Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 2
No. 5 Mei 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KOTA BALIKPAPAN DAN KOTA
SAMARINDA
Syifa Widiarani, Wiwin Priana, dan Muhammad Wahed
Universitas
Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya Jawa
Timur, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], dan [email protected]
Pendahuluan
Proses pemerintah daerah beserta masyarakatnya
bekerjasama dalam mengelola sumber daya yang ada serta melakukan mitra kerja dengan pihak swasta untuk
menciptakan lapangan kerja dan mengambil cara untuk pembangunan dan
pengembangan daerah serta memanfaatkan potensi sumber daya
yang ada secara optimal merupakan definisi dari pembangunan ekonomi daerah (Arsyad, 2010).
Tujuan dari pembangunan ekonomi daerah adalah untuk meningkatkan jumlah peluang
kerja untuk masyarakatnya (Subandi,
2012).
Bertambahnya jumlah penduduk maka
bertambah pula kebutuhan ekonominya. Dalam kurun waktu
lima tahun, pertumbuhan ekonomi Kota
Balikpapan mengalami kenaikan fluktuatif yang memiliki
range
cukup tinggi. Pada tahun 2018 dan 2019 total PDRB Kota Balikpapan mengalami peningkatan
dari Rp 79.793.795,43 menjadi
sebesar Rp 83.604.887,63. Hal ini menggambarkan bahwa di tahun 2019, Kota Balikpapan mengalamipertumbuhan ekonomi sebesar 4,78%. Kondisi ini dipengaruhi oleh kinerja seluruh sektor yang mengalami
pertumbuhan positif. Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa dari tujuh belas sektor terdapat tiga sektor yang memiliki peran
terbesar dalam membentuk PDRB Kota Balikpapan sebagai berikut:
Tabel 1
PDRB� Kota Balikpapan dan Kota Samarinda (Juta Rupiah)
KOTA |
SEKTOR |
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
Kota Balikpapan |
Industri Pengolahan |
39.638.062,19 |
42.157.062,34 |
43.657.280,78 |
45.442.815,10 |
47.472.116,79 |
Kontruksi |
8.650.531,82 |
8.665.558,76 |
8.943.483,43 |
9.510.131,46 |
10.176.792,05 |
|
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor |
5.670.841,55 |
5.848.553,56 |
6.155.721,31 |
6.551.791,70 |
6.936.740,64 |
|
|
TOTAL PDRB |
69.785.744,75 |
73.221.462,06 |
76.032.079,12 |
79.793.795,43 |
83.604.887,63 |
Kota Samarinda |
Kontruksi |
7.949.666,57 |
7.683.959,92 |
8.205.163,73 |
8.709.671,08 |
9.121.170,47 |
Pertambangan dan Penggalian |
5.923.919,97 |
6.062.061,41 |
5.934.619,17 |
6.015.686,65 |
6.361.294,27 |
|
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor |
6.160.558,88 |
6.383.218,62 |
6.862.015,35 |
7.249.647,11 |
7.617.078,80 |
|
|
TOTAL PDRB |
39.523.547,41 |
39.744.722,94 |
41.274.972,29 |
43.315.910,70 |
45.469.879,52 |
Sumber: BPS Balikpapan dan Samarinda, 2020 (diolah)
Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang menyumbang pendapatan daerah di Kota
Balikpapan paling tinggi diantara sektor-sektor lainnya, dan selama periode
tahun 2015-2019 terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut, dipengaruhi
oleh perubahan nilai produksi, perubahan harga komoditas dan selain itu, karena
adanya kilang minyak Pertamina yang beroperasi di kota ini menurut BPS
(2020) dalam (Modjo, 2020). Pada tahun 2016, harga minyak dunia mengalami perbaikan sehingga mampu
mengangkat ekspor komoditas tersebut dan pertumbuhan ekonomi mengalami
peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
Kota Samarinda mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
cukup fluktuatif, karena selama periode tahun 2015-2019 jumlah PDRB terus
mengalami peningkatan. Nilai PDRB Kota Samarinda pada tahun 2019 terjadi
pertumbuhan ekonomi sebesar 4,97%. Hal tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di
sebagian
sektor yang ada dan berdasarkan tabel 1 dijelaskan bahwa sektor konstruksi ialah sektor yang menyumbang pendapatan
daerah Kota Samarinda tertinggi karena pada daerah tersebut sedang terjadi pertumbuhan pesat dalam pembagunannya khususnya pada pusat perbelanjaan, hotel, sarana
pendidikan dan kesehatan, jalan, jembatan, dan lain sebagainya menurut BPS
(2020) dalam (Modjo, 2020).
Adanya perkembangan ekonomi dinamis menyebabkan sektor di Kota
Balikpapan dan Kota Samarinda mengalami fluktuasi. Sektor industri pengolahan
memiliki peran yang paling tinggi dalam pembentukan PDRB Kota Balikpapan
sedangkan, di Kota Samarinda adalah sektor konstruksi. Laju
pertumbuhan sektor industri pengolahan berfluktuasi dalam rentang waktu 2015-2017, lalu
cenderung meningkat
hingga tahun 2019. Pada tahun 2019 laju
pertumbuhan sektor industri pengolahan bernilai 4,47%, lebih tinggi
dari tahun 2018 yang bernilai
4,09%. Sedangkan, dalam kurun waktu yang sama laju pertumbuhan
Sektor Konstruksi di Samarinda tahun 2019 senilai
4,72%, menurun dibandingkan tahun 2018 yang
mengalami pertumbuhan sebesar 6,15% (Statistik, 2016).
Provinsi Kalimantan Timur memiliki peran cukup tinggi dalam
membangun perekonomian di Pulau Kalimantan. Diantarannya yang menarik adalah Kota Balikpapan dan Kota Samarinda. Kota
Balikpapan
sebagai pusat bisnis dan industri dan Kota Samarinda
sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan pusat pemerintahan
Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, pertumbuhan ekonominya menjadi tolak ukur
perkembangan perekonomian dan menjadi barometer pembangunan Provinsi Kalimantan
Timur. Kota Balikpapan memiliki kontribusi senilai 14,76%
di tahun 2015 dan kontribusinya mencapai sebesar 15,66% di tahun 2019. Sedangkan, Kota Samarinda memiliki kontribusi senilai 10,09%
pada tahun 2015 dan pada tahun 2019 mengalami peningkatan
menjadi 10,49%
menurut BPS (2020) dalam (Saputra et al., 2020).
Pemacu laju pertumbuhan ekonomi regional, meningkatkan total PDRB, maka
pembangunan sektor unggulan dapat dijadikan penggerak
pembangunan ekonomi (Tumangkeng,
2018). Potensi ekonomi yang dimiliki setiap daerah
perlu dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk menunjang pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Pengembangan potensi ekonomi sektor
unggulan terhadap kemajuan ekonomi daerah merupakan prioritas kebijakan yang
harus dilaksanakan (Munifah
& Daryono Soebagyo, 2019).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong untuk
melakukan penelitian mengenai �Analisis Sektor Unggulan Kota Balikpapan dan
Kota Samarinda�.
Penelitian mengenai sektor unggulan telah banyak dilakukan oleh peneliti
sebelumnya,
salah satunya (Wicaksono, 2019). Dalam penelitian tersebut hanya meneliti satu kota
dan pada penelitian sekarang
meneliti dua kota berbeda yang dapat dijadikan pembanding serta, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui sektor yang memiliki potensi sebagai sektor unggulan dan memiliki daya saing yang berperan untuk menunjang pertumbuhan
ekonomi di Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor yang memiliki potensi
sebagai sektor unggulan yang memiliki daya saing serta berperan untuk menunjang
pertumbuhan ekonomi di Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu melakukan deskripsi fakta berdasarkan data numerik. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian untuk menggambarkan fenomena yang ada (St Bahrudin & XIV,
2014). Teknik pengumpulan data melalui dokumenter dengan cara mengumpulkan data dari tiap variabel
yang digunakan melalui
internet, jurnal, buku dan
juga mengambil dari instansi-instansi lainnya yang terkait dengan penelitian ini.
Berikut teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Analisis Location Quotient (LQ)
Untuk mengetahui sektor
ekonomi dalam PDRB suatu daerah yang dikelompokkan ke dalam sektor basis dan non basis.
Apabila nilai LQ>1 maka tergolong sektor basis dan sebaliknya bila nilai LQ<1 tergolong sektor non basis (Taringan, 2007)
Perhitungan LQ menggunakan rumus sebagai berikut:
LQ
=
����������� Keterangan:
����������� LQ ����� = Location Quotient
����������� Si�������� = PDRB Sektor
i di kabupaten/kota
����������� S �������� = PDRB total di kabupaten/kota
����������� Ni ������ = PDRB Sektor i di provinsi
����������� N ������� = PDRB total di provinsi
2.
Analisis Shift Share
Untuk mengetahui faktor penentu pertumbuhan ekonomi pada wilayah (Ibrahim, 2018). Analisis ini digunakan juga untuk melihat pertumbuhan PDRB dari sektor yang dimiliki baik dari
pengaruh internal (faktor lokasional) maupun pengaruh eksternal (struktur industri) (Arsyad,
2002):
Analisis shift
share dibagi menjadi 3 bagian yang diukur yaitu:
a.
Potential Regional
Untuk mengetahui sektor
yang dapat mendorong atau menghambat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut, dapat dinyatakan dengan rumus:
Bila PR< �maka pertumbuhan sektor tersebut di
kabupaten/kota itu akan �� mendorong
pertumbuhan sektor yang sama di provinsi.
Bila PR>�maka pertumbuhan sektor tersebut di
kabupaten/kota itu akan���� menghambat
pertumbuhan sektor yang sama di provinsi.
b.
Proportional Shift
Untuk mengukur besarnya kinerja suatu sektor
tertentu di daerah terhadap sektor yang sama dalam ruang
lingkup provinsi atau nasional. Dengan pengukuran ini akan memudahkan
kita untuk dapat mengetahui apakah suatu perekonomian
di daerah itu lebih berfokus pada industri yang pertumbuhannya lebih cepat dibanding
dengan perekonomian yang dijadikan suatu acuan, dapat dinyatakan
dengan rumus:
Bila PS > 0 Maka sektor
tersebut tumbuh lebih cepat dari
sektor yang sama di tingkat provinsi.
Bila PS < 0 Maka sektor
tersebut tumbuh lebih lambat dari
sektor yang sama di tingkat provinsi.
c.
Differential Shift
Untuk menentukan seberapa jauh kemampuan persaingan antara industri lokal dengan suatu perekonomian
yang dijadikan acuan, dapat dinyatakan dengan rumus:
Bila DS > 0 maka
sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibanding
sektor yang sama didaerah kabupaten/kota yang lain (lokasional).
���� Bila DS < 0 Maka sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibanding
sektor yang sama didaerah kabupaten/kota yang lain (lokasional).
Keterangan:
�=� Total PDRB Provinsi Periode tahun t
�=� Total PDRB Provinsi Periode tahun dasar
�= PDRB
Provinsi sektor i pada tahun t
�= PDRB
Provinsi sektor i pada
tahun dasar
�= PDRB
Kabupaten/Kota sektor i pada tahun t
�= PDRB
Kabupaten/Kota sektor i pada tahun dasar
(Ira, 2015)
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata indeks location quetient Kota Balikpapan dan Kota Samarinda periode tahun 2015-2019 dapat teridentifikasi sektor basis dan non basis dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 2
Rata-Rata Location Quotient Kota
Balikpapan dan Kota Samarinda 2015-2019
SEKTOR |
LQ Rata-rata Kota Balikpapan |
</> |
Keterangan |
LQ Rata-rata Kota Samarinda |
</> |
Keterangan |
|
|
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan |
0.14 |
< |
NonBasis |
0.25 |
< |
NonBasis |
||
Pertambangan dan Penggalian |
0.00 |
< |
NonBasis |
0.30 |
< |
NonBasis |
||
Industri Pengolahan |
2.76 |
> |
Basis |
0.39 |
< |
NonBasis |
||
Pengadaan Listrik dan Gas |
1.67 |
> |
Basis |
2.98 |
> |
Basis |
||
Pengadaan air, Pengelolaan sampah, Limbah dan Daur Ulang |
1.51 |
> |
Basis |
3.57 |
> |
Basis |
||
Konstruksi |
1.71 |
> |
Basis |
2.83 |
> |
Basis |
||
Perdagangan Besar
dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor |
1.55 |
> |
Basis |
3.12 |
> |
Basis |
||
Transportasi dan pergudangan |
2.69 |
> |
Basis |
2.31 |
> |
Basis |
||
Akomodasi dan Makan Minum |
1.79 |
> |
Basis |
4.51 |
> |
Basis |
||
Informasi dan Komunikasi |
2.29 |
> |
Basis |
2.84 |
> |
Basis |
||
Jasa
Keuangan dan asuransi |
2.20 |
> |
Basis |
5.11 |
> |
Basis |
||
Real
Estate |
1.92 |
> |
Basis |
3.05 |
> |
Basis |
||
Jasa
Perusahaan |
1.38 |
> |
Basis |
4.22 |
> |
Basis |
||
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib |
0.73 |
< |
NonBasis |
3.57 |
> |
Basis |
||
Jasa
Pendidikan |
0.95 |
< |
NonBasis |
2.62 |
> |
Basis |
||
Jasa
Kesehatan dan Kegiatan sosial |
0.92 |
< |
NonBasis |
2.39 |
> |
Basis |
||
Jasa
lainnya |
1.26 |
> |
Basis |
4.78 |
> |
Basis |
Sumber: BPS (data diolah), 2020
Berdasarkan tabel 2 yang mana di Kota Balikpapan terdapat 12 sektor basis dan 5 sektor non basis sedangkan, di Kota Samarinda terdapat 14 sektor basis dan 3 sektor non basis. Tiga diantara dua belas sektor basis yang memiliki nilai location quotient terbesar di Kota Balikpapan yaitu, industri pengolahan (2,76%), transportasi dan pergudangan(2,69%), informasi dan komunikasi (2,29%), sedangkan di kota samarinda meliputi: jasa keuangan dan asuransi (5.11%), jasa lainnya (4.78%), dan penyediaan akomodasi dan makanan (4.51%). Hal tersebut menggambarkan bahwa seluruh sektor basis tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian di Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.
Jasa lainnya ialah sektor basis Kota Balikpapan yang memiliki nilai location quotient paling rendah sebesar 1,26%, sedangkan transportasi dan gudang sebesar 2,31% di Kota Samarinda. Kondisi geografis, ketersediaan lahan yang luas serta, ketersediaan tenaga kerja yang ada dapat memacu agar sektor basis terus menerus tumbuh dan berkembang tiap tahunnya (Sutejo et al., 2018).
Pada analisis shift share dalam kurun tahun 2015-2019 secara total keseluruhan pada komponen potential regional, proportional shift, dan differential shift memiliki nilai yang positif dan negatif. Dibawah ini merupakan tabel rata-rata hasil perhitungan analisis shift share Kota Balikpapan dan Kota Samarinda periode tahun 2015-2019:
�
Tabel 3
Rata-Rata Shift Share Kota Balikpapan
2015-2019
SEKTOR |
PR |
</> |
∆Qij |
PS |
DS |
Rata-rata |
Rata-rata |
Rata-Rata |
Rata-rata |
||
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan |
13062.34857 |
< |
22350.102 |
15916.08038 |
-6628.326955 |
Pertambangan dan Penggalian |
638.3492816 |
> |
383.51 |
-523.9600209 |
269.1207393 |
Industri Pengolahan |
805206.1017 |
< |
1601325.662 |
149860.6729 |
646258.8874 |
Pengadaan Listrik dan Gas |
1274.020824 |
< |
6088.284 |
5891.552016 |
-1077.28884 |
Pengadaan air, Pengelolaan
sampah, Limbah dan Daur Ulang |
979.8431261 |
< |
1937.344 |
1741.557889 |
-784.0570153 |
Konstruksi |
165084.3542 |
< |
288115.162 |
99859.42221 |
23171.38564 |
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor |
114258.2307 |
< |
275118.45 |
190259.5792 |
-29399.35993 |
Transportasi dan pergudangan |
110690.8328 |
< |
247586.94 |
118378.062 |
18518.04513 |
Akomodasi dan Makan Minum |
21220.76676 |
< |
88064.15 |
57287.36893 |
9556.014308 |
Informasi dan Komunikasi |
48778.71713 |
< |
151058.088 |
119995.3651 |
-17715.99427 |
Jasa Keuangan
dan asuransi |
44406.78757 |
< |
55837.85 |
5047.404079 |
6383.658352 |
Real Estate |
24467.64785 |
< |
52946.812 |
8817.461245 |
19661.7029 |
Jasa Perusahaan |
3586.877671 |
> |
946.796 |
-2890.271115 |
250.1894436 |
Administrasi Pemerintah,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib |
16916.1853 |
> |
7436.886 |
-9688.279129 |
208.9798277 |
Jasa Pendidikan |
19063.79107 |
< |
67766.67 |
47491.06247 |
1211.816457 |
Jasa Kesehatan dan Kegiatan sosial |
7239.201318 |
< |
25826.584 |
22425.37216 |
-3837.989478 |
Jasa lainnya |
9294.459473 |
< |
35398.426 |
27993.80545 |
-1889.838918 |
Sumber: BPS (data diolah), 2020
Komponen Potential Regional terdapat banyak sektor yang mendorong pertumbuhan sektor yang sama ditingkat Provinsi Kalimantan Timur diantaranya yaitu, pertanian, kehutanan dan perikanan, industri pengolahan, pengadaan listrik dan gas, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (Christina & Pratiwi, 2017).
Komponen proportional shift Kota Balikpapan pada tahun 2015-2019 terdapat hasil yang positif maupun negatif. Nilai proportional shift yang positif menunjukkan bahwa perekonomian di Kota Balikpapan berspesialisasi pada sektor yang sama yang mengalami pertumbuhan cepat pada perekonomian Provinsi Kalimantan Timur diantarannya sektor pertanian, sektor kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, sektor konstruksi, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor transportasi dan pergudangan, sektor akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor real estate, sektor jasa perusahaan, sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor jasa pendidikan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan sektor jasa lainnya. Sebaliknya, apabila proportional shift bernilai negatif maka perekonomian di Kota Balikpapan mengalami pertumbuhan lambat pada perekonomian Provinsi Kalimantan Timur.
Nilai differential shift sektor perekonomian Kota Balikpapan dalam kurun waktu 2015-2019 terdapat banyak sektor yang memiliki keuntungan lokasional diantarannya yaitu, sektor pertambangan dan penggalian (269.1207393), sektor industri pengolahan (646258.8874), sektor konstruksi (23171.38564), sektor transportasi dan pergudangan (18518.04513), sektor akomodasi dan makan minum (9556.014308), sektor jasa keuangan dan asuransi (6383.658352), sektor real estate (19661.7029), sektor jasa perusahaan (250.1894436), sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib (208.9798277), dan sektor jasa pendidikan (1211.816457).
Tabel 3
Rata-Rata Shift Share Kota Samarinda 2015-2019
SEKTOR |
PR |
</> |
∆Qij |
PS |
DS |
|
Rata-rata |
Rata-rata |
Rata-Rata |
Rata-rata |
|
||
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan |
12944.90471 |
< |
23732.662 |
15316.31537 |
-4528.558084 |
|
Pertambangan dan Penggalian |
106235.9356 |
> |
-79642.386 |
-96725.75865 |
-89152.56298 |
|
Industri Pengolahan |
60286.1738 |
< |
79371.674 |
15906.90441 |
3178.595782 |
|
Pengadaan Listrik dan Gas |
1264.750505 |
< |
7225.446 |
5623.594969 |
337.1005257 |
|
Pengadaan air, Pengelolaan
sampah, Limbah dan Daur Ulang |
1325.972885 |
< |
4220.958 |
2152.011922 |
742.9731932 |
|
Konstruksi |
149533.6341 |
< |
212930.374 |
90116.0818 |
-26719.34191 |
|
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor |
126733.0332 |
< |
334410.74 |
208169.4955 |
-491.7887727 |
|
Transportasi dan pergudangan |
50010.33194 |
< |
94614.734 |
57585.08699 |
-12980.68493 |
|
Akomodasi dan Makan Minum |
29121.91195 |
< |
108025.248 |
79981.00993 |
-1077.673882 |
|
Informasi dan Komunikasi |
34046.38475 |
< |
126816.8 |
79209.65508 |
13560.76017 |
|
Jasa Keuangan
dan asuransi |
55728.36125 |
> |
25752.136 |
7231.005444 |
-37207.23069 |
|
Real Estate |
19887.19445 |
> |
5398.958 |
9178.168103 |
-23666.40455 |
|
Jasa Perusahaan |
5952.556726 |
> |
1296.768 |
-4881.604162 |
225.8154353 |
|
Administrasi Pemerintah,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib |
45144.01793 |
> |
9348.85 |
-23367.0299 |
-12428.13804 |
|
Jasa Pendidikan |
29046.86382 |
< |
117109.882 |
70059.29412 |
18003.72406 |
|
Jasa Kesehatan dan Kegiatan sosial |
10349.18083 |
< |
40093.458 |
31641.45149 |
-1897.174318 |
|
Jasa lainnya |
19497.23101 |
< |
82008.544 |
57191.71964 |
5319.593346 |
Sumber: BPS (data diolah), 2020
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat digambarkan bahwa dalam perhitungan potential regional pada Kota Samarinda terdapat banyak sektor yang mendorong pertumbuhan sektor yang sama ditingkat Provinsi Kalimantan Timur diantaranya yaitu, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, sektor konstruksi, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor transportasi dan pergudangan, sektor akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa pendidikan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan sektor jasa lainnya.
Hasil komponen proportional shift Kota Samarinda pada tahun 2015-2019 terdapat hasil yang positif maupun negatif. Nilai proportional shift yang positif dapat menggambarkan bahwa perekonomian di Kota Samarinda pertumbuhan cepat pada perekonomian Provinsi Kalimantan Timur diantarannya: sektor pertanian, sektor kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, sektor konstruksi, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor transportasi dan pergudangan, sektor akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor real estate, sektor jasa perusahaan, sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor jasa pendidikan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan sektor jasa lainnya. Sebaliknya, apabila hasil dari komponen proportional shift bernilai negatif maka sektor tersebut cenderung mengalami pertumbuhan lambat pada perekonomian Provinsi Kalimantan Timur.
Hasil dari differential shift sektor perekonomian Kota Samarinda dalam kurun waktu 2015-2019 terdapat banyak sektor yang memiliki keuntungan lokasional diantarannya: sektor industri pengolahan (3178.595782), sektor pengadaan listrik dan gas (337.1005257), sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang (742.9731932), sektor informasi dan komunikasi (13560.76017), sektor jasa perusahaan (225.8154353), jasa pendidikan (18003.72406), sektor jasa lainnya (5319.593346).
Sektor yang tumbuh lebih pesat di suatu wilayah dan memiliki tingkat pertumbuhan PDRB yang relatif lebih tinggi dibanding sektor yang sama dalam lingkup wilayah referensi, yang mana tingkat pertumbuhan sektor dalam wilayah referensi dilihat dari nilai Proportional Shift (PS), sedangkan keunggulan lokasional dilihat dari nilai Differential Shift (DS), dengan menggunakan variabel PDRB (Widodo, 2006).
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan analisis location quotient dan shift share, maka dapat disimpulkan bahwa dalam kurun waktu 2015-2019 terdapat sektor basis yang menjadi sumber pendapatan di masing-masing daerah Kota Balikpapan antara lain: industri pengolahan, transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, sedangkan di kota samarinda meliputi jasa keuangan dan asuransi, jasa lainnya, dan penyediaan akomodasi dan makanan.
Sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan yang sama pada tingkat Provinsi Kalimantan Timur pada Kota Balikpapan kurun waktu 2015-2019 tiga terbesar yaitu: Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Industri Pengolahan, Informasi dan Komunikasi dan Kota Samarinda Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Konstruksi dan Akomodasi dan Makan Minum.
�����������
Arsyad, L. (2002). Pengantar Ekonomi Daerah. Yogyakarta:
Bpfe. Google
Scholar
Arsyad, L. (2010). Ekonomi Pembangunan,
Edisi Kelima. Yogyakarta: Upp Stie Ykpn. Google
Scholar
Christina, M., & Pratiwi, Y. (2017).
Analisis Sektor Unggulan Dan Transformasi Struktural Di Provinsi Kalimantan
Tengah 2010�2016. Inovasi Pembangunan: Jurnal Kelitbangan, 5(03),
184�205. Google
Scholar
Ibrahim, I. (2018). Analisis Potensi Sektor
Ekonomi Dalam Upaya Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi (Studi Empiris Pada
Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2016). Gorontalo
Development Review, 1(1), 44�58. Google
Scholar
Ira, W. (2015). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Pocari Sweat. Jurnal
Ilmu Ekonomi Pembangunan, 6(1), 57�68. Google
Scholar
Modjo, M. I. (2020). Memetakan Jalan
Penguatan Ekonomi Pasca Pandemi. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The
Indonesian Journal Of Development Planning, 4(2), 103�116. Google Scholar
Munifah, S., & Daryono Soebagyo, M. E.
(2019). Analisis Icor Terhadap Efisiensi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Google
Scholar
Saputra, L. A., Rochaida, E. N. Y., &
Awaluddin, M. (2020). Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk Dan Inflasi Serta
Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Samarinda. Jurnal
Ilmu Ekonomi Mulawarman (Jiem), 4(3). Google
Scholar
St Bahrudin, I., & Xiv, T. C. A.
(2014). Peningkatan Efisiensi Boiler Dengan Menggunakan Economizer. Google
Scholar
Statistik, B. P. (2016). Indikator
Ekonomi Kota Samarinda 2016. Google
Scholar
Subandi, M. (2012). The Effect Of
Fertilizers On The Growth And The Yield Of Ramie (Boehmeria Nivea L. Gaud). Asian
Journal Of Agriculture And Rural Development, 2(393-2016�24012),
126�135. Google
Scholar
Sutejo, B., Amin, M. K., & Sari, S.
(2018). Perencana Pengembangan Industri Di Propinsi Kalimantan Timur Dengan
Mengintegrasikan Metode Location Quotient Dan Analisis Bertingkat (Analytical
Hierartycal Process). Opsi, 11(1), 35�48. Google
Scholar
Taringan, R. (2007). Ekonomi Regional Teori
Dan Aplikasi (Edisi Revisi). Jakarta, Pt. Bumi Aksara. Google
Scholar
Tumangkeng, S. (2018). Analisis Potensi
Ekonomi Di Sektor Dan Sub Sektor Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan Kota
Tomohon. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 18(01). Google
Scholar
Wicaksono, A. E. (2019). Analisis Sektor
Basis Dan Non Basis Pada Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Madiun Tahun
2013-3017. Oeconomicus Journal Of Economics, 3(2), 207�219.
Https://Doi.Org/10.15642/Oje.2019.3.2.207-219 Google
Scholar
Widodo. (2006). Perencanaan Pembangunan:
Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah). Upp Stim Ykpn Yogyakarta. Google
Scholar
Copyright holder : Syifa Widiarani,
Wiwin Priana, dan
Muhammad Wahed (2021) |
First publication right : |
This article is licensed under: |