Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 2 No. 7 Juli 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
OPTIMASI KEKASARAN PERMUKAAN BAJA SKD11 PADA PROSES CNC MILLING
DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAGUCHI
Fahrizal, Eko Yudo, Adhe
Anggry
Politeknik Manufaktur Negeri Bangka
Belitung (POLMAN BABEL) Indonesia
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 5 Juli 2021 Direvisi 9 Juli 2021 Disetujui 21 Juli 2021 |
Pada proses pemesinan, penentuan
pengaturan variabel proses yang tepat untuk mencapai respon yang optimum
sangat penting dilakukan secara efektif. Hal ini untuk mengurangi proses
percobaan berulang sehingga waktu dan biaya proses pemesinan bisa
diminimalisir. Material baja SKD 11 merupakan salah satu jenis baja perkakas,
yaitu material baja yang biasa dijadikan pisau potong, Cetakan deep drawing,
Drawing cones, Compression moulding dies. Kekasaran permukaan merupakan salah
satu karakteristik kinerja pemesinan pada proses milling. Penelitian ini akan
mengoptimasi dari kekasaran permukaan dengan menggunakan kombinasi variabel
proses putaran spindle, feedrate dan kedalaman pemakanan CNC MORI SEIKI
MV-40M. Metode yang digunakan adalah metode taguchi. Hasil penelitian
menunjukkan optimasi yang telah divalidasi dalam percobaan konfirmasi,
kombinasi variabel atau parameter proses pada proses milling SKD 11 yang
dapat menghasilkan nilai respon paling optimal adalah kecepatan spindle
sebesar 2000 rpm, feedrate sebesar 60 mm/menit, dan kedalaman pemakanan 0.55
mm ABSTRACT In the machining process, determining the right
process variable settings to
achieve optimum response is very important to be done effectively. This is to
reduce the repeating trial process so that the time and cost of the machining
process can be minimized. SKD 11 steel material is one type of tool steel,
namely steel material that is commonly used as a cutting knife, deep drawing molds, Drawing cones, Compression moulding dies. Surface
roughness is one of the characteristics of machining performance in milling processes. This study will optimize the
surface roughness using a variable combination of spindlespin process, feedrate
and CNC MORI SEIKI MV-40M feeding depth. The method used is the taguchi method. The results showed
optimizations that have been validated in confirmation experiments, a
combination of variables or process parameters in the SKD 11 milling process that can produce
the most optimal response value is a
spindle speed of 2000 rpm, a feedrate
of 60 mm/min, and a feeding depth of 0.55 mm. |
Kata Kunci: milling,taguchi, kekasaran, SKD 11,
optimasi Keywords: �milling,taguchi, surface roughness, SKD
11,optimation |
Pendahuluan
Perkembangan dan kemajuan proses permesinan dalam industri manufaktur saat ini berlangsung sangat pesat, proses permesinan non-konvensional menjadi solusi pengerjaan ketika proses pengerjaan tidak dapat dilakukan dengan mesin konvensional, suatu hasil produksi harus diimbangi dengan peningkatan kualitas hasil produksi, khususnya pada proses produksi menggunakan mesin perkakas seperti mesin CNC milling (Sunyapa, 2016). Dengan adanya mesin tesebut akan mempermudah dalam pembuatan komponen-komponen mesin dengan ketelitian yang tinggi dan efisien (Mutaqqin, 2018).
Dalam proses permesinan CNC milling untuk mendapatkan kualitas pemotongan benda kerja yang baik diperlukan pemilihan pengaturan parameter yang tepat. Alat potong milling menjadi salah satu faktor dalam proses permesinan di mesin milling (Awalliyah et al., 2018). (Sugiyono, 2017). Mempertimbangkan hal tersebut, maka bahan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah Baja SKD 11, Baja SKD 11 dengan kekerasan 16-20 HRC. Dikarenakan sering digunakan dalam keperluan industri sebagai baja perkakas pengerjaan dingin seperti dijadikan pisau potong, Cetakan deep drawing, Drawing cones, Compression moulding dies, atau komponen lain dengan geometri dan kekasaran tertentu (Aris Setiawan, n.d.) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kekasaran permukaan pada pengerjaan logam dengan menggunakan mesin CNC milling antara lain kecepatan spindle, laju pemakanan dan kedalaman pemakanan (Ardiansyah, 2011) (Firstiawan, 2012) mengatakan dalam penelitiannya faktor yang mempengaruhi kekasaran permukaan dalam proses permesinan CNC milling yaitu kecepatan spindle, laju pemakanan, kedalaman pemakanan dan arah pemakanan. Pada proses penyelesaiain pekerjaan, selain dimensi produk jadi, kekasaran permukaan (surface roughness) merupakan salah satu karakteristik kualitas yang penting untuk menunjukan kualitas pengerjaan. Secara khusus kekasaran permukaan memegang peran penting pada kualitas produk dan merupakan salah satu parameter yang penting untuk mengevaluasi dari hasil proses keakurasian permesinan (Petropoulos et al., 2017).
Metode Taguci bisa digunakan untuk optimasi pada satu respon saja (Wuryandari et al., 2009). Untuk mendapatkan optimasi proses dapat menggunakan metode Taguchi namun harus dibagungkan dengan metode lain. Pacta penelitian ini digunakan grey relational analysis yang didasarkan pacta matriks ortogonal dari metode Taguchi.selain digunakan logika Fuzzi untuk mengatasi ketidakjelasan hubungan antar respon, sehingga didapatkan satu buah respon yang dapat dioptimalkan dengan menggunakan metode taguchi. Kelebihan Jain dari metode yang digunakan pacta penelitian ini adalah dapat diakomodasinya karakteristik kualitas respon yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi faktor atau parameter proses pacta proses bubut SKO 11 yang dapat menghasilkan nilai respon paling optimal adalah kecepatan potong pada level 144 m/menit, kedalaman potong pacta level 0,50 mm, gerak makan pada level 0,15 mm/putaran dan. radius pojok pahat pada level 0,4 mm (Rachman et al., 2019).
(Haikal et al., 2020) meneliti tentang optimasi menggunakan material kuningan UNS C26800 dari hasil penelitian diperoleh parameter-parameter yang berpengaruh terhadap kekasaran permukaan adalah putaran spindle, kecepatan pemakanan dan dalam pemakanan. Parameter proses miling paling optimalnya adalah kecepatan spindle diatur sebesar 920 rpm. kecepatan pemakanan 132 mm/mnt. kedalaman pemakanan 1.5 mm dan pendingin udara. Metode optimasi yang digunakan adalah Metode Taguchi.
(Mojo & Rusiyanto, 2019) meneliti tentang pengaruh kecepatan Spindle dan kedalaman pemakanan untuk mendapatkan hasil kekasaran permukaan alumunium paduan yang halus pada permesinan milling maka dalam hal ini memakai kecepatan spindle antara 1600 rpm sampai 2700 dengan kedalaman pemakanan 0.1 mm sampai 0.25 mm. kekasaran permukaan 2.347 �m.
Dari penelitian sebelumnya maka penulis melakukan penelitian tentang hasil yang paling optimal dari kombinasi variabel kecepatan Spindle, Feedrate dan kedalaman pemakanan deengan menggunakan benda uji baja SKD 11 dengan menggunakan mesin milling CNC Mori Seki MV-40M dengan menggunakan metode taguchi.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Taguchi. Tujuan utama desain experimen Taguchi adalah meminimalkan variabellitas proses atau produk dan menjadikan desain kokoh dan fleksibel (Soejanto, 2009). Cara yang digunakan dalam desain experimen ini adalah Orthogonal array untuk mempelajari layout desain parameter dan Signal to Noise Ratio (S/N Ratio) untuk indikatro kualitas dan meminimalkan sensitivitas karakterikstik kualitas. Proses permesinan yang digunakan adalah menggunakan mesin CNC Mori Seki MV-40M. Adapun spesifikasi detail alat potong �Square end mill carbide Cutter speed tiger ULVT0806 . Variabel yang digunakan untuk proses milling, adalah Kecepatan Speedle (n), kecepatan pemakanan (), dan kedalaman pemakanan. (Roy, 2001)
Tabel
1
Variabel
Proses dan Level Proses
Variabel Proses |
Satuan |
Level 1 |
Level 2 |
Level 3 |
a. Kecepatan Spindle (n) |
Rpm |
1400 |
1600 |
2000 |
b. FeedRate (fr) |
mm/mnt |
60 |
80 |
100 |
c. Kedalaman pemakanan |
mm |
0.15 |
0.35 |
0,55 |
Benda
uji yang digunakan pada penelitian ini adalah baja SKD 11 dengan Ukuran lebar
25 mm, panjang 25 mm dan lebar bidang kerja 19 mm.
�������� a) Ukuran ��������������������� ��������������b) Bentuk benda kerja
Gambar 1� (a) Ukuran (b) bentuk benda
kerja uji
Out put akhir dari penelitian ini adalah kombinasi paling optimal dari variabel proses yang diamati.
Tabel 2
Data hasil percobaan
Matriks
Ortogonal L9 (33) |
||||||||
Eksp. |
Faktor |
Data awal |
Replikasi |
Jumlah |
Rata-rata |
|||
A |
B |
C |
1 |
2 |
||||
1 |
1 |
1 |
1 |
0.407 |
0.424 |
0.415 |
1.246 |
0.415 |
2 |
1 |
2 |
2 |
0.496 |
0.507 |
0.505 |
1.508 |
0.502 |
3 |
1 |
3 |
3 |
0.584 |
0.602 |
0.596 |
1.782 |
0.594 |
4 |
2 |
1 |
2 |
0.387 |
0.393 |
0.385 |
1.165 |
0.388 |
5 |
2 |
2 |
3 |
0.484 |
0.474 |
0.48 |
1.438 |
0.479 |
6 |
2 |
3 |
1 |
0.554 |
0.566 |
0.561 |
1.681 |
0.56 |
7 |
3 |
1 |
3 |
0.309 |
0.315 |
0.31 |
0.934 |
0.311 |
8 |
3 |
2 |
1 |
0.415 |
0.42 |
0.423 |
1.258 |
0.419 |
9 |
3 |
3 |
2 |
0.55 |
0.56 |
0.553 |
1.663 |
0.554 |
Rata-rata |
0.469 |
Sumber : Hasil perhitungan
Tabel
3
Data
hasil perhitungan S/NRatio
Matriks
Ortogonal L9(33)
Faktor |
Data
awal |
Replikasi |
|||||
Eksperimen |
A |
B |
C |
1 |
2 |
S/N |
|
1 |
1 |
1 |
1 |
0.407 |
0.424 |
0.415 |
7.631 |
2 |
1 |
2 |
2 |
0.496 |
0.507 |
0.505 |
5.974 |
3 |
1 |
3 |
3 |
0.584 |
0.602 |
0.596 |
4.524 |
4 |
2 |
1 |
2 |
0.387 |
0.393 |
0.385 |
8.216 |
5 |
2 |
2 |
3 |
0.484 |
0.474 |
0.48 |
6.387 |
6 |
2 |
3 |
1 |
0.554 |
0.566 |
0.561 |
5.031 |
7 |
3 |
1 |
3 |
0.309 |
0.315 |
0.31 |
10.135 |
8 |
3 |
2 |
1 |
0.415 |
0.42 |
0.423 |
7.549 |
9 |
3 |
3 |
2 |
0.55 |
0.56 |
0.553 |
5.124 |
Rata-rata |
7 |
Sumber : Hasil perhitungan
Tabel 4
Respon Rasio S/N Kekasaran
peermukaan dari pengaruh faktor
A |
B |
C |
|
Level 1 |
6.042 |
8.660 |
6.736 |
Level 2 |
6.544 |
6.636 |
6.437 |
Level 3 |
7.602 |
4.892 |
7.015 |
Selisih |
1.559 |
3.767 |
0.577 |
Rengking |
2 |
1 |
3 |
Sumber : Hasil perhitungan
Tabel 5
Hasil ANAVA
Sumber variabel |
Dd |
SS |
MS |
Fhitung |
Kontribusi(%) |
A |
2 |
0.008 |
0.004 |
9.230 |
11.315 |
B |
2 |
0.058 |
0.029 |
61.765 |
83.545 |
C |
2 |
0.0007 |
0.0003 |
0.738 |
-0.360 |
Error |
2 |
0.00095 |
0.0004 |
- |
5.499 |
Total |
8 |
0.069 |
- |
- |
100 |
Sumber : Hasil perhitungan
Prediksi Nilai Kekasaran
Permukaan
Prediksi nilai kekasaran optimal dilakukan untuk mengetahui perkiraan nilai kekasaran permukaan rata-rata yang mungkin bisa dicapai (Ibrahim, 2010). pada perhitungan prediksi nilai kekasaran permukaan yang optimal dilakukan berdasarkan rata-rata kekasaran dari masing-masing level variabel, menggunakan persamaan �= �Perhitungan nilai prediksi kekasaran sebagai berikut:
�= 0.469 + (0.428 - 0.469) + (0.371- 0.469) + (0.461 - 0.469
�� = 0,295
Tabel 6
Kombinasi Variabel Proses untuk Respon Optimal
Variabel proses |
Tingkat level |
Nilai level |
|
A |
Kecepatan
Spindle |
3 |
2000
rpm |
B |
Feedrate |
1 |
60
mm/menit |
C |
Dalam
pemkanan |
3 |
0.55
mm |
Sumber : Hasil perhitungan
Berdasarkan hasil yang
didapatkan pada analisa sebelumnya, maka diketahui kombinasi faktor yang
berpengaruh terhadap rata-rata dan variansi kekasaran adalah sama yaitu
kecepatan spindel 2000 rpm, Feedrate 60
mm/menit, dan kedalaman pemakanan 0.55 mm. Dan dari hasil
perhitungan interval kepercayaan pada tingkat kepercayaan 95% untuk eksperimen
awal kemudian dibandingkan dengan interval eksperimen konfirmasi berada pada
interval kepercayaan eksperimen Taguchi.�
Tabel 7 �
Interval Hasil Ukuran Kekasaran
Permukaan� benda kerja
Respon |
Kekasaran |
Prediksi |
Optimasi |
Eksperimen Kombinasi awal |
Rata-rata) Variabilitas(S/N) |
0.506 0.312 |
0.506 �0.073 0.3126 1.978 |
Eksperimen Taguchi |
Rata-rata) Variabilitas(S/N) |
0.3113 10.135 |
0,295
�0,485 37.278
1.284 |
Eksperimen Konfirmasi
Optimum |
Variabilitas(S/N) |
0.311 |
0.311 �0.073 ��1.978 |
Sumber : Hasil perhitungan
Berdasarkan interpretasi
hasil perhitungan kekasaran permukaan Benda kerja yang tertera pada tabel
diatas yaitu eksperimen taguchi ke
eksperimen konfirmasi mengalami peningkatan pada variabilitasnya. Dengan
demikian kombinasi optimal faktor-faktor diatas terbukti dapat meningkatkan
kekasaran permukaan benda kerja. Percobaan konfirmasi digunakan untuk
memverifikasi bahwa nilai rata-rata yang ditafsir untuk variabel dan level yang
telah dilakukan adalah valid.
Rata-rata kekasaran permukaan
konfirmasi yaitu 0.311 berada diantara interval keyakinan rata-rata hasil prediksi
(0.237 � 0.384). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaturan kombinasi
level variabel pada kondisi optimum yang telah didapat adalah valid.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Berdasarkan
hasil percobaan, proses optimasi, percobaan konfirmasi dan analisis yang telah
dilakukan, maka dari penelitian yang berjudul �Optimasi Kekasaran Permukaan Baja SKD11 pada
Proses CNC Milling Dengan Menggunakan
Metode Taguchi � dapat diambil kesimpulan. Pengaturan
kombinasi level variabel-variabel proses yang tepat pada Mesin Milling CNC Mori
Seki MV-40M, sehingga dapat mengoptimalkan respon kekasaran permukaan benda
kerja yang optimal� adalah sebagai
berikut:
1.
Kecepatan Spindel diatur sebesar 2000 rpm
2.
Feedrate 60 mm/menit
3.
Kedalaman Pemakanan 0.55 mm.
Dengan hasil kekasaran permukaan
(Ra) dari kombinasi variabel tersebut sebesar 0.311 μm
BIBLIOGRAFI
Ardiansyah, R. (2011). Pemanfaatan Pati
Umbi Garut untuk Pembuatan Plastik Biodegradable. Depok: Universitas
Indonesia.Google Scholar
Aris Setiawan, O. (n.d.). Optimasi
Parameter Pemesinan Wire-Edm Baja Perkakas Skd 11 Menggunakan Metode Taguchi.Google Scholar
Awalliyah, A., Ikhwan, H., Nugiasari, V.,
& Zainul, R. (2018). A Review Prinsip Dasar Milling Dalam Sintesis
Material.Google Scholar
Firstiawan, N. (2012). Optimasi
Parameter Proses Pemesinan CNC Milling Terhadap Kekasaran Permukaan Kayu Jati
Dengan Metode Taguchi.Google Scholar
Haikal, H., Margono, B., Alfayed, A., &
Rananto, R. F. (2020). Investigasi Sifat Fisik dan Mekanik Sambungan Las
Logam Tak Sejenis antara Baja Tahan Karat AISI 316 dengan Baja Paduan AISI 4340
menggunakan Rotary Friction Welding.Google Scholar
Ibrahim, A. G. (2010). Aplikasi Metoda
Taguchi Untuk Mengidentasi Kekasaran Permukaan Dalam Pembubutan Paduan
Titanium. Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) Ke-9. Palembang.Google Scholar
Mojo, A. P., & Rusiyanto, R. (2019). Pengaruh
Kecepatan Spindle Dan Kedalaman Pemakanan Proses Cnc Frais Terhadap Kekasaran
Dan Kekerasan Permukaan Remelting Blok Silinder. Jurnal Kompetensi Teknik,
11(1), 25�29.Google Scholar
Mutaqqin, M. (2018). Pengaruh Gerak
Makan Dan Kedalaman Potong Terhadap Kekasaran Permukaan Pada Pengefraisan
Magnesium Menggunakan Minimum Quantity Lubrication (MQL).Google Scholar
Petropoulos, A., Chatzis, S. P., Siakoulis,
V., & Vlachogiannakis, N. (2017). A stacked generalization system for
automated FOREX portfolio trading. Expert Systems with Applications, 90,
290�302.Google Scholar
Rachman, F. R., Setiawan, T. A.,
Karuniawan, B. W., & Maya, R. A. (2019). Penerapan Metode Taguchi Dalam
Optimasi Parameter Pada Proses Electrical Discharge Machining (EDM). J
Statistika: Jurnal Ilmiah Teori Dan Aplikasi Statistika, 12(1), 7�12.Google Scholar
Roy, R. K. (2001). Design of experiments
using the Taguchi approach: 16 steps to product and process improvement.
John Wiley & Sons.Google Scholar
Soejanto, I. (2009). Desain eksperimen
dengan metode taguchi. Yogyakarta: Graha Ilmu.Google Scholar
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.Google Scholar
Sunyapa, B. (2016). Analisis Variasi
Proses Milling CNC Terhadap Kekasaran Permukaan Baja ST41 Dengan Metode Taguchi.Google Scholar
Wuryandari, T., Widiharih, T., &
Anggraini, S. D. (2009). Metode Taguchi untuk optimalisasi produk pada
rancangan faktorial. Media Statistika, 2(2), 81�92.Google Scholar
Copyright holder: Fahrizal, Eko Yudo, Adhe Anggry (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |