Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 2 No. 8 Agustus 2021 |
p-ISSN: 2722-7782 e-ISSN: 2722-5356 |
Sosial Teknik |
Bemby Agung Pratama, Sri Muljaningsih, Kiki
Asmara
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 25 Juli 2021 Direvisi 05 Agustus 2021 Disetujui 15 Agustus 2021 |
Pembangunan ekonomi daerah
merupakan suatu proses di
mana pemeritah daerah dan
masyarakat mengelola sumber daya- sumber daya yang ada, dengan menjalin
pola-pola kemitraan antara pemerintah daerah terutama pemerintah daerah Kabupaten Sidoarjo dan pihak swasta guna penciptaan lapangan kerja, serta dapat merangsang
pertumbuhan ekonomi di daerah Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
Tingkat Upah Minimum dan Pengeluaran
Pemerintah terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan data yang digunakan
dalam peneltian ini yaitu data sekunder yang diambil dari BPS dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Direktorat Jendaral Perimbangan Keuangan (DJPK). Analisis yang digunakan bersifat statistik deskriptif dengan teknik analisis data Regresi Linier Berganda. Data penelitian ini diolah menggunakan
SPSS 16. Berdasarkan hasil
pengujian dapat disimpulkan bahwa variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja sedangkan variabel Tingkat Upah Minimum dan Pengeluaran Pemerintah memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja. ABSTRACT������������������������� Regional economic development is a process in which
the regional government and the community manage existing resources, by
establishing partnership patterns between local governments, especially the Sidoarjo Regency government and the private sector for
job creation, and can stimulate economic growth in the region. Sidoarjo Regency. This study aims to determine the effect
of Gross Regional Domestic Product (GDP), Minimum Wage Level and Government
Expenditure on Labor Absorption in Sidoarjo
Regency. This study uses a quantitative approach and the data used in this
research are secondary data taken from BPS from the Central Statistics Agency
(BPS) and the Directorate General of Fiscal Balance (DJPK). The analysis used
is descriptive statistics with Multiple Linear Regression data analysis
techniques. This research data is processed using SPSS 16. Based on the test
results, it can be concluded that the Gross Regional Domestic Product (GRDP)
variable has a positive and significant effect on Labor Absorption while the
Minimum Wage Level variable and Government Expenditure has a negative and
insignificant effect on Labor Absorption. |
Kata Kunci: produk domestik regional bruto (PDRB); tingkat upah minimum; pengeluaran pemerintah dan penyerapan tenaga kerja. Keywords: gross regional domestic product (GDP); minimum wage level; government
expenditure and labor absorption |
Pendahuluan
Pembangunan
ekonomi dapat memacu pertumbuhan ekonomi, begitu pula sebaliknya pertumbuhan ekonomi berguna dalam meningkatkan proses pembangunan ekonomi. Menurut (Pratiwi & Indrajaya, 2019). Pertumbuhan ekonomi
didefinisikan sebagai penggunaan faktor produksii yang semakin banyak dalam proses produksi tanpa ada perubahan
dalam metode teknis itu sendiri,
yang mengarah pada peningkatan
produksi masyarakat. Pertumbuhan ekonomi memberikan negara atau pemerintah lebih banyak kesempatan untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat.
Indonesia
sendiri dihadapkan oleh beberapa masalah pembangunan ekonomi mulai dari meningkatnya
angka kependudukan, meningkatnya jumlah angkatan kerja serta tingginya angka pengangguran. Secara umum masalah
ini disebabkan oleh kondisi minimnya ketersediaan lapangan kerja, terutama lapangan kerja sektor formal yang ternyata tidak mampu menyerap
bahkan memenuhi jumlah angkatan kerja yang terus bertambah tiap tahunnya. Ini karena ada perbedaan antara pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan kondisi kerja yang tepat. Masalah ini
bukan hanya sebatas bidang atau bahkan kesempatan
kerja dan juga rendah produktivitas, tetapi jauh lebih penting
dari itu ada kegagalan dalam
penciptaan lapangan kerja yang tidak sebanding dengan pertumbuhan di masyarakat.
Dalam suatu wilayah pertumbuhan ekonomi dapat di ukur dari Produk
Domestik Regional Bruto
(PDRB) yang mengindikasikan kesejahteraan
penduduk dalam skala regional. Pertumbuhan
ekonomii menunjukkan adanya peningkatan produksi barang dan jasa dalam suatu perekonomian,
sehingga pertumbuhan ekonomi ini merupakan
salah satu indikator penting untuk analisis
pembangunan (Nofi Zumaidah & Soelistyo, 2018).
Ketenagakerjaan jembatan utama yang menghubungkan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kemampuan manusia. Dengan kata lain, perlu dicapai pertumbuhan
ekonomi yang berkualitas tinggi dalam arti memberikan manfaat bagi tenaga kerja
(Alisman, 2018). Peranan sumber daya manusia sangat
penting sehingga suatu daerah yang kaya akan sumber daya
alam tidak akan mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat setempat apabila di wilayah tersebut minim tenaga kerja yang dapat menggali dan mengolah alam tersebut dengan
baik. Sebaliknya jika di suatu daerah
yang memiliki sumber daya modal yang minim, namun memiliki banyak tenaga kerja dengan
keterampilan yang tinggi, maka sumber daya
alam yang kecil ini dapat diolah
secara maksimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah tersebut (Rusniati et al., 2018).
Upaya perluasan kesempatan kerja bertujuan untuk menumbuhkan pasar tenaga kerja yang fleksibel, termasuk upaya untuk mengurangi
biaya ekonomii yang tinggi untuk menciptakan sebanyak mungkin kesempatan kerja formal, tanpa merugikan pekerja informal, sekaligus mempromosikan pekerja pada pekerjaan dengan produktivitas rendah. ke pekerjaan yang lebih produktif. Pekerja yang masih terlibat dalam pekerjaan dengan produktivitas rendah dapat meningkatkan kesejahteraannya (Effendi, 2014).
Tabel 1
Angkatan
Kerja,TPT,TPAK di Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2016 � 2019
Tahun |
Angkatan
Kerja (Orang) |
TPT (%) |
TPAK (%) |
2016 |
1.112.691 |
5,02 |
65,78 |
2017 |
1.075.359 |
4,97 |
64,54 |
2018 |
1.094.650 |
4,79 |
64,53 |
2019 |
1.153.532 |
4,72 |
66,98 |
Sumber : BPS, Survei
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)
Tahun 2016 dan 2019
Berdasarkan tabel di atas jumlah
angkatan kerja di Kabupaten Sidoarjo dari tahun 2016 hingga tahun 2019 dapat dikatakan mengalami angka fluktuatif dari tahun ke tahun.
Kenaikan angkatan kerja tertinggi di Kabupaten Sidoarjo tertinggi pada tahun 2019 sebesar 1.153.532 orang. Sedangkan
nilai terendah terjadi pada tahun 2017 sebesar 1.075.359 orang.Jumlah
angka angkatan kerja tersebut sangat cepat dalam
proses perkembangannya.
Kemudian presentase Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) di Kabupaten Sidoarjo
menunjukkan angka penurunan dari tahun ke tahun.
Untuk nilai tertinggi Tingkat pengangguran terbuka (TPT) terjadi pada tahun 2016 sebesar 5,02%. Sedagkan nilai terendah terjadi pada tahun 2019 sbesar 4,72%. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menunjukan tingkat yang relatif stabil hal itu menunjukan
bahwa Kabupaten Sidoarjo relatif baik dalam mendorong
angkatan kerja untuk bekerja, dan tidak menganggur.
Sedangkan Tingkat Partisipasii Angkatan Kerja (TPAK) menunjukkan angka yang fluktuatif namun cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke
tahun. Untuk nilai tertinggi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
terjadi pada tahun 2019 sebesar 66,98%. Sedagkan nilai terendah terjadi pada tahun 2018 sbesar 64,53%. Penurunan kinerja ekonomi tersebut, sebagian besar dikarenakan melemahnya tingkat konsumsi pemerintah dan melemahnya harga - harga komoditas. Tinggi atau rendahnya TPAK juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk bukan angkatan kerja.
Dimensi masalah ketenagakerjaan tidak hanya terbatas
pada bidang atau kesempatan kerja dan produktivitas yang rendah, tetapi jauh lebih
serius dengan penyebab yang berbeda-beda. Dekade terakhir, masalah utama terletak
pada kegagalan untuk menciptakan lapangan kerja baru pada tingkat yang sebanding dengan tingkat pertumbuhan output
yang tinggi. Seiring dengan perubahan lingkungan ekonomi makro di sebagian besar negara berkembang, tingkat pengangguran yang meningkat pesat terutama disebabkan oleh terbatasnya permintaan akan tenaga kerja
(Antiyatna et al., 2016).
Penelitian ini memilikii perbedaan dengan penelitian�penelitian sebelumnya. Perbedaan yang dialakukan oleh peneliti terdahulu dan sekarang yaitu terletak pada variabel yang digunakan yaitu: Penyerapan Tenaga Kerja (Y), Produk Domestik Regional Bruto (X1), Tingkat
Upah Minimum (X2), Pengeluaran
Pemerintah (X3). Kemudian terletak pada lokasi dan waktu penelitian yang di Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2010-2019 dengan angka kuartalan.
Ada beberapa kajian yang relevan dan dimanfaatkan sebagai sumber prespektif dalam penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan (Insana, 2019) dengan judul �Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Takalar�. Alat analisis menggunakan analisis model Regresi Berganda (Multiple Regression). Kemudian penelitian dari (Margareth, 2016) dengan judul judul �Analisis Variabel Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga kerja Pada Industri Kecil Makanan (Studi Pada Industri Kecil Kerupuk Ikan Di Desa Kedungrejo, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur)� Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan pendekatan Ordinary Last Square (Ols). Sedangkan penelitian dari (Ganie, 2017) Judul penelitian �Analisis Pengaruh Upah, Tingkat Pendidikan, Jumlah Penduduk Dan PDRB Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Berau Kalimantan Timur�. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis beberapa faktor yang dapat mempengaruhi� penyerapan� tenaga� kerja di� Kabupaten Sidoarjo. Manfaat dari� penelitian ini diharapkan dapat memberikan sedikit gambaran suatu metode dari sekian banyak metode yang ��� berkontribusi dan diharapkan dapat bermanfaat untuk memberi informasi dan bahan pertimbangan kepada pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk lebih memperhatikan kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan diatas maka penelitii terdorong untuk melakukan peneletian yang berjudul �Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Tingkat Upah Minimum dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Sidoarjo�.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan dilakukan dengan analisis kuantitatif. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Tingkat Upah Minimum, Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja di Kabupaten Sidoarjo dan Sampel pada penelitian ini yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Tingkat Upah Minimum, Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja dari tahun 2010-2019 dalam angka kuartalan diambil dari Badan Pusat Statistika Kabupaten Sidoarjo dan Direktorat� Jendral Perimbangan Keuangan. Data yang dipakai dalam penelitian ini merupakan data sekunder.
A. Hasil
Penelitian
1.
Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasii
antara data observasi yang diurutkan berdasarkan deret waktu (time series) atau data yang diperoleh pada titik waktu tertentu (cross section) (Gujarati, 2010).
Tabel 2
Model Summary (Nilai DW)
Change
Statistics |
|||||
R Square Change |
F Change |
df1 |
df2 |
Sig. F Change |
Durbin - Watson |
.647 |
22.010 |
3 |
36 |
.000 |
1.421 |
Sumber
:
Hasil Output SPSS
Didapatkan nilaii DW tabel adalah sebesar dL = 1,338 dan dU = 1,658 serta 4-dL= 2,661 Dan 4-dU = 2.341. Berdasarkan hasil analisis, model regresii ini tidak menunjukkan gejala autokorelasi, karena nilai uji DW yang diperoleh adalah 1,421 yang berada pada wilayah antara dL dan dU yang artinya berada pada wilayah keraguan atau ketidakpastian.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas mengacu pada adanya hubungan linier yang �sempurna� atau terdefinisi antar variabel bebas Dalam regresi linier berganda, tidak boleh ada hubungan antar variabel bebas (bukan multikolinearitas). (non multikolinieritas).
Tabel 3
Tes Multikolinieritas
Variabel Bebas |
Tolerance |
VIF |
Ketentuan |
Keterangan |
PDRB (X1) |
0,121 |
8,292 |
<10,00 |
Tidak Terjadi Multikolinieritas |
Tingkat Upah Minimum (X2) |
0,103 |
9,677 |
<10,00 |
Tidak Terjadi Multikolinieritas |
Pengeluaran Pemerintah (X3) |
0,593 |
1,686 |
<10,00 |
Tidak Terjadi Multikolinieritas |
Sumber : Hasil Output SPSS
Setelah diadakan pengujian
analisis regresii linier berganda diketahui bahwa dari ketiga variabel
bebas dengan VIF untuk X1 sebesar 8,292; VIF untuk X2 sebesar 9,677; dan VIF untuk X3 sebesar 1,686 yang berarti darii
ketiga variabel bebas lebih kecil
dari 10 sehingga dalam model regresii ini tidak terjadii
multikolinieritas.
3. Uji Heterokedastisistas
Nilai residual regresi
linier adalah nilai yang tidak tergantung pada variabel bebas (X). Hal ini dapat diverifikasi
dengan menghitung korelasi Rank
Spearman antara residual dan semua
variabel independen. Bukti heterokedastisitas ada pada tabel berikut:
Tabel 4
Tes Heterokedastisitas
Variabel |
Taraf a Sinifikansi
Korelasi Rank Spearman Sig.(2-tailed) |
>|< |
Taraf a uji |
PDRB (X1) |
0,921 |
> |
0,05 |
Tingkat Upah Minimum (X2) |
0,933 |
> |
0,05 |
Pengeluaran Pemerintah (X3) |
0,756 |
> |
0,05 |
Sumber
:
Hasil Output SPSS
Berdasarkan tabel di atas, tingkat signifikansii koefisien korelasi Rank Spearman variabel independen X1 adalah 0,921, X2 adalah 0,933, dan X3 adalah 0,756.Untuk residual memiliki nilai lebih besar
dari 0,05 (tidak signifikan), tidak terdapat hubungan yang signifikan dan variabel yang dijelaskannya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada
persamaan tersebut.
4. Hasil
Koefisien Determinasi
Pada hasil perhitungan diperoleh R2
= Koefisien determinasi sebesar 0,643 artinya 64,7% dari seluruh pengamatan
menunjukkan variabel bebas PDRB (X1), Tingkat Upah
Minimum (X2) dan Pengeluaran Pemerintah (X3) mampu menjelaskan variasii variabel terikatnya Penyerapan Tenaga Kerja (Y), sisanya 35,3% (diperoleh dari 100% - 64,7%) adalah dipengaruhi� faktor
lain yang tidak tampak pada
model atau galatnya.
5. Hasil
Analisis Regresi Berganda
Tabel 5
Hasil
Perhitungan Uji Regresi
Linear Berganda
Coefficientsa |
||||
Unstandardized |
Coefficients |
Standardized Coefficients |
||
Model |
B |
Std.Error |
Beta |
|
1 |
(Constant) |
203024.771 |
15649 |
|
|
PDRB (X1) |
0.002 |
0.001 |
0.792 |
|
Tingkat Upah
Minimum (X2) |
-0.004 |
0.015 |
-0.083 |
|
Pengeluaran Pemerintah
(X3) |
-3.662 |
0.000 |
-0.151 |
a. Dependent
Variable: Penyerapan Tenaga Kerja
(Y) |
Sumber
:
Hasil Output SPSS
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut
Y= 203024,771+ 0,002 X1 - 0,004 X2� - 3,3662
X3
�������� Dimana :
�������� βo = Konstanta
= 203024,771
Artinya jika diasumsikan X1,X2,dan X3 konstan maka nilai
Y (Penyerapan Tenaga Kerja)
akan mengalami kenaikan sebesar 203.024,771
�������� β1 = Koefisien
Regresi X1 = 0,002
Artinya setiap kenaikan X1 (Produk Domestik Regional Bruto) sebesar Rp 1 Juta akan menyebabkan keniakan nilai Y (Penyerapan Tenaga Kerja) sebesar 0,002 orang dengan asumsi X2 dan X3 konstan.
�������� β2 = Koefisien
Regresi X2 = - 0,004
Artinya setiap kenaikan X2 (Tingkat Upah
Minimum) sebesar Rp 1 Juta akan
menyebabkan penurunan nilai Y (Penyerapan Tenaga Kerja) sebesar -� 0,004 orang dengan
asumsi X3 dan X4 konstan.
�������� β3 = Koefisien
Regeresi X3 = - 3,663
Artinya setiap kenaikan X3 (Pengeluaran Pemerintah) sebesar Rp 1 Milyar akan menyebabkan
penuruunan nilai Y (Penyerapan Tenaga Kerja) sebesar - 3,663 orang dengan asumsi X1 dan X2 konstan.
6. Uji
F
Menurut (Sugiyono, 2014) Uji F merupakan pengujian koefisien regresii secara simultan, pengujian inii dilakukan untuk memahami dan mengetahui pengaruh semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model secara bersama-sama (dalam waktu yang bersamaan) terhadap variabel terikat.
Tabel 6
Uji Statistik F
ANOVAb |
|||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig |
Regression |
4090610532 |
3 |
1363536844 |
22.010 |
.000a |
Residual |
2230187384 |
36 |
61949649.6 |
|
|
Total |
6320797916 |
39 |
|
|
|
a.
Predictors: (Constant), Pengeluaran
Pemerintah (X3), PDRB (X1), Tingkat Upah Minimum (X2) |
|||||
b.
Dependent Variable: Penyerapan
Tenaga Kerja (Y) |
|
Sumber : Hasil Output SPSS
Dari tabel diatas
dapat diketahui bahwa nilai F hitung
sebesar 22.010 dengan signifikansi 0,000 < 0,05, artinya
variabel PDRB, Tingkat Upah
Minimum dan Pengeluaran Pemerintah
secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Penyerapan Tenaga Kerja, sehingga model tersebut dinyatakan layak/fit. Jika dilihat dari f hitung diperoleh
sebesar 22.010, sedangkan nilai f tabel (a = 0,05) dengan degree of
freedom (df1) adalah 3 (jumlah
variabel bebas/k) dan (df2)
adalah 36 (n-k-1) maka diperoleh nilai f tabel sebesar 2,87.
7. Uji
T
Uji-t (test) melakukan
uji parsial terhadap koefisien regresii. Pengujian ini
dilakukan untuk mengetahui signifikansii parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel
independen lainnya dianggap konstan. (Sugiyono, 2014). Berdasarkan hasil perhitungan SPSS didapat hasil berikut:
Tabel 7
Hasil Perhitungan
Uji t
Coefficientsa |
|||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
|
B |
Std.Error |
Beta |
|
|
|
(Constant) |
203024.8 |
15649.45 |
|
12.973 |
0.000 |
PDRB (X1) |
0.002 |
0.001 |
0.792 |
2.779 |
0.009 |
Tingkat Upah
Minimum (X2) |
-0.004 |
0.015 |
-0.083 |
-0.269 |
0.790 |
Pengeluaran Pemerintah
(X2) |
-3.662 |
0.000 |
-0.151 |
-1.175 |
0.248 |
a. Dependent
Variable: Penyerapan Tenaga Kerja
(Y) |
Sumber : Hasil Output SPSS
Berdasarkan hasil perhitungan output SPSS diatas diketahui bahwa pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut:
a. Pada output regresi menunjukkan
bahwa angka signifikasii untuk variabel PDRB (X1) yaitu 0,009 < 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan antara variabel PDRB terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.
b. Pada output regresi menunjukkan
bahwa angka signifikasii untuk variabel Tingkat Upah Minimum (X2) yaitu 0,790
> 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara parsial dan tidak signifikan antara variabel Tingkat Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.
c. Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikasii untuk variabel Pengeluaran Pemerintah (X3) yaitu 0,248 >
0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara parsial dan tidak signifikan antara variabel Pengeluaran Pemerintah terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Produk
Domestik Regional Bruto terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil pengujian Produk Domestik Regional �(X1),secara
parsial diperoleh t �hitung �sebesar 2,779
≥ t tabel sebesar
2,028 maka Ho ditolak dan
Ha diterima pada level signifikan
5%.Sehingga secara parsial Produk Domestik Regional Bruto (X1) berpengaruh secara nyata (signifikan)
positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sidoarjo. Artinya
jika nilai PDRB pada sektor ekonomi yang ada meningkat, maka jumlah tenaga kerja
yang tersedia akan meningkat. Dengan pembangunan dan peningkatan ekonomi, pembukaan lapangan kerja baru akan
didorong. Tidak hanya dapat meningkatkan
sektor ekonomii yang sedang berkembang, tetapi juga dapat mengurangi tingkat pengangguran dengan menyediakan lapangan kerja baru. Hal ini sesuai
dengan pandangan (Indradewa & Natha,
2015) yang menyatakan bahwa apabila Produk Domestik Regional Bruto daerah tersebut mengalami peningkatan permintaan agregat sehingga akan mempengaruhii jumlah tenaga kerja yang akan diserap. Hal ini akan menigkat
seiring dengan dorongan sektor usaha untuk menambah
produksinya dan akan mempengaruhi tingkat penyerapan tenaga kerja.
2. Pengaruh Tingkat Upah
Minimum terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil pengujian Tingkat Upah Minimum
(X2) secara parsial diperoleh, t �hitung
�sebesar
� 0,269 <� t tabel
sebesar 2,028 maka Ho diterima dan Ha ditolak pada
level signifikan 5%, sehingga
secara parsial Tingkat Upah Minimum (X2) tidak� berpengaruh secara terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sidoarjo. Artinya besar kecilnya upah akan mempengaruhii tingkat biaya produksii
perusahaan. Jika nilai upah tinggii,
maka biaya produksii yang tinggi akan menaikkan
harga, yang pada gilirannya
akan menurunkan permintaan terhadap produk tersebut. Situasi ini memaksa produsen
untuk mengurangii jumlah produk yang dihasilkan, yang pada
gilirannya mengurangii permintaan tenaga kerja. Hal ini sesuai
dengan pendapat (Patriansyah, 2018) bahwa ketika tingkat upah minimum di suatu daerah meningkat, jumlah karyawan cenderung menurun. Hal inii karena
jika nilai upah tinggi, perusahaan
atau industrii akan menyusut. Pengurangan tenaga kerja dapat
mencegah kenaikan biaya produksii
atau mengurangi beban upah yang harus dibayar untuk
menaikkan upah minimum dengan mengganti tenaga kerja dengan
mesin.
3. Pengaruh Pengeluaran
Pemerintah terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Berdasarkan hasil pengujian Pengeluaran Pemerintah (X3) secara parsial diperoleh t �hitung �sebesar � 1,175 ≤ t tabel sebesar 2,028 maka Ho diterima dan Ha ditolak pada level signifikan 5% sehingga secara parsial Pengeluaran Pemerintah (X3) tidak berpengaruh secara terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sidoarjo. Artinya bahwa perubahan nilai pada pengeluaran pemerintah dari anggaran pemerintah daerah dialokasikan di beberapa sector sehingga tidak terfokuskan untuk kegiatan pelatihan kerja maupun pembiayaan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan dan tidak memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sidoarjo. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (Bubi et al., 2018) yang menyatakan bahwa anggaran pemerintah lebih banyak digunakan untuk belanja rutin dan belanja operasional, pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang telah ada dan tidak bersifat produktif. Kemudian menurut penelitian Susanti dalam (Damayanti, 2019) mengatakan bahwa pengeluaran pemrintah merupakan aspek penggunaan sumber daya, yang secara langsung dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah, dan secara tidak langsung dimiliki oleh masyarakat, yaitu melalui pajak. Pengeluaran pemerintah dapat meningkatkan produksi yang dihasilkan oleh pemerintah. Perekonomian sektoral dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, sehingga mendorong permintaan agregat. Produsen membutuhkan tenaga kerja untuk meningkatkan produksi, sehingga menciptakan lapangan kerja baru.
Kesimpulan
Dari hasil pengujian hipotesa dengan menggunakan analisis regresii linear berganda dapat disimpulkan bahwa berdasarkan perhitungan
diperoleh Produk Domestik� Regional� Bruto (X1),
berpengaruh secara nyata (signifikan) positif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Y). Kemudian dari perhitungan
diperoleh bahwa Tingkat Upah Minimum (X2), tidak
berpengaruh secara nyata (signifikan) negatif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Y). Kemudian dari perhitungan
diperoleh bahwa Pengeluaran Pemerintah (X3),
tidak berpengaruh secara nyata (signifikan)
negatif terhadap Penyerapan Tenaga Kerja (Y).
BIBLIOGRAFI
Alisman, A. (2018). Analisis Pengaruh
Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Di Kabupaten Aceh Barat. Jurnal REP
(Riset Ekonomi Pembangunan), 3 (2),
321�333. https://doi.org/10.31002/rep.v3i2.1040. Google Scholar
Antiyatna,�
dirta pratama, Muhyiddin,� nurlina
T., & Soebyakto,� bambang bemby.
(2016). Pengaruh upah minimum , pertumbuhan ekonomi dan pendididikan terhadap
penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 14 (1), 8�21. Google Scholar
Bubi, B., Zakiah, W., & Marpaung, K.
(2018). Analysis of Government
Expenditures, Private Investment and Gross Regional Domestic Products on
Absorption of Labor in Kalimantan: Analisis Pengeluaran Pemerintah,
Investasi Swasta Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja. Journal Magister
Ilmu Ekonomi Universtas Palangka Raya: GROWTH, 4 (2), 47�60. Google Scholar
Damayanti, A. D. (2019). Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Di
Kabupaten/Kota Daerah Istimewa Yogyakarta (Tahun 2012-2016). Google Scholar
Effendi, R. (2014). Analisis Penyerapan
Tenaga Kerja Pada Sembilan Sektor Ekonomi di Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Akuntansi,
8 (1), 25�52. Google Scholar
Ganie, D. (2017). Analisis Pengaruh Upah
Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk Dan PDRB Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di
Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Jurnal
Eksekutif, 14 (2),
332�354. Google Scholar
Gujarati, J. (2010). Portraits of early
career elementary teachers: Examining beliefs about mathematics in the midst of
classroom practices. Teachers
College, Columbia University. Google Scholar
Indradewa, I. G. A., & Natha, K. S.
(2015). Pengaruh inflasi, PDRB dan Upah Minimum terhadap penyerapan tenaga
kerja di provinsi Bali. E-Jurnal
Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 4 (8), 44563. Google Scholar
Insana, N. (2019). Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja dI
Kabupaten Takalar, Skripsi. Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar. Google Scholar
Margareth, M. (2016). Anaslisis Variabel
Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenagakerja Pada Industri Kecil Makanan (Studi
Pada Industri Kecil Kerupuk Ikan di Desa Kedungrejo, Kecamatan Jabon, Kabupaten
Sidoarjo, Jawa Timur). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB, 4 (2). Google Scholar
Nofi Zumaidah, L., & Soelistyo, A. (2018). Pengaruh Total Aset, Dana Pihak Ketiga, dan Kredit Pada Bank Umum Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi - Provinsi di Indonesia Pada Tahun 2013 - 2016. Jurnal Ilmi Ekonomi, 2, 251�263. Google Scholar
Patriansyah, A. R. (2018). Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,UMR,PDRB
Dan Inflasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Jawa Tengah Tahun 2011-2016.
Google Scholar
Pratiwi, N. P. A., & Indrajaya, I. G.
B. (2019). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja Serta Kesejahteraan Masyarakat Di Provinsi Bali. Buletin Studi Ekonomi, 220.
https://doi.org/10.24843/bse.2019.v24.i02.p05. Google Scholar
Rusniati, R., Sudarti, S., & Agustin,
A. F. (2018). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Upah Minimum terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Malang. Falah: Jurnal Ekonomi Syariah,
3 (2), 34. https://doi.org/10.22219/jes.v3i2.7232.
Google Scholar
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatif dan R&D. CV
Alfabeta. Google Scholar
Copyright holder: Bemby Agung Pratama, Sri Muljaningsih,
Kiki Asmara (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |