Jurnal Syntax Admiration

Vol. 2 No. 5 Mei 2021

p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356

Sosial Teknik

 

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KOTA BALIKPAPAN DAN KOTA SAMARINDA

 

Syifa Widiarani, Wiwin Priana, dan Muhammad Wahed

Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya Jawa Timur, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], dan [email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRACT

Diterima

5 Mei 2021

Direvisi

10 Mei 2021

Disetujui

15 Mei 2021

Advancing economic development, it can be seen from the economic growth in the area. Regional economic growth can increase if you know what are the leading sectors in the area. Leading sectors are the strongest sectors because they are able to compete and become superior compared to the same sectors in other regions. Therefore, this study aims to determine the sectors that have the potential as leading sectors that have competitiveness and play a role in supporting economic growth in the Balikpapan city and Samarinda City. This type of research uses qualitative research with descriptive research characteristics and the data analysis techniques used are Location Quention analysis and Shift Share analysis. Using secondary data published by the Central Bureau of Statistics, East Kalimantan Province, Balikpapan City and Samarinda City in 2015-2019. Based on the results of the calculation, it can be concluded that in the 2015-2019 period there were basic sectors which were the source of income in each area of ​​Balikpapan City, including: processing industry, transportation and warehousing, information and communication, while in the city of Samarinda it included: financial services and insurance. , other services, and the provision of accommodation and food. The three biggest sectors driving the same growth at the level of East Kalimantan Province in the City of Balikpapan in the 2015-2019 period are: wholesale and retail trade, car and motorcycle repair, processing industry, information and communication and samarinda city wholesale and retail trade, car and motorcycle repair, construction and accommodation and food and drink.

 

 

 

ABSTRAK

Memajukan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi pada daerah tersebut. Pertumbuhan ekonomi daerah dapat mengalami peningkatan apabila mengetahui apa yang menjadi sektor unggulan pada daerah tersebut. Sektor unggulan ialah sektor yang paling kuat karena mampu bersaing dan menjadi lebih unggul dibandingkan dengan sektor yang sama di daerah lainnya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor yang memiliki potensi sebagai sektor unggulan yang memiliki daya saing serta berperan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Balikpapan dan Kota Samarinda. Dalam penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Location Quention dan analisis Shift Share. Menggunakan data sekunder yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim, Kota Balikpapan dan Kota Samarinda tahun 2015-2019. Berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa dalam kurun waktu 2015-2019 terdapat sektor basis yang menjadi sumber pendapatan di masing-masing daerah Kota Balikpapan antara lain: industri pengolahan, transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, sedangkan di kota samarinda meliputi: jasa keuangan dan asuransi, jasa lainnya, dan penyediaan akomodasi dan makanan. Sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan yang sama pada tingkat Provinsi Kalimantan Timur pada Kota Balikpapan kurun waktu 2015-2019 tiga terbesar yaitu: perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, industri pengolahan, informasi dan komunikasi sedangkan, kota samarinda perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, konstruksi dan akomodasi dan makan minum.

Keywords:

leading sectors; location quotient; shift share

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kata Kunci:

sektor unggulan; location quotient; shift share



Pendahuluan

Proses pemerintah daerah beserta masyarakatnya bekerjasama dalam mengelola sumber daya yang ada serta melakukan mitra kerja dengan pihak swasta untuk menciptakan lapangan kerja dan mengambil cara untuk pembangunan dan pengembangan daerah serta memanfaatkan potensi sumber daya yang ada secara optimal merupakan definisi dari pembangunan ekonomi daerah (Arsyad, 2010). Tujuan dari pembangunan ekonomi daerah adalah untuk meningkatkan jumlah peluang kerja untuk masyarakatnya (Subandi, 2012).

Bertambahnya jumlah penduduk maka bertambah pula kebutuhan ekonominya. Dalam kurun waktu lima tahun, pertumbuhan ekonomi Kota Balikpapan mengalami kenaikan fluktuatif yang memiliki range cukup tinggi. Pada tahun 2018 dan 2019 total PDRB Kota Balikpapan mengalami peningkatan dari Rp 79.793.795,43 menjadi sebesar Rp 83.604.887,63. Hal ini menggambarkan bahwa di tahun 2019, Kota Balikpapan mengalamipertumbuhan ekonomi sebesar 4,78%. Kondisi ini dipengaruhi oleh kinerja seluruh sektor yang mengalami pertumbuhan positif. Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa dari tujuh belas sektor terdapat tiga sektor yang memiliki peran terbesar dalam membentuk PDRB Kota Balikpapan sebagai berikut:

 

Tabel 1

PDRB� Kota Balikpapan dan Kota Samarinda (Juta Rupiah)

KOTA

SEKTOR

2015

2016

2017

2018

2019

 

 

 

 

Kota Balikpapan

Industri Pengolahan

39.638.062,19

42.157.062,34

43.657.280,78

45.442.815,10

47.472.116,79

Kontruksi

8.650.531,82

8.665.558,76

8.943.483,43

9.510.131,46

10.176.792,05

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

5.670.841,55

5.848.553,56

6.155.721,31

6.551.791,70

6.936.740,64

 

TOTAL PDRB

69.785.744,75

73.221.462,06

76.032.079,12

79.793.795,43

83.604.887,63

 

 

 

Kota Samarinda

Kontruksi

7.949.666,57

7.683.959,92

8.205.163,73

8.709.671,08

9.121.170,47

Pertambangan dan Penggalian

5.923.919,97

6.062.061,41

5.934.619,17

6.015.686,65

6.361.294,27

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

6.160.558,88

6.383.218,62

6.862.015,35

7.249.647,11

7.617.078,80

 

TOTAL PDRB

39.523.547,41

39.744.722,94

41.274.972,29

43.315.910,70

45.469.879,52

Sumber: BPS Balikpapan dan Samarinda, 2020 (diolah)

 

Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang menyumbang pendapatan daerah di Kota Balikpapan paling tinggi diantara sektor-sektor lainnya, dan selama periode tahun 2015-2019 terus mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut, dipengaruhi oleh perubahan nilai produksi, perubahan harga komoditas dan selain itu, karena adanya kilang minyak Pertamina yang beroperasi di kota ini menurut BPS (2020) dalam (Modjo, 2020). Pada tahun 2016, harga minyak dunia mengalami perbaikan sehingga mampu mengangkat ekspor komoditas tersebut dan pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

Kota Samarinda mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup fluktuatif, karena selama periode tahun 2015-2019 jumlah PDRB terus mengalami peningkatan. Nilai PDRB Kota Samarinda pada tahun 2019 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,97%. Hal tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya produksi di sebagian sektor yang ada dan berdasarkan tabel 1 dijelaskan bahwa sektor konstruksi ialah sektor yang menyumbang pendapatan daerah Kota Samarinda tertinggi karena pada daerah tersebut sedang terjadi pertumbuhan pesat dalam pembagunannya khususnya pada pusat perbelanjaan, hotel, sarana pendidikan dan kesehatan, jalan, jembatan, dan lain sebagainya menurut BPS (2020) dalam (Modjo, 2020).

Adanya perkembangan ekonomi dinamis menyebabkan sektor di Kota Balikpapan dan Kota Samarinda mengalami fluktuasi. Sektor industri pengolahan memiliki peran yang paling tinggi dalam pembentukan PDRB Kota Balikpapan sedangkan, di Kota Samarinda adalah sektor konstruksi. Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan berfluktuasi dalam rentang waktu 2015-2017, lalu cenderung meningkat hingga tahun 2019. Pada tahun 2019 laju pertumbuhan sektor industri pengolahan bernilai 4,47%, lebih tinggi dari tahun 2018 yang bernilai 4,09%. Sedangkan, dalam kurun waktu yang sama laju pertumbuhan Sektor Konstruksi di Samarinda tahun 2019 senilai 4,72%, menurun dibandingkan tahun 2018 yang mengalami pertumbuhan sebesar 6,15% (Statistik, 2016).

Provinsi Kalimantan Timur memiliki peran cukup tinggi dalam membangun perekonomian di Pulau Kalimantan. Diantarannya yang menarik adalah Kota Balikpapan dan Kota Samarinda. Kota Balikpapan sebagai pusat bisnis dan industri dan Kota Samarinda sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan pusat pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, pertumbuhan ekonominya menjadi tolak ukur perkembangan perekonomian dan menjadi barometer pembangunan Provinsi Kalimantan Timur. Kota Balikpapan memiliki kontribusi senilai 14,76% di tahun 2015 dan kontribusinya mencapai sebesar 15,66% di tahun 2019. Sedangkan, Kota Samarinda memiliki kontribusi senilai 10,09% pada tahun 2015 dan pada tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi 10,49% menurut BPS (2020) dalam (Saputra et al., 2020).

Pemacu laju pertumbuhan ekonomi regional, meningkatkan total PDRB, maka pembangunan sektor unggulan dapat dijadikan penggerak pembangunan ekonomi (Tumangkeng, 2018). Potensi ekonomi yang dimiliki setiap daerah perlu dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk menunjang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Pengembangan potensi ekonomi sektor unggulan terhadap kemajuan ekonomi daerah merupakan prioritas kebijakan yang harus dilaksanakan (Munifah & Daryono Soebagyo, 2019).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai �Analisis Sektor Unggulan Kota Balikpapan dan Kota Samarinda�.

Penelitian mengenai sektor unggulan telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, salah satunya (Wicaksono, 2019). Dalam penelitian tersebut hanya meneliti satu kota dan pada penelitian sekarang meneliti dua kota berbeda yang dapat dijadikan pembanding serta, penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui sektor yang memiliki potensi sebagai sektor unggulan dan memiliki daya saing yang berperan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor yang memiliki potensi sebagai sektor unggulan yang memiliki daya saing serta berperan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.

 

 

 

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu melakukan deskripsi fakta berdasarkan data numerik. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian untuk menggambarkan fenomena yang ada (St Bahrudin & XIV, 2014). Teknik pengumpulan data melalui dokumenter dengan cara mengumpulkan data dari tiap variabel yang digunakan melalui internet, jurnal, buku dan juga mengambil dari instansi-instansi lainnya yang terkait dengan penelitian ini.

Berikut teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1.    Analisis Location Quotient (LQ)

Untuk mengetahui sektor ekonomi dalam PDRB suatu daerah yang dikelompokkan ke dalam sektor basis dan non basis. Apabila nilai LQ>1 maka tergolong sektor basis dan sebaliknya bila nilai LQ<1 tergolong sektor non basis (Taringan, 2007)

Perhitungan LQ menggunakan rumus sebagai berikut:

LQ =

����������� Keterangan:

����������� LQ ����� = Location Quotient

����������� Si�������� = PDRB Sektor i di kabupaten/kota

����������� S �������� = PDRB total di kabupaten/kota

����������� Ni ������ = PDRB Sektor i di provinsi

����������� N ������� = PDRB total di provinsi

 

2.    Analisis Shift Share

Untuk mengetahui faktor penentu pertumbuhan ekonomi pada wilayah (Ibrahim, 2018). Analisis ini digunakan juga untuk melihat pertumbuhan PDRB dari sektor yang dimiliki baik dari pengaruh internal (faktor lokasional) maupun pengaruh eksternal (struktur industri) (Arsyad, 2002):

Analisis shift share dibagi menjadi 3 bagian yang diukur yaitu:

a.    Potential Regional

Untuk mengetahui sektor yang dapat mendorong atau menghambat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut, dapat dinyatakan dengan rumus:

Bila PR< �maka pertumbuhan sektor tersebut di kabupaten/kota itu akan �� mendorong pertumbuhan sektor yang sama di provinsi.

Bila PR>�maka pertumbuhan sektor tersebut di kabupaten/kota itu akan���� menghambat pertumbuhan sektor yang sama di provinsi.

b.    Proportional Shift

Untuk mengukur besarnya kinerja suatu sektor tertentu di daerah terhadap sektor yang sama dalam ruang lingkup provinsi atau nasional. Dengan pengukuran ini akan memudahkan kita untuk dapat mengetahui apakah suatu perekonomian di daerah itu lebih berfokus pada industri yang pertumbuhannya lebih cepat dibanding dengan perekonomian yang dijadikan suatu acuan, dapat dinyatakan dengan rumus:

Bila PS > 0 Maka sektor tersebut tumbuh lebih cepat dari sektor yang sama di tingkat provinsi.

Bila PS < 0 Maka sektor tersebut tumbuh lebih lambat dari sektor yang sama di tingkat provinsi.

c.    Differential Shift

Untuk menentukan seberapa jauh kemampuan persaingan antara industri lokal dengan suatu perekonomian yang dijadikan acuan, dapat dinyatakan dengan rumus:

Bila DS > 0 maka sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibanding sektor yang sama didaerah kabupaten/kota yang lain (lokasional).

���� Bila DS < 0 Maka sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibanding sektor yang sama didaerah kabupaten/kota yang lain (lokasional).

Keterangan:

�=� Total PDRB Provinsi Periode tahun t

�=� Total PDRB Provinsi Periode tahun dasar

�= PDRB Provinsi sektor i pada tahun t

�= PDRB Provinsi sektor i pada tahun dasar

�= PDRB Kabupaten/Kota sektor i pada tahun t

�= PDRB Kabupaten/Kota sektor i pada tahun dasar

(Ira, 2015)

 

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata indeks location quetient Kota Balikpapan dan Kota Samarinda periode tahun 2015-2019 dapat teridentifikasi sektor basis dan non basis dengan tabel sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 2

Rata-Rata Location Quotient Kota Balikpapan dan Kota Samarinda 2015-2019

SEKTOR

LQ Rata-rata Kota Balikpapan

</>

Keterangan

LQ Rata-rata Kota Samarinda

</>

Keterangan

 

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

0.14

< 

NonBasis

0.25

< 

NonBasis

Pertambangan dan Penggalian

0.00

< 

NonBasis

0.30

< 

NonBasis

Industri Pengolahan

2.76

> 

Basis

0.39

< 

NonBasis

Pengadaan Listrik dan Gas

1.67

> 

Basis

2.98

> 

Basis

Pengadaan air, Pengelolaan sampah, Limbah dan Daur Ulang

1.51

> 

Basis

3.57

> 

Basis

Konstruksi

1.71

> 

Basis

2.83

> 

Basis

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.55

> 

Basis

3.12

> 

Basis

Transportasi dan pergudangan

2.69

> 

Basis

2.31

> 

Basis

Akomodasi dan Makan Minum

1.79

> 

Basis

4.51

> 

Basis

Informasi dan Komunikasi

2.29

> 

Basis

2.84

> 

Basis

Jasa Keuangan dan asuransi

2.20

> 

Basis

5.11

> 

Basis

Real Estate

1.92

> 

Basis

3.05

> 

Basis

Jasa Perusahaan

1.38

> 

Basis

4.22

> 

Basis

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

0.73

< 

NonBasis

3.57

> 

Basis

Jasa Pendidikan

0.95

< 

NonBasis

2.62

> 

Basis

Jasa Kesehatan dan Kegiatan sosial

0.92

< 

NonBasis

2.39

> 

Basis

Jasa lainnya

1.26

> 

Basis

4.78

> 

Basis

Sumber: BPS (data diolah), 2020

 

Berdasarkan tabel 2 yang mana di Kota Balikpapan terdapat 12 sektor basis dan 5 sektor non basis sedangkan, di Kota Samarinda terdapat 14 sektor basis dan 3 sektor non basis. Tiga diantara dua belas sektor basis yang memiliki nilai location quotient terbesar di Kota Balikpapan yaitu, industri pengolahan (2,76%), transportasi dan pergudangan(2,69%), informasi dan komunikasi (2,29%), sedangkan di kota samarinda meliputi: jasa keuangan dan asuransi (5.11%), jasa lainnya (4.78%), dan penyediaan akomodasi dan makanan (4.51%). Hal tersebut menggambarkan bahwa seluruh sektor basis tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap perekonomian di Kota Balikpapan dan Kota Samarinda.

Jasa lainnya ialah sektor basis Kota Balikpapan yang memiliki nilai location quotient paling rendah sebesar 1,26%, sedangkan transportasi dan gudang sebesar 2,31% di Kota Samarinda. Kondisi geografis, ketersediaan lahan yang luas serta, ketersediaan tenaga kerja yang ada dapat memacu agar sektor basis terus menerus tumbuh dan berkembang tiap tahunnya (Sutejo et al., 2018).

Pada analisis shift share dalam kurun tahun 2015-2019 secara total keseluruhan pada komponen potential regional, proportional shift, dan differential shift memiliki nilai yang positif dan negatif. Dibawah ini merupakan tabel rata-rata hasil perhitungan analisis shift share Kota Balikpapan dan Kota Samarinda periode tahun 2015-2019:

�

Tabel 3

Rata-Rata Shift Share Kota Balikpapan 2015-2019

SEKTOR

PR

</>

Qij

PS

DS

Rata-rata

Rata-rata

Rata-Rata

Rata-rata

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

13062.34857

< 

22350.102

15916.08038

-6628.326955

Pertambangan dan Penggalian

638.3492816

> 

383.51

-523.9600209

269.1207393

Industri Pengolahan

805206.1017

< 

1601325.662

149860.6729

646258.8874

Pengadaan Listrik dan Gas

1274.020824

< 

6088.284

5891.552016

-1077.28884

Pengadaan air, Pengelolaan sampah, Limbah dan Daur Ulang

979.8431261

< 

1937.344

1741.557889

-784.0570153

Konstruksi

165084.3542

< 

288115.162

99859.42221

23171.38564

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

114258.2307

< 

275118.45

190259.5792

-29399.35993

Transportasi dan pergudangan

110690.8328

< 

247586.94

118378.062

18518.04513

Akomodasi dan Makan Minum

21220.76676

< 

88064.15

57287.36893

9556.014308

Informasi dan Komunikasi

48778.71713

< 

151058.088

119995.3651

-17715.99427

Jasa Keuangan dan asuransi

44406.78757

< 

55837.85

5047.404079

6383.658352

Real Estate

24467.64785

< 

52946.812

8817.461245

19661.7029

Jasa Perusahaan

3586.877671

> 

946.796

-2890.271115

250.1894436

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

16916.1853

> 

7436.886

-9688.279129

208.9798277

Jasa Pendidikan

19063.79107

< 

67766.67

47491.06247

1211.816457

Jasa Kesehatan dan Kegiatan sosial

7239.201318

< 

25826.584

22425.37216

-3837.989478

Jasa lainnya

9294.459473

< 

35398.426

27993.80545

-1889.838918

Sumber: BPS (data diolah), 2020

 

Komponen Potential Regional terdapat banyak sektor yang mendorong pertumbuhan sektor yang sama ditingkat Provinsi Kalimantan Timur diantaranya yaitu, pertanian, kehutanan dan perikanan, industri pengolahan, pengadaan listrik dan gas, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (Christina & Pratiwi, 2017).

Komponen proportional shift Kota Balikpapan pada tahun 2015-2019 terdapat hasil yang positif maupun negatif. Nilai proportional shift yang positif menunjukkan bahwa perekonomian di Kota Balikpapan berspesialisasi pada sektor yang sama yang mengalami pertumbuhan cepat pada perekonomian Provinsi Kalimantan Timur diantarannya sektor pertanian, sektor kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, sektor konstruksi, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor transportasi dan pergudangan, sektor akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor real estate, sektor jasa perusahaan, sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor jasa pendidikan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan sektor jasa lainnya. Sebaliknya, apabila proportional shift bernilai negatif maka perekonomian di Kota Balikpapan mengalami pertumbuhan lambat pada perekonomian Provinsi Kalimantan Timur.

Nilai differential shift sektor perekonomian Kota Balikpapan dalam kurun waktu 2015-2019 terdapat banyak sektor yang memiliki keuntungan lokasional diantarannya yaitu, sektor pertambangan dan penggalian (269.1207393), sektor industri pengolahan (646258.8874), sektor konstruksi (23171.38564), sektor transportasi dan pergudangan (18518.04513), sektor akomodasi dan makan minum (9556.014308), sektor jasa keuangan dan asuransi (6383.658352), sektor real estate (19661.7029), sektor jasa perusahaan (250.1894436), sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib (208.9798277), dan sektor jasa pendidikan (1211.816457).

 

Tabel 3

Rata-Rata Shift Share Kota Samarinda 2015-2019

SEKTOR

PR

</>

Qij

PS

DS

Rata-rata

Rata-rata

Rata-Rata

Rata-rata

 

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

12944.90471

< 

23732.662

15316.31537

-4528.558084

Pertambangan dan Penggalian

106235.9356

> 

-79642.386

-96725.75865

-89152.56298

Industri Pengolahan

60286.1738

< 

79371.674

15906.90441

3178.595782

Pengadaan Listrik dan Gas

1264.750505

< 

7225.446

5623.594969

337.1005257

Pengadaan air, Pengelolaan sampah, Limbah dan Daur Ulang

1325.972885

< 

4220.958

2152.011922

742.9731932

Konstruksi

149533.6341

< 

212930.374

90116.0818

-26719.34191

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

126733.0332

< 

334410.74

208169.4955

-491.7887727

Transportasi dan pergudangan

50010.33194

< 

94614.734

57585.08699

-12980.68493

Akomodasi dan Makan Minum

29121.91195

< 

108025.248

79981.00993

-1077.673882

Informasi dan Komunikasi

34046.38475

< 

126816.8

79209.65508

13560.76017

Jasa Keuangan dan asuransi

55728.36125

> 

25752.136

7231.005444

-37207.23069

Real Estate

19887.19445

> 

5398.958

9178.168103

-23666.40455

Jasa Perusahaan

5952.556726

> 

1296.768

-4881.604162

225.8154353

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

45144.01793

> 

9348.85

-23367.0299

-12428.13804

Jasa Pendidikan

29046.86382

< 

117109.882

70059.29412

18003.72406

Jasa Kesehatan dan Kegiatan sosial

10349.18083

< 

40093.458

31641.45149

-1897.174318

Jasa lainnya

19497.23101

< 

82008.544

57191.71964

5319.593346

Sumber: BPS (data diolah), 2020

 

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat digambarkan bahwa dalam perhitungan potential regional pada Kota Samarinda terdapat banyak sektor yang mendorong pertumbuhan sektor yang sama ditingkat Provinsi Kalimantan Timur diantaranya yaitu, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, sektor konstruksi, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor transportasi dan pergudangan, sektor akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa pendidikan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, dan sektor jasa lainnya.

Hasil komponen proportional shift Kota Samarinda pada tahun 2015-2019 terdapat hasil yang positif maupun negatif. Nilai proportional shift yang positif dapat menggambarkan bahwa perekonomian di Kota Samarinda pertumbuhan cepat pada perekonomian Provinsi Kalimantan Timur diantarannya: sektor pertanian, sektor kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, sektor konstruksi, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor transportasi dan pergudangan, sektor akomodasi dan makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor real estate, sektor jasa perusahaan, sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib, sektor jasa pendidikan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan sektor jasa lainnya. Sebaliknya, apabila hasil dari komponen proportional shift bernilai negatif maka sektor tersebut cenderung mengalami pertumbuhan lambat pada perekonomian Provinsi Kalimantan Timur.

Hasil dari differential shift sektor perekonomian Kota Samarinda dalam kurun waktu 2015-2019 terdapat banyak sektor yang memiliki keuntungan lokasional diantarannya: sektor industri pengolahan (3178.595782), sektor pengadaan listrik dan gas (337.1005257), sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang (742.9731932), sektor informasi dan komunikasi (13560.76017), sektor jasa perusahaan (225.8154353), jasa pendidikan (18003.72406), sektor jasa lainnya (5319.593346).

Sektor yang tumbuh lebih pesat di suatu wilayah dan memiliki tingkat pertumbuhan PDRB yang relatif lebih tinggi dibanding sektor yang sama dalam lingkup wilayah referensi, yang mana tingkat pertumbuhan sektor dalam wilayah referensi dilihat dari nilai Proportional Shift (PS), sedangkan keunggulan lokasional dilihat dari nilai Differential Shift (DS), dengan menggunakan variabel PDRB (Widodo, 2006).

Kesimpulan��������������������������������������������������������������

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan analisis location quotient dan shift share, maka dapat disimpulkan bahwa dalam kurun waktu 2015-2019 terdapat sektor basis yang menjadi sumber pendapatan di masing-masing daerah Kota Balikpapan antara lain: industri pengolahan, transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, sedangkan di kota samarinda meliputi jasa keuangan dan asuransi, jasa lainnya, dan penyediaan akomodasi dan makanan.

Sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan yang sama pada tingkat Provinsi Kalimantan Timur pada Kota Balikpapan kurun waktu 2015-2019 tiga terbesar yaitu: Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Industri Pengolahan, Informasi dan Komunikasi dan Kota Samarinda Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Konstruksi dan Akomodasi dan Makan Minum.

�����������

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Arsyad, L. (2002). Pengantar Ekonomi Daerah. Yogyakarta: Bpfe. Google Scholar

 

Arsyad, L. (2010). Ekonomi Pembangunan, Edisi Kelima. Yogyakarta: Upp Stie Ykpn. Google Scholar

 

Christina, M., & Pratiwi, Y. (2017). Analisis Sektor Unggulan Dan Transformasi Struktural Di Provinsi Kalimantan Tengah 2010�2016. Inovasi Pembangunan: Jurnal Kelitbangan, 5(03), 184�205. Google Scholar

 

Ibrahim, I. (2018). Analisis Potensi Sektor Ekonomi Dalam Upaya Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi (Studi Empiris Pada Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Gorontalo Tahun 2012-2016). Gorontalo Development Review, 1(1), 44�58. Google Scholar

 

Ira, W. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Pocari Sweat. Jurnal Ilmu Ekonomi Pembangunan, 6(1), 57�68. Google Scholar

 

Modjo, M. I. (2020). Memetakan Jalan Penguatan Ekonomi Pasca Pandemi. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal Of Development Planning, 4(2), 103�116. Google Scholar

 

Munifah, S., & Daryono Soebagyo, M. E. (2019). Analisis Icor Terhadap Efisiensi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Google Scholar

 

Saputra, L. A., Rochaida, E. N. Y., & Awaluddin, M. (2020). Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk Dan Inflasi Serta Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Samarinda. Jurnal Ilmu Ekonomi Mulawarman (Jiem), 4(3). Google Scholar

 

St Bahrudin, I., & Xiv, T. C. A. (2014). Peningkatan Efisiensi Boiler Dengan Menggunakan Economizer. Google Scholar

 

Statistik, B. P. (2016). Indikator Ekonomi Kota Samarinda 2016. Google Scholar

 

Subandi, M. (2012). The Effect Of Fertilizers On The Growth And The Yield Of Ramie (Boehmeria Nivea L. Gaud). Asian Journal Of Agriculture And Rural Development, 2(393-2016�24012), 126�135. Google Scholar

 

Sutejo, B., Amin, M. K., & Sari, S. (2018). Perencana Pengembangan Industri Di Propinsi Kalimantan Timur Dengan Mengintegrasikan Metode Location Quotient Dan Analisis Bertingkat (Analytical Hierartycal Process). Opsi, 11(1), 35�48. Google Scholar

 

Taringan, R. (2007). Ekonomi Regional Teori Dan Aplikasi (Edisi Revisi). Jakarta, Pt. Bumi Aksara. Google Scholar

 

Tumangkeng, S. (2018). Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor Dan Sub Sektor Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan Kota Tomohon. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 18(01). Google Scholar

 

Wicaksono, A. E. (2019). Analisis Sektor Basis Dan Non Basis Pada Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Madiun Tahun 2013-3017. Oeconomicus Journal Of Economics, 3(2), 207�219. Https://Doi.Org/10.15642/Oje.2019.3.2.207-219 Google Scholar

 

Widodo. (2006). Perencanaan Pembangunan: Aplikasi Komputer (Era Otonomi Daerah). Upp Stim Ykpn Yogyakarta. Google Scholar

 

 

 

Copyright holder :

Syifa Widiarani, Wiwin Priana, dan Muhammad Wahed (2021)

 

First publication right :

Journal Syntax Admiration

 

This article is licensed under: