Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 2 No. 12 Desember 2021 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
ANALISIS DU PONT SYSTEM DALAM MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SUB SEKTOR COSMETIC AND HOUSEHOLD
Indah Cahya Sagala, Fauziah Rahman
Universitas Medan, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 25 November 2021 Direvisi 05 Desember 2021 Disetujui 15 Desember 2021 |
Kinerja perusahaan tergantung dari operasional perusahaan dan kinerja perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan. Laporan keuangan dapat dijadikan alat ukur untuk menganalisis kinerja perusahaan tersebut baik atau tidak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan sub sektor cosmetic and household di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015 � 2019 dengan pendekatan Du Pont System secara Time Series Approach (TSA) dan Cross Sectional Approach (CSA). Analisis ini bersifat lebih menyeluruh dan dapat mengetahui seberapa kuat hubugan penggunaan hutang, perputaran aktiva, marjin laba serta ROI terhadap ROE. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan analisis Return On Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE) dengan Time Series Approach (TSA) pada Tahun 2015 sampai dengan 2019 mengalami penurunan dan fluktuatif. Analisis Du Pont System secara Cross Sectional Approach (CSA) pada industri perusahaan sub sektor cosmetic and household di Indonesia sebesar 3.428%. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan dikatakan perusahaan sub sektor cosmetic and household berkinerja BAIK.
ABSTRACT������������������������� The company's performance depends on the company's operations and the company's performance can be seen through the financial statements. Financial statements can be used as a measuring tool to analyze whether the company's performance is good or not. This study aims to determine the financial performance of cosmetic and household sub-sector companies in Indonesia listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015 � 2019 with the Du Pont System approach using Time Series Approach (TSA) and Cross Sectional Approach (CSA). This analysis is more comprehensive and can find out how strong the relationship between the use of debt, asset turnover, profit margins and ROI to ROE. This research is quantitative descriptive. The results of this study show that the analysis of Return On Investment (ROI) and Return On Equity (ROE) with the Time Series Approach (TSA) in 2015 to 2019 has decreased and fluctuated. Analysis of Du Pont System by Cross Sectional Approach (CSA) in the cosmetic and household sub-sector companies in Indonesia is 3.428%. This shows that overall the cosmetic and household sub-sector companies are performing GOOD. |
Kata Kunci: du pont system; kinerja keuangan perusahaan; perusahaan cosmetic and household
Keywords: du pont system; company�s fnancial performance; cosmetics and household company |
Pendahuluan
Perusahaan yang berkembang dan ingin tetap bisa bertahan dalam bisnisnya tentu memerlukan strategi-strategi agar kinerja keuangan perusahaan baik. Persaingan dalam dunia bisnis juga semakin ketat dan manajemen perusahaan harus mampu menghadapi segala bentuk perubahan dan mampu terus berinovasi sambil tetap menjaga kinerja keuangannya agar tetap sehat. Melihat kinerja keuangan perusahaan juga dapat digunakan untuk mendeteksi kelemahan dan kekurangan yang masih dimiliki perusahaan, agar dapat dilakukan perbaikan. Perkembangan kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan setiap tahunnya.
Laporan keuangan yang ada perlu dianalisis agar dapat diketahui posisi dan kondisi keuangan perusahaan. Ada beberapa alat ukur yang dapat digunakan dalam menganalisa laporan, diantaranya adalah analisis nilai tambah ekonomis, (Economic Value Added/EVA), analisis nilai tambah pasar (Market Value Added/MVA), analisis rasio, analisis Capital Asset, Management, Equity, and Liquidity (CAMEL), Balance Score Card/BSC dan Du Pont System Warsono dalam (Sanjaya, 2017). Du Pont System merupakan alat ukur yang bersifat menyeluruh karena mencakup tingkat efesiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya, dapat mengukur tingkat keuntungan atas penjualan produk yang dihasilkan perusahaan sebagai alat untuk mengambil keputusan jika perusahaan melakukan ekspansi (Sanjaya, 2017).
Analisis Du Pont System juga merupakan alat ukur yang secara menyeluruh mencakup operasiona perusahaan melalui sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan yang bersih yang menggabungkan rasio profitabilitas yaitu Net Profit Margin (NPM) dan rasio aktivitas yaitu Total Asset Turn Over (TATO).
Peneliti memilih obyek penelitian pada industri kosmetik karena industri sedang mengalami tingkat persaingan yang tinggi di Indonesia. Hal tersebut dimulai dari masuknya produk-produk kosmetik dari luar negeri seperti Korea Selatan yang sangat disukai oleh masyarakat indonesia, mulai dari remaja sampai orang tua, baik perempuan maupun laki-laki. Produk-produk dari Korea Selatan tersebut memacu produk-produk dalam negeri untuk menghadirkan produk-produk kosmetik yang tidak kalah bagusnya dengan kosmetik dari Korea Selatan dengan harga yang tentu lebih murah dan bervariasi.
Indonesia merupakan salah satu pasar kosmetik yang cukup besar sehingga bisnisnya prospektif dan menjanjikan. Potensi pasar domestik ini antara lain meningkatnya jumlah penduduk usia muda atau generasi milenial. Berdasarkan data, jumlah pasar di Indonesia yang menggiurkan yakni 267 juta jiwa, dengan demografi populasi wanita mencapai 130 juta jiwa dan sekitar 68% nya merupakan usia wanita produktif (Taqwa, 2020).
Perusahaan yang masuk kedalam industri kosmetik yang terdaftar di bursa efek Indonesia, menunjukkan jumlah penjualan yang bervariasi dan naik-turun dari tahun 2015 sampai tahun 2019, berikut data kinerja perusahaan kosmetik :
Tabel 1
Ringkasan Penjualan Perusahaan Sub Sector Cosmetics
And Household Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017
No |
Nama Perusahaan |
Penjualan Bersih (Net Sale) (dalam Juta Rupiah) |
||||
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
||
1. |
PT. Akasha Wira International, Tbk (ADES) |
669,725 |
887,663 |
814,490 |
804,302 |
834,330 |
2. |
PT. Kino Indonesia, Tbk (KINO) |
3,603,848 |
3,493,029 |
3,160,637 |
3,611,694 |
4,678,869 |
3. |
PT. Martina Bertho, Tbk (MBTO) |
671,399 |
694,783 |
731,577 |
502,518 |
537,568 |
4. |
PT. Mandom Indonesia, Tbk (TCID) |
2,314,890 |
2,526,776 |
2,706,395 |
2,648,754 |
2,804,152 |
5. |
PT. Mustika Ratu, Tbk (MRAT) |
428,093 |
344,361 |
344,679 |
300,573 |
305,225 |
6. |
PT. Unilever Indonesia, Tbk (UNVR) |
36,484 |
40,054 |
41,205 |
41,802 |
42,923 |
�� (Sumber: data diolah, 2021)
�
Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa penjualan PT. Akasha Wira Intenational, Tbk mengalami kenaikan penjualan pada tahun 2016, tetapi pada tahun 2017 dan 2018 penjualan sempat jauh menurun, dan pada tahun 2019, penjualan ADES kembali meningkat dengan laba bersih yang diperoleh sebesar 83,885 juta. PT. Kino Indonesia, Tbk mencatatkan pertumbuhan penjualan yang naik signifikan pada tahun 2019, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sehingga pertumbuhan laba juga ikut naik sebesar 515,603 juta. PT Martina Bertho, Tbk mencatatkan penjualan yang tidak stabil, penjualan tertinggi pada tahun 2017, dan tahun 2018 mengalami penurunan penjualan yang signifikan, pada tahun 2019 penjualan kembali naik walapun masih jauh lebih besar pada tahun 2017. PT Mandom Indonesia, Tbk membukukan penjualan yang menurun tahun 2018, dan pada tahun 2019 penjualan kembali naik tetapi tidak diikuti dengan kenaikan laba bersih, dimana menunjukkan penurunan dari tahun 2018. PT Mustika Ratu mencatatkan penjualan yang menurun sejak tahun 2016 sampai 2018, dimana pada tahun 2019 penjualan terlihat naik walaupun tidak sebesar penjualan di tahun 2015 yang menjadi penjualan tertinggi dan mencatatkan kerugian pada tahun 2017 dan 2018. PT. Unilever Indonesia, Tbk penjualan yang terus meningkat dari tahun 2015 sampai 2019, tetapi laba yang dibukukan tertinggi pada tahun 2018, dan menurun di tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dari masing-masing perusahaan kosmetik selama tahun 2015 sampai 2019 melalui analisis Du Pont System.
1. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik dan buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam mengahadapi perubahan lingkungan (Arifin & Marlius, 2017).
2. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan instrument analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dengan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan perusahaan Warsidi dan Bambang dalam (Fahmi, 2017).
Metode Perbandingan Analisis Rasio Keuangan,
a) Cross Sectional Approach (CSA)
Yaitu membandingkan rasio-rasio keuangan beberapa perusahaan pada suatu saat yang sama termasuk membandingkan rasio-rasio dengan perusahaan lain yang sejenis atau dapat pula dibandingkan dengan rasio rata-rata industri (N. Sunardi, 2018).
b) Time Series Approach (TSA)
Yaitu membandingkan kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa periode mengetahui kondisi masing-masing variable penelitian dari waktu ke waktu dalam periode tertentu dengan menggunakan analisis rasio keuangan (Fahmi, 2017).
3. Du Pont System
Menurut (Weston, 2010) menyatakan bahwa Du Pont System adalah sistem perencanaan dan pengendalian keuangan yang menggabungkan rasio aktiva dan margin laba terhadap penjualan dan bagaiman rasio-rasio tersebut saling berhubungan dalam menentukan probabilitas aktiva. Menurut Syahyunan dalam (Hutasoit, 2019) rasio-rasio yang digunakan dalam Du Pont System yaitu Net Profit Margin, Total Asset Turn Over, Return On Investment, Return On Equity, Asset Leverage.
Analisis du pont system ini memiliki kelebihan dan kekurangan, menurut Harahap dalam (Fauziah, 2016) kelebihan Du Pont system yaitu:
a. Sebagai alat teknik analisis keuangan yang bersifat menyeluruh dan manajemen bisa mengetahui tingkat efesiensi penggunaan aktiva.
b. Mengujur probabilitas pada produk yang dihasilkan oleh produk mana yang berpotensial.
c. Dalam analisis laporan keuangan menggunakan pendekatan yang lebih integrative dan menggunakan laporan keuangan sebagai elemen analisisnya.
Kelemahan Du Pont System sebagai berikut :
a. Return On Investment (ROI) perusahaan sulit dibandingkan dengan Return On Investment (ROI) perusahaan lain yang sejenis, karena adanya perbedaan praktek akuntansi yang digunakan.
b. ROI tidak dapat digunkan untuk membandingkan antara dua permasalahan atau lebih dengan mendapat kesimpulan yang memuaskan.
4. Formula Du Pont System
Menurut (N. Sunardi, 2018) Formula Du Pont System dapat diamati, analisis dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan demikian pula menelusuri sebab-sebab masalah kondisi keuangan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan jika margin of profit dikalikan dengan total assets turnover, maka akan menghasilkan Return On Investment (ROI). Jika ROI dikalikan dengan Equity Multiplier, maka akan menghasilkan Return On Equity (ROE). Tiga rasio pertama mengungkap bahwa ROI (laba yang dihasilkan dari investasi secara keseluruhan dalam aktiva) adalah suatu produk dari margin laba bersih (laba yang dihasilkan dari penjualan) dan perputaran total aktiva (kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan dari aktivanya).
Analisis du pont system sudah sering digunakan dalam banyak penelitian tentang kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan (Sanjaya, 2017) menjelaskan tentang kinerja perusahaan yang fokus pada satu perusahaan yaitu PT. TASPEN (Persero) Medan, dengan melihat rasio TATO, NPM dan ROI, hasilnya menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam penelitian tersebut belum cukup efektif karena adanya kecenderungan penurunan ROI. Penelitian (Saraswati et al., 2015) menjelaskan tentang kinerja keuangan perusahaan rokok yang listing di BEI tahun 2011-2013 dengan analisis du pont system menggunakan metode cross sectional dan time series analysis dengan melihat rasio ROI dan ROE. Hasil penelitian menunjukkan keadaan kinerja keuangan dengan rasio keuangan yang fluktuatif. Sedangkan dalam penelitian ini, menggunakan analisis du pont system dengan metode Cross Sectional dan Time series analysis dengan melihat rasio TATO, NPM, ROI dan ROE, dan penelitian dilakukan pada perusahaan sub sektor cosmetic and household yang listing di BEI Tahun 2015 � 2019.
Pada penelitian ini menngunakan beberapa rasio, Analisis keadaan rasio memperlihatkan bagaimana ROE (pengembalian/ imbalan keseluruhan kepada pemegang saham, pemilik perusahaan) berasal dari produk ROI dan leverage keuangan (proporsi hutang dalam struktur modal) penggunaan sistem ini akan dapat mengevaluasi perubahan kinerja perusahaan, apakah dapat menjadi petunjuk peningkatan atau kemerosotan atau kombinasi keduanya. Selanjutnya, evaluasi dapat difokuskan pada bidang-bidang tertentu yang menyumbangkan kepada perubahan-perubahan Fraser dan Ormiston dalam (K. Sunardi et al., 2021). Penelitian ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang kinerja keuangan perusahaan sub sektor cosmetic dan household, yang bisa dijadikan pertimbangan bagi perusahaan yang diteliti untuk meningkatkan kinerja, dan bagi masayarakat yang ingin berinvestasi agar lebih mengetahui tentang keadaan perusahaan sebelum membeli saham perusahaan tersebut, dan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini menjadi lebih baik dan lengkap lagi.
|
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Fokus penelitian yaitu :
1. Du Pont Sytem
Peneliti hanya melakukan penelitian laporan keuangan dari periode 2015 � 2019 Perusahaan Sub Sector Cosmetic and Household yang listing di Bursa Efek Indonesia yang akan dilakukan perhitungan dalam pendekatan Du Pont System dimana rasio-rasio yang digunakan adalah :
a. Rasio probabilitas
b. Rasio Aktivitas
Melakukan perhitungan Du Pont System dengan menghitung:
a. Return On Investment (ROI)
b. Return On Equity (ROE) dengan Multiplier Equity
2. Kinerja Keuangan
Setelah melakukan analisis pendekatan Du Pont System dan RI, kemudian membuat eksimpulan dengan menggunakan metode Cross Sectional Approach dan Time Series Analysis, sehingga dari kesimpulan ini dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sector cosmetics and household yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019 dan sampel dalam penelitian ini ada 6 (enam) perusahaan, sebagai berikut:
Tabel 2
Sampel Penelitian
No. |
Kode |
Perusahaan Sub Sector Cosmetics and Household |
1 |
KINO |
PT. Kino Indonesia, Tbk. |
2 |
ADES |
PT. Akasha Wira International, Tbk. |
3 |
MBTO |
PT. Martina Berto, Tbk. |
4 |
MRAT |
PT. Mustika Ratu, Tbk. |
5 |
TCID |
PT. Mandom Indonesia, Tbk. |
6 |
UNVR |
PT. Unilever Indonesia, Tbk |
������������������� (Sumber: ww.idx.co.id, 2021)
1. Hasil dan Interpreatsi Data secara Time Series Approach (TSA)
Kinerja keuangan Perusahaan dari penilaian Analisis dan Interpretasi data secara Time Series Industri cosmetics and household di Indonesia. Time Series Approach sebuah metode yang dapat mengetahui kondisi masing-masing variable penelitian dari waktu ke waktu dalam periode tertentu dilihat dari :
a. Net Profit Margin (NPM)
Kinerja keuangan Metode Du Pont System Industri cosmetics and household di Indonesia dengan pendekatan data secara Time series sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Perhitungan Net Profit Margin Perusahaan
Sub Sektor Cosmetics And Household Di Indonesia Periode 2015-2019
Nama Perusahaan Cosmetics and Household di Indonesia |
Net Profit Margin |
Rata-rata |
||||
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
||
PT. Kino Indonesia, Tbk |
7.298 |
5.184 |
3.470 |
4.156 |
11.019 |
6.225 |
PT. Akasha Wira International, Tbk |
4.903 |
6.303 |
4.695 |
6.584 |
10.054 |
6.507 |
PT. Martina Bertho, Tbk |
-2.023 |
1.169 |
-3.375 |
-22.718 |
-12.453 |
-7.88 |
PT. Mustika Ratu, Tbk |
0.244 |
-1.611 |
-0.372 |
-0.750 |
0.043 |
-2.446 |
PT. Mandom Indonesia, Tbk |
23.520 |
6.413 |
6.618 |
6.533 |
5.176 |
9.652 |
PT. Unilever Indonesia, Tbk |
16.03 |
15.95 |
16.99 |
21.79 |
17.22 |
17.596 |
Rata-Rata Industri |
8.328 |
5.568 |
4.665 |
2.599 |
5.176 |
4.942 |
(Sumber: Data diolah, 2021)
Net Profit Margin (NPM) rata-rata industri cosmetics and household di Indonesia periode 2015-2019 fluktuatif. Periode 2015 sampai dengan 2018 mengalami penurunan dari 8.328% menjadi 2.599%, sedangkan ditahun 2019, rata-rata industri cosmetics and household di Indonesia mengalami kenaikan walaupun tidak sebesar tahun 2015.
b. Total Assets Turnover (TATO)
Perputaran total aktiva menunjukkan tingkat efesiensi penggunaan asset perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Adapun akhir perhitungan Total Aset Turnover (TATO)/ Perputaran total aktiva 6 (enam) perusahaan yang bergerak dalam sub sector cosmetics and household yang listing di BEI tahun 2015 � 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Hasil perhitungan total assets turnover (TATO)
Nama Perusahaan |
Total Asset Turnover (TATO) |
Rata-rata |
||||
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
||
PT. Kino Indonesia, Tbk |
1.122 |
1.063 |
0.976 |
1.005 |
0.996 |
1.030 |
PT. Akasha Wira International, Tbk |
1.025 |
1.156 |
0.969 |
0.912 |
1.014 |
1.015 |
PT. Martina Bertho, Tbk |
1.070 |
0.965 |
0.937 |
0.775 |
0.909 |
0.931 |
PT. Mustika Ratu, Tbk |
0.861 |
0.712 |
0.693 |
0.587 |
0.572 |
0.685 |
PT. Mandom Indonesia, Tbk |
1.111 |
1.156 |
1.145 |
1.083 |
1.099 |
1.118 |
PT. Unilever Indonesia, Tbk |
2.319 |
2.391 |
2.179 |
2.141 |
2.078 |
2.221 |
Rata-Rata perusahaan |
1.251 |
2.481 |
1.149 |
1.083 |
1.111 |
1.415 |
�������� (Sumber: data diolah, 2021)���������
Berdasarkan tabel diatas, perputaran total aktiva seluruh perusahaan cenderung mengalami fluktuasi atau ketidakstabilan dari tahun 2015 � 2019. Namun dari hasil tersebut PT. Mustika Ratu,Tbk menjadi perusahaan dengan hasil TATO terendah yaitu sebesar 0.685X dari beberapa perusahaan sejenis. Sedangkan hasil tertinggi dicapai oleh PT. Unilever, Tbk yaitu sebesar 2.221X.
c. Return On Investment (ROI) Du Pont
Kinerja keuangan Metode Du Pont System Perusahaan Sub Sektor Cosmetics and Household di Indonesia dengan pendekatan data secara Time Series sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil perhitungan Return On Investment Du Pont
Nama Perusahaan Sub Sektor Cosmetics and Household |
ROI Du Pont |
Rata-rata |
||||
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
||
PT. Kino Indonesia, Tbk |
8.190 |
5.514 |
3.388 |
4.178 |
0.109 |
4.419 |
PT. Akasha Wira International, Tbk |
5.027 |
7.290 |
4.551 |
6.009 |
10.200 |
6.624 |
PT. Martina Bertho, Tbk |
-2.166 |
1.128 |
-3.162 |
-17.612 |
-11.326 |
-6.627 |
PT. Mustika Ratu, Tbk |
0.210 |
-1.148 |
-0.258 |
-0.440 |
0.024 |
-1.612 |
PT. Mandom Indonesia, Tbk |
26.150 |
7.416 |
7.584 |
7.077 |
5.689 |
10.783 |
PT. Unilever Indonesia, Tbk |
37.201 |
38.163 |
37.048 |
46.660 |
35.801 |
38.974 |
Rata-rata Perusahaan |
12.435 |
9.727 |
8.191 |
-2.924 |
6.749 |
8.760 |
������ (Sumber: data diolah, 2021)
Berdasarkan dari hasil perhitungan ROI keenam perusahaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa PT Martina bertho, Tbk mempunyai tingkat pengembalian yang paling rendah atas nilai yang diinvestasikan dalam aktiva guna memperoleh laba, sedangkan PT Unilever Indonesia Tbk dinyatakan mempunyai kinerja keuangan yang baik.
d. Return On Equity (ROE) Du Pont
Menghitung ROE dalam analisis Du Pont ini terlebih dahulu harus menghitung besarnya Multiplier Equity Ratio dari tiap-tiap perusahaan. Berikut hasil perhitungan Multiplier Equity Ratio periode 2015 � 2019 :
Tabel 6
Hasil perhitungan Multiplier Equity Ratio (MER)
Nama Perusahaan Sub Sektor Cosmetics and Household |
Multiplier Equity Ratio (MER) |
Rata-rata |
||||
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
||
PT. Kino Indonesia, Tbk |
1.807 |
1.682 |
1.575 |
1.642 |
1.737 |
1.688 |
PT. Akasha Wira International, Tbk |
1.989 |
1.996 |
1.986 |
1.828 |
1.448 |
1.849 |
PT. Martina Bertho, Tbk |
1.494 |
1.610 |
1.891 |
2.156 |
2.513 |
1.932 |
PT. Mustika Ratu,Tbk |
1.318 |
1.308 |
1.356 |
1.391 |
1.445 |
1.363 |
PT. Mandom Indonesia, Tbk |
1.214 |
1.225 |
1.270 |
1.239 |
1.263 |
1.242 |
PT. Unilever Indonesia, Tbk |
3.258 |
3.559 |
3.654 |
2.576 |
3.909 |
3.391 |
Rata-rata Perusahaan |
1.846 |
1.896 |
1.955 |
1.805 |
2.052 |
1.910 |
������������� (Sumber: data diolah, 2021)
Dengan adanya hasil Multiplier Equity Ratio diatas, sehingga dapat diketahui nilai ROE untuk enam perusahaan tersebut. Adapun hasil perhitungan ROE adalah sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil perhitungan Return On Equity (ROE) Du Pont
Nama Perusahaan Sub Sektor Cosmetics and Household |
Multiplier Equity Ratio (MER) |
Rata-rata |
||||
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
||
PT. Kino Indonesia, Tbk |
0.148 |
0.092 |
0.053 |
0.068 |
0.190 |
0.110 |
PT. Akasha Wira International, Tbk |
0.100 |
0.145 |
0.090 |
0.109 |
0.147 |
0.118 |
PT. Martina Bertho, Tbk |
-0.032 |
0.018 |
-0.059 |
-0.379 |
-0.284 |
-0.147 |
PT. Mustika Ratu,Tbk |
0.002 |
-0.015 |
-0.0035 |
-0.006 |
0.0003 |
-0.022 |
PT. Mandom Indonesia, Tbk |
0.317 |
0.090 |
0.096 |
0.087 |
0.071 |
0.132 |
PT. Unilever Indonesia, Tbk |
1.212 |
1.358 |
1.353 |
1.202 |
1.399 |
1.304 |
Rata-rata Perusahaan |
0.291 |
0.281 |
0.254 |
0.180 |
0.253 |
0.251 |
���������������� (Sumber: data diolah, 2021)
Berdasarkan dari hasil ROE diatas, dapat dilihat hasil dari perbandingan keenam perusahaan sub sector cosmetics and household dapat disimpulkan bahwa PT Martina Bertho Tbk memiliki hasil terendah yaitu -0.147% dan PT Unilever Indonesia, Tbk memiliki hasil tertinggi yaitu 1.3014%.
2. Analisis dan Interpreatasi Data secara Cross Sectional Approach (CSA)
Cross Sectional Approach sebuah metode untuk membandingkan antara perusahaan yang sejenis dimana metode ini dapat mengetahui kondisi masing-masing perusahaan dilihat dari:
a. Kinerja Keuangan Metode Du Pont System PT. Kino Indonesia, Tbk
Tabel 8
Rekapitulasi Rasio Keuangan Perusahaan
PT Kino Indonesia Tbk Periode 2015-2019
Variabel |
Periode |
Rata-rata |
Kinerja Perusahaan |
||||
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
|||
Net Profit Margin (NPM) |
7.298 |
5.184 |
3.470 |
4.156 |
11.019 |
6.225 |
Baik |
Total Asset Turn Over (TATO) |
1.122 |
1.063 |
0.976 |
1.005 |
0.996 |
1.032 |
Baik |
Multiple Equity Ratio (MER) |
1.807 |
1.682 |
1.575 |
1.642 |
1.737 |
1.688 |
Baik |
ROI Du Pont |
8.190 |
5.514 |
3.388 |
4.178 |
0.109 |
4.275 |
Baik |
ROE Du Pont |
0.148 |
0.092 |
0.053 |
0.068 |
0.190 |
0.399 |
Tidak Baik |
RATA-RATA |
3.713 |
2.707 |
1.892 |
2.209 |
2.810 |
2.723 |
Baik |
�������� (Sumber: data diolah, 2021)
Berdasarkan tabel rekapitulasi rasio keuangan perusahaan PT. Kino Indonesia, secara keseluruhan kinerja keuangan PT. Kino Indonesia, Tbk periode 2015 � 2019 sebesar 2.723% jika dibandingkan dengan rata-rata perusahaan sub sector cosmetics and household yaitu sebesar 3.456%, masih belum cukup baik.
b. Kinerja Keuangan Metode Du Pont System PT. Akasaha Wira International, Tbk.
Tabel 9
Rekapitulasi Rasio Keuangan Perusahaan PT. Akasha
Wira International, Tbk Periode 2015-2019
Variabel |
Periode |
Rata-rata |
Kinerja Perusahaan |
||||
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
|||
Net Profit Margin (NPM) |
4.903 |
6.303 |
4.695 |
6.584 |
10.054 |
6.507 |
Baik |
Total Asset Turn Over (TATO) |
1.025 |
1.156 |
0.969 |
0.912 |
1.014 |
1.015 |
Baik |
Multiple Equity Ratio (MER) |
1.989 |
1.996 |
1.986 |
1.828 |
1.448 |
1.849 |
Tidak Baik |
ROI Du Pont |
5.027 |
7.290 |
4.551 |
6.009 |
10.200 |
6.615 |
Baik |
ROE Du Pont |
0.100 |
0.145 |
0.090 |
0.109 |
0.147 |
0.118 |
Tidak Baik |
Rata-Rata |
2.608 |
3.378 |
2.458 |
3.088 |
4.572 |
3.220 |
Baik |
������ (Sumber: data diolah, 2021)
Berdasarkan tabel rekapitulasi rasio keuangan perusahaan PT. Akasha Wira International, maka dapat disimpulkan kinerja perusahaan dilihat dari profitabilitas masih belum maksimal, karena nilai rasio profitabilitas yang belum bisa semua melampui rata-rata perusahaan sub sektor cosmetics and household.
c. Kinerja Keuangan Metode Du Pont System PT. Martina Bertho, Tbk
Tabel 10
Rekapitulasi Rasio Keuangan Perusahaan
PT. Martina Bertho, Tbk Periode 2015-2019
Variabel |
Periode |
Rata-rata |
Kinerja Perusahaan |
||||
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
|||
Net Profit Margin (NPM) |
-2.023 |
1.169 |
-3.375 |
-22.711 |
-12.453 |
-7.878 |
Tidak Baik |
Total Asset Turn Over (TATO) |
1.070 |
0.965 |
0.937 |
0.775 |
0.909 |
0.931 |
Tidak Baik |
Multiple Equity Ratio (MER) |
1.494 |
1.610 |
1.891 |
2.156 |
2.513 |
1.932 |
Tidak Baik |
ROI Du Pont |
-2.166 |
1.128 |
-3.162 |
-17.612 |
-11.326 |
-6.627 |
Tidak Baik |
ROE Du Pont |
-0.032 |
0.018 |
-0.059 |
-0.379 |
-0.284 |
-0.147 |
Tidak Baik |
Rata-Rata |
-0.331 |
0.978 |
-0.753 |
-7.554 |
-4.128 |
-2.357 |
Tidak Baik |
���� (Sumber: data diolah, 2021)
Berdasarkan tabel rekapitulasi rasio keuangan perusahaan PT. Martina Bertho, secara keseluruhan kinerja keuangan PT. Martina Bertho, Tbk Periode 2015 -2019 sebesar -2.375% lebih kecil dan jauh dari rata-rata industri sebesar 3.456% sehingga dapat dikatakan berkinerja Tidak baik.
d. Kinerja Keuangan Metode Du Pont System PT. Mustika Ratu, Tbk
Tabel 11
Rekapitulasi Rasio Keuangan
Perusahaan PT. Mustika Ratu, Tbk
Variabel |
Periode |
Rata-rata |
Kinerja Perusahaan |
||||
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
|||
Net Profit Margin (NPM) |
0.244 |
-1.611 |
-0.372 |
-0.750 |
0.043 |
-0.489 |
Tidak Baik |
Total Asset Turn Over (TATO) |
0.861 |
0.712 |
0.693 |
0.587 |
0.572 |
0.685 |
Tidak Baik |
Multiple Equity Ratio (MER) |
1.318 |
1.308 |
1.356 |
1.391 |
1.445 |
1.363 |
Tidak Baik |
ROI Du Pont |
0.210 |
-1.148 |
-0.258 |
-0.440 |
0.024 |
-0.322 |
Tidak Baik |
ROE Du Pont |
0.002 |
-0.015 |
-0.003 |
-0.006 |
0.0003 |
-0.0043 |
Tidak Baik |
Rata-Rata |
0.527 |
-0.150 |
0.283 |
0.156 |
0.416 |
0.246 |
Tidak Baik |
����� (Sumber: Data diolah, 2021)
Berdasarkan tabel rekapitulasi rasio keuangan perusahaan PT. Mustika Ratu, Tbk Periode 2015 � 2019 secara keseluruhan kinerja keuangan PT. Mustika Ratu, Tbk Periode 2015 -2019 sebesar 0.246 lebih kecil dan jauh dari rata-rata industri sebesar 3.456% sehingga dapat dikatakan perusahaan berkinerja Tidak baik.
e. Kinerja Keuangan Metode Du Pont System PT. Mandom Indonesia, Tbk
Tabel 12
Rekapitulasi Rasio Keuangan
Perusahaan PT. Mandom Indonesia, Tbk
Variabel |
Periode |
Rata-rata |
Kinerja Perusahaan |
||||
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
|||
Net Profit Margin (NPM) |
23.520 |
6.413 |
6.618 |
6.533 |
5.176 |
9.652 |
Baik |
Total Asset Turn Over (TATO) |
1.111 |
1.156 |
1.145 |
1.083 |
1.099 |
1.118 |
Tidak baik |
Multiple Equity Ratio (MER) |
1.214 |
1.225 |
1.270 |
1.239 |
1.263 |
1.242 |
Baik |
ROI Du Pont |
26.150 |
7.416 |
7.584 |
7.077 |
5.689 |
10.783 |
Baik |
ROE Du Pont |
0.317 |
0.090 |
0.096 |
0.087 |
0.071 |
0.132 |
Tidak Baik |
Rata-Rata |
10.462 |
3.26 |
3.342 |
3.203 |
2.659 |
4.585 |
Baik |
������ (Sumber: Data diolah, 2021)
Berdasarkan tabel rekapitulasi rasio keuangan perusahaan PT. Mandom Indonesia, Tbk Periode 2015-2019, secara keseluruhan kinerja keuangan PT. Mandom Indonesia, Tbk menunjukkan nilai rata-rata kinerja sebesar 4.585% masih dapat dikatakan berkinerja baik, walaupun belum menunjukkan nilai rasio yang maksimal, ini karena kinerja PT. Mandom Indonesia, Tbk nilainya masih berada diatas rata-rata perusahaan sub sektor cosmetic and household yakni 3.456%.
f. Kinerja Keuangan Metode Du Pont System PT. Unilever Indonesia, Tbk
Tabel 13
Rekapitulasi Rasio Keuangan Perusahaan
PT. Unilever Indonesia, Tbk
Variabel |
Periode |
Rata-rata |
Kinerja Perusahaan |
||||
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
|||
Net Profit Margin (NPM) |
16.039 |
15.995 |
16.999 |
21.791 |
17.223 |
17.609 |
Baik |
Total Asset Turn Over (TATO) |
2.319 |
2.391 |
2.179 |
2.141 |
2.078 |
2.221 |
Baik |
Multiple Equity Ratio (MER) |
3.258 |
3.559 |
3.654 |
2.576 |
3.909 |
3.391 |
Baik |
ROI Du Pont |
37.201 |
38.163 |
37.048 |
46.660 |
35.801 |
38.974 |
Baik |
ROE Du Pont |
1.212 |
1.358 |
1.353 |
1.202 |
1.399 |
1.304 |
Baik |
Rata-Rata |
12.005 |
12.293 |
12.246 |
14.874 |
12.084 |
12.700 |
Baik |
��� (Sumber: Data diolah, 2021)
Berdasarkan tabel rekapitulasi rasio keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk Periode 2015-2019 diatas secara keseluruhan kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia, Tbk Periode 2015-2019 sebesar 12.700% lebih besar dari rata-rata perusahaan sub sektor cosmetic and household sebesar 3.456% sehingga dikatakan berkinerja Baik.
3. Penilaian Kinerja Keunagan Perusahaan Sub Sektor Cosmetic and Household di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019 berdasarkan metode Analisis Du Pont System
Hasil metode analisis du pont system perusahaan pada perusahaan sub sektor cosmetic and household di Indonesia yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 � 2019 sebagai berikut:
Tabel 14
Analisis Du Pont System Perusahaan Sub
Sektor Cosmetic And Household Di Indonesia
Variabel |
Kode Perusahaan |
Rata-rata |
Sat |
Kinerja Perusahaan |
|||||
KINO |
ADES |
MBTO |
MRAT |
TCID |
UNVR |
||||
NPM |
6.225 |
6.507 |
-7.878 |
-0.489 |
9.652 |
17.609 |
5.271 |
% |
Baik |
TATO |
1.032 |
1.015 |
0.931 |
0.685 |
1.118 |
2.221 |
1.167 |
X |
Baik |
MER |
1.688 |
1.849 |
1.932 |
1.363 |
1.242 |
3.391 |
1.910 |
% |
Baik |
ROI Du Pont |
4.275 |
6.615 |
-6.627 |
-0.322 |
10.783 |
38.974 |
8.949 |
% |
Baik |
ROE Du Pont |
0.399 |
0.118 |
-0.147 |
-0.0043 |
0.132 |
1.304 |
0.300 |
% |
Tidak Baik |
Rata-rata |
2.723 |
3.220 |
-2.357 |
0.246 |
4.585 |
12.699 |
3.428 |
% |
Baik |
(Sumber: data diolah, 2021)
����� Gambar 1
Grafik Analisis Du Pont System Perusahaan Sub Sektor
Cosmetic And Household Yang Listing Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2015 � 2019
�� (sumber: data diolah, 2021)
Setelah dilakukan perhitungan terhadap masing-masing variabel perusahaan dalam lima tahun berturut-turut sehingga dapat diketahui rata-rata Analisis Du Pont System pada perusahaan sub sektor cosmetic and household di Indonesia yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 � 2019 sebesar 3.428%, hal ini menunjukkan bahwa kondisi industri Perusahaan sub sektor cosmetic and household di Indonesia secara keseluruhan dikatakan berkinerja Baik.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Berdasarkan analisis Du Pont System dengan Time Series Approach (TSA) dan Cross Sectional Approach (CSA) perusahaan sub sektor cosmetic and household di Indonesia yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 � 2019 sebagai berikut:
a) Analisis du pont system untuk penilaian kinerja keuangan perusahaan PT. Kino International, Tbk Periode 2015 � 2019 dengan nilai rata-rata 2.723% lebih kecil dari rata-rata perusahaan sebesar 3.428% sehingga dikatakan berkinerja tidak baik.
b) Analisis du pont system untuk penilaian kinerja keuangan perusahaan PT. Akasha Wira International, Tbk Periode 2015 � 2019 dengan nilai rata-rata 3.220% lebih kecil dari rata-rata perusahaan sebesar 3.428% sehingga dikatakan berkinerja kurang baik.
c) Analisis du pont system untuk penilaian kinerja keuangan perusahaan PT. Martina Bertho, Tbk Periode 2015 � 2019 dengan nilai rata-rata -2.357% jauh lebih kecil dari rata-rata perusahaan sejenis sebesar 3.428% sehingga dikatakan berkinerja tidak baik.
d) Analisis du pont system untuk penilaian kinerja keuangan perusahaan PT. Mustika Ratu, Tbk Periode 2015 -2019 dengan nilai rata-rata 0.246% lebih kecil dari rata-rata perusahaan sejenis sebesar 3.428% sehingga dikatakan berkinerja tidak baik.
e) Analisis du pont system untuk penilaian kinerja keuangan perusahaan PT. Mandom Indonesia, Tbk Periode 2015 � 2019 dengan nilai rata-rata 4.585% lebih besar dari rata-rata perusahaan sejenis sebesar 3.428% sehingga dikatakan berkinerja baik.
f) Analisis du pont system untuk penilaian kinerja keuangan perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk Periode 2015 � 2019 dengan nilai rata-rata 12.699% lebih besar dari rata-rata perusahaan sejenis sebesar 3.428% sehingga dikatakan berkinerja baik.
g) Kinerja keuangan perusahaan sub sektor cosmetic and household yang listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015 � 2019 jika menggunakan analisis Return On Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE) dengan pendekatan Du Pont System secara Time Series Approach (TSA) pada periode 2015 � 2019 mengalami penurunan dan fluktuatif. ROI mengalami penurunan disebabkan oleh beban perusahaan, kenaikan beban pokok penjualan dan penggunaan aktiva yang tidak efektif dan efesien dalam menghasilkan profit atau aset yang dimilikinya. Return On Investment (ROI) dengan pendekatan du pont system secara Cross Sectional Approach� (CSA) menunjukkan bahwa rata-rata ROI industri yang dihasilkan perusahaan sub sektor cosmetic and household di Indonesia sudah baik, Hal ini menunjukkan bahwa kondisi industri perusahaan cosmetic and household di Indonesia secara keseluruhan berkinerja Baik.
Ahmadin, F. (2010). Pengaruh economic value added, residual income, earnings dan arus kas operasi terhadap return saham (studi kasus pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2005-2007). Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2005-2007)/Fa�iq Ahmadin. Google Scholar
Arifin, I. Z., & Marlius, D. (2017). Analisis Kinerja Keuangan PT. Pegadaian Cabang Ulak Karang. Google Scholar
Fahmi, I. (2017). Analysis of Financial Reports. Printing To, 6. Google Scholar
Fauziah, N. (2016). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Du Pont System (Studi Kasus Pada PT. Buana Finance Tbk, PT. BFI Finance Indonesia Tbk, dan PT. Clipan Finance Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014). JOM FISIP, 3(2), 1�12. Google Scholar
GUNIYATI, G. D., Isnurhadi, I., & Umrie, R. H. S. (2019). Analisis Du Pont System Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pt Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Dan Pt Mayora Indah Tbk (Periode 2016-2017). Sriwijaya University. Google Scholar
Hutasoit,� et al. (2019). Analisis Du Pont System dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Fast Food Indonesia, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Financial Jurnal Akuntansi, 5(2), 40�49. Google Scholar
Kennedy, P. S. J., Kartika, V. I. D., & Tobing, S. J. L. (2022). Dampak Fenomena E-Commerce Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Kosmetik Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2019. IKRA-ITH EKONOMIKA, 5(1), 68�78. Google Scholar
Krisnawati, Y. (2011). Pengaruh perputaran aktiva, debt to equity ratio (DER) dan pertumbuhan penjualan pada perusahaan wholesale and retail yang listing di BEI tahun 2007-2009. Pengaruh Perputaran Aktiva, Debt to Equity Ratio (DER) Dan Pertumbuhan Penjualan Pada Perusahaan Wholesale and Retail Yang Listing Di BEI Tahun 2007-2009/Yeny Krisnawati. Google Scholar
Putri, D. Z. A. M. (2020). Pengaruh Aspek Operasional Bisnis Dan Makroekonomi Terhadap Financial Distress (Studi Pada Perusahaan Ritel Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2018. Universitas Brawijaya. Google Scholar
Sanjaya, S. (2017). Analisis Du Pont System dalam Mengukur Kinerja Keuangan PT. Taspen (Persero). Jurnal Riset Akuntansi & Bisnis, 17(1), 15�32. Google Scholar
Saraswati, I. A. P., Tripalupi, L. E., & Made Artana, M. P. (2015). Analisis Kebijakan Bank Indonesia tentang Loan to Value pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Tbk Cabang Singaraja. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 4(1). Google Scholar
Sunardi, K., Cornelius, T., & Kumala, M. D. (2021). Pengaruh Arus Kas Operasional, Perputaran Piutang, Dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Ditengah Pandemi Covid-19. Accounting Global Journal, 5(1), 13�33. Google Scholar
Sunardi, N. (2018). Analisis Du Pont System dengan Time Series Approach (TSA) dan Cross Sectional Approach (CSA) dalam Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Industri Konstruksi (BUMN) di Indonesia yang Listing di BEI Tahun 2013-2017). Jurnal Sekuritas, 1(4), 1�15. Google Scholar
Taqwa, Y. (2020). Indonesia Pasar Potensial Produk Kosmetik. Pelakubisnis.Com. https://pelakubisnis.com/2020/02/indonesia-pasar-potensial-produk-kosmetik/3 september 2021. Google Scholar
Weston, J. (2010). Feed dan Thomas E. Copeland. Google Scholar
Copyright holder: Indah Cahya Sagala, Fauziah Rahman (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under:
|