Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 2
No. 10 Oktober 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PENGEMBANGAN VISIBEL YANG
MAMPU MEMBANTU PENYANDANG TUNANETRA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Dewa Pramudya Istiqfariandi, Gunawan, Alifia Azzahra, Krisna, Mumtaz
Rahmawan
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 25 September 2021 Direvisi 05 Oktober 2021 Disetujui 15 Oktober 2021 |
Indera penglihatan
menjadi salah satu komponen paling penting pada tubuh yang dapat mengatur setiap kegiatan yang akan dijalankan seseorang secara tepat dan cepat. Namun sayangnya, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk memiliki anggota tubuh yang lengkap, termasuk juga pada penglihatannya.
artikel ini menyajikan desain baru kacamata pintar bantu untuk siswa tunanetra. Tujuannya adalah untuk membantu dalam beberapa tugas sehari-hari menggunakan keunggulan format desain yang dapat dikenakan. Sebagai pembuktian konsep, artikel ini hanya
menyajikan satu contoh aplikasi, yaitu teknologi pengenalan teks yang dapat membantu membaca dari bahan hardcopy. Terdapat 5 tahapan metode peneilitan kami: 1) Studi Literatur 2) Identifikasi Masalah 3) Perancangan Sistem 4) Perancangan alat 5) Pengujian alat komputer saat
ini merupakan bidang penelitian yang penting. Ini mencakup metode seperti akuisisi citra, pemrosesan, analisis, dan pemahaman, Visibel terdiri dari input, kontroler, dan
output. Visibel dikendalikan
oleh Mikrokontroler Raspberry Pi dengan menerima citra dari stereo camera yang terintegrasi oleh
dua buah sensor kamera yang terpisah sebagai input. Selanjutnya, gambar input tersebut
diproses dalam Raspberry
Pi. Terdapat beberapa
tahapan proses hingga didapatkannya prediksi jarak. Proses pertama adalah konversi luminance,
yakni mengubah format gambar dari RGB (Red, Green,
Blue) menjadi skala gambar Grayscale. Selanjutnya
tahapan pre-processing, gambar
diproses dengan meminimalisir noise menggunakan
Filter Gaussian. Dari hasil penelitian Selanjutnya ialah skema rangkaian
alat. Visibel dikendalikan oleh Mikrokontroler
Raspberry Pi dengan menerima
citra dari stereo camera yang terintegrasi
oleh dua buah sensor kamera yang terpisah sebagai input. Selanjutnya, citra stereo tersebut
diproses dalam Raspberry
Pi 4. Citra stereo diproses hingga didapatkannya prediksi jarak, lalu kemudian
diubah menjadi binaural
audio sebagai output yang akan keluar melalui
earphone. Kemudian terdapat
power button sebagai tombol
power, sensitivity power, serta volume button juga diproses dalam mikrokontroller Raspberry PI 4. Di sini dapat
kita lihat ilustrasi operasi kerja dari Visibel di mana alat ini memiliki
ruang deteksi. Stereo camera akan berperan untuk mengambil data jarak dan arah
yang ada di sekitar tunanetra seperti pohon, dinding, orang lain ataupun
gundukan. suara
binaural yang keluar melalui earphone memiliki frekuensi tertentu. Dimana
frekuensi dari suara tersebut bergantung pada jarak halangan, semakin dekat
halangan maka semakin cepat pula bitnya. Disinilah perspektif tentang jarak
pada halangan itu bekerja. Bila dilihat lagi terdapat 3 halangan, pada jarak 3 meter, 4 meter dan 5 meter. Halangan
terdekat akan diprioritaskan dalam pembuatan suara binaural dengan meningkatkan volumenya sehingga pengguna dapat terlebih dahulu menghindari halangan terdekat. ABSTRACT������������������������� The sense of sight
becomes one of the most important components in the body that can regulate
every activity that a person will carry out precisely and quickly. But
unfortunately, not everyone has the opportunity to have a complete limb,
including his vision. This article presents a new design of smart glasses
help for visually impaired students. The goal is to assist in some everyday
tasks using the advantages of a wearable design format. As a proof of
concept, this article presents only one example of an application, namely
text recognition technology that can help read from hardcopy material. There
are 5 stages of our research methods: 1) Literature Studies 2) Problem
Identification 3) System Design 4) Tool design 5) Computer tool testing is
currently an important field of research. It includes methods such as image
acquisition, processing, analysis, and understanding, Visibel
consists of inputs, controllers, and outputs. Visible is controlled by a
Raspberry Pi microcontroller by receiving imagery from a stereo camera
integrated by two separate camera sensors as input. Next, the input image is
processed in a Raspberry Pi. There are several stages of the process until
the distance prediction is obtained. The first process is luminance
conversion, which is to convert the image format from RGB (Red, Green, Blue)
to grayscale image scale. Next to the pre-processing stage, the image is
processed by minimizing noise using Gaussian Filters. From the results of the
next study is the scheme of the series of tools. Visible is controlled by a
Raspberry Pi microcontroller by receiving imagery from a stereo camera
integrated by two separate camera sensors as input. Furthermore, the stereo
image is processed in Raspberry Pi 4. Stereo images are processed until the
distance prediction is obtained, then converted into binaural audio as the
output that will come out through earphones. Then there is the power button
as a power button, sensitivity power, and volume button is also processed in
the Raspberry PI 4 microcontroller. Here we can see an illustration of the
working operation of Visibel where this tool has a
detection room. Stereo camera will play a role to take data distance and
direction around the visually impaired such as trees, walls, others or
mounds. The binaural sounds that come out through earphones have a certain
frequency. Where the frequency of the sound depends on the distance of the
obstacle, the closer the obstacle, the faster the bit. This is where the
perspective on distance on the barrier works. When viewed again there are 3
obstacles, at a distance of 3 meters, 4 meters and 5 meters. Nearby obstacles
will be prioritized in the creation of binaural sounds by increasing their
volume so that users can first avoid nearby obstructions. |
Kata Kunci: tunanetra; binaural audio; mobilitas; smart goggle; stereo camera Keywords: blind;
binaural audio; mobility; smart goggles; stereo camera |
Pendahuluan
Indra penglihatan menjadi organ penting yang berfungsi untuk menangkap rangsang cahaya, agar dapat melihat benda-benda di sekitar. Namun, para penyandang tunanetra memiliki indra penglihatan yang tidak dapat berfungsi secara optimal. Tunanetra itu sendiri, adalah
individu yang indra penglihatannya tidak dapat digunakan sebagai saluran penerima informasi dalam kegiatan sehari-hari. Jenis tunanetra dibagi menjadi dua, yaitu
buta total dengan kondisi tidak dapat
melihat sama sekali dan low vision
dengan kondisi masih bisa melihat
meskipun terbatas.
Menurut Global Eye Health 2017, pada tahun 2015 penyandang tunanetra sebanyak 36 juta jiwa dan pada tahun 2020 mecapai 39 juta jiwa. Berdasarkan
data dari WHO, pada tahun
2017 tunanetra yang ada di
dunia berjumlah 253 juta jiwa. Menurut Lancet Global Health akan
meningkat tiga kali lipat di tahun 2050 (Mhstekkomp, 2011).
Tahun 2012 tercatat 3,5 juta penduduk Indonesia yang mengalami kebutaan sekaligus membuat Indonesia menempati urutan kedua dengan jumlah
tunanetra terbanyak di
dunia. Tunanetra memiliki keterbatasan yang cukup berpengaruh pada aktivitas sehari-hari yang dilakukan seseorang pada umumnya. Berdasarkan data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun
2017, terdapat 10.810.451 penyandang
disabilitas yang tidak bekerja.
White Cane yang menjadi alat
bantu bagi penyandang tunanetra merupakan sebuah tongkat yang digunakan untuk memprediksi benda-benda atau halangan yang terdapat pada sekelilingnya. Tongkat membuat penyandang
tunanetra mandiri dalam berorientasi dan mobilitas. Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti, tongkat mempengaruhi keterampilan orientasi dan mobilitas penyandang tunanetra. Namun, alat ini memiliki keterbatasan yaitu tidak dapat
memprediksi sebuah lubang serta benda
atau halangan yang tidak cukup tinggi.
Hal tersebut dikarenakan ayunan tongkat yang tidak menjangkau objek sehingga penyandang tunanetra tidak dapat merangsang
halangan tersebut. Di samping itu, para penyandang tunanetra memiliki rasa takut akan ayunan tongkat
yang mengenai orang sekitar
dan terganggunya akibat bunyi yang dihasilkan oleh tabrakan tongkat dengan objek. Meskipun
begitu, pada umumnya penyandang tunanetra memiliki sensitivitas pendengaran yang tinggi untuk mengenali lingkungan sekitar serta dapat memprediksi
letak benda dari sumber suara
pantulan benda tersebut (Kuncorojati, 2015).
Perancangan Visibel menggunakan prosesor Raspberry PI 4 dengan
clock speed 1.5Mhz yang dapat bekerja secara optimal dengan kecepatan pengambilan gambar rata -rata sebesar 30 Frame per second sehingga dapat memberikan mobilitas yang lancar dan halus. Visibel hadir untuk
meningkatkan rasa percaya diri penyandang tunanetra serta menghilangkan rasa
takut akan perspektif mengganggu masyarakat sekitar karena dapat memprediksikan
letak benda atau halangan di sekitarnya (Maidenbaum et al., 2014). Adanya Visibel diharapkan akan memberikan
solusi navigasi mobilitas yang lebih baik dari alat yang telah biasa digunakan
oleh penyandang tunanetra sebagai alat bantu menjalankan aktivitas secara
mandiri. Kami akan menjelaskan mengenai konsep teknologi yang kami gunakan. Pertama yakni Stereo camera. Stereo camera merupakan
teknologi yang bekerja seperti mata manusia
untuk mendapatkan sebuah persepsi jarak dan arah dari suatu objek.
Sehingga dapat mendeteksi halangan benda sekitar. Selanjutnya yang kedua yaitu teknologi Binaural
Audio. Teknologi ini mengeluarkan suara yang seolah � olah datang dari arah
tertentu. Audio binaural untuk tunanetra juga sudah dibuktikan oleh beberapa
ahli bahwa konsep ini merupakan konsep intuitif dan mudah dipahami karena
hilangnya penglihatan, maka penyandang tunanetra memiliki sensitivitas yang
lebih tinggi terhadap suara. Kemudian perbandingan Visibel
dengan karya yang sudah ada sebelumnya
(Rachmawati et al., 2012).
Dapat dilihat bahwasanya Visibel memiliki persepsi jarak yang tidak dimiliki oleh alat lainnya. Kemudian Visibel juga memudahkan mobilitas penyandang tunanetra yang lebih baik karena mengurangi
rabaan/tabrakan dengan benda pada penggunaannya. Selain itu Visibel memiliki
jangkauan lebih dari 4m dengan maks jangkauan yakni 5m dan biaya sebesar 8 juta rupiah.
Metode Penelitian
Proses observasi atau pengamatan terhadap permasalahan yang dialami oleh penyandang tunanetra kami lakukan dalam kurun
waktu 3 bulan, pada lokasi khusus disabilitas. Berpindah
tempat sama dengan halnya penyandang
tunanetra bergerak dan beraktivitas. Keterampilan ini sangat membantu kemandirian penyandang tunanetra. Misal mereka hendak ke
kamar mandi, mereka tidak perlu lagi
meminta bantuan orang lain.
Namun, dalam berorientasi dan bermobilitas tentunya dibutuhkan suatu alat yang dapat membantu mereka. Kami memperoleh data bahwa banyak disabilitas
pada tunanetra yang mengalami
permasalahan serius akibat tongkat yang mereka gunakan tidak bisa mendeteksi
lebih banyak benda di sekitarnya sehingga berpotensi untuk mengenai orang lain. Pada jurnal tersebut dikatakan bahwa
Tunanetra merupakan disabilitas yang memiliki angka tertinggi di dunia
dibandingkan dengan disabilitas lainnya. Berdasarkan data dari (WHO) pada tahun
2017 tunanetra yang ada di dunia berjumlah 253 juta jiwa dan akan meningkat
tiga kali lipat di tahun 2050 (Mhstekkomp, 2011). Tahun 2012 tercatat 3,5 juta penduduk
Indonesia yang mengalami kebutaan sekaligus membuat Indonesia menempati urutan
kedua dengan jumlah tunanetra terbanyak di dunia.
Pengumpulan data kami lakukan dengan
cara menanyakan langsung kepada pihak yang bersangkutan (penyandang disabilitas) mengenai kendala dan kesulitan yang dialaminya selama ini ketika
menggunakan tongkat yang tidak bisa mendeteksi
seluruh benda di sekitarnya (Mona, 2012).
Selain itu, kami juga berusaha untuk menanyakan kepada lingkungan sekitar mengenai permasalahan yang kerap dihadapi saat bersama atau
berpapasan dengan penyandang tunanetra. Selain itu, pengumpulan
data yang dibutuhkan juga didukung
oleh:
Proses identifikasi masalah diperlukan untuk menentukan batasan masalah yang akan dihadapi, dijadikan acuan untuk membuat
spesifikasi minimal wahana.
Serta mempelajari kondisi
uji coba sistem, agar nantinya sistem dapat dilakukan dengan baik untuk
mengatasi masalah yang ada. Masalah yang kami identifikasi berupa kurangnya solusi navigasi mobilitas yang lebih baik dari
alat yang telah biasa digunakan oleh penyandang tunanetra dalam menunjang aktivitas sehari � hari.
Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
Program Kreativitas Mahasiswa
ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Hasil yang dicapai
No |
Hasil yang Dicapai |
Penjelasan |
Progres |
1. |
Pengujian Hardware |
Pengujian Hardware dilakukan untuk menemukan efektifitas sistem komputasi yang digunakan |
30% |
2. |
Pengujian Desain 3D |
Pengujian desain 3D alat dapat memberikan rasa nyaman bagi pengguna
serta menemukan titik keefisienan pemilihan bahan |
20% |
3.
|
Pembuatan PPT |
Penyaluran penjelasan
inovasi serta target luaran pelaksanaan PKM |
10% |
Total Progres
Pelaksanaan PKM |
60% |
Dari Tabel
1. Menunjukan hasil yang telah dicapai dalam
pelaksanaan Program Kreativitas
Mahasiswa sebesar 60% sehingga keberlanjutan rancangan perlu dilakukan agar mencapai 100%, pelaksanaan keberlanjutan rancangan akan dilakukan seperti yang tercantum pada bab 6.
Berdasarkan hasil observasi yang melalui wawancara yang dilakukan bersama penyandang disabilitas dan masyarakat sekitar, ditemukan beberapa permasalahan yang kerap terjadi. Penyandang disabilitas yang mengandalkan bantuan dai tongkatnya tetap tidak bisa
sepenuhnya mendeteksi keberadaan halangan yang ada di hadapannya. Hal ini terkadang membuat
penyandang tunanetra menabrak sesuatu, tersandung, bahkan hingga jatuh (Rahmawati
& Sunandar, 2018). Sedangkan permasalahan
yang kerap dihadapi oleh masyarakat sekitar adalah benda miliknya
atau bagian tubuhnya yang tidak sengaja terkena ayunan tongkat yang tidak bisa dikendalikan
secara sempurna kecepatannya. Kedua permasalahan tersebut tentu memerlukan solusi agar setiap orang dapat hidup bersama
tanpa mempermasalahkan keterbatasan dan ketakutan yang akan terjadi nantinya.
A. Perancangan Sistem
1.
Perancangan Desain Produk
Perancangan dan pembuatan
suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada merupakan bagian
yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini
didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk. Produk ini didesain memiliki
bentuk seperti kacamata yang digunakan untuk mengemas sistem elektronik yang ada di dalamnya. Selain itu, bentuk
desain ini dipilih agar penyandang tunanetra nyaman ketika mengenakannya karena alat ini
langsung berhubungan dengan indra pendengaran
(S
Chaithra. Prakruthi. dan Acharya, 2015).
Gambar
1
Desain 3D Visibel
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar
2
Desain
3D Visibel Tampak Dalam
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar
3
Minimum
Sistem Raspberry PI 4
Sumber: Dokumentasi Pribadi
2.
Perancangan Sistem Perangkat Lunak
Gambar
4
Blok
Diagram Sistem Perangkat Lunak
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sistem perangkat
lunak dari Visibel dikendalikan oleh Mikrokontroler Raspberry
Pi dengan menerima citra dari stereo
camera yang terintegrasi oleh dua buah sensor kamera yang terpisah (Himba, 2020). Raspberry Pi akan mengatur penerimaan
data pembacaan sensor dan mendeteksi jarak objek
dari kamera. Selanjutnya, prediksi jarak diubah menjadi binaural audio yang kemudian
akan didengarkan oleh penyandang tunanetra (Miura
et al., 2012).
3. Rancangan Pengujian Hardware
Gambar 5
Sistem Hardware yang digunakan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Dalam pengujian
ini hardware yang sementara
digunakan adalah Raspberry Pi
Compute 4 dengan tambahan Ekspansi IO yang memiliki
prosessor yang sama dengan Raspberry
Pi 4 dan memiliki
kelebihan dengan bentuk fisik yang lebih kecil dari
Raspberry Pi 4, serta camera
yang digunakan adalah kamera dengan sensor 3MP (mega
pixel) serta
memiliki ukuran 8.5mm x 8.5mm
sebagai sensor penangkapan citra yang terdapat pada lingkungan sekitar. Komputer papan tunggal Raspberry Pi adalah sistem berbiaya rendah dan ringan dengan kebutuhan daya yang kecil. Ini adalah solusi
visi komputer tertanam yang menarik untuk banyak aplikasi,
termasuk UAV (Cooper et al., 2017). Di sini, kami fokus pada Raspberry Pi 2 dan mendemonstrasikan
bahwa, dengan penambahan multiplexer dan dua
modul kamera, Raspberry
Pi 2 mampu menjalankan
pipa pencocokan stereo penuh,
menjadikannya perangkat pengukur kedalaman yang sesuai untuk penggunaan
UAV. Hasil eksperimen kami menunjukkan
bahwa konfigurasi yang diusulkan mampu melakukan estimasi kedalaman yang cukup akurat untuk sistem
yang bergerak dengan kecepatan 1 ms−1 saat dalam kondisi pencahayaan
yang baik (Suryaselaksa, 2016).
4. Pengujian Desain 3D
Gambar 1
Desain 3D Visibel
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Rancangan Desain 3D memerlukan
pengujian lebih lanjut agar dapat memberikan rasa nyaman bagi pengguna serta
menemukan titik efektivitas pemilihan dan penggunaan bahan sehingga mendapatkan hasil yang optimal dan lebih ekonomis.
5. Pembuatan PPT
Pada pembuatan
PPT ini tentunya kami melakukan riset terleih dahulu dan menyusun poin-poin yang akan kami cantumkan dalam PPT. Selain itu, kami akan mencari informasi mengenai pembuatan animasi dalam suatu
PPT dan menerapkannya. Sehingga,
dari PPT ini akan tersalurkan penjelasan mengenai inovasi kami dan proses pelaksanaan
PKM untuk mencapai target luaran kami.
6. Potensi
Hasil
Beberapa manfaat
yang dapat diperoleh dari pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa ini adalah:
� Meningkatkan rasa percaya
diri ketika melakukan mobilisasi.
� Merasakan sensasi
melihat benda-benda di sekitarnya secara langsung.
� Sebagai salah satu
bentuk dukungan dalam meningkatkan pelayanan kepada�� masyarakat berkebutuhan khusus.
� Meningkatkan kreatifitas
dan ketrampilan seorang mahasiswa dalam� mendapatkan
dan menangani suatu permasalahan yang ada di masyarakat.
� Mengaplikasikan hasil pembelajaran kepada masyarakat agar ilmu yang� diberikan
mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.
� Meningkatkan kepekaan
mahasiswa terhadap permasalahan di lingkungan sekitar.
7. Keberlanjutan Program
Perlu perencanaan
kelanjutan program PKM ini,
agar produk yang direncanakan
dapat direalisasikan dan bermanfaat untuk masyarakat tunanetra. Berikut ini adalah
rencana keberlanjutan programnya :
1)
Rencana Keberlanjutan Jangka Pendek (1 � 2 Tahun)
a)
Pengembangan sistem prediksi menggunakan Artificial Intelligance
(AI).
b)
Ikut serta dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M).
2)
Rencana Keberlanjutan Jangka Menengah (3 � 5 Tahun)
a)
Mengikuti program Calon Perusahaan Pemula
Berbasis Teknologi (CPPBT).
b)
Mendaftarkan program Perusahaan Pemula
Berbasis Teknologi (PPBT).
3)
Rencana Keberlanjutan Jangka Panjang (5 � 10 Tahun Lebih)
a)
Menjadi perusahaan startup
di bidang teknologi.
b)
Mencari investor untuk mengembangkan startup guna bersaing di pasar.
c)
Mendapatkan 1 juta pelanggan pertama dengan menggunakan produk yang kami tawarkan.
8. Rencana Tahap Berikutnya
Untuk mencapai
target pengerjaan Program Kreativitas
Mahasiswa ini sebesar 100% dan mencapai target luaran kami, maka dilakukan perencanaan tahap selanjutnya sebagai berikut :
1)
Menyelesaikan rancangan untuk menjadikan alat berfungsi sepenuhnya.
2)
Meyelesaikan pengerjaan laporan akhir Program Kreativitas Mahasiswa.
3)
Membuat video pelaksanaan
Program Kreativitas Mahasiswa.
4)
Membuat jurnal penelitian/paper mengenai inovasi kami.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Berdasarkan Hasil Uji Coba
Yang Telah Dilakukan Mengenai
Penerapan Visibel Bagi Penyandang Disabilitas, Diperoleh Hasil Bahwa Pengembangan Visibel Telah Mencapai Tahap Akhir Sebelum Akhirnya Diuji Coba Kepada Penyandang
Tunanetra. Dengan Keberhasilan Produk Visibel, Diharapkan Mampu Memberikan Dampak Besar Bagi Penyandang
Disabilitas, Terlebih Pada Peningkatan Rasa Percaya Dirinya Yang Sempat Memudar Karena Adanya Perspektif Yang Muncul Di Lingkungan Masyarakat Karena Dianggap
Mengganggu Dengan Gerakan Tongkat Yang Mengenai Banyak Hal
di Sekitarnya.
Cooper, J., Azhar, M., Gee, T., Van Der
Mark, W., Delmas, P., & Gimel�farb, G. (2017). A raspberry pi 2-based stereo camera depth meter. 2017 Fifteenth IAPR International
Conference on Machine Vision Applications (MVA), 274�277. Google Scholar
Hamzah, R. A., Aziz, K. A. A., &
Shokri, A. S. M. (2012). A pixel to pixel
correspondence and region of interest in stereo vision application. 2012 IEEE Symposium on Computers &
Informatics (ISCI), 193�197. Google Scholar
Hassan, E. A., & Tang, T. B. (2016). Smart glasses for the visually impaired
people. International Conference on Computers Helping People with
Special Needs, 579�582. Google Scholar
Himba, H. (2020). Perancangan Desain Interior Sekolah Luar Biasa A (Tunanetra) Di Kota
Bandung. Universitas Komputer Indonesia. Google Scholar
Kuncorojati, A. (2015). Rancang Bangun Pelontar Peluru Yang Dilengkapi
Dengan Kamera Stereo Untuk Pendeteksian Target Secara Otomatis. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember. Google Scholar
Maidenbaum, S., Hanassy, S., Abboud, S.,
Buchs, G., Chebat, D.-R., Levy-Tzedek, S., & Amedi, A. (2014). The �EyeCane�, a new electronic travel aid
for the blind: Technology, behavior & swift learning. Restorative
Neurology and Neuroscience, 32(6), 813�824. Google Scholar
Mhstekkomp. (2011). Representasi Model Warna RGB Menggunakan HSL dan HSV.
https://mhstekkomp.wordpress.com/2011/05/07/representasi-%0A model-warna-rgbmenggunakan-hsl-dan-hsv%0A.
Google Scholar
Miura, M., Sakai, S., Aoyama, S., Ishii,
J., Ito, K., & Aoki, T. (2012). High-accuracy
image matching using phase-only correlation and its application. 2012
Proceedings of SICE Annual Conference (SICE), 307�312. Google Scholar
Mona, T. S. (2012). Pelaksanaan
pembelajaran keterampilan penggunaan tongkat bagi anak tunanetra. Jurnal Penelitian Pendidikan Khusus, 1 (2). Google Scholar
Nugroho, A. B. (2011). Perancangan tongkat tuna netra menggunakan
teknologi sensor ultrasonik untuk membantu kewaspadaan dan mobilitas tuna netra.
Google Scholar
Ogura, T., Mizuchi, Y., Hagiwara, Y., Kim,
Y., Suzuki, A., Choi, Y., & Watanabe, K. (2013). Distance measurement system using stereo camera for automatic ship
control. 2013 13th International
Conference on Control, Automation and Systems (ICCAS 2013),
1020�1024. Google Scholar
Rachmawati, R., Hidayat, R., &
Wibirama, S. (2012). Rekonstruksi Obyek Tiga Dimensi Dari Citra Dua Dimensi
Menggunakan Epipolar Geometry. Jurnal
Teknologi, 5 (2),
98�103. Google Scholar
Rahmawati, R. Y., & Sunandar, A.
(2018). Peningkatan Keterampilan Orientasi dan Mobilitas melalui Penggunaan
Tongkat bagi Penyandang Tunanetra. Jurnal
Ortopedagogia, 4 (2),
100�103. Google Scholar
S Chaithra. Prakruthi. dan Acharya, V.
(2015). Raspberry Pi based wearable Face Recognition device with image
tagging facility for blind. NCRTS. Google Scholar
Suryaselaksa, L. H. (2016). Journal of Control and Network Systems. Journal of Control and Network Systems Network
Systems, 5, 35. Google Scholar
Copyright holder: ��Dewa Pramudya Istiqfariandi, Gunawan, Alifia Azzahra, Krisna, Mumtaz Rahmawan (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |