Jurnal Syntax Admiration

Vol. 2 No. 6 Juni 2021

p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356

Sosial Teknik

 

ANALISA KAPASITAS OUTRUNNER MOTOR BLDC SEBAGAI PENGGERAK MINI WATER PUMP DENGAN BATERAI 12 VOLT DARI SUMBER ENERGI MATAHARI

 

Sariman, �Niko Andrean

Universitas Sriwijaya (UNSRI) Palembang Sumatera, Indonesia

Email: [email protected] niko[email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRACT

Diterima

5 Juni 2021

Direvisi

10 Juni 2021

Disetujui

21 Juni 2021

The role of electric motors is important for human life such as industrial and home fields, namely 3-phase motors, AC and DC motors and BLDC motors. This study aims to determine the capacity of 2 BLDC motors with different sizes, namely 27 x 27 mm and 35 x 36 mm with RPM 1400 Kv as a mini water pump driver. The study was conducted for 14 days and calculated on average. Charging electric current from the solar panel to the 0.313 A battery with a charging time of 22.9 hours so that the battery is fully charged. Weather factors and the level of light intensity affect the acquisition of electric current from solar panels. The highest efficiency is obtained on a BLDC Motor with a size of 35 x 36 mm, which is 86.79% under load conditions and for 87.75% in no-load conditions and water discharge is 0.59688 L/s, the power consumption of the battery is 238.2195 Watts and the duration of battery usage. 7,585 minutes under load condition. For a BLDC Motor measuring 27 x 27 mm, the efficiency is 81.69% under load conditions and for 86.51% in no-load conditions and the water discharge is 0.55992 L/s, the power consumption of the battery is 217.9702 Watts and the battery usage time is 9.324 minutes. load condition. The decrease in the efficiency of the BLDC Motor is due to losses in the motor and friction losses in the pipe and the larger the motor size will be proportional to the value of the power required and the resulting water discharge.

 

ABSTRAK

Peranan Motor Listrik penting bagi kehidupan manusia seperti bidang industri maupun rumahan yaitu motor 3 fasa, Motor AC dan DC serta Motor BLDC. Penelitian ini bertujuan mengetahui kapasitas 2 Motor BLDC dengan ukuran berbeda yaitu 27 x 27 mm dan 35 x 36 mm dengan RPM 1400 Kv sebagai penggerak pompa air mini. Penelitian dilakukan selama 14 hari dan dihitung secara rata-rata. Pengisian arus listrik dari panel surya ke baterai 0,313 A dengan lama pengisian 22,9 jam agar baterai terisi penuh. Faktor cuaca serta tingkat intensitas cahaya berpengaruh dalam perolehan arus listrik dari panel surya. Efisiensi tertinggi didapat pada BLDC Motor ukuran 35 x 36 mm yaitu 86,79% kondisi berbeban dan untuk 87,75% kondisi tanpa beban serta debit air dihasilkan 0,59688 L/s, konsumsi daya pada baterai 238,2195 Watt dan lama pemakaian baterai 7,585 menit kondisi berbeban. Untuk BLDC Motor ukuran 27 x 27 mm efisiensinya 81,69% kondisi berbeban dan untuk 86,51% kondisi tanpa beban serta debit air dihasilkan 0,55992 L/s, konsumsi daya pada baterai 217,9702 Watt dan lama pemakaian baterai yaitu 9,324 menit kondisi berbeban. Penurunan efisiensi BLDC Motor disebabkan adanya rugi-rugi pada motor dan rugi gesekan pada pipa serta semakin besar ukuran motor akan sebanding dengan nilai daya yang dibutuhkan dan debit air yang dihasilkan.

 

Keywords :

BLDC motors, water pump, water discharge, solar panels, battery

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kata Kunci:

motor BLDC, pompa air, debit air, panel surya, baterai



 

Pendahuluan

Sebagai alat yang dibutuhkan dalam bidang Industri maupun rumahan yaitu motor listrik berperan penting dalam ruang lingkup kegiatan manusia. Contoh perananannya dalam bidang perindustrian yaitu motor induksi sebagai penggerak mesin produksi. Untuk skala rumahan seperti kipas angin, pompa air dan lainnya. Pada skala rumahan banyak dipakai Motor DC dalam penggunaannya, akan tetapi tingkat efisiensinya yang relatif rendah dikarenakan pada suatu sistem komutasinya masih menggunakan sikat atau brushed (Chandra Wibowo and Riyadi 2019). Dengan keadaan yang tingkat efisiensinya relatif kecil maka digunakanlah Motor BLDC (Brushless DC) yang merupakan motor sinkron magnet permanen dan memiliki suatu sistem elektrik pada komutasinya menggunakan kontroler. Pada Motor BLDC terdapat 3 lilitan yang terdapat di dalamnya dan dengan menggunakan sistem komutasi elektrik ketiga lilitan tersebut akan saling bergantian memiliki arus listrik positif dan negatif yang diatur oleh hall effect sensor, di mana pada sensor tersebut akan mengalirkan arus listrik dari positif ke negatif ketika bertemu dengan kutub selatan dan akan mengindikasi bahwa arus listrik akan dialirkan. Kecepatan perpindahan posisi urutan arus listrik yang mengalir pada masing-masing lilitan berlangsung secara cepat (Akbar and Riyadi 2019). Perubahan lilitan yang mendapatkan arus tersebut akan mengakibatkan medan magnet yang terjadi pada stator dan rotor yang akan menggerakan rotor dikarenakan terjadinya gaya gerak listrik. Meskipun arus yang mengalir pada Motor BLDC tersebut seperti Motor DC tetapi arus yang mengalir pada sistem komutasi tersebut bersifat arus 3 fasa (Jatmiko et al. 2018). Misalnya dalam penggunaan water pump kebanyakan digunakan Motor DC (Direct Current) maupun AC (Alternating Current). Pada Motor DC / Brushed DC meskipun memiliki kontrol sederhana dan harga relatif murah dibandingkan BLDC Motor. Karena komutatornya menjadikan efisiensi rendah dan kurang dapat diandalkan. Motor BLDC memiliki keunggulan kinerja, seperti efisiensi tinggi, struktur yang handal dan sederhana, serta respon dinamis lebih cepat, kecepatan tinggi, besar torsi awal, dan kebisingan rendah (Joon et al. 2012). Penggunaan water pump kebanyakan masih menggunakan listrik AC dengan keadaan di mana water pump banyak ditempatkan diluar ruangan. Karena itu dapat memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi listrik dan dengan desain dan kontrol yang tepat Motor BLDC dapat menggantikan peranan pada Motor DC tersebut. Pompa merupakan alat yang dapat memindahkan suatu cairan atau fluida dari satu sumber ke sumber yang lain dan di gerakan oleh mesin sebagai penggerakya (Ainurrohmah, Rivai, and Tasripan 2019). Terdapat 3 Impeller pada pompa air yaitu Impeller tertutup, terbuka dan semi tertutup. Di mana masing-masing memiliki fungsi yang berbeda tergantung dari keadaan dan situasi dari zat cairan yang akan dialirkan (Candra 2018). Panel surya adalah suatu alat yang didalamnya terdapat jenis semi konduktor yaitu silikon dan dilapisi suatu bahan kimia dan tingkat ketebalannya sekitar 0,3 mm dan berukuran sangat kecil (Julisman, Sara, and Siregar 2017). Jenis panel surya diantaranya Monokristalin tingkat efisiensinya mencapai 15%, Polikristalin tingkat efisiensi 12%, Amorphous tingkat efisiensi 4-6%, dan Thin Film dengan efisiensinya 8,5 % (Purwoto 2018). SCC (Solar Charger Controller) merupakan sebuah alat yang digunakan dalam pengaturan sistem tenaga surya untuk pengisian baterai dengan menggunakan komponen yang dapat mengatur keluar masuknya arus listrik menuju baterai dari panel surya (Suryaputra et al. 2019). Baterai adalah perangkat yang di dalamnya terdapat arus listrik dan dapat dialirkan ke tempat lain. Di dalam baterai terdapat suatu zat kimia yang dapat menghasilkan energi listrik. Pada baterai terdapat sebuah plat dan bahan elektrolit yang dapat digunakan dan dapat diisi kembali arus listrik ke dalamnya. Proses tersebut disebut juga reversible (berkebalikan), di mana pada proses tersebut baterai dapat mensuplai arus listrik dan dapat juga menerima arus listrik sebagai pengisian arus listrik yang akan disimpan pada zat kimia elektrolit tersebut (Udin, Kaloko, and Hardianto 2017). Motor BLDC itu sendiri yaitu suatu motor yang digerakan dengan arus 3 fasa dan disebut juga dengan PMSM (Permanent Magnet Synchronous Motor). Motor sinkron itu sendiri berarti putaran atau medan magnet yang dihasilkan akan sama dengan frekuensi yang dibangkitkan antara rotor dan stator. Perbedaan inrunner dan Outrunner Motor BLDC yaitu terletak pada kontruksinya dan perbedaannya terdapat pada torsi yang dihasilkan lebih tinggi pada Outrunner BLDC, untuk kekurangannya Outrunner BLDC karena rotor berada diluar maka gangguan yang dapat terjadi lebih besar dibandingkan dengan inrunner Motor BLDC (Kumar et al. 2015). Kontruksi Outrunner Motor BLDC terdiri dari stator, rotor dan sensor posisi (Hall Effect Sensor). Rotor merupakan bagian yang berputar pada suatu motor listrik, pada Motor BLDC di dalam rotor tersebut terdapat beberapa kutub dan yang dipakai pada umumnya 2-8 pasang magnet kutub utara dan selatan. Stator pada Motor BLDC tersusun dari lapisan baja dan dilaminasi pada setiap slotnya dan terdapat kumparan lilitan kawat sebagai aliran arus yang masuk untuk menghasilkan medan magnet tersebut (Widaningrum, Setiyono, and Riyadi 2017). Penempatan sensor posisi biasa terletak pada stator untuk menentukan urutan komutasi dalam mengalirkan arus listrik dari ketiga fasa tersebut. Di mana dalam penerimaan sinyal antara high (1) atau low (0), perlu adanya pengidentifikasian antara kutub selatan dan utara. Ketika bertemu kutub selatan maka sensor akan bernilai 1 dan akan mengalirkan arus listrik lalu akan memutuskan arus listrik ketika bertemu kutub utara. Dengan terjadinya perpindahan arus listrik dari setiap fasa yaitu antara arus positif dan negatif maka akan terjadi perputaran pada motor dan perpindahan arus tersebut terjadi sangat cepat dan singkat (Sutedjo et al. 2017). Prinsip kerja Motor BLDC terjadi akibat adanya ggl induksi, Terjadinya proses gaya gerak listrik yaitu ketika medan stator dialiri arus listrik yang mengakibatkan adanya gaya tarik menarik antara rotor dan stator dan akan mengakibatkan berputarnya rotor. Perputaran rotor tersebut diakibatkan adanya medan elektromagnetik yang terjadi karena kumparan lilitan terdapat aliran arus listrik di mana dalam aliran arus listrik tersebut hanya 2 fasa yang tersuplai arus positif dan negatif dan salah satunya menjadi arus netral atau nol (Antono 2012). Penulis membaca penelitian dari M. H. Krishna and S. Manmadharao dengan judul Grid Integrated Solar Irrigation System by Using BLDC Motor Pump Set untuk pemanfaatan panel surya sebagai suplai pompa air pada sistem irigasi pertanian (Krishna and Manmadharao 2018).

Tujuan dalam penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengetahui kapasitas kedua Motor BLDC seperti nilai daya serta efisiensinya antara keadaan berbeban dan tanpa beban. Perhitungan pengisian panel surya ke baterai dan pemakaian baterai dari Motor BLDC serta mengetahui debit aliran air yang dihasilkan dari kedua motor tersebut sebagai penggerak Mini Water Pump.

 

Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan untuk mendapatkan hasil dari penelitian yaitu pertama, studi literatur untuk mencari, mengumpulkan, membaca dan memilih literatur berupa jurnal, artikel dan buku-buku sebagai referensi yang berhubungan dengan teori dan metode yang digunakan. Kedua, konsultasi dan diskusi dengan dosen pembimbing dan meminta pendapat dengan kakak tingkat serta teman-teman tentang penelitian yang akan dilaksanakan. Ketiga, konstruksi alat yaitu melakukan perencanaan, perancangan, dan pemasangan alat penelitian. Keempat, pengumpulan data yang diperlukan berupa data tegangan dan arus dari masing-masing komponen serta debit aliran air yang dihasilkan dari Mini Water Pump. Dan terakhir pengolahan data yaitu melakukan analisa dan perhitungan dari daya dan efisiensi BLDC Motor serta debit air yang dihasilkan dengan data-data yang telah didapatkan.

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 1

Alat dan Bahan

Alat dan Bahan

Keterangan

Fungsi

Brushless Motor 2212-1400KV | Aero Model India

Motor BLDC DYS dan A2212 1400 KV ukuran 35 x 36 mm dan 27 x 27 mm

 

Sebagai Penggerak Mini Water Pump

Hasil gambar untuk gambar panel 10 wp

Panel Surya 10 WP Policrystalline

Sebagai sumber energi listrik ke baterai

Hasil gambar untuk gambar  baterai gp 7,2 ah

Baterai VRLA 12 V 7,2 Ah

Sebagai suplai energi listrik ke Motor BLDC

Ember/Wadah air

Tempat menampung air

 

 


Desain Mini Water Pump

Sebagai media keluar masuk aliran air dimana terdapat baling-baling / impeller yang di kopel dengan BLDC Motor

 

Multimeter

Alat ukur tegangan dan arus pada panel, baterai

Lux Meter

Alat ukur intensitas cahaya dari matahari

Hasil gambar untuk tang meter

Tang Meter

Alat pengukur tegangan dan arus pada Motor BLDC

Hasil gambar untuk gambar servo tester bldc

Servo Motor Tester

Sebagai kontroler pengatur tegangan dan kecepatan pada motor BLDC

Skywalker ESC (Electronic Speed Control) Brushless Motor

untuk mengubah kecepatan motor listrik, jalur dan juga berfungsi sebagai rem dinamis

Hasil gambar untuk fungsi scc

SCC (Solar Charge Controller)

Berfungsi untuk mengontrol pengisian Baterai dari Panel Surya

Hasil gambar untuk pipa listrik

Pipa

Untuk media pengaliran air dari sumber ke penampungan

Sumber: Hasil Penelitian tahun 2021

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Hasil Penelitian

1.    Pengujian dan Data Pengukuran

Pada pengukuran baterai terdapat perhitungan pengisian arus listrik dari panel terhadap baterai dan pemakaian daya terhadap Motor BLDC. Untuk data perhitungan dan pengukuran pada Motor BLDC dilakukan dengan kondisi berbeban dan tidak berbeban serta mengukur efisiensinya. Dalam pengukuran Mini Water Pump tidak dilakukan perhitungan efisiensi pompa dan hanya menghitung debit air yang dhasilkan. Perhitungan dilakukan selama 15 detik dan diukur dari pukul 07.00-17.00 selama 14 hari dan dihitung secara rata-rata per jam nya.

a.    Pengujian dan Perhitungan Data Hasil Pengukuran Panel Surya Tanpa Beban dan Berbeban

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran rata-rata per jam selama 14 hari percobaan yaitu mulai dari tanggal 10,11,12,13,14,18,19,20,23,25,26,27,29 April dan 01 Mei 2021.

 

Tabel 2

Data Pengukuran Panel Surya Tanpa Beban

Jam

Daya (Watt)

Tingkat Pencahaayn (Lux)

07.00

2,577811

7791,786

08.00

4,786263

31194,64

09.00

4,60674

33638,57

10.00

7,77852

92772,15

11.00

8,991073

150219,7

12.00

8,971769

179755,7

13.00

8,314226

166738

14.00

6,846629

51746,69

15.00

4,93117

33957,5

16.00

2,875565

6750,5

17.00

2,007324

4510,429

Average

5,698826

69006,88

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2021

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 3

Data Pengukuran Panel Surya Berbeban

Jam

Daya

(Watt)

Tingkat Pencahaayan (Lux)

07.00

1,540696

7791,786

08.00

3,395728

31194,64

09.00

3,234587

33638,57

10.00

5,946328

92772,15

11.00

6,992937

150219,7

12.00

6,97587

179755,7

13.00

6,407936

166738

14.00

5,059044

51746,69

15.00

3,511846

33957,5

16.00

1,775729

6750,5

17.00

1,060428

4510,429

Average

4,17283

69006,88

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2021

Gambar 1

Grafik Daya yang dihasilkan Panel Surya

 

b.    Pengujian Kapasitas Baterai

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran rata-rata per jam selama 14 hari percobaan yaitu mulai dari tanggal 10,11,12,13,14,18,19,20,23,25,26,27,29 April dan 01 Mei 2021 dan diukur selama 15 detik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 4

Data Pengukuran Kapasitas Baterai Berbeban

Motor BLDC Ukuran 27 x 27 mm

Jam

Daya

BLDC Motor

Berbeban

(Watt)

Daya

BLDC Motor Tanpa Beban

(Watt)

07.00

217,9008

16,812

08.00

217,8792

16,788

09.00

217,9438

16,86

10.00

218,0191

16,944

11.00

218,1052

17,04

12.00

218,1805

17,124

13.00

218,1052

17,04

14.00

218,0084

16,932

15.00

217,9438

16,86

16.00

217,8362

16,74

17.00

217,7501

16,584

Average

217,9702

16,884

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2021

 

Tabel 5

Data Pengukuran Kapasitas Baterai Berbeban

�Motor BLDC Ukuran 35 x 36 mm

Jam

Daya

BLDC Motor

Berbeban

(Watt)

Daya

BLDC Motor Tanpa Beban

(Watt)

07.00

238,1508

29,412

08.00

238,1292

29,388

09.00

238,194

29,46

10.00

238,2696

29,532

11.00

238,356

29,64

12.00

238,4316

29,724

13.00

238,356

29,64

14.00

238,2588

29,532

15.00

238,1832

29,46

16.00

238,086

29,34

17.00

237,9996

29,244

Average

238,2195

29,48836

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2021

 

Gambar 2

Grafik Daya Yang Terpakai Oleh

�Motor BLDC Tanpa Beban Terhadap Baterai

 

 

Gambar 3

Grafik Daya Yang Terpakai Oleh Motor BLDC Berbeban Terhadap Baterai

 

c.    Pengujian Kapasitas Motor BLDC

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran rata-rata per jam selama 14 hari percobaan yaitu mulai dari tanggal 10,11,12,13,14,18,19,20,23,25,26,27,29 April dan 01 Mei 2021 dan diukur selama 15 detik.

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 6

Data Pengukuran Kapasitas Motor BLDC Ukuran 27 x 27 mm

Jam

Daya

BLDC Motor

Berbeban

(Watt)

Daya

BLDC Motor Tanpa Beban

(Watt)

07.00

178,021

14,532

08.00

178,005

14,51

09.00

178,05

14,576

10.00

178,109

14,654

11.00

178,173

14,743

12.00

178,23

14,82

13.00

178,173

14,743

14.00

178,101

14,676

15.00

178,053

14,576

16.00

177,973

14,466

17.00

177,908

14,377

Average

178,0724

14,60664

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2021

 

Tabel 7

Data Pengukuran Kapasitas Motor BLDC Ukuran 35 x 36 mm

Jam

Daya

BLDC Motor

Berbeban

(Watt)

Daya

BLDC Motor

Tanpa Beban

(Watt)

07.00

206,707

25,803

08.00

206,69

25,78

09.00

206,698

25,849

10.00

206,801

25,928

11.00

206,87

26,019

12.00

206,93

26,099

13.00

206,87

26,019

14.00

206,784

25,917

15.00

206,741

25,849

16.00

206,673

25,746

17.00

206,587

25,644

Average

206,7592

25,87755

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2021

 

Gambar 4

Grafik Daya Output Motor BLDC Tanpa Beban

 

Gambar 5

Grafik Daya Output Motor BLDC Berbeban

 

B.  Pembahasan

1.    Lama Pengisian Panel Surya Terhadap Baterai

Rata-rata lama pengisian baterai sampai penuh selama 2 minggu yaitu �: 0,31311 A. Lama pengisian baterai (Jam) = Arus Baterai (Ah) / Arus Pengisian (A) = 7,2 / 0,31311 = 22,995 Jam. Pengisian baterai / aki yang dilakukan dimulai dari keadaan baterai kosong atau dibawah 20% dari kapsitas total baterai dan jika baterai masih cukup terisi maka lama pengisian akan berkurang bergantung dari jumlah kapasitas yang masih dimiliki baterai.

 

Gambar 6

Grafik Lama Pengisian Baterai Dari Panel Surya

 

2.    Lama pemakaian Baterai

a.    Pada Motor BLDC Ukuran 27 x 27 mm keadaan Tanpa beban

Arus rata-rata yang digunakan selama 2 minggu yaitu 1,407 A. Lama pemakaian baterai (Jam) �= (Arus Baterai (Ah) / Arus Pemakaian (A)) � Defisiensi Baterai (20%) = (7,2 / 1,407) � 20% = 4,917 Jam.

b.    Pada Motor BLDC Ukuran 27 x 27 mm keadaan Berbeban

Arus rata-rata yang digunakan selama 2 minggu yaitu 20,25745 A. Lama pemakaian baterai (Jam) �= (Arus Baterai (Ah) / Arus Pemakaian (A)) � Defisiensi Baterai (20%) = (7,2 / 20,25745) � 20% = 9,324 Menit

c.    Pada Motor BLDC Ukuran 35 x 36 mm keadaan Tanpa beban

Arus rata-rata yang digunakan selama 2 minggu yaitu 2,457364 A. �Lama pemakaian baterai (Jam) = (Arus Baterai (Ah) / Arus Pemakaian (A)) � Defisiensi Baterai (20%) = (7,2 / 2,457364) � 20% = 2,73 Jam

d.      Pada Motor BLDC Ukuran 35 x 36 mm keadaan Berbeban

Arus rata-rata yang digunakan selama 2 minggu yaitu 22,05736 A. Lama pemakaian baterai (Jam) �= (Arus Baterai (Ah) / Arus Pemakaian (A)) Defisiensi Baterai (20%) = (7,2 / 22,05736) � 20% = 7,585 Menit

 

Gambar 7

Grafik Lama Pemakaian Baterai Terhadap Motor BLDC Tanpa Beban

 

Gambar 8

Grafik Lama Pemakaian Baterai Terhadap Motor BLDC Berbeban

 

a.    Efisiensi Motor BLDC Berbeban dan Tanpa Beban

Perhitungan Daya� pada Motor BLDC dilakukan dengan rumus:

Pout = 3�V�I�cos φ, di mana untuk faktor daya nya yaitu 0,8.

b.    Perhitungan Pada Motor BLDC Ukuran 27 x 27 mm

Pada Kondisi Tanpa Beban: Pengukuran Motor BLDC dihitung efisiensi dari Motor tersebut di mana rumusnya yaitu: �Efisiensi = (Pout / Pin)�100%. Daya Input rata-rata didapatkan pada daya yang terpakai pada baterai yaitu sebesar �Pin = 16,884 Watt Daya Output rata-rata (Pout) = 14,60664 Watt Efisiensi = (14,60664 / 16,884)�100% = 86,51%

Pada Kondisi Berbeban : Pengukuran Motor BLDC dihitung efisiensi dari Motor tersebut di mana rumusnya yaitu: Efisiensi = (Pout / Pin)�100% Daya Input rata-rata didapatkan pada daya yang terpakai pada baterai yaitu sebesar �Pin = 217,9702 Watt Daya Output rata-rata (Pout) = 178,0724 Watt Efisiensi = (178,0724 / 217,9702)�100% = 81,69%

c.    Perhitungan Pada Motor BLDC Ukuran 35 x 36 mm

Pada Kondisi Tanpa Beban: Pengukuran Motor BLDC dihitung efisiensi dari Motor tersebut di mana rumusnya yaitu: Efisiensi = (Pout / Pin)�100% Daya Input rata-rata didapatkan pada daya yang terpakai pada baterai yaitu sebesar �Pin = 29,48836 Watt Daya Output rata-rata (Pout) = 25,87755 Watt Efisiensi = (25,87755 / 29,48836)�100% = 87,75%

Pada Kondisi Berbeban: Pengukuran Motor BLDC dihitung efisiensi dari Motor tersebut di mana rumusnya yaitu: Efisiensi = (Pout / Pin)�100% Daya Input rata-rata didapatkan pada daya yang terpakai pada baterai yaitu sebesar �Pin = 238,219 Watt Daya Output rata-rata (Pout) = 206,7592 Watt Efisiensi = (206,7592 / 238,219)�100% = 86,79%.

  1. Debit Air yang dihasilkan

1)      Perhitungan Aliran Air Pada Motor BLDC Ukuran 27 x 27 mm

Rata-rata volume dan debit yang dihasilkan dari mini water pump yaitu:

Volume = 8,3988 Liter

Debit (Q) = V/t = (8,3988 Liter) / (15 )

Debit (Q) = 0,55992 L/s

2)      Perhitungan Aliran Air Pada Motor BLDC Ukuran 35 x 36 mm

Rata-rata volume dan debit yang dihasilkan dari mini water pump yaitu:

Volume = 8,9532 Liter

Debit (Q) = V/t = (8,9532) / (15 )

Debit (Q) = 0,59688 L/s

Gambar 9

�Grafik Debit Yang Dihasilkan Mini Water Pump BLDC Motor

 

C.  Analisa Hasil Penelitian

Pengukuran pada panel surya yang terlihat pada Gambar 1 terlihat bahwa daya yang dihasilkan pada kondisi tanpa beban lebih besar dibandingkan dengan kondisi berbeban dikarenakan pada kondisi berbeban terdapat nilai hambatan yang mengurangi nilai dari tegangan dan arusnya. Kondisi cuaca sangat mempengaruhi pada daya yang didapatkan pada panel surya. Daya tertinggi yang didapat pada pukul 12.00 yaitu 8,971769 Watt kondisi tanpa beban dan 6,97587 Watt pada kondisi berbeban dan total rata-rata daya yang dihasilkan oleh panel surya selama 2 minggu yaitu 5,698826 Watt kondisi tanpa beban dan 4,17283 Watt kondisi berbeban. Waktu pengisian yang dapat dilakukan panel surya pada Gambar 6 untuk mengisi kapasitas baterai sampai penuh yaitu tercepat pada pukul 12.00 dengan waktu 15,9 jam dan terlama pada pukul 17.00 dengan waktu 86,95 jam. Rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam pengisian baterai selama 2 minggu yaitu 22,995 jam. Lama pengisian untuk baterai tergantung dari arus yang dapat dihasilkan oleh panel surya tersebut. Nilai dari lama pengisian arus tersebut ketika baterai sudah mencapai titik kosong atau tidak dapat lagi memberikan daya kepada beban.

Pengukuran pada baterai yang terlihat pada Gambar 2 yang digunakan untuk mensuplai daya pada Motor BLDC tanpa beban. Nilai daya antara BLDC ukuran 27 x 27 mm dengan BLDC 35 x 36 mm memiliki selisih yang cukup jauh di mana daya yang digunakan untuk menggerakan BLDC 35 x 36 mm lebih tinggi dibandingkan BLDC ukuran 27 x 27 mm. Di mana rata-rata daya yang dipakai selama 2 minggu yaiitu 16,884 Watt untuk BLDC ukuran 27 x 27 mm dan 29,48836 Watt untuk BLDC ukuran 35 x 36 mm. Pengukuran untuk berbeban terlihat pada Gambar 3 di mana nilai daya yang digunakan rata-rata dalam 2 minggu yaitu 217,9702 Watt untuk BLDC ukuran 27 x 27 mm dan 238,2195 Watt untuk BLDC ukuran 35 x 36 mm.

Untuk lama pemakaian baterai yang dapat digunakan oleh Motor BLDC terlihat pada Gambar 7 dengan kondisi tanpa beban rata-rata selama 2 minggu yaitu 4,917 Jam untuk BLDC ukuran 27 x 27 mm dan 2,73 Jam untuk BLDC ukuran 35 x 36 mm. Pada kondisi berbeban terlihat pada Gambar 8 lama pemakaian baterai yang dapat digunakan untuk beroperasi rata-rata selama 2 minggu yaitu 9,324 menit untuk BLDC ukuran 27 x 27 mm dan 7,585 menit untuk BLDC ukuran 35 x 36 mm. Pemakaian daya akan berbanding lurus dengan lama baterai dapat dipakai, di mana semakin tinggi daya yang digunakan maka akan semakin cepat waktu baterai akan habis. Disebabkan dalam pemakaian baterai tidak dilakukan secara terus menerus dan sambil di isi arus listrik dari panel surya maka ketahanan pada baterai yang digunakan ini cukup untuk dilakukan dalam berkali-kali pengukuran.

Pada pengukuran Motor BLDC dengan kondisi tanpa beban terlihat pada Gambar 4 di mana daya output yang dihasilkan rata-rata selama 2 minggu yaitu 14,60664 Watt untuk BLDC ukuran 27 x 27 mm dan 22,69518 Watt untuk BLDC ukuran 35 x 36 mm. Pada kondisi berbeban terlihat pada Gambar 5 di mana daya output yang dihasilkan rata-rata selama 2 minggu yaitu 178,0724 Watt untuk BLDC ukuran 27 x 27 mm dan 206,7592 Watt untuk BLDC ukuran 35 x 36 mm. Nilai daya output yang dihasilkan akan berbanding lurus dengan ukuran pada Motor BLDC tersebut dikarenakan panjang lilitan yang lebih besar serta nilai torsi yang semakin besar juga akan membutuhkan daya yang besar. Pada Motor BLDC nilai tegangan tidak berubah dan hanya nilai dari arus yang berubah sedikit namun tidak signifikan dikarenakan menggunakan baterai di mana daya yang dihasilkan baterai cukup stabil. Untuk efisiensi yang didapatkan pada Motor BLDC dengan kondisi tanpa beban yaitu 86,51% untuk BLDC ukuran 27 x 27 mm dan 87,75 % untuk BLDC ukuran 35 x 36 mm. Untuk kondisi berbeban efisiensi yang didapat yaitu 81,69 % untuk BLDC ukuran 27 x 27 mm dan 86,79 % untuk BLDC ukuran 35 x 36 mm.

Nilai efisiensi yang didapatkan pada pengukuran Motor BLDC lebih tinggi nilai efisiensi yang didapatkan ketika tidak diberikan beban dikarenakan rugi-rugi yang terjadi hanya pada Motor BLDC dan untuk efisiensi ketika diberikan beban akan mengecil dikarenakan terdapat rugi-rugi tambahan seperti rugi gesekan pipa. Nilai efisiensi pada BLDC ukuran 35 x 36 mm lebih besar ketika diberikan beban dikarenakan torsi yang dihasilkan lebih besar dari pada BLDC ukuran 27 x 27 mm.

Untuk pengukuran debit air yang didapatkan terlihat pada Gambar 9 dimana rata-rata debit yang dihasilkan selama 2 minggu yaitu 0,55992 L/s untuk BLDC ukuran 27 x 27 mm dan 0,59688 L/s untuk BLDC ukuran 35 x 36 mm. Debit air yang dihasilkan akan sebanding dengan nilai daya dan torsi yang dihasilkan dari penggerak Mini Water Pump tersebut yaitu Motor BLDC.

 

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dalam analisa kapasitas Outrunner Motor BLDC sebagai penggerak Mini Water Pump, dapat disimpulkan bahwa nilai efisiensi Motor BLDC dengan kondisi berbeban lebih kecil dibandingkan dengan kondisi tanpa beban disebabkan pada kondisi berbeban rugi-rugi pada Motor BLDC akan bertambah karena memutar impeller yang didalamnya terdapat rugi gesekan. Sedangkan pada daya output Motor BLDC lebih besar pada keadaan berbeban dibandingkan pada saat tidak berbeban dikarenakan ketika berbeban Motor BLDC akan membutuhkan torsi lebih banyak untuk memutar impeller yang terkena aliran air tersebut. Pemakaian daya pada baterai untuk memutar Motor BLDC lebih besar pada ukuran 35 x 36 mm dikarenakan semakin besar ukuran Motor BLDC maka akan semakin panjang lilitan didalamnya. Untuk lama pemakaian baterai akan sebanding dengan nilai daya yang dibutuhkan Motor BLDC di mana semakin besar daya yang dibutuhkan maka akan semakin cepat waktu pemakaian habis baterai. Pengisian daya pada baterai akan sebanding dengan nilai daya yang dihasilkan pada panel surya, di mana jika semakin besar nilai arus pada panel surya maka akan semakin cepat waktu pengisian terhadap baterai. Debit air yang dihasilkan pada Mini Water Pump lebih besar pada Motor BLDC ukuran 35 x 36 mm yaitu 0,59688 L/s dan 0,55992 L/s untuk ukuran Motor BLDC 27 x 27 mm. Jadi semakin besar ukuran motor akan semakin cepat perputarannya serta semakin cepat dalam pengisian air karena beban yang di gunakan akan berkurang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Ainurrohmah, Arista, Muhammad Rivai, And Tasripan Tasripan. 2019. �Kontrol Laju Alir Pompa Air Berpenggerak Brushless DC Motor.� Jurnal Teknik ITS 7(2). Doi: 10.12962/J23373539.V7i2.31133. Google Scholar

 

Akbar, Danu, And Slamet Riyadi. 2019. �Pengaturan Kecepatan Pada Motor Brushless Dc (Bldc) Menggunakan Pwm (Pulse Width Modulation).� 255�62. Doi: 10.5614/Sniko.2018.30.Google Scholar

 

Antono, Djodi. 2012. �Motor DC Brushless Tiga Fasa-Satu Kutub.� Orbith 8(1):32�37.Google Scholar

 

Candra, Riki. 2018. �Perancangan Pompa Sentrifugal Dan Diameter Luar Impeller Untuk Kebutuhan Air Kapasitas 60 Lpm Di Gedung F Dan D Universitas Muhammadiyah Tangerang.� Jurnal Teknik 7(1):15�25. Doi: 10.31000/Jt.V7i1.946. Google Scholar

 

Chandra Wibowo, Yunus, And Slamet Riyadi. 2019. �Analisa Pembebanan Pada Motor Brushless Dc (Bldc).� 277�82. Doi: 10.5614/Sniko.2018.33.Google Scholar

 

Jatmiko, Jatmiko, Abdul Basith, Agus Ulinuha, Muhammad Afan Muhlasin, And Ibnu Shokibul Khak. 2018. �Analisis Peroforma Dan Konsumsi Daya Motor Bldc 350 W Pada Prototipe Mobil Listrik Ababil.� Emitor: Jurnal Teknik Elektro 18(2):14�17. Doi: 10.23917/Emitor.V18i2.6348.Google Scholar

 

Joon, Sung Park, Bon Gwan Gu, Jin Hong Kim, Jun Hyuk Choi, And In Soung Jung. 2012. �Development Of BLDC Motor Drive For Automotive Applications.� In Electrical Systems For Aircraft, Railway And Ship Propulsion, ESARS.Google Scholar

 

Julisman, Andi, Ira Devi Sara, And Ramdhan Halid Siregar. 2017. �Prototipe Pemanfaatan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Pada Sistem Otomasi Stadion Bola.� Jurnal Komputer, Informasi Teknologi, Dan Elektro 2(1):35�42.Google Scholar

 

Krishna, M. Hari, And S. Manmadharao. 2018. �Grid Integrated Solar Irrigation System By Using BLDC Motor Pump Set.� Proceedings Of The International Conference On Inventive Research In Computing Applications, ICIRCA 2018 (Icirca):1261�64. Doi: 10.1109/ICIRCA.2018.8597257.Google Scholar

 

Kumar, Rajan, Bhim Singh, Ambrish Chandra, And Kamal Al-Haddad. 2015. �Solar PV Array Fed Water Pumping Using BLDC Motor Drive With Boost-Buck Converter.� 2015 IEEE Energy Conversion Congress And Exposition, ECCE 2015 5741�48. Doi: 10.1109/ECCE.2015.7310466.Google Scholar

 

Purwoto, Bambang Hari. 2018. �Efisiensi Penggunaan Panel Surya Sebagai Sumber Energi Alternatif.� Emitor: Jurnal Teknik Elektro 18(01):10�14. Doi: 10.23917/Emitor.V18i01.6251.Google Scholar

 

Suryaputra, Andre, Wahmisari Priharti, M. Sc, D. Ph, Ig Prasetya, And Dwi Wibawa. 2019. �Desain Dan Implementasi Mppt Solar Charge Controller Berbasis Arduino Design And Implementation Of Mppt Solar Charge Controller Based On Arduino.� 6(2):2617�22.Google Scholar

 

Sutedjo, Ony Asrarul Qudsi, Suhariningsih, And Diah Septi Yanaratri. 2017. �Desain Dan Implementasi Six-Step Comutation Pada Sistem Kontrol Motor Bldc 1 , 5 Kw.� 3:261�73.Google Scholar

 

Udin, Mambak, Bambang Sri Kaloko, And Triwahju Hardianto. 2017. �Peramalan Kapasitas Baterai Lead Acid Pada Mobil Listrik Berbasis Levenberg Marquardt Neural Network.� Berkala Sainstek 5(2):112. Doi: 10.19184/Bst.V5i2.5703.Google Scholar

 

Widaningrum, Lidya, Budi Setiyono, And Munawar Agus Riyadi. 2017. �Perancangan Kontroler Jaringan Syaraf Tiruan B-Spline Berbasis Mikrokontroler Atmega16 Sebagai Kendali Kecepatan Motor Brushless Dc (Bldc).� Transient 6(3):373. Doi: 10.14710/Transient.6.3.373-379.Google scholar

 

Copyright holder :

Sariman, Niko Andrean (2021)

 

First publication right:

Jurnal Syntax Admiration

 

This article is licensed under: