Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 2
No. 4 April 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
SDN Kanung 02 Kecamatan Sawahan, Madiun, Indonesia
Email: [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRACT |
Diterima 5 April 2021 Direvisi 10 April 2021 Disetujui 15 April 2021 |
This research is anointing for a cavalier method to
mini volleyball that hopefully can be sorted interest and signed in the dream
process through mini volleyball, hope can also increase the criteria of
maximum completion (KKM). This research is a class step research initiative
(PTK). This research has been conducted in two generations, each ending consisting
of planning, performing, conducting, observing and functioning. This research
was a grade 4 student at SDN Kanung 02 in Sawahan Subdistrict, Madiun,
which consisted of 8 sons and 8 daughters. Data on the results of
learning to pass mini volleyball in student IV is obtained through a test
show, observation sheet used to collect data on student activities in
following the learning process of passing volleyball with a spongeball. The results showed that learning to pass a
mini volleyball with a sponge ball at SDN Kanung 02
can increase interest and motivation in the learning process of passing mini
volleyball so that it can achieve KKM value. The improvement of the learning
outcomes of grade IV students of SDN Kanung 02 in Sawahan Subdistrict, Madiun can
be seen from the significant improvement of the condition of cycle I and
Cycle II. The results of learning mini volleyball pasing
obtained from cycle I is as much as 11 students or a percentage of completion
62.5%. While in cycle II there was an increase to 14 students or a percentage
of completion 81.25% of the total number of students. Based on the results of
the research obtained the conclusion that with a sponge ball mini volleyball
game can improve the results of learning pasing
mini volleyball in grade IV students SDN Kanung SDN
Kanung 02 Sawahan
Subdistrict Madiun. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mencoba metode passing bola voli
mini yang diharapkan dapat
meningkatkan minat dan motivasi dalam proses pembelajaran bola voli mini,
dan diharapkan dapat meningkatkan Standar Integritas Maksimum (KKM). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus, setiap
siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Objek penelitian ini adalah siswa
kelas 16 SDN Kanung 02 Kabupaten Madiun Kabupaten Sawahan yang terdiri dari 8 putra dan 8 putri. Melalui tes unjuk
kerja diperoleh data skor belajar IV siswa bola voli mini, dan tabel observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas siswa setelah pembelajaran bola voli dengan bola sponge lulus proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pembelajaran bola voli mikro dengan
bola spons SDN Kanung 02 dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar bola voli mikro, sehingga mencapai nilai KKM. Dari kondisi peningkatan yang signifikan pada siklus I dan II
terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas IV SDN Kanung 02 Kecamatan Savahan Kabupaten Medivh mengalami peningkatan. Hasil belajar
passing bola voli mini yang diperoleh
dari permainan ronde pertama sebanyak 11 siswa atau tingkat
ketuntasan 62,5%. Pada siklus
II jumlah siswa meningkat menjadi 14 siswa yaitu tingkat
ketuntasan mencapai
81,25% dari jumlah siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan bola spon pada pertandingan bola voli mini dapat meningkatkan efek belajar pada level SDN Kanung
SDN Kanung 02 Kabupaten Madiun Kecamatan Sawahan IV melalui permainan bola voli mini. |
Keywords: Passing through; mini volleyball; sponge ball Kata Kunci: passing; bola voli mini; bola spon |
Pendahuluan
Pembelajaran pendidikan jasmani biasanya bersifat tradisional. Model pembelajaran fisika tidak harus
berpusat pada guru, tetapi bagi siswa arah
pembelajaran harus disesuaikan dengan tumbuh kembang anak, isi dan materinya,
serta cara penyampaiannya harus disesuaikan untuk membuatnya menarik. Tujuan pembelajaran tidak hanya digunakan
untuk perkembangan olahraga, tetapi juga untuk perkembangan pribadi anak (Fahrudin,
2016). Mereka yang ingin mengajar olahraga perlu memahami konsep dasar olahraga
dan model olahraga yang efektif
(Mulyasa, 2010).
Konsep
bodi sering disalahartikan dengan desain lain. Konsep olahraga biasanya disamakan dengan segala upaya atau
aktivitas yang mengarah
pada perkembangan organ tubuh
manusia (bodybuilding), kebugaran
jasmani (physical fitness), kesibukan (physical activities), dan pengembangan keterampilan (skill
development) (Ruhiatna, 2018). Pemahaman ini menambah pandangan sempit dan menyesatkan tentang arti sebenarnya dari olahraga. Walaupun aktivitas fisik memang memiliki
tujuan tertentu, namun tidak mengandung
unsur ajar karena tidak berkaitan dengan tujuan pendidikan.
(Wisnawa et al., 2018). Olahraga tidak hanya merupakan kegiatan pengembangan olahraga yang terisolasi, tetapi juga harus dilaksanakan dalam rangka pendidikan umum (general education) (Pahliwandari, 2017). Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sudah tentu proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematis antara pelakunya. Penyelenggaraan program pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan hendaknya mencerminkan karakteristik
program pendidikan jasmani itu, yaitu �developmentally
appropriate� (DAP) (Kurniawan, 2015). Artinya yaitu tugas belajar yang diberikan wajib memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat membantu mendorong perubahan tadi. Dengan demikian
tugas ajar tadi wajib sinkron menggunakan
taraf perkembangan murid yg sedang belajar.
Tugas ajar yg sinkron ini wajib� bisa mengakomodasi setiap perubahan yg lebih
baik (Wijaya, 2018).
Pengertian pendidikan jasmani menurut para ahli. Pendidikan jasmani adalah bagian pendidikan nasional, artinya pendidikan jasmani tidak terfokus pada aspek motoriknya saja, tetapi juga terdapat aspek kognitif dan efektif (Pertama, 2010). Pendidikan jasmani adalah
pendidikan melalui aktivitas yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh (Abduljabar, 2011). Pendidikan jasmani merupakan
proses mendidik seseorang sebagai individu atau anggota masyarakat.Prinsip tersebut
dilaksanakan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan olahraga untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kebugaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, perkembangan intelektual dan karakter sebagai suatu kesatuan
yang harmonis. prinsip kepribadian dalam rangka membentuk pribadi yang berkualitas tinggi. (Bangun, 2016).
Pada dasarnya pembelajaran tentang olah raga dan kesehatan pendidikan jasmani di sekolah biasanya berbentuk permainan dan olah raga. Materi dan konten pembelajaran hendaknya dilakukan secara bertahap agar siswa dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang utama (Andrasari, 2010). Oleh karena itu,
guru harus mengembangkan rencana pembelajaran yang mencakup pengetahuan dan keterampilan tentang strategi dan
struktur pengajaran untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. Menurut tingkat
tumbuh kembang peserta didik, baik dari segi
kognisi, olah raga, emosi maupun olah
raga, saat ini belum ada pengelolaan
yang tepat terhadap realitas bidang olah raga(Putra et al., 2018). Model pembelajaran yang tidak
sesuai karakteristik anak tidak ada
kreativitas akan membuat anak merasa
bosan, sehingga anak tidak bergairah
untuk melakukan pembelajaran, sebagai contoh pada pembelajaran voli (Saputra & Gusniar, 2019). Belajar seringkali
tidak sesuai dengan karakteristik anak, sehingga keasyikan menciptakan anak tidak terbayangkan.
Hal ini membuat pembelajaran kurang memuaskan sehingga hasil belajar kurang
memuaskan. Oleh karena itu diharapkan guru dapat memodifikasi konten pembelajaran yang ada agar anak tidak
cepat bosan, sehingga anak bersemangat
dan termotivasi untuk mengikuti kelas berikutnya. Ini membuktikan nilai belajar gagal tanpa
menggunakan game yang ditingkatkan
(Saputra & Gusniar, 2019).
Dari segi emosi, ada sebanyak
5 siswa yang tergolong dalam kategori tuntas, terhitung 26% dari 18 siswa. Dari segi kognisi, sebanyak
10 siswa yang memenuhi standar ketuntasan atau 55% pada bidang psikomotor saja, dan 8 siswa bidang psikis
mencapai standar ketuntasan atau 45%. Modifikasi merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (Waluyaningsih, n.d.). Untuk itu DAP yang
didalamnya memperhatikan berukuran tubuh anak didik wajib� selalu sebagai prinsip primer pada memodifikasi pembelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan. Inti dari memodifikasi merupakan menganalisa dan berbagi bahan ajar menggunakan cara meruntuhkannya pada bentuk kegiatan belajar potensial yang bisa memperlancar anak didik pada belajarnya (Rakhman, 2011).
Pengembangan pembelajaran permainan
bola voli smaller seperti
biasa pada pendidikan jasmani melalui modifikasi sangatlah tepat dilakukan, karena selain variasi
mengajar nya banyak, penyesuaian terhadap kemampuan anak sehingga mereka
tidaklah terlalu bosan mengikuti pembelajaran, termotivasi dan bergairah untuk bergerak (Ruhiatna, 2018). Proses pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan di Sekolah Dasar Negeri Kanung 02 Sawahan Madiun kondisinya kurang sinkron ciri anak
sekolah dasar, permainan-permainan mini�
yang mengundang tawa dan perasaan
bahagia� yang sebagai ciri anak
sekolah dasar masih belum digali
secara maksimal, sebagai akibatnya anak kurang aktif,
cenderung membosankan, taktik pembelajaran yang dilakukan pula masih senantiasa memakai pendekatan drill atau perlakuan terus menerus layaknya training yg dipakai buat
mencetak seseorang atlet, hal ini
kurang sempurna buat dilakukan dalam pembelajaran PJOK. Oleh karena itu pembelajaran
permainan bola voli kecil� perlu dilakukan modifikasi dan pula perubahan pada taktik pembelajaran. Meningkatkan permainan bola volikecil� dan pula memakai bola plastik yang dilapisi spon sanggup
mempermudahpembelajaran & sebagai
solusi pembelajaran yang lebih bergairah dalam siswa.
Lantaran
permainan ini hampir sama menggunakan
permainan bola voli kecil� sesungguhnya
hanya saja memakai bola plastik yang dilapisi spon dan net. Oleh lantaran itu peneliti
akan melakukan penelitian menggunakan judul �Upaya Meningkatkan
Pembelajaran Passing Bola Voli
Dengan Bola Spon Pada Siswa
Sekolah Dasar Negeri Kanung
02 Sawahan Madiun�.Melalui penerapan metode bermain tujuan penelitian ini adalah untuk mencobakan
metode modifikasi bola voli mini yang diharapkan dapat diterima peserta didik sehingga
dapat meningkatkan minat dan motivasi terhadap proses pembelajaran
passing bola voli mini sehingga
diharapkan dapat pula meningkatkan kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) yang menggunakan data pengamatan secara langsung terhadap proses pembelajaran.
Data yang diperoleh kemudian
dianalisis melalui beberapa tahapan dalam siklus-siklus tahapan mulai dari
observasi, wawancara, dan tes. Subjek penelitian
ini adalah siswa kelas IV SDN Kanung 02 Sawahan Madiun. Subjek penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan bola spon pada pembelajaran passing
bola voli mini yang bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa
kelas IV SDN Kanung 02 Sawahan Madiun. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 12 januari 2019 sampai dengan 16 maret 2019 jam 07.00 s/d 10.30. Kegiatan
penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelajaran
yaitu pada setiap hari sabtu. Penelitian
ini dilaksanakan di halaman SDN kanung 02 Sawahan Madiun.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari tes dan observasi:
1.� Observasi
Dipergunakan sebagai
tehnik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat permainan dalam pembelajaran.
2.� Dokumentasi
Dokumentasi diperlukan
untuk mengumpulkan data dengan cara membuat
lembar penilaian siswa, foto mengenai
passing bola voli mini dengan
bola spon yang digunakan
oleh siswa kelas IV SDN Kanung 02 kecamatan Sawahan kabupaten Madiun.
3.� Tes
Tes ini
dipergunakan untuk mendapatkan hasil passing bola voli mini yang telah dilakukan siswa kelas IV SDN Kanung 02 kecamatan Sawahan kabupaten Madiun.
Untuk mengetahui
ke efektifan suatu metode dalam
kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisis records. Pada penelitian
ini menggunakan tehnik analisis deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan records yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa untuk
memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran passing dengan
bola spon. Teknik analisa records
yang digunakan dalam penelitian ini adalah records kuantitatif
berupa hasil belajar kognitif, di analisis dengan menggunakan tehnik analisis deskritif presentase dengan menggunakan presentase ketuntasan belajar dan rata-rata kelas.
A. Siklus pertama
Pelaksanaan siklus I terdiri atas
empat tahap yaitu perencanaan (planning). Pelaksanaan tindakan (action),
observasi, dan refleksi. Tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus I adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan, sebagai berikut
:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada tindakan yang ditetapkan
dalam PTK, yaitu passing menggunakan bola spon bergabus yang
digantung� untuk meningkatkan hasil belajar
passing bola voli mini
b. Menyiapkan alat yang digunakan
c. Menyusun instrumen tes passing
bola voli mini dan lembar observasi atau pengamatan pembelajaran melalui rubric penilaian yang tercantum pada
RPP
d. Peneliti dan kolaborator menentukan
lokasi
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan di lapangan,
pertemuan dilaksanakan selama 3 x 35 menit. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai dengan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I, sebagai
berikut:
a. Kegiatan Awal
1)
Guru menyiapkan peralatan
2)
Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengkolaborasi respon siswa.
3)
Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran
dengan berdoa kemudian mempresensi.
4)
Guru memberikan persepsi, motivasi dan penjelasan tujuan.
5)
Melakukan Pemanasan
Melakukan pemanasan dengan permainan yang mengacu pada
materi yang akan dipelajari, yaitu bermain kucing-kucingan dengan menggunakan
bola spon.
b. Kegiatan Inti
1)
Teknik dasar passing menggunakan bola voli mini. Guru menjelaskan cara
melakukan gerakan passing menggunakan bola voli yang terdiri dari sikap
permulaan, sikap saat perkenaan bola, serta sikap akhir yang benar.
2)
Passing bola voli mini dengan
permainan bola berantai.
Bola spon di tali dengan rafia dan kemudian digantung pada net ketinggiannya disesuaikan
dengan tinggi siswa, siswa mempassing bola dengan passing secara berantai dari
awal sampai yang paling akhir secara continue. Guru menjelaskan cara
melakukan gerakan passing bola spon kemudian siswa mempraktikkannya
diselingi istirahat kira2 10 menit untuk merilekskan pikiran.
c. Penutup
Melaksanakan pendinginan,
evaluasi dan tanya jawab, siswa kemudian berdoa.
3. Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti bersama kolegan atau saat
proses pembelajaran berlangsung.
peninjauan dilakukan menggunakan lembar observasi keterampilan siswa dalam melakukan
passing dengan memperhatikan
3 bidang penilaian, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil observasi tersebut antara lain:
a.
Proses
Tindakan
Pertemuan pertama pembelajaran
passing bola voli mini berjalan
cukup baik. Guru sudah memberikan materi dan memberi eksemplar. Namun masih banyak siswa
yang gerakannya masih salah
b.
Pengaruh
Tindakan
Pembelajaran bola voli mini dengan bola spon ternyata dapat mempermudah dan mengurangi rasa takut siswa terhadap
passing. Perbaikan-perbaikan gerakan mulai bisa
diamati menjadi lebih baik meskipun
belum semuanya mengalami peningkatan.
c.
Kendala dalam implementasi tindakan
Ada beberapa faktor
yang dihadapi ketika pelaksanaan tindakan. Pada pertemuan pertama, siswa masih sulit
ditata di awal kegiatan. Konsentrasi siswa terkadang tidak fokus, masih
terdapat siswa yang tidak mencermati perintah.
d.
Identifikasi penyebab terkendalanya
tindakan
Kendala yang dihadapi dapat dikenal penyebabnya,
tidak mutlak perhatian siswa terpaku pada pembelajaran dan kurang serius dalam
mengikuti pembelajaran.
Tabel 1
Hasil Observasi
Psikomotor, Afektif dan Kognitif
Aspek |
Siklus
I |
Kriteria |
|
|
% |
Jumlah
Anak |
|
Psikomotor |
50% |
8 |
Tuntas |
50% |
8 |
Belum
Tuntas |
|
Afektif |
60% |
10 |
Tuntas |
40% |
8 |
Belum
Tuntas |
|
Kognitif |
65% |
11 |
Tuntas |
35% |
5 |
Belum
Tuntas |
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada aktivitas pertama tersebut, peneliti melakukan kajian dan refleksi sebagai berikut:
a. Nilai Psikomotor ( Kolabolator I dan II ).
Tabel 2
Kemampuan Siswa ( Psikomotor ) Passing Siklus
I
Aspek |
Kolabolator |
Siklus
I |
Kriteria |
|
% |
Jumlah
Anak |
|||
Penguasaan Gerak |
I |
60% |
10 |
Tuntas |
40% |
6 |
Belum
Tuntas |
||
II |
56% |
9 |
Tuntas |
|
44% |
7 |
Belum
Tuntas |
Berdasarkan tabel 2, siswa kelas IV SDN kanung 02 kecamatan Sawahan menunjukkan kenaikan hasil belajar passing bola voli mini. Siswa yang sebanyak 10 siswa atau 60%, sedangkan siswa yang belum berakhir sebanyak 6 siswa atau 40% untuk kolaborator I, sedangkan kolaborator II yaitu siswa yang berakhir sebanyak 9 siswa atau 56% yang belum berakhir sebanyak 7 siswa atau 44%.
b. Nilai Afektif
Tabel� 3
Aktivitas Siswa
( Afektif ) Passing Bola
Voli Mini Siklus I
Aspek |
Kolaborator |
Siklus
I |
Kriteria |
|
% |
Jumlah
anak |
|||
Penguasaan Gerak |
I |
50% |
8 |
Tuntas |
50% |
8 |
Belum
Tuntas |
||
II |
56% |
9 |
Tuntas |
|
44% |
7 |
Belum
Tuntas |
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa kegiatan efektif siswa dalam pembelajaran passing bola voli mini siswa kelas IV SDN Kanung 02 Sawahan menunjukkan kenaikan yaitu sebanyak 8 siswa atau 50% dalam kriteria tuntas, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 orang atau 50% dalam kriteria belum tuntas untuk kolaborator I, sedangkan untuk kolaborator II yaitu sebanyak 9 siswa atau 56% dalam kriteria tuntas dan 7 siswa atau 44% dalam parameter belum tuntas.
c. Nilai Kognitif
Tabel� 4
Pemahaman Konsep ( Kognitif ) Passing Bola Voli
Siklus I
Aspek |
Kolaborator |
Siklus
I |
Kriteria |
|
% |
Jumlah
Anak |
|||
Penguasaan Gerak |
I |
64% |
10 |
Tuntas |
36% |
6 |
Belum
Tuntas |
||
II |
60% |
9 |
Tuntas |
|
40% |
7 |
Belum
Tuntas |
Berdasarkan Tabel 4 dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep tentang materi passing kelas IV SDN kanung 02 kecamatan Sawahan menunjukkan kenaikan yaitu sebanyak 10 siswa atau 64% dalam kriteria tuntas, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa atau 36% dalam kriteria belum tuntas untuk kolaborator I, sedangkan untuk kolaborator II yaitu sebanyak 9 siswa atau 60% dalam kriteria tuntas dan 7 siswa atau 40% dalam kriteria belum tuntas.
d. Hasil Belajar
Tabel 5
Deskripsi Hasil Belajar Passing Bola Voli Mini Siklus I
Aspek |
Siklus
I |
Kriteria |
|
Penguasaan
Passing Bola Voli Mini |
Presentase |
Jumlah Anak |
|
63% |
10 |
Tuntas |
|
37% |
6 |
Belum
Tuntas |
Berdasarkan data hasil belajar kegiatan siklus I yang dihasilkan, dapat diketahui bahwa nilai yang menunjukkan ketuntasan 63% atau 10 orang dari jumlah keseluruhan,ini berarti 6 siswa atau 37% belum mencapai KKM yaitu 75 jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas 75 menjadi bukti kenaikan hasil belajar passing bola voli mini SDN kanung 02 Sawahan. Dari tabel diatas bila digambarkan dalam bentuk diagram, sebagai berikut:
B. Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV SDN Kanung
02 Pada Siklus I
Diagram
1
Diagram
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Siklus I Siklus Kedua
Siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil analisis dan refleksi siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal dan belum sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan. Pelaksanaan siklus II mengacu pada pelaksanaan siklus I, karena merupakan perbaruan dari siklus I, Adapun tahap yang dilakukan pada siklus II yaitu:
1.
Perencanaan Tindakan
Perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Peneliti membuat agenda pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, dan berdasarkan apa yang telah terjadi di siklus I, menyiapkan alat yang digunakan.
b. Menyiapkan permainan yang lebih menarik dan mudah dilaksanakan untuk mengakomodasi pembelajaran passing yaitu dengan melebihkan tanda di bawah bola gantung untuk letak kaki pada waktu melaksanakan passing.
c. Menyusun instrumen tes passing bola voli mini dan lembar observasi atau pengamatan pembelajaran melalui rubrik penilaian yang tercantum pada RPP.
2.
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan di lapangan. Pertemuan dilaksanakan selama 3x35 menit. Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan skema pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP. Materi pada pelaksanaan aktivitas siklus II, implementasinya sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
1) Guru mempersiapkan peralatan
2) Guru mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk memaparkan respon siswa
3) Peneliti dan guru mempersiapkan siswa dengan memulai proses pembelajaran dengan berdoa kemudian mempresentasi
4) Guru memberikan kesan, motivasi dan definisi tujuan
5) Melaksanakan pemanasan
Pemanasan yang diberikan berupa penguluran dan juga pemanasan dalam bentuk permainan. Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok membuat lingkaran diambil salah satu siswa sebagai kucing. Tugas siswa membentuk lingkaran adalah melempar bola dari bawah seperti gerakan passing kepada teman lain, jangan sampai bola ditangkap kucing. Jika bola ditangkap kucing, maka ia yang menggantikan sebagai kucing dan seterusnya.
b. Kegiatan Inti
1) Gerakan Dasar Passing Bawah Bola Voli Mini
Guru menjelaskan cara melakukan gerakan passing menggunakan bola voli mini yang terdiri dari sikap awal, bentuk saat perkenaan bola, serta sikap akhir yang benar. Siswa melakukan passing dari gerakan awal hingga akhir dalam posisi berdiri, dilakukan secara bergantian. Satu siswa pengumpan yang nanti bergilir sebagai pemassing.
Gambar 1
Gerakan Passing
Bawah Bola Voli Mini
2) Gerak Dasar Passing Atas
Perkenaan bola pada jari adalah di ruas pertama dan kedua atau bagian tepat jari (bukan ujung jari), jari-jari tangan secara kelengkapan membentuk suatu setengah lingkaran dan jari-jari direnggangkan sedikit satu dengan yang lain dengan ibu jari membentuk sudut, penempatan jari-jari yang benar akan membuat gesekan pada bola menjadi merata oleh semua jari. Kedudukan jari-jari berada tepat di depan wajah dan perkenaan bola tepat pula di depan wajah.
Gambar 2
Gerakan Passing
Atas
3) Passing bola voli mini melalui permainan bola berantai
Guru memaparkan cara melakukan gerakan passing menggunakan bola spon di tali dengan rafia dan digantung sedangkan di bawah diberi tanda untuk posisi kaki dengan benar dan memberikan contoh gerakan, kemudian peserta didik mempraktikkan passing individu dengan permainan bola berantai, diman siswa memukul bola bergantian secara continue sampai paling akhir.
c. Penutup
Melakukan pendinginan, catatan dan tanya jawab kepada siswa dan kemudian dilanjutkan dengan berdoa.
3.
Observasi
Pengamatan dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator saat proses pembelajaran aktif. Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi kapabilitas siswa dalam melakukan passing dengan mencermati 3 bagian penilaian yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil observasi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Proses Tindakan
Pertemuan pada siklus II tindakan yang telah berjalan dengan lancar. Guru sudah menyediakan materi dengan baik. Peserta didik juga dapat dikondisikan dengan baik. Pembelajaran berlangsung menarik dengan permainan bola berantai. Semua siswa mengikuti pengkajian dari awal hingga akhir tindakan. Masih ada beberapa siswa yang kadang-kadang kurang benar-benar melakukan.
b. Pengaruh Tindakan
Passing bola voli mini telah diamati dapat pengembangkan hasil belajar siswa.
c. Kendala dalam implementasi tindakan
Ada beberapa kendala misalnya siswa kurang benar-benar dalam melakukan passing.
d. Identifikasi penyebab terkendalanya aktifitas
Identifikasi penyebab ketika ada siswa yang kurang benar-benar misalnya dilakukan dengan tertawa sehingga mengganggu konsentrasi dalam melakukan passing.
Tabel 6
Hasil Observasi
Aspek Psikomotor, Afektif, dan Kognitif
Aspek |
Siklus
II |
Kriteria |
|
% |
Jumlah
Anak |
|
|
Psikomotor |
84% |
13 |
Tuntas |
16% |
3 |
Belum
Tuntas |
|
Afektif |
78% |
12 |
Tuntas |
22% |
4 |
Belum
Tuntas |
|
Kognitif |
75% |
11 |
Tuntas |
25% |
5 |
Belum
Tuntas |
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada tindakan pertama tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
a. Nilai Psikomotor
Tabel 7
Kemampuan Siswa ( Psikomotor ) Passing Siklus
II������� ���
Aspek |
Kolaborator |
Siklus� II |
Kriteria |
|
% |
Jumlah
anak |
|||
Penguasaan Gerak |
I |
69% |
11 |
Tuntas |
31% |
5 |
Belum
Tuntas |
||
II |
78% |
12 |
Tuntas |
|
22% |
4 |
Belum
Tuntas |
Berdasarkan tabel 7 siswa kelas IV SDN Kanung 02 Sawahan menunjukkan kenaikan hasil belajar passing bola voli mini. Siswa yang selesai sebanyak 10 siswa atau 63% untuk kolaborator 1, sedangkan kolaborator II sebanyak 6 siswa 37% dalam kriteria belum selesai.
b. Nilai Afektif
Tabel 8
Aktivitas Siswa (Afektif)
Passing Bola Voli Mini Siklus
II
Aspek |
Kolaborator |
Siklus� II |
Kriteria |
|
% |
Jumlah
Anak |
|||
Penguasaan Gerak |
I |
78% |
12 |
Tuntas |
22% |
4 |
Belum
Tuntas |
||
II |
84% |
13 |
Tuntas |
|
16% |
3 |
Belum
Tuntas |
Berdasarkan Tabel 8 menjabarkan bahwa kegiatan afektif siswa dalam pembelajaran passing bola voli mini kelas IV SDN kanung 02 menunjukkan kenaikan yaitu sebanyak 12 orang atau 78% dalam parameter tuntas, sedangkan� siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 22% dalam parameter belum selesai untuk kolaborator I.
c. Nilai Kognitif
Tabel 9
�Pemahaman Konsep (Kognitif) Passing
Bola Voli Siklus II
Aspek |
Kolaborator |
Siklus
II |
Kriteria |
|
% |
Jumlah Anak |
|||
Penguasaan Gerak |
I |
81% |
13 |
Tuntas |
19% |
3 |
Belum
Tuntas |
||
II |
82% |
13 |
Tuntas |
|
18% |
3 |
Belum
Tuntas |
Berdasarkan tabel 9 dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep tentang materi passing siswa kelas IV SDN Kanung 02 Sawahan menunjukkan peningkatan yaitu sebanyak 11 siswa atau 69% dalam parameter selesai, sedangkan siswa yang belum selesai sebanyak 5 siswa atau 31% dalam parameter belum selesai untuk kolaborator I, sedangkan kolaborator II sebanyak 12 siswa atau 78% dalam parameter selesai dan 4 siswa atau 22%� dalam kriteria belum selesai.
d. Hasil Belajar
Tabel 10
Deskripsi Hasil Belajar Passing Bola Voli Mini Siklus II
Aspek |
Siklus
II |
Kriteria |
|
Presentase |
Jumlah
Anak |
||
Penguasaan Passing
Bola Voli |
82% |
13 |
Tuntas |
18% |
3 |
Belum
tuntas |
Berdasarkan data hasil belajar tindakan siklus II yang diperoleh, dapat diketahui bahwa nilai yang menunjukkan ketuntasan 82% atau 13 siswa dari jumlah keseluruhan. Ini berarti 3 atau 18% belum mencapai KKM yaitu nilai 75 menjadi bukti peningkatan hasil belajar passing bola voli siswa kelas IV SDN Kanung 02 Sawahan. Dari tabel diatas bila digambar dalam bentuk diagram penyelesaian hasil belajar adalah sebagai berikut:
Diagram 2
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Kanung 02 Sawahan Siklus II
Perbandingan hasil aktivitas Siklus I dan Siklus II berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas IV SDN Kanung 02 Sawahan dari siklus I ke siklus II disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 11
Perbandingan Hasil Belajar Passing Bola Voli Siklus I dan II
Tindakan |
Siswa
Tuntas |
Siswa
Belum Tuntas |
||
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
|
Siklus I |
10 |
63% |
6 |
37% |
Siklus II |
13 |
81% |
3 |
19% |
Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa pada siklus I siswa yang tuntas ada 13 siswa atau 81%, yang tidak selesai 3 siswa atau 19% yang belum selesai. Sedangkan pada siklus II siswa yang selesai adalah 13 atau 82% dan yang belum selesai 3 atau 18%. Histogram perbandingan siklus I dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut:
Grafik 1
Histogram Perbadingan Prosentase Ketuntasan
Siklus I dan Siklus II
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar passing
bola voli mini dengan bola spon SDN Kanung 02 Sawahan
dapat kenaikan minat dan motivasi terhadap proses
pembelajaran passing bola voli mini sehingga dapat mencapai nilai KKM.
Peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Kanung 02 Sawahan
dapat dilihat dari masing-masing aspek selama siklus I dan siklus II. Nilai
Psikomotor mencapai KKM sebanyak 59%, sedangkan pada siklus II mencapai 69%.
Hasil evaluasi afektif selama siklus I sebanyak 50%
dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 78%. Sedangkan
nilai kognitif selama siklus I sebanyak 36% dan mengalami kenaikan pada siklus II menjadi 81%.
BIBLIOGRAFI
Abduljabar, B. (2011). Pengertian
Pendidikan Jasmani. Diakses Tanggal, 17. Google Scholar
Andrasari, V. (2010). Perbedaan Pengaruh
Metode Pembelajaran Dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Hasil Belajar Smash
Normal Bola Voli Pada Siswa Putra Kelas Viii Smp Negeri 2 Ngadirojo Wonogiri
Tahun Pelajaran 2009/2010. Google Scholar
Bangun, S. Y. (2016). Peran Pendidikan
Jasmani Dan Olahraga Pada Lembaga Pendidikandi Indonesia. Publikasi
Pendidikan, 6(3). Google Scholar
������� ������������������������
Fahrudin, T. (2016). Upaya Peningkatan
Passing Bawah Bola Voli Melalui Pendekatan Lempar Tangkap Bola Pada Siswa Kelas
V Sd Negeri Banyuwangi 3 Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2015/2016.
Universitas Negeri Semarang. Google Scholar
Kurniawan, D. (2015). Pengaruh Modifikasi
Permainan Bolavoli Terhadap Kerjasama Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga Dan Kesehatan (Studi Pada Siswa Kelas X Boga 1 Smkn 3 Probolinggo). Jurnal
Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, 3(1). Google Scholar
Mulyasa, E. (2010). Penelitian Tindakan
Kelas. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya. Google Scholar
Pahliwandari, R. (2017). Penerapan Teori
Pembelajaran Kognitif Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jurnal
Pendidikan Olah Raga, 5(2), 154�164. Google Scholar
Pertama, S. M. (2010). Pendidikan
Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Google Scholar
Putra, R. E., Putra, A. M., &
Emisnawati, E. (2018). Meningkatkan Proses Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani Dengan Materi Passing Bawah Bola Voli Mini Melalui
Pembelajaran Kooperatif Model Stad Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 168/Ii Sumber
Mulya Kabupaten Bungo. Jurnal Muara Olahraga, 1(1), 87�97. Google Scholar
Rakhman, A. (2011). Modifikasi Permainan
Bola Voli Dalam Pembelajaran Penjasorkes Untuk Menigkatkan Minat Siswa Putri
Sma N 1 Kramat Tegal Tahun 2010. Universitas Negeri Semarang. Google Scholar
Ruhiatna, Y. (2018). Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Passing Bola Voli Mini Dengan Bola Plastik Sekolah Dasar Negeri
Kertasari Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka. Jurnal Elementaria Edukasia,
1(2). Google Scholar
Saputra, D. I. M., & Gusniar, G.
(2019). Meningkatkan Hasil Belajar Passing Bawah Bola Voli Melalui Bermain
Melempar Bola. Gelanggang Olahraga: Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga,
3(1), 64�73. Google Scholar
Waluyaningsih, J. (N.D.). Meningkatkan
Hasil Belajar Permainan Bola Voli Melalui Modifikasi Bola Voli Mini Siswa Kelas
Iv Sdn Klatakan 02 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2013/2014.
Google Scholar
Wijaya, I. (2018). Professional Teacher:
Menjadi Guru Profesional. Cv Jejak (Jejak Publisher). Google Scholar
Wisnawa, K., Parwata, I. G. L. A., &
Spyanawati, N. L. P. (2018). * Penerapan Model Pembelajaran Koperatif Tipe
Numbered Head Together (Nht) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Teknik Dasar Passing Control Sepak Bola Pada Siswa Kelas Xi Ipa Sma Negeri 2
Mendoyo Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan
Kesehatan Undiksha, 5(2). Google Scholar
Copyright holder : Martinus Handoko
Prastowo (2021) |
First publication right : Journal Syntax
Admiration |
This article is licensed under: |