Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 2
No. 4 April 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
ANALISIS DETERMINAN� PEMBERIAN
KREDIT RITEL PADA PT. BANK BRI (PERSERO) TBK CABANG ABUNJANI SIPIN
Bambang Nurdiansyah
Universitas Jambi, Indonesia
Email: [email protected]
�
INFO
ARTIKEL |
ABSTRACT |
Diterima 5 April 2021 Direvisi 10 April 2021 Disetujui 15 April 2021 |
This study aims to determine the development of
the influence of Third Party Funds (DPK), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),
and Interest Rate (BI Rate) together and partially on retail lending. Track
which research with multiple regression statistics analysis, which is a
statistical analysis tool to find out for the influence of DPK, CAR, NPL and
BI Rate (independent variables) on credit (dependent variables). �The results showed that during theperiod 2014-2019 the amount of �credit
�disbursed by
PT. Bank BRI (Persero) Tbk, Abunjani
Sipin branch experienced an average increase of
22.17%, while the deposit of public funds at PT. Bank BRI (Persero) Tbk, Abunjani Sipin branch has experienced an average increase of
12.60% per year, while the value of CAR is 30.04%, on the other hand in the
same period the NPL value in PT. Bank BRI (Persero) Tbk.
The effect of DEPOSIT (X1) on credit is positive, where every deposit
increase of 1% then credit on PT. Bank BRI (Persero) Tbk,
Abunjani Sipin branch
will experience an increase of 4.374%, on the other hand every CAR (X2) increase of 1% then the credit will decrease by 5.112%,
while every NPL increase of 1% then credit to PT. Bank BRI (Persero) Tbk. DPK, CAR, NPL and BI Rate �jointly and partially have a
significant effect on credit at PT. Bank BRI (Persero) Tbk
branch of Abunjani Sipin.
The largest correlation coefficient value is 0.427, namely variable (DPK),
followed by NPL and BI Rate variable and lastly CAR variable. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan pengaruh Dana
Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),
dan Suku Bunga (BI Rate) secara bersama-sama dan parsial terhadap penyaluran kredit
ritel. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan analisis statistik regresi berganda, yaitu alat analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh DPK, CAR, NPL
dan BI Rate (variabel independent) terhadap
kredit (variabel dependent).
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa selama periode 2014-2019 jumlah kredit yang disalurkan oleh PT. Bank BRI (Persero) Tbk,� cabang Abunjani Sipin� mengalami peningkatan rata-rata sebesar
22,17%, sementara�
simpanan dana masyarakat
pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin telah mengalami
peningkatan rata-rata sebesar� 12,60% per tahun,
sedangkan�� nilai CAR adalah sebesar 30,04%, di sisi lain dalam periode yang sama nilai NPL pada PT. Bank
BRI (Persero) Tbk. Pengaruh
DPK (X1)� terhadap kredit adalah positif, dimana setiap terjadi peningkatan DPK sebesar 1% maka kredit pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin akan mengalami peningkatan sebesar 4,374%, disisi lain setiap terjadi kenaikan CAR (X2) sebesar 1% maka kredit�� akan turun sebesar
5,112%, sementara setiap terjadi peningkatan NPL sebesar 1% maka kredit pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk.
DPK, CAR, NPL dan BI Rate secara bersama-sama maupun secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kredit� pada PT. Bank BRI
(Persero) Tbk cabang Abunjani Sipin. Nilai koefisien korelasi yang terbesar adalah sebesar 0,427, yaitu variable (DPK),
kemudian disusul variabel NPL dan BI Rate dan terakhir
adalah variabel CAR. |
Keywords: retail credit
determinants; bri bank; small businesses Kata Kunci: determinan pemberian kredit ritel; bank bri;
usaha kecil |
Pendahuluan
Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis yang dihadapi dunia usaha termasuk BRI dan usaha kecil menengah saat ini sangat cepat dan dinamis (Sulistyo & Syafruddin, 2010). Bank Pembangunan Daerah sebagai badan usaha senantiasa harus diarahkan dan didorong untuk ikut berperan secara nyata meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat agar mampu mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial, sehingga lebih mampu berperan sebagai wadah kegiatan ekonomi rakyat (Dan Martono, 2011). Oleh karena itu, sudah saatnya untuk menempatkan sektor informal (seperti petani kecil di pedesaan, pedagang di pasar-pasar tradisional, penjual rokok, dan pedagang warung kelontong) di barisan terdepan dalam penetapan kebijakan Bank Indonesia (putting the last first) terkait dengan hal tersebut, serta dalam rangka pemberdayaan dan pengembangan sektor informal, maka peran dan kontribusi� bank sebagai lembaga keuangan adalah pembiayaan sektor informal agar mampu berkembang lebih pesat (Kurniadi, 2012).
Berdasarkan laporan keuangan
pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang
Abunjani Sipin� dapat
diketahui perkembangannya sebagai berikut:
Tabel 1
Perkembangan
Rata-rata Penyaluran Kredit
Ritel� pada PT. BRI (Persero) Cabang Abunjani Sipin Periode 2014 � 2019 (Tri Wulan
I-III)
Tahun |
Target
Kredit (Rp.
Juta) |
Realisasi Kredit (Rp) |
Perkembangan Realisasi (%) |
Realisasi Kredit �(%) |
2014 2015 2016 2017 2018 2019 |
60.000.000.000 120.500.000.000 180.000.000.000 240.651.000.000 210.942.000.000 180.000.000.000 |
48.291.415.595 145.217.679.878 191.166.720.646 137.396.350.609 171.482.745.796 164.818.286.667 |
200,71 31,64 (28,13) 28,81 (3,89) |
80,49 120,51 106,20 57,09 81,29 91,57 |
Rata-rata |
|
37,52 |
89,53 |
Sumber: PT.
Bank BRI (Persero) Tbk, cabang
Abunjani Sipin
Berdasarkan Tabel 1 dilihat bahwa rata-rata total kredit ritel pada PT. Bank BRI
(Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin periode 2014 Triwulan I-III 2019.
Pada tahun 2014 realisasi kredit ritel adalah
sebesar Rp 48.291.415.595, dan pada tahun 2015 sebesar Rp
145.217.679.878 terjadi kenaikan
sebesar 200,71%, sedangkan
pada tahun 2016 sebesar Rp
191.166.720.646, mengalami kenaikan
31,64% tahun 2017 sebesar
Rp. 137.396.350.609, terjadi kenaikan
127,58% dan pada tahun 2018 sebesar
Rp. 171.482.745.796, terjadi kenaikan
28,81% dari tahun sebelumnya, sementara hingga Triwulan ke III tahun 2019 kredit ritel yang disalurkan sudah mencapai Rp.164.818.286.667, atau turun sebesar 3,89% (Murdiyanto,
2021).
Meskipun realisasi
kredit yang diberikan, khususnya kredit ritel mengalami peningkatan, pada kenyataannya belum sesuai dengan
target yang telah dicanangkan
oleh PT. Bank BRI (Persero) Tbk cabang Abunjani Sipin. Berbagai faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemberian kredit oleh PT. Bank BRI (Persero) Tbk
cabang Abunjani Sipin diantaranya adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL) dan BI Rate (Dwihandayani,
2018).
Dana Pihak
Ketiga (DPK) berkaitan dengan sumber dana yang diperoleh oleh Bank BRI (Persero) Tbk,
cabang Abunjani Sipin untuk dioptimalkan
menjadi sumber kredit bagi nasabah.
Adapun perkembangan DPK pada Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani
Sipin (Setiyaningsih
et al., 2015).
Tabel �2
Perkembangan� Dana Pihak Ketiga Pada PT. Bank BRI
(Persero)Tbk, Cabang Abunjani
Sipin Periode 2014-Triwulan
III 2019
Tahun |
DPK (Rp. Juta) |
Perkembangan Realisasi (%) |
2014 2015 2016 2017 2018 2019 |
121.945.465.477 139.335.302.861 153.448.018.429 182.475.818.553 182.124.060.533 189.169.462.632 |
- 14,26 14,81 18,92 (0,19) 3,87 |
Rata-rata |
|
7,83 |
Sumber: Laporan DPK Ritel
PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang
Abunjani Sipin (Data diolah)
Berdasarkan pada table 2, dilihat
bahwa rata-rata Dana Pihak Ketiga (DPK) pada PT. BRI (Persero) cabang
Abunjani Sipin periode 2014-2019 Triwulan III.
Pada tahun 2014 adalah sebesar Rp.121.945.465.477, dan pada tahun
2015 sebesar Rp 139.335.302.861 atau
terjadi kenaikan 14,26%, sedangkan pada tahun 2016 sebesar Rp 153.448.018.429 atau terjadi kenaikan 14,81% kemudian pada tahun 2017 sebesar Rp 182.475.818.553 atau terjadi kenaikan 18,92% dan pada tahun 2018 sebesar Rp
189.169.462.632 atau terjadi
kenaikan sebesar 10% dan
pada Triwulan III tahun
2019 jumlah DPK pada PT. BRI (Persero) cabang Abunjani Sipin adalah sebesar
Rp. 189.169.462.632 atau meningkat sebesar 7,83% (Wardiantika, 2014).
Peningkatan DPK di samping
memberikan dampak terhadap meningkatnya kepercayaan masyarakat juga mendorong semakin membesarnya kapitalisasi bank sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak bank menjadi dana yang produktif (Agustinar,
2016). Hal ini
pada akhirnya akan berdampak pada Capital
Adeuacy Ratio (CAR) sebagaimana
digambarkan pada tabel berikut:
Tabel� 3
Perkembangan
Rata-rata Capital Adequacy Ratio (CAR) pada� PT. BRI (Persero) Cabang Abunjani Sipin� Tahun 2014-Triwulan
III 2019
Tahun |
NIlai CAR (%) |
Perkembangan Realisasi (%) |
2014 2015 2016 2017 2018 2019 |
25,76 25,81
25,71 26,06 22,25 23,62 |
- 0,19 (0,39) 1,36 (14,62) 6,16 |
Rata-rata |
|
(1,22) |
Sumber :�
Annual Report BRI (Persero) cabang Abunjani Sipin
Berdasarkan pada tabel
3 dilihat bahwa rata-rata
Capital Adeuacy Ratio (CAR) pada PT. BRI (Persero) cabang Abunjani Sipin. Pada tahun 2014 adalah sebesar 25,76% dan pada tahun 2015 sebesar 25,81% terjadi peningkatan sebesar 0,19% sedangkan pada tahun 2016 sebesar 25,71% terjadi penurunan sebesar 0,39%, kemudian pada tahun 2017 sebesar 26,06 terjadi peningkatan dari sebelumnya sebesar 1,36% dan pada tahun 2018
sebesar 22,25% atau terjadi penurunan 14,16% dan pada
tahun 2019 Triwulan ketiga adalah sebesar
23,62% (Febrianti,
2015).
Nilai CAR yang cukup tinggi
dan masih di atas ambang toleransi di atas 8% menunjukkan bahwa PT. BRI (Persero) cabang Abunjani Sipin tetap menjaga kehati-hatian
dalam pemberian kreditnya. Hal ini juga untuk menjaga agar kredit bermasalah dapat dikurangi atau di tekan di bawah 5% di batas keamanan yang ditentukan oleh
Bank Indonesia (Agustiningrum,
2012). Adapun di Wilayah kerja sumbagsel PT. BRI (Persero)
cabang Abunjani Sipin termasuk salah satu cabang yang memiliki rasio NPL terendah sebagaimana tergambar pada tabel berikut:
Tabel 4
Perkembangan Nilai
NPL PT. BRI (Persero) Cabang Abunjani Sipin Periode 2014- Tri wulan
III 2019
Tahun |
Realisasi Kredit (Rp) |
�Kredit Bermasalah (Rp) |
NPL (%) |
2014 2015 2016 2017 2018 2019 |
48.291.415.595 145.217.679.878 191.166.720.646 137.396.350.609 171.482.745.796 164.818.286.667 |
1,010,362,437 500,955,457 24,086,044,551 3,646,311,640 12,151,362,283 16,466,358,106 |
2.09 0.34 12.60 2.65 7.09 9.99 |
Rata-rata |
|
�5,79 |
Sumber : PT.
Bank BRI (Persero) Tbk, cabang
Abunjani Sipin
Berdasarkan Tabel 4, tergambar bahwa NPL pada PT. BRI
(Persero) cabang Abunjani Sipin menunjukkan trend yang berfluktuasi, namun selama periode 2014-2019 nilai NPL PT. BRI (Persero) cabang
Abunjani Sipin adalah sebesar 5,79%, angka ini sudah
termasuk cukup tinggi� dan di atas batas toleransi Bank Indonesia sebesar 5%, yakni memiliki nilai 5,79%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pengelolaan
kredit ritel PT. BRI
(Persero) cabang Abunjani Sipin belum berjalan� baik (Madri
& Mertha, 2015).
Besar kecilnya nilai kredit yang diberikan kepada masyarakat pada dasarnya juga sangat tergantung dari besar kecilnya
kemampuan masyarakat dalam mengembalikan pinjamannya, maka dalam hal ini
faktor suku bunga (BI Rate) turut mempengaruhi besar kecilnya kemampuan masyarakat dalam membayar pengembalian pinjaman (Zulifiah,
2014). Semakin besar beban bunga
yang ditetapkan maka akan semakin membesar
pula pembayaran pinjaman kepada Bank. Adapun perkembangan
BI Rate tergambar pada tabel
5 berikut:
Tabel� 5
Perkembangan Rata-Rata
Suku Bunga (BI Rate) Periode
2014-Triwulan III 2019
Tahun |
SBI (%) |
Perkembangan
(%) |
2014 2015 2016 2017 2018 2019 |
9,65 6,26 6,40 6,14 7,15 6,18 |
- (35.13) 2.24 (4.06) 16.45 (13,57) |
Rata-rata |
(6,81) |
Sumber : Bank
Indonesia, 2019
Berdasarkan dari uraian diatas,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul �Analisis Determinan Pemberian Kredit Ritel� Pada PT. BRI (Persero) Cabang Abunjani Sipin�.
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat
dirumuskan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui perkembangan
pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing
Loan (NPL), dan Suku Bunga (BI Rate)� secara bersama-sama terhadap penyaluran kredit Ritel pada PT. BRI (Persero) Tbk,
cabang Abunjani Sipin Jambi.
2. Untuk mengetahui pengaruh DPK,
CAR, NPL, dan BI Rate secara parsial
terhadap penyaluran kredit ritel� pada PT. BRI (Persero)
cabang Abunjani Sipin� Jambi.
3. Untuk mengetahui perkembangan
variabel yang berpengaruh dominan terhadap penyaluran kredit pada PT. BRI
(Persero) cabang Abunjani Sipin.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan analisis� statistik regresi berganda, yaitu alat analisis
statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh DPK, CAR, NPL
dan BI Rate (variabel independent) terhadap
kredit (variabel dependent).
Untuk menggunakan teknik analisis ini terlebih dahulu
dilakukan perubahan skala ke kala Z Score (satuan standar) karena skala pengukuran
dalam penelitian ini tidak sama,
metode pengumpulan data yang
dipergunakan adalah Library Research (Penelitin
Kepustakaan). Metode analisis data yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif, Deskriptif Kuantitatif dan Analisis Inferensial.
Selanjutnya digunakan analisis statistik regresi berganda, dengan rumus persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3+ b4 X4 + e
Y �� ��:���
Penyaluran kredit
retail pada periode t
X1� ��:���
DPK PT. Bank BRI (Persero)Tbk,� cabang Abunjani Sipin� pada periode t
X2� ��: �� Capital Adequacy Ratio Bank Umum pada periode t-1
X3� ��: �� Non Performing Loan Bank Umum pada periode t-1
X4� � : �� Suku Bunga SBI pada periode t
Untuk melakukan uji hipotesis adapun yang digunakan adalah: uji statistik �F�, uji statistik �t� dan koefisien determinan, dengan rumus sebagai berikut:
����������������������������������������������� Rumus F hitung =
Rumus
t hitung =
Selama
periode 2014-2019 jumlah kredit ritel yang�
disalurkan PT. Bank BRI (Persero)
Tbk, cabang Abunjani Sipin menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat dari
tahun ke tahun, Selama periode 2014-2019 jumlah kredit ritel yang� disalurkan oleh PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin mengalami
peningkatan rata-rata sebesar 37,52%. Angka ini mengalami perkembangan yang
cukup tinggi, mengingat PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin masih berskala
daerah dalam kegiatan perbankan di Provinsi Jambi.�
PT.� Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin sangat menyadari
bahwa upaya meningkatkan kemampuan keuangan tidak hanya dukungan dari kantor
pusat Bank BRI dan kantor wilayah Bank BRI Palembang juga didukung oleh
pemerintah daerah melalui masyarakat yang ada di Kota Jambi, akan tetapi
potensi yang besar justru ada pada masyarakat, karena dana titipan hanya
bersifat sementara dan dapat sewaktu-waktu ditarik oleh masyarakat sebagai debitur
Bank. Untuk mampu meningkatkan penyerapan dana masyarakat PT. Bank BRI
(Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin berupaya melakukan upaya yang lebih
intens dengan melakukan berbagai kebijakan
produk dan promosi yang bertujuan menarik minat masyarakat di Provinsi Jambi
dan Kota Jambi khususnya (Sepang et al., 2018).
Secara
keseluruhan selama periode 2014-2019 simpanan masyarakat pada PT.� Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin menunjukkan trend
yang meningkat dari tahun ke tahun. Dimana secara rata-rata selama periode 2014-2019
laju peningkatan simpanan dana masyarakat pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin� telah mengalami peningkatan rata-rata sebesar
7,83% per tahun. Peningkatan ini juga menunjukkan respon masyarakat yang
semakin positif terhadap lembaga perbankan di Jambi, khususnya pada PT. Bank
BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin sebagai lembaga yang dapat dipercaya (Nurdianti & Ilyas, 2018).�
�Nilai CAR PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin tertinggi terjadi pada tahun 2017, yaitu sebesar 26,06%. Hal ini berarti bahwa PT. Bank BRI (Persero) Tbk,�
cabang Abunjani Sipin memiliki cadangan
yang mampu meminimalisir resiko dari cadangan modal
sebesar 26,06%. Angka ini sudah barang tentu sangat tinggi jauh di atas
ketentuan dari Bank Indonesia yang menetapkan sebesar 8% sebagai rasio terendah
dalam melihat kesehatan suatu bank dari rasio kecukupan modal, namun demikian
nilai CAR yang sangat tinggi juga mencerminkan banyaknya dana yang tidak
dimanfaatkan secara optimal. Nilai CAR terendah pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin selama periode
2014-2019 terjadi pada tahun 2018, yaitu sebesar
22,25%. Hal ini menunjukkan semakin besarnya upaya PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin dalam memanfaatkan
dana yang dimilikinya untuk dikelola secara lebih produktif dan efisien. Secara
rata-rata selama periode 2014-2019 nilai CAR pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin adalah sebesar
25,100%, angka ini masih jauh di atas aturan Bank Indonesia dan
mencerminkan tingginya� tingkat
kehati-hatian PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin dalam menyalurkannya dalam bentuk kredit ritel
kepada� masyarakat luas (Papalangi, 2013).
Non Performing Loans merupakan �rasio perbandingan kredit ritel
yang� bermasalah dengan total penyaluran
dana yang disalurkan kepada masyarakat�. Non Performing Loan (NPL) adalah �pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiayaan yang
berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet�. Terminologi NPL diperuntukkan bagi bank
umum konvensional (Messai & Jouini, 2013).
Pembiayaan
bermasalah berarti pembiayaan yang dalam pelaksanaannya belum mencapai atau
memenuhi target yang diinginkan pihak bank seperti pengembalian pokok atau bagi
hasil yang bermasalah kredit ritel yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko
di kemudian hari bagi bank kredit ritel yang termasuk golongan perhatian
khusus, diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi terjadi
penunggakan dalam pengembalian. NPL merupakan jenis dari rasio perbaikan aset (Prayudi & Sragen, 2011).
Selama
periode 2014-2019 nilai NPL pada PT. Bank BRI
(Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin menunjukkan kecenderungan yang berfluktuasi secara rata-rata selama periode 2014-2019 nilai NPL pada PT. Bank BRI
(Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin� adalah sebesar
5,57%. Angka ini sudah di atas rata-rata yang ditolerir oleh pihak manajemen, Harapan manajemen untuk target penurun NPL
dimaksimalkan untuk penurun menjadi 3% per tahun.
Secara
perlahan sejak tahun 2014 nilai BI Rate sudah lebih stabil� karena di bawah 10%, hal ini mencerminkan
dari keinginan pemerintah dan memberikan peluang bagi dunia usaha untuk
memanfaatkan dana perbankan agar kembali dapat membangkitkan sektor riil dan
perusahaan dapat mengembangkan usahanya agar lebih produktif dengan dukungan
dana dari pihak perbankan, sehingga akan berdampak terhadap meningkatnya
aktivitas ekonomi di semua sektor (Jannah & Nurfauziah,
2018).��
Berdasarkan
model persamaan regresi berganda�
memperlihatkan bahwa pengaruh DPK (X1) terhadap kredit adalah positif.
Dimana setiap terjadi peningkatan DPK�
sebesar 1% maka kredit ritel pada�
PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin� akan mengalami
peningkatan sebesar 4,374%, disisi lain setiap terjadi kenaikan CAR (X2)
sebesar 1% maka kredit ritel pada� PT.
Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin akan turun sebesar 5,112%, sementara setiap terjadi
peningkatan NPL sebesar 1% maka kredit pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin akan turun sebesar
3,905% dan setiap terjadi peningkatan BI Rate (X4) sebesar 1% maka kredit� akan turun sebesar 8,031%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAR, NPL dan BI Rate memberikan dampak negatif, sementara DPK memberikan dampak positif terhadap
kredit� pada
PT.� Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin.
Secara
teoritis dan hasil temuan memperlihatkan bahwa semua� variabel memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap besar kecilnya pemberian kredit ritel pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin, namun demikian
diantara keempat variabel yang diteliti terdapat variabel yang paling dominan
dalam mempengaruhi pemberian kredit ritel pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin .�
Berdasarkan
hasil pengujian ternyata diperoleh nilai koefisien korelasi yang terbesar adalah sebesar 0,427, yaitu variabel
Dana Pihak Ke tiga (DPK), kemudian disusul variabel NPL dan BI rate dan
terakhir adalah variabel CAR. DPK sangat dominan dalam mempengaruhi pemberian
kredit ritel pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin mengingat untuk
memberikan dananya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman diperlukan dukungan
yang sangat besar pula, oleh karenanya sangatlah wajar bila DPK merupakan variabel yang sangat dominan dalam mempengaruhi pemberian kredit ritel pada
PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Selama periode 2014-2019 jumlah kredit yang disalurkan
oleh PT.
Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin mengalami peningkatan rata-rata
sebesar 22,17%, sementara simpanan dana masyarakat pada PT. Bank BRI (Persero)
Tbk, cabang Abunjani Sipin telah
mengalami peningkatan rata-rata sebesar 12,60% per tahun, sedangkan nilai CAR
pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin adalah sebesar 30,04%, di sisi lain
dalam periode yang sama nilai NPL pada PT. Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin adalah sebesar 0,40% dan sejak tahun 2010 nilai BI Rate sudah di bawah 10%, Hal ini mencerminkan dari keinginan pemerintah dan
memberikan peluang bagi dunia usaha untuk memanfaatkan dana perbankan untuk
kembali mengembangkan usahanya agar lebih produktif.
Pengaruh DPK (X1) terhadap kredit adalah positif, dimana setiap terjadi peningkatan DPK sebesar 1% maka kredit pada PT. Bank BRI (Persero)
Tbk,� cabang Abunjani Sipin akan mengalami peningkatan sebesar 4,374%, disisi lain
setiap terjadi kenaikan CAR (X2) sebesar 1% maka kredit pada PT. Bank BRI
(Persero)
Tbk, cabang Abunjani Sipin akan turun sebesar 5,112%, sementara
setiap terjadi peningkatan NPL sebesar 1% maka kredit pada PT. Bank BRI
(Persero)
Tbk, cabang Abunjani Sipin akan turun sebesar 3,905% dan setiap
terjadi peningkatan BI Rate (X4) sebesar 1% maka kredit akan turun� sebesar 8,031%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAR, NPL dan BI Rate
memberikan dampak negatif, sementara DPK memberikan dampak� positif terhadap kredit pada PT. Bank BRI
(Persero)
Tbk, cabang Abunjani Sipin. DPK, CAR, NPL dan BI Rate secara bersama-sama maupun secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kredit� pada PT. Bank
BRI (Persero)
Tbk, cabang Abunjani Sipin.
Nilai CAR PT.Bank BRI (Persero) Tbk, cabang Abunjani Sipin selama periode 2014-2019 secara rata-rata diatas 20%, dimana angka cukup aman atau batas aman yang lebih dari 8% sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia. Hal ini
menandakan bahwa perusahaan mengelola dana yang ada lebih produktif dikarenakan
BRI cabang Abunjani Sipin secara organisasi dibawah Binaan
Kantor Wilayah Palembang dapat mengontrol dan melakukan monitoring
terhadap pertumbuhan dan penurunan CAR dikantor cabang
BRI Abunjani Sipin. Nilai koefisien korelasi yang terbesar adalah sebesar
0,427, yaitu variabel Dana Pihak Ketiga (DPK), kemudian disusul variabel NPL
dan BI Rate dan terakhir adalah variabel CAR.
BIBLIOGRAFI
Agustinar, A. (2016). Analisis Pengaruh
Dpk, Npf, Swbi Dan Surat Berharga Pasar Uang Syariah Terhadap Penyaluran Pembiayaan
Perbankan Syariah Di Indonesia (Periode 2010-2014). Pascasarjana Uin-Su. Google Scholar
Agustiningrum, R. (2012). Analisis Pengaruh
Car, Npl, Dan Ldr Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan. E-Jurnal
Manajemen, 2(8). Google Scholar
Dan Martono, A. H. (2011). Manajemen
Keuangan. Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta. Google Scholar
Dwihandayani, D. (2018). Analisis Kinerja
Non Performing Loan (Npl) Perbankan Di Indonesia Dan Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Npl. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, 22(3). Google Scholar
Febrianti, S. (2015). Analisis Pengaruh
Pertumbuhan Gdp, Inflasi, Bi Rate Dan Nilai Tukar Terhadap Kredit Bermasalah
Pada Bank Konvensional Dan Bank Syariah. Universitas Brawijaya. Google Scolar
Jannah, M., & Nurfauziah, N. (2018).
Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga Sbi (Bi Rate) Dan
Harga Emas Dunia Terhadap Indeks Lq45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Manajemen Maranatha, 17(2), 103�110. Google Scholar
Kurniadi, R. (2012). Pengaruh Car, Nim, Ldr
Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan Indonesia. Accounting Analysis
Journal, 1(1). Google Scholar
Madri, N. L. K. P. S., & Mertha, I. M.
(2015). Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Dpk, Car Dan Npl Terhadap
Profitabilitas Bank. E-Jurnal Akuntansi, 12(2), 154�171. Google Scholar
Messai, A. S., & Jouini, F. (2013).
Micro And Macro Determinants Of Non-Performing Loans. International Journal
Of Economics And Financial Issues, 3(4), 852. Google Scholar
Murdiyanto, A. (2021). Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Dalam Penentuan Penyaluran Kredit Perbankan Studi Pada Bank Umum Di
Indonesia Periode Tahun 2006-2011. Conference In Business, Accounting, And
Management (Cbam), 1(1), 61�75. Google Scholar
Nurdianti, I. T., & Ilyas, F. (2018).
Pengaruh Kolektivisme, Komitmen Organisasi, Dan Penalaran Moral Terhadap
Intensi Melakukan Whistleblowing Pada Pt. Bank Bri (Persero), Tbk. Cabang
Bengkulu. Jurnal Akuntansi, 8(1), 15�25. Google Scholar
Papalangi, R. S. (2013). Penerapan Spi
Dalam Menunjang Efektivitas Pemberian Kredit Ukm Pada Pt. Bri (Persero) Tbk
Manado. Jurnal Emba: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi,
1(3). Google Scholar
Prayudi, A., & Sragen, S. (2011).
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (Car), Non Performing Loan (Npl), Bopo, Return
On Asset (Roa) Dan Net Interest Margin (Nim) Terhadap Loan To Deposit Ratio
(Ldr). Jurnal Likuiditas Perbankan. Google Scholar
Sepang, F. V, Manoppo, W. S., &
Mangindaan, J. V. (2018). Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio
Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabilitas Pada Pt. Bank Bri (Persero), Tbk. Jurnal
Administrasi Bisnis (Jab), 7(2), 21�29. Google Scholar
Setiyaningsih, S., Juanda, B., &
Fariyanti, A. (2015). Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Ratio Non Performing Loan
(Npl). Jurnal Aplikasi Bisnis Dan Manajemen (Jabm), 1(1), 23. Google Scholar
Sulistyo, W. A. N., & Syafruddin, M.
(2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu
Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2006-2008. Universitas Diponegoro. Google Scholar
Wardiantika, L. (2014). Pengaruh Dpk, Car,
Npf, Dan Swbi Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Tahun
2008-2012. Jurnal Ilmu Manajemen (Jim), 2(4). Google Scholar
Zulifiah, F. (2014). Pengaruh Inflasi, Bi
Rate, Capital Adequacy Ratio (Car), Non Performing Finance (Npf), Biaya
Operasional Danpendapatan Operasional (Bopo) Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariahperiode 2008-2012. Jurnal Ilmu Manajemen (Jim), 2(3). Google Scholar
Copyright holder: Bambang Nurdiansyah
(2021) |
First publication right: Journal Syntax
Admiration |
This article is licensed under: |
�