Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 2
No. 5 Mei 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, INVESTASI, PENDIDIKAN, DAN KESEHATAN
TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TIMUR
Amelia
Sestu Rahajeng, Sri Muljaningsih, dan Kiky Asmara
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur Surabaya, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected] dan [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRACT |
Diterima 5 Mei 2021 Direvisi 10 Mei 2021 Disetujui 15 Mei 2021 |
This study aims to see and analyze the effects of
economic growth, investment, education and to analyze poverty in East Java
Province from 2009 to 2019. East Java Province is known as the center of
economic activity and is also a gateway to economic activity for the
population of eastern Indonesia. East Java Province is also one of the
pillars of economic strength in Indonesia. Because economic activities in
East Java Province contribute around 15% of the national gross domestic
product, second only to DKI Jakarta. When compared to other provinces, the population
in Java is East Java Province. If the province of East Java itself has a high
population, it cannot be denied that the population density is also fairly
high. By obtaining this population, it will affect the quality of life of the
community, along with the high population, it will cause many problems that arise
which are related to population problems such as poverty, employment and
others. This research uses quantitative methods with the type of data used in
the form of secondary data. Secondary data used is time series data (time
series data) obtained from the Central Statistics Agency and the Investment
Office of East Java Province in the period 2009-2019. The results of this
study indicate that the independent variables of economic growth, education,
and health have a significant effect on poverty while investment has no
significant effect. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pertumbuhan
ekonomi, investasi, pendidikan dan kesehatan terhadap kemiskinan di Provinsi
Jawa Timur tahun 2009 sampai 2019. Provinsi Jawa Timur dikenal sebagai pusat kegiatan
ekonomi dan juga sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi untuk penduduk
Indonesia bagian timur. Provinsi Jawa Timur juga merupakan salah satu
penopang kekuatan perekonomian di Indonesia. Karena aktivitas ekonomi di
Provinsi Jawa Timur menyumbang sekitar 15% produk domestik bruto nasional,
nomor dua setelah DKI Jakarta. Jika dibandingkan dengan provinsi lainnya jumlah
penduduk yang tertinggi di pulau jawa yaitu pada Provinsi Jawa Timur. Jika Provinsi
jawa timur sendiri memiliki jumlah penduduk yang tinggi maka tidak bisa
dipungkiri untuk kepadatan penduduknya juga terbilang tinggi. Dengan didapatinya
kepadatan penduduk tersebut maka akan berpengaruh terhadap kualitas hidup masyarakat,
seiring dengan tingginya kepadatan penduduk maka akan mengakibatkan banyak
permasalahan yang timbul yang berhubungan dengan masalah kependudukan
misalnya masalah kemiskinan, perumahan, lapangan pekerjaan dan lain-lain. Penelitian
ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data yang digunakan berupa
data sekunder, Data sekunder yang digunakan adalah data deret waktu
(time-series data) yang didapatkan dari Badan Pusat Staistik dan Dinas
Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur pada kurun waktu 2009-2019. Hasil penelitian ini menunjukkan
variabel bebas pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan berpengaruh signifikan
terhadap kemiskinan sedangkan untuk investasi tidak berpengaruh signifikan. |
Keywords:
poverty; economic growth; investment; education; health Kata Kunci: kemiskinan; pertumbuhan ekonomi; investasi; Pendidikan;
kesehatan |
Pendahuluan
Pada umumnya tujuan negara yaitu untuk
mewujudkan ketentraman dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan negara juga pada
dasarnya merupakan suatu pedoman dalam menyusun dan mengatur kehidupan
rakyatnya. Maka dengan adanya tujuan negara dirasa sangat penting untuk keberlangsungan
dalam kehidupan bernegara agar segala sesuatunya terstruktur dan berjalan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (Sari, 2019).
Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 alinea keempat
mengenai upaya mensejahterakan seluruh warga negara Indonesia
maka akibatnya, Pemerintah Indonesia berkewajiban dan berkomitmen untuk memastikan
dan menumbuhkan upaya peningkatan dan penyelenggaraan kesejahteraan (well-being) bagi setiap warga negaranya (BPS, 2017).
Sejalan dengan terdapatnya dasar
tersebut pemerintah
Indonesia menyadari bahwa diperlukan beberapa upaya dalam mewujudkan tujuan
tersebut diantaranya dengan melakukan pembangunan ekonomi. Beberapa kegiatan
pembangunan ekonomi sendiri sudah dilaksanakan oleh pemerintah agar kesejahteraan
meningkat. Yaitu dengan cara mengarahkan beragam kegiatan pembangunan pada
wilayah yang penduduknya relatif memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah.
Pelaksanaan kegiatan pembangunan daerah diselenggarakan dengan cara terpadu dan
berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing daerahnya, berbeda
daerah juga pasti memiliki kebutuhan yang berbeda karena setiap daerah memiliki
tingkat permasalahan masing-masing.
Menurut Reynell dalam (Rosiana & Suryani, 2012),
pembangunan di bidang ekonomi adalah kunci dalam menentukan tingkat kemiskinan
karena terdapat siklus yang jelas antara siklus bisnis dengan pertumbuhan
kemiskinan. Apabila sebuah negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat maka
akan memperbanyak kesempatan kerja dan mengurangi jumlah pengangguran, sehingga
kemiskinan menurun. Todaro dalam (Riani, 2006). Sedangkan
pembangunan pada bidang non ekonomi dapat berupa pembangunan manusia yang
bertujuan agar tercipta penduduk yang memiliki pendidikan, kesehatan dan kehidupan
yang layak.
Salah satu
faktor dari penghambatnya pelaksanaan pembangunan ekonomi adalah permasalahan kemiskinan, Oleh sebab itu efektivitas dalam mengurangi jumlah masyarakat miskin merupakan pemikiran mendasar dalam memilih suatu prosedur
atau instrumen pembangunan Hal ini mengimplikasikan bahwa salah satu langkah utama
dalam memilih kawasan sektor andalan atau sektor
titik berat pembangunan nasional adalah kecukupan dalam mengurangi jumlah masyarakat miskin (Simatupang, 2003).
Di Pulau Jawa khususnya di Jawa Timur
sendiri masih menjadi permasalahan mengenai kemiskinan. Provinsi Jawa Timur
dikenal sebagai pusat kegiatan ekonomi dan juga sebagai pintu gerbang aktivitas
ekonomi untuk penduduk Indonesia bagian timur. Provinsi Jawa Timur juga merupakan
salah satu penopang kekuatan perekonomian di Indonesia. Karena aktivitas
ekonomi di Provinsi Jawa Timur menyumbang sekitar 15% produk domestik bruto
nasional, nomor dua setelah DKI Jakarta (Purwanto, 2020).
Provinsi Jawa Timur mendominasi jumlah penduduk miskin yang ada di pulau
jawa pada periode tahun 2017-2019 (BPS, 2019).
Provinsi jawa
timur sendiri memiliki jumlah penduduk yang tinggi maka tidak bisa dipungkiri
untuk kepadatan penduduknya juga terbilang tinggi. Provinsi Jawa
Timur menempati urutan kedua setelah Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk
yang terbanyak (Purwanto, 2020).
Secara umum penduduk yang memiliki kepadatan cukup tinggi berpengaruh
terhadap lingkungannya seiring dengan banyak
permasalahan yang timbul yang berhubungan dengan perluasan pemukiman,
meningkatnya kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, pangan, dan pelayanan kesehatan
serta menurunnya mutu itu sendiri (Triyastuti, 2019).
Terdapat beberapa penelitian yang relevan
dan dijadikan acuan dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh (A. B. M. Bintang & Woyanti, 2018) dengan
judul penelitian �Pengaruh
PDRB, Pendidikan, Kesehatan, dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Jawa Tengah (2011-2015)�. Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakn metode Fixed Effect Model
(FEM) atau Least Square Dummy Variable (LSDV). Kemudian penelitian yang dilakukan
oleh (Pateda et al., 2015)
dengan judul penelitian �Pengaruh Investasi, Pertumbuhan Ekonomi dan
Pengeluaran Pemerintah Terhadap Tingkat di Gorontalo�. Model yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik
inferensia. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul �Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Investasi,
Pendidikan dan Kesehatan Terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur�.
Metode Penelitian
Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif yang merupakan suatu
proses dalam menemukan informasi dengan memanfaatkan informasi berupa angka sebagai
alat untuk menganalisis data yang diidentifikasi dengan apa yang ingin
diketahui Kasiram dalam (Hidayat, 2012).
Metode kuantitatif merupakan strategi eksplorasi
yang bertumpu pada cara berpikir positivisme, yang digunakan untuk menyelidiki
suatu populasi atau contoh tertentu, dengan mengumpulkan informasi menggunakan
instrumen penelitian, memecah informasi kuantitatif atau faktual,
hingga menguji teori yang telah ditetapkan sebelumnya (Sugiyono, 2017). Eksplorasi ini diarahkan untuk mengkaji dampak pertumbuhan
ekonomi (X₁), investasi (X₂), pendidikan (X₃) dan kesehatan
(X₄) terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur dari tahun 2009 hingga
2019.
1.
Uji Asumsi Klasik
a.
Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil analisis untuk uji autokorelasi
pada penelitian di Provinsi Jawa Timur diperoleh nilai DW test sebesar 3,383. Untuk dapat mengetahui
adanya gejala autokorelasi atau tidak dalam model penelitian maka dibutuhkan untuk
melihat nilai DW tabel. Diketahui jumlah variabel bebas adalah 4 (k=4) dan
banyaknya data adalah 11 (n=11), sehingga didapatkan nilai dL = 0,4441 dan dU =
2,2833. Dapat dilihat pada kurva di bawah ini.
Grafik 1
Kurva Durbin Watson Test
Kurva diatas dapat dijelaskan bahwa nilai
DW test berada diantara nilai dL sampai dU maka data yang digunakan
dalam penelitian ini berada pada daerah keragu-raguan atau tidak terkena gejala
autokorelasi dan dapat digunakan untuk melakukan pengujian selanjutnya.
b.
Uji Multikolinieritas
Pada pengujian Multikolinieritas semua variabel independen
mendapatkan perhitungan nilai tolerance >0,10 dan nilai VIF sebesar
<10,00� maka artinya tidak terjadi
korelasi antar variabel bebas atau terbebas dari gejala multikolinieritas,
sehingga dapat dilanjutkan dengan pengujian berikutnya.
Tabel 1
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel |
Tolerance |
Ketentuan |
VIF |
Ketentuan |
Keterangan |
X₁ |
0,110 |
>0,10 |
9,071 |
<10,00 |
Tidak Terjadi Multikolinieritas |
X₂ |
0,347 |
>0,10 |
2,882�
|
<10,00 |
Tidak Terjadi Multikolinieritas |
X₃ |
0,102 |
>0,10 |
9,807 |
<10,00 |
Tidak Terjadi Multikolinieritas |
X₄ |
0,254 |
>0,10 |
3,942 |
<10,00 |
Tidak Terjadi Multikolinieritas |
c. Uji Heterokedastisitas
Pada pengujian Heterokedastisitas semua variabel
independen mendapatkan nilai signifikansi koefisien korelasi rank spearman
terhadap residual lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak signifikan maka
dengan begitu dapat dijelaskan bahwa antara residual tidak memiliki korelasi
yang berarti sehingga tidak terjadi gejala heterokedastisitas dan dapat
dilanjutkan pada pengujian selanjutnya.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Y = -4,257 ₋ 0,090X₁ +�
0,000X₂ ₋ 0,241X₃ + 0,092X₄
Dengan diperolehnya persamaan tersebut, maka dapat
diartikan :
Nilai konstanta = -4,257
Menunjukkan apabila pertumbuhan ekonomi
(X₁), investasi (X₂), pendidikan (X₃) dan kesehatan
(X₄) dianggap konstan maka tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Timur (Y)
akan turun sebesar 4,257 persen.
Nilai Koefisien X₁ = ₋0,090
Menunjukkan apabila pertumbuhan ekonomi (X₁)
berpengaruh secara negatif terhadap tingkat kemiskinan (Y). Dapat diartikan
apabila pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan 1 persen maka tingkat kemiskinan
di Provinsi Jawa Timur akan turun sebesar 0,090 persen.
Nilai Koefisien X₂ = 0,000
Menunjukkan apabila investasi (X₂)
berpengaruh secara positif terhadap tingkat kemiskinan (Y). Dapat diartikan apabila
investasi mengalami kenaikan 1 persen maka tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa
Timur akan naik sebesar 0,000 persen dan atau sebaliknya.
Nilai Koefisien X₃ = -0,241
Menunjukkan apabila pendidikan (X₃)
berpengaruh secara negatif terhadap tingkat kemiskinan (Y). Dapat diartikan
apabila pendidikan mengalami kenaikan 1 persen maka tingkat kemiskinan di
Provinsi Jawa Timur akan turun sebesar 0,241 persen.
Nilai Koefisien X₄ = 0,092
Menunjukkan apabila kesehatan (X₄)
berpengaruh secara positif terhadap tingkat kemiskinan (Y). Dapat diartikan
apabila kesehatan mengalami kenaikan 1 persen maka tingkat kemiskinan di
Provinsi Jawa Timur akan naik sebesar 0,092 persen dan atau sebaliknya.
3.
Uji Hipotesis
a. Uji t
Rumus t tabel (a/2 : n-k-1) |
Ket a = 0,05 (tingka kepercayaan 95%) |
n = jumlah sampel |
k = jumlah variabel independen (X) |
Perhitungannya : (0,005/2 : 11-4-1) t (0,025 :
6) = 2,447 (t tabel) |
Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa nilai
t tabel sebesar 2,447 dengan hasil perhitungan t hitung sebagai berikut:
Tabel 2
Hasil Uji t
Variabel |
t
hitung |
t
tabel |
Sig. |
Pertumbuhan Ekonomi (X₁) |
-2,562 |
2,447 |
0,043 |
Investasi
(X₂) |
0,453 |
2,447 |
0,666 |
Pendidikan (X₃) |
-3,259 |
2,447 |
0,017 |
Kesehatan (X₄) |
3,833 |
2,447 |
0,009 |
Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa untuk
variabel X₁ memiliki nilai t hitung sebesar -2,562 > t tabel yaitu
sebesar 2,447 dengan begitu dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel
pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signfikan terhadap kemiskinan di
Provinsi Jawa Timur. Untuk variabel X₂ memiliki nilai t hitung sebesar 0,453 < t tabel yaitu
sebesar 2,447 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel investasi
tidak berpengaruh signfikan terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur. Untuk
variabel X₃ memiliki nilai t hitung sebesar -3,259 > t tabel yaitu
sebesar 2,447 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel pendidikan
berpengaruh negatif dan signfikan terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.
Untuk variabel X₄ memiliki nilai t hitung sebesar 3,833 > t tabel
yaitu sebesar 2,447 maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel
kesehatan berpengaruh positif dan signfikan terhadap kemiskinan di Provinsi
Jawa Timur.
b. Uji F
Rumus f tabel = f (k : n-k-1) |
Ket : k = jumlah variabel bebas |
N = jumlah sampel |
dijawab : f (4:6) = 4,53 (f tabel) |
Diperoleh nilai F hitung sebesar 4,700 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,046(a), sedangkan nilai F tabel sebesar 4,53. Dari hasil
tersebut dapat diketahui bahwa nilai F hitung 4,700 > F tabel 4,53 maka
dapat disimpulkan secara simultan pertumbuhan ekonomi, investasi, pendidikan
dan kesehatan berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur.
4.
Koefisien Determinasi
(R�)
Nilai koefisien determinasi (R�) sebesar 0,871 hal ini berarti Pertumbuhan
Ekonomi (X₁), Investasi (X₂), Pendidikan (X₃) dan Kesehatan
(X₄) mampu menjelaskan variasi variabel terikatnya yaitu Kemiskinan (Y)
sebesar 87,1% sisanya 12,9% (diperoleh dari 100%- 87,1%) adalah dipengaruhi
variabel lain yang tidak disebutkan dalam penelitian ini.
a.
Pengaruh
pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan
hasil uji t pada variabel X₁ memiliki nilai t hitung sebesar-2,562
lebih besar daripada t tabel yaitu 2,447 dengan nilai signifikansi sebesar
0,043 dimana lebih kecil daripada 0,05 maka dapat diartikan bahwa pertumbuhan
ekonomi berpengaruh negatif signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa
Timur periode 2009-2019. Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur ditopang
oleh pertumbuhan yang berasal dari sektor utama yang secara konstan menyumbang
lebih tinggi daripada nasional, yaitu sektor industri pengolahan, perdagangan,
transportasi, dan jasa perusahaan sehingga pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa
Timur mampu mengurangi kemiskinan di Provinsi Jawa Timur (Permatasari,
2019).
Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Didu
& Fauzi, 2016)
yang memperoleh hasil bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap
kemiskinan artinya jika terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi maka kemiskinan
akan menurun.
b.
Pengaruh
Investasi
terhadap Kemiskinan
di Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan
hasil uji t pada variabel X₂ memiliki nilai t hitung sebesar 0,453 lebih
kecil daripada t tabel yaitu 2,447 dengan nilai signifikansi sebesar 0,666
dimana lebih besar daripada 0,05 maka dapat diartikan bahwa investasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur periode
2009-2019.
Tidak
berpengaruhnya investasi terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur disebabkan
oleh kurangnya daya saing antar wilayah di Provinsi Jawa Timur. Dimana
investasi masih berpusat pada wilayah sentra perekonomian dan perindustrian
saja seperti pada Kota Surabaya, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Gresik dan
Kabupaten Sidoarjo. Maka dari itu dapat dilihat bahwa daerah lain yang berdaya
saing rendah kurang mendapat perhatian para investor dalam menanamkan modalnya
seperti pada Kabupaten Sampang, Pamekasan, Bangkalan, Bondowoso dan lainnya karena disana
masih ditandai dengan kurangnya kualitas dan kuantitas infrastruktur atau
prasarana sehingga belum mampu dalam menarik minat investor sehingga investasi
kurang signifikan dalam pengentasan kemiskinan di Provinsi Jawa Timur (Dwiazhari,
2020).
Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dwiazhari,
2020) yang
memperoleh hasil bahwa investasi tidak berpengaruh terhadap kemiskinan.
c. Pengaruh pendidikan
terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan hasil uji t pada variabel X₃
memiliki nilai t hitung sebesar -3,259 lebih besar daripada t tabel yaitu 2,447
dengan nilai signifikansi sebesar 0,017 dimana lebih kecil daripada 0,05 maka
dapat diartikan bahwa pendidikan berpengaruh negatif signifikan terhadap kemiskinan
di Provinsi Jawa Timur periode 2009-2019.
Pada periode yang sama, rata-rata lama sekolah di
Jawa Timur tumbuh sekitar 1,49 persen per tahunnya (Melani, 2020). Pertumbuhan tersebut tak lepas dari dampak positif
pelaksanaan program pendidikan gratis berkualitas yang dilaksanakan oleh
Pemprov Jawa Timur, dimana Pemprov Jawa Timur memberikan SPP secara gratis untuk
jenjang SMA dan SMK Negeri kemudian subsidi SPP untuk SMA dan SMK Swasta.
Pemprov Jawa Timur memberikan alokasi dana untuk bidang pendidikan mencapai
34,6 persen (Perdana, 2020). Dengan pertumbuhan angka yang positif tersebut
menjadi modal penting dalam membantu pembangunan di Provinsi Jawa Timur. Dalam
artian bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) di Provinsi Jawa Timur dari
sisi pendidikan yang semakin membaik akan memberikan dampak pada peningkatan
daya saing sumber daya manusianya sebagai pelaku utama pembangunan di Provinsi
Jawa Timur maka dengan begitu pendidikan memiliki kontribusi dalam mengurangi
kemiskinan di Provinsi Jawa Timur (Melani, 2020).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (M.
A. B. Bintang, 2018) yang memperoleh hasil bahwa pendidikan
yang direpresentasikan oleh rata-rata lama sekolah berpengaruh negatif terhadap
kemiskinan artinya apabila terjadi kenaikan pendidikan maka akan menurunkan kemiskinan.
d. Pengaruh
kesehatan terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan hasil uji t pada variabel X₄ memiliki
nilai t hitung sebesar 3,833 lebih besar daripada t tabel yaitu 2,447 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,017 dimana lebih kecil daripada 0,05 maka dapat
diartikan bahwa kesehatan berpengaruh positif signifikan terhadap kemiskinan di
Provinsi Jawa Timur periode 2009-2019.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS
Jatim), Angka harapan hidup di Provinsi Jawa Timur sendiri masih lebih rendah
daripada nasional, secara nasional angka harapan hidup di Provinsi Jawa Timur berada
pada peringkat ke-10. Dalam kurun waktu (2014-2019) secara rata-rata angka
harapan hidup di Provinsi Jawa Timur tumbuh sebesar 0,19% per tahunnya atau
naik 0,14 pertahunnya. Dengan ini maka menunjukkan adanya perbaikan pembangunan
kualitas kesehatan di Provinsi Jawa Timur (Hakim,
2020). Kenaikan angka tersebut dapat
di pertahankan karena Provinsi Jawa Timur berhasil menekan angka kematian bayi,
dimana angka kematian bayi dapat mempengaruhi angka harapan hidup masyarakat
Jawa Timur maka dengan itu upaya yang dilakukan Pemerintah Provini Jawa Timur
dalam menekan angka kematian bayi adalah dengan meningkatkan kondisi kesehatan
ibunya
Kesehatan yang di representasikan oleh angka harapan
hidup di Provinsi Jawa Timur meskipun mengalami kenaikan tetapi tidak bisa
mengurangi kemiskinan di Provinsi Jawa Timur dimana angka harapan hidup
menunjukkan hubungan yang positif terhadap kemiskinan yang artinya jika angka
harapan hidup mengalami kenaikan maka kemiskinan di Provinsi Jawa Timur juga
akan ikut meningkat. Ini karena angka harapan hidup tidak bisa menjamin
seseorang bisa bekerja dengan baik dan dapat menghasilkan pendapatan yang
tinggi. Saat seseorang yang sudah
termasuk dalam usia bekerja, tetapi memiliki riwayat penyakit sehingga tidak
bisa bekerja dan menjadi faktor sulitnya dalam mendapatkan pendapatan yang
cukup dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka angka harapan hidup tidak bisa
menjamin menurunnya kemiskinan (Islami
& Anis, 2019).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Bakhtiari dalam (M.
A. B. Bintang, 2018) yang memperoleh hasil bahwa kesehatan
yang direpresentasikan oleh angka harapan hidup berpengaruh negatif terhadap
kemiskinan artinya apabila terjadi kenaikan kesehatan maka akan menurunkan
kemiskinan.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi, investasi, pendidikan dan kesehatan
terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur periode 2009-2019. Berdasarkan
pembahasan dan analisis penelitian ini, bisa diambil kesimpulan, yaitu: pertumbuhan
ekonomi berpengaruh secara parsial terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur
periode 2009-2019 dengan hasil uji t sebesar -2,562 dengan tingkat signifikansi
0,043, investasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap kemiskinan di
Provinsi Jawa Timur periode 2009-2019 dengan hasil uji t 0,453 dengan tingkat
signifikansi 0,666, pendidikan berpengaruh secara parsial terhadap kemiskinan
di Provinsi Jawa Timur periode 2009-2019 dengan hasil uji t -3,259 dengan
tingkat signifikansi 0,017, kesehatan berpengaruh secara parsial terhadap kemiskinan
di Provinsi Jawa Timur periode 2009-2019 dengan hasil uji t 3,833 dengan
tingkat signifikansi 0,009. Kemudian untuk semua variabel independen yaitu
pertumbuhan ekonomi, investasi, pendidikan dan kesehatan berpengaruh secara
simultan terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur periode 2009-2019 dengan
hasil uji f 4,700 dengan tingkat signifikansi 0,046.
BIBLIOGRAFI
Bintang, A. B. M., & Woyanti, N.
(2018). Pengaruh Pdrb, Pendidikan, Kesehatan, Dan Pengangguran Terhadap Tingkat
Kemiskinan Di Jawa Tengah (2011-2015). Media Ekonomi Dan Manajemen, 33(1),
20�28. Https://Doi.Org/10.24856/Mem.V33i1.563. Google Scholar
Bintang, M. A. B. (2018). Woyanti., &
Nenik.(2018). Effects Of Grdp, Education, Health, And Unemployment On Poverty
Rate In Central Java (2011-2015). Media Economics And Management, 33(1),
20�28. Google Scholar
Bps. (2017). Indonesia - Survei Pengukuran
Tingkat Kebahagiaan 2017 - Gambaran. Badan Pusat Statistik. Google Scholar
Bps. (2019). Badan Pusat Statistik. Google Scholar
Didu, S., & Fauzi, F. (2016). Pengaruh
Jumlah Penduduk, Pendidikan Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan Di Kabupaten
Lebak. Jurnal Ekonomi-Qu, 6(1), 102�117.
Https://Doi.Org/10.35448/Jequ.V6i1.4199. Google Scholar
Dwiazhari, D. (2020). Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Jawa Timur. Google Scholar
Hakim, L. (2020, December). Usia Harapan
Hidup Di Jatim Masih Terendah Di Pulau Jawa. Sindonews.Com. Google Scholar
Hidayat, A. (2012). Pengertian Dan
Penjelasan Penelitian Kuantitatif � Lengkap. Www.Statistikian.Com. Google Scholar
Islami, N., & Anis, A. (2019). Pengaruh
Upah Minimum Provinsi, Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Kemiskinan Di Indonesia.
Journal Of Chemical Information And Modeling, 53(9), 1689�1699. Google Scholar
Melani, A. (2020, February). Indeks
Pembangunan Manusia Jatim Naik Pada 2019, Surabaya Masuk Kategori Tertinggi. Liputan6.Com.
Google Scholar
Pateda, Y., Masinambouw, V. A. J., &
Rotinsulu, T. O. (2015). Pengaruh Investasi, Pertumbuhan Ekonomi Dan
Pengeluaran Pemerintah Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Gorontalo. 1�17. Google Scholar
Perdana, D. (2020, March). Rata-Rata Lama
Sekolah Meningkat, Khofifah Bilang Karena Tis Tas. Suarasuarabaya.Net. Google Scholar
Permatasari, V. B. D. (2019). Analisis
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Ipm, Tingkat Pengangguran, Upah Minimum Terhadap
Kemiskinan Di Jawa Timur Tahun 2012-2017. Journal Of Chemical Information
And Modeling, 53(9), 1689�1699. Google Scholar
Purwanto, A. (2020, August). Daerah
Provinsi Jawa Timur. Kompaspedia. Google Scholar
Riani, W. (2006). Pembangunan Pendidikan
Sebagai Motor Penggerak Ipm Jawa Barat. 3, 284. Google Scholar
Rosiana, Y. Dan E. S. (2012). Simulasi
Sistem Dinamik Analisis Pengaruh Ekonomi Makro Terhadap Angka Kemiskinan.
Jurnal Teknik Pomits. Vol. 1, No. 1. Fakultas Teknilogi Informasi Surabaya:
Its. Google Scholar
Sari, N. M. (2019). Tujuan Negara
Menurut Para Ahli Dan Cara Mewujudkannya Di Indonesia. Liputan6.Com.
Https://Www.Liputan6.Com/News/Read/3867284/Tujuan-Negara-Menurut-Para-Ahli-Dan-Cara-Mewujudkannya-Di-Indonesia
Google Scholar
Simatupang, P. & S. K. D. (2003). Produksi
Domestik Bruto, Harga, Dan Kemiskinan, Media Ekonomi Dan Keuangan Indonesia.
Google Scholar
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta. Google Scholar
Triyastuti, D. (2019). Kualitas Hidup
Masyarakat Di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Tahun 2013 Dan 2017. Google Scholar
Copyright holder: Amelia Sestu Rahajeng, Sri Muljaningsih, dan
Kiky Asmara (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |