Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 2 No. 8 Agustus 2021 |
p-ISSN: 2722-7782 e-ISSN: 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PENGGUNAAN
LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) UNTUK
PEMBELAJARAN DIMASA PANDEMI
Muhammad Einggi Gusti Pratama,Wahyu
Andhyka Kusuma
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Jawa Timur, Indonesia
Email: [email protected],[email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 25 Juli 2021 Direvisi 05 Agustus 2021 Disetujui 15 Agustus 2021 |
Pandemi Covid-19 melanda
hampir seluruh negara
yang ada di dunia, situasi
tersebut sangat tidak diharapkan terjadi. Semua aktifitas masyarakat yang dahulu dilakukan diluar rumah menjadi mengalami pembatasan. Salah satu dampak yang terjadi dari kondisi ini adalah proses pembelajaran dari semua pendidikan dilakukan secara daring. Kondisi tersebut memunculkan permasalahan baru untuk mensinkronkan
seluruh pembelajaran dan memerlukan sebuah sistem media pembelajaran
online. Salah satu sistem
pembelajaran yang diterapkan
adalah Learning Management System (LMS), namun sistem ini masih perlu
dikembangkan untuk mempermudah melakukan pembelajaran secara daring.
Salah satu E-Learning yang menggunakan sistem Learning
Management System (LMS) adalah platform Moodle.
Penelitian yang dilakukan
oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif sistem Learning Management System (LMS) digunakan pada saat pandemi Covid-19 serta dapat mendeskripsikan pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dan digunakan dalam pembelajaran jarak jauh agar� para tenaga
pengajar maupun mahasiswa dapat terbantu untuk memahami materi yang diberikan kemudian penelitian ini juga bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan data
internet dalam pembelajaran
jarak jauh. ABSTRACT������������������������� The
Covid-19 pandemic has hit almost all countries in the world, this situation
is not expected to happen. All community activities that were previously
carried out outside the home have become restricted. One of the impacts of
this condition is that the learning process of all education is carried out
online. This condition raises new problems to synchronize all learning and
requires an online learning media system. One of the learning systems
implemented is the Learning Management System (LMS), but this system still
needs to be developed to make it easier to do online learning. One of the
E-Learning that uses a Learning Management System (LMS) is the Moodle
platform. The research conducted by researchers aims to find out how
effectively the Learning Management System (LMS) system is used during the
Covid-19 pandemic and can describe learning that is suitable to be applied
and used in distance learning so that teaching staff and students can be
helped to understand the material being taught. given later this research
also aims to maximize the use of internet data in distance learning. |
Kata Kunci: learning management
system (LMS); e-learning; Pandemi Keywords: learning
management system (LMS); e-learning; pandemic |
Pendahuluan
Saat ini dunia sedang dilanda musibah pandemi Covid-19,
tidak ada yang menginginkan situasi pandemi dan tidak ada prediksi sebelumnya
bahwa Covid-19 akan terjadi menjadi pandemi. Pandemi
Covid-19 telah mengubah beberapa
struktur sosial. Penerapan social distancing menyebabkan terjadinya
pergeseran pola belajar. Pandemi Covid-19 menuntut perubahan pola pembelajaran
yang selama ini dilakukan secara tatap muka,
kemudian bergeser ke pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran tatap muka sangat dipengaruhi oleh peran guru sehingga masalah
mulai muncul dengan tidak adanya pendampingan langsung oleh guru. Siswa yang tidak
terbiasa mandiri akan kesulitan untuk mengembangkan potensinya. Pembelajaran
tidak mungkin dilakukan dikelas dikarenakan hal tersebut dapat menyebabkan
penyebaran virus Covid-19 (Wiratomo & Mulyatna, 2020).
Pandemi yang berlangsung hampir satu tahun menyebabkan berbagai kendala misalnya minimnya pemahaman materi belajar,
kesulitan menumbuhkan minat belajar, mengatur waktu belajar yang disebabkan orangtua pergi bekerja
dan sulit memantau anaknya, orang tua tidak sabar dalam mendampingi pembelajaran
anaknya, pengetahuan menggunakan
gadget
yang masih belum dipahami, dan akses internet yang masi terbatas (Rakhmawati et al., 2021).
Pengertian Media Pembelajaran diambil dari
bentuk jamak bahasa latin yaitu �Media� yang merupakan kata medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar. Pengertian Media
yaitu perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar media yang digunakan untuk memperlancar komunikasi antara tenaga pengajar dengan para murid (Ucu et al., 2018). E-Learning sendiri merupakan kegiatan belajar asynchronous melalui
suatu perangkat elektronik komputer yang dimana memperoleh bahan belajar sesuai
dengan kebutuhannya dan berjutuan pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan beberapa solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (Ucu et al., 2018).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam sistem
pembelajaran jarak jauh selama pandemi ini adalah dengan menggunakan internet
dalam proses pembelajaran dan proses pembelajaran tatap muka bergeser menjadi e-Learning (Wiratomo & Mulyatna, 2020). Perlu dukungan tehnologi informasi berupa laptop maupun smartphone agar
pembelajaran tetap berjalan di masa pandemi tidak terelakkan (Rakhmawati et al., 2021). Berkembangnya teknologi informasi serta internet menyebabkan pembelajaran yang dikenal luas dengan sebutan e-learning
memiliki pengertian yang lebih luas dari pada online learning. E-learning bisa
berbasis computer dan bisa juga disebut computer-based learning serta berbasis online learning yaitu
pembelajaran dalam jaringan atau disebut daring.
Online learning dapat menggunakan jaringan internet yang disebut dengan internet-based learning serta bisa berbasis website yang biasa dikenal dengan web-based learning, keduanya menggunakan jaringan online untuk dapat saling terhubung terus menerus antara
pengguna
yang satu dengan pengguna yang lainnya (Rakhmawati et al., 2021).
Belajar dalam situasi pandemi Covid 19 mengubah suasana
akademis. Belajar dari rumah atau pembelajaran jarak jauh diperkenalkan. Blended learning juga menjadi salah
satu alternatif strategi pengajaran yang dilakukan dosen untuk mendapatkan
layanan pendidikan yang berkualitas. Kertas menjadi tanpa kertas. Dosen membuat
presentasi dan bahan ajar dengan menggunakan soft file, e-book, dan e-mail. Daftar kehadiran siswa
menggunakan tautan formulir google, bukan kertas daftar periksa. Kegiatan belajar mengajar dalam ruang kelas tidak lagi digunakan. Rapat zoom digunakan untuk menyelesaikan aktivitas sinkron dan
asinkron di Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS) (Kodrat, 2021). Dosen sudah
familiar dengan banyak aplikasi seperti rapat Zoom, Google Meeting, Google
classroom. Para tenaga pengajar harus berhadapan dengan LMS sebagai respon
aktif terhadap revolusi industri 4.0 atau mereka akan tertinggal (Kodrat, 2021). Walaupun begitu, tidak hanya
terdapat beberapa manfaat dari pembelajaran
jarak jauh namun tentunya� pembelajaran secara online ini memiliki kekurangan seperti munculnya kendala pada koneksi internet, keterlibatan siswa yang kurang, konektivitas elektronik serta menciptakan interaksi yang intensif saat berada
di kelas (Yustika et al., 2019).
Maka dari itu perlu
adanya penelitian untuk kasus ini.
Dengan diadakannya penelitian ini yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif system Learning Management System (LMS)
dan mengetahui platform apa yang cocok untuk digunakan pembelajaran jarak jauh
pada saat pandemi. Penerapkan gagasan menyediakan informasi dan sumber daya proyek melalui LMS, ada sebuah
platform
bernama canvas yang cukup banyak digunakan di perguruan
tinggi karena sifatnya yang fleksibel dan mudah untuk di operasikan (Morefield & Fabregas Janeiro, 2020).
Pengertian lebih jelas tentang e-learning adalah kegiatan
belajar asynchronous
melalui suatu media elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar dengan menyesuaikan kebutuhannya dan mengarah pada penggunaan teknologi internet agar dapat mengirimkan beberapa solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan (Ucu et al., 2018). Terminologi e-learning memiliki
konsep yang cukup luas ketimbang online learning.
E-learning online menjadi terkenal
saat kini dalam proses kegiatan belajar yang biasa disebut dengan pembelajaran daring (Nurkolis & Muhdi, 2020). Pembelajaran daring berlaku
bagi seluruh lembaga Pendidikan sehingga mengalami perubahan. Perubahan yang dialami yaitu pada motivasi belajar siswa. Sementara motivasi belajar sangat penting bagi siswa
karena hal tersebut dapat mempengaruhi hasil. Maka dari itu
perlu setiap siswa wajib memiliki
motivasi belajar dalam diri mereka.
(Cahyani et al., 2020) Pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar serta membawa pengaruh
psikologis terhadap siswa. Oleh sebab itu, penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat penting serta dapat
membantu guru agar tercapainya
tujuan pendidikan, Hamalik (Putra et al., 2020). E-learning
sendiri memiliki 3 fitur unggulan seperti sifat dari
praktek pembelajaran, sinkronisitas, dan ada atau tidak ada
pendidikan tatap muka (Hoq, 2020).
Learning Management System (LMS) merupakan
istilah di dunia teknologi
dan dikembangkan secara khusus agar dapat mengelola dan menfasilitasi dan menjadi media untuk proses pembelajaran jarak jauh. Sebuah aktivitas
pembelajaran jarak jauh yang menggunakan LMS dapat dikembangkan menjadi beberapa fitur yaitu meliputi proses pendaftaran, pembayaran, distribusi bahan pembelajaran, proses interaksi antara guru dan siswa dalam kelas online, test online
yang dilakukan menggunakan perangkat komputer maupun android serta ada beberapa fungsi
LMS lainnya
seperti publikasi materi pembelajaran, download materi pembelajaran, pemberian tugas dan penilaian yang semuanya dilakukan secara onine (Rakhmawati et al., 2021).
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai penerapan e-learning yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan pengabdian pada masyarakat. Kegiatan pengabdian ini dapat berupa pelatihan penggunaan e-learning, dengan pokok- pokok materi antara lain: perancangan perangkat berbasis daring, pengelolaan Learning Management System (LMS), penginputan materi ajar dan penggunaan LMS dalam proses belajar mengajar. Metode penyajian materi dilakukan secara demonstratif, yaitu mendemonstrasikan dan menjelaskan cara-cara penggunaan fitur-fitur yang ada di LMS dan dipraktekkan langsung oleh peserta yang membawa laptop. Selanjutnya guru diberikan tugas mandiri dalam bentuk projek yang kemudian akan diterapkan dalam mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab mereka di sekolah (dyah darma Andayani et al., 2020). Penelitian ini melalui beberapa tahapan, yang pertama yaitu tahapan evaluasi awal yang dilakukan untuk mengetahui kondisi awal dan kemampuan dasar serta kebutuhan masing-masing peserta. Kemudian tahap evaluasi proses dilakukan pada saat pelatihan berlangsung untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan kegiatan dapat diikuti oleh peserta. Yang terakhir tahap evaluasi akhir dilakukan di tahap akhir pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pelaksanaan kegiatan, bagaimana tingkat keberhasilan pelatihan yang diperoleh, serta tingkat penguasaan keterampilan peserta pelatihan. Semua tahapan itu dilakukan secara daring mengingat kondisi saat ini masih diberlakukannya protokol kesehatan (dyah darma Andayani et al., 2020).
Kemudian metode lain yang dilakukan meliputi kegiatan yang menggunakan online service learning. Pendekatan online service learning dilakukan untuk mendampingi para pengajar supaya dapat belajar bersama dalam simulasi proses belajar mengajar dengan menggunakan kelas virtual (online), yang dilakukan dalam 3 tahap, yakni tahap persiapan, tahap melayani, dan tahap refleksi (Wajdi et al., 2020). Setelah itu metode yang digunakan untuk Learning Management System (LMS) menggunakan model pengembangan ADDIE. Model inidipilih karena, desain pengembangannya sederhana dan sistematis (Rakhmawati et al., 2021). Model ADDIE merupakan model pengembangan yang terdiri dari 5 tahap yaitu: Analysis, Design, Develop, Implement, Evaluate (evaluasi). Pada tahap analysis (analisis) terdiri dari dua kegiatan yaitu analisis kebutuhan dan analisis komponen perangkat learning management system (LMS). Tahap design (perancangan) dimulai dari merencanakan perangkat learning management system (LMS) yang mudah digunakan, menyusun menu tampilan dalam perangkat LMS, menyusun rincian menu pada masing-masing tampilan, menentukan tema, merencanakan pembelajaran, mengembangkan sumber belajar, merancang ruang untuk melakukan pembelajaran sinkronus (web meeting) serta merancang tampilan untuk mengupload tugas. Tahap terakhir pada tahap pengembangan dilakukan pengisian pada menu di masing-masing tampilan, memasukkan rencana pembelajaran daring pada LMS, mengunggah sumber belajar daring yang digunakan, menyediakan ruang untuk melakukan pembelajaran sinkronus (web meeting). Metode tersebut menggunakan pengumpulan data melalui observasi, survey dan wawancara (Rakhmawati et al., 2021).
Penelitian yang dilakukan menggunakan
pendekatan user persona. Alur yang dilalui seperti yang ditunjukkan pada gambar. User
persona adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui aspek apa yang dibutuhkan oleh pengguna. Dimana responden yang diwawancarai ada beberapa stakeholder, antara
lain: dosen, mahasiswa, dan
admin.
Seluruh negara sedang menghadapi virus Covid-19, yang telah
membunuh ribuan orang di seluruh dunia, proses belajar mengajar juga dilakukan secara daring dengan menggunakan e-learning
untuk menekan penyebaran virus. Tetap berada di rumah adalah salah satu langkah untuk mengurangi
penyebaran Covid-19, dan teknologi
adalah bagian penting dari kehidupan
kita sehari-hari. E-learning, Internet, computer dan smartphone telah digunakan secara vital dalam proses belajar mengajar (Arshad et al., 2020). E-learning dapat
membawa suasana baru dalam ragam
pengembangan pembelajaran. Pemanfaatan e-learning
dengan baik dapat meningkatkan hasil pembelajaran dengan maksimal (Lilis et al., 2020).
Penelitian ini hasilnya
mencakup ruang bagi guru untuk menilai dengan tepat metode mana yang cocok untuk meningkatkan
keberhasilan siswa dalam mencapai hasil pembelajaran yang mereka harapkan dengan menggunakan sumber daya utama
Learning Management System (LMS) termasuk berbagi video pelajaran, presentasi, PPT, dll, serta evaluasi
elektronik, kuis, dan tugas (Arshad et al., 2020).
Tahap awal peneliti
akan menjelaskan secara detail mengenai latar belakang dan urgensi dalam penelitian
ini setelah penjelasan tersebut selesai tim pengembang
akan melakukan wawancara dengan para akademisi (Setiawan et al., 2021).Tujuan kegiatan ini agar mendapatkan kesepahaman dan kesepakatan sebelum melaksanakan validasi dan uji coba. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada para akademisi mendapatkan hasil dan masukan sebagai berikut : (1) akses untuk login di LMS
agar dapat dipermudah untuk dapat diakses
setidaknya menggunakan android,
(2) guru dan orang tua yang dalam
hal ini sebagai
pengguna LMS harus diberikan pemahaman agar dapat menggunakan LMS secara mandiri, (3) tampilan LMS perlu dibuat lebih menarik
agar lebih cocok untuk sasaran penelitian
yaitu anak usia 4-6 tahun, (4) aplikasi ini bagus
dan dapat membantu guru untuk mengadministrasikan
program-program sekolah (Rakhmawati et al., 2021).
Tahapan desain atau
perancangan para tim pengembang akan merencanakan LMS
yang kemudian di terapkan dengan fitur-fitur sebagai berikut; (1) Perencanaan kegiatan pembelajaran, fitur ini teredia agar para tenaga pengajar dapat mempersiapkan bahan pembelajaran dan merancang kegiatan pembelajaran secara daring. Fitur
ini juga dapat berfungsi untuk mengorganisasikan seluruh perencanaan, bahan pembelajaran yang digunakan serta pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara tersistem, (2) Kegiatan pembelajaran secara sinkronus, dalam fitur ini
tersedia agar para tenaga pengajar dapat menyapa dan melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring atau online menggunakan platform
google meet yang langsung ditautkan
dalam LMS,
(3) Fitur unggah tugas siswa, fitur ini
disediakan agar memudahkan mahasiswa untuk mengumpulkan tugas yang telah diselesaikan, fitur ini juga sangat membantu dalam mengorganisasikan dan menilai seluruh hasil yang sudah dikerjakan, (4) Jurnal atau history pembelajaran, fitur ini disediakan
agar dapat mencatat seluruh aktivitas yang telah dilakukan pada hari itu yang dimana
hasil dari jurnal pembejaran dapat dijadikan acuan/perbaikan untuk pelaksanaan pembelajaran selanjutnya (Rakhmawati et al., 2021).
1.
Menentukan Stakeholder
Stakeholder
1 Dosen
Gambar 1
User Persona Dosen
2. Tabel
Data penggunaan
Learning Management System (LMS) sebelum adanya pandemi Covid-19 terdapat pada tabel 1 dibawah ini yang diambil dari LMS platform Sinta
Indonesia pada tahun 2010 sampai
2019. Dalam data tersebut terlihat bahwa platform Moodle paling banyak digunakan, sementara itu Classdojo, Brightspace dan Microsoft
Teams tidak
pernah digunakan. Itu semua dikarenakan
kurang adanya sosialisasi, dan iklan pada platform tersebut
agar masyarakat familiar dan sebaliknya,
Moodle sangat
banyak digunakan di indonesia (Setiawan
et al., 2021).
Tabel 1
Sebelum Pandemi Covid-19
No |
Platform |
Quantity |
1 |
Moodle |
67 |
2 |
Edmodo |
31 |
3 |
Classdojo |
0 |
4 |
Schoology |
14 |
5 |
Brightspace |
0 |
6 |
Google
Classroom |
14 |
7 |
Microsoft
Teams |
0 |
|
Total |
126 |
Gambar 2
Sebelum pandemic Covid-19
Kemudian data penggunaan
Learning Management System (LMS) pada tahun 2020 disaat pandemi Covid-19 masih ada terlihat pada tabel 2.
Hasilnya terlihat bahwa jumlah LMS
yang digunakan turun drastis dari tahun sebelumnya, namun data ini belum valid
dikarenakan pandemi terjadi pada bulan maret 2020 sedangkan data yang
dikeluarkan data pada bulan januari 2020. tetapi berdasarkan kuesioner yang di
sebarkan presentasi penggunaan lms bisa dilihat pada gambar 2 dibawah ini.
Terlihat bahwa grafik menunjukan peningkatan penggunaan google classroom
sebagai salah satu media pembelajaran jarak jauh (Setiawan et al., 2021).
Tabel 2
Sesudah Pandemi
No |
Platform |
Quantity |
1 |
Moodle |
1 |
2 |
Edmodo |
0 |
3 |
Classdojo |
0 |
4 |
Schoology |
2 |
5 |
Brightspace |
0 |
6 |
Google Classroom |
0 |
7 |
Microsoft Teams |
0 |
|
Total |
3 |
Gambar 3
Sesudah pandemic Covid-19
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran jarak jauh sangat
bergantung pada koneksi internet dan alat-alat pendukung lainnya seperti laptop maupun smartphone. Kemudian untuk Learning Management System (LMS) masih
perlu banyak perkembangan guna menyempurnakan fitur-fitur yang telah ada maupun
memunculkan fitur-fitur baru, tidak hanya itu untuk memahami sistem yang
sebelumnya tidak pernah atau jarang di pakai butuh waktu untuk belajar bisa
mengoperasikan sistem LMS oleh karna
itu penelitian ini kami harapkan bisa sedikit membantu para tenaga pengajar
maupun siswa dan mahasiswa untuk memahami sistem E-Learning ini. Keterbatasan penelitian ini adalah pada saat
melakukan pengambilan data terkendala pada sinyal yang tidak stabil mengingat
semua pengumpulan data dilakukan dengan cara daring dan tidak semua responden
memiliki sinyal yang bagus di daerah mereka.
BIBLIOGRAFI
Arshad, M., Almufarreh, A., Noaman, K. M. G., &
Saeed, M. N. (2020). Academic Semester Activities by Learning Management System
during Covid-19 Pandemic: A Case of Jazan
University. International Journal on
Emerging Technologies, 11 (5), 213�219. www.researchtrend.net.
Google Scholar
Cahyani, A., Listiana, I. D., &
Larasati, S. P. D. (2020). Motivasi Belajar Siswa SMA pada Pembelajaran Daring
di Masa Pandemi Covid-19. IQ (Ilmu Al-Qur�an): Jurnal Pendidikan Islam, 3 (01), 123�140.
https://doi.org/10.37542/iq.v3i01.57. Google Scholar
Dyah darma Andayani, Fathahillah, &
nurul mukhlisah Abdal. (2020). Penerapan E-Learning
Sebagai Alternatif Pembelajaran. Peluang
Dan Tantangan Pengabdian Kepada Masyarakat Yang Inovatif Di Era Kebiasaan Baru,
228�236. Google Scholar
Hoq, M. Z. (2020). E-Learning During the Period of Pandemic (Covid-19) in the Kingdom of Saudi Arabia: An Empirical
Study. American Journal of Educational Research, 8 (7),
457�464. https://doi.org/10.12691/education-8-7-2. Google Scholar
Kodrat, D. (2021). Management of The Main Course Learning Management System (LMS) By Lecturers In Promoting A Quality
Class. UICELL Conference Proceeding,
5 (December), 114�120. Google Scholar
Lilis, A., Ulfah, S. I., & Endang, D.
R. (2020). The Effectiveness of Using
E-Learning as Learning Media. JKBM
(Jurnal Konsep Bisnis Dan Manajemen), 7 (November), 72�81.
https://doi.org/10.31289/jkbm.v7i1.4333. Google Scholar
Morefield, S., & Fabregas Janeiro, M.
G. (2020). Using Learning Management
Systems to Provide 4-H Programming During the COVID-19 Pandemic and Beyond.
Journal of Extension, 58 (6), 1�5. Google Scholar
Nurkolis, N., & Muhdi, M. (2020).
Keefektivan Kebijakan E-Learning
berbasis Sosial Media pada Paud di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
5 (1), 212.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.535. Google Scholar
Putra, E. A., Sudiana, R., & Pamungkas,
A. S. (2020). Pengembangan Smartphone Learning
Management System (S-LMS) Sebagai Media Pembelajaran Matematika di SMA. Kreano,
Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 11 (1), 36�45.
https://doi.org/10.15294/kreano.v11i1.21014. Google Scholar
Rakhmawati, N. I. S., Mardliyah, S., Fitri,
R., Darni, D., & Laksono, K. (2021). Pengembangan Learning Management System (LMS) di Era Pandemi Covid-19 pada Pendidikan
Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6 (1), 107�118.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i1.991. Google Scholar
Setiawan, A. M., Munzil, & Fitriyah, I.
J. (2021). Trend of learning management
system (LMS) platforms for science education before-after Covid-19 pandemic. AIP Conference Proceedings,
2330 (March), 5�10. https://doi.org/10.1063/5.0043196. Google Scholar
Ucu, N. L., Paturusi, S. D. E., & Sompie,
S. R. U. A. (2018). Analisa Pemanfaatan E-Learning
Untuk Proses Pembelajaran. Jurnal
Teknik Informatika, 13 (1).
https://doi.org/10.35793/jti.13.1.2018.20196. Google Scholar
Wajdi, M. B. N., Ubaidillah, M. B.,
Mulyani, S., Anwar, K., Istiqomah, L., Rahmawati, F., Hikmawati, S. A.,
Ningsih, D. R., & Rizal, H. S. (2020). Pendampingan Redesign Pembelajaran
Masa Pandemi Covid-19 bagi Tenaga Pendidik di Lembaga Pendidikan berbasis
Pesantren di Jawa Timur. Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4 (1), 266�277.
https://doi.org/10.29062/engagement.v4i1.193. Google Scholar
Wiratomo, Y., & Mulyatna, F. (2020). Use of Learning Management Systems in
Learning Efforts during a Pandemic. Journal of Mathematical Pedagogy
(JoMP), 1 (2), 62�71. Google Scholar
Yustika, G. P., Subagyo, A., & Iswati,
S. (2019). Masalah Yang Dihadapi Dunia Pendidikan Dengan Tutorial Online:
Sebuah Short Review. Tadbir :
Jurnal Studi Manajemen Pendidikan,
3 (2), 187.
https://doi.org/10.29240/jsmp.v3i2.1178. Google Scholar
Copyright holder: Muhammad Einggi
Gusti Pratama,Wahyu
Andhyka Kusuma (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |