Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 2 No. 8 Agustus 2021 |
p-ISSN: 2722-7782 e-ISSN: 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PENGARUH SEKTOR UNGGULAN
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BANYUWANGI
Ghozali Qubro, Sri Muljaningsih,
Kiky Asmara
Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa
Timur, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected],
[email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 25 Juli 2021 Direvisi 05 Agustus 2021 Disetujui 15 Agustus 2021 |
Salah satu
indikator peningkatan perbaikan pembangunan ekonomi bisa dikenal melalui nilai pertumbuhan ekonomi. Nilai pertumbuhan ekonomi ialah aspek yang bernilai dalam memperkirakan pencapaian kemajuan pembangunan ekonomi di sesuatu wilayah. Nilai yang ada
dalam PDRB sanggup merepresentasikan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tersebut. Oleh sebab itu, diperlukan
analisis terhadap kawasan yang menjadi andalan sektor unggulan atau sektor basis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh sektor unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi. Metode yang digunakan oleh peneliti yaitu metode kuantitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kabupaten
Banyuwangi tahun
2010-2019. Data yang digunakan oleh peneliti yaitu data sekunder dan bersifat time
series dengan teknik analisis Location Qoutient
(LQ) dan Shift Share yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi dan Provinsi Jawa Timur. Hasil dan pembahasan diketahui bahwa yang tergolong sektor unggulan di Kabupaten Banyuwangi terdapat 10 sektor sedangkan untuk sektor non unggulan terdapat 7 sektor. Pengaruh pola ekonomi� sektor unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi memiliki pengaruh positif atau signifikan dalam PDRB Kabupaten Banyuwangi, Sedangkan Untuk Pengaruh pola ekonomi sektor non unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi pengaruh negatif atau tidak signifikan. ABSTRACT������������������������� One indicator of increased improvement in economic
development can be identified through the value of economic growth. The value
of economic growth is a valuable aspect in estimating the achievement of
economic development progress in an area. The value in GRDP can represent the
economic growth of an area. Therefore, it is necessary to analyze the area
that is the mainstay of the leading sector or the base sector to encourage
economic growth in an area. This study aims to see the influence of the
leading sector on economic growth in Banyuwangi
Regency. The method used by the researcher is the quantitative method. The
sample used in this study is Banyuwangi Regency in
2010-2019. The data used by the researcher is secondary data and is time
series with Location Qoutient (LQ) and Shift Share
analysis techniques obtained from the Central Statistics Agency of Banyuwangi Regency and East Java Province. From the
results and discussion, it is known that there are 10 sectors belonging to
the leading sector in Banyuwangi Regency, while for
the non-leading sector there are 7 sectors. The influence of the leading
sector economic pattern on economic growth in Banyuwangi
Regency has a positive or significant effect on the GRDP of Banyuwangi Regency, while the influence of the non-sector
economic pattern on economic growth in Banyuwangi
Regency has a negative or insignificant effect. |
Kata Kunci:
sektor unggulan; LQ; shift share Keywords: leading
sector; LQ; shift share |
Pendahuluan
Kabupaten Banyuwangi ialah salah satu Kabupaten dari 38 Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Timur yang posisinya di ujung timur Pulau Jawa.
Kabupaten Banyuwangi terdiri atas dataran
tinggi berbentuk pegunungan yang ialah salah satu wilayah penghasil produk perkebunan, dataran rendah dengan bermacam potensi produk hasil pertanian dan juga ialah kawasan pesisir
serta laut. Kabupaten Banyuwangi merupakan wilayah yang dianggap strategis disebabkan daerahnya merupakan penghubung antara Kabupaten- Kabupaten di pulau Jawa serta
pulau Bali. Kemampuan perikanan di Kabupaten Banyuwangi sangat menguntungkan untuk wilayah, lebih- lebih jika
dilihat dari sekian banyak hasil
perikanan di Kabupaten Banyuwangi yang merupakan kategori ikan yang bernilai ekonomis tinggi.
Untuk memacu laju pertumbuhan
ekonomi regional dan meningkatkan
konstribusinya terhadap
PDRB, hingga pembangunan sektor unggulan bisa dijadikan selaku penggerak pembangunan ekonomi (Ginting et al., 2020)
Sektor unggulan bisa dikatakan sebagai sektor yang bisa menekan pertumbuhan
ekonomi� atau pertumbuhan untuk sektor-sektor yang lain, baik sektor yang menyuplai inputnya sampai sektor yang menggunakan output
sektor unggulan tersebut selaku input dalam proses produksinya. Sedangkan itu, dalam pembangunan suatu negara tidak terlepas dari pembangunan
wilayah secara menyeluruh sebagaimana pendapat menurut (Arsyad, 2010) yang menyatakan bahwa pembangunan ekonomi di suatu daerah merupakan
proses kerja sama antara pihak pemerintah
daerah dengan masyarakat dalam mengelola sumberdaya untuk menciptakan lapangan usaha atau lapangan pekerjaan
serta dapat merangsang kegiatan ekonomi.
Perekonimian Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2019 diyakini berkembang sebesar 5,86%. Angka ini tercatat bertumbuh
sangat besar dibanding wilayah lain yang biasa
dikatakan daerah Sekar Kijang yang meliputi Situbondo, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, serta Lumajang. Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2019 nyatanya dinilai lebih unggul dari
tahun tadinya, ialah sebesar 5,86% dibandingkan 5,84% pada tahun
2018. Di tengah perlambatan
ekonomi, Banyuwangi terus mencatatkan kinerja positifm (Fu, 2020).
Rata-
rata struktur ekonomi di Kabupaten Banyuwangi tercipta oleh sektor pertanian. Pada tahun 2012 kedudukan Sektor pertanian di Kabupaten Banyuwangi angkanya mencapai 46,24%, ataupun nyaris 50% dari aktivitas ekonomi di Kabupaten Banyuwangi bergerak pada sektor pertanian. Sektor pertanian mempunyai konstribusi yang cukup besar Tidak kalah
pentingnya, Kabupaten Banyuwangi mempunyai kawasan yang strategis dalam bidang pariwisata.
Pariwisata dapat mejadi komponen pendukung peningkatan pembangunan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi, Salah satu program peningkatan kawasan strategis cepat tumbuh di kawasan Kabupaten Banyuwangi adalah adanya pemetaan kawasan pengembangan pariwisata (WPP) I dan (WPP) II (Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, 2018).
Penelitian ini melihat perubahan
dan pertumbuhan sektoral dalam perekonomian, serta menunjukkan sektor unggulan dan sektor non unggulan. Penelitian ini menggunakan analisis Location Quotient dan Shift Share dalam
komponennya. Penelitian ini diharapkan dapat membantu Kabupaten Banyuwangi dalam mengembangkan potensi yang ada agar dapat mensejahterakan masyarakat setempat. Berdasarkan penelitiaan terdahulu, maka terdapat perbedaan. Perbedaannya
terdapat pada kurun waktu dan tempat penelitian. Pada penelitian ini tempat
dilakukan di daerah Kabupaten Banyuwangi dan penelitian ini dilakukan antara rentang waktu 2010 sampai dengan 2019.
Ada beberapa kajian yang relevan dan dimanfaatkan sebagai sumber prespektif dalam penelitian ini, khususnya penelitian yang di lakukan (Juhanis, 2012)
Pengaruh Sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kabupaten Halmahera Selatan. kemudian
(Takalumang et al., 2018)
Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kepulauan Sangihe dengan tahun 2010-2015. Selanjutnya penelitian dari (Syarifuddin & T. Zulham, 2018)
Analisis Sektor Unggulan Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh. Kemudian penelitian dari (April, 2020)
Analisis Sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provisi Sumatera Barat Tahun
2013-2017. Kemudian dari (Firmansyah, 2013)
Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Dengan Metode Analytical
Hierarchy Process (Ahp) Dan Shift Share Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi (Studi Di Kota
Malang). dan yang terakhir penelitian
yang dilakukan oleh (Tristanto, 2013)
Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Dalam Pengembangan Potensi Perekonomian Di Kota Blitar.
Metode Penelitian
Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian kuantitatif analisis statistik deskriptif yaitu untuk mengetahui sektor unggulan maupun sektor non unggulan di Kabupaten Banyuwangi, sektor unggulan ialah kemampuan ekonomi yang mungkin atau dapat
dicapai untuk dikembangkan sehingga akan dapat menjadi
sumber penghidupan rakyat setempat bahkan berdampak positif terhadap perekonomian wilayah secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan berkelanjutan (Suparmoko, 2012).
Sedangkan sektor unggulan menurut (Miroah, 2015)
yaitu: tingkat pertumbuhan sektor unggulan tinggi, tingkat penyerapan sektor unggulan relatif besar dalam
penyerapan tenaga kerja, sektor unggulan
akan memiliki tingkat keterkaitan yang tinggi dengan sektor
yang lainnya dan dapat menciptakan nilai tambah yang tinggi.Tempat atau lokasi penelitian
ini dilakukan di Kabupaten Banyuwangi. Sampel dalam penelitian
ini, menggunakan data tahunan PDRB Kabupaten Banyuwangi dan data PDRB Provinsi
Jawa Timur. Data penelitian
ini bersifat time series tahun
2010-2019. Teknik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan. Definisi operasional atau pengukuran variabel menggunakan 2 jenis variabel, diantaranya yaitu variabel terikat dan variabel bebas, yang dimana varibel terikat merupakan pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel bebasnya yaitu sektor unggulan
dan sektor non unggulan.
Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik analisis Location Quotient (LQ) dan Analisis Shift Share.
Pada hasil
dan pembahasan terdapat dua hasil analisis.
Berikut ini hasil dari Analisis
Location Quotient (LQ) dan Analisis Shift Share :
1.
Analisis Location Quotient (LQ)
Location Quotient digunakan
untuk mengukur relative derajad spesialisasi suatu industri (kelompok industri) yang dipunyai oleh suatu daerah dibanding dengan daerah lain. Adapula yang digunakan sebagai pembanding umumnya merupakan daerah yang lebih luas maupun terlebih
lagi setingkat nasional (Nugroho
& Dahuri, 2016).
Tabel 1
Hasil Perhitungan
Analisis Sektor Unggulan dan Sektor
Non Unggulan di
Kabupaten Banyuwangi
Kategori |
Sektor |
2010 |
2011 |
2012 |
2013 |
2014 |
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
Rata-Rata |
A |
Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan.�
|
2.64 |
2.82 |
3.15 |
3.48 |
3.79 |
4.16 |
4.35 |
4.44 |
4.53 |
4.52 |
3.79 |
B |
Pertambangan dan Penggalian |
1.72 |
1.82 |
1.89 |
1.91 |
2.13 |
2.16 |
2.05 |
2.08 |
2.20 |
2.26 |
2.02 |
C |
Industri Pengolahan |
0.40 |
0.43 |
0.45 |
0.47 |
0.48 |
0.51 |
0.54 |
0.55 |
0.56 |
0.57 |
0.49 |
D |
Pengadaan Listrik dan Gas |
0.13 |
0.13 |
0.14 |
0.14 |
0.15 |
0.18 |
0.20 |
0.21 |
0.23 |
0.24 |
0.17 |
E |
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang |
0.66 |
0.68 |
0.74 |
0.78 |
0.83 |
0.87 |
0.90 |
0.88 |
0.89 |
0.91 |
0.81 |
F |
Konstruksi |
1.15 |
1.27 |
1.38 |
1.46 |
1.61 |
1.72 |
1.86 |
2.02 |
2.21 |
2.38 |
1.71 |
G |
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor |
0.74 |
0.80 |
0.86 |
0.93 |
0.98 |
1.06 |
1.14 |
1.22 |
1.31 |
1.39 |
1.04 |
H |
Transportasi dan Pergudangan
|
1.01 |
1.05 |
1.10 |
1.19 |
1.31 |
1.42 |
1.53 |
1.60 |
1.63 |
1.70 |
1.36 |
I |
Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum |
0.43 |
0.44 |
0.48 |
0.53 |
0.58 |
0.63 |
0.68 |
0.73 |
0.77 |
0.81 |
0.61 |
J |
Informasi dan Komunikasi
|
0.95 |
0.96 |
0.95 |
0.93 |
0.95 |
1.00 |
1.03 |
1.06 |
1.09 |
1.12 |
1.01 |
K |
Jasa Keuangan dan Asuransi
|
0.73 |
0.78 |
0.81 |
0.83 |
0.88 |
0.93 |
0.97 |
1.02 |
1.05 |
1.07 |
0.91 |
L |
Real Estate |
0.89 |
0.92 |
0.93 |
0.96 |
1.08 |
1.18 |
1.22 |
1.29 |
1.33 |
1.36 |
1.12 |
M,N |
Jasa Perusahaan |
0.29 |
0.32 |
0.35 |
0.37 |
0.37 |
0.40 |
0.42 |
0.43 |
0.44 |
0.45 |
0.38 |
O |
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib |
0.96 |
1.02 |
1.10 |
1.17 |
1.25 |
1.35 |
1.44 |
1.54 |
1.58 |
1.59 |
1.30 |
P |
Jasa Pendidikan |
1.20 |
1.33 |
1.44 |
1.47 |
1.52 |
1.57 |
1.61 |
1.69 |
1.76 |
1.78 |
1.54 |
Q |
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial |
0.60 |
0.60 |
0.60 |
0.61 |
0.63 |
0.66 |
0.72 |
0.77 |
0.81 |
0.82 |
0.68 |
R,S,T,U |
Jasa Lainnya |
0.79 |
0.84 |
0.85 |
0.89 |
0.93 |
1.02 |
1.11 |
1.24 |
1.35 |
1.39 |
1.04 |
Sumber: data diolah peneliti, 2021
Berdasarkan tabel perhitungan LQ, jika dilihat dari
nilai Location
Quotient (LQ) di Kabupaten Banyuwangi
pada tahun 2010-2019 dengan
kriteria LQ>1, maka terdapat sepuluh sektor yang mampu menjadi sektor unggulan di Kabupaten Banyuwangi diantaranya yaitu: Sektor Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan. Sektor Pertambangan dan Penggalian. Konstruksi. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Transportasi dan Pergudangan. Informasi dan Komunikasi. Real Estate. Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib. Jasa Pendidikan. Jasa lainnya.
Terdapat juga Sektor
Non Unggulan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2010-2019 dengan kriteria LQ<1, diantaranya� yaitu: Industri Pengolahan. Pengadaan Listrik dan Gas. Pengadaan
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum. Jasa Keuangan dan Asuransi. Jasa Perusahaan. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.
2. Analisis Shift Share
Transformasi ekonomi di suatu daerah yakni
berarti palinh utama untuk pedoman dalam mengalokasikan dana pembangunan
yang terbatas, sumberdaya manusia, teknologi serta input-input penting untuk produksi antar provinsi. Dalam perihal
ini analisis
yang biasanya digunakan
untuk mengevaluasi pergantian struktur merupakan analisis Shift-Share (Khusaini, 2015). Analisis Shift
Share
membandingkan perbedaan laju pertumbuhan berbagai sektor industri di daerah
dengan daerah nasional (Tarigan,
2005).
Hasil uji Shift Share �Proportional Shift� diatas tahun 2010-2019, maka didapatkan nilai tertinggi di tahun 2015-2016 yang dapat memberikan nilai positif berada di sektor pertambangan dan penggalian dengan tumbuh relatif cepat di tingkat Provinsi, sektor pertambangan dan penggalian dapat menjadi penopang
perekonomian masyarakat di Kabupaten Banyuwangi. Sedangkan shift share
�Proportional Shift� yang memberikan nilai negatif dengan menunjukkan angka tertinggi yaitu di tahun 2017-2018 yang berada di sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 2019 Nelayan Muncar yang ada di Kabupaten Banyuwangi adanya Keluhkan Hilangnya Ikan Lemuru, karena faktor alam
yakni perubahan iklim.
Hasil uji Shift Share �Potential Regional� diatas tahun 2010-2019, yang mendapatkan angka tertinggi yaitu di tahun 2018-2019 berada di sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan pertumbuhan produksi sektor di Kabupaten Banyuwangi tersebut cenderung mendorong pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Timur. Hal tersebut dikarenakan adanya salah satu penghasil produk perikanan terbesar di Jawa Timur. Sedangkan pada Shift Share �Potential Regional� yang menunjukkan pertumbuhan produksi sekitar Kabupaten Banyuwangi cenderung akan menghambat pertumbuhan PDRB Provinsi berada di tahun 2016-2017 pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Hal tersebut dikarenakan bahwa adanya pertumbuhan proporsional yang berbeda pada setiap sektor sehingga
sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pajak, subsidi dan kebijakan lain yang menyangkut tiap sektor sehingga
dapat menghambat pertumbuhan PDRB Provinsi.
Hasil uji Shift Share �Differential Shift� diatas tahun 2010-2019, dapat dilihat bahwa
nilai yang paling tinggi ada di tahun 2014-2015 berada di sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Hal tersebut dikarenakan bahwa di Kabupaten Banyuwangi pada sektor tersebut mempunyai sumber daya yang melimpah sehingga dapat memberikan nilai yang positif dan dapat dikatakan memiliki keuntungan lokasional serta mampu untuk
dikembangkan. Sedangkan
pada Shift Share �Differential Shift�
yang memberikan nilai negatif dengan nilai tertinggi ada di tahun 2015-2016 yang berada pada sektor Pertambangan dan Penggalian.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Sektor unggulan dan sektor
non unggulan di dalam pola perekonomian Kabupaten Banyuwangi tahun 2010-2019 terdapat sepuluh sektor. Sektor unggulan, yang mempunyai nilai paling tertinggi berada di Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Sektor non terdapat tujuh sektor Selain
itu, di dalam sektor non unggulan nilai yang paling tinggi berada di sektor Jasa Keuangan dan Asuransi. Pengaruh pola ekonomi
sektor unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi memiliki pengaruh positif atau signifikan dalam PDRB Kabupaten Banyuwangi, hal tersebut dikarenakan bahwa sektor unggulan
dapat dikembangkan dan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan Untuk Pengaruh pola ekonomi sektor
non unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi pengaruh negatif atau tidak signifikan,
hal tersebut dikarenakan bahwa sektor non unggulan berkembang kurang optimal dalam pengelolahan sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat menurun, namun pemerintah Kabupaten Banyuwangi sudah melakukan peningkatan produktivitas pertanian.
BIBLIOGRAFI
April, A. (2020). Analisis Sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2013-2017. Iain Padang sidimpuan. Google Scholar
Arsyad, L. (2010). Ekonomi Pembangunan,
Edisi Kelima. Yogyakarta: Upp Stie
Ykpn. Google Scholar
Firmansyah, R. (2013). Perekonomian Dengan
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Dan Shift Share Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi. Jurnal Ilmiah. Universitas
Brawijaya, Malang. Google Scholar
Fu, H. (2020). Pertumbuhan Ekonomi Banyuwangi Tertinggi di Kawasan Timur Jawa - Berita
Daerah. Berita Daerah.Co.Id. Google Scholar
Ginting, T., Sudibia, I. K., Dewi, N. P.
M., & MArhaeni, A. A. I. (2020). The
Effect of Education and Dependency Ratio on Economic Growth and Poverty in
Papua. American Journal of Humanities
and Social Sciences Research (AJHSSR), 4(6), 186�195. Google Scholar
Juhanis. (2012). Pengaruh Sektor Unggulan
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Kabupaten Halmahera Selatan. Jurnal Plano Madani, I (1), 16�28. Google Scholar
Khusaini, M. (2015). A shift-share analysis on regional competitiveness-a case of Banyuwangi
district, East Java, Indonesia. Procedia-Social and Behavioral Sciences,
211, 738�744. Google Scholar
Miroah, C. (2015). Analisis Penentuan Sektor Unggulan Kota Semarang Melalui Pendekatan
Tipologi Klassen. Universitas Negeri Semarang. Google Scholar
Nugroho, I., & Dahuri, R. (2016). Pembangunan Wilayah: Perspektif ekonomi,
sosial dan lingkungan. LP3ES. Google Scholar
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. (2018). Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten
Banyuwangi tahun 2018 (Pemerintah Kabupaten Banyuwangi (ed.)).
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Google Scholar
Suparmoko, M. (2012). Ekonomika
pembangunan. Edisi Keenam, Cetakan
Pertama. BPFE Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada: Yogyakarta. Google Scholar
Syarifuddin, T., & T. Zulham. (2018). Analisis
Sektor Unggulan Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Nagan
Raya Provinsi Aceh. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa (JIM), 3 (4),
845�852. Google Scholar
Takalumang, V. Y., Rumate, V. A., Lapian,
A. L. C. P., Pembangunan, J. E., Ekonomi, F., Sam, U., & Takalumang, V.
(2018). Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten/Kepulauan Sangihe. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi, 18 (01),
1�12. Google Scholar
Tarigan, R. (2005). Perencanaan pembangunan wilayah. PT. Bumi Aksara. Google Scholar
Tristanto, A. H. (2013). Analisis Sektor
Ekonomi Unggulan Dalam Pengembangan Potensi Perekonomian Di Kota Blitar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, 1 (2), 1�30. Google Scholar
Copyright holder: Ghozali Qubro, Sri Muljaningsih,
Kiky Asmara (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |