Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 2
No. 6 Juni 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
ANALISIS
DAYA DUKUNG DAN PENURUNAN PONDASI TIANG BOR DENGAN PLAXIS 3D TERHADAP HASIL
LOADING TEST
Dewi Sartika Hutapea, Roesyanto, Rudi Iskandar
Universitas Sumatera Utara (USU) Medan Sumatera Utara. Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRACT |
Diterima 17 Juni 2021 Direvisi 18 Juni 2021 Disetujui 21 Juni 2021 |
In the foundation analysis, the magnitude of the
carrying capacity and the decrease that occurred are two of the most
important things considering its function as the distribution of the load of
a construction to the ground. The foundation must have a carrying capacity
that is able to carry the load on it so that the load transfer system to the
ground can run while controlling against the decrease in permits to maintain
the stability of construction on it. This analysis aims to calculate the
amount of carrying capacity and decrease that occurs on the foundation bored
pile� project Jakarta LRT-Corridor 1
(Phase 1) Kelapa Gading-Velodrome-Package P 102 with element method up to
using Plaxis 3D software with all mesh�
types. Based on the analysis that has been done, the carrying capacity
�of the ultimate bored pile with the
interpretation method loading� test
with Davisson method provides a value of 816 tons, mazurkiewich method 950
tons and Chin method 761 tons. Plaxis 3D analysis produced a carrying
capacity of 400 tons with davisson method, 816 tons with Mazurkiewich method
and 766 tons with Chin method.� So it
can be concluded that the carrying capacity value based on Plaxis 3D is
greater than the results of loading tests in the field. While the decrease
produced by the analysis of Plaxis 3D with medium mesh provides the closest
value to the test results in the field. ABSTRAK Dalam analisis pondasi, besarnya daya dukung dan
penurunan yang terjadi merupakan dua hal terpenting mengingat fungsinya
sebagai distribusi beban sebuah konstruksi ke tanah. Pondasi harus memiliki
daya dukung yang mampu memikul beban diatasnya sehingga sistem tranfer beban
ke tanah dapat berjalan dengan tetap mengontrol terhadap penurunan ijin untuk
menjaga kestabilan konstruksi di atasnya. Analisis ini bertujuan untuk
menghitung besarnya daya dukung dan penurunan yang terjadi pada pondasi bored
pile proyek Jakarta LRT-Corridor 1 (Phase 1) Kelapa Gading-Velodrome-Package
P 102 dengan metode elemen hingga menggunakan perangkat lunak Plaxis 3D
dengan semua tipe mesh. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, daya
dukung ultimate bored pile dengan metode interpretasi loading test dengan metode
Davisson memberikan nilai 816 ton, metode Mazurkiewich 950 ton dan metode
Chin 761 ton. Analisis Plaxis 3D menghasilkan daya dukung 400 ton dengan
metode Davisson, 816 ton dengan metode Mazurkiewich dan 766 ton dengan metode
Chin.� Sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai daya dukung berdasarkan Plaxis 3D lebih besar daripada hasil loading
test di lapangan. Sedangkan penurunan yang dihasilkan oleh analisis Plaxis 3D
dengan mesh medium memberikan nilai yang paling mendekati hasil pengujian di
lapangan. |
Keywords: carrying capacity, drop, bored pile daya dukung, penurunan, bored pile |
Pendahuluan
Pondasi ialah bagian dari suatu sistem rekayasa yang
meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi dan beratnya sendiri kepada dan ke
dalam tanah dan batuan yang terletak dibawahnya (Bowles, 1997). Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban
yang diteruskan oleh pondasi ke tanah tidak melampaui kekuatan tanah yang
bersangkutan (Das et al., 1995).
Pondasi tiang bor adalah suatu pondasi yang dibangun
dengan mengebor tanah terlebih dahulu, lalu kemudian diisi dengan tulangan dan dicor.
Tiang bor biasanya dipakai pada tanah yang stabil dan kaku, sehingga
memungkinkan untuk membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Jika tanah
mengandung air, pipa besi dibutuhkan untuk menahan dinding lubang dan pipa
ditari ke atas pada waktu pengecoran. Pada tanah keras atau batuan lunak, dasar
tiang dapat dibesarkan untuk menambah tahanan dukung ujung tiang.
Masalah dalam perencanaan pondasi yang perlu dianalisis
adalah terkait� dua hal, yakni daya
dukung dan penurunan. Pondasi harus memiliki daya dukung yang cukup untuk
menopang beban yang ada diatasnya baik beban dari struktur konstruksi maupun
beban luar yang memengaruhi konstrusi tersebut. Selain itu� Batasan penurunan yang terjadi pada pondasi
juga perlu dijaga untuk kestabilan struktur atas konstruksi. Kedua hal tersebut
dapat dilakukan dengan perhitungan secara empiris dan metode elemen hingga saat
proses perencanaan dan monitoring saat proses pelaksanaan dengan pengujian
pembebanan untuk mendapatkan daya dukung dan batas penurunan sesuai rencana.
Metode elemen hingga adalah metode yang membagi-bagi
daerah yang akan dianalisis menjadi bagian-bagian yang kecil yang disebut
dengan elemen. Plaxis merupakan suatu rangkuman program elemen hingga yang
telah dikembangkan untuk menganalisa deformasi dan stabilitas geoteknik dalam
perencanaan sipil. Salah satu masalah yang dapat diselesaikan oleh Plaxis
adalah interaksi tanah dengan pondasi. Sehingga Plaxis dapat digunakan dalam
menganalisis daya dukung dan penurunan pondasi.
(Prakasa & Rijaluddin, 2016) dalam penelitiannya
telah menganalisis daya dukung dan penurunan pondasi tiang bor tunggal dengan
menggunakan program Plaxis. Hasil analisis tersebut adalah nilai daya dukung
dan penurunan yang diperoleh dari analisis Plaxis dan rumus empiris dari metode
Reese dan Wrigth adalah mendekati.
Dalam pengaplikasiannya Plaxis membutuhkan pemodelan
struktur dan input material konstruksi yang dimodelkan. Selain itu tahapan
konstruksi di lapangan juga diinterpretasikan dalam analisa Plaxis sehingga
didapatkan hasil yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Pemilihan tipe mesh
serta jumlah titik nodal juga menjadi pertimbangan untuk mendapatkan hasil yang
akurat. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemilihan input jenis mesh dan
titik nodal serta ketelitian dan sebagainya terhadap hasil pemodelan Plaxis
maka penulis melakukan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh data input Plaxis terhadap daya dukung dan penurunan
pondasi hasil perencanaan yang dilakukan secara analitis dan hasil pengujian monitoring
di lapangan untuk mendapatkan pemodelan 3D yang memberikan hasil yang akurat
pada analisis pondasi.
(Mansur et al., 2019) menganilisis kapasitas dukung dan penurunan tiang bor tunggal akibat beban gempa dengan menggunakan Plaxis 2D. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kapasitas dukung pondasi terhadap gaya tekan berdasarkan data SPT adalah 109,29 ton. Adapun penurunan yang terjadi tanpa adanya beban gempa adalah 23,86 mm. penurunan yang terjadi dengan memperhitungkan beban gempa dengan magnitude 5,2 SR, 6 SR, 7 SR dan 8 SR berturut-turut adalah 153,44 mm, 178,71 mm, 234,58 mm dan 234,64 mm. Penurunan tiang bor dengan beban gempa lebih besar daripada penurunan ijin tiang yang disyaratkan yaitu 40 mm.
(Harsanto et al., 2015) dalam tulisannya, memberikan hasil analisis daya dukung tiang bor pada struktur pylon jembatan Soekarno dengan Plaxis 3D. Adapun hasil analisis yang telah dilakukan adalah daya sukung axial Plaxis 3D dari daya dukung axial statis dengan persentase sebesar 13,77%, daya dukung lateral plaxis 3D lebih kecil dari daya dukung lateral statis dengan selisih persentase sebesar 21.79%, Momen Plaxis 3D lebih kecil daripada momen statis dengan selisih persentase 11.85% dan settlement Plaxis 3D lebih kecil dari settlement statis dengan selisih persentase 6.02%.
(Fadilah & Tunafiah, 2018) melakukan analisa daya dukung bored pile berdasarkan data N-SPT menurut rumus Reese dan Wright dan penurunannya. Berdasarkan hasil perhitungan, daya dukung yang dihitung dengan rumus tersebut lebih kecil daripada daya dukung yang diberikan pada data PDA.
(Mugiono et al., 2020) melakukan analisis perbandingan daya dukung pondasi tiang bored pile dari hasil tes PDA berdasarkan metode Chin, Mazurkiewich dan Davisson. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil dari pengujian PDA lebih kecil dari analisis aplikasi Allpile. Hal ini bisa disebabkan karena pada saat pengujian PDA, proses transfer energi dari palu kurang efektif atau beban dari palu kurang sehingga nilai daya dukung dan penurunan yang tercatat selama pengujian lebih kecil dan membentuk kurva yang kurang sempurna dikarenakan proses transfer energi yang kurang sempurna.
Metode
Penelitian
Dalam penelitian ini, analisis dilakukan menggunakan data
yang diperoleh dari proyek Jakarta LRT-Coridor 1 (Phase 1) Kelapa
Gading-Velodrome-Package P 102. Data yang diperoleh berupa layout pekerjaan
pondasi bored pile, hasil penyelidikan tanah dari borring dan hasil loading
test.
Analisis dilakukan dengan melakukan perhitungan daya dukung
dengan interpretasi dari data loading test di lapangan dengan metode Davisson,
Chin dan Mazurkiewich. Selanjutnya dilakukan analisis dengan metode elemen
hingga menggunakan Plaxis 3D. Analisis dilakukan dengan melakukan pemodelan
sesuai dengan proses loading test di lapangan dengan besar dan waktu
pembebanan yang sama. Analisis Plaxis dilakukan menggunakan tiga jenis mesh
yang berbeda yaitu mesh medium, fine dan very fine.
Hasil yang diberikan oleh Plaxis 3D adalah besarnya
penurunan yang dihasilkan dari proses pembebanan yang dilakukan. Dari besar
penurunan tersebut dilakukan perhitungan daya dukung dengan interpretasi metode
Davisson, Chin dan Mazurkiewich seperti pada hasil loading test. Nilai
daya dukung ini yang nantinya akan dibandingkan dengan hasil daya dukung dari
data penurunan loading test untuk dianalisis. Tidak hanya itu, besar
penurunan yang terjadi dari hasil Plaxis 3D juga akan dibandingkan dengan data
penurunan loading test yang dilakukan di lapangan..
Perhitungan daya dukung
dilakukan menggunakan metode interpretasi dari Davisson, Chin dan Mazurkiewich.
Data yang digunakan untuk perhitungan adalah hasil loading test di
lapangan. Data tersebut disajikan pada Tabel 1.
Tabel
1
Data
loading test di lapangan
No |
Siklus |
Waktu (jam) |
Pembebanan |
Penurunan (mm) |
|
(%) |
(ton) |
||||
1 |
1 |
0,00 |
0 |
0 |
0 |
2 |
1,17 |
25 |
102 |
0,14 |
|
3 |
2,08 |
50 |
204 |
0,33 |
|
4 |
2,67 |
25 |
102 |
0,18 |
|
5 |
3,75 |
0 |
0 |
0,12 |
|
6 |
2 |
4,17 |
50 |
204 |
0,4 |
7 |
5,25 |
75 |
306 |
0,62 |
|
8 |
6,33 |
100 |
408 |
0,85 |
|
9 |
6,75 |
75 |
306 |
0,67 |
|
10 |
7,17 |
50 |
204 |
0,49 |
|
11 |
8,25 |
0 |
0 |
0,17 |
|
12 |
3 |
8,67 |
50 |
204 |
0,42 |
13 |
9,08 |
100 |
408 |
0,9 |
|
14 |
10,17 |
125 |
510 |
1,17 |
|
15 |
11,25 |
150 |
612 |
1,51 |
|
16 |
11,67 |
125 |
510 |
1,38 |
|
17 |
12,08 |
100 |
408 |
1,18 |
|
18 |
12,50 |
50 |
204 |
0,84 |
|
19 |
13,58 |
0 |
0 |
0,3 |
|
20 |
4 |
14,00 |
50 |
204 |
1,02 |
21 |
14,42 |
100 |
408 |
2,33 |
|
22 |
14,83 |
150 |
612 |
2,79 |
|
23 |
15,92 |
175 |
714 |
3,24 |
|
24 |
28,00 |
200 |
816 |
4,26 |
|
25 |
29,08 |
150 |
612 |
3,61 |
|
26 |
30,17 |
100 |
408 |
3,1 |
|
27 |
31,25 |
50 |
204 |
2,46 |
|
28 |
33,33 |
0 |
0 |
1,35 |
Berdasarkan
pengujian loading test di lapangan, dihasilkan grafik hubungan beban dan
penurunan yang disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1
Grafik Hubungan Beban dan
Penurunan dari Hasil Pengujian Loading Test
a.
Perhitungan dengan Metode Davisson (1973)
Perhitungan daya dukung aksial bored
pile berdasarkan metode Davisson adalah sebagai berikut.
Diameter tiang�������� ����������� = 1,2 m
Panjang tiang���������������������� = 23,8 m
Luas tiang��������������� ����������� =� 1,13m2
Beban rencana�������������������� = 408 ton
Beban uji���������������� ����������� = 816
ton
f�c �������������������������� ����������� = 30 MPa
E = �= 25.742,96 MPa = 2.574.296 ton/m2
X = 0,15 + 47,24/120 inch = 10,15 mm
Adapun hasil perhitungan penurunan yang
terjadi pada setiap pembebanan disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2
Perhitungan
Beban-Penurunan Metode Davisson
Beban (ton) |
Penurunan Maksimum (mm) |
delta |
delta +X |
0 |
0 |
0,00 |
10,15 |
102 |
0,14 |
0,83 |
10,98 |
204 |
0,4 |
1,67 |
11,82 |
408 |
0,9 |
3,34 |
13,49 |
612 |
2,97 |
5,01 |
15,16 |
816 |
4,26 |
6,67 |
16,82 |
Nilai daya dukung bored pile dapat ditentukan
dari grafik beban dan penurunan yang diperoleh dari perhitungan di atas. Grafik
tersebut disajikan pada Gambar 2.
Grafik Hasil Perhitungan Daya Dukung dengan Metode
Davisson
Berdasarkan Gambar 2 dianggap garis penurunan saat pembebanan maksimum sudah mendekati dengan
penurunan elastis sehingga dapat disimpulkan bahwa besar daya dukung bored pile
dari interpretasi loading test dengan metode Davisson adalah 816 ton.
a. Perhitungan dengan Metode
Mazurkiewich (1972)
Interpretasi daya dukung dengan metode Mazurkiewichz
dilakukan menggunakan grafik hubungan beban dan penurunan yang terjadi saat
pelaksanaan loading test. Nilai beban dan penurunan yang digunakan
dilampirkan pada Tabel 4 yang kemudian disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar
3 yang akan digunakan untuk interpretasi daya dukung bored pile.
Tabel 3
Nilai Beban dan Penurunan Dari Data
Loading Test
Beban (ton) |
Penurunan Maksimum (mm) |
0 |
0 |
204 |
2,46 |
408 |
3,1 |
612 |
3,61 |
816 |
4,26 |
Gambar
3�
Interpretasi Daya Dukung Aksial Bored Pile
dengan Metode Mazurkiewich
Berdasarkan Gambar 3, hasil interpretasi daya dukung yang telah dilakukan, didapat besar daya dukung aksial bored pile dengan metode Mazurkiewich adalah 950 ton.
a. Perhitungan dengan Metode
Chin (1972)
Interpretasi daya dukung aksial bored pile dengan metode Chin adalah menggunakan perbandingan penurunan tehadap beban. Kemudian dilakukan regresi linier untuk mendapatkan persamaan garis lurus dari bebarapa kordinat titik. Dengan memasukkan beban maksimum akan diperoleh daya dukung maksimum (ultimate) dari bored pile. Interpretasi dengan metode Chin (1971) disajikan pada Tabel 4 berikut.
Tabel
4
Perhitungan
Beban-Penurunan Metode Chin
Penurunan (mm) |
Beban (ton) |
Penurunan/Beban |
S(x) |
S/Q (y) |
X2 |
XY |
0 |
0 |
0,000 |
0 |
0,000 |
0,00 |
0,000 |
0,33 |
204 |
0,002 |
0,33 |
0,002 |
0,11 |
0,001 |
0,62 |
306 |
0,002 |
0,62 |
0,002 |
0,38 |
0,001 |
0,85 |
408 |
0,002 |
0,85 |
0,002 |
0,72 |
0,002 |
1,17 |
510 |
0,002 |
1,17 |
0,002 |
1,37 |
0,003 |
1,51 |
612 |
0,002 |
1,51 |
0,002 |
2,28 |
0,004 |
3,24 |
714 |
0,005 |
3,24 |
0,005 |
10,50 |
0,015 |
4,26 |
816 |
0,005 |
4,26 |
0,005 |
18,15 |
0,022 |
Total |
11,98 |
0,02 |
33,51 |
0,05 |
Regresi linier:
a������ = �= 0,00093
b������ = �= 0,0011
diperoleh persamaan garis
lurus: y = 0,0011x + 0,00093
Hasil regresi linier tersebut disajikan pada grafik yang
dimuat pada Gambar 4
Grafik Interpretasi Metode Chin
Besar daya dukung ultimate dengan metode Chin dihitung dengan cara berikut:
y = 0,0011(4,26) + 0,0009 = 0,0056
y =� S/Q
Q = ton
Qijin = 761/2 =
380,5 ton
Jadi, dengan metode Chin didapatkan daya dukung ultimate tiang bor sebesar 761 ton.
Analisis selanjutnya dilakukan dengan
metode elemen hingga menggunakan Plaxis. Analisis akan dilakukan pada Plaxis 3D
dengan variasi pemodelan seperti yang telah dijelaskan pada tujuan penelitian. Dalam
analisis Plaxis 3D membutuhkan nilai parameter tanah eksisting dan parameter bored
pile yang akan digunakan sebagai input dari proses analisis yang dilakukan.
Selain itu tahapan pembebanan saat pengujian loading test akan diinterpretasikan
dalam tahapan stage construction sehingga didapatkan nilai daya dukung dan
penurunan yang mendekati dengan nilai di lapangan. �Karena keterbatasan data pengujian
laboratorium, maka parameter tanah eksisting diperoleh dari korelasi dengan
jenis tanah dan nilai SPT dari borlog BL05. Adapun hasil korelasi tersebut disajikan
pada Tabel 5
Tabel 5
Parameter Material yang Digunakan Untun
Input Plaxis
Parameter |
Lapisan
1 |
Lapisan
2 |
Lapisan
3 |
Lapisan
4 |
Lapisan
5 |
Lapisan
6 |
Lapisan 7 |
Lapisan
8 |
Bored
pile |
Jenis
Tanah |
Lempung |
Lanau |
Lempung
berlanau |
Lanau
berlempung |
Pasir
bersemen |
Lempung
berlanau |
Lanau
bersemen |
Lempung |
|
Kedalaman
lapisan (m) |
10 |
8 |
1 |
6,5 |
5,5 |
2 |
2 |
15 |
15 |
Material
model |
Mohr-Coulomb |
Mohr-Coulomb |
Mohr-Coulomb |
Mohr-Coulomb |
Mohr-Coulomb |
Mohr-Coulomb |
Mohr-Coulomb |
Mohr-Coulomb |
Linear
elastic |
Tipe |
Undrained |
Undrained |
Undrained |
Undrained |
Drained |
Drained |
Undrained |
Undrained |
Non-Porous |
�(kN/m3) |
14 |
16 |
18,5 |
19 |
17,5 |
17 |
17,5 |
18 |
- |
�(kN/m3) |
4,2 |
6,2 |
8,7 |
9,2 |
7,7 |
7,2 |
7,7 |
8,2 |
24 |
c
(kN/m2) |
12,5 |
27 |
20 |
22 |
2 |
20 |
22 |
24 |
- |
�(0) |
1 |
1 |
1 |
1 |
27 |
1 |
1 |
1 |
- |
(0) |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
- |
E
(kN/m2) |
3000 |
6000 |
5500 |
4800 |
9000 |
5200 |
4700 |
4500 |
25742960 |
|
0,2 |
0,2 |
0,2 |
0,2 |
0,2 |
0,2 |
0,2 |
0,2 |
0,1 |
Analisis Plaxis 3D dilakukan dengan memodelkan bored pile secara utuh sesuai kondisi sebenarnya. Adapun langkah analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Project properties
Pada tahapan ini dilakukan pengaturan umum yang akan digunakan pada analisis ini. Pengaturan yang akan digunakan disajikalan pada Gambar 6.
Project
Properties yang Digunakan Saat Analisis
2. Soil
Langkah selanjutnya dalah memodelkan bore hole tanah eksisting sesuai data dari penyelidikan tanah. Tidak hanya memodelkan, parameter tanah yang digunakan juga dideklarsikan pada tahapan ini. Parameter bored pile yang digunakan juga diinput pada tahapan ini. Adapun proses pemodelan dan input parameter tanah dan bored pile disajikan pada Gambar 7.
Proses Pemodelan Tanah Dan Input Material
Tahapan structure mengakomodasi pemodelan struktur yang termasuk kedalam analisis ini. pada analisis ini dilakukan pemodelan bored pile, elemen interface, dan pembebanan yang akan digunakan sebagai interpretasi pengujian pembebenan pada borepile.
4. Mesh
Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan adalah membagi-bagi model struktur dan tanah menjadi elemen-elemen yang lebih kecil. Pada tahapan ini digunkan mesh medium. Mesh yang dihasilkan dari generate mesh medium adalah sebanyak 13255 elemen dan 19662 titik nodal. Hasil generate mesh yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 8. Sedangkan untuk mesh fine Jumlah elemen yang dihasilkan adalah 19097 elemen dan 28194 titik nodal (Gambar 9). Dan untuk mesh very fine jumlah elemen yang dihasilkan adalah 38374 elemen dan 55675 titik nodal (Gambar 10).
Gambar
7�
Hasil Generate Mesh Medium
Hasil Generate Mesh Plaxis 3D dengan Tipe
Mesh Fine
Hasil Generate Mesh dengan Mesh Very Fine
Pada tahapan ini dilakukan pemodelan tahan konstruksi yang
menginterpretasi keadaan sebenarnya. Tahapan konstruksi yang dimodelkan pada
analisis ini adalah proses pembebanan saat pelaksanaan loading test. Penambahan
beban dan waktu yang diinput dalam Plaxis diperoleh dari data loading test di
lapangan. Pada analisis ini tahapan konsrruksi yang dimodelkan sebanyak 28 fase
(Gambar 11). Setelah tahapan konstruksi dimodelkan dilanjutkan dengan melakukan
calculate untuk memulai perhitungan. Hasil perhitungan yang diperoleh
disajikan pada Gambar 12.
Gambar
10�
Pemodelan Tahapan Konstruksi pada Plaxis
3D
Hasil Perhitungan Plaxis 3D
dengan Mesh Medium
Nilai penurunan juga dihasilkan
dari analisis dengan mesh fine dan very fine. Adapun rekapitusi dari nilai
penurunan yang dihasilkan oleh ketiga mest tersebut disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6
Besar Penurunan yang Dihasilkan dari
Plaxis 3D
Penurunan Bored pile Tunggal |
|
Metode |
Besar Penurunan (mm) |
Plaxis 3D mesh medium |
70 |
Plaxis 3D mesh fine |
79 |
Plaxis 3D mesh very fine |
89 |
Berdasarkan Tabel 6 dapat
dilihat bahwa besar penurunan yang dihasilkan oleh masing-masing mesh memiliki
nilai yang berbeda. Semakin kecil bentuk mesh yang dipilih maka semakin banyak
elemen yang terbentuk dan semakin besar penurunan yang terjadi.
Besar penurunan berdasarkan
hasil loading test di lapangan adalah 4,26 mm (Tabel 1). Besar penurunan
yang paling mendekati nilai tersebut adalah besar penurunan berdasarkan analisis
Plaxis 3D dengan mesh medium. Sehingga perhitungan daya dukung dilakukan dengan
menggunakan data penurunan yang dihasilkan oleh mesh medium pada masing-masing
tahapan pemodelan pembebanan. Adapun grafik beban dan penurunan yang dihasilkan
dari analisis Plaxis 3D dengan mesh medium pada tahapan pemebebanan disajikan
pada Gambar 13.
Gambar
12
Grafik
Besar Penurunan Berdasarkan Loading Test dan Hasil Plaxis 3D
Selanjutnya nilai daya
dukung dihitung berdasarkan data penurunan tersebut dengan menggunakan metode
interpretasi Davisson, Mazurkiewich dan Chin seperti perhitungan yang telah
dilakukan sebelumnya pada data loading test.
Adapun nilai daya dukung
yang dihasilkan disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7
Daya Dukung Bored Pile Berdasarkan
Analisis plaxis 3D
Metode |
Daya Dukung (ton) |
Davisson |
400 |
Mazurkiewich |
816 |
Chin |
766 |
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terdapat perbedaan nilai
daya dukung yang dihasilkan dari analisis Plaxis 3D terhadap hasil pengujian loading
test di lapangan. Daya dukung bored pile berdasarkan data loading test
dengan metode Davisson menghasilkan daya dukung 816 ton, metode Mazurkiewich
950 ton dan metode Chin 761 sedangkan berdasrkan hasil Plaxis 3D, metode
Davisson menghasilkan daya dukung 400 ton, Mazurkiewich 816 ton dan metode Chin
766 ton. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa besar daya dukung yang dihasilkan
oleh analisis Plaxis 3D lebih kecil dari pada hasil pengujian di lapangan
sehingga analisis ini dapat digunakan untuk proses perencanaan pondasi yang
memiliki faktor keamanan terhadap konstruksi di lapangan.
Berdasarkan nilai penurunan yang dihasilkan dari analisis Plaxis
3D, pada kasus ini besar penurunan yang dihasilkan dari analisis Plaxis 3D
dengan mesh medium memberikan nilai penurunan yang paling mendekati hasil loading
test di lapangan.
BIBLIOGRAFI
American Standart Test Method. (2010). Annual Book of ASTM Standart, Section Four Construction, Bar Harbor.Google Scholar
Bowles, J.E. (1997). Analisis dan Desain Pondasi
Jilid 2. Jakarta:Erlangga.Google Scholar
Bowles, J.E. (1998). Analisis dan Desain Pondasi,
Jilid 2 Edisi Keempat, Jakarta:Erlangga.Google Scholar
Broms, B. B. (1964). Lateral Resintance of Piles in
Cohesive Soil. Soil Mechanic and Foundation Division Proceeding of the American
Society of Civil Engineer,51.Google Scholar
Das, B. M. (1995). Mekanika Tanah 1. Jakarta:
Erlangga.Google Scholar
Das, B.M. (1999). Principle of Foundation Engineering, 4nd Edition, PWS � KENT Publishing Company, Boston.Google Scholar
Fadilah, U. N., dan Tunafiah, H. (2018). Analisa
Daya Dukung Pondasi Bored pile Berdasarkan Data N-SPT Menurut Rumus
Reese dan Wright dan Penurunan. Jurnal IKRA-IHT Teknologi Vol 2, No. 3,
November, 2018.Google Scholar
Hardiyatmo, H. C. (2002). Mekanika Tanah I,
Yogyakarta: Gajah Mada� University Press.Google Scholar
Hardyatmo, H.C.�
(2010). Teknik Pondasi, jilid 1
dan 2, Penerbit Gramedia, Jakarta.Google Scholar
Hardyatmo, H.C. (2010). Mekanika Tanah, jilid 1 dan 2, Penerbit Gramedia, Jakarta.Google Scholar
Harsanto, C., dkk. (2015). �Analisa Daya Dukung Tiang Bor (Bored pile) pada Struktur Pylon Jembatan Soekarno dengan Plaxis 3D�, Jurnal Ilmiah Media Engineering, Vol.5, No 2, September 2015Google Scholar.
Indah Sari, Kartika. (2015). Analisis Daya Dukung Bored pile Diameter Satu Meter Dengan Menggunakan
Uji Beban Statik dan Menggunakan Model Tanah Mohr Coulomb Pada Proyek Paragon
Square Tanggerang Banten, Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan.Google Scholar
Lastiasih, Y. (2013). Reabilitas Daya Dukung Pondasi
Tiang Bor Berdasarkan Formula Reese dan Wright dan Usulan Load Resistance
Factor Design dalam Perencanaan Pondasi Tiang Bor Studi Kasus Proyek Jakarta.
Jurnal MKTS, vol 19. No 2, Desember 2013.Google Scholar
Mandasari, F., dan Fauziyah, A. (2019). Analisis Pondasi Bored pile pada Gedung 23 Lantai di Tanah Lempung Daerah Cibubur. Jurnal Ilmiah Desain dan Konstruksi Vol. 18 No 2, Desember 2019 Google Scholar.
Mansur, S., dkk. (2019). Analisa Kapasitas Dukung
dan Penurunan Tiang Bor Tunggal Akibat Beban Gempa dengan Menggunakan Plaxis 2D,
Seminar Nasional Teknologi, Sains dan Hurmaniora 2019.Google Scholar
Mugiono, A., dkk. (2020). Analisis Perbandingan Daya
Dukung Pondasi Tiang Bored pile dari Hasil Tes PDA Berdasarkan Metode
Chin, Mazurkiewich dan Davisson. Prosiding KIMU 4, 28 Oktober 2020, ISSN.2720-9180.Google Scholar
Nurmaidah. (2017). Studi Analisis Perilaku Daya
Dukung Pondasi Tiang Bor dengan Menggunakan Uji Beban Statik dan Model Tanah
Mohr Coloumb pada Proyek Paragon Square Tangerang, Banten�, Jurnal Education
Buliding, Vol 3, No 1, Juni 2017.Google Scholar
Octavia, Riki. (2019). Analisis Daya Dukung Dan Penurunan Tiang Tekan Hidrolis Square Pile
50x50 Cm2 Pada Proyek Bangunan Bertingkat Di Pluit Jakarta Utara,
Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan Google Scholar.
Poulus, H. G. dan Davis, E. H. (1980). Pile
Foundation Analysis and Design. John Wiley and Sons, New York. Google Scholar
Prakasa, A. G. dan Rijaluddin, A. (2016). Analisa
Daya Dukung dan Penurunan Pondasi Tiang Bor (Bored pile) Tunggal dengan
Menggunakan Program Plaxis, Jurnal E-Ensitec: Vol 03, No 1, November 2016.Google Scholar
Prakash, S.H., &Sharma, D. (1990).� Pile
Foundations In Engineering Practice, John Willey dan Sons, Inc. Canada. Google Scholar
Schmertman, J. H. (1970). �Static Cone to Compute Settlement
Over Sand�, ASCE Journal of Soil Mech. And Foundation Division, Vol. 96, No.
SM3. Pp.1011-1043. Google Scholar
Sosrodarsono, S., dan Nakazawa. (2005). Mekanika
Tanah dan Teknik Pondasi., PT. Pradya Paramita, Jakarta.Google Scholar
Tanjung, D., dkk. (2019). Analisa Daya Dukung Pondasi Bored pile
Tunggal pada Proyek Underpass Katamso Jalan Jenderal Besar A.H. Nasution
Medan-Sumatera Utara. Jurnal Buletin Utama Taknik, Vol.15, No.1, September,
2019 Google Scholar
Copyright holder : Dewi Sartika Hutapea, Roesyanto, Rudi
Iskandar (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |