Jurnal Syntax Admiration

Vol. 2 No. 10 Oktober 2021

p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356

Sosial Teknik

 

KOMPOSIT POROUS MATERIAL BERBAHAN POLYLACTIC ACID (PLA)

 

Tegar Aji Saputro, Syahbuddin

Universitas Pancasila Jakarta, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Diterima

25 September 2021

Direvisi

05 Oktober 2021

Disetujui

15 Oktober 2021

3D Printing ialah evolusi dari teknologi cetak, yaitu sanggup menciptakan ataupun memproduksi serta merancang struktur yang mutahir dalam satu kesatuan. 3D Printing merupakan salah satu proses fabrikasi Fused Deposition Modelling (FDM) yaitu teknologi Additive Manufacturing (AM) yang sistem kerjanya, pembentukan benda dengan akumulasi bahan lapis demi lapis. Dari latar belakang masalah diatas, identifikasi permasalahan yang hendak dijadikan bahan riset merupakan dilakukannya pengujian filament 3D printer dengan material Polylactic Acid (PLA), khususnya dengan variasi kecepatan cetak poros material. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hasil uji yang dilakukan pada filament jenis Polylactic Acid (PLA) dengan mengetahui kekuatan dan pengaruh yang akan diuji dengan membuat spesimen uji terhadap kekuatan uji tarik, struktur makro serta uji takik (impact).

 

ABSTRACT�������������������������

3D Printing is an evolution of printing technology, which is capable of producing or producing and designing sophisticated structures in one unit. 3D Printing is one of the Fused Deposition Modeling (FDM) fabrication processes, namely Additive Manufacturing (AM) technology, which works by forming objects with the addition of layer by layer material. From the background of the problem above, the identification of the problem that will be used as research material is the testing of 3D printer filament with Polylactic Acid (PLA) material, especially with variations in the speed of material shaft print. This study aims to determine the results of tests carried out on Polylactic Acid (PLA) filaments by knowing the strength and effect to be tested by making a test specimen on the strength of the tensile test, macro structure and notch test (impact).

Kata Kunci: 3d-Printer; komposit; kekuatan; struktur makro; impak; PLA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords: 3d-printer; strength; macro structure; impact; PLA

 

 



 

Pendahuluan

Zaman sekarang, Banyak industri manufaktur sudah menggunakan proses rapid prototyping untuk membuat suatu prototype. Industri manufaktur menggunakan model CAD 3D tersebut lalu dilanjutkan dengan kedalam gambar kerja 2D yang berisi tentang informasi-informasi dari produk tersebut ke dalam proyeksi orthogonal dan isometri lalu memproduksi dengan teknik permesinan pada umumnya. Terdapatnya perkembangan teknologi yang terus menjadi pesat dalam pembuatannya suatu prototype tidak terdapatnya memakan banyak waktu produksi, serta bisa membuat prototype dalam waktu singkat dan biaya yang rendah dapat terwujud dengan memakai mesin rapid prototyping (Jeffrey et al., 2016).

Proses pencetakan benda padat dengan mesin 3D Printer menggunakan command (perintah) berupa file program atau dikenal dengan namanya Additive Manufacturing (AM) (Ramadholnl, 2010). Terdapat berbagai jenis teknologi AM yang ada di pasaran, yaiu seperti Fused Deposition Modeling (FDM), Direct Metal Deposition (DMD), Selective Laser Sintering (SLS), Inkjet Modeling (IJM), Digital Light Processing (DLP), dan Stereolithography (SLA) (Mahamood et al., 2016). Additive manufacturing merupakan salah satu metode dalam proses teknik rapid prototyping, teknologi ini merupakan teknologi yang paling mudah diaplikasikan ke dalam additive manufacturing (Jeffrey et al., 2016).

FDM adalah salah satu teknik pemodelan laminasi yang umum digunakan dalam prototyping serta manufaktur. Sistem FDM bekerja dengan filamen diumpankan ke nosel, yang memanaskan dan melelehkan filamen. Nozzle mengalir ke meja (bed) sesuai dengan bagian geometris yang dimasukkan ke dalam program dalam bentuk Solid Works (SW), plastik / filamen diekstrusi halus berlapis-lapis, dan resin / filamen akan mengeras setelah dikeluarkan dari nosel (Jeffrey et al., 2016).

 

Metode Penelitian

1.    Tempat

Peneltitan ini dimulai pada bulan Maret 2021 sampai dengan bulan Agustus 2021. Tempat penelitian ini bertempat pada Laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Pancasila Jakarta.

2.    Metode Peneltian

a)    Alat Uji Impak

Impact Testing Machine (metode charpy) merk ZONHOW XJL-50 made in China.

b)   Alat Uji Tarik

Tensile Strength Machine merk Tokyo made in Japan.

c)    Alat Uji MAkro

Uji Mikro menggunakan kamera Handphone (Hp) merk ASUS ROG 3.

3.    Alat dan Bahan

a)    Alat :

1.    Mesin 3D Printer Anet ET4

Printer 3D adalah printer yang dapat melihat,menangkap, dan mencetak objek 3D dengan volume. Model 3D adalah printer 3D Anet ET4, yaitu jenis printer 3D yang dibuat dan digunakan lapis demi lapis dalam proses pembuatan objek fisik 3D dalam file digital yang digunakan. Istilah printer 3D awalnya mengacu pada proses penerapam perekat ke bed dengan kepala printer inkjet berlapis (Putra & Sari, 2018). Baru-baru ini, istilah tersebut telah digunakan dalam dialek populer untuk mencakup berbagai teknologi manufaktur aditif. Standar teknis Amerika Serikat dan dunia menggunakan istilah resmi manufaktur aditif untuk mengungkapkan artinya.

Membuat model 3D dapat memakan waktu dari beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung pada metode yang digunakan serta ukuran dan kerumitan model. Sistem aditif biasanya dapat mengurangi waktu ini menjadi beberapa jam, tetapi, itu tergantung pada jenis mesin yang digunakan dan ukuran serta jumlah model yang diproduksi pada waktu yang sama. Dibandingkan dengan menggunakan mesin cetak injeksi untuk produksi massal, printer 3D memungkinkan desainer dan tim pengembangan konsep untuk dengan mudah menggunakan printer 3D sebagai prototipe komponen dan model konsep dan juga membantu menggunakan meminimalisir pemborosan desain produk sebelum di produksi massal jumlah kesalahan.

 

Description: https://i2.wp.com/www.builder.id/wp-content/uploads/2020/11/bagian-mesin-3d-printer.jpg?fit=700%2C408&ssl=1

Gambar 1

Printer 3D Anet ET4

 

2.    Laptop

Adapun spesifikasi laptop yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.  Processor : Intel� Core� i7-7700HQ CPU 2.80GHz

2.  RAM������� : 8 GB

3.  Sistem Operasi : Windows 10 Home Single Language 64-bit (10.0, Build 19042)

4.  HDD������� : 1 TB

5.  Produk���� : MSI GL62M 7RDX

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 2

Laptop

 

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Proses Pembuatan Komposit Porous Material Berbahan Polylactide Acid (PLA) Dan Analisa Hasil Uji

Bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan dari dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Dilakukan tahap pengumpulan data yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data dan kombinasi parameter Fused Deposition Modeling yang tepat untuk menghasilkan filament dan prototipe/spesiment uji dengan material gabungan Polylactid Acid (PLA) (Satankar, R, 2017).

1.    Gambaran Umum

Bahan PLA sendiri keras,kuat dan biodegradable tetapi juga rapuh karena didasarkan pada pati tanaman daripada minyak mentah. PLA adalah termoplastik biodegradable yang didapat dari sumber terbarukan. Misalnya seperti tepung maizena, tepung tapioka. Jenis ini menjadikan PLA solusi paling ramah lingkungan dalam domain pencetakan 3D, berbeda dengan berbagai plastik berbasis petrokimia seperti ABS atau PVA (Kalpakjian & Schmid, 2003).

2.    Parameter Fused Deposition Modeling

Dalam menentukan produk yang akan dibuat dengan teknologi Fused Deposition Modeling pastinya dipengaruhi oleh beberapa parameter. Pengertian dari parameter itu sendiri merupakan suatu kondisi atau nilai yang dijadikan sebagai tolak ukur terhadap kondisi atau nilai lainnya. Pengertian lain, parameter yang tercapai atau terwujudkan bisa mengindikasikan ketercapaian tujuan. Semua parameter yang mempengaruhi pembuatann produk dapat diatur dalam software yang terdapat pada 3D printing (Progress, 2021).

Hanya beberapa parameter yang terdapat pada settingan mesin yang dapat diatur dan berpengaruh terhadap parameter lain. Parameter tersebut antara lain :

 

Tabel 1

Parameter yang Terdapat di Mesin dan Pengaruh

Terhadap Parameter Umum

No.

Parameter Mesin

Berpengaruh pada

1.

Nozzle temperature

lacking, Layer Height

2.

Layer Height

layer Height. Raster widht, raster to raster gap, Necking, cusp height

3.

Shell Number

shell

4.

Infill Rate dan Infill type

infill

5.

Nozzle Speed

lacking, speed of deposition

 

3.    Proses Produksi pada 3D Printing

Proses 3D printing dalam pembuatan produk kurang lebih memiliki prinsip kerja yang sama dengan printer pada umumnya. Dapat dilihat pada Gambar 1. yang menjelaskan mengenai proses cetak 3D printer (Letcher & Waytashek, 2014). Hal yang pertama dilakukan adalah desain objek konversikan ke berbagai format file yang terkait dengan aplikasi yang digunakan. Desain awal objek menggunakan aplikasi Solidwork dengan format gambar (SLDPRT), atau langsung diselesaikan di software Solid Work atau AutoCAD atau aplikasi permodelan terkait lainnya (desain terlampir) (Ramadhani, 2019).

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 3

Diagram Alir Proses 3D Printing

 

4.    Proses Desain Spesimen Uji

1.    Strength Kekuatan Tarik Komposit Porous Materials

Pengumpulan data diawali dengan pembuatan desain 3D untuk spesimen pada Software SolidWork, Uji tarik dilakukan untuk melengkapi data desain dasar untuk kekuatan material dari informasi digunakan untuk mendukung spesifikasi. Saat uji tarik, bahan/ sampel dikenai gaya tarik aksial, yang kemudian terus ditingkatkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Contoh uji tarik. Pada saat yang sama, amati pertumbuhan yang diterima materi. Hitung tegangan longitudinal rata- rata dari uji tarik dibagi menjadi luas penampang awal pada bahan yang akan diuji.

Description: https://www.researchgate.net/profile/Markos-Petousis/publication/309154097/figure/fig1/AS:436185152659456@1481006052250/ASTM-D638-02a-Type-I-tensile-strength-test-specimen.png

Bentuk serta dimensi dari spesimen uji tarik terbuat berlandaskan standar ASTM D638-02a tipe 1, yang bisa dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4

Standar ASTM D638-02a Tipe 1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 5

Hasil Gambar Spesimen Uji Tarik

 

2.    Komposit Porous Materials

Uji impak merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui kekuatan, kekerasan, dan keuletan bahan. Karena itu, uji impak banyak digunakan dalam bidang pengujian sifat mekanis bahan. Pengujian impak adalah suatu usaha mensimulasikan kondisi operasi material yang umum pada alat transportasi ataupun konstruksi, Pembebanan material tersebut tidak selalu terjadi secara bertahap, tetapi tiba- tiba.

Bentuk serta dimensi dari spesimen uji impak, lihat Gambar 6.

 

 

 

 

 

 



 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 6

Hasil Gambar Spesimen Uji Impak

 


Selama proses desain, masukkan desain gambar sampel uji tarik dan impak ke dalam aplikasi Ultimaker Cura (4.8.0) untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan, kemudian simpan di ubah ke format G- code yang dapat dimasukan dan dicetak pada printer 3D (Triyono et al., 2020).

Gambar 7

Spesimen Uji Setelah Slicing

 

Proses pencetakan specimen dilakukan dengan mesin Anet ET4. Sebelum dilakukan pencetakan spesimen pastikan perlengkapan pendukung telah sesuai dengan SOP (Pramudyo & Rachmansyah, 2014). Seperti bed tape (pelapis area cetak) agar spesimen melekat sempurna di area kerja, melakukan kalibrasi posisi area kerja yang dapat diatur di interface mesin Anet ET4 dan mesin dalam keadaan tertutup sampai proses percetakan selesai untuk menjaga suhu kerja tetap stabil. Berikut merupakan gambar proses pencetakan spesimen:

 

Gambar 8

Proses Pencetakan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 9

Selesai Pencetakan

5.    Proses Uji Spesimen

1.    Tensile Strength

Pengujian kekuatan tarik spesimen dilakukan menggunakan alat uji tarik Tokyo Testing Machine seperti yang ditunjukan pada Gambar 10.

Gambar 10

Alat Uji Tarik Tokyo Testing Machine

 

Lihat pada Tabel 2 Hasil uji tarik didapatkan nilai σt pada masing-masing sampel, dimana kecepatan pencetakan diubah. Hasil perbandingan kekuatan tarik (σt) (Handoyo, 2013).

Tabel 2

Hasil Pengujian Tarik

Kode Spesimen

σt (MPa)

 

A

Sp 1

27,63

Sp 2

29,36

Sp 3

26,30

 

Rerata

27,76

 

B

Sp 1

28,51

Sp 2

27,82

Sp 3

27,09

 

Rerata

27,81

 

C

Sp 1

27,58

Sp 2

27,82

Sp 3

27,09

 

Rerata

27,96

 


Nilai mean (rerata) tertinggi diperoleh pada rerata sampel A yaitu 27,96 MPa, dan nilai sampel komposisi B sebesar 27,81 MPa. Sampel komposisi C nilai kuat tarik rata-rata sebesar 27,76 Mpa (Anggoro et al., 2021). Karena dari itu, dapat dilihat bahwa kecepatan print speed mempengaruhi kekuatan tarik sampel, sampel A memiliki kekuatan tarik tertinggi, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11 dibawah.

Gambar 11

Hasil Uji Tensile Strength

 

Berdasarkan data pada Gambar 11 diatas, dapat dilihat menghasilkan kekuatan tarik yang berbeda. Bahwa semakin tinggi kecepatan (print speed) yang dibentuk menjadi spesimen kekuatan yang diuji pada uji tarik menjadi rendah, dan semua lapisan mungkin tidak rata. Disisi lain, apabila kecepatan yang dibentuk rendah , kekuatan yang dihasilkan juga saat di uji akan menjadi tinggi .

2.    Yield Strength

Lihat Tabel 4 kekuatan luluh rata-rata dari uji tarik. Hasil perbandingan variasi rata- rata sampel menunjukkan bahwa nilai batas elastis rata-rata (σys) sampel A paling tinggi sebesar 25,38 MPa, dan nilai sampel B sebesar 25,37 MPa, dan nilai sample C nilai rerata yield strength (σys) sebesar 21,46 MPa sehingga nilai rata-rata ketiga sampel dipengaruhi oleh print speed-nya.

 

Tabel 4

Rerata Yield Strength dari

Pengujian Tarik

Kode spesimen

Yield Strength

(MPa)

A

25,38

B

25,37

C

21,46

 

Pada Gambar 4 Kekuatan luluh rata-rata sampel dapat dianggap sebagai peningkatan nilai kekuatan luluh, sesuai dengan peeningkatan kecepatan pencetakan. Sampel A dengan kecepatan 20 m/s memiliki nilai yield strength yang paling rendah. Sampel B dengan kecepatan cetak 40 m/s memiliki nilai lebih rendah, sedangkan sampel C dengan kecepatan cetak 50 m/s memiliki nilai tertinggi. Semua sampel memiliki suhu 200˚C, yang merupakan pengaturan suhu dari ekstruder yang sama.

Gambar 12

Nilai Rerata Yield Strength

 

3.    Makro Komposit Porous Materials

Pengamatan Foto makro dilakukan pada bentuk pola lapis demi lapis (layer by layer) dalam bentuk gambar, pengujian struktur makro diambil menggunakan handphone ASUS ROG3 dengan pembesaran 50X. Berikut ini adalah gambar makro, seperti yang ditunjukkan pada gambar:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 13

Foto Makro Suhu Nozzle 200˚C Pembesar 50X

 

Hasil fotografi makro dapat disimpulkan bahwa filament pemanas yang terbentuk pada sampel tidak sepenuhnya rata, dan terkadang satu atau lebih lapisan tidak rata, seperti terlihat pada Gambar 13 Ini karena suhu yang diberikan terlalu tinggi, dan terkadang mungkin karena nosel mungkin bergerak terlalu cepat atau jarak antara nozzle dan bottom plate terlalu dekat. Jika suhu nozzle terlalu tinggi, filament juga akan meleleh. Saat filament meleleh. Saat mencetak sampel tidak rata karena akan menyebar ke segala arah. Jika nozzle bergerak terlalu cepat, proses pencetakkan akan lebih terburu-buru dan hasilnya tidak akan sempurna. Jika jarak antara nozzle dan bottom plate terlalu dekat, maka pada saat filament dicetak maka seakan-akan filament tersebut akan tertekan, dan efek penectakan tidak akan memuaskan.

4.    Impact Test

Spesimen uji memiliki dimensi ukuran 8 x 10 x 55 mm (Tinggi x Lebar x Panjang), dengan posisi takik di tengah, kedalaman takik 2 mm dari permukaan benda uji, dan sudut takik 45˚. Takik berbentul V. Horizontal tidak tetap duduk pada alas di posisinya. Pendulum berayun di belakang takik dengan pembebanan dilakukan dari arah belakang takik.

Pengujian impak spesimen dilakukan menggunakan alat uji impak Universal Impact Tester seperti yang ditunjukan pada Gambar 14.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 14

Alat Uji Impak Universal Impact Tester

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 15

Spesimen Ditempatkan Pada Alat Uji

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 16

Contoh Hasil (print speed 20 m/s dan 40 m/s)

Uji Impak Charpy

 

Tabel 4

Hasil Perhitungan Spesimen (Tebal Layer 0,1 mm)

 

 

No.

 

Kode spesimen

 

Suhu

Nozzle (˚C)

 

Tebal Layer (mm)

 

Tinggi Awal (h) (derajat)

Tinggi Akhir (h')

(derajat)

 

EI

(Joule)

 

HI

(Joule)

 

Jenis Patahan

1

A

200

0,1

20

18

49,216

0,491

Patah

2

B

200

0,1

20

18

49,216

0,491

Patah

3

C

200

0,1

20

16

98,431

0,981

Patah

 

Pengaturan Layer Thickness 0,1 mm dan juga print speed pada saat slicing memberikan pengaruh pada energi yang diserap saat di uji impak terhadap hasil printing. Spesimen dengan Layer thickness 0,1 mm memiliki nilai akhir (Joule) 0,491 (20 m/s) , 0,491 (40 m/s) dan juga 0,981 (50 m/s). Layer thickness 0,1 mm memberikan efek lebih kecil dimana energi diserap saat di uji pukul/impak.

 

Tabel 5

Hasil Perhitungan Spesimen (Tebal Layer 0,2 mm)

 

 

No.

 

Kode spesimen

 

Suhu Nozzle (˚C)

 

Tebal Layer (mm)

 

Tinggi Awal (h) (derajat)

Tinggi Akhir (h')

(derajat)

 

EI

(Joule)

 

HI

(Joule)

 

Jenis Patahan

1

A

200

0,2

20

16

98,431

0,981

Patah

2

B

200

0,2

18

14

98,431

0,981

Patah

3

C

200

0,2

16

14

49,216

0,491

Patah

 

Analis uji impak sampel plastic dengan printer 3D adalah sebagai berikut.

a)    Tergantung pada jenis ketebalan lapisan,perlu untuk membuat sedikit energi sehingga energi yang diserap dapat dibaca dalam uji Charpy, sehingga hipotesis sementara dapat diperoleh jika irisan/slicing lebih tipis pada spesimen plastik di uji impak.

 

Kesimpulan��������������������������������������������������������������

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian pembuatan porous material berbahan polylactic acid (PLA) dengan variasi kecepatan pencetakan adalah sebagai berikut : 1) Pola poros yang dicetak dengan kecepatan rendah lebih tersusun rapid dan pola poros yang dicetak dengan kecepatan tinggi menyebabkan banyak cacat. 2) Kompsit porous material PLA yang dicetak dengan kecepatan rendah (20m/s) mempunyai nilai kekuatan tarik paling tinggi dibanding dengan komposit porous material yang dicetak dengan kecepatan tinggi (40 m/s dan 50 m/s). 3) Sebaliknya kekuatan luluh dari komposit porous material PLA yang dicetak dengan kecepatan rendah (20 m/s) sangat rendah dibandingkan dengan komposit porous material yang dicetak dengan kecepatan tinggi. 4) Ketahanan impak komposit porous material yang dicetak dengan kecepatan rendah lebih tinggi dibandingkan dengan komposit porous material yang dicetak dengan kecepatan tinggi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Anggoro, N. T., Nugroho, E., & Asroni, A. (2021). Analisa alat uji tarik buatan lokal dengan variasi bahan teknik terhadap kekuatan hasil pengujian. ARMATUR: Artikel Teknik Mesin & Manufaktur, 2 (1), 47�51. Google Scholar

 

Handoyo, Y. (2013). Perancangan alat uji impak metode charpy kapasitas 100 joule. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin Unisma" 45" Bekasi, 1 (2), 97950. Google Scholar

 

Jeffrey, J., Utama, D. W., & Soeharsono, G. (2016). Rancang Bangun Kontruksi Dan Sistem Gerak Sumbu Pada Mesin Fused Deposition Modelling. Poros, 14 (2), 99�106. Google Scholar

 

Kalpakjian, S., & Schmid, S. R. (2003). Manufacturing processes for engineering materials, and systems. Material Removal Process: Cutting, 4th Ed., Pearson Education, Upper Saddle River, NJ, 452. Google Scholar

 

Letcher, T., & Waytashek, M. (2014). Material property testing of 3D-printed specimen in PLA on an entry-level 3D printer. ASME International Mechanical Engineering Congress and Exposition, 46438, V02AT02A014. Google Scholar

 

Mahamood, S., Khader, M. A., & Ali, H. (2016). Applications of 3-D printing in orthodontics: a review. International Journal of Scientific Study, 3 (11), 267�270. Google Scholar

 

Pramudyo, A. S., & Rachmansyah, A. (2014). Visualisasi Hasil Mesin Uji Tarik Gotech GT-7010-D2E dalam Bentuk Grafik Secara Real Time. Jurnal Nasional Teknik Elektro, 3 (1), 80�88. Google Scholar

 

Progress, 3D Printing. (2021). A Unique method of fabricating 3d porous structure. https://www.3dprintingprogress.com/articles/17864/a-unique- method-of-fabricating-3d-porous-structures. Google Scholar

 

Putra, K. S., & Sari, U. R. (2018). Pemanfaatan Teknologi 3D Printing Dalam Proses Desain Produk Gaya Hidup. Seminar Nasional Sistem Informasi Dan Teknologi Informasi, 917�922. Google Scholar

 

Ramadhani, H. (2019). Perancangan Prototipe dan Pembuatan Struktur Rahang Bawah Manusia Pada Mesin Printer 3D. Google Scholar

 

Ramadholnl, S. (2010). Pembuatan komposit matriks logam berpenguat keramik (A1/SiC) dicampur kayu dengan metode metalurgi serbuk. Google Scholar

 

Satankar, R, K. (2017). Investigating the process parameters of 3D printer extruder of Fused Deposistion Modeling- A review. Journal of Emerging Technologies and Innovative Research. Journal of Natural Fibers, 4 (10), 1�9. Google Scholar

 

 

Triyono, J., Sukanto, H., Saputra, R. M., & Smaradhana, D. F. (2020). The effect of nozzle hole diameter of 3D printing on porosity and tensile strength parts using polylactic acid material. Open Engineering, 10 (1), 762�768. Google Scholar

 

Copyright holder:

Tegar Aji Saputro, Syahbuddin (2021)

 

First publication right:

Jurnal Syntax Admiration

 

This article is licensed under: