Vol. 2 No. 11 November 2021 |
|
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19 DI KOTA
BOYOLALI
Niken, Putri Mia, Septiana, Reyhan,
Argha, Putra
Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang Jawa Tengah, Indonesia
Email: [email protected], [email protected] [email protected], [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 25 Oktober
2021 Direvisi 05
November 2021 Disetujui 15
November 2021 |
Kebijakan publik merupakan segala sesuatu yang telah dinyatakan oleh pemerintah untuk dikerjakan maupun tidak dikerjakan. Pemerintah memiliki hak dalam menetukan suatu kebijakan. Seperti halnya dalam menghadapi kasus Covid-19 dimana pemerintah dalam mengatasi permasalahan pandemi Covid-19 Indonesia telah
mentapkan beberapa kebijakan yang ditujukan kepada publik. Kebijakan tersebut seperti penerapan protokol kesehatan, penerapan PSBB, penerapan PPKM,
hingga vaksinasi. Secara medis, vaksinasi merupakan proses pemberian vaksin (antigen) yang bertujuan
untuk merangsang terbentuknya imunitas (antibody)
di dalam tubuh. Program vaksinasi di Indonesia pertama
kali dilakukan pada tanggal
13 Januari 2021. Untuk pelaksanaan vaksinasi di Boyolali Tenaga Medis menerima Vaksinasi tahap pertama pada minggu ke 3 tanggal
22 Januari 2021 proses distribusi
Vaksin Covid-19 dilaksanakan
pada minggu kedua, sedangkan pelaksanaan Vaksinasi dilakukan pada minggu ketiga tanggal 22 Januari 2021. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui mengenai bagaimana implementasi kebijakan vaksinasi di Boyolali. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi pustaka dengan pendekatan kulaitatif. Dari hasil penelitian maka dapat disimpuklan
bahwa pelaksanaan vaksinasi di Boyolali sudah berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. ABSTRACT Public policy is
everything that has been stated by the government to be done or not done. The
government has the right to determine a policy. As is the case in dealing
with the Covid-19 case where the government in overcoming the problems of the
Indonesian Covid-19 pandemic has established several policies aimed at the
public. These policies include the implementation of health protocols, the
implementation of PSBB, the implementation of PPKM, to vaccinations.
Medically, vaccination is the process of administering a vaccine (antigen)
which aims to stimulate the formation of immunity (antibody) in the body. The
vaccination program in Indonesia was first carried out on January 13, 2021.
For the implementation of vaccinations in Boyolali,
medical personnel received the first stage of vaccination on the 3rd week of
January 22, 2021, the distribution process for the Covid-19 vaccine was
carried out in the second week, while the vaccination was carried out in the
third week. January 22, 2021. The purpose of this study is to find out how
the implementation of vaccination policy in Boyolali.
This research was conducted using a literature study method with a
qualitative approach. From the results of the study, it can be concluded that
the implementation of vaccination in Boyolali has
been running in accordance with applicable regulations |
Kata Kunci: berjlan dengan kebijakanbaik; publik; covid-19; dan vaksinasi Keywords: public policy, covid-19, vaccinations |
Pendahuluan
Pada akhir
tahun 2019, dunia termasuk
Indonesia telah dihebohkan dengan sebuah virus baru yang membuat semua warganya menjadi resah akibat
adanya virus corona (Covid-19). Hingga
pada tanggal 12 Maret 2021 WHO (Word Health Organization) mengumumkan jika Covid-19 ini dinyatakan sebagai pandemi karena jumlah kasusnya
yang semakin hari semakin naik, dan juga wabah ini telah dinyatakan
sebagai darurat kesehatan global (Putri et al., 2020).
Wabah ini telah memakan banyak
korban, bahkan terhitung
pada bulan Agustus 2021 sebanyak 200 juta kasus di dunia dan diantaranya
4,2 juta kasus kematian. Di Indonesia, pada bulan
Juni kasus Covid-19 telah mencapai 1,9 juta kasus dan kasus kematian sebesar 52 ribu. Sedangkan pada bulan Agustus 2021 mencapai 3,6 juta kasus dan terdapat 104 ribu kasus kematian. Lonjakan kasus tersebut diakibatkan oleh adanya varian baru
virus corona yang memiliki tingkat
penularan lebih tinggi. Dalam mengatasi
kasus ini, pemerintah telah mengupayakan dengan menerapkan beberapa kebijakan seperti penerapan protokol kesehatan, penerapan PPKM hingga berjilid-jilid, kebijakan vaksinasi, dan
lain-lain. Vaksin COVID-19 dikembangkan
untuk membantu pembentukan imunitas tubuh individu sehingga pemberian vaksin COVID-19 tersebut diharapkan dapat mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok (herd
immunity) yang nantinya berdampak
pada penurunan jumlah kasus yang terinfeksi (Organization, 2020).
Selama bertahun-tahun vaksin terbukti dapat menurunkan kejadian penyakit menular melalui mekanisme imunitas tubuh manusia (Stuppia et al., 2011).
Program vaksinasi
di Indonesia pertama kali dilakukan
pada tanggal 13 Januari
2021 yang suntikan pertamanya
diberikan kepada presiden Joko Widodo. Vaksinasi ini dilakukan dalam
beberapa gelombang, yaitu gelombang pertama diberikan kepada tenaga kesehatan,
petugas publik, dan lansia. Untuk gelombang
kedua diberikan kepada masyarakat rentan dan masyarakat umum (Kemenkes RI, 2021a). Jenis vaksin yang telah dan akan digunakan di Indonesia adalah AstraZeneca,
Moderna, Pfizer, Sinopharm dan Sinovac (RI, 2019).
Semua jenis vaksin tersebut memiliki efektivitas yang berbeda berdasarkan uji klinisnya. WHO memaparkan bahwa kinerja vaksin
dapat dilihat dari tiga pengukuran
yaitu melalui efikasi, efektivitas, dan dampak vaksin (Organization, 2020).
Dengan adanya program vaksinasi,
menimbulkan pro dan kontra
di masyarakat Berdasarkan survei yang dilakukan oleh kementrian Kesehatan RI, ITAGI, UNICEF dan WHO secara daring pada 19-30 September 2020 dengan
76 % responden berusia
18-45 tahun, diketahui bahwa terdapat kekhawatiran yang cukup besar mengenai efektivitas dan keamanan dari vaksin, rasa kurang percaya terhadap vaksin, dan permasalahan mengenai halal tidaknya vaksin. Dengan adanya permasalahan-permasalahan
tersebut maka perlu adanya pengkajian
mengenai implementasi kebijakan vaksinasi covid-19, khususnya adalah di kota Boyolali.
Untuk menghindari anggapan
kesamaan dengan penelitian ini, maka kajian pustaka
mencantumkan penelitian terdahulu sebagai berikut: Hasil Penelitian Aviandari (Tifa, 2021).
Penelitian ini berjudul Analisis Manajemen Implementasi Vaksinasi Covid-19 Dalam Menurunkan Angka Positif di Dinas
Kesehatan Kabupaten Boyolali,
Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk mengkaji analisis manajemen penerapan dari himbauan vaksinasi
Covid-19 dalam mengurangi angka positif kantor
kesehatan Kabupaten Boyolali. Hasil dari penelitian ini yaitu penanganan Covid-19 dengan vaksinasi di cakupan wilayah Dinas Kesehatan Boyolali
terbukti dapat mengurangi tingkat positif di Boyolali.
Metode Penelitian
Subyek penelitian (responden) dapat diartikan sebagai pihak-pihak yang dibutuhkan dalam penelitian untuk dijadikan sampel dimana subjek penelitian membahas karakteristik subjek dimana didalamnya terdapat penjelasan populasi, sampel penelitian dan tekhnik sampling (Aviandari et al., 2021). Penelitian ini dilakukan pada bulan september dimana, dalam penelitian ini subjek penelitian yang diambil adalah masyarakat dan pemerintah Kota Boyolali baik yang sudah melakukan vaksinasi maupun belum. Sampel yang digunakan adalah pemerintah, dimana dalam penelitian kualitatif sampel dituju kepada seseorang yang memberikan informasi atau sebagai narasumber sehingga sampel dalam penelitian ini adalah pemerintah Dalam penelitian ini metode yang kami gunakan metode studi pustaka dengan pendekatan kulaitatif (N, 2021). Dengan metode studi pustaka maka pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari referensi-referensi seperti buku, artikel, browsing internet, dan literature review yang berkaitan dengan analisis sistem. Tahapan proses penelitian menggunakan metode ini yaitu dengan menghimpun data-data baik primer maupun sekunder dan juga mengklasifikasikan data berdasarkan formula penelitian (Darmalaksana et al., 2020). Kemudian selanjutnya pengolahan data atau dapat disebut pengutipan referensi untuk menjadi temuan penelitian, diabstraksikan untuk mendapkatkan informasi yang utuh dan diinterpretasikan sehingga dapat dijadikan bahan untuk menarik kesimpulan.
Setelah tersedianya Pembahasan Vaksin Covid-19, Pemerintah menyalurkan ke 34 Provinsi di Indonesia dengan
gratis (RI,
2021). Di Boyolali Tenaga Medis
menerima jadwal Vaksinasi tahap pertama yang akan dilaksanakan pada minggu ke 3 tanggal 22 Januari 2021. Kepala Dinkes Boyolali dokter Ratri S. Survivalina (Senin, 4 Januari 2021) menyatakan bahwa proses distribusi Vaksin Covid-19 dilaksanakan pada
minggu kedua, sedangkan pelaksanaan Vaksinasi dilakukan pada minggu ketiga tanggal
22 Januari 2021 (Gurning
et al., 2021). Berdasarkan jumlah tenaga medis yang ada di Boyolali, terdapat 4.423 tenaga medis yang akan menerima Vaksinasi Covid-19 tahap pertama dengan
faskes yang terlibat sejumlah 50 unit (Dewi
& Bustan, 2021). Kegiatan Vaksinasi
Covid-19 lanjutan tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2021 sampai 28 Februari 2021 bagi seluruh tenaga
kesehatan yang belum mendapatkan Vaksin. Kegiatan tersebut dimulai pada pukul 08.00 – 17.00
WIB (covid19.go.id,
2021). Pembukaan kegiatan vaksinasi diawali dengan adanya pidato
dan pengarahan yang disampaikan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Boyolali, dilanjutkan dengan koordinasi bersama antara Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Bidang Pengelolaan Pemberantasan Penyakit, Kepala Seksi Surveilans
dan Imunisasi, dan Tim Vaksinator
lainnya (Nasir
et al., 2021). Alur berjalannya kegiatan
Vaksinasi Covid-19 tersebut
dimulai dengan pemberian nomor antrian kepada peserta yang hadir, kemudian semua peserta dilakukan pengecekkan suhu tubuh dan diminta untuk mencuci tangan
terlebih dahulu sebelum menuju ruang tunggu. Kemudian
setiap peserta vaksinasi menunggu di kursi tunggu hingga
mendapat panggilan sesuai nomor urut.
Setiap peserta secara berurutan sesuai nomor menuju
ke Meja 1 (Meja Pendaftaran) untuk dilakukan pendataan peserta dengan menunjukkan KTP, lalu ke Meja
2 (Meja Screening)
untuk dilakukan pengecekkan kesehatan dan juga cek tensi. Kemudian
menuju ke Meja 3 (Meja Vaksinasi)
untuk mendapatkan suntikan Vaksin Covid-19, dan terakhir menuju ke Meja 4 (Meja
Pencatatan, Monitoring pasca vaksin, dan Pemberian Kartu) untuk melakukan monitoring setelah pemberian vaksin dan pencetakan kartu vaksinasi. Setelah semua meja sudah
selesai, peserta vaksin menunggu selama 30 Menit untuk melihat apakah
ada respon atau keluhan yg
muncul setelah dilakukannya Vaksinasi. Jika sudah selesai semua
peserta bisa untuk meninggalkan tempat dan menunggu informasi pemberian vaksinasi lanjutan Dosis ke 2 melalui
media online untuk mengurangi
kerumunan (Dinas
Kesehatan kabupaten Boyolali, 2021).
Dinas
Kesehatan Boyolali mengumumkan
pelaksanaan Vaksinasi
Covid-19 bagi lansia yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2021. Kategori peserta yang masuk dalam lansia
adalah mereka yang memiliki usia lebih
dari 60 tahun, pemberian Vaksin bagi Lansia di Boyolali dihadiri langsung oleh Bupati Boyolali, Bapak M.Said
Hidayat didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Boyolali,
Ibu Ratri S.Lina. kehadiran Bupati Boyolali memiliki tujuan untuk memantau
jalannya kegiatan Vaksinasi Covid-19 bagi lansia di Kabupaten Boyolali. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan
pada pukul 08:00-16:00 WIB.
Alur pemberian Vaksinasi Covid-19 untuk lansia sama
dengan alur vaksinasi Covid-19 kepada tenaga medis dimulai
dengan pemberian nomor antrian kepada
peserta yang hadir, kemudian semua peserta dilakukan pengecekkan suhu tubuh dan diminta untuk mencuci tangan
terlebih dahulu sebelum menuju ruang tunggu. Kemudian
setiap peserta vaksinasi menunggu di kursi tunggu hingga
mendapat panggilan sesuai nomor urut.
Setiap peserta secara berurutan sesuai nomor menuju
ke Meja 1 (Meja Pendaftaran) untuk dilakukan pendataan peserta dengan menunjukkan KTP, lalu ke Meja
2 (Meja Screening)
untuk dilakukan pengecekkan kesehatan dan juga cek tensi. Kemudian
menuju ke Meja 3 (Meja Vaksinasi)
untuk mendapatkan suntikan Vaksin Covid-19, dan terakhir menuju ke Meja 4 (Meja
Pencatatan, Monitoring pasca
vaksin, dan Pemberian Kartu) untuk melakukan
monitoring setelah pemberian
vaksin dan pencetakan kartu vaksinasi (Widayanti
& Kusumawati, 2021).
Program vaksinasi di Indonesia pertama kali dilakukan pada tanggal 13 Januari 2021 yang suntikan pertamanya diberikan kepada presiden Joko Widodo. Di Boyolali
Tenaga Medis menerima jadwal Vaksinasi tahap pertama yang akan dilaksanakan pada minggu ke 3 tanggal
22 Januari 2021 dimana
proses distribusi Vaksin
Covid-19 dilaksanakan pada minggu
kedua, sedangkan pelaksanaan Vaksinasi dilakukan pada minggu ketiga tanggal 22 Januari 2021. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
jika pelaksanaan vaksinasi di Boyolali sudah dapat berjalan
dengan baik, dimana sudah dilaksanakan
sesuai dengan aturan pemerintah yaitu vaksinasi dilakuakan dalam dua tahapan. Selain
itu, prosedur pelayanan vaksinasi juga cukup transparan mulai dari antrian
hingga dapat menerima vaksin.
Aviandari, T., Pamungkasari, E. P., &
Murti, B. (2021). Management Analysis of
the Implementation of Covid-19 Vaccination in Reducing Positivity Rate in
Regency Health Office of Boyolali, Central Java. Journal of Health
Policy and Management, 6 (3),
190–202. Google Scholar
Covid19.go.id.
(2021). Lonjakan Kasus Dampak Abaikan
Protokol Kesehatan. Https://Covid19.Go.Id. https://covid19.go.id/p/berita/lonjakan-kasus-dampak-abaikan-protokol-kesehatan.
Google Scholar
Darmalaksana,
W., Hambali, R., Masrur, A., & Muhlas, M. (2020). Analisis pembelajaran
online masa wfh pandemic covid-19 sebagai tantangan pemimpin digital abad 21. Karya Tulis Ilmiah (KTI) Masa Work From
Home (WFH) Covid-19 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 1–12. Google Scholar
Dewi, A.,
& Bustan, R. (2021). Sosialisasi Vaksinasi COVID-19 dan Protokol Kesehatan
7M Sebagai Upaya Pencegahan Penyebaran Virus COVID-19. Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat
(SNPPM-3), 197–209. Google Scholar
Dinas
Kesehatan kabupaten Boyolali. (2021). Pelaksanaan
Serbuan Vaksinasi Covid-19 Pedagang Pasar Tradisional Se-Kabupaten Boyolali. Dinkes Boyolali.
https://dinkes.boyolali.go.id/82/pelaksanaan-serbuan-vaksinasi-covid-19-pedagang-pasar-tradisional-sekabupaten-boyolali. Diakses tgl 2 Oktober 2021.
Google Scholar
Gurning, F.
P., Siagian, L. K., Wiranti, I., Devi, S., & Atika, W. (2021). Kebijakan
Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Di Kota Medan Tahun 2020. Jurnal Kesehatan, 10 (1), 43–50. Google Scholar
N, K.
(2021). Hari ini Vaksin
Didistribusikan, Berikut Jadwal Tenaga Kesehatan Boyolali akan Divaksinasi. Www.Pikiran-Rakyat.Com. https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/amp/pr 011214335/hari-ini-vaksin-didistribusikan-berikut-jadwal-tenaga-kesehatan-boyolali-akan-divaksinasi.
Google Scholar
Nasir, N.
M., Joyosemito, I. S., Boerman, B., & Ismaniah, I. (2021). Kebijakan
Vaksinasi COVID-19: Pendekatan Pemodelan Matematika Dinamis Pada Efektivitas
Dan Dampak Vaksin Di Indonesia. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat UBJ, 4
(2). Google Scholar
Organization,
W. H. (2020). Coronavirus disease 2019
(COVID-19): situation report, 73. Google Scholar
Putri, R.
S., Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Wijayanti, L. M., & Hyun, C. C.
(2020). Impact of the COVID-19 pandemic
on online home learning: An explorative study of primary schools in Indonesia.
International Journal of Advanced Science and Technology, 29 (5), 4809–4818. Google Scholar
RI, K. (2019).
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor hk. 01.07/menkes/328/2020
tentang panduan pencegahan dan pengendalian., 2019 Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor Hk. 01.07. Menkes/413/2020 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian
Coronavirus Disease, 2020.
Google Scholar
RI, K.
(2021). Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
di Indonesia Membutuhkan Waktu 15 Bulan Sehat Negeriku. Kemkes.Go.Id.
https://www.google.com/search?q=https+%3A%2F%2Fsehatnegeriku+.kemkes.go.id%2Fbaca%2Frilis+media%2F20210103%2F2536122%2Fpelaksanaan-vaksinasi-covid-19-di-indonesia-+membutuhkan-wakt.+15-bulan%2F&oq=https+%3A%2F%2Fsehatnegeriku+.kemkes.go.id%2Fbaca%2Frilis+media%2F20210103%2F2536122%2Fpelaksanaan-vaksinasi-covid-19-di-indonesia-%09membutuhkan-wakt.+15-bulan%2F&aqs=chrome..69i57.562j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8. Google Scholar
Stuppia,
L., Capogreco, M., Marzo, G., La Rovere, D., Antonucci, I., Gatta, V., Palka,
G., Mortellaro, C., & Tetè, S. (2011). Genetics
of syndromic and nonsyndromic cleft lip and palate. Journal of
Craniofacial Surgery, 22 (5),
1722–1726. Google Scholar
Tifa, I.
(2021). Would you do anything
differently? Work (Reading, Mass.). Google Scholar
Widayanti,
L. P., & Kusumawati, E. (2021). Hubungan persepsi tentang efektifitas
vaksin dengan sikap kesediaan mengikuti vaksinasi Covid-19. HEARTY: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9 (2), 78–85. Google Scholar
Copyright holder: Niken, PutriMia,
Septiana, Reyhan, Argha,
Putra (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |