |
21. |
T |
Server |
Hadir enam sesi |
Sumber: Data Absensi Pelatihan �A True Hero in Difficult Times�
Tabel 2
�Hasil Pelatihan Dari
Segi Pengetahuan
Hasil |
Sesi |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
|
Naik 1 Tingkat |
9 |
13 |
8 |
10 |
6 |
4 |
Naik 2 Tingkat |
7 |
3 |
3 |
6 |
11 |
10 |
Naik 3 Tingkat |
- |
- |
- |
- |
2 |
- |
Tidak ada kenaikan tingkat |
5 |
5 |
10 |
5 |
2 |
7 |
Jumlah Peserta |
21 |
21 |
21 |
21 |
21 |
21 |
Sumber: Data Pengukuran Level Pengetahuan Pelatihan �A True Hero in Difficult Times�
Tabel 3
Hasil Pelatihan
dari Segi Pengetahuan
Nilai Tinggi 6 |
Nilai Mean |
SD Ideal |
Kategori Norma |
Skor |
51,00 |
17,00 |
Sangat Rendah |
X < 20,40 |
|
Nilai Rendah 0 |
Rendah |
20,40� ≤ X < 40,80 |
||
Cukup |
40,80 ≤ X < 61,20 |
|||
Total Butir 17 |
Tinggi |
61,20 ≤ X < 81,60 |
||
Sangat Tinggi |
X ≥ 81,60 |
Sumber: Data Pengukuran
Level Pengetahuan Pelatihan
�A True Hero in Difficul Times�
Tabel 4
Skor Total dan Kategori Pretest-Posttest
Work Engagement
No. |
Nama Peserta |
Skor Total dan Kategori Pretest-Posttest
Work Engagement |
Selisih Skor |
Keterangan |
|||
Pretest |
Norma |
Posttest |
Norma |
||||
1 |
D |
68 |
Tinggi |
69 |
Tinggi |
1 |
Tidak ada peningkatan |
2 |
J |
26 |
Rendah |
68 |
Tinggi |
42 |
Naik 2 tingkat |
3 |
S |
50 |
Cukup |
65 |
Tinggi |
15 |
Naik 1 tingkat |
4 |
H |
51 |
Cukup |
86 |
Sangat Tinggi |
35 |
Naik 2 tingkat |
5 |
F |
35 |
Rendah |
66 |
Tinggi |
31 |
Naik 2 tingkat |
6 |
R |
50 |
Cukup |
90 |
Sangat Tinggi |
40 |
Naik 2 tingkat |
7 |
Ra |
47 |
Cukup |
70 |
Tinggi |
23 |
Naik 1 tingkat |
8 |
E |
36 |
Rendah |
78 |
Tinggi |
42 |
Naik 2 tingkat |
9 |
Di |
44 |
Cukup |
85 |
Sangat Tinggi |
41 |
Naik 2 tingkat |
10 |
Dm |
21 |
Rendah |
68 |
Tinggi |
47 |
Naik 2 tingkat |
11 |
En |
29 |
Rendah |
56 |
Cukup |
27 |
Naik 1 tingkat |
12 |
B |
57 |
Cukup |
96 |
Sangat Tinggi |
39 |
Naik 2 tingkat |
13 |
G |
68 |
Tinggi |
63 |
Tinggi |
-5 |
Tidak ada peningkatan |
14 |
M |
28 |
Rendah |
56 |
Cukup |
28 |
Naik 1 tingkat |
15 |
H |
42 |
Cukup |
89 |
Sangat Tinggi |
47 |
Naik 2 tingkat |
16 |
Fr |
35 |
Rendah |
63 |
Tinggi |
28 |
Naik 2 tingkat |
17 |
Az |
29 |
Rendah |
70 |
Tinggi |
41 |
Naik 2 tingkat |
18 |
C |
23 |
Rendah |
63 |
Tinggi |
40 |
Naik 2 tingkat |
19 |
M |
42 |
Cukup |
59 |
Cukup |
17 |
Tidak ada peningkatan |
20 |
I |
21 |
Rendah |
59 |
Cukup |
38 |
Naik 1 tingkat |
21 |
T |
38 |
Rendah |
80 |
Tinggi |
42 |
Naik 2 tingkat |
Sumber: Data Pengukuran Pengukuran Level Sikap Pelatihan �A True Hero in Difficult Times�
Tabel 5
Sebaran Peningkatan Pretest-Posttest
Work Engagement
Kategori |
Jumlah (orang) |
Persentase |
Naik 1
tingkat |
5 |
24% |
Naik 2
tingkat |
13 |
62% |
Tidak ada peningkatan |
3 |
14% |
TOTAL |
21 |
100% |
Sumber: Data Pengukuran Pengukuran Level Sikap Pelatihan �A True Hero in Difficult Times�
Tabel 6
�Hasil Olah
Data
|
Paired Differences |
t |
df |
Sig. (2-tailed) |
|||||
|
Mean |
Std. Deviation |
Std. Error Mean |
95% Confidence Interval of the
Difference |
Mean |
Std. Deviation |
Std. Error Mean |
||
|
Lower |
Upper |
Lower |
Upper |
Lower |
Upper |
Lower |
Upper |
|
Pair 1 |
PRE � POST |
-31,381 |
14,333 |
3,128 |
-37,905 |
-24,856 |
-10,033 |
20 |
,000 |
Sumber: Data Pengukuran Uji
Beda Pelatihan �A True Hero in Difficult Times�
Grafik 1
Pengelompokan Perubahan Pretest-Posttest
Work Engagement
Tabel 7
Analisis Statistik Hasil Pelatihan
Analisis |
Nilai Signifikansi |
Keterangan |
Knowledge : Living Your
Dream! |
0,000 |
Signifikan |
Knowledge : Building Your
Dreams Through Shared Efficacy |
0,000 |
Signifikan |
Knowledge : Hopeful Hero |
0,000 |
Signifikan |
Knowledge : Be Resilient |
0,000 |
Signifikan |
Knowledge : Understanding
Yourself |
0,000 |
Signifikan |
Knowledge : Come On, We Do
it! |
0,000 |
Signifikan |
Work Engagement |
0,000 |
Signifikan |
Sumber: Data Pengukuran Uji
Signifikansi Pelatihan �A
True Hero in Difficult Times�
Tabel 8
�Hasil Pelatihan Work Engagement
Hasil |
Jumlah Peserta |
Naik 1 tingkat |
5 |
Naik 2 tingkat |
13 |
Tidak ada kenaikan tingkat |
3 |
Sumber: Data Perubahan Sikap Pelatihan �A True Hero
in Difficult Times�
Kondisi pandemi
dapat dikatakan sebagai kondisi yang tidak menentu (Minton & Cabano, 2020). Kondisi
ini turut mengguncang perekonomian UMKM (Thaha, 2020). Guna
membuat bisnis tetap berjalan, tentunya pengelolan UMKM harus turut mengembangkan
Sumber Daya Manusia atau SDM-nya. Hal ini diperlukan,
mengingat bahwa kondisi yang tak menentu akibat pandemi COVID-19 ini juga dapat membawa akibat
bagi pegawai secara psikologis. Target usaha yang sulit dicapai karena daya beli masyarakat
menurun, sementara kinerja tetap harus
dipertahankan, membuat Work
Engagement menjadi sesuatu
yang harus dimiliki oleh pegawai.
Pelatihan yang diberi nama, �A True Hero in Difficult Times� ini berhasil oleh 21 orang pegawai
Resto Kopi X Salatiga dan pada tabel
1 terlihat bahwa semua pegawai hadir
di setiap sesi pelatihan. Pada tabel 2, ditunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada pengukuran pengetahuan terkait modal psikologis, pada waktu sebelum dan sesudah diberikan pelatihan modal psikologis. Berdasarkan uji statistik dengan Paired T-Test didapatkan hasil pengolahan statistik yang ditampilkan dalam dua tabel. Pada tabel Test Statistic,
dapat diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) adalah
0,000 < α. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukannya pemberian pelatihan terkait modal psikologis untuk meningkatkan Work Engagement pegawai
Resto Kopi X Salatiga. Perubahan
attitude peserta
pelatihan saat pretest
dan posttest cukup menunjukan
kenaikannya. Peserta yang mengalami kenaikan dengan presentase sebesar 62% dengan kenaikan 2 tingkat. Peserta yang naik 1 tingkat sebanyak 24% dan terdapat 14% atau 3 orang yang tidak menunjukan kenaikan. Berdasarkan data tersebut, hal ini menandakan
bahwa terdapat perubahan Work
Engagement pegawai, dan pelatihan
dapat dikatakan cukup berhasil untuk meningkatkan Work Engagement pegawai Resto Kopi X Salatiga.
Jika melihat pada penelitian-penelitian
sebelumnya, telah dikemukakan bahwa Work
Engagement tidak akan
muncul tanpa adanya modal psikologis (Karatepe & Avci, 2017) (Gupta et al., 2017). Hasil penelitian ini
turut mendukung temuan penelitian sebelumnya, yakni bahwa modal psikologis adalah salah satu yang menjadi anteseden bagi munculnya Work Engagement
(Alkahtani et al., 2020), dan bahwa pegawai yang engaged adalah pegawai yang cenderung
memiliki modal psikologis
yang tinggi (Joo et al., 2016). Berdasarkan
hasil wawancara follow up bersama para pegawai Resto Kopi X Salatiga, meningkatnya tingkat Work Engagement pada pegawai Resto Kopi X Salatiga adalah dikarenakan bahwa setelah diberikan
pelatihan terkait dengan pengembangan kemampuan modal psikologis, mereka dapat berpikir
lebih positif terhadap situasi ketidakpastian yang dikarenakan pandemic
COVID-19 ini, dibandingkan berfokus pada kecemasan akan dirumahkan jika Resto terpaksa berhenti sementara waktu. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian Manzano-Gracia & Ayala (2017), bahwa ketika seorang individu mampu memanfaatkan modal psikologis, maka ia cenderung
dapat meningkatkan kesejahteraan psikologisnya; dalam hal ini,
kemungkinan dampak negatif dari stress dapat dihindarkan, dan kemampuan membangun strategi coping dalam bekerja menjadi lebih baik.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Pelatihan ini
menjawab hipotesis awal yang diajukan oleh peneliti, yakni bahwa pelatihan modal psikologis dapat meningkatkan keterikatan kerja/Work Engagement pegawai
Resto Kopi X Salatiga. Secara
keseluruhan, pegawai Resto
X Salatiga mengalami peningkatan baik dari sisi pengetahuan
maupun sikap yakni keterikatan kerja/Work Engagement-nya.
Hal ini tentunya memperkuat hasil penelitian-penelitian sebelumnya
yang menyatakan bahwa modal
psikologis turut mempengaruhi pengembangan Work
Engagement pada pegawai. Penelitian
lebih lanjut di area ini dapat melakukan
pengembangan terkait hubungan pelatihan softskills (modal psikologis)
dan hardskills yang dimiliki
pegawai seperti strategi penjualan, product knowledge dengan
keterikatan kerja. Selain itu, dapat
dikaji lebih lanjut terkait dengan pembuatan sistem pengembangan sumber daya manusia
ketika menghadapi situasi yang tidak pasti/sulit bagi
unit usaha kecil.
BIBLIOGRAFI
Alkahtani, N. S., MM, S., Delany, K., &
Adow, A. H. E. (2020). Psycap And Workplace Social Capital As Antecedents Of Employee
Engagement: A Study Among Saudi Arabian Workforce. Talent Development & Excellence,
12(2).
Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2008). Towards
A Model Of Work Engagement. Career Development International.
Bande, B., Fern�ndez-Ferr�n, P., Varela, J.
A., & Jaramillo, F. (2015). Emotions And Salesperson Propensity To Leave: The
Effects Of Emotional Intelligence And Resilience. Industrial Marketing
Management, 44, 142�153.
Boot, W. R., Simons, D. J., Stothart, C.,
& Stutts, C. (2013). The Pervasive Problem With Placebos In Psychology: Why
Active Control Groups Are Not Sufficient To Rule Out Placebo Effects. Perspectives
On Psychological Science, 8(4), 445�454.
Gupta, M., Shaheen, M., & Reddy, P. K.
(2017). Impact Of Psychological Capital On Organizational Citizenship Behavior:
Mediation By Work Engagement. Journal Of Management Development.
Joo, B.-K., Lim, D. H., & Kim, S.
(2016). Enhancing Work Engagement. Leadership & Organization Development
Journal.
Kappagoda, U. S., Othman, H. Z. F., & De
Alwis, G. (2014). Psychological Capital And Job Performance: The Mediating Role
Of Work Attitudes. Journal Of Human Resource And Sustainability Studies,
2(02), 102.
Karatepe, O. M., & Avci, T. (2017). The
Effects Of Psychological Capital And Work Engagement On Nurses� Lateness Attitude
And Turnover Intentions. Journal Of Management Development.
Mckinsey, G. L., Lizama, C. O., Keown-Lang,
A. E., Niu, A., Santander, N., Larpthaveesarp, A., Chee, E., Gonzalez, F. F.,
& Arnold, T. D. (2020). A New Genetic Strategy For Targeting Microglia In
Development And Disease. Elife, 9, E54590.
Minton, E. A., & Cabano, F. G. (2020). Religiosity�s
Influence On Stability-Seeking Consumption During Times Of Great Uncertainty:
The Case Of The Coronavirus Pandemic. Marketing Letters, 1�14.
Nerstad, C. G. L., Richardsen, A. M., &
Martinussen, M. (2010). Factorial Validity Of The Utrecht Work Engagement Scale
(UWES) Across Occupational Groups In Norway. Scandinavian Journal Of Psychology,
51(4), 326�333.
Paek, S., Schuckert, M., Kim, T. T., & Lee,
G. (2015). Why Is Hospitality Employees� Psychological Capital Important? The Effects
Of Psychological Capital On Work Engagement And Employee Morale. International
Journal Of Hospitality Management, 50, 9�26.
Rosiana, N., Nurmalina, R., Winandi, R.,
& Rifin, A. (2018). Dynamics Of Indonesian Robusta Coffee Competition
Among Major Competitor Countries.
Stremic, S. M., Mussleman, M. E., Thiele, A.,
Jackson, A. T., & Frame, M. C. (2017). Employee Characteristics:
Resilience And Self-Efficacy As Protective Factors.
Thaha, A. F. (2020). Dampak Covid-19
Terhadap UMKM Di Indonesia. BRAND Jurnal Ilmiah Manajemen Pemasaran, 2(1),
147�153.
Tsaur, S.-H., Hsu, F.-S., & Lin, H.
(2019). Workplace Fun And Work Engagement In Tourism And Hospitality: The Role
Of Psychological Capital. International Journal Of Hospitality Management,
81, 131�140.
Tsuji, S., Sato, N., Yano, K., Broad, J.,
& Luthans, F. (2019). Employees� Wearable Measure Of Face-To-Face
Communication Relates To Their Positive Psychological Capital, Well-Being. IEEE/WIC/ACM
International Conference On Web Intelligence-Companion Volume, 14�20.
Wirawan, H., & Tandiayuk, S. (2019). The
Role Of Charisma And Psychological Capital On Credibility Among Start-Up Entrepreneurs.
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Publik, 8(2), 107�120.