Jurnal Syntax Admiration

Vol. 2 No. 10 Oktober 2021

p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356

Sosial Teknik

 

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PEMBANGUNAN SARANA PERKERETAAPIAN JALUR MUAT BATUBARA DI STASIUN SUKACINTA, PROVINSI SUMATERA SELATAN

 

Apriani Hotmaida Pandiangan, Akhmad Dofir

Universitas Pancasila, Jakarta Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Diterima

25 September 2021

Direvisi

05 Oktober 2021

Disetujui

15 Oktober 2021

Wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan sekitarnya dibidang ekspolarasi sumber daya alam terutama batubara meningkat dari waktu ke waktu, seiring dengan meningkatnya permintaan batubara, maka perlu adanya pengembangan pembangunan prasarana untuk peningkatan kapasitas muat dan bongkar batubara dari hasil penambangan ke kereta api dan dari kereta api ke moda lain (angkutan sungai). Dan dalam hal ini perencanaan, pengendalian biaya serta waktu merupakan ruang lingkup dari manajemen proyek konstruksi secara keseluruhan, selain itu dari segi kualitas, prestasi dari suatu proyek dapat pula dinilai dari segi biaya dan waktu, dan pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengoptimalkan percepatan durasi proyek dan untuk mengetahui efisiensi waktu dan biaya dengan menggunakan metode alternatif penambahan jam kerja (lembur) dan shift kerja. Studi kasus ini mengambil penelitian dari Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta Provinsi Sumatera Selatan. Adapun data yang dibutuhkan seperti kurva S, Rekapitulasi perhitungan proyek, Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan daftar harga satuan upah kerja.

 

ABSTRACT

The area of South Sumatra Province and its surroundings in the field of natural resource exploration, especially coal, is increasing from time to time, along with the increasing demand for coal, it is necessary to develop infrastructure development to increase the loading and unloading capacity of coal from mining to trains and from trains to other modes. (river transportation). And in this case planning, cost and time control are the scope of the overall construction project management, in addition to quality, the achievements of a project can also be assessed in terms of cost and time, and in this research it was carried out with the aim of optimizing acceleration project duration and to determine time and cost efficiency by using alternative methods of adding working hours (overtime) and work shifts. This case study draws on research from the Coal Loading Line Railway Infrastructure Development Project at Sukacinta Station, South Sumatra Province. The data needed is the S curve, recapitulation of project calculations, the Budget Plan (RAB), and a list of unit prices for work wages.

Kata Kunci: eksplorasi; shift; lembur; alternatif

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords: exploration; shift; overtime; alternative



 

Pendahuluan

Wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan sekitarnya dibidang ekspolarasi sumber daya alam terutama batubara meningkat dari waktu ke waktu, maka Provinsi Sumatera Selatan memaksimalkan target mencapai 22,7 ton per tahun. Seiring dengan meningkatnya permintaan batubara, maka perlu adanya pengembangan pembangunan prasarana untuk peningkatan kapasitas muat dan bongkar batubara dari hasil penambangan ke kereta api dan dari kereta api ke moda lain (angkutan sungai). Dan saat ini sarana perkeretaapian di Sumatera Selatan berkembang pesat hingga sekarang terutama pada kereta api logistik yang memuat batubara. Beberapa titik di stasiun yang melakukan aktivitas muat dan bongkar batubara. Salah satu diantaranya adalah Stasiun Sukacinta yang berada di Lahat sebagai stasiun muat batubara, yang tentunya memudahkan dari segi pengangkutan batubara. Supaya pasokan batubara terpenuhi maka dibangunlah jalur-jalur khusus pada beberapa stasiun untuk dapat memasok batubara pada saat pengangkutan dalam hal ini adalah Stasiun Sukacinta yang berada di Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan dan Stasiun Serdang yang berada di Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Namun dalam pengadaan konstruksi prasarana tersebut harus menjadi prioritas untuk menujang angkutan batubara khususnya dengan menggunakan angkutan kereta api, PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan pembangunan prasarana berupa Pembangunan Prasarana Pendukung Angkutan Batubara di Stasiun Sukacinta dan Stasiun Serdang, Provinsi Sumatera Selatan. Pelaksanaan konstruksi akan berkaitan dengan beberapa aspek quality control, dan manajemen. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batuabara di Stasiun Sukacinta dan Jalur Bongkar Batubara di Stasiun Serdang Sumatera Selatan ini diharapkan memberikan kemudahan dalam segi pengangkutan batubara dan dapat memberikan manfaat untuk produksi batubara guna mencapai hasil yang ditargetkan dan menjadi alternatif untuk kegiatan pengiriman batubara di Sumatera Selatan (Nasrul, 2019).

Dan dalam hal ini perencanaan, pengendalian biaya serta waktu merupakan ruang lingkup dari manajemen proyek konstruksi secara keseluruhan, selain itu dari segi kualitas, prestasi suatu proyek dapat dinilai dari segi biaya dan waktu selama masa konstruksi berlangsung. Biaya yang telah dikeluarkan serta waktu yang telah digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan harus diukur secara lanjut penyimpangannya terhadap rencana. Adanya penyimpangan biaya dan waktu yang signifikan merupakan gejala dari pengelolaan proyek yang kurang baik. Dengan adanya indikator prestasi dari segi biaya dan waktu dapat memungkinkan tindakan pencegahan agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan rencana yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam proses pelaksanaan suatu proyek konstruksi terdiri dari berbagai macam aktivitas didalamnya yang tentunya saling berkaitan satu sama lain. Dengan adanya keterlambatan antara satu pekerjaan dengan yang lainnya dapat menyebabkan keterlambatan proyek konstruksi yang dimana aktivitas tersebut saling keterkaitan antara satu dengan lainnya. Dengan adanya keterlambatan dalam pelaksanaan proyek konstruksi dapat diatasi dengan beberapa kegiatan antara lain dengan melakukan percepatan pekerjaan dilapangan agar dapat mencapai target rencana. Namun dalam pelaksanaanya harus memperhatikan faktor biaya yang terjadi sehingga hasil yang diharapkan dengan biaya minimum tanpa mengabaikan mutu atau spesifikasi yang sesuai standar yang telah ditetapkan. Dan beberapa dapat dilakukan untuk mengatasi keterlambatan suatu proyek yaitu dengan cara meningkatkan produktivitas tenaga kerja sebagai upaya mempercepat durasi aktivitas, penambahan shift pekerjaan, penambahan jam kerja, ataupun dengan penambahan alat bantu yang lebih produktif, dan melakukan update yang rutin atas jalur kritis (CPM).

Secara umum penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

a.    Untuk dapat mengoptimalkan biaya pada Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan.

b.    Untuk mengetahui efisiensi biaya setalah dilakukannya percepatan pada proyek pembangunan dengan menggunakan alternatif penambahan jam kerja (lembur) dan shift kerja Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan.

Berdasarkan latar belakang di atas dengan mengambil studi kasus pada Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan, maka diambil rumusan masalah sebagai berikut (Jaya, 2017):

a.    Bagaimana mengoptimalkan percepatan durasi Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan?

b.    Bagaimana efisensi waktu dan biaya setelah dilakukannya percepatan Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Metode Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Desa Sukmarga, kecamatan Merapi barat dan kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2

Lokasi Proyek di stasiun sukacinta

 

Dalam melakukan penelitian, data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data tersebut harus benar-benar dapat dipercaya dan akurat. Dalam suatu penelitian ilmiah, metode pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan terpercaya, serta keadaan yang sebenarnya dilapangan.

�    Data Primer

Data primer penelitian ini diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara� langsung melalui pengamatan atau inspeksi lapangan untuk mengetahui gambaran umum lokasi penelitian, dan kesesuaian keadaan dilapangan.

�    Data Sekunder

Data sekunder penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan data kondisi umum proyek pada Pekerjaan Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara Di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan dan dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari studi literatur,jurnal dan buku-buku terkait penelitian tersebut.

 

Hasil dan Pembahasan

Tahapan pekerjaan dan durasi normal yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan didapatkan dari identifikasi jadwal pelaksanaan proyek didalam laporan harian konsultan supervisi proyek PT Transmikons Brahmanakudra (Fatimah, 2019). Tahapan pekerjaan dan durasi normal yang dipakai untuk penelitian ini sama dengan durasi aktual yang terjadi dilapangan didalam proses pelaksanaannya.

A.  Penambahan jam kerja (lembur) dengan crashing

a.    Produktivitas harian������������� ����=��

b.    Produktivitas/jam������������������ ���=��

c.    Produktivitas sesudah crashing = Produktivitas harian + (3 x produktivitas/jam x 0.8)

d.    Crash duration������������������������� =

 

Berikut contoh untuk pekerjaan Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material:

� Produktivitas harian����������� ������=

������������������������������������������������ = 1079 m�/hari

� Produktivitas/jam ���������������������=

������������������������������������������������ = 135 m�/hari/jam

� Produktivitas sesudah crashing �= 1079+ (3 x 135 x 0.8)

������������������������������������������������ = 1403 m�/hari

� Crash duration�� �����������������������=

������������������������������������������������ = 102 hari

 

Tabel 1

Hasil Perhitungan Crash Duration Pada

Alternatif Penambahan Kerja

No

Uraian Kegiatan Pekerjaan

Durasi Normal

Crash Duration

Pekerjaan Pengadaan Material

 

 

1.

Rel R.54

119

92

2.

Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis

113

87

3.

Balas batu pecah uk. 2-6 cm di site

112

86

Pekerjaan Konstruksi Pada area track

 

 

4.

Mobilisasi & Demobilisasi

7

5

5.

Membuat Direksi Keet

7

5

6.

Membuat Gudang

7

5

7.

Menggali tanah untuk membuat tubuh jalan KA dan membuang

84

65

8.

Perapian/Finishing Timbunan

7

5

9.

Menghampar,meratakan balas berikut pemadatan

21

16

10.

Menghampar, meratakan sub balas berikut pemadatan

21

16

11.

Angkutan rel dari gudang ke lokasi pekerjaan

35

27

12.

Pasang dan stel dari gudang ke lokasi pekerjaan

43

33

Pekerjaan Spoor badug

 

 

13.

Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug

7

5

Pekerjaan Konstruksi pada area container yard (cy)

 

 

14.

Sirtu

49

38

15.

Macadam

49

38

16.

Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material

133

102

17.

Pengujian CBR Lapangan per 50m per layer

133

102

�Sumber: RAB Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian

���� ��������Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan

 

Lalu dalam suatu crashing crash cost dimana crash cost tersebut menunjukan biaya langsung pada kondisi yang terpendek untuk menyelesaikan aktivitasnya, digunakan dengan rumus sebagai berikut:

� Pekerja������������� �= Rp. 9.088/jam

� Tukang������������� �= Rp. 11.350/jam

� Mandor������ �������= Rp. 12.488/jam

� Kep. Tukang����� = Rp. 13.625/jam

Upah lembur untuk pekerjaan Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material dengan durasi crashing maksimal adalah:

Biaya lembur 1 hari 3 jam:

�  Jenis Pekerjaan�� = Jumlah Pekerja x (jam lembur x Total crash x [1,5 x gaji 1 �������jam upah normal) + (2 x 2 x gaji 1 jam upah normal)]

�  Pekerja��������������� = 2 x (3 x 31 x (Rp. 9.088 x 1.5) + (Rp. 9.088 x 2 x 2))

���������������������������������� = Rp. 9.297.024

�  Mandor�������������� = 2 x (3 x 31 x (Rp. 12.488 x 1.5) + (Rp. 12.488 x 2 x 2))

��������������������������� = Rp. 6.387.612

 

Tabel 2

Perhitungan Crash Cost Pada Alternatif

Penambahan Jam Kerja (Lembur)

No

Uraian Kegiatan Pekerjaan

Durasi Normal

Crash Cost (Rp)

Normal

Crash

Pekerjaan Pengadaan Material

 

 

 

1.        

Rel R.54

119

92

6,088,097,408

2.        

Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis

113

87

3,522,612,504

3.        

Balas batu pecah uk.2-6 cm di site

112

86

3,148,269,504

Pekerjaan konstruksi pada area track

 

 

 

4.        

Mobilisasi & Demobilisasi

7

5

93,311,808

5.        

Membuat Direksi Keet

7

5

47,425,245

6.        

Membuat gudang

7

5

92,040,045

7.        

Menggali tanah untuk membuat tubuh jalan KA dan membuang

84

65

343,105,116

8.        

Perapian/Finishing Timbunan

7

5

153,036,624

9.        

Menghampar, meratakan sub balas berikut pemadatan

21

16

399,286,300

10.    

Menghampar, meratakan sub balas berikut pemadatan

21

16

326,902,380

11.    

Angkutan rel dari gudang ke lokasi pekerjaan

35

27

178,385,568

12.    

Pasang dan Stel Wesel R.54 (Termasuk Listring Wesel)

43

33

107,219,640

Pekerjaan Spoor Badug

 

 

 

13.    

Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug

7

5

19,510,737

Pekerjaan konstruksi pada area container yard (cy)

 

 

 

14.    

Sirtu

49

38

2,051,438,988

15.    

Macadam

49

38

3,543,998,988

16.    

Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material

133

102

9,343,499,886

17.    

Pengujian CBRI lapangan per 50 m per layer

133

102

37,800,000

���������� Sumber: RAB Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara ��������di Stasiun ��Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan

 

Cost slope adalah pertambahan biaya langsung untuk mempercepat suatu aktivitas per satuan waktu.

��� Cost Slope/ hari������ = �

���������������������� ��= �Rp. 505.956/hari

 

Tabel 3

Perhitungan Cost Slope Pada Alternatif

Penambahan Jam Kera (Lembur)

No

Uraian Kegiatan Pekerjaan

Crash Duration

Normal Cost (Rp)

Crash Cost (Rp)

Cost Slope (Rp)

Pekerjaan Pengadaan Material

 

 

 

  1.  

Rel R. 54

27

6,080,000,000

6,088,097,408

294,864

  1.  

Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis

26

3,514,815,000

3,522,612,504

299,019

  1.  

Balas batu pecah uk. 2-6 cm di site

26

3,140,472,000

3,148,269,504

301,689

Pekerjaan konstruksi pada area track

 

 

 

 

  1.  

Mobilisasi & Demobilisasi

2

92,712,000

93,311,808

371,310

  1.  

Membuat Direksi Keet

2

44,614,800

47,425,245

1,739,799

  1.  

Membuat gudang

2

89,229,600

92,040,045

1,405,223

  1.  

Menggali tanah untuk membuat tubuh jalan KA dan membuang

19

322,095,600

343,105,116

1,083,824

  1.  

Perapian/Finishing Timbunan

2

151,125,000

153,036,624

955,812

  1.  

Menghampar,meratakan balas berikut pemadatan

5

395,257,000

399,286,300

831,443

  1.  

Menghampar, meratakan sub balas berikut pemadatan

5

322,873,080

326,902,380

831,443

  1.  

Angkutan rel dari gudang ke lokasi pekerjaan

8

174,337,920

178,385,568

501,137

  1.  

Pasang dan Stel Wesel R.54 (Termasuk Listring Wesel)

10

96,162,000

107,219,640

1,114,336

Pekerjaan Spoor badug

 

 

 

 

  1.  

Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug

2

17,300,100

19,510,737

1,368,490

Pekerjaan konstruksi pada area container yard (cy)

 

 

 

 

  1.  

Sirtu

11

2,044,224,000

2,051,438,988

638,060

  1.  

Macadam

11

3,536,784,000

3,543,998,988

638,060

  1.  

Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material

31

9,327,815,250

9,343,499,886

511,028

  1.  

Pengujian CBR lapangan per 50m per layer

31

37,500,000

37,800,000

9,774

 

Dan Selanjutnya Akan Diuraikan Dengan Perhitungan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung dan Total Biaya Crashing Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur).

Tahap Normal:

Durasi normal�������� ��� = 273 hari

Biaya tidak lansgung = 2 % Biaya Total proyek + PPN 10% dari total biaya proyek

� ��������������������������������= (Rp. 979.510.729 + Rp. 4.897.553.645)

��������������������������������� = Rp. 5.877.064.374

Biaya langsung������ �� = Rp. 48.975.536.453

Total biaya ����������� ���= Biaya langsung + Biaya tidak langsung

��������������������������������� = Rp. 48.975.536.453 + Rp. 5.877.064.374

��������������������������������� = Rp. 54.852.600.827

Tahap Kompresi dengan durasi crashing maksimal:

Pekerjaan Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material:

Cost slope/hari ����� ����= Rp. 511.028

Durasi normal�������� ��� = 133 hari

Durasi dipercepat�� ��� = 102 hari

Total percepata������ ��� = 31 hari

Total durasi proyek��� = 242 hari

Tambahan biaya���� ��� = Rp. 511.028 x 31 hari

��������������������������������� �= Rp. 15.684.636

Biaya langsung������ ��� = Rp. 48.975.536.453 + Rp. 15.684.636

��������������������������������� �= Rp. 48.991.221.089

Biaya tidak langsung = (Rp. 5.877.064.374 � 273) x 242

��������������������������������� = Rp. 5.216.329.326

Total cost��� �������������� = Rp. 48.991.221.089 + Rp. 5.216.329.329

�������������� �������������������= Rp. 54.207.550.415

 

Tabel 4

Rekapitulasi Perhitungan Biaya Langsung Dan

Biaya Tidak Langsung Serta Total Cost Pada

Alternatif Penambahan Jam Kerja (Lembur)

No

Uraian Kegiatan

Biaya Langsung (Rp)

Biaya tidak langsung (Rp)

Total cost (Rp)

Pekerjaan Pengadaan Material

 

 

 

1.

Rel R.54

48,985,561,815

5,145,122,291

54,130,684,106

2.

Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis

48,983310,956

5,317,343,958

54,300,654913

3.

Balas batu pecah uk.2-6 cm di site

48,983,333,957

5,320,655,913

54,303,989,870

Pekerjaan konstruksi pada area track

4.

Mobilisasi & Demobilisasi

48,976,136,261

5,320,655,913

54,296,792,174

5.

Membuat Direksi keet

48,978,346,898

5,842,288,846

54,820,635,744

6.

Membuat��� gudang

48,978,346,898

5,834,008,958

54,812,355,856

7.

Menggali tanah untuk membuat tubuh jalan KA dan membuang

48,996,545,969

5,459,758,028

54,456,303,997

8.

Perapihan/finishing timbunan

48,977,448,077

5,834,008,958

5,4811,457,035

9.

Menghampar, meratakan balas berikut pemadatan

48,979,565,753

5,772,737,788

54752,303,541

10.

Menghampar, meratakan sub balas berikut pemadatan

48,979,565,753

5,772,737,788

54,752,303,541

11.

Angkutan rel dari Gudang ke lokasi pekerjaaan

48,979,584,101

5,703,186,730

54,682,770,831

12.

Pasang dan stel wesel R.54 (termasuk listring wesel)

48,986,594,093

5,703,186,730

54,689,780823

Pekerjaan Spoor Badug

13.

Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug

48,977,747,090

5,842,288,846

54,820,035,936

Pekerjaan konstruksi pada area container yard (cy)

14.

Sirtu

48,982,751,441

5,633,635,672

54,616,387,113

15.

Macadam

48,982,751,441

5,633,635,672

54,616,387113

16.

Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material

 

48,991,221,089

5,216,329,326

54,207,550,415

17.

Pengujian CBR lapangan per 50 m per layer

48,975,836,453

5,216,329,326

54,192,165,779

 

Berdasarkan tabel 4 untuk kompresian (penekanan) dilakukan pada item pekerjaan yang berada jalur kritis. Pada tahap tahap kompresian ternyata didapatkan jalur kritis baru yang berarti tahap kompresian tetap dilakukan sampai pada titik proyek dipersingkat (TPD) dari yang mempunyai cost slope terendah. Pada proyek pembangunan prasarana perkeretaapian jalur muat batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan ini cost slope terendah pada pekerjaan Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material.

 

 

 

B.  Crashing dengan penambahan shift kerja

Berikut contoh perhitungan pekerjaan Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material:

��� Produktivitas harian ���������������������� = Volume � Durasi normal

����������������������������������������������������������� = 143.504,85 � 133

����������������������������������������������������������� = 1079 m3/hari

��� Produktivitas sesudah crashing������ = Prod. Harian Normal � Jumlah Shift

����������������������������������������������������������� = 1079 � 2

����������������������������������������������������������� = 2158 m3/hari

��� Crash Duration������������������������������ = 143.504,85 + Produktivitas sesudah crashing

����������������������������������������������������������� = 143.504,85 + 2158

����������������������������������������������������������� = 67 hari

 

Tabel 5

Hasil Perhitungan Crash Duration Pada

Shift Kerja

No

Uraian Kegiatan Pekerjaan

Durasi Normal

Crash Duration

Pekerjaan Pengadaan Material

 

 

1.

Rel R.54

119

92

2.

Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis

113

87

3.

Balas batu pecah uk. 2-6 cm di site

112

86

Pekerjaan Konstruksi Pada area track

 

 

4.

Mobilisasi & Demobilisasi

7

5

5.

Membuat Direksi Keet

7

5

6.

Membuat Gudang

7

5

7.

Menggali tanah untuk membuat tubuh jalan KA dan membuang

84

65

8.

Perapian/Finishing Timbunan

7

5

9.

Menghampar,meratakan balas berikut pemadatan

21

16

10.

Menghampar, meratakan sub balas berikut pemadatan

21

16

11.

Angkutan rel dari gudang ke lokasi pekerjaan

35

27

12.

Pasang dan stel dari gudang ke lokasi pekerjaan

43

33

Pekerjaan Spoor badug

 

 

13.

Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug

7

5

Pekerjaan Konstruksi pada area container yard (cy)

 

 

14.

Sirtu

49

38

15.

Macadam

49

38

16.

Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material

133

102

17.

Pengujian CBR Lapangan per 50m per layer

133

102

������ Sumber: RAB Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian

������ Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan

 

�� Contoh perhitungan crash cost Timbunan tanah jalan KA dengan borrow material:

�� Shift Pertama ���������������������������������� = Jumlah pekerja x gaji pekerja per hari

�  Pekerja����������������������������������������������� = 2 x Rp. 72.700�������������������� = Rp. 145.400

�  Mandor���������������������������������� = 1 x Rp. 109.000������������������ = Rp. 109.000

�Shift Kedua��������������������������������������� = Jumlah pekerja x (jam kerja shift/shift kedua) x�� Gaji Pekerja per hari

�  �Pekerja���������������������������������� = 2 x (8/3) x Rp. 72.700�������� = Rp. 387.733

�  Mandor���������������������������������� = 1 x (8/3) x Rp. 109.000������ = Rp. 290.667

Total biaya����������������������������� = Rp. 145.000 + 109.000 + 387.733 + Rp. 290.667

����������������������������������������������� = Rp. 932.800

Crash Cost����������������������������� = Normal cost + (Crash duration x Rp. 932.800)

����������������������������������������������� = Rp. 9.327.815.250 + (102 x Rp. 932.800)

����������������������������������������������� = Rp. 9.423.247.865

 

Tabel 6

Perhitungan Crash Cost Pada Alternatif

Shift Kerja

No

Uraian Kegiatan Pekerjaan

Durasi Normal

Crash Cost (Rp)

Normal

Crash

Pekerjaan Pengadaan Material

 

 

 

1.        

Rel R.54

119

92

6,191,994,256

2.        

Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis

113

87

3,561,156,590

3.        

Balas batu pecah uk.2-6 cm di site

112

86

3,186,403,487

Pekerjaan konstruksi pada area track

 

 

 

4.        

Mobilisasi & Demobilisasi

7

5

95,582,718

5.        

Membuat Direksi Keet

7

5

50,420,492

6.        

Membuat gudang

7

5

96,559,267

7.        

Menggali tanah untuk membuat tubuh jalan KA dan membuang

84

65

451,266,062

8.        

Perapian/Finishing Timbunan

7

5

159,787,500

9.        

Menghampar, meratakan sub balas berikut pemadatan

21

16

418,937,462

10.    

Menghampar, meratakan sub balas berikut pemadatan

21

16

346,553,542

11.    

Angkutan rel dari gudang ke lokasi pekerjaan

35

27

199,451,766

12.    

Pasang dan Stel Wesel R.54 (Termasuk Listring Wesel)

43

33

162,284,974

Pekerjaan Spoor Badug

 

 

 

13.    

Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug

7

5

22,322,869

Pekerjaan konstruksi pada area container yard (cy)

 

 

 

14.    

Sirtu

49

38

2,089,430,897

15.    

Macadam

49

38

3,581,990,897

16.    

Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material

133

102

9,423,247,865

17.    

Pengujian CBRI lapangan per 50 m per layer

133

102

64,771,821

Sumber: RAB Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat

Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan.

 

Contoh untuk perhitungan Timbunan tanah tubuh KA dengan borrow material:

Cost Slope ����������������� �����������������������������������

������������������������������������ �������������������������=

����������������������������������������������������������� �������� =

����������������������������������������������������������� �������� = Rp. 3.078.471

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 7

Perhitungan Cost Slope Pada Alternatif

Shift Kerja

No

Uraian Kegiatan Pekerjaan

Crash Duration

Normal Cost (Rp)

Crash Cost (Rp)

Cost Slope (Rp)

Pekerjaan Pengadaan Material

 

 

 

  1.  

Rel R. 54

27

6,080,000,000

6,191,994,256

4.078.222

  1.  

Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis

26

3,514,815,000

3,561,156,590

1,782,369

  1.  

Balas batu pecah uk. 2-6 cm di site

26

3,140,472,000

3,186,403,487

1,766,596

Pekerjaan konstruksi pada area track

 

 

 

 

  1.  

Mobilisasi & Demobilisasi

2

92,712,000

95,582,718

1,435,359

  1.  

Membuat Direksi Keet

2

44,614,800

50,420,492

2,902,846

  1.  

Membuat gudang

2

89,229,600

96,559,267

3,664,833

  1.  

Menggali tanah untuk membuat tubuh jalan KA dan membuang

19

322,095,600

451,226,062

6,798,445

  1.  

Perapian/Finishing Timbunan

2

151,125,000

159,787,500

4,331,250

  1.  

Menghampar,meratakan balas berikut pemadatan

5

395,257,000

418,937,462

4,736,092

  1.  

Menghampar, meratakan sub balas berikut pemadatan

5

322,873,080

346,553,542

4,736,092

  1.  

Angkutan rel dari gudang ke lokasi pekerjaan

8

174,337,920

199,451,766

3,139,231

  1.  

Pasang dan Stel Wesel R.54 (Termasuk Listring Wesel)

10

96,162,000

162,284,974

6,612,297

Pekerjaan Spoor badug

 

 

 

 

  1.  

Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug

2

17,300,100

22,322,869

2,5111,385

Pekerjaan konstruksi pada area container yard (cy)

 

 

 

 

  1.  

Sirtu

11

2,044,224,000

2,089,430,897

4,109,718

  1.  

Macadam

11

3,536,784,000

3,581,990,897

4,109.718

  1.  

Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material

31

9,327,815,250

9,423,247,865

3,078,471

  1.  

Pengujian CBR lapangan per 50m per layer

31

37,500,000

37,800,000

879,736

 

Contoh dari perhitungan biaya langsung pada proyek, biaya tidak langsung dan total cost Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan pada kegiatan menghampar, meratakan balas berikut pemadatan:

��� Cost slope / hari ���������������� = Rp. 4.736.092

��� Durasi normal�������������������� = 21 hari

�� �Crash duration������������������� = 16 hari

�� �Total durasi proyek������������ = 268 hari

� Biaya langsung��������������������� = Rp. 48.975.536.453 + Rp. 4.736.092

����������������������������������������������� = Rp. 48.980.272.545

� Biaya tidak langsung������������ = (Rp. 5.877.064.374 � 273) x 268

����������������������������������������������� = Rp. 5.769.425.832

� Total Cost���������������������������� = Rp. 48.980.272.545+ Rp. 5.769.425.832

����������������������������������������������� = Rp. 54.749.698.378

 

Tabel 8

Rekapitulasi Perhitungan Biaya Langsung Dan

Biaya Tidak Langsung Serta Total Cost Pada

Alternatif Shift Kerja

No

Uraian Kegiatan

Biaya Langsung (Rp)

Biaya tidak langsung (Rp)

Total cost (Rp)

Pekerjaan Pengadaan Material

 

 

 

1.

Rel R.54

48,979,614,675

5,145,122,291

54,124,736,966

2.

Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis

48,977,318,822

5,317,343,958

54,294,662,780

3.

Balas batu pecah uk.2-6 cm di site

48,977,303,059

5,320,655,913

54,297,958,962

Pekerjaan konstruksi pada area track

4.

Mobilisasi & Demobilisasi

48,977,318,822

5,834,008,958

54,811,327,780

5.

Membuat Direksi keet

48,978,439,299

5,834,008,958

54,812,448,257

6.

Membuat��� gudang

48,979,201,286

5,834,008,958

54,813,210,244

7.

Menggali tanah untuk membuat tubuh jalan KA dan membuang

48,982,334,898

5,459,758,028

54,442,092,927

8.

Perapihan/finishing timbunan

48,979,867,703

5,834,008,958

54,813,876,661

9.

Menghampar, meratakan balas berikut pemadatan

48,979,867,703

5,772,737,788

54,753,010,333

10.

Menghampar, meratakan sub balas berikut pemadatan

48,980,272,545

5,772,737,788

54,681,862,414

11.

Angkutan rel dari Gudang ke lokasi pekerjaaan

48,978,978,684

5,703,186,730

54,812,056,795

12.

Pasang dan stel wesel R.54 (termasuk listring wesel)

 

5,663,443,269

54,645,592,019

Pekerjaan Spoor Badug

13.

Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug

48,977,747,090

5,834,008,958

54,812,056,795

Pekerjaan konstruksi pada area container yard (cy)

14.

Sirtu

48,982,751,441

5,633,635,672

54,613,218,843

15.

Macadam

48,982,751,441

5,633,635,672

54,613,281,843

16.

Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material

 

48,991,221,089

5,216,329,326

54,194,944,251

17.

Pengujian CBR lapangan per 50 m per layer

48,975,836,453

5,216,329,326

54,192,745,516

 

Setelah biaya langsung, biaya tidak langsung dan total cost dari kedua alternatif tersebut telah diketahui langkah selanjutnya adalah membuat grafik hubungan biaya dan waktu dari kedua alternatif tersebut. Dan dari grafik ini bisa mengetahui hubungan antara biaya dan waktu guna membantu dalam menentukan waktu dan biaya optimal pada Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan.

 

Gambar 3

Grafik Hubungan antara Biaya dengan Waktu dengan

Adanya Penambahan

Jam Kerja (Lembur) Pada Proyek Stasiun Sukacinta

 

 

 

 

 

 

Gambar 4

Grafik Hubungan Antara Biaya Dengan Waktu

Dengan Alternatif Shif Pekerjaan di Stasiun Sukacinta

 

Kesimpulan��������������������������������������������������������������

Dari Analisa olah data serta pembahasan yang dilakukan pada Pembangunan Proyek Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1) Proyek Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan memiliki durasi normal sebanyak 273 hari dengan biaya total sebesar Rp. 54.852.600.827 Untuk alternatif penambahan jam kerja diperlukan beberapa kali crashing dengan durasi optimum sebesar Rp. 54. 130.684.106 Sedangkan untuk alternatif shift kerja didapatkan total cost Rp. 54.124.736.966.� Dari kedua kondisi yang ada alternatif percepatan yang dipilih adalah dalam mempersingkat durasi Proyek Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan adalah dengan menerapkan metode shift kerja. Setelah dilakukannya percepatan dengan metode crashing alternatif penambahan jam kerja menghasilkan pengurangan total cost sebesar Rp. 721.916.721 sementara itu untuk metode alternatif shift kerja terjadi pengurangan total cost sebesar Rp.727.863.861. 2) Biaya mempercepat durasi proyek penambahan jam kerja (lembur) dan shift kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan apabila mengalami keterlambatan dan dikenakan biaya.

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Anak, G. P. O. D. A. N., & Nur, R. A. (2018). Pengendalian Biaya Dan Waktu Pada Proyek Penyelesaian. Google Scholar

 

Aulia, D., Ayu, S. F., & Nefonafratilova, N. (2017). Analisis Perbandingan Biaya Langsung (Direct Cost) dan Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) pada Pasien Stroke Di Rumah Sakit. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, 2 (2). Google Scholar

 

Batara, D. Y. (2017). Optimasi waktu dan biaya proyek menggunakan metode tcto (time cost trade off) pada pembangunan gedung ruang kelas smk negeri 2 malang. Itn Malang. Google Scholar

 

Fatimah, S. (2019). Pengantar Transportasi. Myria Publisher. Google Scholar

 

Hafizh, A. (2018). Analisis Biaya dan Waktu Proyek dalam Proses Kinerja dengan Metode Earned Value (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Rusunami Medan). Google Scholar

 

Jaya, T. R. I. K. P. (2017). Kajian Kelayakan Pembangunan Jalur Kereta Api Antara Kulon Progo�Parangtritis. Uajy. Google Scholar

 

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan. (2017). Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah. Modul Pengendalian Pelaksanaan Proyek. Semarang. Google Scholar

 

Malifa, Y., Dundu, A. K. T., & Malingkas, G. Y. (2019). Analisis Percepatan Waktu Dan Biaya Proyek Konstruksi Menggunakan Metode Crashing (Studi Kasus: Pembangunan Rusun Iain Manado). Jurnal Sipil Statik, 7 (6). Google Scholar

 

Nasrul, O. (2019). Pemanfaatan Tanah Aset PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat Oleh Pihak Ketiga. Soumatera Law Review, 2 (1), 150�171. Google Scholar

 

Priyo, M., & Sudiro, S. (2017). Studi Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode Time Cost Trade Off pada Proyek Konstruksi: Studi Kasus Proyek Jalan Bugel-Galur-Poncosari Cs. Tahap I, Provinsi DI Yogyakarta. Semesta Teknika, 20 (2), 172�186. Google Scholar

 

Priyo, M., & Sumanto, A. (2016). Analisis Percepatan Waktu Dan Biaya Proyek Konstruksi Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur) Menggunakan Metode Time Cost Trade Off: Studi Kasus Proyek Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir. Semesta Teknika, 19 (1), 1�15. Google Scholar

 

 

 

 

Pujiono, B. (2017). Konsep Manajemen Proyek. Last Modified. Google Scholar

 

Septian, P., Muhammad, F., & Samsul, B. (2017). Optimasi Biaya Dan Waktu Proyek Konstruksi Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur) Dibandingkan Dengan Penambahantenaga Kerja Menggunakan Metode Time Cost Trade Off. Google Scholar

 

Sibarani, H. (2017). Analisis Percepatan Waktu Proyek Gedung Pastoran Dengan Menambah Jam Kerja Optimum. Google Scholar

 

Siswanto, A. B., & Salim, M. A. (2019). Manajemen Proyek. CV. Pilar Nusantara. Google Scholar

 

Copyright holder:

Apriani Hotmaida Pandiangan, Akhmad Dofir (2021)

 

First publication right:

Jurnal Syntax Admiration

 

This article is licensed under: