Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 2 No. 10 Oktober 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
Apriani Hotmaida Pandiangan,
Akhmad Dofir
Universitas Pancasila, Jakarta Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 25 September 2021 Direvisi 05 Oktober 2021 Disetujui 15 Oktober 2021 |
Wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan sekitarnya
dibidang ekspolarasi sumber daya alam
terutama batubara meningkat dari waktu ke waktu,
seiring dengan meningkatnya permintaan batubara, maka perlu adanya pengembangan pembangunan prasarana untuk peningkatan kapasitas muat dan bongkar batubara dari hasil penambangan ke kereta api
dan dari kereta api ke moda
lain (angkutan sungai).
Dan dalam hal ini perencanaan, pengendalian biaya serta waktu merupakan
ruang lingkup dari manajemen proyek konstruksi secara keseluruhan, selain itu dari
segi kualitas, prestasi dari suatu proyek dapat pula dinilai dari segi biaya
dan waktu, dan pada penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengoptimalkan
percepatan durasi proyek dan untuk mengetahui efisiensi waktu dan biaya dengan menggunakan metode alternatif penambahan jam kerja (lembur) dan shift kerja. Studi kasus ini
mengambil penelitian dari Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta Provinsi Sumatera
Selatan. Adapun data yang dibutuhkan seperti kurva S, Rekapitulasi perhitungan proyek, Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan
daftar harga satuan upah kerja. ABSTRACT The area of South Sumatra Province and its surroundings in the field of natural resource exploration, especially coal, is increasing from time to time, along with the increasing demand for coal, it is necessary to develop infrastructure development to increase the loading and unloading capacity of coal from mining to trains and from trains to other modes. (river transportation). And in this case planning, cost and time control are the scope of the overall construction project management, in addition to quality, the achievements of a project can also be assessed in terms of cost and time, and in this research it was carried out with the aim of optimizing acceleration project duration and to determine time and cost efficiency by using alternative methods of adding working hours (overtime) and work shifts. This case study draws on research from the Coal Loading Line Railway Infrastructure Development Project at Sukacinta Station, South Sumatra Province. The data needed is the S curve, recapitulation of project calculations, the Budget Plan (RAB), and a list of unit prices for work wages. |
Kata Kunci: eksplorasi; shift; lembur; alternatif Keywords: exploration; shift; overtime; alternative |
Pendahuluan
Wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan sekitarnya dibidang ekspolarasi sumber daya alam terutama batubara meningkat dari waktu ke waktu, maka Provinsi Sumatera Selatan memaksimalkan target mencapai 22,7 ton per tahun. Seiring dengan meningkatnya permintaan batubara, maka perlu adanya pengembangan pembangunan prasarana untuk peningkatan kapasitas muat dan bongkar batubara dari hasil penambangan ke kereta api dan dari kereta api ke moda lain (angkutan sungai). Dan saat ini sarana perkeretaapian di Sumatera Selatan berkembang pesat hingga sekarang terutama pada kereta api logistik yang memuat batubara. Beberapa titik di stasiun yang melakukan aktivitas muat dan bongkar batubara. Salah satu diantaranya adalah Stasiun Sukacinta yang berada di Lahat sebagai stasiun muat batubara, yang tentunya memudahkan dari segi pengangkutan batubara. Supaya pasokan batubara terpenuhi maka dibangunlah jalur-jalur khusus pada beberapa stasiun untuk dapat memasok batubara pada saat pengangkutan dalam hal ini adalah Stasiun Sukacinta yang berada di Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan dan Stasiun Serdang yang berada di Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Namun dalam pengadaan konstruksi prasarana tersebut harus menjadi prioritas untuk menujang angkutan batubara khususnya dengan menggunakan angkutan kereta api, PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan pembangunan prasarana berupa Pembangunan Prasarana Pendukung Angkutan Batubara di Stasiun Sukacinta dan Stasiun Serdang, Provinsi Sumatera Selatan. Pelaksanaan konstruksi akan berkaitan dengan beberapa aspek quality control, dan manajemen. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batuabara di Stasiun Sukacinta dan Jalur Bongkar Batubara di Stasiun Serdang Sumatera Selatan ini diharapkan memberikan kemudahan dalam segi pengangkutan batubara dan dapat memberikan manfaat untuk produksi batubara guna mencapai hasil yang ditargetkan dan menjadi alternatif untuk kegiatan pengiriman batubara di Sumatera Selatan (Nasrul, 2019).
Dan dalam hal ini perencanaan, pengendalian biaya serta waktu merupakan ruang lingkup dari manajemen proyek konstruksi secara keseluruhan, selain itu dari segi kualitas, prestasi suatu proyek dapat dinilai dari segi biaya dan waktu selama masa konstruksi berlangsung. Biaya yang telah dikeluarkan serta waktu yang telah digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan harus diukur secara lanjut penyimpangannya terhadap rencana. Adanya penyimpangan biaya dan waktu yang signifikan merupakan gejala dari pengelolaan proyek yang kurang baik. Dengan adanya indikator prestasi dari segi biaya dan waktu dapat memungkinkan tindakan pencegahan agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan rencana yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam proses pelaksanaan suatu proyek konstruksi terdiri dari berbagai macam aktivitas didalamnya yang tentunya saling berkaitan satu sama lain. Dengan adanya keterlambatan antara satu pekerjaan dengan yang lainnya dapat menyebabkan keterlambatan proyek konstruksi yang dimana aktivitas tersebut saling keterkaitan antara satu dengan lainnya. Dengan adanya keterlambatan dalam pelaksanaan proyek konstruksi dapat diatasi dengan beberapa kegiatan antara lain dengan melakukan percepatan pekerjaan dilapangan agar dapat mencapai target rencana. Namun dalam pelaksanaanya harus memperhatikan faktor biaya yang terjadi sehingga hasil yang diharapkan dengan biaya minimum tanpa mengabaikan mutu atau spesifikasi yang sesuai standar yang telah ditetapkan. Dan beberapa dapat dilakukan untuk mengatasi keterlambatan suatu proyek yaitu dengan cara meningkatkan produktivitas tenaga kerja sebagai upaya mempercepat durasi aktivitas, penambahan shift pekerjaan, penambahan jam kerja, ataupun dengan penambahan alat bantu yang lebih produktif, dan melakukan update yang rutin atas jalur kritis (CPM).
Secara umum penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Untuk dapat mengoptimalkan biaya pada Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan.
b. Untuk mengetahui efisiensi biaya setalah dilakukannya percepatan pada proyek pembangunan dengan menggunakan alternatif penambahan jam kerja (lembur) dan shift kerja Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan latar belakang di atas dengan mengambil studi kasus pada Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan, maka diambil rumusan masalah sebagai berikut (Jaya, 2017):
a. Bagaimana mengoptimalkan percepatan durasi Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan?
b. Bagaimana efisensi waktu dan biaya setelah dilakukannya percepatan Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan?
Metode Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Desa Sukmarga, kecamatan Merapi barat dan kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Gambar 2
Lokasi Proyek di stasiun
sukacinta
Dalam melakukan penelitian,
data yang dikumpulkan akan digunakan untuk memecahkan masalah yang ada sehingga data tersebut harus benar-benar dapat dipercaya dan akurat. Dalam suatu penelitian
ilmiah, metode pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan terpercaya, serta keadaan yang sebenarnya dilapangan.
�
Data Primer
Data primer penelitian ini diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara� langsung melalui pengamatan atau inspeksi lapangan untuk mengetahui gambaran umum lokasi penelitian, dan kesesuaian keadaan dilapangan.
�
Data Sekunder
Data sekunder penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan data kondisi umum proyek pada Pekerjaan Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara Di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan dan dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari studi literatur,jurnal dan buku-buku terkait penelitian tersebut.
Tahapan pekerjaan
dan durasi normal yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat
Batubara di Stasiun Sukacinta,
Provinsi Sumatera Selatan didapatkan
dari identifikasi jadwal pelaksanaan proyek didalam laporan harian konsultan supervisi proyek PT Transmikons Brahmanakudra (Fatimah,
2019). Tahapan pekerjaan
dan durasi normal yang dipakai
untuk penelitian ini sama dengan
durasi aktual yang terjadi dilapangan didalam proses pelaksanaannya.
A. Penambahan jam kerja (lembur)
dengan crashing
a.
Produktivitas harian������������� ����=��
b.
Produktivitas/jam������������������ ���=��
c.
Produktivitas sesudah crashing = Produktivitas
harian + (3 x produktivitas/jam
x 0.8)
d.
Crash duration������������������������� =
Berikut contoh untuk pekerjaan Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material:
� Produktivitas harian����������� ������=
������������������������������������������������
= 1079 m�/hari
� Produktivitas/jam ���������������������=
������������������������������������������������
= 135 m�/hari/jam
� Produktivitas sesudah crashing �= 1079+ (3 x 135 x 0.8)
������������������������������������������������
= 1403 m�/hari
� Crash duration��
�����������������������=
������������������������������������������������
= 102 hari
Tabel 1
Hasil Perhitungan
Crash Duration Pada
Alternatif Penambahan Kerja
No |
Uraian Kegiatan Pekerjaan |
Durasi Normal |
Crash Duration |
Pekerjaan Pengadaan
Material |
|
|
|
1. |
Rel
R.54 |
119 |
92 |
2. |
Bantalan beton
lengkap dengan penambat elastis |
113 |
87 |
3. |
Balas batu pecah uk. 2-6 cm di site |
112 |
86 |
Pekerjaan Konstruksi
Pada area track |
|
|
|
4. |
Mobilisasi
& Demobilisasi |
7 |
5 |
5. |
Membuat Direksi
Keet |
7 |
5 |
6. |
Membuat Gudang |
7 |
5 |
7. |
Menggali tanah
untuk membuat tubuh jalan KA dan membuang |
84 |
65 |
8. |
Perapian/Finishing Timbunan |
7 |
5 |
9. |
Menghampar,meratakan balas berikut pemadatan |
21 |
16 |
10. |
Menghampar,
meratakan sub balas berikut pemadatan |
21 |
16 |
11. |
Angkutan rel
dari gudang ke lokasi pekerjaan |
35 |
27 |
12. |
Pasang
dan stel dari gudang ke lokasi
pekerjaan |
43 |
33 |
Pekerjaan Spoor badug |
|
|
|
13. |
Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug |
7 |
5 |
Pekerjaan Konstruksi
pada area container yard (cy) |
|
|
|
14. |
Sirtu |
49 |
38 |
15. |
Macadam |
49 |
38 |
16. |
Timbunan tanah
tubuh jalan KA dengan borrow material |
133 |
102 |
17. |
Pengujian
CBR Lapangan per 50m per layer |
133 |
102 |
�Sumber: RAB Proyek Pembangunan
Prasarana Perkeretaapian
����
��������Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera
Selatan
Lalu dalam suatu crashing crash cost dimana crash cost tersebut
menunjukan biaya langsung pada kondisi yang terpendek untuk menyelesaikan aktivitasnya, digunakan dengan rumus sebagai berikut:
� Pekerja������������� �= Rp. 9.088/jam
� Tukang������������� �= Rp. 11.350/jam
� Mandor������ �������= Rp. 12.488/jam
� Kep. Tukang����� = Rp.
13.625/jam
Upah lembur untuk pekerjaan Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material dengan durasi crashing
maksimal adalah:
Biaya lembur 1 hari 3 jam:
� Jenis Pekerjaan�� = Jumlah Pekerja x (jam lembur x Total crash x [1,5 x gaji
1 �������jam upah
normal) + (2 x 2 x gaji 1 jam upah
normal)]
� Pekerja��������������� = 2 x (3 x 31 x (Rp. 9.088 x
1.5) + (Rp. 9.088 x 2 x 2))
���������������������������������� = Rp.
9.297.024
� Mandor�������������� = 2 x (3 x 31 x (Rp. 12.488 x
1.5) + (Rp. 12.488 x 2 x 2))
��������������������������� = Rp. 6.387.612
Tabel 2
Perhitungan Crash Cost Pada Alternatif
Penambahan Jam Kerja (Lembur)
No |
Uraian Kegiatan Pekerjaan |
Durasi Normal |
Crash Cost (Rp) |
|
Normal |
Crash |
|||
Pekerjaan Pengadaan
Material |
|
|
|
|
1. |
Rel R.54 |
119 |
92 |
6,088,097,408 |
2. |
Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis |
113 |
87 |
3,522,612,504 |
3. |
Balas
batu pecah uk.2-6 cm di site |
112 |
86 |
3,148,269,504 |
Pekerjaan konstruksi
pada area track |
|
|
|
|
4. |
Mobilisasi
& Demobilisasi |
7 |
5 |
93,311,808 |
5. |
Membuat Direksi Keet |
7 |
5 |
47,425,245 |
6. |
Membuat gudang |
7 |
5 |
92,040,045 |
7. |
Menggali tanah untuk membuat
tubuh jalan KA dan membuang |
84 |
65 |
343,105,116 |
8. |
Perapian/Finishing
Timbunan |
7 |
5 |
153,036,624 |
9. |
Menghampar,
meratakan sub balas berikut pemadatan |
21 |
16 |
399,286,300 |
10. |
Menghampar,
meratakan sub balas berikut pemadatan |
21 |
16 |
326,902,380 |
11. |
Angkutan rel dari gudang
ke lokasi pekerjaan |
35 |
27 |
178,385,568 |
12. |
Pasang dan Stel
Wesel R.54 (Termasuk Listring
Wesel) |
43 |
33 |
107,219,640 |
Pekerjaan Spoor Badug |
|
|
|
|
13. |
Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug |
7 |
5 |
19,510,737 |
Pekerjaan konstruksi
pada area container yard (cy) |
|
|
|
|
14. |
Sirtu |
49 |
38 |
2,051,438,988 |
15. |
Macadam |
49 |
38 |
3,543,998,988 |
16. |
Timbunan tanah tubuh jalan
KA dengan borrow material |
133 |
102 |
9,343,499,886 |
17. |
Pengujian
CBRI lapangan per 50 m per layer |
133 |
102 |
37,800,000 |
���������� Sumber: RAB Proyek Pembangunan Prasarana
Perkeretaapian Jalur Muat
Batubara ��������di Stasiun ��Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan
Cost
slope adalah pertambahan biaya langsung untuk mempercepat suatu aktivitas per satuan waktu.
��� Cost Slope/ hari������ = �
���������������������� ��= �Rp. 505.956/hari
Tabel
3
Perhitungan
Cost Slope Pada Alternatif
Penambahan
Jam Kera (Lembur)
No |
Uraian Kegiatan Pekerjaan |
Crash Duration |
Normal Cost (Rp) |
Crash Cost (Rp) |
Cost Slope (Rp) |
Pekerjaan Pengadaan
Material |
|
|
|
||
|
Rel
R. 54 |
27 |
6,080,000,000 |
6,088,097,408 |
294,864 |
|
Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis |
26 |
3,514,815,000 |
3,522,612,504 |
299,019 |
|
Balas
batu pecah uk. 2-6 cm di
site |
26 |
3,140,472,000 |
3,148,269,504 |
301,689 |
Pekerjaan konstruksi
pada area track |
|
|
|
|
|
|
Mobilisasi
& Demobilisasi |
2 |
92,712,000 |
93,311,808 |
371,310 |
|
Membuat Direksi Keet |
2 |
44,614,800 |
47,425,245 |
1,739,799 |
|
Membuat gudang |
2 |
89,229,600 |
92,040,045 |
1,405,223 |
|
Menggali tanah untuk membuat
tubuh jalan KA dan membuang |
19 |
322,095,600 |
343,105,116 |
1,083,824 |
|
Perapian/Finishing
Timbunan |
2 |
151,125,000 |
153,036,624 |
955,812 |
|
Menghampar,meratakan balas berikut pemadatan |
5 |
395,257,000 |
399,286,300 |
831,443 |
|
Menghampar,
meratakan sub balas berikut pemadatan |
5 |
322,873,080 |
326,902,380 |
831,443 |
|
Angkutan rel dari gudang
ke lokasi pekerjaan |
8 |
174,337,920 |
178,385,568 |
501,137 |
|
Pasang dan Stel
Wesel R.54 (Termasuk Listring
Wesel) |
10 |
96,162,000 |
107,219,640 |
1,114,336 |
Pekerjaan Spoor badug |
|
|
|
|
|
|
Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug |
2 |
17,300,100 |
19,510,737 |
1,368,490 |
Pekerjaan konstruksi
pada area container yard (cy) |
|
|
|
|
|
|
Sirtu |
11 |
2,044,224,000 |
2,051,438,988 |
638,060 |
|
Macadam |
11 |
3,536,784,000 |
3,543,998,988 |
638,060 |
|
Timbunan tanah tubuh jalan
KA dengan borrow material |
31 |
9,327,815,250 |
9,343,499,886 |
511,028 |
|
Pengujian
CBR lapangan per 50m per layer |
31 |
37,500,000 |
37,800,000 |
9,774 |
Dan Selanjutnya Akan Diuraikan Dengan Perhitungan Biaya Langsung, Biaya Tidak Langsung
dan Total Biaya Crashing
Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur).
Tahap Normal:
Durasi normal�������� ��� = 273 hari
Biaya tidak lansgung
= 2 % Biaya Total proyek +
PPN 10% dari total biaya proyek
� ��������������������������������= (Rp. 979.510.729 + Rp. 4.897.553.645)
��������������������������������� = Rp. 5.877.064.374
Biaya langsung������ �� =
Rp. 48.975.536.453
Total biaya ����������� ���= Biaya langsung + Biaya tidak langsung
��������������������������������� = Rp. 48.975.536.453
+ Rp. 5.877.064.374
��������������������������������� = Rp. 54.852.600.827
Tahap Kompresi dengan durasi crashing maksimal:
Pekerjaan Timbunan tanah tubuh jalan
KA dengan borrow material:
Cost
slope/hari ����� ����=
Rp. 511.028
Durasi normal�������� ��� = 133 hari
Durasi dipercepat�� ��� =
102 hari
Total percepata������ ��� = 31 hari
Total durasi proyek��� = 242 hari
Tambahan biaya���� ��� =
Rp. 511.028 x 31 hari
��������������������������������� �= Rp. 15.684.636
Biaya langsung������ ���
= Rp. 48.975.536.453 + Rp. 15.684.636
��������������������������������� �= Rp. 48.991.221.089
Biaya tidak langsung
= (Rp. 5.877.064.374 � 273) x 242
��������������������������������� = Rp. 5.216.329.326
Total cost��� �������������� = Rp. 48.991.221.089
+ Rp. 5.216.329.329
�������������� �������������������= Rp. 54.207.550.415
Tabel 4
Rekapitulasi Perhitungan Biaya Langsung Dan
Biaya Tidak Langsung
Serta Total Cost Pada
Alternatif Penambahan Jam Kerja (Lembur)
No |
Uraian Kegiatan |
Biaya Langsung (Rp) |
Biaya tidak langsung (Rp) |
Total cost (Rp) |
Pekerjaan Pengadaan Material |
|
|
|
|
1. |
Rel R.54 |
48,985,561,815 |
5,145,122,291 |
54,130,684,106 |
2. |
Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis |
48,983310,956 |
5,317,343,958 |
54,300,654913 |
3. |
Balas batu pecah uk.2-6 cm di
site |
48,983,333,957 |
5,320,655,913 |
54,303,989,870 |
Pekerjaan konstruksi
pada area track |
||||
4. |
Mobilisasi & Demobilisasi |
48,976,136,261 |
5,320,655,913 |
54,296,792,174 |
5. |
Membuat Direksi keet |
48,978,346,898 |
5,842,288,846 |
54,820,635,744 |
6. |
Membuat��� gudang |
48,978,346,898 |
5,834,008,958 |
54,812,355,856 |
7. |
Menggali tanah untuk membuat tubuh jalan KA dan membuang |
48,996,545,969 |
5,459,758,028 |
54,456,303,997 |
8. |
Perapihan/finishing timbunan |
48,977,448,077 |
5,834,008,958 |
5,4811,457,035 |
9. |
Menghampar, meratakan balas berikut pemadatan |
48,979,565,753 |
5,772,737,788 |
54752,303,541 |
10. |
Menghampar, meratakan sub balas berikut pemadatan |
48,979,565,753 |
5,772,737,788 |
54,752,303,541 |
11. |
Angkutan rel dari
Gudang ke lokasi pekerjaaan |
48,979,584,101 |
5,703,186,730 |
54,682,770,831 |
12. |
Pasang dan stel wesel R.54 (termasuk listring wesel) |
48,986,594,093 |
5,703,186,730 |
54,689,780823 |
Pekerjaan Spoor Badug |
||||
13. |
Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug |
48,977,747,090 |
5,842,288,846 |
54,820,035,936 |
Pekerjaan konstruksi
pada area container yard (cy) |
||||
14. |
Sirtu |
48,982,751,441 |
5,633,635,672 |
54,616,387,113 |
15. |
Macadam |
48,982,751,441 |
5,633,635,672 |
54,616,387113 |
16. |
Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material |
48,991,221,089 |
5,216,329,326 |
54,207,550,415 |
17. |
Pengujian CBR lapangan per 50 m
per layer |
48,975,836,453 |
5,216,329,326 |
54,192,165,779 |
Berdasarkan tabel 4 untuk kompresian (penekanan) dilakukan pada item pekerjaan yang berada jalur kritis. Pada tahap tahap kompresian ternyata didapatkan jalur kritis baru yang berarti tahap kompresian tetap dilakukan sampai pada titik proyek dipersingkat (TPD) dari yang mempunyai cost slope terendah. Pada proyek pembangunan prasarana perkeretaapian jalur muat batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan ini cost slope terendah pada pekerjaan Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material.
B.
Crashing dengan penambahan
shift kerja
Berikut contoh perhitungan pekerjaan Timbunan tanah tubuh
jalan KA dengan borrow
material:
��� Produktivitas harian ���������������������� =
Volume � Durasi normal
����������������������������������������������������������� =
143.504,85 � 133
����������������������������������������������������������� =
1079 m3/hari
��� Produktivitas sesudah crashing������ = Prod. Harian Normal � Jumlah Shift
����������������������������������������������������������� = 1079 � 2
����������������������������������������������������������� = 2158 m3/hari
��� Crash Duration������������������������������ = 143.504,85 + Produktivitas sesudah crashing
����������������������������������������������������������� =
143.504,85 + 2158
����������������������������������������������������������� =
67 hari
Tabel 5
Hasil Perhitungan
Crash Duration
Pada
Shift Kerja
No |
Uraian Kegiatan Pekerjaan |
Durasi Normal |
Crash Duration |
Pekerjaan Pengadaan
Material |
|
|
|
1. |
Rel
R.54 |
119 |
92 |
2. |
Bantalan beton
lengkap dengan penambat elastis |
113 |
87 |
3. |
Balas batu pecah uk. 2-6 cm di site |
112 |
86 |
Pekerjaan Konstruksi
Pada area track |
|
|
|
4. |
Mobilisasi
& Demobilisasi |
7 |
5 |
5. |
Membuat Direksi
Keet |
7 |
5 |
6. |
Membuat Gudang |
7 |
5 |
7. |
Menggali tanah
untuk membuat tubuh jalan KA dan membuang |
84 |
65 |
8. |
Perapian/Finishing Timbunan |
7 |
5 |
9. |
Menghampar,meratakan balas berikut pemadatan |
21 |
16 |
10. |
Menghampar,
meratakan sub balas berikut pemadatan |
21 |
16 |
11. |
Angkutan rel
dari gudang ke lokasi pekerjaan |
35 |
27 |
12. |
Pasang
dan stel dari gudang ke lokasi
pekerjaan |
43 |
33 |
Pekerjaan Spoor badug |
|
|
|
13. |
Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug |
7 |
5 |
Pekerjaan Konstruksi
pada area container yard (cy) |
|
|
|
14. |
Sirtu |
49 |
38 |
15. |
Macadam |
49 |
38 |
16. |
Timbunan tanah
tubuh jalan KA dengan borrow material |
133 |
102 |
17. |
Pengujian
CBR Lapangan per 50m per layer |
133 |
102 |
������ Sumber: RAB Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian
������ Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan
�� Contoh perhitungan crash cost Timbunan tanah jalan KA dengan borrow material:
�� Shift Pertama ���������������������������������� = Jumlah pekerja x gaji pekerja per hari
�
Pekerja����������������������������������������������� =
2 x Rp. 72.700�������������������� = Rp.
145.400
�
Mandor���������������������������������� = 1 x Rp.
109.000������������������ = Rp. 109.000
�Shift Kedua��������������������������������������� = Jumlah pekerja x (jam kerja shift/shift kedua) x�� Gaji Pekerja per hari
�
�Pekerja���������������������������������� =
2 x (8/3) x Rp. 72.700�������� = Rp.
387.733
�
Mandor���������������������������������� = 1 x (8/3) x
Rp. 109.000������ = Rp. 290.667
Total biaya����������������������������� = Rp. 145.000 +
109.000 + 387.733 + Rp. 290.667
����������������������������������������������� =
Rp. 932.800
Crash
Cost����������������������������� = Normal cost + (Crash duration x Rp. 932.800)
����������������������������������������������� = Rp. 9.327.815.250 + (102 x Rp. 932.800)
����������������������������������������������� = Rp. 9.423.247.865
Tabel 6
Perhitungan Crash Cost Pada
Alternatif
Shift Kerja
No |
Uraian Kegiatan Pekerjaan |
Durasi Normal |
Crash Cost (Rp) |
|
Normal |
Crash |
|||
Pekerjaan Pengadaan
Material |
|
|
|
|
1. |
Rel R.54 |
119 |
92 |
6,191,994,256 |
2. |
Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis |
113 |
87 |
3,561,156,590 |
3. |
Balas
batu pecah uk.2-6 cm di site |
112 |
86 |
3,186,403,487 |
Pekerjaan konstruksi
pada area track |
|
|
|
|
4. |
Mobilisasi
& Demobilisasi |
7 |
5 |
95,582,718 |
5. |
Membuat Direksi Keet |
7 |
5 |
50,420,492 |
6. |
Membuat gudang |
7 |
5 |
96,559,267 |
7. |
Menggali tanah untuk membuat
tubuh jalan KA dan membuang |
84 |
65 |
451,266,062 |
8. |
Perapian/Finishing
Timbunan |
7 |
5 |
159,787,500 |
9. |
Menghampar,
meratakan sub balas berikut pemadatan |
21 |
16 |
418,937,462 |
10. |
Menghampar,
meratakan sub balas berikut pemadatan |
21 |
16 |
346,553,542 |
11. |
Angkutan rel dari gudang
ke lokasi pekerjaan |
35 |
27 |
199,451,766 |
12. |
Pasang dan Stel
Wesel R.54 (Termasuk Listring
Wesel) |
43 |
33 |
162,284,974 |
Pekerjaan Spoor Badug |
|
|
|
|
13. |
Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug |
7 |
5 |
22,322,869 |
Pekerjaan konstruksi
pada area container yard (cy) |
|
|
|
|
14. |
Sirtu |
49 |
38 |
2,089,430,897 |
15. |
Macadam |
49 |
38 |
3,581,990,897 |
16. |
Timbunan tanah tubuh jalan
KA dengan borrow material |
133 |
102 |
9,423,247,865 |
17. |
Pengujian
CBRI lapangan per 50 m per layer |
133 |
102 |
64,771,821 |
Sumber: RAB Proyek Pembangunan Prasarana
Perkeretaapian Jalur Muat
Batubara di Stasiun
Sukacinta, Provinsi Sumatera
Selatan.
Contoh untuk perhitungan Timbunan tanah tubuh KA dengan borrow material:
Cost
Slope ����������������� �����������������������������������
������������������������������������ �������������������������=
����������������������������������������������������������� �������� =
����������������������������������������������������������� �������� = Rp. 3.078.471
Tabel 7
Perhitungan
Cost Slope Pada Alternatif
Shift
Kerja
No |
Uraian Kegiatan Pekerjaan |
Crash Duration |
Normal Cost (Rp) |
Crash Cost (Rp) |
Cost Slope (Rp) |
Pekerjaan Pengadaan
Material |
|
|
|
||
|
Rel
R. 54 |
27 |
6,080,000,000 |
6,191,994,256 |
4.078.222 |
|
Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis |
26 |
3,514,815,000 |
3,561,156,590 |
1,782,369 |
|
Balas
batu pecah uk. 2-6 cm di
site |
26 |
3,140,472,000 |
3,186,403,487 |
1,766,596 |
Pekerjaan konstruksi
pada area track |
|
|
|
|
|
|
Mobilisasi
& Demobilisasi |
2 |
92,712,000 |
95,582,718 |
1,435,359 |
|
Membuat Direksi Keet |
2 |
44,614,800 |
50,420,492 |
2,902,846 |
|
Membuat gudang |
2 |
89,229,600 |
96,559,267 |
3,664,833 |
|
Menggali tanah untuk membuat
tubuh jalan KA dan membuang |
19 |
322,095,600 |
451,226,062 |
6,798,445 |
|
Perapian/Finishing
Timbunan |
2 |
151,125,000 |
159,787,500 |
4,331,250 |
|
Menghampar,meratakan balas berikut pemadatan |
5 |
395,257,000 |
418,937,462 |
4,736,092 |
|
Menghampar,
meratakan sub balas berikut pemadatan |
5 |
322,873,080 |
346,553,542 |
4,736,092 |
|
Angkutan rel dari gudang
ke lokasi pekerjaan |
8 |
174,337,920 |
199,451,766 |
3,139,231 |
|
Pasang dan Stel
Wesel R.54 (Termasuk Listring
Wesel) |
10 |
96,162,000 |
162,284,974 |
6,612,297 |
Pekerjaan Spoor badug |
|
|
|
|
|
|
Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug |
2 |
17,300,100 |
22,322,869 |
2,5111,385 |
Pekerjaan konstruksi
pada area container yard (cy) |
|
|
|
|
|
|
Sirtu |
11 |
2,044,224,000 |
2,089,430,897 |
4,109,718 |
|
Macadam |
11 |
3,536,784,000 |
3,581,990,897 |
4,109.718 |
|
Timbunan tanah tubuh jalan
KA dengan borrow material |
31 |
9,327,815,250 |
9,423,247,865 |
3,078,471 |
|
Pengujian
CBR lapangan per 50m per layer |
31 |
37,500,000 |
37,800,000 |
879,736 |
Contoh dari perhitungan biaya langsung pada proyek, biaya tidak langsung dan total cost Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan pada kegiatan menghampar, meratakan balas berikut pemadatan:
��� Cost slope / hari ���������������� = Rp. 4.736.092
��� Durasi normal�������������������� = 21 hari
�� �Crash duration������������������� = 16 hari
�� �Total durasi proyek������������ = 268 hari
� Biaya langsung��������������������� = Rp. 48.975.536.453 + Rp. 4.736.092
����������������������������������������������� = Rp. 48.980.272.545
� Biaya tidak langsung������������ = (Rp. 5.877.064.374 � 273) x 268
����������������������������������������������� = Rp. 5.769.425.832
� Total Cost���������������������������� = Rp. 48.980.272.545+ Rp. 5.769.425.832
����������������������������������������������� = Rp. 54.749.698.378
Tabel 8
Rekapitulasi Perhitungan Biaya Langsung Dan
Biaya Tidak Langsung
Serta Total Cost Pada
Alternatif Shift Kerja
No |
Uraian Kegiatan |
Biaya Langsung (Rp) |
Biaya tidak langsung (Rp) |
Total cost (Rp) |
Pekerjaan Pengadaan Material |
|
|
|
|
1. |
Rel R.54 |
48,979,614,675 |
5,145,122,291 |
54,124,736,966 |
2. |
Bantalan beton lengkap dengan penambat elastis |
48,977,318,822 |
5,317,343,958 |
54,294,662,780 |
3. |
Balas batu pecah uk.2-6 cm di
site |
48,977,303,059 |
5,320,655,913 |
54,297,958,962 |
Pekerjaan konstruksi
pada area track |
||||
4. |
Mobilisasi & Demobilisasi |
48,977,318,822 |
5,834,008,958 |
54,811,327,780 |
5. |
Membuat Direksi keet |
48,978,439,299 |
5,834,008,958 |
54,812,448,257 |
6. |
Membuat��� gudang |
48,979,201,286 |
5,834,008,958 |
54,813,210,244 |
7. |
Menggali tanah untuk membuat tubuh jalan KA dan membuang |
48,982,334,898 |
5,459,758,028 |
54,442,092,927 |
8. |
Perapihan/finishing timbunan |
48,979,867,703 |
5,834,008,958 |
54,813,876,661 |
9. |
Menghampar, meratakan balas berikut pemadatan |
48,979,867,703 |
5,772,737,788 |
54,753,010,333 |
10. |
Menghampar, meratakan sub balas berikut pemadatan |
48,980,272,545 |
5,772,737,788 |
54,681,862,414 |
11. |
Angkutan rel dari
Gudang ke lokasi pekerjaaan |
48,978,978,684 |
5,703,186,730 |
54,812,056,795 |
12. |
Pasang dan stel wesel R.54 (termasuk listring wesel) |
|
5,663,443,269 |
54,645,592,019 |
Pekerjaan Spoor Badug |
||||
13. |
Pekerjaan Pemasangan Spoor Badug |
48,977,747,090 |
5,834,008,958 |
54,812,056,795 |
Pekerjaan konstruksi
pada area container yard (cy) |
||||
14. |
Sirtu |
48,982,751,441 |
5,633,635,672 |
54,613,218,843 |
15. |
Macadam |
48,982,751,441 |
5,633,635,672 |
54,613,281,843 |
16. |
Timbunan tanah tubuh jalan KA dengan borrow material |
48,991,221,089 |
5,216,329,326 |
54,194,944,251 |
17. |
Pengujian CBR lapangan per 50 m
per layer |
48,975,836,453 |
5,216,329,326 |
54,192,745,516 |
Setelah biaya langsung, biaya tidak langsung dan total cost dari kedua alternatif tersebut telah diketahui langkah selanjutnya adalah membuat grafik hubungan biaya dan waktu dari kedua alternatif tersebut. Dan dari grafik ini bisa mengetahui hubungan antara biaya dan waktu guna membantu dalam menentukan waktu dan biaya optimal pada Proyek Pembangunan Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan.
Grafik Hubungan antara Biaya dengan
Waktu dengan
Adanya Penambahan
Jam Kerja (Lembur)
Pada Proyek Stasiun Sukacinta
Gambar 4
Grafik Hubungan Antara Biaya Dengan Waktu
Dengan Alternatif Shif Pekerjaan di Stasiun Sukacinta
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Dari Analisa olah data serta pembahasan yang dilakukan pada Pembangunan Proyek Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1) Proyek Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan memiliki durasi normal sebanyak 273 hari dengan biaya total sebesar Rp. 54.852.600.827 Untuk alternatif penambahan jam kerja diperlukan beberapa kali crashing dengan durasi optimum sebesar Rp. 54. 130.684.106 Sedangkan untuk alternatif shift kerja didapatkan total cost Rp. 54.124.736.966.� Dari kedua kondisi yang ada alternatif percepatan yang dipilih adalah dalam mempersingkat durasi Proyek Prasarana Perkeretaapian Jalur Muat Batubara di Stasiun Sukacinta, Provinsi Sumatera Selatan adalah dengan menerapkan metode shift kerja. Setelah dilakukannya percepatan dengan metode crashing alternatif penambahan jam kerja menghasilkan pengurangan total cost sebesar Rp. 721.916.721 sementara itu untuk metode alternatif shift kerja terjadi pengurangan total cost sebesar Rp.727.863.861. 2) Biaya mempercepat durasi proyek penambahan jam kerja (lembur) dan shift kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan apabila mengalami keterlambatan dan dikenakan biaya.
Anak, G. P. O. D. A. N., & Nur, R. A.
(2018). Pengendalian Biaya Dan Waktu
Pada Proyek Penyelesaian. Google Scholar
Aulia, D., Ayu, S. F., &
Nefonafratilova, N. (2017). Analisis Perbandingan Biaya Langsung (Direct Cost) dan Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) pada Pasien Stroke Di
Rumah Sakit. Jurnal Ekonomi Kesehatan
Indonesia, 2 (2). Google Scholar
Batara, D. Y. (2017). Optimasi waktu dan biaya proyek menggunakan
metode tcto (time cost trade off) pada pembangunan gedung ruang kelas
smk negeri 2 malang. Itn Malang. Google Scholar
Fatimah, S. (2019). Pengantar Transportasi. Myria Publisher. Google Scholar
Hafizh, A. (2018). Analisis Biaya dan Waktu Proyek dalam Proses Kinerja dengan Metode
Earned Value (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Rusunami Medan). Google Scholar
Jaya, T. R. I. K. P. (2017). Kajian Kelayakan Pembangunan Jalur Kereta
Api Antara Kulon Progo�Parangtritis. Uajy. Google Scholar
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan.
(2017). Kepala Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah.
Modul Pengendalian Pelaksanaan Proyek. Semarang. Google Scholar
Malifa, Y., Dundu, A. K. T., &
Malingkas, G. Y. (2019). Analisis Percepatan Waktu Dan Biaya Proyek Konstruksi
Menggunakan Metode Crashing (Studi Kasus: Pembangunan Rusun Iain Manado). Jurnal Sipil Statik, 7 (6). Google Scholar
Nasrul, O. (2019). Pemanfaatan Tanah Aset
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat Oleh Pihak
Ketiga. Soumatera Law Review, 2
(1), 150�171. Google Scholar
Priyo, M., & Sudiro, S. (2017). Studi
Optimasi Waktu dan Biaya dengan Metode Time Cost Trade Off pada Proyek
Konstruksi: Studi Kasus Proyek Jalan Bugel-Galur-Poncosari Cs. Tahap I,
Provinsi DI Yogyakarta. Semesta Teknika, 20 (2), 172�186. Google Scholar
Priyo, M., & Sumanto, A. (2016).
Analisis Percepatan Waktu Dan Biaya Proyek Konstruksi Dengan Penambahan Jam
Kerja (Lembur) Menggunakan Metode Time
Cost Trade Off: Studi Kasus Proyek Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir.
Semesta Teknika, 19 (1), 1�15. Google Scholar
Pujiono, B. (2017). Konsep Manajemen
Proyek. Last Modified. Google Scholar
Septian, P., Muhammad, F., & Samsul, B.
(2017). Optimasi Biaya Dan Waktu
Proyek Konstruksi Dengan Penambahan Jam Kerja (Lembur) Dibandingkan Dengan
Penambahantenaga Kerja Menggunakan Metode Time Cost Trade Off. Google Scholar
Sibarani, H. (2017). Analisis Percepatan Waktu Proyek Gedung
Pastoran Dengan Menambah Jam Kerja Optimum. Google Scholar
Siswanto, A. B., & Salim, M. A. (2019).
Manajemen Proyek. CV. Pilar
Nusantara. Google Scholar
Copyright holder: Apriani Hotmaida Pandiangan,
Akhmad Dofir (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |