Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 2
No. 5 Mei 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
Rini Kuswandari, Irvana Arofah, dan Tabah Heri Setiawan
Universitas Pamulang (Unpam)
Banten, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], dan [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRACT |
Diterima 5 Mei 2021 Direvisi 10 Mei 2021 Disetujui 15 Mei 2021 |
This research aims to find out the positioning of
each lipstick brand based on attributes which are price, brands, packaging,
color choices, reviews, also ease of obtaining by using Multidimensional
Scaling (MDS) method and to know the state of competition between local and
imported lipstick brand. The data anlysis method
used is Multidimensional Scaling which converts consumer perception into
spatial map form, intending to determine the position to be occupied by a
product (positioning) based on its similarity. The result of this research are that based on the position map, lipstick brand Make
Over has similarities with Maybelline based on brand attributes, packaging,
colors as well as reviews; lipstick brands L�Oreal,
BLP, Revlon, Lakme habe
similarities to each other; and lipstick brand Wardah
excels based on the attributes of ease of obtaining and Purbasari
excels based on price attributes. Based on the position map, imported
lipstick brand Maybelline is described as the market leader, and local
lipstick brand Make Over is a major competitor. However, among the four local
lipstick brands and four imported lipstick brands, three local lipstick
brands have an edge in some of the attributes in this research. So it can be concluded that although imported lipstick
brand Maybelline is the market leader, local lipstick brands can compete and
excel based on several attributes. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui positioning setiap merek lipstik berdasarkan atribut harga, merek, kemasan, pilihan warna, ulasan dan kemudahan memperoleh dengan menggunakan metode Multidimensional Scaling (MDS) serta untuk mengetahui gambaran keadaan persaingan antar merek-merek lipstik lokal dan impor. Metode analisis data yang digunakan adalah multidimensional scaling yang mengubah
persepsi konsumen ke dalam bentuk
peta spasial, dengan tujuan menentukan posisi yang akan ditempati oleh suatu produk (positioning) berdasarkan kemiripannya.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa
berdasarkan peta posisi, merek lipstik Make Over memiliki kemiripan dengan merek Maybelline berdasarkan atribut merek, kemasan, warna serta ulasan.
Merek lipstik L�Oreal, BLP, Revlon dan Lakme memiliki kemiripan satu sama lain,
�serta
merek lipstik Wardah unggul berdasarkan atribut kemudahan memperoleh dan merek lipstik Purbasari unggul berdasarkan atribut harga. Berdasarkan peta posisi, merek lipstik impor Maybelline digambarkan sebagai pemimpin pasar, dan merek lipstik lokal Make Over merupakan pesaing utama. Namun, di antara empat merek lipstik lokal dan empat merek lipstik impor, tiga merek
lipstik lokal diantaranya memiliki keunggulan dalam beberapa atribut yang ada. Sehingga dapat disimpulkan meskipun merek lipstik impor Maybelline menjadi pemimpin pasar, merek-merek lipstik lokal mampu bersaing
dan unggul berdasarkan beberapa atribut. |
Keywords: positioning, lipstick,
perception, consumer, MDS Kata Kunci: positioning; lipstik; persepsi; konsumen; MDS |
Pendahuluan
Berdasarkan data Badan POM RI jumlah kosmetik yang
ternotifikasi di tahun 2017 sampai bulan September sebanyak 33.823 produk, yang
mana jumlah tersebut meningkat 11,57% dari tahun sebelumnya pada periode yang
sama. Selain itu, selalu ada produk baru yang dinotifikasi di Badan POM RI
karena terjadi peningkatan jenis kosmetik, terutama pada kategori rias dan
perawatan. Hal ini menunjukkan besarnya potensi dan peluang pasar bagi industri
kosmetik BPOM RI (2017)
dalam (Yanuari, 2017).
Kemenperin mencatat nilai impor produk kosmetik ke
Indonesia meningkat dari tahun 2017 ke tahun 2018, yaitu dari US$ 631,66 juta
di tahun 2017 menjadi US$ 850,15 juta di tahun 2018. Nielsen melakukan riset
yang berdasarkan pada data penjualan produk kecantikan pada triwulan III 2015
sebanyak 48% konsumen menyukai kosmetik merek global dan 36% memilih produk
lokal, sedangkan 16% tidak memiliki preferensi apapun terkutip dari Katadata.co.id (2016) dalam (Suleman, 2018).
Pada ajang Best of Beauty Awards yang
diselenggarakan oleh Female Daily Network setiap tahunnya, pemenang
dalam kategori lipstik terbaik didominasi oleh merek lipstik impor pada tahun
2014 hingga tahun 2020. Acara tahunan yang sudah diselenggarakan sejak tahun
2008 tersebut merupakan hasil survei dari pengguna terdaftar Female Daily
yang diantaranya adalah penggemar dunia kecantikan Female Daily (2018)
dalam (Diantidini, 2018).
Meskipun demikian, pemerintah merilis kebijakan terkait
penyesuaian tarif Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 22 terhadap 1.147 barang
konsumsi dari luar negeri dengan tujuan menjaga pertumbuhan industri dalam
negeri, peningkatan penggunaan produk lokal, dan perbaikan neraca dagang.
Kebijakan tersebut membuat sebagian konsumen memiliki kekhawatiran dalam
memperoleh produk kosmetik impor karena kosmetik merupakan alat utama yang
digunakan dalam pekerjaannya, seperti seorang penyedia jasa rias. Namun, di
sisi lain terdapat konsumen yang berpendapat bahwa kosmetik lokal kini tidak
kalah dengan merek impor, karena ia merupakan salah satu pengguna kosmetik
lokal berlabel halal sejak tiga tahun terakhir. Menurutnya, variasi kosmetik
lokal semakin banyak dan kualitas yang dapat bersaing dengan kosmetik merek
impor dengan harga yang lebih terjangkau (Ekarina, 2018).
Seiring berkembangnya industri kecantikan di Indonesia,
kini mulai banyak merek kosmetik lokal yang bermunculan. Lipstik adalah salah
satu kosmetik yang pasti dimiliki oleh berbagai konsumen dengan berbagai macam
alasan. Banyaknya pilihan lipstik juga menjadi salah satu bentuk perkembangan
industri kosmetik di Indonesia. Seiring merek lipstik lokal yang mulai banyak
bermunculan serta merek impor yang masih memiliki daya saing yang kuat, dengan
berbagai kelebihan dan kekurangan dari masing-masing produk lipstik baik lokal
maupun impor, konsumen akan memiliki kriteria tersendiri dalam memilih produk
kosmetik yang akan dibeli.
Enam atribut yang ditetapkan, yaitu harga, merek, kemasan, warna, ulasan,
dan kemudahan dalam memperoleh, konsumen dapat memilih di antara delapan merek
lipstik sesuai dengan persepsinya masing-masing. Serta penerapan analisis
multivariat yang berperan sebagai komunikasi dari pemasaran merek ke konsumen
dengan tujuan menentukan posisi yang akan ditempati oleh suatu produk yang
disebut dengan peta positioning ini akan menggambarkan posisi suatu
objek dengan objek lainnya berdasarkan kemiripannya yaitu dengan metode multidimensional
scaling. Maka pada penelitian ini penulis mengambil judul �Analisis Positioning
Merek Lipstik berdasarkan Persepsi Konsumen dengan Menggunakan Metode Multidimensional
Scaling�.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang mana
data dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik
yaitu multidimensional scaling. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh
secara langsung dengan metode pengumpulan
data yaitu melakukan survei menggunakan kuesioner yang akan diisi responden sesuai dengan persepsi
pada setiap atribut yang digunakan dalam penelitian, yaitu harga, merek, kemasan,
warna, ulasan dan kemudahan dalam memperoleh. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna
kosmetik berjenis kelamin perempuan. Dikarenakan jumlah perempuan pengguna kosmetik sangat banyak sehingga populasi dalam penelitian ini tidak bisa diketahui
dengan pasti. Sehingga, untuk perhitungan ukuran sampel dengan jumlah
populasi yang tidak diketahui adalah menggunakan rumus Rao Purba sebagai berikut
(Sujarweni, 2015a):
|
.........................................................................................................
(1) |
Keterangan:
n = jumlah sampel
Z = tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% yaitu 1,96
moe = margin of error, yaitu
tingkat kesalahan maksimal pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi yaitu 10%
Dari hasil perhitungan, minimum jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 96 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan salah satu teknik non
probability sampling yaitu purposive sampling dimana pengambilan jumlah sampel ditentukan dengan cara menetapkan
ciri-ciri khusus atau kriteria yang sesuai dengan tujuan
penelitian, sehingga peneliti mengampil sampel sebanyak 120 responden dengan kriteria yang sudah ditetapkan.
Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Sujarweni, 2015a, 2015b).
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal apabila
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu (Sujarweni, 2015b).
Data yang sudah terkumpul akan diolah dengan
menggunakan metode multidimensional
scaling untuk mengidentifikasi
preferensi konsumen dalam memilih kosmetik
lokal dan impor.
A. Analisis Multivariat
Analisis multivariat adalah
analisis multivariabel dalam satu atau
lebih hubungan. Analisis ini berhubungan
dengan teknik statistik yang secara bersamaan menganalisis sejumlah pengukuran pada individu atau objek
(Rahardja et al., 2018).
1. Multidimensional Scaling
Multidimensional scaling atau penetapan skala
multidimensi adalah sebuah kelas prosedur
untuk merepresentasikan persepsi responden secara spasial dengan menggunakan tampilan visual (Malhotra et al., 2010).
Analisis multidimensional
scaling dalam pemasaran
digunakan untuk mengidentifikasi hal-hal berikut (Sari et al., 2013):
a. Banyaknya dimensi dan sifat
atau ciri yang digunakan untuk mempersepsikan merek yang berbeda di pasar.
b. Penempatan (positioning) merek yang diteliti dalam dimensi ini.
c. Penempatan merek ideal dari
pelanggan dalam dimensi ini.
Multidimensional scaling dibagi menjadi dua,
diantaranya sebagai berikut:
d. Multidimensional Scaling Metrik
Pada multidimensional scaling metrik data jarak yang digunakan adalah data interval atau rasio. Jenis
ini digunakan untuk menemukan himpunan titik dalam ruang dimensi
n dimana masing-masing titik
mewakili suatu objek sehingga jarak antara titik
adalah adalah drt� ≈
f (ẟrt), dimana f adalah fugsi monotonik
parametrik kontinu (Mattjik & Sumertajaya, 2011).
2.
Multidimensional
scaling Non-Metrik
Pada multidimensional scaling non-metrik data yang digunakan adalah data yang dianggap bertipe ordinal. Dalam jenis ini fungsi
transformasi hanya memiliki batasan ẟrt
˂ ẟrʹtʹ ��f (ẟrt) ≤ f (ẟrʹtʹ)
untuk semua 1 ≤ r, t,
rʹ, tʹ ≤ n (Mattjik & Sumertajaya,
2011).
3. Positioning
Tujuan pokok positioning �adalah menempatkan produk dalam benak konsumen
sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan
merek-merek pesaing. Jadi, positioning adalah
perubahan yang dilakukan terhadap penampilan, citra dan persepsi, sehingga konsumen memersepsikan produk yang ditawarkan sebagai produk yang berbeda dan menempati posisi tertentu dalam benak konsumen (Leisember, 2019).
4. Konsumen
a.
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen mencakup
aktivitas memikirkan, mempertimbangkan dan mempertanyakan
barang sebelum membeli. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang menjadi dasar konsumen untuk membuat keputusan
pembelian. Ketika memutuskan
untuk membeli suatu produk atau
jasa, konsumen sealu memikirkan berbagai hal, mulai
dari harga, model, bentuk, kemasan, kualitas, fungsi atau kegunaan produk
itu sendiri (Firmansyah, 2018).
b.
Persepsi Konsumen
Persepsi adalah proses yang timbul akibat adanya
sensasi, dimana sensasi merupakan tanggapan yang cepat dari indera penerima
terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna dan suara. Persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli diseleksi,
diorganisasikan dan diinterpretasikan
(Bahrudin & Zuhro, 2016).
c. Lipstik
Lipstik merupakan sediaan
kosmetik yang digunakan untuk memberikan warna pada bibir sehingga meningkatkan estetika dalam tata rias wajah sehingga memberikan ekspresi wajah yang menarik (Fatmawaty et al., 2017). Lipstik merupakan
kosmetik bibir yang anatomis dan fisiologisnya cukup berbeda dengan
kulit bagian badan lainnya, seperti stratum corneum yang tipis, dan dermisnya tidak mengandung kelenjar minyak, sehingga bibir mudah kering
terutama saat dalam udara yang dingin dan kering (Tranggono & Latifah, 2014).
B. Nilai Kemiripan (Similarity)
Menentukan nilai kemiripan (similarity) antar objek dengan
menggunakan rumus jarak euclidean. Dengan rumus sebegai
berikut (Sudame & Nahar, 2017):
.........................................................................
(2) |
Keterangan:
�= jarak antar objek
ke-i dan objek ke-j
�= hasil pengukuran objek ke-i pada atribut k
�= hasil pengukuran objek ke-j pada atribut k
Setelah menghitung nilai similarity antar objek, maka dapat diubah
menjadi bentuk tabel� sebagai berikut:
Tabel 1
Nilai Similarity dari 8 Merek Lipstik
Terhadap Atribut
Merek Lipstik |
W |
MO |
BLP |
P |
M |
L�O |
L |
R |
Wardah |
0 |
0.834 |
1.21 |
0.704 |
0.772 |
1.176 |
1.481 |
1.241 |
Make Over |
0.834 |
0 |
0.985 |
1.264 |
0.337 |
0.833 |
1.291 |
1.078 |
BLP |
1.21 |
0.985 |
0 |
1.016 |
1.199 |
0.348 |
0.387 |
0.292 |
Purbasari |
0.704 |
1.264 |
1.016 |
0 |
1.31 |
1.108 |
1.175 |
1.001 |
Maybelline |
0.772 |
0.337 |
1.199 |
1.31 |
0 |
1.081 |
1.519 |
1.286 |
L�Oreal |
1.176 |
0.833 |
0.348 |
1.108 |
1.081 |
0 |
0.484 |
0.326 |
Lakme |
1.481 |
1.291 |
0.387 |
1.175 |
1.519 |
0.484 |
0 |
0.308 |
Revlon |
1.241 |
1.078 |
0.292 |
1.001 |
1.286 |
0.326 |
0.308 |
0 |
Pada tabel 1 menunjukkan merek lipstik Revlon dan BLP memiliki jarak terdekat di antara merek lipstik lainnya yaitu dengan jarak sebesar 0,292 yang berarti kedua merek tersebut memiliki kemiripan. Sedangkan merek lipstik Lakme dan Maybelline memiliki jarak terjauh di antara merek lipstik lainnya yaitu dengan jarak sebesar 1,519 yang berarti kedua merek tersebut tidak memiliki kemiripan.
1. Peta Posisi
Setelah mendapatkan jarak euclidean, akan menghasilkan koordinat stimulus dengan tujuan untuk mengetahui posisi merek lipstik berdasarkan atribut yang telah ditentukan.
Tabel 2
Koordinat Stimulus
Merek |
Dimensi |
|
1 |
2 |
|
Wardah |
1,4605 |
-0,8139 |
Make Over |
1,0289 |
0,9179 |
BLP |
-0,9050 |
0,1676 |
Purbasari |
0,2215 |
-1,6722 |
Maybelline |
1,5725 |
0,7986 |
L�Oreal |
-0,6956 |
0,5116 |
Lakme |
-1,6156 |
0,0669 |
Revlon |
-1,0673 |
0,0235 |
Koordinat stimulus pada tabel 2 di atas akan membentuk sebuah peta posisi antara 8 merek lipstik dalam dua dimensi seperti pada gambar berikut:
Gambar 1
Output peta posisi merek
lipstik
Dari gambar 1 menunjukkan bahwa merek lipstik Make Over dan Maybelline memiliki kemiripan karena berada dalam kuadran yang sama yaitu kuadran I. Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh, kedua merek tersebut memiliki kemiripan berdasarkan atribut merek, kemasan, warna serta ulasan. Sehingga dapat dikatakan merek lipstik Make Over dan Maybelline bersaing karena konsumen menyukai kedua merek tersebut, memiliki kemasan yang bagus, memiliki pilihan warna lipstik yang sesuai dengan selera konsumen serta memiliki ulasan yang bagus. Meskipun demikian, merek Maybelline unggul dari sisi merek dan kemasan, serta merek Make Over unggul dari sisi warna dan ulasan.
�Merek lipstik BLP, L�Oreal, Lakme dan Revlon juga memiliki kemiripan satu sama lain karena berada di kuadran yang sama yaitu kuadran II. Berdasarkan atribut harga dan merek Revlon, Lakme dan L�Oreal memiliki kedekatan satu sama lain, sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga merek tersebut bersaing dari segi harga. Berdasarkan atribut merek dan kemasan yang memiliki kedekatan adalah merek L�Oreal dan BLP serta merek Revlon dan Lakme. Sehingga dapat dikatakan bahwa merek L�Oreal� dan BLP serta merek Revlon dan Lakme bersaing dari sisi merek dan kemasan yang bagus. Berdasarkan atribut warna dan ulasan, merek BLP, Lakme, dan Revlon memiliki kedekatan satu sama lain, sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga merek tersebut bersaing dari sisi warna dan ulasan. Serta berdasarkan atribut kemudahan dalam memperoleh empat merek lipstik tersebut memiliki kedekatan satu sama lain, yang berarti bahwa keempat merek tersebut bersaing dari sisi kemudahan dalam memperoleh.
Selain itu, merek lipstik Wardah dan Purbasari juga memiliki kemiripan karena berada di kuadran yang sama yaitu kuadran IV. Meskipun dua merek tersebut berada pada kuadran yang sama, namun berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh merek Wardah lebih unggul jika dilihat berdasarkan atribut kemudahan dalam memperoleh sehingga rata-rata konsumen berpendapat bahwa lipstik dengan merek Wardah lebih mudah diperoleh karena sudah dijual di banyak tempat penjualan kosmetik offline maupun online, dan merek Purbasari lebih unggul jika dilihat berdasarkan atribut harga yang dapat disimpulkan bahwa lipstik merek Purbasari memiliki harga yang cukup terjangkau untuk berbagai kalangan konsumen.
2. Uji Validitas
Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Sujarweni, 2015b) hal. 165. Teknik korelasi product moment pearson memiliki rumus sebagai berikut:
�� |
................................................ (3) |
Keterangan:
Korelasi antara
X dan Y
Banyaknya butir
pertanyaan
X = Skor
masing-masing pertanyaan
Y = Skor total pertanyaan
Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa r hitung atribut di dalam kuesioner memiliki nilai korelasi antara 0,624 sampai 0,938. Dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) didapat r tabel sebesar 0,361, dan tidak ada nilai korelasi atau r hitung yang lebih kecil dari nilai r tabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner dapat dikatakan valid.
3. Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Sujarweni, 2015b) hal. 169. Rumus dari teknik cronbach�s alpha adalah:
|
................................................................................ (4) |
Keterangan:
Reliabilitas instrument
Banyak butir pertanyaan
Jumlah ragam
total
Jumlah ragam
varian butir
Dalam penelitian ini didapatkan nilai cronbach�s alpha sebesar 0,962, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan di dalam kuesioner reliabel.
4. Uji Kecocokan Model
Nilai stress menunjukkan ketidakcocokan model multidimensional scaling. Semakin besar nilai stress maka semakin tidak cocok model multidimensional scaling. Sedangkan nilai RSQ digunakan untuk mengetahui kedekatan antara data dengan peta perseptual. Apabila nilai RSQ lebih besar dari 0,60 (RSQ ≥ 60%) maka semakin baik model MDS dan data dapat dikatakan terpetakan dengan sempurna (Simamora, 2005).
|
.............................................................................. (5) |
Keterangan:
�= rata-rata jarak dalam peta
ij = jarak turunan (derived distance) atau
data kemiripan (similarity
data) yang dihasilkan komputer
ij = data jarak yang diberikan responden
Berdasarkan rumus pada persamaan
(5), rekomendasi penggunaan
nilai stress adalah� sebagai berikut (Supranto, 2004):
Tabel 3
Kriteria Nilai Stress
Stress (%) |
Goodness of Fit |
20 |
Poor |
10 |
Fair |
5 |
Good |
2,5 |
Excellent |
0 |
Perfect |
Pada penelitian ini didapatkan nilai stress sebesar 0,01381 atau 1,3% yang berarti model multidimensional scaling dapat dikatakan sempurna. Nilai RSQ yang dihasilkan lebih besar dari 0,60 yaitu sebesar 0,9989 yang berarti data terpetakan dengan sempurna seperti pada tabel berikut:
Tabel 4
Nilai Stress dan RSQ
STRESS |
0.01381 |
RSQ |
0.9989 |
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Posisi merek lipstik Wardah berdekatan dengan merek
Purbasari dan dapat dikatakan kedua merek tersebut bersaing dari sisi harga.
Posisi merek lipstik Make Over berdekatan dengan merek Maybelline dan dapat
dikatakan kedua merek tersebut bersaing dari sisi merek, kemasan, warna dan
ulasan. Posisi merek lipstik L�Oreal, BLP, Revlon, dan Lakme berdekatan satu
sama lain. Berdasarkan harga merek lipstik Revlon, Lakme dan L�Oreal dapat
dikatakan bersaing. Merek lipstik L�Oreal dan BLP serta merek Revlon dan Lakme
bersaing dari sisi merek dan kemasan. Merek BLP, Lakme, dan Revlon bersaing
dari sisi warna dan ulasan. Serta berdasarkan sisi kemudahan dalam memperoleh
merek L�Oreal, BLP, Revlon, dan Lakme bersaing satu sama lain.
Merek lipstik impor Maybelline direpresentasikan oleh
konsumen sebagai market leader, merek lipstik lokal Make Over berada di
peringkat kedua dan menjadikan merek tersebut sebagai pesaing dari merek
Maybelline. Serta merek lokal Wardah dan Purbasari masing-masing unggul
berdasarkan atribut kemudahan dalam memperoleh dan harga, yang membuat kedua
merek tersebut tetap memiliki ruang dalam industri kosmetik di Indonesia
meskipun tidak bersaing secara langsung dengan merek lipstik lainnya. Berdasarkan enam atribut yang ada, merek lipstik lokal lebih banyak yang
unggul dibandingkan dengan merek lipstik impor, sehingga meskipun merek lipstik
impor Maybelline menjadi market leader, merek-merek lipstik lokal mampu
bersaing dan unggul dari beberapa atribut.
BIBLIOGRAFI
Bahrudin, M., & Zuhro, S. (2016).
Pengaruh Kepercayaan Dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan. Bisnis:
Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam, 3(1), 1�17. Google Scholar
Diantidini, N. (2018). Pengaruh Online
Review Terhadap Minat Beli Mahasiswi Universitas Bakrie Pada Produk Kosmetik
Rollover Reaction (Studi Pada Femaledaily. Com). Universitas Bakrie. Google Scholar
Ekarina. (2018). (Ekarina, 2018) Kaum
Hawa Cemaskan Kenaikan Harga Kosmetik Impor. Google Scholar
Fatmawaty, A., Khairi, N., Yusuf, N. A.,
& Irmayani. (2017). Sains Dan Teknologi Kosmetik. Yogyakarta:
Deepublish. Google Scholar
Firmansyah, M. A. (2018). Perilaku
Konsumen (Sikap Dan Pemasaran). Yogyakarta: Deepublish. Google Scholar
Leisember, E. (2019). Pengaruh Brand Characteristic
Dan Positioning Produk Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Kosmetik Wardah Pada
Mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional �Veteran� Jawa Timur. Jurnal
Bisnis Indonesia, 8(2). Google Scholar
Malhotra, N. K., Jain, A. K., Patil, A.,
Pinson, C., & Wu, L. (2010). Consumer Cognitive Complexity And The
Dimensionality Of Multidimensional Scaling Configurations. Emerald Group
Publishing Limited. Google Scholar
Mattjik, A. A., & Sumertajaya, I. M.
(2011). Sidik Peubah Ganda Dengan Menggunakan Sas. Bogor: Ipb Press. Google Scholar
Rahardja, U., Aini, Q., Azizah, N., &
Santoso, N. P. L. (2018). Efektivitas Akuntansi Online Dalam Menunjang Proses
Rekonsiliasi. Njca (Nusantara Journal Of Computers And Its Applications),
3(2), 105�112. Google Scholar
Sari, Q. S., Hadijati, M., & Romdhini,
M. U. (2013). Analisis Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Merek Sepeda Motor
Dengan Metode Multidimensional Scaling (Mds). Beta: Jurnal Tadris Matematika,
6(1), 27�36. Google Scholar
Simamora, B. (2005). Analisis
Multivariat Pemasaran. Jakarta: Pt Gramedia Pustaka Utama. Google Scholar
Sudame, P. W., & Nahar, A. N. (2017).
Influence Of Retail Store Attributes On Customers� Shopping Behavior. International
Journal Of Marketing And Technology, 7(7), 1�10. Google Scholar
Sujarweni, V. W. (2015a). Metodologi
Penelitian - Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta: Pustakabarupress. Google Scholar
Sujarweni, V. W. (2015b). Metodologi
Penelitian Bisnis Dan Ekonomi. Google Scholar
Suleman, D. (2018). Faktor Penentu
Keputusan Konsumen Indonesia Memilih Tempat Belanja Disebuah E-Commerce (Theory
Of Planned Behavior). Jurnal Doktor Manajemen, 1, 1�9. Google Scholar
Supranto, J. (2004). Analisis
Multivariat Arti Dan Interpretasi. Jakarta: Rineka Cipta. Google Scholar
Tranggono, R. I. S., & Latifah, F.
(2014). Buku Pegangan Dasar Kosmetologi. Jakarta: Sagung Seto. Google Scholar
Yanuari, T. (2017). Praktek Kerja
Profesi Di Direktorat Pengawasan Produk Dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat
Dan Makanan Republik Indonesia Periode Bulan Maret Tahun 2017= Internship At
Directorate Of Hazardous Products And Materials Control The National Agency Of
Drug . Google Scholar
Copyright holder : Rini Kuswandari,
Irvana Arofah, dan Tabah Heri Setiawan (2021) |
First publication right : |
This article is licensed under: |