Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 2 No. 6 Juni 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
ANALISIS PENGARUH
PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDIDIKAN, DAN KEMISKINAN TERHADAP PENGANGGURAN DI
PROVINSI BALI
Ira Dwi Radila,
Wiwin Priana, Muhamad wahed
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Vetera Jawa Timur,
Indonesia
Email : [email protected], [email protected], [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRACT |
Diterima 5 Juni 2021 Direvisi 8 Juni 2021 Disetujui 21 Juni 2021 |
This study aims to determine the effect of economic
growth (GDP), education, and poverty on unemployment in Provindi
Bali in the period 2007 to 2020 using secondary data taken through the
website of the Central Bureau of Statistics of Bali Province. The study used
multiple linear regression analyses in which economic growth, education, and
poverty were free variables, and unemployment as variables were bound. This
study uses quantitative approach and the data obtained is analyzed with
multiple linear regression analysis with Ordinary Least Square (OLS) model.
The study used SPSS to interpret the results. The test results showed that
variable economic growth (GDP) had a negative and significant influence on
unemployment, educational variables also had a significant negative influence
on unemployment, and for variables poverty had no effect on unemployment. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan kemiskinan terhadap pengangguran di Provindi Bali pada periode tahun 2007 sampai 2020 dengan menggunakan data sekunder yang diambil melalui website Badan Pusat Statistik
Provinsi Bali. Penelitian
ini menggunakan analisis regresi linier berganda dimana pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan kemiskinan sebagai variabel bebas, dan pengangguran sebagai variabel terikat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dam data
yang diperoleh dianalisis
dengan analisis regresi linier berganda dengan model Ordinary Least Square (OLS). Penelitian menggunakan SPSS untuk menginterpretasikan hasilnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap pengangguran, variabel pendidikan juga memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap pengangguran, dan untuk variabel kemiskinan tidak memiliki pengaruh terhadap pengangguran. |
Keywords: economic
growth; education; poverty; and unemployment Kata Kunci:
pertumbuhan ekonomi;
pendidikan; kemiskinan;
dan pengangguran. |
Pendahuluan
Indonesia
merupakan negara berkembang
yang memiliki tujuan untuk mencapai suatu kesejahteraan. Dalam mencapai suatu kesejahteraan, dibutuhkan keseimbangan antara angkatan kerja dan kesempatan kerja, namun yang terjadi di Indonesia jumlah angkatan kerja lebih banyak
dari pada kesempatan kerja, hal ini
berdampak pada terjadinya kenaikan pengangguran(Sugiharto, 2007). Salah satu penilaian prestasi ekonomi suatu negara harus di lakukan, karena dengan pengukuran prestasi ekonomi dapat diukur keberhasilan
pemerintahan yang dijalankan,
serta untuk mengetahui tingkat keberhasilan kebijakan makro ekonomi yang dijalankan. Untuk mengukur prestasi makro ekonomi dapat
diihat dari indikator ekonomi, salah satunya pengangguran. Pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari
pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu,
tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya (R. S. H. Sukirno & Sutarmanto, 2007). Provinsi Bali,
angka pengangguran masih terbilang cukup tinggi. Berikut
diagram presentasi.
Gambar 1
Pengangguran Provinsi Bali 2007-2020
Sumber: BPS Bali 2020 (data diolah)
Pada Gambar 1 diatas dapat dilihat presentase tingkat pengangguran provinsi Bali dalam empat belas tahun terakhir relative mengalami penurunan. Angka terendah pengangguran Bali terjadi di tahun 2018 yakni sebesar 1,4% sedangkan angka penganguran Bali tertinggi terjadi pada tahun 2020 5,63%. Hal ini terlihat bahwa hasil upaya yang dilakukan pemerintah provinsi Bali dalam rangka menanggulangi pengangguran memperlihatkan hasil yang cukup baik. Namun pada tahun 2020 angka pengangguran naik drastis menjadi 5,63%. Hal ini menjadi masalah baru yang harus di atasi oleh pemerintah provinsi Bali. Pada tahun 2020 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran Bali meningkat sebesar 4,06%. Menurut BPS Suryamin, bertambahnya angka pengangguran di tahun 2020 disebabkan karena melemahnya pariwisata Bali yang diakibatkan adanya pandemic. Banyaknya faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran antara lain pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dijelaskan pada gambar 2 berikut ini:
Gambar
2
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali 2016-2020
Sumber: BPS Bali 2020 (data diolah)
Dapat dilihat gambar 2 bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi provinsi Bali pada lima tahun terakhir cenderung mengalami penurunan disetiap tahunnya dan angka terendah yakni ada pada tahun 2020 yaitu sebesar -9,31%. Dalam tahun tersebut penurunan terjadi sangat drastis. Dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan Ekonomi Bali selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi turun, dengan adanya laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali yang berfluktuatif dari tahun ke tahun. Menurut (Tambunan, 2009) menyatakan penganguran dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan negatif artinya meningkatnya pertumbuhan ekonomi diimbangi dengan menurunnya tingkat pengangguran di Bali. Hal ini sejalan dengan penelitian (Shafira et al., 2021) mengenai analisis pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran dimana variabel pertumbuhan ekonomi dalam hal ini pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif signifikan terhadap pengangguran.
Faktor kedua yang mempengaruhi pengangguran adalah pendidikan. Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut Fuad Ihsan (Fuad, 2005) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan provinsi Bali selalu mengalami peningkatan dari tahun 2017 hingga 2020. Apabila pendidikan mengalami peningkatan dapat diduga bahwa tingkat pengangguran akan mengalami pengurangan (S. Sukirno, 2004). Hal ini sejalan dengan penelitian (Susanto et al., 2018) mengenai pengaruh pendidikan terhadap pengangguran dimana hasil penelitian menjelaskan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pengangguran.
Bukan hanya faktor pertumbuhan ekonomi dan pendidikan saja yang dapat berpengaruh terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Bali. Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap tingkat pengangguran adalah kemiskinan. Kemiskinan memiliki hubungan yang sangat erat dalam mempengaruhi tingkat pengangguran. Permasalahan kemiskinan merupakan masalah yang begitu kompleks sehingga diperlukan upaya pengentasan secara komprehensif, mencangkup berbagai aspek kehidupan masyarakat dan dilaksanakan secara terpadu (Prastyo & EDY YUSUF, 2010).
Tingkat kemiskinan provinsi bali relative mengalami penurunan dan selama lima tahun terakhir. Tingkat kemiskinan terendah terjadi pada tahun 2020 yakni sebesar 3,78 sedangkan tingkat kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2016 dan 2017. Dalam (Todaro & Smith, 2003) menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan memiliki pengaruh positif artinya ketika kemiskinan turun maka pengangguran juga turun dan sebaliknya.
Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti kembali karena adanya perbedaan hasil penelitian sebelumnya mengenai pengangguran serta menjadi motivator utama penulis untuk melakukan penelitian ini. Dimana peneliti mengkaji ulang lebih lanjut tentang analisis pertumbuhan ekonomi, pendidikan dan kemiskinan terhadap penganggguran yang dikaitkan dengan pandemic yang terjadi pada tahun 2020. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka diperoleh rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah terdapat pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap pengangguran di Provindi Bali?, 2) Apakah terdapat pengaruh pendidikan terhadap pengangguran di Provinsi Bali?, (3) Apakah terdapat pengaruh kemiskinan terhadap pengangguran di Provinsi Bali.
Metode Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat (Arikunto 2006:12) dalam (Zulfah, 2017) yang mengemukakan penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menguakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari BPS provinsi Bali dengan Periode waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data tahun 2007 sampai 2020. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan SPSS dengan model regresi linear berganda. Dalam penelitian ini akan membuktikan hubungan kasual antara variabel terikat (dependent) yaitu Pengangguran sedangkan variabel bebas (independent) yaitu, variabel Pertumbuhan ekonomi, Pendidikan, dan Kemiskinan.
1.
Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinritas
Untuk mendeteksi ada dan tidaknya multikolinieritas didalam model regresi
ini yaitu dengan cara melihat nilai tolerance > 0.10 dan nilai Variance inflation Factor (VIF) < 10
artinya tidak ada multikolinieritas antar variabel independent dalam model
regresi (Ghozali, 2018).
Tabel 1
Uji Multikolinieritas Coeffientsa
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity
Statistics |
||||
Model |
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
|||
1 |
(Constant) |
24,193 |
5,361 |
|
4,513 |
,001 |
|
|
pertumbuhan ekonomi |
-,279 |
,021 |
-1,004 |
-13,381 |
,000 |
,863 |
1,159 |
|
Pendidikan |
-,228 |
,051 |
-,573 |
-4,447 |
,001 |
,293 |
3,418 |
|
Kemiskinan |
,108 |
,172 |
,079 |
,632 |
,541 |
,312 |
3,202 |
Sumber: Data sekunder diolah (2021)
a.
Dependent Variable: pengangguran
Dari Tabel 1 menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan kemiskinan memiliki nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka Tabel 1 dinyatakan
bebas dari multikolinearitas untuk variabel pengangguran
1) Ujian Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain.
Tabel 2
Uji Heteroskedastisitas
pertumbuhan ekonomi |
pendidikan |
kemiskinan |
Unstandar dized Residual |
|||
Spearman's rho |
pertumbuhan ekonomi |
Correlation Coefficient |
1,000 |
-,156 |
,009 |
,297 |
Sig. (2-tailed) |
. |
,594 |
,976 |
,303 |
||
N |
14 |
14 |
14 |
14 |
||
Pendidikan |
Correlation
Coefficient |
-,156 |
1,000 |
-,858** |
,090 |
|
Sig. (2-tailed) |
,594 |
. |
,000 |
,759 |
||
N |
14 |
14 |
14 |
14 |
||
Kemiskinan |
Correlation
Coefficient |
,009 |
-,858** |
1,000 |
-,035 |
|
Sig. (2-tailed) |
,976 |
,000 |
. |
,905 |
||
N |
14 |
14 |
14 |
14 |
||
Unstandardized
Residual |
Correlation Coefficient |
,297 |
,090 |
-,035 |
1,000 |
|
Sig. (2-tailed) |
,303 |
,759 |
,905 |
. |
||
N |
14 |
14 |
14 |
14 |
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
Sumber: Data sekunder diolah (2021)
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan kemiskinan memiliki nilai signifikansi > 0,05. Hal
ini dapat dikatakan bahwa model ini layak untuk
digunakan karena tidak terjadi heteroskedastisitas.
2) Uji Autokolerasi
Cara untuk mendeteksi adanya autokolerasi adalah dengan melihat
Durbin Watson dengan ketentuan
-2 sampai 2 tidak terjadi autokulorasi maka dapat disimpulkan
bahwa penelitian ini tidak terjadi
autokolerasi dilihat pada Tabel 3 karena menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 1,939.
Tabel 3
Uji Autokorelasi Model Summaryb
|
|
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Change Statistics |
Durbin- Watson |
||||
Model |
R |
R Square Change |
F Change |
df1 |
df2 |
Sig. F Change |
||||
1 |
,975a |
,951 |
,937 |
,29076 |
,951 |
65,262 |
3 |
10 |
,000 |
1,939 |
a. Predictors: (Constant),
kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, pendidikan
b. Dependent Variable: pengangguran
Sumber: Data sekunder diolah (2021)
3) Analisis regresi linear berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan kemiskinan terhadap pengangguran. Berikut hasil analisis
regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4
Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
|||
Model |
|
B |
Std. Error |
Beta |
||
1 |
(Constant) |
24,193 |
5,361 |
|
4,513 |
,001 |
pertumbuhan ekonomi |
-,279 |
,021 |
-1,004 |
-13,381 |
,000 |
|
Pendidikan |
-,228 |
,051 |
-,573 |
-4,447 |
,001 |
|
Kemiskinan |
,108 |
,172 |
,079 |
,632 |
,541 |
Sumber: Data sekunder diolah (2021)
Berdasarkan Tabel 4, diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
Pengangguran = 224,193 - 0,279Pertumbuhan ekonomi � 0,228Pendidikan
� 0,108Kemiskinan + e
2. Uji Kelayakan Model
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya seberapa jauh dalam mengukur
kemampuan model yang menerangkan
variabel dependen. Hasil koefisien determinasi pada Tabel 5.
Tabel 5
Uji Koefisien
Determinasi
R2 Model Summaryb
R |
R Square |
Adjusted R Square |
,975a |
,951 |
,937 |
a. Predictors: (Constant), kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, pendidikan
b. Dependent Variable: pengangguran
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi sebesar
yang terdapat dikolom R square sebesar 0,951 atau 95,1% untuk pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan kemiskinan dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain
diluar model.
b.
Uji F
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model (sesuai) fit atau tidak (Ghozali, 2018). Uji F dilakukan dengan melihat signifikansi F pada output
hasil regresi dengan signifikansi 0,05 (a=5%). Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan
bahwa nilai F hitung sebesar 65,262 dengan nilai signifikansi 0,000 sehingga
model ini layak untuk digunakan.
Tabel 6
Uji Statistik F ANOVAa
Model |
|
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
1 |
Regression |
16,552 |
3 |
5,517 |
65,262 |
,000b |
Residual |
,845 |
10 |
,085 |
|
|
|
Total |
17,398 |
13 |
|
|
|
a. Dependent Variable: pengangguran
b. Predictors: (Constant), kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, pendidikan
Sumber: Data sekunder diolah (2021)
c. Uji Hipotesis (Uji t)
Uji t dilakukan dengan melihat signifikansi t masing-masing variabel pada output hasil regresi dengan signifikansi 0,05 (a=5%). Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika hasil signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan) dan sebaliknya. Hasil pengujian dari hipotesis terhadap nilai signifikansi dapat disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7
Hasil Pengujian
Hipotesis Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
|||
Model |
|
B |
Std. Error |
Beta |
||
1 |
(Constant) |
24,193 |
5,361 |
|
4,513 |
,001 |
pertumbuhan ekonomi |
-,279 |
,021 |
-1,004 |
-13,381 |
,000 |
|
Pendidikan |
-,228 |
,051 |
-,573 |
-4,447 |
,001 |
|
Kemiskinan |
,108 |
,172 |
,079 |
,632 |
,541 |
a. Dependent Variable: pengangguran
Sumber: Data sekunder diolah (2021)
Berdasarkan Tabel 7 diperoleh hasil perhitungan t berserta tingkat signifikansi dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Uji pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran memiliki t hitung sebesar -13,381 dengan nilai signifikansi 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengangguran. 2. Uji pengaruh pendidikan terhadap pengangguran memiliki t hitung sebesar -4,447 dengan nilai signifikansi 0,001, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan berpengaruh negative dan signifikan terhadap pengangguran. 3. Uji pengaruh kemiskinan terhadap pengangguran memiliki t hitung sebesar 0,632 dengan nilai signifikansi 0,541, maka dapat dikatakan bahwa kemiskinan tidak berpengaruh terhadap pengangguran.
3. Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap Pengangguran
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 7, pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran menghasilkan nilai koefisien (standardized coefficient) negatif sebesar -1,004 dengan signifikansi value sebesar 0,000. Oleh karena itu, sig value 0,000 < sig itolerance 0,05,maka hipotesis satu diterima, karena pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran terbukti signifikan. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang dalam menilai kinerja suatu perokonomian, terutama untuk melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau suatu daerah. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian yang dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus menunukkan suatu peningkatan menggambarkan bahwa perkonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik. Sebaliknya apabila perekonomian tersebut tidak dapat berkembang dengan baik hal terburuk yang akan muncul adalah masalah pengangguran. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari penelitian menurut Syurifto (2018) dalam (Zubaidi et al., 2020) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negative dan signifikan terhadap pengangguran.
4. Pengaruh Pendidikan terhadap Pengangguran
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 7, pengaruh pendidikan terhadap pengangguran menghasilkan nilai koefisien (standardized coefficient) negatif sebesar -0,573 dengan signifikansi value sebesar 0,001. Oleh karena itu, sig value 0,001 < sig itolerance 0,05, maka hipotesis dua diterima, karena pengaruh pendidikan terhadap pengangguran terbukti signifikan. Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk anak-anak Indonesia. Sampai sekarang, masih banyak orang tua yang masih tidak memperdulikan Pendidikan anak-anaknya. Walaupun pemerintah telah memberikan fasilitas yang cukup umtuk anak mendapatkan Pendidikan, tetap saja ada yang tidak mengindahkannya.
Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan merupakan faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena melalui Pendidikan upaya meningkatan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Pedidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah hal ini bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhaap produktivitas, tetapi juga akan berpengaruh vertilitas masyarakat. Pendidikan dapat menjadikan sumberdaya manusia lebih cepat mengerti dan siap mengahdapi perubahan dan pembangunan suatu negara. Kegiatan ekonomi di masyarakat membutuhkan tenaga kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja ini dapat juga disebut sebagai kesempatan kerja. Kesempatan kerja itu sendiri adalah suatu keadaan yang menggambarkan terjadinya lapangan kerja (pekerjaan) untuk diisi pencari kerja. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian menurut (Indrayeni et al., 2019) bahwa pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pengangguran.
5. Pengaruh Kemiskinan terhadap Pengangguran
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 7, pengaruh kemiskinan terhadap pengangguran menghasilkan nilai koefisien (standardized coefficient) positif sebesar 0,079 dengan signifikansi value sebesar 0,541. Oleh karena itu, sig value 0,541 > sig itolerance 0,05, maka hipotesis tiga ditolak, karena pengaruh kemiskinan terhadap pengangguran terbukti tidak berpengaruh signifikan. Efek buruk dari pengangguran yaitu ketiadaan pendapatan yang menyebabkan para pengangguran harus mengurangi pengeluaran konsumsinya. Pengangguran yang berkepanjangan dapat menimbukan efek psikologis yang buruk atas diri penganggur dan keluarganya. Apabila keadaan pengangguran disuatu negara sangat buruk akibatnya masyarakat miskin semakin bertambah jumlahnya serta mengakibatkan kekacauan politik dan sosial yang berlaku yang menimbulkan efek yang buruk bagi kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. Perintah eharusnya mengatasi masalah tersebut dengan membuka lapangan pekerjaan sehingga dampak dari masalah pengangguran dapat teratasi, karena tingkat pengangguran juga memberikan kontribusi yang amat besar terhadap meningkatnya jumlah penduduk miskin. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sriyanah & Riska, 2021) bahwa kemiskinan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka.
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang ada, dapat diperoleh simpulan
bahwa hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negative dan signifikan terhadap pengangguran maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima, hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh negative dan signifikan terhadap
pengangguran maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima, hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa kemiskinan tidak berpengaruh terhadap pengangguran maka dapat
disimpulkan bahwa H3 ditolak.
BIBLIOGRAFI
Fuad, I. (2005). Dasar-dasar
pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.Google Scholar
Indrayeni, S., Hakim, N., & Burhanudin,
D. (2019). Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Lirik. JURNAL
TUAH: Pendidikan Dan Pengajaran Bahasa, 1(1), 69�77.Google Scholar
Prastyo, A. A., & EDY YUSUF, E. Y.
(2010). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan (Studi
Kasus 35 Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah Tahun 2003-2007. Universitas
Diponegoro.Google Scholar
Shafira, V. A., Kumenaung, A. G., & Niode,
A. O. (2021). Analisis Pengaruh Ump, Pertumbuhan Ekonomi Dan Inflasi Terhadap
Tingkat Pengangguranterbuka Di Kota Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 9(1).Google Scholar
Sriyanah, N., & Riska, A. (2021).
Edukasi Etika Batuk Efektif di Era New Normal Pandemi Covid-19 Di Desa Solonsa
Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Gerakan Aksi Sehat (GESIT), 2(1), 29�35.Google Scholar
Sugiharto, E. (2007). Tingkat Kesejahteraan
Masyarakat Nelayan Desa Benua Baru Ilir Berdasarkan Indikator Badan Pusat
Statistik. Jurnal Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan, 4(2),
32�36.Google Scholar
Sukirno, R. S. H., & Sutarmanto, H.
(2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi intensi membeli produk wayang kulit
pada masyarakat suku Jawa. Psikologika: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian
Psikologi, 12(24), 119�132.Google Scholar
Sukirno, S. (2004). Makro ekonomi teori
pengantar edisi ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada.Google Scholar
Susanto, E., Rochaida, E., & Ulfah, Y.
(2018). Pengaruh inflasi dan pendidikan terhadap pengangguran dan kemiskinan. Inovasi,
13(1), 19�27.Google Scholar
Tambunan, T. T. H. (2009). SMEs in Asian
developing countries. Springer.Google Scholar
Todaro, M., & Smith, S. (2003).
Development economics. UK: Pearson Education.Google Scholar
Zubaidi, N., Pratama, R. G., &
Al-Fatih, S. (2020). Legal Perspective on Effectiveness of Pre-Work Cards for
Indonesian People. BESTUUR, 8(1), 9�18.Google Scholar
Zulfah, Z. (2017). Analisis Kesalahan
Peserta Didik pada Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu
Variabel di Kelas X SMA Negeri 1 Bangkinang Kota. Lemma, 3(2),
232874.Google Scholar
Copyright holder : Ira Dwi Radilal, Wiwin Priana, Muhamad wahed (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |