Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 2
No. 4 April 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
IMPLEMENTASI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM� SEBAGAI DASAR MENCIPTAKAN KEDISIPLINAN
SISWA DI SMA AL-FURQON DRIYOREJO GRESIK
Muhammad
Refa Mashuri
Universitas Hasyim Asy�ari Tebuireng,
Jombang, Indonesia
Email: �[email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRACT |
Diterima 5 April 2021 Direvisi 10 April 2021 Disetujui 15 April 2021 |
Islam has a very good civilization in terms of
economy and ownership and knowledge and do not forget power and so on. This
does not rule out the possibility that Islam was once very fast and
globalized. But in the last few years or decades Islam has become the biggest
religion and audience. Because many future generations of Islam are neglected
by the comfort of comfort. Therefore, the understanding of discipline is
wanted to change the set of Muslims that in the past our ancestors were
strong and tough people who controlled almost the entire earth. There is no
kingdom or religion whatsoever like this. The implementation of Islamic
religious education subjects as the basis for creating student discipline at
SMA Al-Furqon Driyorejo
Gresik is a very important foundation in the development of santri civilization.The
method in this research is qualitative method. The purpose of the
implementation of Islamic religious education on the basis of the dream of
students at Al-Furqon High School can be in a
favorite college with a scholarship with religious insight. ABSTRAK Islam memiliki peradaban yang sangat baik dari hal
ekonomi dan kepemimpinan,
keilmuan dan kekuasaan.
Hal ini menunjukan bahwa peradaban islam pada asa dahulu sangat pesat. Tetapi beberapa tahun terakhir ini Islam menjadi agama terbesar dan penonton. Karena generasi penerus Islam yang terkena penyakit cinta dunia yaitu sikap mental yang mendahulukan dunia dibanding akhirat. Itu sederhananya. Dunia menjadi pertimbangan utama dalam ukuran kebahagiaan. Maka itu pengenalan kedisiplinan diinginkan untuk mengubah mindset orang
Islam bahwa dahulu nenek moyang kita orang yang kuat dan tangguh yang menguasai hampir seluruh bumi. Implementasi mata pelajaran pendidikan agama Islam sebagai dasar menciptakan kedisiplinan siswa di SMA Al-Furqon Driyorejo Gresik menjadi pondasi yang sangat penting dalam pembangunan peradaban santri. Metode dalam menulis penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif. Tujuan pelaksanaan implementasi pendidikan
agama Islam sebagai dasar menciptakan kedisiplinan siswa di SMA Al-Furqon
adalah dapat diterima di perguruan tinggi favorit dengan beasiswa yang berwawasan
agama. |
Keywords: islam; religion; economy; generation;
implementation; santri Kata Kunci: islam; agama; ekonomi; generasi; implementasi; santri |
Pendahuluan
Perkembangan globalisasi menjadi sebuah
keniscayaan yang tidak bisa dihindari, perkembangan tersebut memberi pengaruh
besar dalam kehidupan remaja. Tantangan terberat dalam globalisasi adalah turunnya standar
moralitas, agama dan kebudayaan pada kehidupan remaja. Hal ini dikarenakan para
siswa sudah mengalami masa pubertas sehingga mereka mencoba mencari jati diri
dan pengalaman dalam kehidupan sehingga terkadang
mereka melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma agama, hal ini menjadi
perhatian serius bagi guru pendidik terutama guru agama (Machrus, 2011).
Islam memiliki peradaban yang sangat
baik dari hal ekonomi dan kepemimpinan dan keilmuan serta tidak lupa kekuasaan
Hal ini tidak menutup kemungkinan Islam yang dahulu sangat pesat dan mendunia.
Tetapi beberapa tahun terakhir ini Islam menjadi agama terbesar dan penonton,
karena generasi penerus Islam banyak yang terleha-leha dengan kemapanan selain
itu generasi islam terjangkit virus Hubudd dunya yakni cinta dunia yaitu sikap
mental yang mendahulukan dunia dibanding akhirat. Itu sederhananya (Maarif,
2019). Dunia
menjadi pertimbangan utama dalam ukuran kebahagiaan. Maka itu pengenalan
kedisiplinan diinginkan untuk mengubah mindset orang Islam bahwa dahulu nenek
moyang kita orang yang kuat dan tangguh yang menguasai hampir seluruh bumi.
Tidak ada kerajaan atau pun agama apa pun yang seperti ini (Pulungan, 2017).
Masalah di atas tentang
agama, moral,
dan budaya semuanya
mencakup permasalahan tentang ilmu disiplin Sekolah Menengah Atas (SMA)
Al-Furqon Driyorejo
Gresik yang dipimpin oleh Bapak Suryanto S.PdI dan dengan
bantuan tenaga pendidik yang kompeten membuat salah satu implementasi yaitu
pendidikan agama Islam sebagai dasar menciptakan kedisiplinan siswa khusus yang akan
membuat cinta dalam pembelajaran, yang mana implementasi tersebut tidak dimiliki
oleh sekolah atau madrasah lain khususnya di sekitar Driyorejo. Adanya
implementasi tersebut juga tidak lepas dari kerjasama pihak sekolah dan pondok
pesantren yang berjalan dengan baik (Ekowanti
& Casmiwati, 2014).
Implementasi tersebut baru berjalan selama 2 tahun yaitu mulai pelajaran 2018.
Program merupakan rangkaian kegiatan
yang dilakukan tetapi berkesinambungan. Pelaksanaan program selalu terjadi
dalam sebuah organisasi yang harus dilibatkan sekelompok orang (Ahmad
Susanto, 2018).
Seperti halnya implementasi pendidikan agama Islam sebagai
dasar menciptakan kedisiplinan siswa yang berdampak akan membuat cinta belajar
siswa yang dibentuk di SMA Al-Furqon Driyorejo Gresik tersebut yang melibatkan
banyak pihak yaitu pihak sekolah,pondok pesantren, guru PAI serta orang tua
siswa (Syukri,
2015).
Tujuan pelaksanaan implementasi pendidikan
agama Islam sebagai dasar menciptakan kedisiplinan siswa di SMA Al-Furqon
adalah dapat diterima di perguruan tinggi favorit dengan beasiswa yang berwawasan
agama dan berdasarkan wawancara pada 12 Desember 2019
dengan Bapak Suryanto S.Pd selaku kepala sekolah bahwa dibentuknya implementasi
pendidikan agama Islam sebagai dasar menciptakan kedisiplinan siswa. Untuk melestarikan
dan memelihara manusia yang ahlul ilmi yang khususnya generasi Islam
yang semakin punah khususnya di pendidikan formal dan juga menjadikan umat Islam
yang disiplin yang tinggi (Rahmat,
2019).
Metode Penelitian
Metode dalam menulis penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial individu atau kelompok (Ghony & Almanshur, 2012). Peneliti berupaya
mendeskripsikan fenomena problematika kedisiplinan siswa di
SMA Al-Furqon.
Instrumen� utama�
dalam� penelitian� kualitatif�
adalah� peneliti� sendiri.�
Namun, selanjutnya� setelah� fokus�
penelitian� menjadi� jelas,�
maka �akan� dikembangkan instrumen� penelitian�
sederhana,� yang� diharapkan dapat� melengkapi data� dan membandingkan�� dengan�
data� yang� telah ditemukan melalui observasi� dan wawancara sedangkan yang melakukan validasi
adalah peneliti sendiri (Winarni, 2021). Penelitian ini
dilakukan di SMA Al-Furqon berlokasi di jalan KH. Abdurrohim No. 01 Desa
Wedoroanom RT 12, RW 04 Kecamatan Driyorejo Kabupaten
Gresik Jawa Timur.
1.
Gambaran Setting Lokasi Penelitian
SMA
Al-Furqon Driyorejo Gresik Pondok Pesantren Al-Furqon, berlokasi di Desa Wedoroanom
Driyorejo Gresik, mempunyai nilai historis yang amat panjang karena keberadaan
pondok pesantren ini tidak lepas perjuangan para perintis yang dipegang oleh beliau Bapak Kyai Mashuri Abdurrohim beliau
bukan keturunan ningrat atau keturunan Kyai tetapi beliau adalah putra keempat dari tujuh bersaudara yang lahir dari seorang
ayah yang bernama Abdurrohim dan Ibu Nyai Halimah yang kehidupan sehari-harinya
sebagai petani (Sam, 2019).
Sejak tahun
1993, berawal dari keprihatinan beliau tentang kondisi pendidikan masyarakat
Wedoroanom yang berada di garis bawah. Hal ini terindikasi oleh banyaknya
anak-anak usia sekolah yang putus sekolah karena berbagai macam faktor
penyebabnya. Seperti alasan ekonomi dan masih rendahnya pemahaman tentang
pentingnya pendidikan serta minimnya
sarana pendidikan yang mampu mengentaskan generasi anak bangsa. Masyarakat yang
pada umumnya petani dan pedagang keliling beranggapan bahwa pendidikan tinggi pun
percuma karena pada akhirnya nasibnya akan sama dengan orang tuanya yaitu
menjadi petani yang bekerja setiap hari ke sawah atau kebun. Oleh karena itu,
setelah melalui proses yang lama dan diawali dengan pendidikan non formal
yaitu pengajian dan belajar bersama di musala yang terbuat dari bambu (gedek), anak-anak
melakukan kegiatan rutin yang diasuh langsung beliau Kakanda Kyai Mashuri Abdurrohim
yaitu Kyai Bashori Affandi Abdurohim dengan jumlah santri yang sedikit yaitu
hanya 10 orang. Kemudian dengan semangat dan kegigihan beliau Kyai Mashuri Abdurrohim
yang pada waktu itu masih berumur 24 tahun dan belum berkeluarga memutuskan
untuk mengontrak sebuah rumah untuk dijadikan asrama dan sekaligus berfungsi
sebagai kantor, tepatnya berada di Perumahan Taman Indah Menanggal Surabaya
sebelah timur Masjid Al-Akbar Surabaya. Selama proses perencanaan pendirian yayasan, lebih dulu mendirikan lembaga
sosial panti asuhan
yang diberi nama �Insan Kamil� untuk menampung anak-anak yang belajar mengaji. Kegiatan pengajian dilaksanakan di aula atau
musala Panti Asuhan Insan Kamil yang sangat sederhana
sekali. Setelah beberapa tahun kemudian Kyai Mashuri beserta para perintis,
mereka adalah Kyai Mashuri Abdurrohim, KH. Mas Bagus Rizqi, Khoirur Rozi dan para tokoh
masyarakat sekitar lainya berdiskusi untuk mendirikan sebuah yayasan yang menyelenggarakan pendidikan formal
kurang lebih 2 tahun lamanya mengontrak. Dengan izin Allah SWT dan dibantu oleh beberapa orang
penyantun dan donatur yang ikut berpartisipasi mendirikan sebuah yayasan pondok
pesantren yang diberi nama �Al-Furqon�. Dalam
hal ini peran dan sumbangsih yang tak terhingga dari beliau Direktur PT. Adhi Karya Surabaya Tbk. yaitu
Bapak H.
Sayoeti Soekamdi, MM. Memberikan
bantuan baik berupa morel maupun harta sehingga terwujud bangunan dua lantai di atas
tanah wakaf kurang lebih 2000 meter bahkan hingga
sekarang. Adapun lembaga pendidikan formal yang pertama didirikan adalah
Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Furqon
tepatnya pada tahun 1995. Adapun santri angkatan pertama pada saat itu berjumlah
21 santri. Mereka berasal dari berbagai daerah wilayah Kabupaten Gresik bahkan
ada dari luar Jawa. Proses
perjalanan
angkatan
pertama ini hanya tersisa 11 santri yang mampu menyelesaikan pendidikannya
hingga lulus.
Proses perkembangan Yayasan Pondok Pesantren Al-Furqon yang berdiri di tengah lingkungan masyarakat yang secara umum
mengikuti paham Ahlussunnah
Wal Jamaah Nahdlatul Ulama merasa agak aneh dengan
nama yayasan itu yaitu �Al-Furqon� yang identik dengan nama paham Muhammadiyah sehingga masyarakat yang merasa
tidak senang dengan kehadiran lembaga ini mengecapnya dengan lembaga yang beraliran
Muhammadiyah. Padahal sesungguhnya nama tersebut hanyalah sebuah nama yang pada
pelaksanaan semua kegiatan yang ada di pondok pesantren ini beraliran Ahlusunah Waljama�ah atau menganut paham Nahdlatul Ulama. Proses kegiatan belajar
mengajar di pondok pesantren ini menggunakan integrated kurikulum yaitu
memadukan antara pendidikan umum dan agama yang bertujuan untuk menciptakan
generasi bangsa yang handal baik dalam bidang umum maupun agama. Perjalanan
perkembangan yayasan pondok pesantren ini berangsur-angsur mendapatkan
kepercayaan dari masyarakat, hal ini terbukti dengan adanya penambahan dari
segi kuantitas atau jumlah santri yang masuk yaitu pada angkatan kedua berjumlah 40 santri dan angkatan ketiga berjumlah 37 santri dan alhamdulilah angkatan yang
lulus sekarang yang ke 22 angkatan. Walaupun dalam proses perjalanannya ada yang sampai
selesai bahkan ada pula yang memutuskan untuk berhenti sekolah ataupun mutasi,
tutur Kyai Mashuri Abdurrohim.
2.
Terbentuknya Kedisiplinan, Proses dan Daya Dukungnya tentang Disiplin
Siswa di SMA Al-Furqon
Gambaran
dasar tentang kedisiplinan siswa yaitu implementasi sistem formal dalam
kegiatan belajar mengajar diwujudkan dalam bentuk pembelajaran dengan sistem
konvensional atau metode ceramah, metode karya wisata dan role playing/berbagi peran.
a. Sistem
konvensional atau ceramah
Diselengarakan satu minggu dua kali dalam satu pekan yang pertama siswa-siswi berkumpul semua dari kelas 1 sampai 3 di Musala sesudah salat duha mulai pukul 07.00�08.00 WIB, yang kedua ketika siswa masuk pada mata pelajaran PAI dengan semuanya menggunakan kurikulum (K13) dan perpaduan kurikulum pesantren (Moleong, 2019).
b. Metode
karya wisata
Diselenggarakan satu tahun dua kali ketika semester satu
dan semester dua dengan memanfaatkan tempat-tempat yang memiliki sumber
pengetahuan bagi siswa. Untuk mengajari dan menyelami sejarah Islam dengan pendampingan guru mapel PAI dan juru sejarah atau juru kunci
tempat tersebut. Salah satunya mengunjungi situs makam para Walisongo, aulia Allah SWT dan para pemimpin Islam (Nasution, 2013).
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bapak Suherman
M.Pd� selaku Waka kurikulum SMA
Al-Furqon, Driyorejo Gresik. Beliau mengatakan bahwa mengunjungi situs makam para
walisongo, aulia Allah SWT dan para pemimpin Islam sambil
memanjatkan doa dan dzikir sekaligus menggali Sejarah sudah bagus. Dibuktikan dalam siswa baru yang awalnya malas
akan belajar dan tidak disiplin, sesudah pulang dari karya wisata langsung tidak
mau terlambat dan sangat serius untuk belajar karena kamu akan mengetahui dunia
dengan membaca dan belajar dengan disiplin ilmu karena nenek moyang kita
Islam khususnya hampir menguasai dunia dengan disiplin ilmu yang sangat tinggi
(Mardan & Halim, 2011). Tetapi kita butuh evaluasi yang banyak karena
kita sekolah yang berada di sekeliling sekolah yang maju apa lagi kita dekat
dengan kota Surabaya yang arus modernisasi dalam bidang
apapun khusus dunia pendidikan yang saling menjauh antara sekolah negeri dan
swasta yang berbasis pondok maupun tidak (Setianingsih, 2017). Saya yakin kedepannya siswa jika tahu bahwa nenek
moyang kita dahulu hampir menguasai dunia dengan disiplin ilmu yang sangat
tinggi maka akan memacu siswa untuk selalu menggali dengan disiplin
ilmu dengan membuat pacuhan kita pasti bisa, asal kita belajar dengan disiplin
ilmu yang tinggi.
Kurikulum
ini disusun secara mandiri oleh SMA dan Pesantren Al-Furqon dengan fokus pada
pencapaian pelajaran target KKM yang dengan nilai yang sangat memuaskan bukan
hanya disiplin saja, siswa juga memahami dan mengetahui sejarah yang sangat
luas sesuai dengan perkataan bapak presiden kita yang pertama yang biasa kita
kenal dengan bapak proklamasi atau Soekarno �Jasmerah� (Jangan Pernah Melupakan
Sejarah).
Adapun
kebijakan kurikulum SMA Al-Furqon secara umum adalah sebagai berikut:
1)
Landasan penyusunan kurikulum:
a)
PAI adalah mapel istimewa
b)
Materi penunjang diantaranya pemutaran film sejarah, karya wisata sejarah dan
drama sejarah
c)
Target sekolah disiplin adalah paling utama
d)
Nilai siswa
tidak boleh di bawah KKM yang sudah ada, jika ada maka ada pembimbingan secara
khusus
Untuk
menjamin kedisiplinan maka siswa tidak boleh di bawah nilai KKM dan tidak ada
pelanggaran kedisiplinan dan rasa cinta keislaman dan kenegaraan yang tinggi.
Hal serupa
juga disampaikan oleh salah satu siswa kelas IPS yang telah peneliti
wawancarai, yang bernama Andi Fajar ia mengemukakan
�Mendengarkan penjelasan Bapak dan Ibu guru dapat menambah wawasan, dengan
mengikuti pelajaran dan paparan guru dengan rajin dan disiplin bersama guru
Sejarah Kebudayaan Islam. Sehingga saya tergugah semangat dalam mencari ilmu
dan memahaminya dengan rasa cinta.� Fajar
mejelskan awalnya dia adalah siswa yang sangat malas ketika di SMP boro-boro
saya ikut lomba masuk dalam sepuluh besar siswa terbaik saja tidak pernah.
Sehabis saya masuk di SMA Al-Furqon saya termotivasi untuk selalu disiplin ilmu
dan alhamdulillah saya masuk dalam sepuluh besar, sehingga mengikuti dan
mewakili berbagai lomba yang diadakan berbagai lembaga dan madrasah yang ada di
Gresik maupun di luar Gresik. Meskipun ada beberapa lomba yang tidak
mendapatkan juara. Tetapi saya tidak pernah menyerah karena saya juga
mendapatkan yang paling berharga yaitu pengalaman, disisi lain bisa mendapatkan
ilmu dan mempererat silaturahmi�. Dari penjelasan salah satu siswa tersebut
bisa dipahami bahwa disiplin dalam belajar itu sangat penting dan yang utama
adalah motivasi yang sangat kuat yang menambah semangat untuk selalu belajar.
Selain itu,
kepala sekolah SMA Al-Furqon Bapak Suryanto M.Pd dengan hasil wawancara dengan
guru Pendidikan Agama Islam Bapak Hanapi Ashar S.Pd.I pada hari Kamis tanggal
28 Mei 2020 pukul 08.00 WIB berpendapat bahwa semua kegiatan dan pembelajaran
di SMA Al-Furqon ini sangat penting. Bukan hanya pembelajaran yang ada di dalam
kelas saja, memang hal ini dimaksudkan agar para siswa, guru dan seluruh warga
SMA Al-Furqon mendukung dan memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga dari pengaruh negatif dan
bertentangan dengan tujuan sekolah serta bersama-sama mewujudkan siswa agar
menjadi warga yang berakhlak, berwawasan luas, tidak melupakan sejarah dan tak
lupa disiplin dalam segala aspek kehidupan baik kelak jika sudah lulus.
Menjadikan siswa-siswa agar rajin dan disiplin untuk mengikuti pembelajaran
perlu adanya pembiasaan, seperti datang tidak tepat waktu ada hukuman. Alfa
beberapa kali akan dipanggil, jadi hukuman sesuai dengan apa yang diperbuat,
hukuman tersebut agar siswa jera dan tidak mengulanginya kembali.
Dari ketiga
pendapat diatas, sudah jelas bahwa kedisiplinan sangat penting bagi siswa itu
sendiri, guru serta warga yang ada di SMA Al-Furqon Driyorejo Gresik karena
adanya pencerahan dan motivasi serta tak lupa sejarah Islam pernah jaya pada
masa lalu siswa mendapatkan wawasan lebih luas serta pengalaman yang didapat
pada waktu sekolah di SMA sehingga bisa meningkatkan prestasi siswa dan juga
perlu penyesuain agar siswa SMA Al-Furqon lebih disiplin dan semangat.
3.
Peran Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Seperti yang
sudah dijelaskan sebelumnya mengenai Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Perlu diketahui bahwa outputnya
dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa di SMA Al-Furqon Driyorejo Gresik ini khususnya kelas
satu IPS, karena peneliti melakukan observasi dalam pengumpulan data penelitian
ini.
Hasil dari
wawancara dengan kepala sekolah SMA Al-Furqon�
Bapak Suryanto M.Pd menyampaikan bahwa prestasi adalah suatu hasil
setelah melakukan suatu kegiatan dalam proses belajar-mengajar. Peran guru
Pendidikan Agama Islam dalam melakukan tersebut dengan disiplin membuahkan
hasil sehingga dalam mengikuti berbagai perlombaan di berbagai daerah walau
beberapa perlombaan ada yang tidak membawa juara tetapi prinsip yang dibawa
oleh siswa adalah pengalaman yang dicari sehingga jika mendapatkan juara itu
sebuah bonus dalam mengikuti perlombaan. Dengan usaha atau bekal percaya diri
dan semangat siswa yang giat mengikuti pembelajaran dan mentaati peraturan.
Dengan mengikuti bimbingan dan monitoring dari guru mata pelajaran pendidikan
agama Islam ini siswa juga butuh pembiasaan dengan peraturan dan kebiasaan yang
ada. Sehingga pembiasaan tersebut siswa akan terbiasa disiplin, tepat waktu dan
akan menghasilkan suatu hasil karena mengikutinya.
Guru Pendidikan Agama Islam
SMA Al-Furqon Driyorejo Gresik Bapak Hanip Ashar S.Pd.I juga menambahkan
�Meneladani dan mempelajari akhlak ini sangat penting
untuk siswa dan sekolah. Dengan pemahaman ini siswa bisa membawa nama baik
almamater sekolah. Sehingga siswa-siswi bisa meningkatkan prestasi karena dasar
penunjang di lembaga kami adalah hasil dan buah kegiatan ini�.
Dalam
perannya pendidikan agama Islam
dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di SMA Al-Furqon Driyorejo Gresik
ini. Bapak Waka kurikulum juga menambahkan bahwa �Dengan pendisiplinan
siswa melalui pembelajaran Pendidikan
Agama Islam sehingga siswa dapat disiplin dalam belajar sehingga memperluas
pengetahuan berbagai mata pelajaran sehingga dapat meningkatkan disiplin
belajar di SMA Al-Furqon lewat program ini siswa dapat lebih disiplin belajar
pelajaran� yang lain dan berdampak baik
pada kedisiplinan belajar siswa di dalam maupun di luar ruangan kelas�.
Adapun pendapat
dari siswa kelas XI IPS Febri Lestari �Saya mengikuti pembelajaran dan binaan di SMA
Al-Furqon ini dengan istikamah. Saya mengikuti olimpiade cerdas cermat sejarah karena saya suka dengan pelajaran PAI
khususnya mengenai bab tentang sejarah. Dengan begitu saya bisa mengikuti lomba
cerdas cermat mewakili sekolah meskipun tidak membawa piala tetapi saya bisa
unggul atau mendapat peringkat 1 dari kelas X. Jadi memang membuahkan hasil
ketika mengikuti pembelajaran dan pembinaan di sekolah.
4.
Faktor Penghambat dan Pendukung Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
Peneliti
melakukan observasi adanya faktor penghambat dan pendukung pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMA
Al-Furqon. Hasil wawancara dengan Waka kurikulum Bapak Suherman M.Pd menyampaikan �Untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa dengan mengikuti arahan dan binaan dan pembelajaran ini juga
ada faktor� penghambat dan pendukungnya.
Faktor penghambatnya ada beberapa sarana prasarana yang kurang lengkap sehingga
berpengaruhnya tidak baik untuk pelaksanaan binaan dan pembelajaran. Seperti
film dokumenter tentang Imam Ghozali ataupun film dokumenter
Hadratus Syekh Hasyim Asy�ari ketika masa mondok sehingga menjadikan beliau
menjadi orang yang sangat luas dalam berkhazanah ilmu pengetahuan tetapi cukup
disayangkan belum pembuatannya. Karena kami mencari film yang berkualitas dan
mengandung semangat belajar sekaligus kedisiplinan ilmu dan kedisiplinan di
segala aspek, saya harap baik film dokumenter sebuah pembelajaran inti sari manusia
sebagai orang yang harus belajar dan disiplin diperbanyak sehingga menjadikan
tatanan dunia yang disiplinan dan berilmu.
Bapak Waka kesiswaan
Bapak Mashudan S.T juga menambahkan, bukan
hanya sarana dan prasarana tetapi antara siswa satu dan yang lainnya kurang
dalam menyebarkan virus akan kekaguman kepada tokoh Islam sehingga siswa yang
lain belum dapat memahami bahwa tidak ada sebuah negara yang kuat jika
melupakan sejarah bangsanya begitu pun juga Islam, Islam tidak akan kuat jika melupakan sejarah dan jasa para aulia Allah SWT
dengan mengambil hikmah bahwa para aulia Allah SWT sangat berdisiplin dalam
menuntut ilmu.
Dalam faktor penghambat dan pendukung
pendidikan agama Islam dalam meningkatkan kedisiplinan siswa kepala sekolah
menambahkan. Dalam segala hal pasti ada kekurangan dan kelebihan dan kita perlu
belajar bertanggung jawab untuk memenuhi segala kekurangan yang ada dari sarana
prasarana dan manajemen penularan kebaikan, harus ada perbaikan selalu yang
baik dan komitmen dari saya, guru dan siswa itu sendiri (CANDRA ARISTA DEWI, 2019). Memajukan pendidikan
di SMA Al- Furqon merupakan tanggung jawab semua warga sekolah sehingga semua
elemen harus saling bekerja sama dan saling mengingatkan dalam kebaikan.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu peran Pendidikan Agama Islam sebagai
dasar kedisiplinan siswa di SMA Al-Furqon Driyorejo Gresik dapat di ambil tiga
kesimpulan dari tiga topik permasalahan yang ada dalam fokus sebagai berikut.
Pendidikan agama Islam sebagai
dasar kedisiplinan siswa di SMA Al-Furqon terletak pada jam aktif KBM
maupun tidak aktif KBM. Di samping sebagai ajang pembuktian kecintaan kepada
agama, negara maupun almamater sekolah dan yang paling penting pembiasaan PAI
sebagai melatih siswa untuk disiplin, bertanggung jawab, mandiri, jujur,
kecintaan baik agama, negara, almamater, dan khususnya diri
sendiri. Dalam kegiatan tersebut juga dapat memecahkan masalah yang dihadapi
siswa untuk lebih menemukan jati diri mereka.
Peran kegiatan pendidikan agama Islam sebagai
dasar kedisiplinan siswa SMA Al-Furqon Driyorejo Gresik. Hasil yang dicapai setelah
mengikuti kegiatan tersebut yaitu kedisiplinan dan tanggung jawab, sebagai
generasi penerus agama dan bangsa. Kedisiplinan siswa adalah harapan bagi
sekolah dan tolak ukur dari kegiatan tersebut dan hasil
kegiatan tersebut siswa mempunyai disiplin ilmu yang sangat tinggi.
Faktor penghambat dan pendukung kegiatan
pendidikan agama
Islam
sebagai dasar kedisiplinan siswa SMA Al-Furqon Driyorejo Gresik. Adapun faktor
pennghambat yaitu kurangnya tersedia sarana dan prasarana, dalam pengelolahan
kegiataan kurangnya koordinasi dan kurang adanya kerjasama yang baik dari sekolah,
guru dan siswa
itu sendiri. Kurang adanya tanggung jawab dan juga siswa
kurang responsible dan cenderung
monoton
sehingga siswa merasa bosan. Adapun membuat faktor pendukung dari kegiatan
tersebut adalah adanya sarana prasarana yang memadai, tersedianya manajemen
pengelolahan yang bagus dan semangat pada diri siswa tersebut. Adapun adanya
faktor penghambat akan disempurnakan dengan adanya faktor pendukung.
BIBLIOGRAFI
Ahmad Susanto, M. P. (2018). Bimbingan
Dan Konseling Di Sekolah: Konsep, Teori, Dan Aplikasinya. Kencana. Google Scholar
Candra Arista Dewi, D. (2019). Strategi
Pendidikan Karakter" Langit Biru" Dalam Meningkatkan Kedisiplinan
Siswa Di Smp Negeri 3 Tuban. Inspirasi Manajemen Pendidikan, 7(1).
Google Scholar
Ekowanti, M. R. L., & Casmiwati, D.
(2014). Pembangunan Lembaga Dari Konsep Ke Aplikasi (Studi Kasus Lembaga
Koperasi Di Wilayah Pesisir Timursurabaya (Pamurbaya). Hang Tuah University
Press. Google Scholar
Ghony, M. D., & Almanshur, F. (2012).
Metodologi Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 61. Google Scholar
Maarif, A. S. (2019). Membumikan Islam.
Ircisod. Google Scholar
Machrus, S. (2011). Pengaruh Kejiwaan Masa
Puber Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Di Smp Praja Mukti Surabaya. Uin
Sunan Ampel Surabaya. Google Scholar
Mardan, M., & Halim, W. (2011). Islam
Untuk Disiplin Ilmu (Sebuah Pengantar). Google Scholar
Moleong, L. J. (2019). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Google Scholar
Nasution, S. (2013). Sejarah Peradaban
Islam. Yayasan Pusaka Riau. Google Scholar
Pulungan, J. S. (2017). Dinamika Kebudayaan
Islam Melayu Di Nusantara. Tamaddun: Jurnal Kebudayaan Dan Sastra Islam,
17(1), 18�36. Google Scholar
Rahmat, M. P. I. (2019). Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural (Vol. 1). Pt Rajagrafindo
Persada. Google Scholar
Sam, B. A. Z. (2019). Perlindungan Hak
Cipta Terhadap Warisan Budaya Bangsa Indonesia Di Tinjau Dari Perspektif Hukum
Internasional. Lex Et Societatis, 7(5). Google Scholar
Setianingsih, D. (2017). Kesinambungan
Dan Perubahan Lembaga Pendidikan Di Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang.
Universitas Airlangga. Google Scholar
Syukri, A. (2015). Peran Religio Politik
Sayyid Palembang Di Semenanjung Melayu Pada Abad Ke-18 Dan 19 Masehi. Google Scholar
Winarni, E. W. (2021). Teori Dan Praktik
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Ptk, R & D. Bumi Aksara. Google Scholar
Copyright holder: Muhammad Refa Mashuri (2021) |
First publication right: Journal Syntax
Admiration |
This article is licensed under: |