Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 2
No. 4 April 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
Studi Perbandingan Parameter Kekuatan Geser Triaxial (CuU) Multistage dengan Singlestage untuk Tanah Klasifikasi MH Atau A-7-5(25)
Agus Pronoto, Roesyanto,
dan Rudi Iskandar
Universitas
Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Email: [email protected], [email protected] dan [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRACT |
Diterima 28 Maret 2021 Direvisi 4 April 2021 Disetujui 5 April 2021 |
This study aims to compare the results of
deviatoric voltage values and pore water pressure and soil shear strength in
testing between triaxial CU multistage �and �singlestage
�at two different pressures (s3). The research method used is by� singlestage� and� multistagetesting. This study compares the results of multistage
triaxial CU against conventional (singlestage) triaxial
test by limiting the axial strain to 4% during deviatoric phase. The stress
value of multistage method are predicted with Kondner hypothesis by using hyperbolic equation for
certain strain values (�, 5%, 10%, ,15%, 20%). Soil samples in this study were categorized
as MH for the USCS classification or A-7-5(25) for to the AASHTO
classification. It is possible to get result close to the singlestage
test by limiting the axial strain to 4% during deviatoric phase. The stress
value predicted by hyperbolic equations by inputing
infinite strain tends to produce value greater than the experimental results.
Several strain were inputed
and evaluated (5%, 10%, 15%, and 20%), it was found using the input of 15%
strain at hyperbolic equation, predicts stress value closer to experimental
values. The predicted soil shear strength is quite accurate for c and f under
total stress conditions and adequate for c� and f� under
effective stress conditions. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan hasil nilai tegangan deviatorik dan tekanan air pori dan
kekuatan geser tanah pada pengujian antara triaksial CU multistage
dengan singlestage pada dua tekanan pengekang (s3) yang berbeda. Metode penilitian
yang digunakan adalah dengan pengujian singlestage dan multistage. Hal ini
sering menyebabkan beberapa pengujian sampel di laboratorium ditiadakan akibat keterbatasan jumlah sampel, salah satunya adalah pengujian triaksial. Penelitian ini membandingkan hasil pengujian triaksial CU multistage dengan
batasan regangan aksial 4% pada fase deviatorik terhadap pengujian triaksial CU konvensional (singlestage). Hasil pengujian
metode multistage kemudian diprediksi
nilai tegangannya dengan menggunakan persamaan hiperbolik hipotesa Kondner untuk beberapa nilai regangan tertentu (�, 5%, 10%, 15%, 20%). Sampel tanah penelitian dikategorikan
sebagai MH menurut klasifikasi
USCS atau A-7-5(25) menurut klasifikasi
AASHTO. Pembatasan regangan
aksial 4% pada fase deviatorik memungkinkan hasil akhir yang mendekati pengujian singlestage. Prediksi nilai tegangan menggunakan persamaan hiperbolik dengan input regangan tidak terhingga (�) cenderung
menghasilkan nilai yang lebih besar dari
hasil eksperimental. Dari beberapa
input nilai regangan yang
dievaluasi yaitu 5%, 10%,
15%, dan 20%, diperoleh prediksi
nilai dengan input regangan 15% pada persamaan hiperbola menghasilkan prediksi nilai lebih mendekati hasil eksperimental. Nilai parameter kekuatan
geser tanah diperoleh hasil cukup akurat untuk c dan f pada kondisi tegangan total dan diperoleh memadai untuk c� dan f� pada kondisi tegangan efektif. |
Keywords: undisturbed, triaxial CU, hyperbolic, shear strength Kata Kunci: undisturbed, triaksial CU, hiperbolik, kekuatan geser tanah |
Pendahuluan
Pada kondisi tanah lunak pengambilan sampel tanah tidak
terganggu tidak jarang mengalami kesulitan dan cenderung memperoleh sampel
dengan recovery rate yang rendah. Pada kondisi tersebut kadang-kadang
beberapa pengujian yang membutuhkan beberapa spesimen dalam satu jenis
pengujian kerap kali dibatalkan akibat keterbatasan jumlah spesimen pengujian,
salah satunya adalah pengujian triaksial (Sharma et al., 2014).
Pada umumnya pengujian triaksial membutuhkan sampel
sebanyak tiga spesimen untuk dilaksanakan pengujiannya masing-masing di bawah
kondisi tekanan pengekang (s3) yang berbeda (Effio et al., 2015). Metode multistage dapat
menjawab permasalahan tersebut di mana jumlah spesimen yang diperlukan hanya
satu, namun tetap mengikuti tahapan pengujian yang sama seperti pengujian
triaksial pada umumnya (konvensional/singlestage) (Yawei et al., 2020).
Metode multistage ini pertama kali diperkenalkan
oleh (Banerjee et al., 2018) sebagai
metode alternatif pengujian triaksial konvensional. (Khosravi et al., 2012) melaporkan
hasil penelitiannya bahwa nilai kohesi (c�) dan sudut geser dalam (f�) pada kondisi tegangan efektif menghasilkan nilai yang logis dan dapat
diterima pada pengujian triaksial CU multistage. Pada penelitiannya
spesimen uji dikonsolidasi di bawah tekanan pengekang tertentu kemudian
dibebani hingga hampir mencapai regangan keruntuhan, spesimen uji kemudian
dikonsolidasi kembali dengan tekanan pengekang (s3) yang
lebih besar dan dibebani hingga hampir mencapai keruntuhan (Minaeian et al., 2020).
Prosedur tersebut mungkin memberikan hasil yang logis untuk beberapa jenis
tanah, dan regangan aksial yang terjadi pada kondisi tahap terakhir
menghasilkan regangan aksial yang sangat besar hanya pada satu spesimen (Yang et al., 2019).
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, (Ravi Sharma et al., 2011) dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa hubungan tegangan regangan hiperbolik dapat
digunakan untuk memprediksi nilai tegangan deviatorik dan tekanan air pori pada
kondisi keruntuhan walaupun dengan pengujian pada kondisi regangan aksial
rendah (2% hingga 4%) dengan menggunakan hipotesa (Alyousif, 2015). Tegangan deviatorik dan tekanan air
pori dapat diprediksi menggunakan persamaan (1) dan (2).
�������������������������������� ���� (1)
����������������������� ���� ������������(2)
di mana:
s1-s3 = tegangan deviatorik
e��������� = regangan aksial
a��������� = perpotongan-y hubungan e/(s1-s3)�
�� terhadap e
b��������� = slope hubungan e/(s1-s3) terhadap e
∆u������� = perubahan tekanan air pori
au������� = perpotongan-y hubungan e/(u)�
�� terhadap e
bu������� = slope hubungan e/(u) terhadap
e
dengan
memplotkan hubungan e/(s1-s3)� terhadap e dan
hubungan e/(∆u)� terhadap e maka sama-sama akan membentuk suatu garis linear di mana a merupakan
perpotongan terhadap sumbu-y dan b merupakan kemiringan/slope garis
linear (Dexing et al., 2018).
Prediksi nilai menggunakan hipotesa Kondner (1) dan (2)
dengan nilai regangan tidak terhingga (asimtotik) umumnya cenderung
menghasilkan prediksi nilai yang lebih tinggi (Khosravi et al., 2012). (Ravi Sharma et al., 2011) dalam
penelitiannya menyarankan bahwa prediksi nilai tegangan menggunakan hipotesa
Kondner pada Persamaan (1) dan (2) akan menghasilkan prediksi nilai yang lebih
baik apabila diekstrapolasi ke nilai regangan tertentu yaitu nilai regangan
15%.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil nilai
tegangan deviatorik dan tekanan air pori dan kekuatan geser tanah pada
pengujian antara triaksial CU multistage dengan singlestage pada
dua tekanan pengekang (s3) yang berbeda.
Metode Penelitian
Sampel tanah tidak terganggu
berasal dari daerah Terjun-marelan dan diambil pada kedalaman 11,00 m hingga 11,65m. Karakteristik dan indeks properti tanah dapat dilihat pada Tabel 1 (Hou et al., 2017).
Tabel
1
�Karakteristik dan Indeks Properti Tanah
Keterangan |
����������
Tanah Terjun-Marelan |
Berat isi tanah, gt |
1,50 g/cm3 |
Berat kering tanah, gd |
0,79 g/cm3 |
Specific Gravity, Gs |
2,46 |
Batas cair,
LL |
52,41 % |
Indeks Plastisitas, PI |
21,85 % |
Klasifikasi USCS |
MH |
Klasifikasi AASHTO |
A-7-5(25) |
Sampel uji triaksial dipersiapkan sebanyak 2 spesimen untuk singlestage dan 1 spesimen untuk multistage dengan masing-masing ukuran
diameter 38 mm dan tinggi 76 mm.
Pada pengujian triaksial CU singlestage, masing-masing spesimen
akan melewati tiga fase, yaitu
fase saturasi, fase kompresi dan fase deviatorik. Pada fase saturasi, spesimen dianggap jenuh apabila mencapai
tingkat saturasi ≥
95%. Kemudian pada fase kompresi, spesimen 1 diberi tekanan pengekang sebesar 0,7 kg/cm2 dan dibiarkan terkonsolidasi selama 24 jam dan pada spesimen 2
diberi tekanan pengekang sebesar 2.8 kg/cm2 dan dibiarkan terkonsolidasi selama 24 jam. Pada fase deviatorik spesimen dibebani dengan kecepatan pembebanan 0,014 mm/menit hingga mencapai
regangan aksial 20%. Bagan alir pengujian triaksial CU singlestage
dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1
�Bagan Alir Pengujian Singlestage
Pada pengujian
triaksial CU multistage, spesimen
akan melalui proses pengujian yang sama dengan pengujian singlestage, yang berbeda adalah pada pengujian multistage
hanya menggunakan 1 spesimen pada fase saturasi hingga ≥ 95%. Spesimen kemudian dilanjutkan ke fase kompresi dengan
pemberian tekanan pengekang 0,7 kg/cm2 dan dibiarkan
terkonsolidasi selama 24
jam. Pada fase deviatorik, spesimen dibebani namun tidak hingga
mengalami keruntuhan, melainkan regangannya dibatasi hanya mencapai 4%. Spesimen kemudian diberikan tekanan pengekang tambahan hingga 2,8 kg/cm2 dan dibiarkan terkonsolidasi selama 24 jam berikutnya. Kemudian dilanjutkan ke fase deviatorik
selanjutnya hingga mencapai regangan aksial 20% (Prakash et al., 2018). Bagan alir pengujian triaksial CU multistage
dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2
Bagan Alir Pengujian Multistage
A. Tegangan deviatorik dan tekanan air pori
Hasil pengujian triaksial CU singlestage pada kondisi keruntuhan dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 3.
Tabel 2
Rangkuman Nilai Pengujian
Singlestage
Tekanan pengekang, s3 |
(s1-s3)f |
Duf |
0,7 kg/cm2 |
0,870 kg/cm2 |
0,48 kg/cm2 |
2,8 kg/cm2 |
2,723 kg/cm2 |
1,63 kg/cm2 |
Gambar 3
Tegangan-Regangan Uji Singlestage
Gambar 4
Tegangan-Regangan Uji Multistage
Hasil pengujian triaksial CU multistage pada Gambar 4 tidak dapat lansung ditentukan nilai keruntuhannya dan harus diolah terlebih dahulu dengan memplot hubungan e/(s1-s3) terhadap e yang dapat dilihat pada Gambar 5 dan hubungan e/∆u terhadap e yang dapat dilihat pada Gambar 6.
Nilai a dan b serta au dan bu didapat dari persamaan regresi linear, untuk kondisi tekanan pengekang 0,7 kg/cm2 dapat dilihat pada Gambar 5 dan untuk kondisi tekanan pengekang 2,8 kg/cm2 dapat dilihat pada Gambar 6 (Wild et al., 2017). Prediksi nilai tegangan deviatorik dan perubahan tekanan air pori pada kondisi keruntuhan dapat dihitung menggunakan hipotesa Kondner pada Persamaan (1) dan Persamaan (2) dengan input beberapa nilai regangan yaitu regangan ∞, 5%, 10%, 15%, dan 20% (Nam et al., 2011). Hasil prediksi nilai dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Gambar 5
Grafik Regresi Linear Hubungan
e/(s1-s3) Terhadap e Tahap I, s3 = 0,7 Kg/Cm2 (Multistage)
Gambar 6
Grafik Regresi Linear Hubungan
e/(U) Terhadap e Tahap I, s3 = 0,7 Kg/Cm2 (Multistage)
Tabel 3
� Perbandingan Hasil Eksperimental Singlestage dengan Prediksi Nilai (s1-s3) Multistage
Singlestage |
|
Asimtotik |
|
Prediksi
nilai (s1-s3)
menggunakan persamaan (1)
untuk regangan aksial |
|||||||
s3
kg/cm2 |
(s1-s3)
f kg/cm |
(s1-s3)=1/b kg/cm2 |
Kesesuaian % |
e=5% |
Kesesuaian % |
e=10% |
Kesesuaian % |
e=15% |
Kesesuaian % |
e=20% |
Kesesuaian % |
0,7 |
0,870 |
0,893 |
102,60 |
0,821 |
94,34 |
0,855 |
98,30 |
0,867 |
99,69 |
0,874 |
100,40 |
2,8 |
2,723 |
2,480 |
104,30 |
2,446 |
89,84 |
2,629 |
96,53 |
2,696 |
98,99 |
2,730 |
100,27 |
|
|
|
|
Persentase kesesuaian rata-rata |
|
|
|
|
|||
|
|
|
103,45 |
|
92,09 |
|
97,42 |
|
99,34 |
|
100,33 |
Tabel 4
Perbandingan Hasil Eksperimental Singelstage
dengan Prediksi Nilai
(∆U) Multistage
Singlestage |
|
Asimtotik |
|
Prediksi
nilai (s1-s3)
menggunakan persamaan (1)
untuk regangan aksial |
|||||||
s3
kg/cm2 |
(s1-s3)
f kg/cm |
(s1-s3)=1/b kg/cm2 |
Kesesuaian % |
e=5% |
Kesesuaian % |
e=10% |
Kesesuaian % |
e=15% |
Kesesuaian % |
e=20% |
Kesesuaian % |
0,7 |
0,480 |
0,484 |
100,76 |
0,438 |
91,17 |
0,460 |
95,92 |
0,468 |
97,52 |
0,472 |
98,32 |
2,8 |
1,640 |
1,818 |
110,85 |
1,538 |
93,78 |
1,672 |
101,97 |
1,720 |
104,85 |
1,744 |
106,32 |
|
|
|
|
Persentase kesesuaian rata-rata |
|
|
|
|
|||
|
|
|
105,80 |
|
92,48 |
|
98,94 |
|
101,18 |
|
102,32 |
B. Kekuatan Geser Tanah
Keruntuhan Mohr-Coulomb pada pengujian singlestage dapat dilihat pada Gambar 7 (Xu et al., 2018). Untuk pengujian multistage diperoleh hasil yang mendekati hasil singlestage berada pada regangan 15%. Keruntuhan Mohr-Coulomb berdasarkan prediksi nilai pada regangan 15% dapat dilihat pada Gambar 8 (Alyousif, 2015). Perbandingan parameter kekuatan geser tanah pada kondisi tegangan total dan efektif dapat dilihat pada Tabel 5.
Gambar 7
Keruntuhan Mohr-Coulomb Triaksial CU Singlestage
Gambar 8
Keruntuhan Mohr-Coulomb Triaksial CU Multistage
Tabel 5
Perbandingan Parameter Kekuatan Geser
Tanah Triaksial CU (Singlestage
Vs Multistage)
Tegangan total |
Singlestage |
Multistage |
Persentase kesesuaian |
c (kg/cm2) |
0,092 |
0,094 |
102,17 % |
��� f
(�) |
17,83 |
17,65 |
98,99 % |
Tegangan efektif |
Singlestage |
Multistage |
Persentase kesesuaian |
c�
(kg/cm2) |
0,125 |
0,103 |
82,40
% |
f� (�) |
29,68 |
31,24 |
105,26
% |
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Penggunaan input regangan (∞) menggunakan persamaan
hiperbolik Kondner dengan cenderung menghasilkan prediksi nilai tegangan yang
lebih besar dari hasil eksperimental. Pada input regangan (5%, 10%, 15% dan
20%) yang dievaluasi, diperoleh pada regangan 15% prediksi nilai tegangan yang
dihasilkan lebih mendekati nilai hasil eksperimental dengan kesesuaian
rata-rata 99,34% untuk prediksi nilai (s1-s3) dan
101,18% untuk prediksi nilai (∆u). Untuk kekuatan geser tanah yang
dihasilkan menggunakan metode ini diperoleh hasil yang cukup akurat pada
kondisi tegangan total dengan kesesuaian rata-rata 102,17% untuk c dan 98,99% untuk f. Namun untuk kondisi tegangan efektif, kekuatan geser yang diperoleh
memadai dengan kesesuaian rata-rata 82,40% untuk nilai c� dan 105,26% untuk
nilai f�. Dari hasil perbandingan prediksi nilai dan kekuatan geser tanah tersebut
disimpulkan bahwa pembatasan regangan aksial 4% pada pengujian triaksial CU multistage
dan prediksi nilai pada regangan 15% memungkinkan untuk mendapatkan hasil yang
mendekati hasil eksperimental.
BIBLIOGRAFI
Alyousif, M. (2015). Development Of
Computer-Controlled Triaxial Test Setup And Study On Multistage Triaxial Test
On Sand. Google Scholar
Banerjee, A., Puppala, A. J., Patil, U. D.,
Hoyos, L. R., & Bhaskar, P. (2018). A Simplified Approach To Determine The
Response Of Unsaturated Soils Using Multistage Triaxial Test. In IFCEE 2018
(Pp. 332�342). Google Scholar
Dexing, L., Enyuan, W., Xiangguo, K.,
Xiaoran, W., Chong, Z., Haishan, J., Hao, W., & Jifa, Q. (2018). Fractal
Characteristics Of Acoustic Emissions From Coal Under Multi-Stage True-Triaxial
Compression. Journal Of Geophysics And Engineering, 15(5),
2021�2032. Google Scholar
Effio, C. L., Wenger, L., �tes, O.,
Oelmeier, S. A., Kneusel, R., & Hubbuch, J. (2015). Downstream Processing
Of Virus-Like Particles: Single-Stage And Multi-Stage Aqueous Two-Phase
Extraction. Journal Of Chromatography A, 1383, 35�46. Google Scholar
Hou, B., Chen, M., Wan, C., & Sun, T.
(2017). Laboratory Studies Of Fracture Geometry In Multistage Hydraulic
Fracturing Under Triaxial Stresses. Chemistry And Technology Of Fuels And
Oils, 53(2), 219�226. Google Scholar
Khosravi, A., Alsherif, N., Lynch, C.,
& Mccartney, J. (2012). Multistage Triaxial Testing To Estimate Effective
Stress Relationships For Unsaturated Compacted Soils. Geotechnical Testing
Journal, 35(1), 128�134. Google Scholar
Minaeian, V., Dewhurst, D. N., &
Rasouli, V. (2020). An Investigation On Failure Behaviour Of A Porous Sandstone
Using Single-Stage And Multi-Stage True Triaxial Stress Tests. Rock
Mechanics And Rock Engineering, 53(8), 3543�3562. Google Scholar
Nam, S., Gutierrez, M., Diplas, P., &
Petrie, J. (2011). Determination Of The Shear Strength Of Unsaturated Soils
Using The Multistage Direct Shear Test. Engineering Geology, 122(3�4),
272�280. Goggle Scholar
Prakash, S., Myers, M. T., & Hathon, L.
A. (2018). Analysis Of Damage Induced During A Multi-Stage Triaxial Test Using
Acoustic Emissions. 52nd US Rock Mechanics/Geomechanics Symposium. Google Scholar
Ravi Sharma, M. S., Baxter, C. D. P.,
Moran, K., Vaziri, H., & Narayanasamy, R. (2011). Strength Of Weakly
Cemented Sands From Drained Multistage Triaxial Tests. Journal Of
Geotechnical And Geoenvironmental Engineering, 137(12), 1202�1210. Google Scholar
Sharma, S., Dwivedi, V. K., & Pandit,
S. N. (2014). Exergy Analysis Of Single‐Stage And Multi Stage Thermoelectric
Cooler. International Journal Of Energy Research, 38(2), 213�222. Google Scholar
Wild, K. M., Barla, M., Turinetti, G.,
& Amann, F. (2017). A Multi-Stage Triaxial Testing Procedure For Low
Permeable Geomaterials Applied To Opalinus Clay. Journal Of Rock Mechanics
And Geotechnical Engineering, 9(3), 519�530.
Google Scholar
Xu, Y., Wu, S., Williams, D. J., &
Serati, M. (2018). Determination Of Peak And Ultimate Shear Strength Parameters
Of Compacted Clay. Engineering Geology, 243, 160�167. Google Scholar
Yang, S.-Q., Tian, W.-L., Jing, H.-W.,
Huang, Y.-H., Yang, X.-X., & Meng, B. (2019). Deformation And Damage
Failure Behavior Of Mudstone Specimens Under Single-Stage And Multi-Stage
Triaxial Compression. Rock Mechanics And Rock Engineering, 52(3),
673�689. Google Scholar
Yawei, L., Ziyuan, W., & Ahmad, G.
(2020). Single Stage And Multistage Confined Brazilian Test. 54th US Rock
Mechanics/Geomechanics Symposium. Google Scholar
Copyright holder: Agus Pronoto,
Roesyanto, dan Rudi Iskandar (2021) |
First publication right: Journal Syntax
Admiration |
This article is licensed under: |