Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 2 No.
4 April 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PENGARUH BELANJA PENDIDIKAN DAN BELANJA
KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN MELALUI TINGKAT PENDIDIKAN DAN DERAJAT
KESEHATAN DI KOTA JAMBI
Eri Nofriza
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin, Jambi, Indonesia
Email: [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRACT |
Diterima 5
April 2021 Direvisi 10
April 2021 Disetujui 15
April 2021 |
This study aims to the influence of education spending and health
spending is more than human resources in Jambi City. The influence of
education spending and education level health spending in Jambi City.
Influence the influence of human resources on the level of education in Jambi
City. The results of the study can be concluded that education spending is
very good and positive in degree education, as well as sugarcane health
spending and positive towards degree health. The direct effect of
education spending on education degrees was 54 percent and the direct influence
of health spending on health degrees was 76.7 percent. For structural
equation III shows that partially only variable health degrees that affect
poverty in Jambi City. After the Trimming model, the results showed that
health degrees had a significant and positive effect on poverty. The direct
effect of health degrees on poverty was 74.2 percent. ABSTRAK Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis pengaruh belanja pendidikan dan belanja kesehatan terhadap kualitas sumber daya manusia
di kota Jambi. �menganalisis pengaruh belanja pendidikan dan belanja kesehatan terhadap tingkat kemiskinan di kota Jambi. menganalisis pengaruh kualitas sumber daya manusia
terhadap tingkat kemiskinan di kota Jambi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan persamaan struktural I menunjukkan bahwa belanja pendidikan berpengaruh signifikan dan positif terhadap derajat pendidikan, begitu juga belanja kesehatan berpengaruh signifikan dan positif terhadap derajat kesehatan. Pengaruh langsung belanja pendidikan terhadap derajat pendidikan sebesar 54 persen dan pengaruh langsung� belanja kesehatan� terhadap derajat kesehatan� sebesar 76,7 persen. Untuk persamaan struktural III menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel derajat kesehatan yang berpengaruh terhadap kemiskinan di kota Jambi. Setelah dilakukan
model Trimming, hasil menunjukkan bahwa derajat kesehatan berpengaruh signifikan dan positif terhadap kemiskinan. Pengaruh langsung derajat kesehatan terhadap kemiskinan sebesar 74,2 persen. |
Keywords:
level of education;
degree of health; education spending; health spending; level to level Kata Kunci: tingkat pendidikan; derajat kesehatan; belanja pendidikan; belanja kesehatan; tingkat kemiskinan |
Pendahuluan
Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup (Jasasila, 2020). Menurut Rintuh (2003), kemiskinan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan meningkatkan kebutuhan konsumsi dasar dan kualitas hidupnya. Ada dua macam ukuran kemiskinan yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut adalah ketidakmampuan seseorang melampaui garis kemiskinan yang ditetapkan. Sedangkan kemiskinan relative berkaitan dengan perbedaan tingkat pendapatan suatu golongan dibandingkan dengan golongan lainnya (Harlik et al., 2013).
Berdasarkan ciri-ciri dari kemiskinan menurut (Romi & Umiyati, 2018) adalah penduduk yang berpendapatan rendah, buta huruf, angka harapan hidup yang rendah dan ketimpangan sex serta buruknya lingkungan hidup. World Bank mengatakan faktor-faktor terjadinya kemiskinan adalah akibat dari kurangnya pendapatan dan aset untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti perumahan, makanan dan derajat kesehatan serta tingkat pendidikan yang diperoleh. Kemudian, kemiskinan juga dapat dikaitkan dengan sempitnya lapangan pekerjaan dan pada umumnya penduduk yang dikategorikan miskin karena belum memiliki atau sedang mencari pekerjaan (pengangguran), serta pendidikan dan kesehatan yang umumnya tidak memadai (Faturahman, 2019). Mengatasi permasalahan kemiskinan selalu berkaitan dengan masalah-masalah pendidikan, pengangguran, kesehatan dan permasalahan lain yang secara eksplisit terkait dengan masalah kemiskinan. Dengan maksud lain, pendekatannya harus dilakukan lintas sektor, lintas pelaku secara terpadu dan terkoordinasi serta terintegrasi (Putriani et al., 2018).
Permasalahan kemiskinan menjadi permasalahan bagi pemerintah daerah di seluruh wilayah di Indonesia termasuk bagi pemerintah daerah provinsi Jambi. Kondisi kemiskinan tentunya berbeda-beda pada setiap wilayah karena kondisi faktor-faktor yang memengaruhi kemiskinan masing-masing wilayah juga berbeda. i
Berdasarkan
information tingkat kemiskinan
kabupaten/kota di provinsi Jambi selama tahun 2003 hingga tahun 2019, dapat tergambarkan bahwa tingkat kemiskinan pada kabupaten/kota di provinsi Jambi masih cenderung mengalami fluktuasi untuk irata-rata tingkat kemiskinan di provinsi Jambi selama tahun 2003 hingga tahun 2019 sebesar 9,42 persen, seharusnya pemerintah daerah masing-masing kabupaten/kota di iprovinsi Jambi mampu untuk mengatasi kemiskinan di daerahnya masing-masing (Hujaipah et al.,
2020). Rata-rata tingkat kemiskinan tertinggi
terjadi di kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat dengan
tingkat kemiskinan yang sangat tinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya yaitu
sebesar 12,65 persen dan 12,62 persen
setiap tahunnya, sementara rata-rata tingkat kemiskinan terendah terjadi pada kota Sungai penuh iyaitu hanya 3,25 persen setiap tahunnya (Daulay et al.,
2016). Sedangkan Kota Jambi yang merupakan pusat kota dan banyak kesempatan kerja namun tingkat kemiskinannya masih tinggi yaitu isebesar 8,02 persen.
Masih tingginya tingkat kemiskinan di kota Jambi tidak terlepas dari strategi pembangunan yang diterapkan. Strategi pembangunan dilaksanakan
dengan mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi sebagai jalan keluar untuk
mengatasi berbagai persoalan sosial dan politik, akan tetapi
pengalaman menunjukkan bahwa efek menetes
kebawah yang diharapkan tidak berjalan sempurna, pertumbuhan ekonomi yang dicapai belum diikuti penurunan jumlah kemiskinan sehingga tingkat ikemiskinan
juga masih tinggi (Hardiani & Junaidi, 2011). i
Lanjouw (2008) menyatakan pembangunan manusia di Indonesia adalah identik dengan pengurangan kemiskinan (Putro et al., 2018). Investasi di bidang pendidikan oleh pemerintah dalam bentuk belanja pendidikan dan kesehatan oleh pemerintah dalam bentuk belanja kesehatan akan lebih berarti bagi penduduk miskin dibandingkan penduduk tidak miskin, karena bagi penduduk miskin aset utama adalah tenaga kasar mereka. Adanya fasilitas pendidikan dan kesehatan murah akan sangat membantu untuk meningkatkan produktivitas dan pada gilirannya meningkatkan pendapatan. Keterbelakangan SDM salah satunya diselesaikan dengan peningkatan kuantitas dan kualitas tingkat pendidikan. Semakin tinggi kualitas pendidikan dan semakin ibanyak lulusan pendidikan menengah dan tinggi, maka semakin mampu manusia memberikan kontribusi bagi pembangunan. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan derajat kesehatan, cenderung semakin besar peluang masyarakat atau penduduk dalam mencari pekerjaan dan menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga dapat mengurangi jumlah kemiskinan (Jalaluddin et al., 2018). Tingkat pendidikan dilihat dari persentase penduduk umur 20 tahun keatas yang tamat pendidikan SMA ke atas, sementara derajat kesehatan dilihat dari Angka Harapan Hidup (AHH) (Rismawati, 2018).
Tingkat pendidikan yang ditunjukkan oleh persentase penduduk umur 20 tahun keatas yang tamat pendidikan SMA ke atas sebagai indikatornya juga berpengaruh terhadap jumlah kemiskinan karena tingkat pendidikan merupakan salah satu komponen yang tekankan dalam penyebab lingkaran setan kemiskinan. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui pendidikan dasar wajib oleh pemerintah diterjemahkan dalam program wajib belajar dua belas tahun.
Sama halnya dengan tingkat pendidikan, derajat kesehatan berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan karena perbaikan derajat kesehatan pada dasarnya merupakan suatu investasi sumber daya manusia untuk
mencapai masyarakat yang sejahtera (welfaresociety)
(Winarti & Purwanti, 2014). Derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh AHH sebagai indikatornya akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dan memiliki keterkaitan yang erat dengan pengangguran
dan kemiskinan (Putriani et al., 2018). Sementara iitu, tingkat kemiskinan akan terkait dengan
tingkat kesejahteraan. Oleh karena itu, kesehatan merupakan faktor utama dalam
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka kesehatan selalu menjadi
perhatian utama pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik. Pemerintah
harus dapat menjamin hak masyarakat untuk sehat (right for wellbeing) dengan memberikan pelayanan kesehatan secara
adil, merata, memadai, terjangkau dan berkualitas (Pake et al., 2018).
Dalam kurun waktu tahun 2003 sampai tahun 2019, belanja pendidikan dan belanja kesehatan yang direalisasikan oleh pemerintah
kota Jambi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal tersebut diiringi dengan peningkatan tingkat pendidikan dan derajat kesehatan, namun pengentasan kemiskinan masih belum dapat terwujud (Permana et al., 2020). Berdasarkan fakta-fakta yang telah dikemukakan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kemiskinan yaitu dengan judul �Pengaruh Belanja Pendidikan dan iBelanja Kesehatan terhadap Tingkat Kemiskinan Melalui Tingkat Pendidikan dan Derajat Kesehatan� di kota Jambi�.
Metode Penelitian
Metode analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena
yang berkaitan dengan permasalahan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis informasi kuantitatif (information yang dapat
diukur, diuji dan diinformasikan dalam bentuk persamaan, tabel, dan sebagainya).
1. Pengaruh Belanja Pendidikan dan Belanja Kesehatan Terhadap Tingkat Pendidikan dan Derajat Kesehatan di Kota Jambi
Berikut ini merupakan ringkasan koefisien jalur hasil olahan data regresi. Berdasarkan tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1
�Hasil Persamaan Struktural I
Variabel |
Coefficients |
Prob it |
R2 |
|
Dari |
Ke |
(Beta) |
||
X1 |
Y1 |
0,735 |
0,001 |
0,540 |
X2 |
Y2 |
0,876 |
0,000 |
0,767 |
Sumber: SPSS, 22 Data Diolah, 2021 i
Variabel belanja pendidikan (X1) terhadap tingkat pendidikan (Y1) nilai probabilita t-nya adalah 0,001 lebih kecil dari 0,05 dan variabel belanja kesehatan (X2) terhadap derajat kesehatan (Y2) terlihat nilai probabilitas t-nya sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Sedangkan nilai residu �dan �sehingga diperoleh persamaan struktural I: i
Y1 = ρy1x1X1 + ρy1εi1 i i i i i i i i i i i i i i i i
����Y1 = 0,735X1 + 0,460εi1
Y2 = ρy2x2X2 + ρy2εi2 i i i i i i
i i i i i i i i i i ����Y2i=
0,876X2 + 0,233εi2
Diagram
jalurnya digambarkan pada gambar 2
berikut: i
Gambar 2
Diagram Hasil Jalur
Persamaan Struktural I
Dari gambar 2 dapat dihitung pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen, sementara pengaruh tidak langsung dan pengaruh total tidak dapat dilakukan karena setiap persamaan hanya terdiri dari 1 variabel bebas. Untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen secara proporsional adalah sebagai
berikut: i
1. Pengaruh belanja pendidikan (X1) terhadap tingkat pendidikan (Y1)
Pengaruh langsung X1 terhadap Y1 �� = (ρy1x1X1)2 x 100%
������������������������������������������������������� = i(0,,735)2 ix 100%
������������������������������������������������������� = i54%
2. Pengaruh ibelanja ikesehatan i(X2) iterhadap iderajat ikesehatan i(Y2) i
Pengaruh langsung X2 terhadap Y2��� = i(ρy2x2X2)2 ix i100%
������������������������������������������������������� = i(0,876)2 ix i100%
������������������������������������������������� = i76,7%i
i i i
i i i
i i i
i i i
i i i
i i i
i i i
i i i
��Pengaruh langsung variabel belanja pendidikan (X1) terhadap Tingkat Pendidikan (Y1) dapat terlihat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2
Pengaruh Langsung Variabel Belanja Pendidikan
(X1) Terhadap Tingkat Pendidikan (Y1) i
Pengaruh i |
Pengaruh iKausal |
Pengaruh i |
Variabel |
Langsung |
Total |
�i |
(%) |
(%) |
X1 i→ iY1 |
54,0 |
54,0 |
Pengaruh iVariabel iX1 iterhadap iY1 i= iR2 |
54,0 |
|
Pengaruh iVariabel iLuar |
46,0 |
|
TOTAL |
100,0 |
Sumber: SPSS, 22 Data Diolah, 2021
Berdasarkan
tabel 2 menunjukkan kekuatan belanja pendidikan (X1) yang secara langsung menentukan perubahan-perubahan tingkat pendidikan i(Y1) sebesar 54 persen.
Pengaruh langsung variabel belanja kesehatan (X2) terhadap derajat kesehatan (Y2) dapat terlihat pada tabel 3 berikut:
Pengaruh Langsung Belanja Kesehatan
(X2) Terhadap Derajat Kesehatan (Y2)
Pengaruh i |
Pengaruh iKausal |
Pengaruh i |
Variabel |
Langsung |
Total |
�i |
(%) |
(%) |
X2 i→ iY2 |
76,7 |
76,7 |
Pengaruh iVariabel
iX2 iterhadap iY2 i= iR2 |
76,7 |
|
Pengaruh iVariabel
iLuar |
23,3 |
|
TOTAL |
100,0 |
Sumber: SPSS, 22 Data Diolah, 2021
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan kekuatan belanja kesehatan (X2) yang secara langsung menentukan perubahan-perubahan derajat kesehatan (Y2) sebesar 76,7 persen.
2. Pengaruh Belanja pendidikan dan Belanja kesehatan terhadap Tingkat Kemiskinan di kota Jambi
Menganalisis pengaruh langsung variabel belanja pendidikan terhadap tingkat kemiskinan danipengaruh tidak langsung melalui belanja kesehatan serta pengaruh langsung belanja kesehatan terhadap tingkat kemiskinan dan pengaruh tidak langsung melalui belanja pendidikan.
Persamaan Struktural II: i Y3 = ρy3x1X1 +ρy3x2X2 + ρy3εi3...................(5)
Gambar 3
Diagram Jalur Model Persamaan Struktural II
Untuk mencari hubungan langsung dan tidak langsung atau pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung matriks korelasi dari masing-masing variable bebas. Berikut adalah hasil perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan SPSS 20:
Hasil Uji Korelasi Persamaan Struktural II
Correlations |
X1 |
X2 |
|
X1 |
Pearson iCorrelation |
1 |
,995** |
Sig. i(2-tailed) |
|
,000 |
|
N |
17 |
17 |
|
X2 |
Pearson iCorrelation |
,995** |
1 |
Sig. i(2-tailed) |
,000 |
|
|
N |
17 |
17 |
|
**. iCorrelation iis isignificant iat ithe i0.01 ilevel i(2-tailed). |
Sumber: SPSS,
22 Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4 maka dapat diketahui bahwa nilai korelasi antara belanja pendidikan (X1) dan belanja kesehatan (X2) mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995 dengan arah positif dan signifikan (0,000 i< i0,05). Dari penjelasan tersebut dapat diketahui kedua variabel mempunyai hubungan yang positif, juga terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan. Selanjutnya pada bagian ini dilakukan pendugaan koefisien jalur, berikut ini merupakan ringkasan koefisien jalur hasil olahan data regresi. Berdasarkan tabel 5 dibawah ini:
Tabel 5
Koefisien Jalur Persamaan struktural II
Variabel |
Coefficients |
Prob it |
F isig |
R2 |
|
Dari |
Ke |
(Beta) |
|||
X1 |
Y3 |
1,542 |
0,406 |
0,003 |
0,508 |
X2 |
-0,795 |
-0,665 |
Sumber: SPSS,
22 Data Diolah, 2021
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa nilai R2 0,508, nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel belanja pendidikan (X1) dan belanja kesehatan (X2) mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel kemiskinan (Y3) sebesar 50,8%. Sedangkan �49,2% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.
Berdasarkan hasil uji F diketahui nilai signifikansi F
statistik sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan variabel belanja pendidikan (X1) dan belanja kesehatan (X2) secara simultan berpengaruh terhadap variabel kemiskinan (Y3). Selanjutnya pengujian secara individual (Uji it) diketahui nilai probabilitas t statistik variabel belanja pendidikan (X1) dan belanja kesehatan (X2) masing-masing sebesar 0,406
untuk variabel belanja pendidikan (X1) dan 0,665
untuk variabel belanja kesehatan (X2), seluruh variabel bebas lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti koefisien jalur belanja pendidikan (X1) dan belanja kesehatan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan (Y3), maka model persamaan struktural II
tidak dapat dilakukan ke analisis selanjutnya dalam bentuk path analysis.
Berdasarkan
pendapat dari((Mudayana & Suryoko, 2016) jika terdapat variabel
endogen yang diuji secara parsial ternyata terdapat variabel yang tidak berpengaruh signifikan, maka alternatifnya menggunakan model trimming. Model trimming yaitu
suatu model yang dapat digunakan dengan tujuan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan variabel eksogen yang koefisienijalurnya tidak signifikan. Walaupun terdapat satu, dua, atau lebih variabel yang tidak berpengaruh signifikan, peneliti perlu memperbaiki model struktur analisis jalur yang telah dihipotesiskan. Akan tetapi apabila seluruh variabel bebas �berpengaruh maka uji model trimming tidak perlu dilakukan.
3.
Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Derajat Kesehatan terhadap Kemiskinan di kota Jambi
Pembahasan ketiga ini akan menganalisis pengaruh langsung variabel tingkat pendidikan terhadap tingkat kemiskinan dan pengaruh tidak langsung melalui derajat kesehatan serta pengaruh langsung derajat kesehatan terhadap tingkat kemiskinan dan pengaruh tidak langsung melalui tingkat pendidikan
Persamaan Struktural III: i Y3 = ρy3y1Y1 i+ iρy3y2Y2 i+ iρy3εi4....................(6)
Gambar i5
Diagram iJalur
iModel iPersamaan iStruktural IIII
Untuk mencari hubungan langsung dan tidak langsung atau pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung matriks korelasi dari masing-masing variable bebas. Berikut adalah hasil perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan SPSS 20:
Tabel 6
Hasil Uji Korelasi Persamaan Struktural III
Correlations |
|||
|
Y1 |
Y2 |
|
Y1 |
Pearson iCorrelation |
1 |
,849** |
Sig. i(2-tailed) |
|
,000 |
|
N |
17 |
17 |
|
Y2 |
Pearson iCorrelation |
,849** |
1 |
Sig. i(2-tailed) |
,000 |
|
|
N |
17 |
17 |
|
**. iCorrelation iis isignificant iat ithe i0.01 ilevel i(2-tailed). |
Sumber: SPSS,
22 Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 6 maka dapat diketahui bahwa nilai korelasi antara tingkat pendidikan (Y1) dengan derajat kesehatan (Y2) mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,849 dengan arah positif dan signifikan (0,000 i< i0,05). Dari penjelasan tersebut dapat diketahui kedua variabel mempunyai hubungan yang positif, juga terdapat hubungan yang sangat kuat dan signifikan.
Pada bagian selanjutnya yaitu dilakukan pendugaan koefisien jalur, berikut ini merupakan ringkasan koefisien jalur hasil olahan data regresi. Berdasarkan tabel 7 dibawah ini:
Tabel i7 i
Koefisien iJalur
iPersamaan iStruktural iIII
Variabel |
Coefficients |
Prob it i |
F isig |
R2 |
|
Dari |
Ke |
(Beta) |
|||
Y1 |
Y3 |
0,087 |
0,741 |
0,000 |
0,744 |
Y2 |
0,788 |
0,008i |
Sumber: SPSS,
22 Data Diolah, 2021
Berdasarkan tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa nilai R2 0,744, nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan (Y1) dengan derajat kesehatan (Y2) mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel kemiskinan (Y3) sebesar 74,4 persen. Sisanya sebesar 25,6 persen dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
Berdasarkan hasil Uji iF dapat diketahui nilai signifikansi F sebesar 0,000 dan lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan variabel tingkat pendidikan (Y1) dengan derajat kesehatan (Y2) secara simultan berpengaruh terhadap variabel kemiskinan (Y3). Selanjutnya pengujian secara individual (Uji it) diketahui nilai signifikansi probabilita t statistik variabel tingkat pendidikan (Y1) dengan derajat kesehatan (Y2) masing-masing sebesar 0,741 untuk variabel tingkat pendidikan (Y1) lebih besar dari 0,05 dan 0,008 untuk variabel derajat kesehatan (Y2) lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti koefisien jalur derajat kesehatan (Y2) berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan (Y3), maka model persamaan struktural III perlu diperbaiki melalui model Trimming. iAtas dasar proposisi yang telah diperbaiki ini, diagram jalur menjadi:
Gambar
6
Diagram Jalur Model Persamaan Struktural III
Metode Trimming
Dengan persamaan struktural berubah menjadi: Y3 = ρy3y2Y2 + ρy3εi4
Berdasarkan gambar 6 bahwa diagram jalur telah mengurangi satu variabel
eksogen dan hanya bersisa satu variabel eksogen
yaitu derajat kesehatan (Y2),
dengan dihapusnya satu variabel eksogen dari
diagram jalur sehingga besarnya koefisien jalur
akan berubah. Oleh
karena itu perhitungan harus diulang kembali. Hasil perhitungan
regresi ulang dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabeli8
Ringkasan Koefisien Jalur Persamaan Struktural III
antara Derajat Kesehatan (Y2) dengan Tingkat Kemiskinan (Y3) setelah Trimming
Model |
Y3 i= iρy3y2Y2 i+ iρy3εi4 |
|||
R2 |
0,742 |
|||
F isig. |
0,000b |
|||
Variabel |
Coefficients Beta |
Prob. it |
||
Y2 |
Y3 |
0,861 |
i
i i 0,000 |
|
Sumber: SPSS, 22 Data Diolah, 2021
�i
Berdasarkan tabel 8
diatas diperoleh nilai koefisien jalur derajat kesehatan (Y2) kemiskinan (Y3) signifikan, terlihat nilai signifikansi F dan t statistik lebih kecil dari 0,05. Sedangkan nilai residu �sehingga diperoleh persamaan struktural III
sebagai berikut: i
Y3 i= iρy3y2Y2 i+ iρy3εi4
Y3 i= i0,861Y2 i+ i0,258εi4
Dari persamaan struktural III, dapat dibuat kerangka hubungan kausal antara derajat kesehatan (Y2) terhadap tingkat kemiskinan (Y3) sebagai berikut:
Gambar 7
Diagram Jalur Persamaan Struktural III
antara Derajat Kesehatan dan Tingkat Kemiskinan
Berdasarkan
gambar 7 diatas dapat dihitung pengaruh langsung iderajat kesehatan (Y2) terhadap kemiskinan (Y3). Selanjutnya
untuk mengetahui berapa besarnya nilai koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen secara proporsional adalah sebagai
berikut:
Pengaruh langsung derajat kesehatan (Y2) terhadap kemiskinan (Y3) di kota Jambi
Pengaruh iY2 iterhadapY3����� = i(ρy3y2Y2)2 ix i100%
= i(0,861)2 ix i100%
= i74,2%
Pengaruh langsung dari variabel eksogen yaitu derajat kesehatan terhadap kemiskinan dapat terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 9
Pengaruh Variabel Derajat Kesehatan
(Y2) Terhadap iKemiskinan i(Y3)i
Pengaruh iVariabel |
Pengaruh iKausal Langsung i(%) |
Pengaruh Total (%) |
Y3 i→ iY3 |
74,2 |
74,2 |
Pengaruh iVariabel iY2 iterhadap iY3 i= iR2 |
74,2 |
|
Pengaruh iVariabel iLuar |
25,8 |
|
Total |
100 |
Sumber: SPSS, 22 Data Diolah, 2021
Berdasarkan
perhitungan pada tabel 9, menunjukkan bahwa kekuatan derajat kesehatan (Y2) yang secara langsung menentukan perubahan-perubahan kemiskinan (Y3) sebesar 74,2 persen.
4. Hasil Akhir Skema Path Analysis i
Berdasarkan hasil uji dengan 3 persamaan struktural maka dapat ditemaukan hasil akhir diagram jalur yang dapat dilihat pada gamabr berikut :. i
����
Diagram Jalur Persamaan Struktural I, Persamaan Struktural II dan Persamaan Struktural iIII
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Persamaan struktural I menunjukkan bahwa
belanja pendidikan berpengaruh signifikan dan positif terhadap tingkat
pendidikan, begitu juga belanja kesehatan berpengaruh signfikan dan positif terhadap
derajat kesehatan. Pengaruh langsung belanja pendidikan terhadap tingkat
pendidikan sebesar 54 persen dan pengaruh langsung� belanja kesehatan terhadap derajat kesehatan
sebesar 76,7 persen.
Persamaan
struktural III menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel derajat kesehatan
yang berpengaruh terhadap kemiskinan. Setelah diuji dengan model Trimming,
hasil menunjukkan bahwa derajat kesehatan berpengaruh isignifikan dan positif
terhadap kemiskinan, sehingga didapat nilai pengaruh langsung derajat kesehatan
terhadap kemiskinan sebesar 74,2 persen.
BIBLIOGRAFI
Daulay, A. R., Putri, E. I. K., Barus, B., Sumberdaya
Lahan, I. P. B., & Noorachmat, B. P. (2016). Analisis Faktor Penyebab Alih
Fungsi Lahan Sawah Menjadi Sawit Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Google Scholar
Faturahman, F. (2019). Angka Harapan Hidup Sebagai
Intervening Anggaran Kesehatan Masyarakat Dan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Terhadap Kemiskinan Di Kota Jambi. Iltizam Journal Of Shariah Economic
Research, 3(1), 24�40. Google Scholar
Hardiani, H., & Junaidi, J. (2011). Analisis
Kuantitas Dan Kualitas Penduduk Sebagai Modal Dasar Dan Orientasi Pembangunan
Di Provinsi Jambi. Google Scholar
Harlik, H., Amir, A., & Hardiani, H. (2013). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kemiskinan Dan Pengangguran Di Kota Jambi. Jurnal
Perspektif Pembiayaan Dan Pembangunan Daerah, 1(2), 109�120. Google Scholar
Hujaipah, H., Arsa, A., & Zahara, A. E. (2020). Pengaruh
Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) Dan Upah Minimum Provinsi (Ump) Terhadap
Tingkat Kemiskinan 11 Kabupaten/Kota Di Provinsi Jambi (Tahun 2014-2019).
Uin Sulthan Thaha Saifudin Jambi. Google Scholar
Jalaluddin, S., Mubyarto, N., & Zahara, A. E.
(2018). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Sumber Daya Manusia, Dan Pengangguran
Terhadap Kemiskinan Di Provinsi Jambi Tahun 2010-2016. Uin Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Google Scholar
Jasasila, J. (2020). Analisis Dimensi Pembentuk Indeks
Pembangunan Manusia (Ipm) Provinsi Jambi 2010-2019. Ekonomis: Journal Of Economics
And Business, 4(2), 389�396. Google Scholar
Mudayana, F. I., & Suryoko, S. (2016). Pengaruh Kompetensi,
Kompensasi, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi
Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Karyawan Bagian Produksi
Pt. Sai Apparel Industries Semarang). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 5(1),
300�312. Google Scholar
Pake, S. D. S., Kawung, G. M. V, & Luntungan, A.
Y. (2018). Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Pada Bidang Pendidikan Dan Kesehatan
Terhadap Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi, 18(4). Google Scholar
Permana, B., Yulmardi, Y., & Junaidi, J. (2020).
Pengaruh Komponen Indeks Pembangunan Manusia (Ipm) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Di Kota Jambi Periode 2004-2018. E-Jurnal Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan,
9(2), 110�122. Google Scholar
Putriani, P., Junaidi, J., & Edi, J. K. (2018).
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Tingkat
Kemiskinan Di Kota Jambi Periode 2004-2017. E-Jurnal Ekonomi Sumberdaya Dan
Lingkungan, 7(3), 132�143. Google Scholar
Putro, P. B. W., Mintarti, S., & Wijaya, A. (2018).
Analisis Determinasi Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan. Inovasi, 13(2),
121�126. Google Scholar
Rismawati, R. (2018). Pengaruh Jumlah Penduduk,
Tingkat Pendidikan, Dan Kesehatan Terhadap Angka Kemiskinan Di Kabupaten Gowa.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Google Scholar
Romi, S., & Umiyati, E. (2018). Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi Dan Upah Minimum Terhadap Kemiskinan Di Kota Jambi. E-Jurnal
Perspektif Ekonomi Dan Pembangunan Daerah, 7(1), 1�7. Google Scholar
Winarti, A., & Purwanti, E. Y. (2014). Analisis
Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan, Kemiskinan, Dan Pdb Terhadap
Indeks Pembangunan Manusia Di Indonesia Periode 1992-2012. Fakultas
Ekonomika Dan Bisnis. Google Scholar
Copyright
holder: Eri Nofriza (2021) |
First
publication right: Journal Syntax
Admiration |
This
article is licensed under: |