Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 1
No. 1 Mei 2020 |
p-ISSN :
��� e-ISSN : ���� |
Sosial Teknik |
ANALISIS MARKETING SYARIAH DALAM MENGHADAPI COVID 19 (STUDI
KASUS ARPI HIJAB KUNINGAN)
Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon (IAI BBC)
Email:� [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 30 April 2020 Diterima dalam bentuk revisi 15 Mei 2020 Diterima dalam bentuk revisi 20 Mei 2020 |
Penelitian ini
memiliki dua rumusan masalah, yaitu tentang strategi pemasaran syariah pada saat pandemi Covid 19 dan kendala pemasaran syariah� pada saat pandemi Covid 19. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran syariah
pada Toko Arpi hijab Kuningan pada masa pandemi Covid-19 dalam perspektif
ekonomi Islam serta apa saja kelebihan dan kekurangannya. Pemasaran merupakan
wujud prestasi atas kerja kegiatan usaha yang berkenaan dengan mengalirnya
barang serta jasa dari produsen hingga ke konsumen. Di samping penafsiran itu
juga terdapat pandangan yang luas, yang mengatakan pemasaran ialah rangkaian
kegiatan usaha yang berkenaan mengalirnya barang-barang atau bahan-bahan
masuk kedalam proses produksi. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif lapangan. Metode ini dipilih karena data yang
diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan pihak-pihak yang terkait. Pada
penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dan informasi melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi. Dalam pembahasannya peneliti menjelaskan cara marketing
pada toko Arpi Hijab, karakteristik marketing syariah, dan strategi marketing
syariah dalam praktik pemasaran produk. Dan disini peneliti menemukan cara
yang unik pada setiap jawaban yang diajukan terhadap narasumber, namun ada
pula jawaban serupa yang sebenarnya memiliki maksud yang sama. Dari penelitian
yang dilakukan penulis diperoleh hasil sebagai berikut: strategi marketing
syariah yang relevan menggunakan empat key
success fsctors yaitu Shiddiq,
Amanah, Fathanah, dan Tablight. Dalam hal ini materi dan biaya marketing menjadi tanggung jawab
pihak penjual. Keempat key success
factors ini sesuai
dengan tinjauan perspektif Islam setiap praktik jual beli harus dilihat dari
seberapa besar kemaslahatan dan kemudharatannya, agar transaksi menjadi sah
sesuai dengan ajaran islam. |
Kata kunci: Marketing
Syariah, Menghadapi Pandemi, Covid-19 |
Pendahuluan
Tingkat
persaingan dalam dunia bisnis menuntut setiap pemasar untuk mampu melaksanakan
kegiatan pemasarannya dengan lebih efektif dan efisien. pemasaran tersebut
membutuhkan sebuah konsep pemasaran yang mendasar sesuai dengan kepentingan pemasar
dan kebutuhan serta keinginan pelanggan. Dalam hal ini, pemasaran syariah atau
marketing syariah memiliki posisi yang sangat strategis, karena pemasaran
syariah merupakan salah satu strategi pemasaran yang didasarkan pada Al-Qur�an
dan Sunnah Rasulullah SAW. Pemasaran syariah merupakan sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values
(nilai) dari satu inisiator (pemrakarsa) kepada stakeholder-nya, yang dalam
keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad serta prinsipprinsip syariah dan
muamalah dalam Islam (Ridhawati, 2015) .
Pada level
intelektual (rasional), pemasar menyikapi pemasaran secara fungsional teknikal,
dengan menggunakan berbagai teknik pemasaran, kualitas, harga lokasi, layanan,
positioning, branding dan sebagainya. Pada level emosional pemasar berusaha
memahami dan menyentuh emosi atau perasaan pelanggan. Beberapa konsep pemasaran
yang ada pada level emosional ini antara lain experiaental marketing dan
emotional branding, dan terakhir era pemasaran telah bergeser lagi ke arah
spiritual marketing� (Kalimah, 2018)
Dalam dunia
bisnis, pemasar dituntut untuk mampu melaksanakan kegiatan pemasaran secara
efektif dan efisien. Kegiatan pemasaran tersebut membutuhkan konsep yang
mendasar sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan konsumen. Pada perspektif Islam,
bisnis sebagai bagian dari usaha merupakan suatu keharusan bahkan kewajiban
yang perlu dilakukan oleh setiap individu yang beriman untuk mempersiapkan
kehidupannya yang lebih baik kedepannya. sebagaimana Firman Allah SWT: �Allah
Swt telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba� (Qs. Al-Baqarah: 275).
Berdasarkan ayat diatas dijelaskan bahwa Allah SWT telah menghalalkan jual beli
bagi manusia sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan serta menggapai keberkahan
hidup (NURMUIZZ & Rosyadi,
2020).
Pemikiran
manajemen dalam Islam bersumber dari nash-nash Alquran dan petunjuk-petunjuk
sunnah. Selain itu, ia juga berasaskan pada nilai-nilai kemanusiaan yang
berkembang dalam masyarakat pada waktu tersebut. Berbeda dengan manajemen konvensional,
ia merupakan suatu sistem yang aplikasinya bersifat bebas nilai serta hanya
berorientasi pada pencapaian manfaat duniawi semata. Manajemen konvensional
berusaha unuk diwarnai dengan nilai-nilai, namun dalam perjalanannya tidak
mampu, karena ia tidak bersumber dan berdasarkan petunjuk syariah yang bersifat
sempurna, komprehensif dan sarat kebenaran (Ahmad Ibrahim Abu Sinn,
2012).
Metode Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Menurut Bogdan dan Taylor dalam jurnal ilmiah penelitian (Lestari & Sukmawan, 2018) menjelaskan bahwa metode kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Menurut Sugiyono dalam penelitian (NURGIANTI, 2017) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan pada penggunaan metode studi kasus. Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih diarahkan pada penggunaan metode studi kasus. Sebagaimana pendapat Lincoln dan Guba dalam jurnal Socius (Hasanah & Ratumbuysang, 2017) yang menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif dapat juga disebut dengan case study ataupun qualitative, yaitu penelitian yang mendalam dan mendetail tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan subjek penelitian.
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini penelti akan menguraikan serta
menerangkan data dan hasil penelitian tentang permasalahan yang telah
dirumuskan pada bab I. hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara
mendalam secara langsung kepada informan sebagai bentuk pencarian dan
dokumentasi langsung dilapangan. Kemudian peneliti juga memakai teknik
observasi sebagai cara untuk melengkapi data yang telah ditemukan. Penelitian
ini berfokus pada strategi marketing syariah pada masa pendemi Covid-19 di
Kuningan. Peneliti juga menggunakan pendekatan kualitatif untuk melihat kondisi
alami dari suatu fenomena.pendekatan ini bertujuan
untuk memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas yang kompleks. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif (qualitative
research). Menurut Bogdan dan Taylor dalam jurnal ilmiah penelitian (Lestari & Sukmawan, 2018) menjelaskan bahwa metode
kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati.
B. Pembahasan
1)
Strategi
Marketing Toko Arpi Hijab Kuningan
Dalam pembagian jenis pemasaran secara umum Toko
Arpi Hijab Kuningan termasuk dalam strategi pemasaran yang terkonsentrasi (Concertrated Marketing). Dengan strategi
ini, Toko Arpi Hijab mengkhususkan pemasaran produknya dalam beberapa segmen
pasar terutama kalangan masyarakat yang beragama Islam, tujuh puluh persen
(70%) sasaranya adalah kalangan millennial
selebihnya adalah kalangan umum. Pada segmen pasar tertentu, spesialisasi dalam
produksi harus diutamakan. Setelah segmen pasar tersusun, pemasaran produk dari
Toko Arpi Hijab ini akan berhasil melalui usaha promosi. (Wawancara dengan
bapak Aris selaku Owner Arpi Hijab Kuningan).
Selain itu marketing
syariah di Toko Arpi Hijab sudah diterapkan, tidak sampai pada itu saja.
Toko Arpi Hijab harus mempunyai inovasi strategi yang tiada henti untuk
mengembangkan bisnis yang dijalankan. Toko Arpi Hijab sebagai perusahaan Muslim
harus bisa melakukan inovasi-inovasi produk yang baik dan bermanfaat bagi
pengguna produk. (Anton Ramdan, 2013).
Pengertian strategi menurut Chandler, strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan
jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.
Sedangakan menurut Porter strategi adalah alat yang sangat penting untuk
mencapai keunggulan bersaing (Husein Umar, 2013).
Michel Porter mempunyai rumusan yang sudah
dikenal banyak kalangan yang disebut Porter�s
Competitive Strategies, yang sudah diikuti para manajer dalam menentukan
strategi bersaing. Ada dua strategi bisnis yang dikenal sebagai strategic
generik Porter yaitu seperti yang telah dipaparkan di atas yaitu strategi cost leadership dan differensiasi (Taufiq Amir, 2012).
Hasil wawancara dengan bapak Aris, yang akan
membahas Toko Arpi dalam menghadapi masa pandemi ini, strategi yang diterapkan
Toko Arpi lebih sesuai pada strategi differenisasi.
Toko Arpi lebih menekankan pada memberikan keunikan, ciri khas dan pembedaan
pembedaan pada barang yang diproduksi diantara pesaing. Toko Arpi menomor
satukan kualitas dan kepuasan konsumen yang menjadi faktor utama dalam pencapaian
tujuan, sehingga semakin melengkapi koleksi produknya yang pada awal hanya
memproduksi hijab, kini menghadirkan atasan muslimah wanita, beju koko, mukena,
sajadah, sarung, dan gamis yang merupakan hasil dari rancangan Toko Arpi itu
sendiri. Selain mengedepankan unsur syar�i Toko Arpi
juga menampilkan fashion yang trendy, stylist sehingga membuat para konsumennya
semakin nyaman dan lebih bisa mengambil tempat dihati para konsumen. Selain
itu, jilbab yang diproduksi Toko Arpi menghadirkan berbagai macam pilihan
ukuran dari XS (Extra Small) sampai XL (Extra Large) dengan beraneka ragam
jenis terdiri dari jilbab segiempat, pashmina, jilbab instan khusus pelajar dan
umum. Namun untuk sekarang ini Toko Rabbani lebih menitik beratkan pada unsur
ajakan dan berdagang yang sekaligus berdakwah dengan cara bagaimana mengajak
para masyarakat yang semula belum berjilbab.
Menurut (Taufiq Amir, 2012) agar dapat menjalankan
strategi diferensiasinya dengan baik Toko Rabbani harus memenuhi syarat
bagaimana mengembangkan diferensiasi atau faktor pembeda untuk mendukung
produknya. Faktor pembeda tersebut harus bermanfaat bagi konsumen yang berakhir
pada keuntungan yang dapat diperoleh, syaratnya adalah sebagai berikut :
a) Meguntungkan perusahaan
Positioning yang tepat dalam menjalankan bisnisnya, memberikan keuntungan yang banyak. Toko Arpi Hijab yang masih menjadi leader dalam fashion muslim menjadikan konsumennya dapat membedakan Toko Arpi Hijab diantara para pesaingnya. Selain Toko Arpi Hijab� menciptakan hasil rancangannya berbagai macam ukuran yang tidak hanya ada pada baju tetapi jilbab juga. Unsur kesyar�iannya yang melekat menjadikan hal paling menonjol yang dikenal masyarakat, meskipun ada sebagian yang berpendapat bahwa harga yang ditetapkan Toko Arpi Hijab� lumayan mahal. Namun, itu tidak menjadi penghalang, konsumen yang semakin cerdas pasti akan mengetahui kualitas yang ditawarkan oleh Toko Arpi Hijab dan bisa dibuktikan kebenaan kualtasnya diantara para pesaing.
b) Penting bagi konsumen
Perbedaan yang ditonjolkan oleh Toko Arpi Hijab menjadikan anggapan penting oleh para konsumennya. Terutama para konsumen yang memang sudah berjilbab dan paham bagaimana menutup aurat dengan benar pasti akan lebih memilih Toko Arpi Hijab dengan sendirinya. Selain berbisnis Toko Arpi Hijab juga berisikan dakwah atau ajakan kepada para konsumen yang belum berjilbab diwujudkan dengan penawaran macam-macam kerudung yang terdiri dari berbagai ukuran. Dengan unsur kejujuran yang Toko Arpi Hijab terapkan dalam hal kualitasnya terbukti dengan memenangkan kepercayaan di hati para konsumen, Toko Arpi Hijab yang semula hanya memproduksi jilbab saja, kini sudah merambah ke berbagai fashion karena permintaan para konsumen. Dari situlah sudah jelas terlihat bahwa konsumen sudah menganggap penting dalam keseharian konsumen terutama para Muslimah yang sudah berhijab.
c) Dapat dikomunikasikan Perbedaan yang ditonjolkan dapat dikomunikasika oleh Toko Arpi Hijab dengan melalui penjelasan yang disampaikan pada konsumen melalui, promosi, iklan, logo, sampai dengan desainnya. Selain itu pertumbhan fashion yang begitu mengerikan menjadika Toko Arpi Hijab semakin giat dalam menawarka produknya, Toko Arpi Hijab� tidak hanya beriklan dan menunggu para konsumen untuk datang ke Toko, tetapi Toko Arpi Hijab juga melakukan Baling (Bazar keliling) dan motor store dengan cara memberikan penjelasan tentang keistimewaan produk, selain itu hal yang dilakukan Toko Arpi Hijab� juga memberikan tawaran lebih berupa diskon 10% disetiap produknya.
d) Tidak mudah untuk ditiru
Untuk produk diluar sana banyak sekali pesaing yang menciptakan produk sejenis dengan meniru model Toko Arpi Hijab . Namun hal tersebut tidak ditakutkan oleh Toko Arpi Hijab karena barang tersebut sudah jelas berbeda dari kualitas kain, jahitan dan pasti jels terlihat pada harga. Karena yang tiruan pasti lebih murah dibandingkan dengan yang asli.
2) Strategi Marketing Syariah Toko Arpi Kuningan
Toko Arpi Hijab adalah outlet busana yang dikenal oleh konsumennya sebagai penyedia busana muslim, yang berdasarkan dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam. Yang tidak lepas selalu menghadapi persaingan-persaingan yang semakin ketat, dari perusahaan sejenis yang sudah ada dan perusahaan pendatang baru. Toko Arpi Hijab� harus semakin memperkaya inovasi dan tidak boleh kehabisan kreatifitasnya untuk menciptakan produk baru dan bagaimana memasarkan produknya. Dalam setiap hal pencapaian yang dilakukan Toko Arpi Hijab� untuk mencapai tujuan perusahaan merupakan bagian dari strategi pemasaran, yang harus tetap dilakukan dalam koridor Islam.
Menurut (Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, 2014) dalam praktik bisnis syariah, keuntungan yang diperoleh harus proposional dengan tidak memberikan kerugian kepada orang lain. Penekanan etika bisnis dalam bisnis syariah menjadi penting sebagai pembatas agar pebisnis syariah tidak terjerumus pada keserakahan. Pemasaran syariah adalah strategi bisnis, yang harus memayungi seluruh aktivitas dalam sebuah perusahaan, meliputi seluruh proses, menciptakan, menwarkan, pertukaran, atau perorangan yang sesuai dengan ajaran Islam. Pemasaran syariah adalah pemasaran spiritual yang memandang bahwa pesaing bukanlah musuh, namun mitra sejajar yang mampu kreativitas dan inovasi perusahaan. Persaingan adalah hal yang baik karena akan turut membesarkan pasar. Pemasaran spiritual bertujuan untuk mencapai seuah solusi yang adil dan transparan bagi semua pihak yang terlibat.
Menurut (Anton Ramdan, 2013) dalam etika bisnis Islam marketing yang baik adalah salah satu stategi bisnis. Marketing adalah nyawa dari suatu bisnis yang sedang dijalankan, sekaligus sebagai alat untuk mengenalakan, memasarkan, dan menarik konsumen sehingga membeli produk yang dipasarkan. Dengan cara menawarkan produk sesuai dengan kenyataannya, tidak berlebihan dan juga tidak mengurangi kelebihan yang terdapat dalam produk yang dipasarkan. Karena dalam Islam, sumpah palsu untuk melariskan produk termasuk haram atau dilarang. Akan tetapi dalam memasarkan produk harus benar-benar bisa menunjukkan bahwa produk sesuai dengan kualitasnya, sehingga membuat konsumen tertarik dan brand atau merek yang digunakan memberi kesan baik dan mudah diingat oleh konsumen.
Setiap perusahaan salah satunya Toko Arpi Hijab , sudah pasti memerlukan strategi pemasaran tentang bagaimana cara dan upaya yang harus Toko Arpi Hijab lakukan dalam mencapai tujuan, menarik minat konsumen, dan keberlangsungan perusahaan mengingat persaingan yang semakin ketat yang sudah siap mengambil peluang pasar. Unsur strategi persaingan dalam pemasaran yang dilakukan Toko Arpi Hijab dalam perumusan pemasaran yang digunakan yaitu strategi segmentasi, targeting, dan positioning. Selain itu, dalam melakukan pertahanan untuk mengahadapi persaingan, Toko Arpi Hijab menggunakan taktik pemasaran marketing mix atau yang dikenal dengan bauran pemasaran yang terdiri dari empat kegiatan yaitu product, place, promosion dan price.
Untuk lebih jelasnya mengenai strategi pemasaran yang dilakukan oleh Toko Arpi Hijab , berikut penjelasannya antara lain:
a)
Segmentasi pasar atau segmenting
Segmentasi pasar (market segmentation), yaitu tindakan untuk mengenali dan memprofil kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin memerlukan produk dan atau bauran pemasaran yang terpisah. Pasar terdiri dari para pembeli, dan pembeli berbeda di dalam satu aspek atau lebih. Pembeli mungkin berbeda keinginannya, daya belinya, umurnya, gaya hidupnya, kepribadiannya, lokasi geografisnya, sikap pembelinya dan praktik pembeliannya. Setiap variabel-variabel ini bisa dipergunakan untuk membentuk segmen suatu pasar (Supranto dan Nandan Limakrisna, 2011).
Segmentasi geografis membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografi seperti negara, komplek, atau perumahan. Toko Arpi Hijab dalam menentukan segmentasi geografisnya memfokuskan pada daerah Kabupaten Kuningan tepatnya di Jalaksana. Karena di daerah tersebut dekat pusat kota, universitas, perusahaan, dan gedung kepemerintahan Kabupaten Kuningan yang tidak jauh dari Pendopo Bupati Kuningan, berdekatan dengan jalan utama sehingga banyak orang yang melintas dan semakin memudahkan Toko Arpi Hijab dalam usaha pemasarannya. Untuk segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti umur, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, agama, ras, pendidikan dan kebangsaan. Berdasarkan segmentasi demografisnya Toko Arpi Hijab membidik semua variabel yang ada pada segmentasi demografis seperti kelompok umur, agama, ras dan jenis kelamin, mulai dari anak-anak, dewasa, bapakbapak, ibu-ibu, wanita dan laki-laki, tentunya yang beragama Islam, sebagian besar difokuskan untuk pelajar yang prosentasenya sebesar 70%. Dari yang tidak mengenakan jilbab sampai yang sudah mengenakan jilbab bagi wanita. Dan untuk segmentasi psikografis yang membagi pembeli menjadi kelompok yang berbeda yang berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian. Toko Arpi Hijab untuk segmentasi psikografisnya lebih fokus pada kelas sosisal menengah ke atas, karena pada dasarnya Toko Arpi Hijab berdiri dekat pusat kota yang lingkungannya berdekatan dengan banyak perusahaan, sekolah, universitas dan kepemerintahan yang sudah dipastikan rata-rata penduduknya berpenghasilan tinggi.
b)
Targeting
Pada targeting atau pasar penetapan pasar sasaran merupakan suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Karena pentingnya peran pasar sasaran, maka proses pensegmentasian pasar perlu dilakukan pemilihan yang jitu atas segmen pasar yang menarik untuk dapat ditetapkan sebagai pasar sasaran. Pemilihan besar atau luasnya segmen yang sesuai dengan kemampuan Toko Arpi Hijab untuk memasuki segmen tersebut. Berdasarkan pada segmentasi yang telah dijelaskan di atas, Toko Arpi Hijab dalam menargertkan pasarnya adalah masyarakat yang beragama Islam dari anak-anak, dewasa, laki-laki dan perempuan. Karena Toko Arpi Hijab adala perusahaan retail yang khusus memperjualbelikan baju muslim dan muslimah
c) Positioning
Dan untuk positioning adalah penetapan posisi pasar. Tujuan positioning adalah untuk membangun dan mengomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada dipasar ke dalam benak konsumen. dalam konteks positioning yang sering disalah artikan sebagai posisi atau tempat produk dalam rak pajangan di Toko pengecer. Akan tetapi, posisi mengandung makna tempat suatu produk, merek, atau sekelompok produk di dalam benak konsumen, relatif terhadap penawaran pesaingnya. Posisi produk lebih menitik beratkan pada pandangan dan preferensi pembeli mengenai suatu produk atau merk yang ada di pasar tertentu. Toko Arpi Hijab memposisikian perusahaannya berbeda dari para pesaingnya yang merupakan perusahaan sejenis. Hal yang membedakan Toko Arpi Hijab dengan perusahaan lainnya adalah para pesaing yang menciptakan berbagai produk yang sesuai trend masakini. Toko Arpi Hijab tetap tidak terpengaruh dan masih mengutamakan kesyar�iannya dengan tetap menciptakan produk yang syar�i tidak memperlihatkan bentuk lekuk tubuh, dan harus menutup aurat sesuai ketentuan-ketentuan dalam hukum Islam, namun tetap menciptakan produk yang stylist dan modern. Toko Arpi Hijab yang sudah diakui kualitasnya. karena Toko Arpi Hijab� sudah mempunyai pabrik sendiri dari perajutan, bahan baku sampai distribusi dilakukan sendiri oleh pihak Toko Arpi Hijab , sudah dipastikan terlihat bagaimana kualitas kain, jahitan dan kerapiaannya
Kesimpulan
Dari uraian yang sudah disampaikan diatas, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa Toko Arpi Kuningan termasuk dalam jenis strategi pemasaran terkonsentrasi (Concentrated Marketing). Dengan strategi ini, Toko Arpi mengkhususkan pemasaran dengan strategi ini, Toko Arpi mengkhususkan pemasaran produknya dalam beberapa segmen pasar terutama untuk kalangan masyarakat yang beragama Islam, yang 70% sasarannya adalah kalangan pelajar, selebihnya adalah kalangan umum. Dari analisis strategi bersaing yang dilakukan Toko Arpi dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, strategi bisnis yang dikemukakan Michael Porter yang disebut dengan Porter�s Competitive Strategies yang terdiri dari dua strategi yaitu strategi cost leadership dan strategi differensiasi. Dalam pelaksanaannya Toko Arpi sesuai dengan praktik differensiasi-nya. Toko Arpi yang lebih menekankan pada memberikan keunikan, ciri khas dan pembedaan pada barang yang diproduksi diantara para pesaing. Dengan menghadirkan hasil rancangannya sendiri, yang mengedapankan unsur syar�i yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah. Selain itu Toko Arpi juga memenuhi syarat untuk strategi differensiasi yang baik, sebagai berikut: meguntungkan perusahaan, penting bagi konsumen, dapat dikomunikasikan, dan yang terakhir tidak mudah untuk ditiru. Toko Arpi ditinjau dari perspektif ekonomi yang dikaji kesesuaiannya dengan marketing syariah, Toko Arpi termasuk dalam penerapan marketing syariah yang sesuai dengan empat karakteristik marketing syariah yaitu, Teitis atau ketuhanan (Toko Rabbaniyah), Etis (Akhlaqiyyah), Realistis (Al-Waqiiyyah), dan Humanitis (Al-Insaniyyah). Toko Arpi telah menyesuaikan pemasarannya dengan meneladani praktik marketing Rasulullah yaitu:
a) Segmenting, Toko Arpi mengkhususkan pemasaran produknya dalam beberapa segmen pasar terutama untuk kalangan masyarakat yang beragama Islam, yang 70% sasarannya kalangan millennial selebihnya kalangan umum.
b) Targeting, Toko Arpi dalam menargertkan pasarnya adalah masyarakat yang beragama Islam dari anak-anak, dewasa, laki-laki dan perempuan. Karena Toko Arpi adalah �tempat yang khusus memperjualbelikan baju muslim dan muslimah.
c) Positioning, Toko Arpi mengutamakan kesyariaan dengan tetap menciptakan produk yang Islami tidak memperlihatkan bentuk lekuk tubuh, dan harus menutup aurat sesuai ketentuan dalam hukum Islam, namun tetap menciptakan produk yang stylist dan modern
d) Bauran pemasaran (marketing mix), strategi produk pada Toko Arpi fokus pada kualitas yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, menciptakan model sendiri dan selal mengedepankan kesyariaannya. Strategi harga yang ditentukan oleh Toko Arpi disesuaikan dengan total bahan baku, bahan produksi, semua biaya pembuatan dijumlah dan keuntungan dari setiap produk diambil sebesar 40%. Dalam strategi dstribusi menetapkan bisnis dekat pusat kota, universitas, perusahaan, dan gedung pemerintahan kabupaten Kuningan yang tidak jauh dari Pendopo Bupati Kuningan. Toko Arpi dalam strategi promosinya telah melakukan berbagai promosi diantaranya, personal selling, Mobilisasi online, advertising, sale promotion dan publicity.
Bibliografi
Ahmad Ibrahim Abu Sinn. (2012). Ahmad Ibrahim Abu
Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer. Jakarta: Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada.
Anton Ramdan. (2013). Etika Bisnis dalam
Islam,. Jakarta: Bee Media Indonesia.
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa.
(2014). Manajemen Bisnis Syariah: Menanamkan Nilai dan Praktik dalam Bisnis
Kontemporer (Edisi Revi). Bandung: Afabeta.
Hasanah, M., & Ratumbuysang, M. F. N.
G. (2017). Strategi Peningkatan Minat Wirausaha Mahasiswa Melalui Program
Kreativitas Mahasiswa�Kewirausahaan (PKM-K) di Program Studi Pendidikan Ekonomi
FKIP Universitas Lambung Mangkurat. Jurnal Socius, 6(02).
Husein Umar. (2013). Desain Penelitian
Manajemen Strategik. Jakarta: Rajawali Pers.
Kalimah, S. (2018). Marketing Syariah:
Studi Analisis Produk Kenzie di Gudo Jombang. An-Nisbah: Jurnal Ekonomi
Syariah, 4(2), 1�29.
Lestari, Y. D., & Sukmawan, S. (2018). Puitika
Pentas Sabda Tama Catur Wedha Dalam Prosesi Malam Midodareni. Jurnal Ilmiah
Edukasi & Sosial, 9(1), 84�89.
Nurgianti, A. (2017). Penerapan Model
Discovery Learning Untuk Meningkatkan Percaya Diri Dan Hasil Belajar Siswa Pada
Tema Indahnya Kebersamaan Subtema Kebersamaan Dalam Keberagaman (Penelitian
Tindakan Kelas di Kelas IV SDN Neglasari 4 Kota Bandung). FKIP Unpas.
NURMUIZZ, R., & Rosyadi, I. (2020). Analisis
Strategi Pemasaran Syariah Terhadap Pengembangan Usaha Kopi Robusta Dan Arabika
Temanggung (Studi Kasus UMKM Kopi AS Temanggung). Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Ridhawati, R. R. (2015). Analisis
strategi marketing syariah dalam menghadapi persaingan bisnis pada Toko Rabbani
Semarang. UIN Walisongo.
Supranto dan Nandan Limakrisna. (2011). Perilaku
Konsumen dan Strategi Pemasaran: untuk Memenangkan Persaingan Bisnis.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Taufiq Amir. (2012). Manajemen
Strategik: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.