Jurnal Syntax Admiration

Vol. 2 No. 12 Desember 2021

p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356

Sosial Teknik

 

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, MORALITAS INDIVIDU TERHADAP TAX AVOIDANCE

 

Nurjana Suleman, Maryati K. Thalib, Rapika Anwar

STMIK ICHSAN Gorontalo, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Diterima

25 November �2021

Direvisi

05 Desember 2021

Disetujui

15 Desember 2021

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara Tingkat Pendidikan� dan Moralitas Individu terhadap Tax Avoidance pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pajak Pratama Provinsi Gorontalo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode analisis regresi berganda dengan program SPSS 25. Objek penelitian ini adalah Kantor Pajak Pratama Provinsi Gorontalo. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survey dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada 100 Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pajak Pratama Provinsi Gorontalo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat Pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Tax Avoidance sebesar 1,690, Moralitas Individu berpengaruh secara signifikan terhadap Tax Avoidance sebesar 4,843. secara simultan Tingkat Pendidikan, Moralitas Individu berpengaruh secara signifikan terhadap Tax Avoidance sebesar 14,797.

 

ABSTRACT�������������������������

This study aims to examine the effect of Education Level and Individual Morality on Tax Avoidance on Individual Taxpayers at the Pratama Tax Office of Gorontalo Province. this type of research is quantitative research using multiple regression analysis method with SPSS 25 program. The object of this research is the Pratama Tax Office of Gorontalo Province. The sampling technique used the Accidental Sampling method. Data collection was carried out through a survey method using a questionnaire which was distributed directly to 100 individual taxpayers at the Pratama Tax Office of Gorontalo Province. .The results of this study indicate that the level of education has no significant effect on Tax Avoidance of 1.690, Individual Morality has a significant effect on Tax Avoidance of 4.843. simultaneously Education Level, Individual Morality have an effect on.significant to Tax Avoidance of 14,797.Keywords: Individual Morality, Education Level, Tax Avoidance.

Kata Kunci: moralitas individu; tingkat pendidikan; tax avoidance

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords: education level; individual morality; tax avoidance



 

Pendahuluan

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memberikan kontribusi besar pada Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk membiayai pembangunan dan pengeluaran negara. Dengan kata lain, penerimaan pajak menjadi salah satu sumber penerimaan yang sangat penting bagi negara dalam membiayai pengeluaran yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pada hakikatnya pajak adalah beban yang mau tidak mau harus dipikul oleh seluruh rakyat di satu negara. Secara umum para wajib pajak akan berusaha untuk membayar pajak yang terhutang sekecil mungkin, sepanjang hal ini memiliki celah dalam ketentuan perundang-undangan perpajakan. Menurut Lumbantoruan yang dikutip oleh (Abraye, 2008) menyebutkan bahwa manajemen pajak sebagai suatu strategi penghematan pajak. Tax avoidance merupakan salah satu strategi yang bisa dilakukan oleh wajib pajak secara legal untuk menekan pembayaran pajak.

Tax avoidance adalah salah satu perencanaan pajak (tax planning), di mana tujuan dari perencanaan ini adalah mengurangi pajak secara legal. Meski tax avoidance� merupakan cara Wajib Pajak yang tidak melanggar undang-undang, namun sebenarnya tax avoidance merupakan tindakan yang tidak diinginkan oleh pemerintah. Kemudian isi pemerintah, terjadinya tax avoidance telah menyebabkan penurunan penerimaan pajak. sudut pandang hukum, tax avoidance bukanlah tindakan yang melawan hukum, karena tidak ada pasal-pasal atau regulasi yang dilanggar, namun sebenarnya dari sudut pandang moral-etik tindakan tax avoidance merupakan tindakan opportunistik yang tujuannya untuk meningkatkan keuntungan pribadi dari wajib pajak. Tindakan seperti ini sama sekali tidak dikehendaki oleh pembuat undang-undang. Bahkan, kenyataan tersebut tidak membuat pemerintah putus asa dalam menjaring wajib pajak yang belum sadar untuk membayar pajak.

Keberhasilan pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak membayar pajak dan tidak berpikir tax avoidance sesungguhnya terletak pada kesadaran dari wajib pajak itu sendiri. Ada beberapa karakteristik yang akan membuat kesadaran seorang wajib pajak berbeda antara satu dan lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Centre for tax policy and administration, mereka mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan wajib pajak diantaranya terdapat faktor individual seperti bagaimana tingkat pendidikannya. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam tax avoidance. Hal ini biasanya berkorelasi dengan kemampuan wajib pajak untuk memahami dan menaati atau tidak menaati peraturan perpajakan (Jackson & Milliron, 1986).

Hal lainnya yang mampu membuat seorang wajib pajak berbeda dengan wajib pajak lainnya khususnya dalam hal tax avoidance adalah moralitas individu. Ini disebabkan karena membayar pajak merupakan suatu aktivitas yang tidak lepas dari kondisi behavior wajib pajak itu sendiri. Aspek moral dalam bidang perpajakan menyangkut dua hal, yaitu (1) kewajiban perpajakan merupakan kewajiban moral yang harus ditunaikan oleh setiap wajib pajak, dan (2) menyangkut kesadaran moral terkait dengan distribusi atau alokasi dari penerimaan pajak (Troutman, 1993). Wajib Pajak yang memiliki kesadaran moral yang baik sebagai warga negara dalam melaksanakan kewajiban pajaknya berbeda dengan warga negara yang tidak mempunyai kesadaran moral. Dengan demikian, diharapkan adanya aspek moralitas dari Wajib Pajak akan meningkatkan kecenderungan dari mereka dalam memenuhi kewajiban pajaknya.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil tema sentral tentang Tax Avoidance ditinjau dari beberapa faktor diantaranya, ditinjau dari Tingkat Pendidikan dan Moralitas Individu Wajib pajak Orang Pribadi yang terdaftar pada Kantor Pajak Pratama Provinsi Gorontalo.

Penelitian ini dilakukan dalam rangka memperoleh bukti empiris pengaruh tingkat pendidikan, moralitas individu terhadap tax avoidance.

Grand theory yang mendasari penelitian ini adalah Theory of planned behavior. Theory of planned behavior pertama kali dicetuskan oleh Ajen pada tahun 1980 yang diperbaharui dari teori tindakan balasan (Theory of Reasoned Action). TRA menjelaskan bahwa perilaku (behavior) dilakukan karena individu memiliki niat atau keinginan untuk melakukannya (behavioral intention). Niat perilaku akan menentukan perilaku seseorang.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewaskan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam pengertian luas pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh,pengetahuan,pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibbin, 1997).

Tingkat pendidikan merupakan tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemauan yang dikembangkan (Julianti & Zulaikha, 2014). Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan sesorang atau masyarakat 14 untuk menyerap informasi dan mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari (Kakunsi et al., 2017).

Menurut (Bertens, 1993) Moral memiliki arti sebuah nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moralitas dapat diartikan sebagai keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik atau buruknya sifat sebagai manusia. (Kohlberg & Kramer, 1969) menyatakan bahwa moral berkembang melalui tiga tahapan, yaitu tahapan pre-conventional, tahapan conventional dan tahapan post-conventional. (Welton et al., 1994) menyatakan bahwa kemampuan individu dalam menyelesaikan dilema etika dipengaruhi oleh level penalaran moralnya.

Menurut Robert H Anderson dalam (Zain, 2008), penyelundupan pajak (tax evasion) adalah penyelundupan yang  melanggar undang � undang� pajak sedangkan penghindaran pajak (Tax Avoidance)  adalah cara mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan perundangan-undangan perpajakan dan dapat di benarkan, terutama melalui perencanaan pajak.

Menurut (Dyreng et al., 2008) Tax Avoidance merupakan segala bentuk kegiatan yang memberikan efek terhadap kewajiban pajak, baik kegiatan diperbolehkan oleh pajak atau kegiatan khusus untuk mengurangi pajak. Praktek Tax Avoidance biasanya memanfaatkan kelemahan kelemahan hukum pajak dan tidak melanggar hukum perpajakan.

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi wajib pajak melakukan Tax Avoidance, diantaranya tingkat pendidikan dan Moralitas Individu. dalam penelitian ini mengukur faktor faktor yang mempengaruhi wajib pajak melakukan Tax Avoidance, dengan Tingkat Pendidikan (X1), Moralitas individu (X2) sebagai Variabel bebas (Eksogen), Tax Avoidance (Y) Sebagai Variabel Terikat (Endogen).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1

Kerangka Konseptual

 

 

Metode Penelitian

1.    Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan satuan analisis (unit of analysis) yang� hendak diteliti, dalam hal ini adalah individu - individu responden (Hamidi,� 2007), Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pajak Pratama Provinsi Gorontalo yaitu sebanyak 107.478 wajib pajak orang pribadi.

2.    Sampel Penelitian

Adapun peneliti menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan yang sederhana.

 

 

 

 

 

Description: D:\index.png

 

 

 

Keterangan:

n = Ukuran sampel/jumlah responden

N = Jumlah populasi

e = Persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan

Untuk jumlah populasi sebanyak 107.478, maka jumlah sampel dapat dirumuskan sebagai berikut:

��� n =������� 107.478

�( 107.478 x 0.12)+1

��� n = ���100

Pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling yang dimana teknik pengambilan sampelnya dilakukan berdasarkan kebetulan (Sugiono, 2011) yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti maka dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

3.    Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, menggunakan data primer. Dimana pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada kepada Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pajak Pratama Provinsi Gorontalo.

4.    Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistika deskriptif dan� statistika inferensi. Statistika deskriptif sebagai metode yang berkaitan dengan pengumpulan, penyajian dan perigkasan suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (Hajarisman, 2007) digunakan untuk menjelaskan kuantitas pilihan jawaban responden atas pernyataan yang diajukan dalam angket. Sedangkan statistik inferens sebagai metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data untuk kemudian sampai pada masalah peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai seluruh gugus data induknya (Hajarisman,2007), digunakan untuk menjelaskan besar hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Hasil Penelitian

1.    Profil Responden

Profil� responden� adalah� analisis� deskripsi� dari� 100 responden yang merupakan jumlah sampel wajib pajak orang yang terdaftar di KPP Pratama Gorontalo. Penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah metode kuisioner dimana dalam mendapatkan data, peneliti membagikan kuisioner kepada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Gorontalo sehingga� diperoleh� data� yang� sesuai� dengan keinginan peneliti.

Adapun profil responden menurut tingkat pendidikan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Profil Responden Menurut

Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

SLTP

13

13

SLTA

29

29

 

Diploma

17

17

S1

32

32

S2

9

9

Jumlah

100

100

Sumber : Data Primer yang diolah, 2021

 

Berdasarkan data pada tabel 1, dapat dijelaskan profil responden menurut tingkat pendidikan, pada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Provinsi Gorontalo menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sarjana adalah responden terbanyak yaitu 32 orang (32%), kemudian disusul tingkat SMA sebanyak 29 orang (29%), tingkat Diploma sebanyak 17 orang (17%), tingkat SLTP sebanyak 13 orang (13%) dan tingkat Magister sebanyak 9 orang (9%). Hal ini menunjukkan bahwa wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Provinsi Gorontalo pada umumnya berpendidikan Sarjana.

2.    Uji Kualitas Data

a.    Hasil Uji Validitas

Uji validitas yang dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 25.0 menunjukkan bahwa koefisien korelasi pearson moment untuk setiap item butir pernyataan dengan skor total variabel Tingkat Pendidikan (X1), Moralitas Individu (X2) dan Tax Avoidance (Y). Valid tidaknya pertanyaan apabila tingkat signifikan dibawah 0.05 atau dengan membandingkan nilai r tabel dan r hitung. Nilai r hitung� pada keluaran dengan� judul item-total statics. Sedangkan r tabel dapat dilihat dalam tabel r, dalam penelitian ini terdapat jumlah responden sebanyak 100 dan α = 5%, dengan nilai r tabel adalah 0.196. ketentuan valid tidaknya pertanyaan mengacu pada ketentuan sebagai berikut :

Jika r hitung > r tabel, pernyataan dikatakan valid

Jika r hitung < r tabel, pertanyaan dikatakan tidak valid

tabel dibawah menunjukan hasil uji validitas pada dua variabel yang terdiri dari, Moralitas Individu (MI), dan Tax Avoidance (Tax).

 

 

 

 

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Moralitas Individu

Item Pertanyaan

Koefisien
Korelasi

r-tabel

Keterangan

MI1

0,651**

0,1966

Valid

MI2

0,614**

0,1966

Valid

MI3

0,351**

0,1966

Valid

MI4

0,666**

0,1966

Valid

MI5

0,670**

0,1966

Valid

MI6

0,438**

0,1966

Valid

MI7

0,675**

0,1966

Valid

MI8

0,651**

0,1966

Valid

�������������� Sumber : Data primer yang diolah, 2021

 

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa semua indikator dari tiap variable adalah valid. Oleh karena itu, instrument kuesioner layak digunakan untuk mengumpulkan data, karena memenuhi syarat sebagai instrument yang valid.

 

Tabel 3

Hasil Uji Validitas Tax Avoidance

Item Pertanyaan

Koefisien
Korelasi

r-tabel

Keterangan

TAX1

0,557**

0,1966

Valid

TAX2

0,504**

0,1966

Valid

TAX3

0,410**

0,1966

Valid

TAX4

0,424**

0,1966

Valid

TAX5

0,457**

0,1966

Valid

TAX6

0,580**

0,1966

Valid

TAX7

0,568**

0,1966

Valid

TAX8

0,610**

0,1966

Valid

TAX9

0,702**

0,1966

Valid

TAX10

0,520**

0,1966

Valid

TAX11

0,540**

0,1966

Valid

TAX12

0,393**

0,1966

Valid

TAX13

0,357**

0,1966

Valid

���������������� Sumber : Data primer yang diolah, 2021

 

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa semua indikator dari tiap variable adalah valid. Oleh karena itu, instrument kuesioner layak digunakan untuk mengumpulkan data, karena memenuhi syarat sebagai instrument yang valid.

b.    Hasil Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item/pertanyaan yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 25.0. Dalam program SPSS metode yang sering digunakan adalah dengan menggunakan motode Alpha Cronbach�s. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 100, di dapat sebesar 0.1946 (lihat pada lampiran r tabel).

Adapun hasil dari pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut :

 

Tabel 4

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Cronbach Alpa

r Tabel

Kesimpulan

Keputusan

Moralitas Individu

 

0,725

 

0,194

 

Reliabel

 

Digunakan

Tax Avoidance

 

0.751

 

0,194

 

Reliabel

 

Digunakan

����������� �Sumber : Data primer yang diolah, 2021

 

Tabel diatas menunjukkan bahwa variabel moralitas individu dan Tax Avoidance mempunyai nilai cronbach�s alpha lebih besar dari 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa item pernyataan dalam penelitian ini bersifat reliabel. Sehingga setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten dan apabila pernyataan diajukan kembali maka akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

c.    Uji Asumsi Klasik

1.    Uji Normalitas Probability Plot

Menurut (Ghozali, 2018) model regresi dikatakan berdistribusi normal jika data ploting (titik-titik pada gambar diagram) yang menggambarkan data sesungguhnya itu mengikuti garis diagonal yang ada pada gambar diagram.

a.    Kesimpulan Uji Normalitas:

Pada gambar diagram dibawah ini terlihat bahwa titik-titik mengikuti garis diagonal. Sehingga berdasarkan teori yang ada dapat disimpulkan bahwa model regresi ini berdistribusi normal.

 

b.    Kesimpulan Uji Normalitas:

Pada gambar diagram dibawah ini terlihat bahwa titik-titik mengikuti garis diagonal. Sehingga berdasarkan teori yang ada dapat disimpulkan bahwa model regresi ini berdistribusi normal.

3.    Uji Multikolineritas Tolerance Dan VIF

Menurut (Ghozali, 2018) tidak terjadi gejala multikolineritas, jika nilai tolerance > 0,100 dan nilai VIF < 10,00.

 

Tabel 5

Hasil uji Asumsi Multikolineritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

 

t

 

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1 (Constant)

31,269

4,294

 

7,282

,000

 

 

Tingkat Pendidikan (X1)

,606

,359

,152

1,690

,094

,975

1,025

Moralitas Individu (X2)

,645

,133

,436

4,843

,000

,975

1,025

Sumber : Data primer yang diolah, 2021

a.     Dependent Variable: Tax Avoidance (Y)

a)    Kesimpulan Uji Multikolineritas

Berdasarkan tabel hasil pegujian pengujian diatas dapat disimpulkan untuk nilai Tolerance > 0.100 dengan Tingkat Pendidikan (X1) bernilai 0.975 dan Moralitas Individu (X2) bernilai 0,975 dan nilai VIF < 10,00 dengan� Tingkat Pendidikan (X1) bernilai 1,025 dan Moralitas Individu (X2) bernilai 1,025. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolineritas untuk model regresi ini.

4.    Uji Heteroskedastisitas Scatterplots

Menurut (Ghozali, 2018) tidak terjadi heteroskedastisitas jika tidak ada pola yang jelas (bergelombang, melebar kemudian menyempit) pada gambar scatterplots, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.

 

a)    Kesimpulan Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar yang ada pada scatterplots diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y (Tax Avoidance) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas pada model regresi ini.

5.    Hasil Uji Hipotesis

1.    Uji t Regresi Linear Berganda

Pengujian regresi linear berganda bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh Tingkat Pendidikan (X1) Moralitas Individu (X2) terhadap Tax Avoidance (Y). seperti tabel di bawah ini.

 

Tabel 6

Hasil Analisis Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

�(Constant)

31,269

4,294

 

7,282

,000

Tingkat Pendidikan (X1)

,606

,359

,152

1,690

,094

Moralitas Individu (X2)

,645

,133

,436

4,843

,000

a)    Dependent Variable: Tax Avoidance (Y)

 

Dari hasil tabel 7 Tabel koefisien regresi menunjukkan nilai koefisien� dalam persamaan regresi linier berganda, nilai persamaan yang dipakai adalah yang berada pada kolom B (koefisien). Nilai koofisien konstanta sebesar 31,269, koefisien tingkat pendidikan 0,606, koefisien moralitas individu 0,645. Maka persamaan regresi linear berganda adalah dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Y= 31,269 + 0,606 X1 + 0,645 X2 + 0,05

2.    Uji t (Uji Koefisien Regresi Secara Parsial)

 

Tabel 7

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

 

t

 

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1 (Constant)

31,269

4,294

 

7,282

,000

 

 

Tingkat Pendidikan (X1)

,606

,359

,152

1,690

,094

,975

1,025

Moralitas Individu (X2)

,645

,133

,436

4,843

,000

,975

1,025

a.     Dependent Variable: Tax Avoidance (Y)

 

a.    Tingkat Pendidikan (X1) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Tax Avoidance (Y).

Terlihat Pada kolom sig (signifikan) pada tabel coefficients untuk Tingkat Pendidikan (X1) sig 0,094; atau sudah lebih besar dari nilai signifikansi yang sudah ditetapkan sebesar 0,05 atau nilai 0.05 < 0.094, Maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pendidikan (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Tax Avoidance (Y).

b.    Moralitas Individu (X2) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Tax Avoidance (Y).

Terlihat Pada kolom sig (signifikan) pada tabel coefficients untuk Moralitas Individu (X2) sig 0,000; atau kurang dari nilai signifikansi yang sudah ditetapkan sebesar 0,05 atau nilai 0.05 > 0.000,� Maka dapat disimpulkan Moralitas Individu (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Tax Avoidance (Y).

Jika Uji t; Parsial, menggunakan nilai Thitung dan Ttabel

Menurut (Sujarweni, 2015), jika nilai Thitung >Ttabel maka artinya variabel independent (X) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependent (Y).

Bentuk persamaan mencari T tabel: (α/2, n-k-1) = (0,05/2, 100-2-1) = (0,025: 97) pada tabel 8, jadi 1,988 (Dilihat pada Distribusi Nilai Ttabel).

Kesimpulan Jika Uji t; Parsial, menggunakan nilai T hitung dan T tabel

a.    Berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Thitung untuk variabel Tingkat Pendidikan (X1) sebesar 1,690 < Nilai Ttabel sebesar 1,988 maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pendidikan (X1) tidak berpengaruh terhadap Tax Avoidance (Y).

b.    Berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Thitung untuk variabel Moralitas Individu (X2) sebesar 4,843 > Nilai Ttabel sebesar 1,988 maka dapat disimpulkan bahwa Moralitas Individu (X2) berpengaruh terhadap Tax Avoidance (Y).

3.    Uji F Regresi Linear Berganda

Uji f digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel independen yang ada dalam model regresi ini mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen.

Menurut (Ghozali, 2018) jika nilai Sig < 0,05 maka artinya variabel independent (X) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependent (Y). Berikut dapat dilihat pada tabel hasil uji F di bawah ini:

 

 

 

 

 

Tabel 8

Hasil Uji F

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1Regression

552,487

2

276,243

14,797

,000b

Residual

1810,873

97

18,669

 

 

Total

2363,360

99

 

 

 

a.     Dependent Variable: Tax Avoidance (Y)

b.     Predictors: (Constant), Moralitas Individu (X2, Tingkat Pendidikan (X1)

 

Dari tabel anova diperoleh nilai F sebesar 14,797 dan nilai probabilitas� sig = 0.000. karena nilai sig� < 0,05 atau nilai 0.05 > 0.000, Maka dapat disimpulkan bahwa, Tingkat Pendidikan (X1) dan Moralitas Individu (X2) secara simultan berpengaruh terhadap Tax Avoidance (Y). Dan pengujian secara individual dapat dilakukan. Jika Uji F; Simultan, menggunakan nilai F hitung dan F tabel

Menurut (Sujarweni, 2015), jika nilai F hitung > F tabel maka artinya variabel independent (X) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependent (Y).

Bentuk persamaan mencari Ftabel: (k, n-k) = (2, 100-2) = (2: 97) pada tabel; jadi 3,09 (Dilihat pada Distribusi Nilai Ftabel). Kesimpulan Jika Uji F; Simultan, menggunakan nilai F hitung dan F tabel

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Fhitung untuk variabel Tingkat Pendidikan (X1) dan Moralitas Individu (X2) sebesar 14,797 > dari nilai Ftabel sebesar 3,09 maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pendidikan (X1) dan Moralitas Individu (X2) secara simultan berpengaruh terhadap Tax Avoidance (Y).

4.    Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai Adjusted R square.

 

Tabel 9

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

,483a

,234

,218

4,321

a.     Predictors: (Constant), Moralitas Individu (X2), Tingkat Pendidikan (X1)

 

Dari table diatas terdapat angka R sebesar 0,483. Koefisien determinasi adalah 23,4% yang artinya adalah pengaruh Tingkat Pendidikan dan Moralitas Individu terhadap Tax Avoidance �secara simultan adalah 23,4% sedangkan 76,6% dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

B.  Pembahasan

1.    Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Tax Avoidance

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Tax Avoidance.

Menurut (Jackson & Milliron, 1986) bahwa Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam penghindaran pajak (Tax Avoidance). Hal ini biasanya berhubungan dengan kemampuan Wajib Pajak untuk memahami dan menaati atau tidak menaati peraturan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Subadriyah, 2013) yang menyatakan bahwa varibel sosio de-mografi tingkat pendidikan berepengaruh signifikan tehadap Tax Avoidance.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada wajib pajak orang pribadi di kantor Pajak Pratama Provinsi Gorontalo, khususnya untuk variabel tingkat pendidikan yang tinggi justru mengakibatkan semakin tingginya Tax Avoidance. Dalam hal ini peneliti berpendapat seseorang yang berpendidikan tinggi seharusnya akan lebih patuh dalam hal membayar pajak, serta memahami pengetahuan tentang pajak karena wajib pajak tersebut mengetahui bahwa uang pembayaran pajak tersebut dialokasikan untuk kepentingan dan kemajuan negara. Olehnya jika yang terjadi justru sebaliknya seperti di lokasi penelitian ini, maka bisa diasumsikan bahwa tingginya tingkat pendidikan justru membuat wajib pajak semakin antipati dengan yang namanya membayar pajak dan ada faktor �faktor lain diluar variabel ini membuat para wajib pajak yang berpendidikan tinggi di provinsi gorontalo� justru berusaha menghindarikewajibannya dalam pembayaran pajak.

2.    Pengaruh Moralitas Individu terhadap Tax Avoidance

Hasil penelilitian menunjukkan bahwa moralitas individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tax Avoidance. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aryati (2012) yang menjelaskan bahwa prinsip moral dan nilai individu berperan dengan keinginan membayar pajak. Penelitian sebelumnya oleh (Spicer & Lundstedt, 1976), (Spicer & Lundstedt, 1976) dan (Tittle, 1980) menemukan bahwa moral individu berpengaruh terhadap penghindaran perpajakan (Tax Avoidance).

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan dimana moral sangat berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. integritas moral wajib pajak berpengaruh secara parsial terhadap tindakan penghindaran pajak. Hal ini disebabkan karena membayar pajak adalah suatu aktivitas yang tidak lepas dari kondisi behaviour Wajib Pajak itu sendiri. Masyarakat yang memiliki moralitas perpajakan yang tinggi akan merasa membayar pajak merupakan kewajiban kenegaraan yang harus dipenuhi sebagai anggota dari organisasi negara yang telah memberikan perlindungan dan fasilitas kepadanya.

 

Kesimpulan��������������������������������������������������������������

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Tingkat Pendidikan, Moralitas Individu Terhadap Tax Avoidance pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pajak Pratama Provinsi Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai� berikut : 1) Tingkat Pendidikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Tax Avoidance 2) Moralitas Individu berpengaruh secara signifikan terhadap Tax Avoidance 3) Tingkat Pendidikan, Moralitas Individu secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Abraye, D. (2008). Sunday.(2008). The Amassinghan Oge of Aleibiri Town of Bayelsa. Wilberforce Island Review. A Journal of the Faculty of Arts, Niger Delta University, Bayelsa State, 4. Google Scholar

 

Bertens, K. (1993). Etika K. Bertens (Vol. 21). Gramedia Pustaka Utama. Google Scholar

 

Dyreng, S. D., Hanlon, M., & Maydew, E. L. (2008). Long‐run corporate tax avoidance. The Accounting Review, 83(1), 61�82. Google Scholar

 

Ghozali, I. (2018). Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 25. Google Scholar

 

Jackson, B. R., & Milliron, V. C. (1986). Tax compliance research: Findings, problems, and prospects. Journal of Accounting Literature, 5(1), 125�165. Google Scholar

 

Julianti, M., & Zulaikha, Z. (2014). Analisis Faktor�Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Untuk Membayar Pajak Dengan Kondisi Keuangan Dan Preferensi Risiko Wajib Pajak Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada Wajib Pajak yang Terdaftar di KPP Pratama Candisari S. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Google Scholar

 

Kakunsi, E., Pangemanan, S., & Pontoh, W. (2017). Pengaruh gender dan tingkat pendidikan terhadap kepatuhan wajib pajak di Wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tahuna. Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi, 12(2). Google Scholar

 

Kohlberg, L., & Kramer, R. (1969). Continuities and discontinuities in childhood and adult moral development. Human Development, 12(2), 93�120. Google Scholar

 

Muhibbin, S. (1997). Psikologi Pendekatan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Google Scholar

 

Spicer, M. W., & Lundstedt, S. B. (1976). Understanding tax evasion. Public Finance= Finances Publiques, 31(2), 295�305. Google Scholar

 

Subadriyah, S. (2013). Pengaruh Moderasi Tax Morale Terhadap Hubungan Variabel Sosio Demografi Dan Tax Avoidance Pajak Penghasilan Di Kpp Pratama Jepara. Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, 10(2). Google Scholar

 

Sujarweni, W. (2015). SPSS untuk Penelitian. Google Scholar

 

Tittle, C. R. (1980). Sanctions and social deviance: The question of deterrence. Google Scholar

 

 

 

Troutman, C. S. (1993). Moral commitment to tax compliance as measured by the development of moral reasoning and attitudes towards the fairness of the tax laws. Oklahoma State University. Google Scholar

 

Welton, R. E., Lagrone, R. M., & Davis, J. R. (1994). Promoting the moral development of accounting graduate students: An instructional design and assessment. Accounting Education, 3(1), 35�50. Google Scholar

 

Zain, M. (2008). Manajemen Perpajakan (ed. 3). Penerbit Salemba. Google Scholar

 

Copyright holder:

Nurjana Suleman, Maryati K. Thalib, Rapika Anwar (2021)

 

First publication right:

Jurnal Syntax Admiration

 

This article is licensed under: