Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 2 No. 7 Juli 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PENGARUH KECEPATAN SPINDLE
DAN KEDALAMAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN.PERMUKAAN.PEMESINAN
BUBUT.CNC BAJA ST41
Marendi Nopiansyah,
Zulfitriyanto, Erwanto
Politeknik Manufaktur Negeri
Bangka Belitung (POLMAN BABEL) Indonesia
Email : �[email protected], [email protected], [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 5 Juli 2021 Direvisi 9 Juli 2021 Disetujui 21 Juli 2021 |
Salah satu kualitas yang terbaik dari suatu
komponen adalah permukaan yang halus. Proses kerja mesin yang ingin dicapai pada bubut CNC Mori
Seiki SL-25 adalah nilai kekasaran permukaan yang
minimum, perlu dilakukan penentuan penyetelan yang tepat dari parameter-parameter
proses bubut CNC Mori Seiki SL-25 agar diperoleh kekasaran permukaan benda yang minimum.
Parameter proses pemesinan yang divariasikan
adalah kecepatanNspindle, kedalaman
pemakanan, dan kecepatannpemakanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada pengaruh kecepatan spindle
dan kedalamanNpemakanan
terhadap tingkat kekasaran permukaan hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST41. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metodeneksperimen, dengan penyetelan parameter untuk mendapat kekasaran permukaan. Baja yang digunakan adalah ST 41, dan data penelitian
dianalisis menggunakan anova pada softwarenstatistik. Kesimpulan dari hasilnpenelitian menunjukkan persen
kontribusi dari variabel-variabel adalah kecepatan spindle sebesar
27,79%, kedalaman pemakanan sebesar 7,28% dan kecepatan pemakanan sebesar
7,28%. Dari hasil analisa, kombinasi variabel padanprosesnbubut St41 yang
dapat menghasilkan nilai respon paling optimal adalah kecepatan spindle sebesar 1526 rpm,. kedalaman
pemakanannsebesar 0,6� mm, dan kecepatannpemakanan
0,25 mm/rev. ABSTRACT One of the best qualities of a
component is its smooth surface. The working process of the machine to be
achieved on the Mori Seiki SL-25 CNC lathe is the minimum surface roughness
value, it is necessary to determine the exact settings of the Mori Seiki
SL-25 CNC lathe process in order to obtain the minimum surface roughness of
the object. The machining process parameters that were varied were the
spindle speed, infeed depth, and feed speed. The purpose of this study was to
determine whether there is an effect of spindle speed and depth of feed on
the surface roughness of CNC lathe machining results on ST41 steel. The
method used in this study is an experimental method, with parameter settings
to obtain surface roughness. The steel used is ST 41, and the research data
were analyzed using ANOVA on statistical software.
The conclusion from the results of the study showed that the percent
contribution of the variables was 27.79% spindle speed, 7.28% feeding depth
and 7.28% feeding speed. From the results of the analysis, the combination of
variables in the St41 lathe process that can produce the most optimal
response value is the spindle speed of 1526 rpm. the depth of feed is 0.6 mm,
and the feed speed is 0.25 mm/rev. |
Kata Kunci: CNC, Kekasaran, Eksperimen,
Parameter, ST 41, ANOVA Keywords: CNC, Roughness, Experimental,
Parameters, ST 41, ANOVA. |
Pendahuluan
Kemajuan teknologi
industri manufaktur terus berkembang, sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan produksi harus diimbangi dengannpeningkatan
kualitasnhasil produksi. Proses pemesinan non-konvensional atau Computer Numerical Control (CNC) adalah
solusi pengerjaan
ketikanpengerjaan tidak dapat diselesaikan
menggunakan mesin konvensional. Kepentingan utama bukan hanya
kualitas barang yang bagus, tetapi juga waktu pengerjaan yang singkat. Sehingga diharapkannproses produksi bisa dilakukan
dengan cepat, dalam jumlah dan permintaan yang banyak dengan kualitas yang sesuai dengan permintaan.
Dengan prosesnproduksi yang cepat
akan meningkatkan produktivitas kerja sehingga pada akhirnya biaya produksinmenjadinlebih efektif.
Diperlukan suatu mesin yang dapat memenuhi setiap permintaan dalamnindustri
manufaktur. Salah satunya adalahnmesinnCNC bubut (turning). Dengannmenggunakan mesin
CNC, tingkat presisi atau akurasi pengukuran
yang tinggindapat tercapai. Keunggulan mesin.CNC adalah dapat memperoduksi
barang dengan jumlah banyak, presisi tinggi, dan cepat. Dengan menggunakan
program dan setingan yang sama,
meskipunndiulang berkali-kali, maka produk yang dihasilkan akan sama. Produktivitas yangndihasilkan oleh mesin CNC dengan sistem komputernlebih
besar dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh mesinnkonvensional.
Salah satu faktor
yang mempengaruhi.kualitas
produk yang.dihasilkan oleh mesin CNC adalah kekasarannpermukaan
benda kerja. Seperti yang telah disebutkan sebelumya (Abbas 2018)
pada proses pemesinan ukurannkualitas banyak dilihat dari kekasaran
permukaan yang dihasilkan.
Tingkat kekasaran permukaan
merupakan parameternkualitas utama dari setiapnproses
pemesinan. Sedangkan menurut (Makmur 2006) mengatakan
bahwannkarakteristik
suatu kekasaran permukaan sangat penting untuknkomponen
mesin, karna ada hubungannya denganngesekan, keausan dan pelumasannmaterial.
Supaya mencapaintingkat kekasaran permukaan yang rendahnsesuai dengan standar, maka faktor-faktor
yang dapatnmempengaruhi
tingkat kekasarannpada proses pembubutan
CNC adalah seperti yang.dikatakan oleh (Prasetya 2010)
yaitu antara lain kecepatannspindle, kedalamannpemakanan, gerak pemakanan, kondisi mesin, bahan benda.kerja, pahat, pendinginan,.dan operator.
Pemilihan bahan benda kerja juga berpengaruh pada hasilnpembubutan terutama
berkaitan dengan kualitas kekasarannpermukaan. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pemilihannbahan benda kerja antara
lain pertimbangan fungsi, kemampuan bentuk dan kemudahannpencarian di pasaran (Lesmono and Yunus 2013)
Mempertimbangkan hal tersebut, makanmaterial
yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah.material
baja karbon rendah (St41), karena material tersebut sering dipakai dalam komponennpemesinan, mampu dikerjakan dan mudahndiperoleh di pasaran..
Penelitian yang dilakukan oleh (Adrianto 2010)
tentang pengaruh kecepatan spindle, kecepatan
pemakananndan kedalaman pemakanan terhadap tingkatnkekasaran
permukaan benda kerja.hasil pembubutan CNC pada baja st 40. Dari hasil penelitian mereka dapat menyimpulkan pengaruh antara kecepatan spindle,
kecepatan.pemakanan, dan kedalamannpemakanan terhadap
tingkat kekasaran permukaannbenda kerja hasil pemesinan
bubut CNC pada baja St.40, yang menghasilkan kekasarannpaling kecil adalah pada kecepatan spindle 1250
rpm, kecepatan pemakanann0,07
mm/rev, dan kedalman pemakanan
0,25 mm yaitu.sebesar
1,30 �m.
Penelitian yang dilakukan oleh (Zubaidi and Syafa�at 2012), tentang analisis pengaruh kecepatannputar dan kecepatan pemakanannterhadap tingkat kekasaran permukaan material FCD.40 pada mesin bubut CNC. Hasil dari analisis dapat disimpulkan harga feedingnberpengaruh pad tingkat
kekasaran permukaan, semangkin besar harganfeeding semangkin besar tingkatnkekasarannya. Dan kecepatan putar juga mempengaruhi tingkat kekasarannya semangkin cepat putarannya maka semangkin rendah tingkat kekasarannya.
Dari uraian-uraian
yang telah dibaca, maka penulis penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kecepatannspindle
dan kedalaman pemakanan terhadap kekasarannpermukaan pemesinan
bubut CNC.
bahan yang digunakan adalah baja ST 41 dengan menggunakan
metodeneksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada pengaruh kecepatannspindle
dan kedalamannpemakanan
terhadap tingkatnkekasarannpermukaan
hasil pemesinan bubut CNC pada baja ST41. Penulis berharap
penelitian ini dapat dijadikan Sebagai bahan pertimbangan
atau literatur untuk prosesnproduksi
bahan bagi perusahaan maupun umum dan acuan untuk memaksimalkan operator dan penelitian sejenis kedepannya. Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain, sebagai menambah data base tentang penyetelannparameter proses pada bubut
CNC untuk melihat hasilnkekasaran permukaan dan bahan referensi pada penelitian
sejenisnya dalam rangka untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan tentang kekasarannpermukaan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan parameter yang paling berpengaruh
terhadap kekasaran permukaan benda uji. Tahapan proses penelitian yang akan dilakukan ditunjukan pada Gambar 1. dalam tahap penelitian / flowchart.
Gambar 1 tahap penelitian / flowchart.
1.
Identifikasi masalah
Langkah awal yang penting dalam proses penelitian dimana peneliti menangkap fenomena yang berpotensi untuk diteliti. Proses identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mendeteksi permasalahan yang diamati. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengambil langkah untuk mencari data-data pendukung, data-data tersebut bisa didapatkan melalukan observasi, membaca literatur, atau melakukan survei awal.
2. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian ini kita harus
menentukan parameter prosesnyang berupa faktor dan levelneksperimen
ditentukan bedasarkan identifikasi masalah. Parameter
proses yang digunakanndalam
penelitian ini adalah kecepatan spindle (RPM), kecepatan
pemakanan.(mm/rev), kedalaman
pemakanan.(mm).
Nilai level dan parameter proses dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Nilai Level Dan Parameter.Proses
Yang Diuji
Parameter |
Level.1 |
Level.2 |
Level 3 |
Kecepatan.spendel |
1459 |
1526 |
1592 |
Kecepatan pemakanan |
0,20 |
0,25 |
0,30 |
Kedalaman pemakanan |
0,4 |
0,6 |
0,8 |
Setelah perameter proses dan level ditentukan selanjutnya melakukan desain eksperime. Hasil desain eksperimen dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Spesimen Pengujian
Benda UJi
No |
|
Kecepatan���� Kedalaman������� kecepatan �� Spindle�
�����Pemakanan����� Pemakanan |
Hasil Kekasaran |
1��������������� 1459���������������� 0.4�������������������� 0.20�������������� |
|||
2��������������� 1459���������������� 0.6�������������������� 0.25�������������� |
|||
3��������������� 1459���������������� 0.8� �������������������0.30�������������� |
|||
4��������������� 1526���������������� 0.4�������������������� 0.20�������������� |
|||
5��������������� 1526��� �������������0.6�������������������� 0.25�������������� |
|||
6��������������� 1526���������������� 0.8����� ���������������0.30�������������� |
|||
7��������������� 1592���������������� 0.4�������������������� 0.20�������������� |
|||
8��������������� 1592���������� ������0.6�������������������� 0.25�������������� |
|||
9��������������� 1592���������������� 0.8������������ ��������0.30� |
|||
10������������� 1459���������������� 0.4�������������������� 0.20�������������� |
|||
11������������� 1459���������������� 0.6������������ ��������0.25�������������� |
|||
12�������������
1459���������������� 0.8�������������������� 0.30����������
���� |
|||
13������������� 1526���������������� 0.4�������������������� 0.20�������������� |
|||
14������������� 1526���������������� 0.6�������������������� 0.25�������������� |
|||
15������������� 1526���������������� 0.8�������������������� 0.30�������������� |
|||
16� ������������1592���������������� 0.4�������������������� 0.20�������������� |
|||
17������������� 1592���������������� 0.6�������������������� 0.25������� ������� |
|||
18������������� 1592���������������� 0.8�������������������� 0.30�������������� |
Dimana
spesimen yang akan dilakukan 9 kali kondisi eksperimen / 1 kali data awal dan
1 kali pengulangan.
3. Persiapan alat dan bahan
Bahan yang digunkan pada penelitian ini.adalah
baja kerbon ST 41 dengan ukuran diameter 25 mmndan panjang
100 mm. Bentuk benda uji tersebut ditunjukkannpada Gambar 2.
Gambar 2
Bentuk benda
uji
4.
Peralatan Penelitian
Mesin CNC Turning
Mori Seiki SL-25 B/500 yang digunakannadalah
buatan Jepang.dengan spesifikasi
sebagai berikut:
- Merk Mori Seiki
- Tahun pembuatan 1995
- Max. spindle.speed
- surface roughness tester
surface roughness tester adalah alat
yang digunakannuntuk pengujian kekasaran
benda uji.
5. Objek Penelitian
Objek penelelitian yang dilakukan pada mesin bubut CNC yaitu dengan ukuran yang telah ditentukan panjang awal material 100 mm dengan panjang benda uji yang dicekam chuck bubut 40 mm, panjang pengujiannya 50 mm, diameter awal
material 25 mm. Bentuk benda
uji yang.telah
diproses dengan menggunakannmesin CNC Mori
Seiki SL-25.ditunjukkan pada.Gambar 3.
Gambar 3
Benda Uji Yang Telah Diproses
Pemesinan CNC
6. Pengukuran benda uji
Pengukuran benda uji ini untuk mengetahui
tingkatnkekasaran permukaan benda uji yang telahndilakukan proses. Pengukurannkekasaran permukaan ini menggunakan
alatnSurface Roughnes Tester. Benda uji ini
diukur padantiga titik yang berbeda, posisi pengukuran benda uji ditunjukkannpada.Gambar
7.
Analisis
Analisis yang dilakukan adalah untuk mengetahui parameter apa yang paling berpengaruh terhadap kekasarannpermukaan dengan menggunakannmetode analisis variansnANOVA.
Nilai hasil
pengukuran kekasaran permukaan benda uji ditunjukkannpada Tabel 3. Nilai rata-rata pada.tabel ini selanjutnya akan dimasukkannke
dalam software analisis untuk.diolah.
Tabel 3
Nilai HasilnPengukuran Kekasaran
Eksp |
Faktor A��������� B��������� C |
Data Awal |
Replikasi 1 |
Jumlah |
Mean |
||||||
1 |
1459 |
0.4 |
0,20 |
0,823 |
0,843 |
1,666 |
0,833 |
|
|||
2 |
1459 |
0.6 |
0,25 |
1,155 |
1,139 |
2,294 |
1,147 |
|
|||
���� 3 |
1459 |
0.8 |
0,30 |
0,477 |
0,504 |
0,981 |
0,490 |
|
|||
4 |
1526 |
0.4 |
0,20 |
0,425 |
0,612 |
1,037 |
0,518 |
|
|||
5 |
1526 |
0.6 |
0,25 |
0,411 |
0,359 |
0,770 |
0,385 |
|
|||
6 |
1526 |
0.8 |
0,30 |
0,957 |
0,808 |
1,765 |
0,882 |
|
|||
7 |
1592 |
0.4 |
0,20 |
0,855 |
0,724 |
1,579 |
0,789 |
|
|||
8 |
1592 |
0.6 |
0,25 |
0,837 |
0,723 |
1,560 |
0,780 |
|
|||
9 |
1592 |
0.8 |
0,30 |
1,262 |
1,397 |
2,659 |
1,329 |
|
|||
Rata-rata |
0,794 |
|
|||||||||
|
Pengukuran kekasaran
permukaan benda kerjandilakukan dengannmenggunakan alat ukur surface roughness tester. Untuk respon kekasaran permukaan bendankerja
yang memiliki karakteristiknkualitas semangkin
kecil semakinnbaik ( smaller is better ).
Hasil perhitungan
rasio S/N
Nilai
rasio S/N yangndihasilkannuntuk
parameter respon kekasarannpermukaan ditunjukkannpada Tabel 4, dan penentuan kombinasi parameter untuk responnoptimal
ditunjukkannpada Tabel 5.
Tabel 4 Hasil Perhitungan
S/N
Eksp |
Faktor�������������� Data��� Replikasi A������ �B� �����C���������
Awal����������� 1 |
S/N |
|||||
1 |
1459 |
0.4 |
0,20 |
0,823 |
0,834 |
1,586 |
|
2 |
1459 |
0.6 |
0,25 |
1,155 |
1,139 |
-1,191 |
|
3 |
1459 |
0.8 |
0,30 |
0,447 |
0,504 |
6,183 |
|
4 |
1526 |
0.4 |
0,20 |
0,425 |
0,612 |
5,566 |
|
5 |
1526 |
0.6 |
0,25 |
0,411 |
0,359 |
8,271 |
|
6 |
1526 |
0.8 |
0,30 |
0,957 |
0,808 |
1,054 |
|
7 |
1592 |
0.4 |
0,20 |
0,855 |
0,724 |
2,023 |
|
8 |
1592 |
0.6 |
0,25 |
0,837 |
0,723 |
2,134 |
|
9 |
1592 |
0.8 |
0,30 |
1,262 |
1,397 |
-2,484 |
|
����������������������������
Rata-Rata����� �����������������������������2,571 |
|||||||
Bedasarkan dari hasil perhitungan S/N diatas maka didapat
nilai level untuk kombinasinparameter prosesnyang menghasilkan respon optimal ditunjukkan pada.tabel 5.
Tabel 5 Kombinasi Parameter Proses.Untuk Respon.Optimal
����������������������� ParameternProses |
Tingkat
level |
Nilai
level |
||
A |
�� Kecepatan� Spindle |
���������� 2 |
�1526 rpm |
|
B |
Kedalaman Pemakanan |
���������� 2 |
� 0,6 mm |
|
C |
Kecepatan� Pemakanan |
���������� 2 |
� 0,25 mm/rev |
|
Tabel analisis
variansi (ANAVA)
Tabel 6
Hasil ANAVA
Source |
DF |
SeqnSS |
Contribution |
AdjnSS |
Adj MS |
F-Value |
P-Value |
RPM |
2 |
0,21013 |
27,79% |
0,21013 |
0,10507 |
0,470 |
0,513 |
A |
2 |
0,05507 |
7,28% |
0,05507 |
0,02753 |
0,123 |
0,856 |
F |
2 |
0,05507 |
7,28% |
0,05507 |
0,02753 |
0,123 |
0,856 |
Error |
2 |
0,44703 |
57,65% |
0,44703 |
0,22351 |
|
|
Total |
8 |
0,76730 |
100,00% |
|
|
|
|
Maka didapatkanlah nilai Ftabel yakni 5,71, sehingga nilai Fhitung�
(0,470) �<
Ftabel (5,71) = tidak ada pengaruh terhadap kekasaran
permukaan, kalau dibandingkan dengan parameter lain ada pengaruh terhadap
kekasaran permukaan. Artinya kecepatan spindle
tidak ada pengaruh kalau dibandingkan dengan F tabel, tetapi kalau dibandingkan dengan parameter lain memberikan pengaruh
terhadap hasil kekasaran permukaan dengan persentase sebesar 27,79%.
Kesimpulan
Dari variasi
kecepatan.spindle, kedalaman.pemakanan, dan kecepatan.pemakanan terhadap
tingkatnkekasarannpermukaan pada proses pembuatannporos menggunakan mesinnbubut CNC, parameter
prosesnpemotongan
yang palingnmenghasilkan
tingkat kekasaran permukaan yang baik (paling rendah)nadalahnproses pemotongan
pada kecepatan spindel 1526 rpm.dengan nilai kekasaran 0.385 �m dengan kedalamann0.6 mm dan kecepatan makan 0,25.mm/rev. Jadi Dapat dilihat bahwa
pada penelitian ini yang
paling berpengaruh terhadap
kekasaran permukaan adalah kecepatan spindel (Rpm).
BIBLIOGRAFI
Abbas, Hammada, Yafet Bontong, Yusran
Aminy, Nasaruddin Azis, and S. Arief. (2018). Pengaruh Parameter Pemotongan
Pada Operasi Pemotongan Milling Terhadap Getaran Dan Tingkat Kekasaran
Permukaan (SurfaceRoughness). Google Scholar
Adrianto, Ruli. (2010). Pengaruh Kecepatan
Spindel, Kecepatan Pemakanan Dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran
Permukaan Benda Kerja Hasil Pemesinan Bubut CNC Pada Baja St 40.Google Scholar
Al-Fiansyah, Dika Kurnia. (2017). Pengaruh
Kedalaman Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Baja St
60 Menggunakan Pahat Insert. Google Scholar
Alfianto, Rendi, and Diah Wulandari. (2018).
Studi Eksperimen Kecepatan Putar Spindle Dan Kedalaman Potong Terhadap Getaran
Pahat Dan Tingkat Kekasaran Pada Proses Pembuatan Poros Menggunakan Mesin
Bubut. Jurnal Teknik Mesin 6(2). Google Scholar
Farisi, Achmad Salman. (2016). Pengaruh
Variasi End Mill Cutter Terhadap Tingkat Kerataan Permukaan Dan Bentuk Geram
Kuningan Dan Alumunium 6061 Pada Mesin CNC TU-3A Dengan Kode Program G 01. Jurnal
Teknik Mesin 4(02). Google Scholar
Istana, Budi, and Sunaryo Sunaryo. 2017.
�Analisis Kekasaran Permukaan Benda Kerja Hasil Pembubutan Dengan Variasi Jenis
Material Dan Pahat Potong.� Jurnal Surya Teknika 5(01):67�72. Google Scholar
Lesmono, Indra, and Yunus Yunus. (2013). Pengaruh
Jenis Pahat, Kecepatan Spindel, Dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Tingkat
Kekasaran Dan Kekerasan Permukaan Baja ST. 42 Pada Proses Bubut Konvensional. Jurnal
Teknik Mesin 1(3):48�55. Google Scholar
Makmur, Taufikurrahman. (2006). Pengaruh
Variasi Putaran, Kecepatan Putar Benda Serta Kecepatan Meja Terhadap Nilai
Kekasaran Benda Kerja Pada Proses Penggerindaan Silinder. Teknika. Teknika,
Palembang, Politeknik Negeri Sriwijaya. Google Scholar
Prasetya, Tri Adi. (2010). Pengaruh Gerak
Pemakanan Dan Media Pendingin Terhadap Kekasaran Permukaan Logam Hasil Pembubutan
Pada Material Baja HQ 760. Google Scholar
Ramadhani, Ardhi Budi, and Muchamad Arif
Irfa�i. (2015). Analisis Kecepatan Putar Spindle, Jenis Pahat Dan Variasi
Kedalaman Pemakanan Terhadap Kekasaran Dan Kerataan Permukaan Alumunium 6061
Pada Mesin CNC TU-3A Dengan Program Absolut G01. Jurnal Teknik Mesin
1(01):118�25. Google Scholar
Raul, Raul, Widiyanti Widiyanti, and Rr Poppy
Puspitasari. (2017). Pengaruh Variasi Kecepatan Potong Dan Kedalaman Potong
Pada Mesin Bubut Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Benda Kerja ST 41. Jurnal
Teknik Mesin 24(1). Google Scholar
Rochim, Taufiq. (2007). Perkakas &
Sistem Pemerkakasan. Bandung: ITB. Google Scholar
Sukma, Hegar Dwi Jaya. (2016). Optimasi
Laju Pembuangan Material AISI 1045 Pada Bubut CNC Dengan Metode Taguchi. Google Scholar
Wibowo, Aji. (2010). Pengaruh Variasi
Kecepatan Putar Spindel Dan Bahan Pahat Terhadap Kehalusan Permukaan Baja EMS
45 Pada Mesin CNC TU-2A Dengan Program Absolut. Google Scholar
Zubaidi, A., and I. Syafa�at. (2012). Analisis
Pengaruh Kecepatan Putar Dan Kecepatan Pemakanan Terhadap Kekasaran Permukaan
Material FCD 40 Pada Mesin Bubut CNC. Jurnal Ilmiah MOMENTUM 8(1). Google Scholar
Copyright holder: Marendi Nopiansyah, Zulfitriyanto,
Erwanto �(2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |