Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 2
No. 5, Mei 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
STRATEGI
PENGEMBANGAN DESA WISATA MIGAS DI GEOPETROLEUM TEKSAS WONOCOLO KABUPATEN
BOJONEGORO
Agus Widiyarta,
Muhammad Bagus Azizul
Hakim, Miranda Dwi Setyaningrum,
dan Tantriani
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa
Timur Surabaya, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected], dan [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRACT |
Diterima 5 Mei 2021 Direvisi 10 Mei 2021 Disetujui 15 Mei 2021 |
As the first oil and gas tourism village in
Indonesia, the oil and gas tourism village in Geopetroleum
Texsas Wonocolo has its
own beauty and uniqueness. Indeed, this oil and gas tourism has been
recognized as the best-managed tourism village in the Bojonegoro
Regency. However, according to statistics from the Bojonegoro
Regency, oil and gas tourism village visitors decreased in 2019 and 2020. Oil
and gas tourism arrivals will account for just 0.38% of all tourists in 2020.
The aim of this research was to figure out what strategies
development of oil and gas tourism villages. This research was conducted
using qualitative methods with potential analysis using the SOAR. Techniques
for gathering data include interviews, observation, and documentation. The
findings show that the oil and gas tourism village has adopted a development
strategy theory of developing tourism destinations which includes elements
such as attraction, accessibility, amenities, ancillary services, and
institutions. The results of this study indicate that the Wonocolo
Tourism Village development strategy is quite good because the development
process involves many parties such as the community, government and private
sector. The development strategy covers all aspects. His development includes
providing training for local residents, improving facilities that can be used
by visitors. However, there are obstacles that are experienced, namely there
are still many people who are not aware of the potential that exists in Wonocolo Village so that there are still people who do
not support the development strategy that is being pursued. ABSTRAK Desa wisata
migas di Geopetroleum Teksas Wonocolo memiliki daya tarik dan keunikan tersendiri sebagai desa wisata migas
pertama di indonesia. Bahkan, wisata migas ini mendapatkan
penghargaan sebagai desa wisata dengan
pengelolaan terbaik di Kabupaten Bojonegoro. Akan tetapi, berdasarkan data statistik Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2019 dan
2020 wisatawan desa wisata migas mengalami penurunan. Pada tahun 2020, pengunjung wisata migas hanya berkisar 0,38% dari jumlah wisatawan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui strategi pengembangan
di desa wisata migas. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis potensi menggunakan pendekatan SOAR. Teknik pengumpulan
data melalui wawancara, observasi, dan juga dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan
desa wisata migas telah melakukan
strategi pengembangan sesuai
dengan teori pengembangan destinasi pariwisata yang mencakup unsur-unsur: attraction, accessibilities, amenities, ancillary services,
institutions.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan strategi pengembangan desa wisata Wonocolo ini cukup baik
sebab dalam proses pengembangannya melibatkan banyak pihak seperti masyarakat, pemerintah serta swasta. Strategi pengembangan telah mencakup seluruh aspek. Pengembangan yang dilakukannya seperti menyediakan pelatihan bagi warga sekitar, memperbaiki fasilitas yang dapat dimanfaatkan pengunjung. Tetapi terdapat hambatan yang dialam yaitu masih banyak masyarakat yang kurang sadar terhadap potensi yang ada pada Desa Wonocolo ini sehingga masih terdapat masyarakat yang kurang mendukung strategi pengembangan
yang diupayakan. |
Keyword: strategy;
tourism development; tourist village Kata Kunci:
strategi; pengembangan pariwisata; desa wisata |
Pendahuluan
Keberadaan tempat pariwisata banyak diakui sebagai sektor
yang dapat mengembangkan sektor lain dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional
maupun daerah. Saat ini, Indonesia baru mulai menerapkan praktik pariwisata
berkelanjutan. Ini dilakukan melalui tiga strategi berkelanjutan, yakni destinasi pariwisata berkelanjutan,
STO, dan STC (Lemy et al., 2019)
Pengembangan pariwisata menurut Pitana yang dikutip oleh (Hardjati & Rusdiana, 2019)
adalah kegiatan untuk memajukan suatu tempat atau daerah yang dianggap perlu di
tata sedemikian rupa baik dengan cara memelihara yang sudah berkembang atau
menciptakan yang baru. Pengembangan desa wisata dewasa ini telah menjadi
alternatif pembangunan ekonomi lokal yang telah diterapkan di berbagai daerah. Pertimbangan
dalam melakukan pengembangan desa wisata adalah seberapa besar kontribusi
positif aktivitas pariwisata di desa wisata terhadap kehidupan ekonomi masyarakat lokal (Hermawan, 2016)
Menurut Damanik (2009) dalam (Tyas & Damayanti, 2018) mengemukakan bahwa pengembangan desa wisata pada dasarnya dilakukan dengan
berbasis potensi yang dimiliki masyarakat pedesaan itu sendiri.�� Selain itu menurut Pearce (1995) dalam (Senjawati et al., 2020),
Pengembangan Desa merupakan suatu proses yang mengedepankan atau memajukan desa
wisata. Sedangkan Nuryanti dalam (Ratu & Adikampana, 2016)
mendefinisikan desa wisata sebagai bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi
dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
Proses pengembangan memerlukan perumusan strategi. Menurut Hariadi (2005)
dikutip oleh (Senjawati et al., 2020)
Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah untuk masa depan
untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis, serta merancang
strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan adanya pengembangan desa wisata dapat
memperkenalkan potensi-potensi bagi suatu desa. Salah satu contoh daerah yang
sedang menggalakkan pengembangan desa wisata yakni Kabupaten Bojonegoro. Kabupaten
Bojonegoro merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur dengan
potensi sumber daya alam berupa minyak dan gas bumi yang sangat melimpah.
Bahkan Kabupaten Bojonegoro merupakan kabupaten sebagai penghasil minyak utama
di negara Indonesia.
Dengan adanya potensi migas tersebut, tentu dapat dijadikan
peluang dalam pengembangan desa wisata karena memiliki daya tarik yang belum
tentu dimiliki daerah lain. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang
memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan
alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Pasal
1 ayat 5).
Salah satu pengembangan desa wisata di Kabupaten Bojonegoro
yakni desa wisata migas di Geopetroleum Teksas Wonocolo. Desa Wisata Migas memiliki
daya tarik dan keunikan tersendiri sebagai desa wisata migas pertama di
Indonesia yang telah diresmikan secara langsung oleh pemerintah daerah Kabupaten
Bojonegoro pada tahun 2016 dan mendapat julukan sebagai Teksas-nya Indonesia. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat (Kusbandrijo et al., 2018),
bahwa semua objek destinasi bila dikemas dan disuguhkan secara baik akan menjadi daya
tarik tersendiri.
Terdapat beberapa kajian literatur terdahulu (state of
the art) yang dijadikan sebagai bahan perbandingan atau dasar pernyataan
kebaruan dari penelitian ini. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh (Wahyuni, 2018),
yaitu �Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran
Kabupaten Gunung Kidul�. Persamaan penelitian ini dengan sebelumnya terletak
pada pembahasan terkait strategi pengembangan desa wisata, sedangkan
perbedaannya terletak pada lokasi, fokus dan juga metode analisis penelitian.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh (Senjawati et al., 2020),
yaitu �Grand Desain Pengembangan Desa Wisata Berbasis Potensi Lokal (Studi
Kasus Di Desa Salamrejo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo)�. Persamaan
penelitian ini dengan yang sebelumnya terletak pada pembahasan strategi
pengembangan desa wisata dengan menggunakan matriks SOAR sebagai metode analisis,
sedangkan perbedaannya pada lokasi dan fokus penelitian.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh (Januarti, 2017),
yaitu �Strategi Pengembangan Lingkungan Desa Wisata Di Sendangsari Pajangan
Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta�. Persamaan penelitian ini
dengan sebelumnya terletak pada pembahasan terkait strategi pengembangan desa
wisata, sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi, fokus dan juga metode
analisis penelitian.
Desa wisata migas di Geopetroleum Teksas Wonocolo merupakan
tempat penambangan minyak yang dikelola oleh masyarakat setempat secara
tradisional. Pengelolaan Desa Wisata Migas sendiri dilakukan oleh Kelompok
Sadar Wisata (Pokdarwis) yang beranggotakan masyarakat setempat dan dibawah
naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro. Selain Pokdarwis
juga terdapat peran partisipasi masyarakat dan juga perusahan atau lembaga yang
ikut bekerjasama. Karena masyarakat lokal berperan sebagai tuan rumah dan menjadi pelaku penting
dalam pengembangan desa wisata dalam keseluruhan tahapan mulai tahap
perencanaan, pengawasan, dan implementasi (Sidiq & Resnawaty, 2017).
Desa wisata migas mendapatkan penghargaan sebagai desa wisata terbaik di
daerah Kabupaten Bojonegoro. Hal tersebut berdasarkan hasil penilaian apresiasi
pengelolaan desa wisata Kabupaten Bojonegoro. Kemudian pemerintah Kabupaten
Bojonegoro mengeluarkan surat keputusan nomor 1/WD-BJN/2018, tertanggal 6
November 2018 sebagai bukti prestasi pengelolaan desa wisata migas.
Daya tarik dan keunikan yang dimiliki oleh desa wisata migas belum dapat
menarik perhatian wisatawan di Kabupaten Bojonegoro. Berdasarkan data statistik
wisatawan Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2020, pengunjung desa wisata migas hanya
berkisar 0,38% dari jumlah total wisatawan yang ada. Berdasarkan data diatas,
pengunjung desa wisata migas mengalami penurunan yang sangat signifikan pada tahun
2019 dan juga tahun 2020. Berikut jumlah pengunjung desa wisata migas pada
tahun 2017-2020 berdasarkan data statistik pengunjung pariwisata di Kabupaten
Bojonegoro:
Tabel 1
�Jumlah Pengunjung
Tahun |
Pengunjung Teksas Wonocolo |
Jumlah Total Wisatawan di Bojonegoro |
Persentase Pengunjung Teksas Wonocolo |
2017 |
2.270 |
655.396 |
0,34% |
2018 |
19.120 |
1.187.814 |
1,60% |
2019 |
1.532 |
714.898 |
0,21% |
2020 |
781 |
205.422 |
0,38% |
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Bojonegoro
Berdasarkan analisa data sederhana ini menjadi alasan yang menarik bagi peneliti untuk menganalisis lebih lanjut dan melakukan penelitian terkait �Strategi Pengembangan Desa Wisata Migas Di Geopetroleum Teksas Wonocolo Kabupaten Bojonegoro�. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan yang telah dilakukan desa wisata migas di Geopetroleum Teksas Wonocolo.
Metode Penelitian
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah metode yang dilakukan peneliti untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu
set lokasi, suatu sistem pemikiran, maupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang
(Nazir, 2011).
Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan pada penelitian ini sebab memiliki kelebihan yaitu pada pendekatan ini peneliti dapat menemukan perspektif yang lebih alami dari
kehidupan masyarakat tersebut serta dapat membuka peluang
untuk melakukan pendalaman yang lebih rinci dari pandangan-pandangan
individu setiap masyarakat (Rachmawati, 2017).
Lokasi
penelitian dalam penelitian ini adalah desa wisata
migas di Geopetroleum Teksas Wonocolo Kabupaten Bojonegoro. Desa Wisata Migas
ini berada di desa Hargomulyo dan Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, kurang lebih 50 km barat laut Kota Bojonegoro. Fokus penelitiannya menggunakan teori pengembangan destinasi pariwisata yang dikemukakan Cooper
at all dalam (Sunaryo, 2013)
yang mencakup beberapa unsur yaitu: Attraction,
Accessibilities, Amenities, Ancillary Services, dan Institutions.
Teknik Pengumpulan data dalam
penelitian melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara mendalam dilakukan oleh penulis terhadap sejumlah informasi dari pengelola desa wisata migas.
Kemudian penelitian ini menggunakan metode analisis SOAR untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana strategi
yang telah dilakukan untuk pengembangan desa wisata migas
yang terdiri atas: Strengths,
Opportunities, Aspirations, dan Results. Analisis
SOAR menurut Stavros dan Hinrichs dalam
(Senjawati et al., 2020)
yaitu suatu kerangka kerja perencanaan strategis dengan pendekatan yang berfokus pada kekuatan dan berusaha untuk memahami seluruh sistem dengan memasukkan
suara pihak terkait. Matriks SOAR dapat dilihat pada bagian berikut:
Tabel 2
Matriks SOAR
Eksternal / Internal |
Aspirasi Daftar faktor harapan
dari internal |
Result Daftar hasil yang
terukur untuk diwujudkan |
Strength Daftar faktor kekuatan internal |
��������������������� Strategi SA����������������� Ciptakan
strategi yang menggunakan kekuatan untuk mencapai aspirasi. |
Strategi SR Ciptakan
strategi yang berdasarkan kekuatan untuk mencapai Hasil yang terukur |
Oppurtunities Daftar peluang eksternal |
Strategi OA Strategi
yang berorientasikan kepada aspirasi yang diharapkan untuk memanfaatkan
peluang |
Strategi OR Strategi
yang berorientasi kepada kesempatan untuk mencapai Result yang terukur |
Sumber: Matriks SOAR
menurut Stavros (2009)
Desa wisata
migas merupakan salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten Bojonegoro yang
telah diresmikan oleh pemerintah daerah pada tahun 2016 dan ditetapkan sebagai
desa wisata migas pertama di negara Indonesia. Desa wisata tersebut disebut
sebagai teksas-nya Indonesia dan teksas disini memiliki makna tekad selalu aman
dan sejahtera. Teksas Wonocolo berada di atas bukit dengan
ketinggian 300 mdpl yang berlokasi di Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jawa Timur.
Di desa
wisata migas Teksas Wonocolo wisatawan akan dimanjakan oleh pemandangan hamparan sumur minyak tua
yang luas. Sumur minyak tua tersebut dikelola secara langsung oleh masyarakat
sekitar dengan cara tradisional. Pengeboran minyak di Teksas Wonocolo telah dilakukan sejak zaman
Belanda dengan kedalaman kurang lebih 300-400 meter. Berdasarkan potensi dan kekayaan
yang ada, rumusan strategi pengembangan desa wisata migas Teksas Wonocolo dengan
analisis matriks SOAR sebagai berikut:
1.
Attraction
Attraction, merupakan objek dan daya tarik yang dengan basis utama pada kelayakan
alam, budaya, maupun buatan atau yang lebih sering disebut sebagai minat
khusus.
Tabel 3
Attraction
Eksternal / Internal |
Aspirations �
Teksas wonocolo sebagai sumber penghasilan masyarakat sebagai destinasi wisata |
Results �
Pengelolaan sumber daya alam (migas)
secara tradisional menjadi destinasi wisata berbasis edukasi �
Wisatawan merasa takjub/kagum dengan hamparan sumur minyak di ladang migas yang terbentang luas |
Strenghts �
Sumber minyak bumi dan gas (migas) sangat melimpah �
Ladang migas kurang lebih sekitar 18 hektar di perbukitan �
Pengelolaan migas dilakukan masyarakat setempat secara tradisional �
Pengeboran minyak dilakukan dengan kedalaman 300-400 meter �
Adanya budaya masyarakat setempat dengan membawa makanan dari rumah yang bernama nasi gulung |
Strategi SA �
Memanfaatkan ladang migas sebagai destinasi desa wisata migas
di Geopetroleum Heritage Wonocolo �
Mengembangkan budaya nasi gulung menjadi ciri khas dalam
kuliner |
Strategi SR �
membuat inovasi dengan memperkenalkan
dan mempromosikan tempat wisata tersebut dengan cara membuat event yang
diselenggarakan di Teksas Wonocolo |
Opportunities �
Masyarakat sadar akan potensi migas yang dimiliki daerah �
Kemampuan masyarakat dalam pengelolaan migas secara tradisional terjadi secara turun-temurun �
Tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat |
Strategi OA �
Adanya pelatihan terhadap masyarakat dalam pembuatan souvenir |
Strategi OR �
Adanya pelatihan pemanfaatan
potensi yang ada pada desa |
Sumber: Analisis Data Primer (2021)
Pada tabel 3
dapat dilihat beberapa kegiatan mengenai Attraction
�yang dilakukan dalam upaya
pengembangan dan perencanaan desa wisata di Desa Wonocolo. Atraksi yang
dilakukan pada wisata Wonocolo ini lebih berbasis pada pemanfaatan sumber daya
serta budaya yang sudah tersedia� pada
desa ini. Kegiatan yang didapat berupa pemanfaatan ladang migas sebagai destinasi desa wisata migas
di Geopetroleum Heritage Wonocolo
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, Pengembangan budaya nasi
gulung yang dijadikan ciri khas kuliner, pelatihan terhadap masyarakat dalam
pembuatan souvenir, membuat inovasi dengan memperkenalkan dan mempromosikan
tempat wisata tersebut dengan cara membuat event yang diselenggarakan di
Teksas Wonocolo, Adanya pelatihan pemanfaatan potensi yang ada pada desa.
Strategi pengembangan pada aspek attraction
ini sudah sangat bagus tetapi pada implementasinya belum berjalan cukup lancar
sebab pada kenyataannya upaya upaya ini belum didukung oleh peran masyarakat
lokal dari wisata ini. Selain itu kondisi minyak yang sangat melimpah dan
diproses secara tradisional menimbulkan bau yang sangat menyengat dan juga
sangat panas. Hal tersebut dinilai menjadi alasan utama wisatawan malas berkunjung
ke desa wisata Teksas Wonocolo. Desa wisata Teksas Wonocolo dinilai hanya cocok
menjadi wisata berbasis edukasi saja.
Hal ini juga ditulis dalam penelitian yang dilakukan oleh susmita, pada penelitiannya mengatakan dukungan masyarakat dari sekitar lokasi wisata masih terbilang rendah dalam mendukung perubahan untuk dijadikan destinasi wisata migas (Prastiwi et al., 2016).
2.
Accessibilities
Accessibility,
mencakup dukungan transportasi yang terdapat pada
wisata tersebut.
Tabel 4
Accessibilities
Eksternal / Internal |
Aspirations �
Teksas wonocolo sebagai destinasi wisata yang strategis bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah Kabupaten Bojonegoro |
Results �
Adanya akses jalan yang mudah dapat membantu wisatawan dalam berkunjung |
Strenghts �
Mudahnya akses jalan menuju desa wisata teksas
wonocolo |
Strategi SA �
Perbaikan jalan-jalan yang rusak �
Pelebaran jalan sehingga dapat dilalui kendaraan roda dua maupun
roda empat |
Strategi SR �
Adanya beberapa rambu petunjuk arah di rute persimpangan �
Terdapat gapura selamat datang di desa wisata teksas
wonocolo |
Opportunities �
Mudah dijangkau dari berbagai daerah, seperti Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Cepu, Kabupaten Blora serta Kabupaten Tuban |
Strategi OA �
Memperbaiki dan memfasilitasi
akses jalan menuju wisata Teksas Wonocolo dari daerah Kabupaten tetangga |
Strategi OR �
Terdapat biro jasa perjalanan dan tour guide yang menjemput
wisatawan luar kota dari beberapa
terminal terdekat |
Sumber: Analisis Data Primer (2021)
Pada tabel 4 menjelaskan mengenai Accessibilities, dimana pada accessibilities ini mencakup mengenai dukungan sistem transportasi. Dukungan sistem transportasi yang ada pada desa wisata Wonocolo ini berupa, Perbaikan jalan-jalan yang rusak agar dapat mempermudah para wisatawan menuju tempat wisata, pelebaran jalan sehingga dapat dilalui oleh pengendara roda dua maupun roda empat, memperbaiki dan menfasilitasi akses jalan menuju wisata Teksas Wonocolo yang berasal dari daerah kabupaten tetangga, adanya beberapa rambu-rambu petunjuk arah di rute persimpangan, terdapat gapura selamat datang di desa wisata Teksas Wonocolo, terdapat biro jasa perjalanan dan tour guide yang menjemput wisatawan luar kota dari beberapa terminal terdekat.
Pada strategi pengembangan melalui aspek accessibility ini pemerintah berusaha untuk mamberikan fasilitas yang memadai yang dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah pengunjung. Akan tetapi, hal ini dinilai masih belum tercapai sesuai tujuan. Pengunjung desa wisata Teksas Wonocolo masih berfokus pada bidang edukasi, sehingga pengunjung hanya dari kalangan akademisi. Sedangkan untuk pengunjung dari wisatawan umum setiap harinya mampu dihitung dengan jari, kecuali saat diadakannya event di desa wisata Teksas Wonocolo.
Kondisi geografis desa wisata Teksas Wonocolo memiliki sisi positif dan juga negatif untuk menarik wisatawan. Untuk sisi positif, desa wisata Teksas Wonocolo berada pada perbatasan tiga daerah sekaligus, yakni Bojonegoro, Tuban, Blora. Akan tetapi, desa wisata Teksas Wonocolo berada di ujung Kabupaten Bojonegoro. Hl tersebut tentu menjadi sisi negatif untuk menarik para wisatawan kabupaten Bojonegoro. Sehingga dapat dinilai bahwa salah satu faktor penyebab desa wisata Teksas Wonocolo sepi pengunjung yaitu jarak tempat wisata ini dengan pusat kota Bojonegoro bisa dibilang cukup jauh.
Selain itu, keberadaan biro jasa perjalanan untuk antar jemput pengunjung, masih belum diketahui secara luas. Sehingga pengunjung banyak yang tidak mengetahui jika terdapat biro jasa perjalanan di tempat wisata ini yang siap untuk menjemput pengunjung dari terminal maupun stasiun. Kurang dikenalnya biro jasa perjalanan pada desa wisata ini dikarenakan kurangnya promosi terhadap biro jasa perjalanan di media sosial yang dapat diakses oleh semua kalangan secara luas.
3.� Amenities
Amenities, mencakup fasilitas penunjang dan pendukung wisata yang meliputi: akomodasi serta fasilitas kenyamanan lainnya.
Tabel 5
Amenities
Eksternal / Internal |
Aspirations �
Teksas wonocolo sebagai destinasi wisata yang nyaman dan dapat memenuhi kebutuhan wisatawan |
Results �
Wisatawan dapat menikmati destinasi wisata teksas wonocolo |
Strenghts �
Terdapat beberapa tempat kosong yang tidak bisa dilakukan
pengeboran minyak �
Adanya kesadaran masyarakat dalam memberikan fasilitas wisatawan |
Strategi SA �
Terdapat rumah makan untuk kuliner-an yang bernama warung mayang �
Terdapat tempat penginapan yang disediakan masyarakat sekitar �
Tersedianya toilet yang
bersih �
Tempat ibadah bagi pemeluk
agama islam yang memadai �
Fasilitas spot foto yang
menarik �
Terdapat beberapa gazebo
dan tempat duduk |
Strategi SR �
Adanya jalur track dan penyewaan sepeda gunung, motor trail dan mobil
jeep �
Memanfaatkan tanah kosong sebagai kebun buah alpukat |
Opportunities �
Mendapatkan bantuan tunai dari pihak
pertamina kurang lebih sekitar 3 miliar �
Mendapat dukungan dari pihak Pemerintah
Daerah |
Strategi OA �
Terdapat Rumah Singgah dan Museum Geopark Wonocolo
dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro �
Perbaikan dan perawatan fasilitas yang ada sehingga selalu bagus dan bersih |
Strategi OR �
Terdapat biro jasa perjalanan dan tour guide dalam
memberikan fasilitas transportasi serta informasi wisata |
Sumber: Analisis Data Primer (2021)
Tabel 5 ini membahas mengenai strategi pengembangan pada amenities yang mencakup fasilitas penunjang maupun pendukung wisata. Upaya pengembangan pada amenities yang dilakukan dengan adanya rumah makan yang tersedia, tempat penginapan yang disediakan serta dikelola oleh masyarakat, tersedianya toilet yang bersih, tempat beribadah bagi pemeluk agam Islam yang memadai, fasilitas spot foto yang menarik, pembuatan beberapa gazebo sebagai tempat beristirahat para wisatawan, adanya rumah singgah dan museum Geopark Wonocolo yang disediakan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bojonegoro, melakukan perbaikan dan perawatan fasilitas yang ada, tersedianya jalur track dan penyewaan sepeda gunung, motor trail dan mobil Jeep, juga terdapat biro jasa perjalanan dan tour guide dalam memberikan fasilitas transportasi serta informasi wisata.
Pada strategi pengembangan melalui aspek amenities kelompok sadar wisata (Pokdarwis) yang berperan utama sebagai pengelola desa wisata Teksas Wonocolo telah memanfaatkan bantuan tunai dari pihak pertamina untuk memberikan berbagai fasilitas penunjang agar pengunjung merasa nyaman saat berwisata. Untuk fasilitas seperti toilet dapat dinilai cukup bersih karena terdapat kesadaran dari masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan. Hal tersebut bertolak belakang dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nailyl Arofatun Najakha dan Muhammad Farid Ma�ruf, S.Sos., M.AP. bahwa kondisi toilet yang mangkrak dan tidak di rawat oleh masyarakat (Najakha & Maruf, 2018).
Sedangkan untuk fasilitas lain seperti spot foto banyak yang telah rusak. Menurut pengelola desa wisata Teksas Wonocolo hal tersebut terjadi karena banyaknya pengunjung yang tidak bertanggung jawab. Bahkan banyak pengunjung yang masih membuang sampah secara sembarangan, karena susah ditemukannya tempat sampah.
4.� Ancillary Service
Ancillary, merupakan ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan.
Tabel 6
Ancillary Service
Eksternal / Internal |
Aspirations �
Memudahkan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata |
Results �
Destinasi wisata teksas wonocolo memberikan rasa aman kepada wisatawan |
Strenghts �
Destinasi wisata teksas wonocolo dekat dengan pemukiman warga |
Strategi SA �
Menyediakan persewaan penginapan |
Strategi SR �
Pemberian fasilitas pendukung
yang memadai dan mudah didapatkan |
Opportunities �
Adanya dukungan dari Pemerintah Daerah dan berbagai pihak |
Strategi OA �
Terdapat ATM dari berbagai jenis bank di sepanjang jalan menuju wisata �
Terdapat pom bensin �
Terdapat puskesmas di sekitar destinasi wisata |
Strategi OR �
Menyediakan alat pelindung
seperti jaket, helm keselamatan, payung |
Sumber: Analisis Data Primer (2021)
�
Tabel 6 ini menjelaskan mengenai ancillary service� dimana hal ini mencakup fasilitas pendukung yang digunakan oleh wisatawan, strategi yang digunakan dalam fasilitas pendukung yang dapat digunakan oleh wisatawan dengan menyediakan persewaan penginapan, adanya ATM dari berbagai jenis bank sepanjang jalan menuju tempat wisata, terdapat pom bensin, adanya puskesmas di sekitar destinasi wisata, serta pemberian fasilitas pendukung yang memadai dan mudah didapatkan, menyediakan alat pelindung seperti jaket, helm keselamatan, dan payung.
Strategi pengembangan melalui aspek ancillary service dilakukan oleh pengelola atau Pokdarwis untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pengunjung. Akan tetapi fasilitas pendukung tersebut dapat dijumpai oleh pengunjung di daerah pemukiman warga bukan tepat di desa wisata. Karena desa wisata berada di bukit dan ladang yang luas sehingga tidak ada pemukiman warga dan fasilitas pendukung sama sekali.
5.� Institutions
Institutions, merupakan hal terkait dengan keberadaan serta peran masing-masing unsur dalam mendukung kelancaran kegiatan kepariwisataan.
Tabel 7
Institutions
Eksternal / Internal |
Aspirations �
Menjadi desa wisata yang sangat menarik dan dikenal baik tingkat nasional maupun internasional |
Results �
Cukup dikenal oleh wisatawan yang datang ke Kabupaten Bojonegoro |
Strenghts �
Dikelola secara langsung oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Texas Tour Management (TTM) yang beranggotakan masyarakat setempat dan dibawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro |
Strategi SA �
Membuat pengelolaan atau manajemen yang jelas dan
baik �
Membuat strategi pemasaran
dengan memanfaatkan sumber daya manusia serta sosial media yang ada |
Strategi SR �
Melakukan promosi baik melalui media sosial maupun dengan bekerja sama dari berbagai
pihak |
Opportunities �
Adanya kerjasama antara perhutani, pokdarwis dan juga pertamina dalam pengelolaan destinasi wisata �
Adanya kemitraan dengan pelaku usaha pariwisata yang tergabung dalam Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Bojonegoro (Abiparo), Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Lembaga Pendidikan, serta Komunitas hobi local |
Strategi OA �
Adanya kegiatan festival
geopark yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah di desa wisata teksas
wonocolo �
Adanya kegiatan trail yang
dapat diikuti oleh �seluruh
warga Indonesia |
Strategi OR �
Dilakukannya promosi oleh pihak Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Bojonegoro (Abiparo) kepada wisatawan yang datang ke Bojonegoro |
Sumber: Analisis Data Primer (2021)
�
Pada tabel 7 membahas institutions yang mencakup keberadaan serta peran dari masing-masing unsur untuk mendukung adanya tempat wisata ini. Kegiatan yang dapat mengembangkan kelembagaan dalam upaya pengembangan desa wisata berupa membuat pengelolaan atau manajemen yang jelas dan baik, membuat strategi pemasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia serta sosial media yang ada, adanya kegiatan festival Geopark yang dilaksanakan oleh pemerintahan kabupaten pada desa Wonocolo, adanya kegiatan berkaitan dengan motor trail yang dapat diikuti oleh semua masyarakat di Indonesia.
Strategi pengembangan melalui aspek Institutions dimaksudkan untuk memperbaiki kelembagaan yang berperan penting sebagai pengelola desa wisata. dengan memperbaiki kelembagaan pengelola diharapkan mampu memperbaiki dan mengembangkan desa wisata menjadi lebih baik dan semakin dikenal secara luas.
Memperbaiki kelembagaan desa wisata Teksas Wonocolo terdapat hambatan, karena pemerintah desa dan Bumdesa tidak dapat berperan secara langsung dalam proses pengelolaan desa wisata. Hal tersebut terjadi karena lokasi desa wisata Teksas Wonocolo berada di dua desa sekaligus, yakni desa Hargomulyo dan Desa Wonocolo. Dengan kondisi geografis tersebut tentu mempersulit pihak desa untuk terlibat secara langsung dalam proses pengelolaan desa wisata. untuk mengatasi tersebut maka Pokdarwis berinisiatif untuk membentuk Bumdesa gabungan yang melibatkan dua desa sekaligus. Akan tetapi, sampai saat ini Bumdesa belum terbentuk.
Tabel diatas salah satu strategi yang telah dilakukan oleh lembaga yang mengelola desa wisata ini yaitu melakukan promosi baik secara media sosial maupun promosi yang dilakukan oleh biro perjalanan. Sebab dalam penelitian yang ditulis Mohammad Agusti menyatakan bahwa peningkatan dan penurunan minat berkunjung wisatawan dapat dipengaruhi oleh promosi yang dilakukan oleh desa wisata.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Desa wisata migas di Geopetroleum Teksas Wonocolo
Kabupaten Bojonegoro berpotensi untuk menjadi tempat wisata. Berdasarkan dari
penelitian yang dilakukan peneliti dengan menggunakan fokus yang terdiri atas: attraction,
accessibilities, amenities, ancillary services, dan institutions serta dilakukan analisis menggunakan metode SOAR, dapat
disimpulkan bahwa pada Desa Wisata Migas di Geopetroleum Teksas Wonocolo
Kabupaten Bojonegoro ini telah melakukan beberapa upaya strategis untuk
melakukan pengembangan wisata. Upaya pengembangan ini melibatkan beberapa pihak
yaitu pihak masyarakat, pihak swasta serta pemerintahan kabupaten. Upaya
pengembangan strategis ini bertujuan untuk menarik minat para wisatawan untuk
berkunjung ke tempat wisata ini. Upaya strategis yang telah dilakukan yakni: Attraction, pemanfaatan sumber daya serta budaya yang ada untuk
dijadikan sebagai daya tarik, �hal
ini yang dilakukan yaitu melakukan pemanfaatan ladang migas sebagi tempat wisata
serta memanfaatkan beberapa tradisi yang ada di masyarakat lokal, namun pada implementasinya pengembangan ini belum mendapatkan
dukungan penuh dari masyarakat lokal. Banyak masyarakat lokal yang berpendapat kawasan di desa wonocolo ini lebih
cocok untuk dimanfaatkan sebagai tambang migas tidak
untuk dijadikan tempat wisata.
Accessibilities, melakukan pengembangan dalam
accessibilities wisatawan. Salah satu caranya yaitu peran pemerintah dalam
memberikan fasilitas memadai untuk kemudahan wisatawan dengan cara melakukan
perbaikan jalan. Hal ini juga memiliki beberapa sisi negatif dan positif nya.
sisi positif letak Desa Wonocolo ini terdapat pada 3 daerah perbatasan antara Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Blora. Hal ini tentu akan menarik wisatawan
luar kota untuk berkunjung di desa wisata ini. Tetapi juga terdapat sisi
negatifnya yaitu letak desa wisata ini jauh dari pusat Kabupaten
Bojonegoro sehingga dapat berpengaruh terhadap ketertarikan wisatawan dalam
kota untuk berkunjung pada desa wisata ini.
�Amenities, pada
strategi ini dilakukan oleh Pokdarwis yang berperan utama dalam mengelola desa wisata
ini. Pokdarwis memanfaatkan bantuan yang diberikan oleh pertamina untuk membuat
fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung fasilitas yang tersedia
seperti: rumah makan, toilet bersih serta spot foto yang menarik serta
fasilitas lainnya agar wisatawan merasa nyaman. Tetapi pada kenyataannya salah
satu fasilitas yang tersedia yaitu spot foto banyak yang mengalami
kerusakan hal ini disebabkan oleh pengunjung yang tidak bertangung jawab dalam
menggunakan fasilitas tersebut.
Ancillary Service, pada
aspek ini disediakan oleh Pokdarwis untuk memberikan fasilitas pendukung yang
dapat dinikmati oleh wisatwan ketika akan berkunjung di desa wisata ini
fasilitas yang tersedia yaitu dengan adanya ATM center dan penginapan yang
memadai untuk para wisatawan. Hal ini sangat dibutuhkan bagi wisatwan sebab
letak desa wisata yang berada pada daerah perbukitan dan jauh dari pusat kota
sehingga fasilitas ini sangat dibutuhkan untuk menjamin kenyamanan bagi para
wisatawan.
Institutions, pada aspek ini dilakukan
pengembangan pada sistem pengenalan serta manajemen dalam mengelola desa wisata ini. Tetapi dalam proses
pengembangannya ini masih terdapat hambatan yaitu letak wisata ini yang
terdapat di dua desa sehingga Bumdesa tidak terdapat turun langsung dalam
proses pengembangan pengelolaan ini. Pokdarwis berencana untuk melakukan
Bumdesa gabungan tetapi hal ini sampai sekarang belum terwujud. Strategi yang
dilakukan lembaga untuk melakukan pengembangan yaitu salah satunya dengan
sistem promosi yang dilakukan para pengelola desa wisata ini.
BIBLIOGRAFI
Hardjati, S., & Rusdiana, E. (2019).
Pengembangan Destinasi Wisata Mangrove Wonorejo Di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya.
Public Administration Journal Of Research, 1(1), 74�85. Google Scholar
Hermawan, H. (2016). Dampak Pengembangan
Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata,
3(2), 105�117. Google Scholar
Januarti, N. E. (2017). Strategi
Pengembangan Lingkungan Sebagai Kawasan Desa Wisata Di Sendangsari, Pajangan,
Bantul, Diy. Jurnal Sosiologi Reflektif, 12(1), 71�86. Google Scholar
Kusbandrijo, B., Tjahjono, E., &
Rochim, A. I. (2018). Pengelolaan Kawasan Wisata Terintegrasi Di Kabupaten
Ponorogo Dengan Pendekatan City Marketing. Dia Jurnal Ilmiah Administrasi
Publik, 16(1), 50�61. Google Scholar
Lemy, D. M., Teguh, F., & Pramezwary,
A. (2019). Tourism Development In Indonesia. In Delivering Tourism
Intelligence. Emerald Publishing Limited. Google Scholar
Najakha, N. A., & Maruf, M. F. (2018).
Pengembangan Desa Wisata Edukasi Migas Teksas Wonocolo Di Kabupaten Bojonegoro.
Publika, 6(6). Google Scholar
Nazir, M. (2011). Metode Penelitian,
Cetakan Ke Tujuh. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Google Scholar
Prastiwi, A., Nurlaela, S., & Chomsatu,
Y. (2016). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Belanja
Pegawai Terhadap Belanja Modal Pemerintah Kota Surakarta. Google Scholar
Rachmawati, T. (2017). Metode Pengumpulan
Data Dalam Penelitian Kualitatif. Unpar Press. Bandung. Google Scholar
Ratu, C., & Adikampana, I. M. (2016).
Strategi Pemasaran Desa Wisata Blimbingsari Kabupaten Jembrana. Jurnal
Destinasi Pariwisata, 4(1), 60�67. Google Scholar
Senjawati, N. D., Widowati, I., &
Wardoyo, S. S. (2020). Grand Desain Pengembangan Desa Wisata Berbasis Potensi
Lokal (Studi Kasus Di Desa Salamrejo Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo). Jurnal
Dinamika Sosial Ekonomi, 20(2), 188�200. Google Scholar
Sidiq, A. J., & Resnawaty, R. (2017).
Pengembangan Desa Wisata Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal Di Desa Wisata
Linggarjati Kuningan, Jawa Barat. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat, 4(1), 38�44. Google Scholar
Sunaryo, B. (2013). Kebijakan
Pembangunan Destinasi Pariwisata: Konsep Dan Aplikasinya Di Indonesia
(Issue 1). Penerbit Gava Media Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata:
Konsep Dan �. Google Scholar
Tyas, N. W., & Damayanti, M. (2018).
Potensi Pengembangan Desa Kliwonan Sebagai Desa Wisata Batik Di Kabupaten
Sragen. Journal Of Regional And Rural Development Planning (Jurnal
Perencanaan Pembangunan Wilayah Dan Perdesaan), 2(1), 74�89. Google Scholar
Wahyuni, D. (2018). Strategi Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran. Aspirasi: Jurnal
Masalah-Masalah Sosial, 9(1), 85�102. Google Scholar
Copyright holder : Agus Widiyarta,
Muhammad Bagus Azizul
Hakim, Miranda Dwi Setyaningrum,
dan Tantriani (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |