Vol. 2 No. 11 November 2021 |
|
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN
HUTANG PADA SEKTOR KONSUMSI PERIODE 2015-2020
Yusdianto, Achmad Ramadhoni,
Sutanto Hardisaputera
Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 25 Oktober
2021 Direvisi 05 November
2021 Disetujui 15 November
2021 |
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan
perusahaan terhadap Kebijakan Hutang. Populasi penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur sektor industry
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2015-2020. Berdasarkan hasil purposive
sampling diperoleh 12 perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang memenuhi kriteria sampel. Pengujian di dalam penelitian ini menggunakan bantuan software
Eviews 9.0. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa Hasil uji regresi secara parsial menunjukan ada pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada tingkat signifikan α = 0.05, terlihat
dari hasil uji t yang dilakukan diperoleh t hitung sebesar -2.930846 dengan probabilitas sebesar 0.0061 < 0.05. Hasil uji resresi
secara parsial menunjukan ada pengaruh Pertumbuhan Perusahaan
terhadap Kebijakan Hutang pada tingkat signifikan α = 0.05, terlihat
dari hasil uji t yang dilakukan diperoleh thitung sebesar 3.234059 dengan probabilitas sebesar 0.0028 < 0.05. Hasil uji regresi
secara bersama-sama menunjukkan pengaruh Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan
Perusahaan dengan melakukan
uji F diperoleh Fhitung sebesar 496.8447. Ukuran Perusahaan
dan Pertumbuhan Perusahaan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang. ABSTRACT������������������������� This study aims to examine the effect of
firm size and firm growth on debt policy. The population of this study are
manufacturing companies in the consumer goods industry sector listed on the
Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2015-2020 period. Based on the results
of purposive sampling, there were 12 manufacturing companies in the consumer
goods industry that met the sample criteria. Testing in this study using the
help of software Eviews 9.0. The results of this
study indicate that the results of the partial regression test show that
there is an effect of Firm Size on Debt Policy at a significant level = 0.05,
it can be seen from the results of the t test carried out that the tcount is -2.930846 with a probability of 0.0061 <
0.05. The results of the partial recession test show that there is an effect
of Company Growth on Debt Policy at a significant level = 0.05, it can be
seen from the results of the t-test carried out that tcount
is 3.234059 with a probability of 0.0028 <0.05. The results of the
regression test together show the effect of firm size and firm growth by
performing the F test, the Fcount is 496.8447.
Company Size and Company Growth together affect the Debt Policy. |
Kata Kunci: ukuran perusahaan; pertumbuhan perusahaan dan kebijakan hutang Keywords: company size; company growth and debt policy |
Pendahuluan
Perkembangan dewasa ini perusahaan-perusahaan
yang sedang berkembang maupun perusahaan yang baru memulai usahanya
tidak terlepas kepada kebutuhan akan modal yang cukup besar untuk melaksanakan
proses pencapaian usaha
yang berkesinambungan. Kesiapan
perusahaan dalam mengelola usaha ditandai dengan kecukupan akan dana operasional yang memadai, maka untuk hal
ini perusahaan akan banyak membutuhkan
dana yang berasal dari penanaman modal maupun dengan berhutang kepada pihak ketiga,
dalam hal ini bank atau lembaga
keuangan yang menunjang. Namun inisiatif ini harus dapat
dicermatinya terlebih kepada pinjaman kepihak ketiga karena hutang yang berlebih yang tidak tepat sasaran akan
menimbulkan dampak secara langsung kepada likuiditas perusahaan kedepannya.
Sebagaimana
yang diutarakan pada penelitian
terdahulu yakni sumber dana dari kreditur merupakan hutang bagi perusahaan.
Hutang bagaikan dua sisi mata
uang bagi perusahaan yaitu memiliki dampak positif maupun dampak negatif.
Pada tingkat tertentu, hutang mampu menciptakan
suatu sistem pengawasan terhadap perusahaan serta dapat digunakan untuk penghematan pajak sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Astuti, 2015).
Tujuan perusahaan adalah mencari laba dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam kegiatannya mencari laba, pemilik memberi
wewenang kepada manajemen untuk melaksanakannya. Dalam usahanya memperoleh laba, manajemen harus berperilaku : Memaksimumkan nilai perusahaan, artinya manajemen harus mengahasilkan laba lebih besar dari
biaya modal yang digunakannya,
tanggung jawab sosial, artinya dalam mencari laba,
manajemen tidak boleh merusak lingkungan
alam, sosial, dan budaya, etika artinya
manajemen dalam mengusahakan laba harus tunduk pada norma-norma sosial di lingkungan mereka bekerja dan tidak boleh menipu masyarakat
konsumen (Mulyanti, 2017).
Menurut (Riyanto, 2001)
dalam Aries (Veronica, 2020),
Kebijakan hutang merupakan keputusan yang sangat penting dalam perusahaan.
Dimana kebijakan hutang merupakan salah satu bagian dari kebijakan
pendanaan perusahaan. Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil pihak manajemen
dalam rangka memperoleh sumber daya pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan.
Semakin besar ukuran perusahaan
diharapkan dapat meningkatkan laba perusahaan. Apabila perusahaan dengan ukuran perusahaan yang besar menghasilkan laba yang kecil akan menjadi sinyal
negatif bagi para investor.
Hasil penelitian (Sumarsono, 2016)
dalam (Gustian, 2017)
menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan memberikan arti bahwa setiap adanya peningkatan
aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan merupakan suatu sinyal yang positif bagi investor, pertumbuhan aset yang positif juga memberikan arti bahwa manajemen telah mampu mengelola perusahaan dengan baik.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat dibedakan bahwa untuk variabel
dependen berupa kebijakan hutang berkaitan dangan sektor industri barang konsumsi sangat jarang diteliti oleh peneliti terdahulu.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan keilmuan bagi penulis,
memperkuat penelitian terdahulu, dan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan penelitian dibidang akuntansi maupun juga dapat dijadikan referensi dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya. Kemudian secara praktis memberikan kontribusi berupa sumbangan pemikiran, memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan Kebijakan Hutang Perusahaan, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kebijakan hutang pada sektor tersebut. Adapun judul yang penulis tuangkan dari penilitan
ini adalah: �Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Pada Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2015 � 2020�.
Metode Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal
komperatif (casual � comparative research), Peneliti melakukan pengamatan terhadap konsekuensi-konsekuensi yang timbul
dan menelusuri Kembali fakta
yang secara masuk akal sebagai faktor-faktor
penyebabnya. Peneliti dapat mengidentifikasi fakta dan peristiwa tersebut sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan penyidikan terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi (variabel
independent).
2.
Operasional Variabel
Penelitian ini terdapat tiga variabel independen
(X) yaitu Ukuran Perusahaan
dan Pertumbuhan Perusahaan. Serta satu
variabel dependen (Y) yaitu Kebijakan Hutang.
3.
Variabel Independen
a.
Ukuran Perusahaan (X1)
Ukuran perusahaan merupakan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dilihat dari
total asset. Ukuran perusahaan
dalam penelitian ini dihitung dengan
logaritma natural dari
total asset yang dimiliki perusahaan.
b.
Pertumbuhan Perusahaan (X2)
Pertumbuhan perusahaan dapat didefinisikan sebagai peningkatan yang terjadi pada suatu perusahaan. Perusahaan yang
bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan yang bertumbuh secara lambat.
4.
Variabel Dependen (Y)
a.
Kebijakan Hutang
Kebijakan
hutang merupakan kebijakan perusahaan yang bersumber eksternal. Kebijakan hutang sering diukur menggunakan
Debt to Equity Ratio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan semua kewajibannya yang ditunjukkan oleh Sebagian modal sendiri
yang digunakan untuk membayar hutang perusahaan.
5.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian
ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang menerbitkan laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Ffek Indonesia (BEI). Jumlah sampel dalam penelitian
ini sebanyak 12 perusahaan.
Metode penentuan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling.
Purposive sampling adalah Teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu.
6. Jenis Data, Sumber
Data dan Metode Pengumpulan
Data
Jenis daya yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang berupa angka � angka laporan keuangan
masing � masing perusahaan, data yang dipilih terdiri atas ukuran perusahaan
dan pertumbuhan perusahaan.
Penelitian ini, data diambil dari Bursa Efek Indonesia (BEI) berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur barang konsumsi yang terdaftar di IDX
statistic, website www.idx.co.id
untuk mendapatkan data yang
diinginkan yang dilakukan dengan observasi tidak langsung.
A. Hasil Penelitian
1. Analisis
Statistik Deskriptif
Tabel 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Mean |
Size 29.09244 |
Growth
1.111828 |
Der 0.785218 |
Median Maximum |
28.74760 32.20096 |
1.081539 1.620343 |
0.620371 2.530450 |
Minimum |
25. 79571 |
0.900558 |
0.163544 |
Std. Dev.
Skewness |
1.783737 0.171994 |
0.136498 1.679186 |
0.588265 1.639702 |
Kurtosis |
2.345054 |
6.646834 |
5.285397 |
Jarque-Bera |
1.094563 |
49.15614 |
31.95507 |
Probability |
0.578520 |
0.000000 |
0.00000 |
Sum Sum Sq. Dev. |
1396.437 149.5407 |
53.36776 0.875686 |
37.69048 16.26462 |
Observations |
72 |
72 |
72 |
�������������� Sumber : hasil
olahan e-views
Dari tabel
diatas menunjukan penelitian ini mempunyai 72 data pengamatan dan dapat dianalisis.
Nilai rata-rata Ukuran Perusahaan pada periode tahun 2015-2020 sebesar 29.09244,
dengan nilai standar deviasi sebesar 1.783737. Perusahaan yang memiliki
nilai Ukuran Perusahaan tertinggi sebesar 32.30096 yaitu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk pada periode 2018, sedangkan nilai Ukuran Perusahaan terendah sebesar� 25.79571 yaitu
PT. Pyridam Farma Tbk pada periode 2017.
Nilai rata-rata Pertumbuhan Perusahaan pada periode
tahun 2015-2020 sebesar
1.111828, dengan nilai standar deviasi sebesar 0.136498. Perusahaan yang memiliki
nilai Pertumbuhan
Perusahaan tertinggi sebesar
1.620343 yaitu PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk pada periode
2018, sedangkan nilai Pertumbuhan Perusahaan terendah sebesar 0.900558 yaitu PT. Pyridam Farma Tbk
pada periode 2017.
Nilai rata-rata Kebijakan Hutang yang diproksikan oleh DER pada periode
tahun 2015-2020 sebesar
0.785218, dengan nilai standar deviasi sebesar 0.588265. Perusahaan yang memiliki
nilai Kebijakan Hutang tertinggi sebesar 2.530450 yaitu PT. Tunas Baru Lampung Tbk pada periode 2016, sedangkan nilai Kebijakan Hutang terendah sebesar 0.163544 yaitu PT. Ultra
Jaya Milk Industry & Tra periode
2018 (Dewi,
Gusti Ayu Rencana Sari, 2018).
2. Analisis
Regresi Data Panel
Berdasarkan hasil regresi data panel maka dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect Model (FEM) merupakan model pendekatan
yang tepat untuk digunakan.
3. Hasil Regresi Fixed Effect Model
Tabel 2.
Dependent Variable
: DER
Method: Panel EGLS (Cross-Section Weights)
Date : 07/21/21 Time: 21:24
Sample : 2015:20.20
Periods induded : 6
Cross-Sections induded: 12
Total Panel (Balan Ced) Observations : 72
Linear Estimation after One-step Wei Ghting Matrix
Variable |
Coeffcient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob |
C Size Growth |
7.436300 -0.282479 1.018572 |
2.692882 0.096381 0.314952 |
2.761486 -2.930846 3.234059 |
0.0093 0.0061 0.0028 |
Effects Specifcation |
||||
Cross-Section Fixed (Dummy Variables) |
||||
Weighted Statistics |
||||
R-Squared Adjusted R-Squared |
0.994240 0.991796 |
Mean dependent Var S.D. Dependent Var� |
1.362756 1.510088 |
|
S.E.Of Regression |
0.123063 |
Sum Squared Resid |
0.499766 |
|
F- Statistoc |
406.8447 |
Durbin-Watson Stat |
2.086462 |
|
Unweighted Statistics |
||||
R-Squared Sum Squared Resid |
0.938108 |
Mean Dependent Var |
0.785218 2.202766 |
�Sumber : hasil
olahan data e-views
Berdasarkan hasil regresi menggunakan Fixed
Effect Model (FEM) diatas dapat disimpulkan
bahwa nilai konstanta sebesar 7.436300, nilai t-Statistik sebesar 2.761486 dengan probabilitas 0.0093 < 0.05.
Koefisien regresi
Ukuran Perusahaan sebesar
-0.282479, nilai t-Statistik
sebesar -2.930846 dengan probabilitas sebesar 0.0061 <
0.05 artinya variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif terhadap Kebijakan Hutang dan signifikan pada tingkat α=5%.
Koefisien regresi
Pertumbuhan Perusahaan sebesar
1.018572, nilai t-Statistik
sebesar 3.234059 dengan probabilitas sebesar 0.0028 <
0.05 artinya variabel Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh
positif terhadap Kebijakan Hutang dan signifikan pada tingkat α=5%.
Persamaan regresi
yang diestimasi secara simultan dilakukan penguji dengan uji F diperoleh nila Fhitung sebesar
406.8447 dengan probabilitas
0.000000 < 0.05 artinya persamaan
ini layak digunakan untuk estimasi. Hasil R2 sebesar
0.994240 merupakan nilai kontribusi variabel independen menerangkan hubungan terhadap variabel dependen yaitu Kebijakan Hutang sebesar 99.4240% sedangkan sisa sebesar 0.5760% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini (Santosa,
2016).
4. Uji Asumsi Klasik
Gambar
1
Uji
Normalitas
Sumber :
hasil olahan e-views
Dapat dilihat
histogram uji residual diatas menunjukkan
nilai probabilitasnya sebesar 0.752982 > 0.05, maka
data dapat dikatakan terdistribusi normal.
5. Uji Multikolinearitas
Tabel 3.
� Hasil Uji Multikolinearitas
|
Size |
Growth |
Size |
1.000000 |
-0.104456 |
Growth |
-0.104456 |
1.000000 |
�������������������� Sumber : hasil
olahan e-views
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
bahwa variabel independent
yang terdiri dari Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan
Perusahaan bebas dari uji multikoliniearitas karena memiliki nilai dibawah 0.80. Artinya variabel � variabel tersebut layak untuk dipakai dalam
penelitian ini.
6. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4
Hasil
Uji Heteroskedastisitas
Sample (adjusted) : 2015 2020
Periods Induded: 6
Cross-sections Induded: 12
Total Panel (balanced) Observations :72
Variable |
Coeffcient |
Std.Error |
t-Statistic |
Prob |
C Size Growth |
1.745249 -1.365981 0.108014 |
16.83147 5.910509 0.517620 |
0.103690 -0.231111 0.208674 |
0.9184 0.8195 0.8367 |
� ���Sumber : hasil
olahan e-views
Berdasarkan hasil
uji Glejser di atas maka dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima karena hasil Probabilitas
setiap variabel independent
> 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah
heterijedastisitas dalam penelitian ini.
7. Uji Autokorelasi
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi DW � Test
R-squared |
0.994240 |
Mean Dependent Var |
1.362756 |
Adjusted R-squared |
0.991796 |
S.D. Dependent Var |
1.510088 |
S.E. of regression |
0.123063 |
Sum squared resid |
0.499768 |
F-statistic |
406.8447 |
Durbin-Watson Stat |
2.086462 |
Prob (F-statistic) |
0.000000 |
|
|
���������� Sumber : hasil
olahan e-views
Dari model terbaik
dalam regresi yang terbentuk yaitu Fixed Effect Model dapat dilihat
bahwa nilai DW dari persamaan regresi yang terbentuk adalah sebesar 2.086462, sedangkan nilai tabel Durbin � Watson dengan n=48
dan k=3, maka diperoleh nilai dL=1.4064 dan dU=1.6708, sehingga nilai 4-dU = 4 � 1.6708
= 2.3292, yang terletak antara
1.4064 < 2.086462 < 2.3292 maka dengan demikian disimpulkan bahwa autokorelasi yang terbentuk pada penelitian ini yaitu tidak ada
autokorelasi (Santosa,
2019).
8. Uji Hipotesis
Koefisien Korelasi Berganda
Dari tabel
5. (FEM) Fixed Effect Model pada tabel diatas didapat
koefisien korelasi berganda R2 (Adjusted
E-squared) antara Ukuran
Perusahaan dan Pertumbuhan Perusahaan adalah √0.991796 = 0.983659. Maka
angka 0.983659 menunjukan bahwa terjadi hubungan
yang sangat kuat antar variabel ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan.
9. Uji Persamaan Regresi
Linear Berganda
Data dari
hasil output Eviews di atas didapat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Berdasarkan Tabel 4
dan persamaan diatas tersebut dapat dijelaskan pengaruh masing �
masing variabel independent terhadap
variabel dependen sebagai berikut :
1. Konstanta �sebesar
7.436300 menyatakan bahwa jika nilai dari
Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan
Perusahaan konstan (0) maka
besar Kebijakan Hutang adalah sebesar
7.436300.
2. Nilai koefisien
regresi Ukuran Perusahaan memiliki hubungan negatif -0.282479 hal ini menunjukan jika setiap Ukuran
Perusahaan mengalami peningkatan
sebesar 1 maka Kebijakan Hutang akan mengalami peningkatan sebesar -0.282479, sebaliknya jika setiap Ukuran Perusahaan mengalami penurunan sebesar 1 maka Kebijakan Hutang mengalami penurunan sebesar -0.282479 dengan asumsi koefisien regresi variabel lain adalah nol.
3. Nilai koefisien
regresi Pertumbuhan
Perusahaan memiliki hubungan
positif 1.018572 hal ini menunjukan jika setiap Pertumbuhan
Perusahaan mengalami peningkatan
sebesar 1 maka Kebijakan Hutang akan mengalami peningkatan sebesar 1.018572, sebaliknya jika setiap Pertumbuhan Perusahaan mengalami penurunan sebesar 1 maka Kebijakan Hutang mengalami penurunan sebesar 1.018572 dengan asumsi koefisien regresi variabel lain adalah nol.
10. Uji Koefisien Regresi
Parsial (Uji t)
Pada tabel
4 yakni tabel t-Statistik yang terlampir
pada lampiran dengan df =� (n-k-1) = (48-3-1)=
44 dan derajat kebebasan sebesar 0.05 diperoleh tabel sebesar 1.60823.
1. Uji regresi
parsial (Uji t) menunjukan bahwa nilai koefisien
regresi Ukuran Perusahaan negatif -0.282479, nilai thitung -2.930846 dengan
probabilitas sebesar 0.0061
< 0.05, maka pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang negatif dan sinifikan.
2. Uji regresi
parsial (Uji t) menunjukan bahwa nilai koefisien
regresi Pertumbuhan
Perusahaan positif 1.018572, nilai
thitung 3.234059 dengan probabilitas sebesar 0.0028 < 0.05, maka pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang positif dan sinifikan.
11.
�Uji Koefisien Regresi Bersama � Sama
(Uji F)
Pada tabel
5 yakni tabel F statistik dan derajat kebebasan 0.05. Berdasarkan tabel di atas, dapat kita bandingkan
antara F hitung sebesar 496.8447 dan F tabel sebesar 2.09 (Fhitung
> Ftabel) maka
Ha diterima artinya
Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan
Perusahaan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang.
12.
Uji Koefisien
Determinasi
Pada tabel
5 diatas menunjukan nilai Adjust
R-Squared 0.991796 artinya secara
bersama-sama variabel Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan
Perusahaan berpengaruh terhadap
variabel Kebijakan Hutang sebesar 99.1796% sedangkan sisanya sebesar 0,8204 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
B. Pembahasan
1.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Hutang Secara Parsial
Hasil uji regresi
secara parsial menunjukan ada pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada tingkat signifikan α = 0.05, terlihat
dari hasil uji t yang dilakukan diperoleh thitung sebesar
-2.930846 dengan probabilitas
sebesar 0.0061 < 0.05, hasil
dari penelitian persamaan regresi di atas terlihat bahwa
koefisien regresi bernilai negatif sebesar -0.282479, artinya variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Nazariah,
2014) dan Penelitian (Mentari
& Armia, 2016) yang mengungkapkan bahwa
Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap Kebijakan Hutang. Namun, bertentangan dengan hasil dari penelitian
(Hatigoran
Silitonga, 2014) dan penelitian (Aziz
et al., 2019) yang mengungkapkan bahwa
Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang.
2.
Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Secara Parsial
Hasil uji resresi
secara parsial menunjukan ada pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang pada tingkat signifikan α = 0.05, terlihat
dari hasil uji t yang dilakukan diperoleh thitung sebesar
3.234059 dengan probabilitas
sebesar 0.0028 < 0.05, hasil
dari penelitian persamaan regresi di atas terlihat bahwa
koefisien regresi bernilai negatif sebesar 1.018572, artinya variabel Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Arif Irawan, Rina Arifati, dan Abrar (Irawan
et al., 2016). yang mengungkapkan bahwa
Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang. Namun, bertentangan dengan hasil dari penelitian
(Mentari
& Armia, 2016) dan (Rosdiana,
2014) yang mengungkapkan bahwa
Pertumbuhan Perusahaan tidak
berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang.
3.
Pengaruh Ukuran Perusahan
dan Pertumbuhan Perusahaan Secara
Bersama � Sama Terhadap Kebijakan
Hutang
Hasil uji regresi
secara bersama-sama menunjukkan pengaruh Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan
Perusahaan dengan melakukan
uji F diperoleh Fhitung
sebesar 496.8447. Berdasarkan
hitung tersebut dapat kita bandingkan
antara Fhitung
sebesar 496.8447 dengan Ftabel sebesar
2.09 (Fhitung > Ftabel),
maka Ha diterima
artinya Ukuran Perusahaan
dan Pertumbuhan Perusahaan secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Kebijakan Hutang.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan dengan hasil regresi menggunakan
3 model pendekatan Common Effect Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM) dapat disimpulkan bahwa Fixed Effect
Model (FEM) dianggap sebagai
model yang terbaik untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan
Perusahaan pada perusahaan manufaktur
sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2015-2020. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan hal sebagai berikut: 1) Hasil
uji regresi secara parsial menunjukkan Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2019. 2) Hasil uji regresi
secara parsial menunjukkan Pertumbuhan
Perusahaan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kebijakan Hutang pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2016-2019. 3) Hasil uji regresi secara bersama � sama menunjukan Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Perusahaan memberikan
pengaruh terhadap Kebijakan Hutang.
Astuti, E. (2015). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan Di Indonesia. Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 15 (02), 149�158. Google Scholar
Aziz, A. M., Chomsatu, Y., &
Wahyuningsih, E. M. (2019). Pengaruh Kepemilikan Institusional, Profitabilitas
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang. Jurnal Ilmiah Edunomika, 3
(02). Google Scholar
Dewi, Gusti Ayu Rencana Sari, D. P. V.
(2018). Investasi dan Pasar Modal
Indonesia. Rajawali Pers, Cetakan Pertama, 2018. Google Scholar
Gustian, D. (2017). Pengaruh pertumbuhan
perusahaan, keputusan investasi, dan keputusan pendanaan terhadap nilai
perusahaan (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia 2010-2014). Jurnal
Akuntansi, 5 (1). Google Scholar
Hatigoran Silitonga, A. (2014). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI). Google Scholar
Irawan, A., Arifati, R., & Oemar, A.
(2016). Pengaruh Aset Berwujud, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Lama
Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2014. Journal
Of Accounting, 2 (2). Google Scholar
Mentari, A., & Armia, S. (2016). Pengaruh
faktor demografi terhadap keputusan pembelian mobil di Kota Banda Aceh dengan
persepsi merek mewah sebagai variabel mediasi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen, 1 (1), 23�36. Google Scholar
Mulyanti, D. (2017). Manajemen Keuangan
Perusahaan. Akurat| Jurnal Ilmiah
Akuntansi FE UNIBBA, 8 (2),
62�71. Google Scholar
Nazariah, N. (2014). Pengaruh Arus Kas
Bebas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Dan Kebijakan Utang
Terhadap Kebijakan Dividen Pada Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Telaah Dan Riset Akuntansi, 7 (1), 58�65. Google Scholar
Riyanto, B. (2001). Dasar dasar pembelanjaan perusahaan. Google Scholar
Rosdiana, E. (2014). Pengaruh Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-2014. Google Scholar
Santosa, A. D. (2016). Pengolahan Data E-Views (Cara Operasi
dan Proses Analisis), Amara books, Cetakan Pertama. Google Scholar
Santosa, A. D. (2019). Analisis Multivariat, Kepel Press. Google Scholar
Sumarsono, H. (2016). Pengaruh Keputusan
Pendanaan, Kebijakan Deviden dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan.
Ekuilibrium: Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu
Ekonomi, 7 (1), 36�46. Google Scholar
Veronica, A. (2020). Kebijakan Hutang Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Media Wahana Ekonomika, 17 (1), 1�17. Google Scholar
Copyright holder: Yusdianto,
Achmad Ramadhoni, Sutanto
Hardisaputera (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |