Vol. 3, No. 1 Januari 2022 |
|
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
�
DETERMINAN KESUKSESAN SISTEM INFORMASI CORE BANKING SYSTEM DENGAN VARIABEL PENDEKATAN MODEL DELONE DAN MCLEAN
Ashar Basyir, Leli Safitri
Universitas Gunadarma, Indonesia
Email: [email protected], [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 25 Desember 2021 Direvisi 05 Januari 2022 Disetujui 15 Januari 2022 |
PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Jawa Barat merupakan perusahaan jasa yang bergerak dibidang keuangan/pembiayaan yang berskala menengah. Penelitian ini berusaha mengkaji dan merumuskan apakah secara parsial dan simultan variabel-variabel yang terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality), kualitas layanan (service quality), penggunaan informasi (use), kepuasan pemakai (user satisfaction) dan manfaat (net benefit) berpengaruh dalam menentukan kesuksesan penerapan Core Banking System pada PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Jawa Barat. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 18 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah slovin yang dilakukan dengan cara ukuran populasi dibagi dengan 1 (satu) ditambah dengan ukuran populasi dikali dengan kelonggaran ketidaktelitian yang ditoleransi dipangkat dua. Sementara, data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas. Sedangkan untuk menganalisis data digunakan analisis skal likert dan uji regresi linear berganda. Uji hipotesa menggunakan uji T hitung, F hitung dan koefisien determinasi (R2). Hasil dari analisis dan juga pembahasan, bahwa variabel kualitas sistem (system quality) dan manfaat (net benefit) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan sistem informasi Core Banking System di PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Jawa Barat. Sementara, Penggunaan Informasi menjadi satu-satunya yang mempunyai pengaruh negatif terhadap kesuksesan sistem informasi Core Banking System. Akan tetapi, variabel kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality), kualitas layanan (service quality), penggunaan informasi (use), kepuasan pemakai (user satisfaction) dan manfaat (net benefit) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kesuksesan sistem informasi Core Banking System di PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Jawa Barat.
ABSTRACT������������������������� PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra West Java is a service company engaged in medium-scale finance/financing. This study seeks to examine and formulate whether partially and simultaneously the variables consisting of system quality (system quality), information quality (information quality), service quality (service quality), use of information (use), user satisfaction (user satisfaction) and the benefits (net benefit) have an effect on determining the success of implementing the Core Banking System at PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra West Java. The sample used in this study was 18 respondents with a slovin sampling technique which was carried out by dividing the population size by 1 (one) plus the population size multiplied by the tolerable allowance for inaccuracy to the power of two. Meanwhile, the collected data were analyzed using validity test, reliability test. Meanwhile, to analyze the data used Likert scale analysis and multiple linear regression test. The hypothesis test used the calculated T test, calculated F and the coefficient of determination (R2). The results of the analysis and discussion also show that the system quality and net benefit variables partially have a significant effect on the success of the Core Banking System information system at PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra, West Java. Meanwhile, the use of information is the only one that has a negative influence on the success of the Core Banking System information system. However, the variables of system quality (system quality), information quality (information quality), service quality (service quality), use of information (use), user satisfaction (user satisfaction) and benefits (net benefit) together (simultaneously). affect the success of the Core Banking System information system at PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra West Java. |
Kata Kunci: core banking system; model delone dan mclean
Keywords: core banking system; model delone and mclean |
Pendahuluan
Sektor perbankkan di era modern seperti sekarang ini perlu adanya manuver inovasi-inovasi yang serba cepat, baik dalam hal pelayanan maupun pencatatan pembukuan perlu segala sesuatu harus diperhitungkan. Pelayanan yang cepat dan tanggap menjadi penilaian tersendiri oleh pihak nasabah kepada setiap masing-masing sektor usaha perbankan di Indonesia. Hal ini tentunya menjadi perhatian khusus bagi setiap manajemen yang terlibat dalam hal pelayanan maupun administrasi pencatatan keuangan. Peran karyawan juga harus mendukung dan terus inovatif dalam hal mengikuti/menuruti keinginan apa yang menjadi harapan manajemen di sektor perbankan itu sendiri, guna mendapatkan peran pengguna (user) yang mampu kompeten dalam hal mengikuti perkembangan teknologi disetiap perubahannya.
Sistem informasi perbankan merupakan sistem yang dibuat khusus untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan, yaitu berupa paket aplikasi program terintegrasi dan multi modul yang dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam perusahaan (to serve and support multiple business functions), sehingga pekerjaan menjadi lebih efisien dan dapat memberikan pelayanan yang lebih bagi nasabah/konsumen, yang akhirnya dapat menghasilkan nilai tambah dan memberikan keuntungan maksimal bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) atas perusahaan.
PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Jawa Barat merupakan perusahaan jasa yang bergerak dibidang keuangan/pembiayaan yang berskala menengah. Berbagai usaha dan pencapaian yang terus dilakukan BPR Hasamitra berkeyakinan untuk terus berinovasi dalam hal sistem yang terpadu guna mendukung setiap lini kinerja, agarsupaya output yang dihasilkan sesuai dengan apa yang menjadi keinginan manajemen. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan sistem perbankan yang digunakan/sedang berjalan yaitu Core Banking System. Menimbang dalam rangka meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas pelayanan kepada nasabah/masyarakat pengguna jasa perbankan perlu adanya pemanfaatan teknologi informasi oleh BPR secara memadai, efektif dan aman. Hal ini diatur didalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang Standar Penyelenggaran Teknologi Informasi oleh Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (POJK Nomor 75/POJK.03/2016 tentang Standar Penyelenggaraan Teknologi Informasi bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Isi berupa himbauan dalam ruang lingkup penyelenggaraan Teknologi Informasi di Bab II, Pasal 2 (1) yaitu; BPR dan BPRS wajib menyelenggarakan Teknologi Informasi yang paling sedikit berupa Aplikasi Inti Perbankan dan Pusat Data bagi BPR atau BPRS yang memiliki modal inti kurang dari Rp50.000.000.000,00. BPR dan BPRS dapat menyelenggarakan Teknologi Informasi secara mandiri atau bekerjasama dengan penyedia jasa Teknologi Informasi.
Penelitian ini berusaha mengkaji dan merumuskan apakah secara parsial dan simultan variabel-variabel yang terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality), kualitas layanan (service quality), penggunaan informasi (use), kepuasan pemakai (user satisfaction) dan manfaat (net benefit) berpengaruh dalam menentukan kesuksesan penerapan Core Banking System pada PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Jawa Barat. Sementara, tujuan penelitian ini untuk mengetahui variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan penerapan Core Banking System pada PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Jawa Barat.
Sistem informasi (IS) itu sendiri merupakan seperangkat komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, dan menyebarkan data dan informasi dan memberikan mekanisme umpan balik untuk memenuhi tujuan. Ini adalah umpan balik mekanisme yang membantu organisasi mencapai tujuan mereka, seperti meningkatkan keuntungan atau meningkatkan pelayanan pelanggan. Bisnis dapat menggunakan sistem informasi untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya. (Ralph M. Stair & George W. Reynolds : 2010).
DeLone dan McLean melakukan revisi modelnya menjadi �Model Update Kesuksesan Sistem Informasi (DeLone & McLean, 2003).� Pada model yang baru, DeLone dan McLean menambahkan dimensi kualitas layanan (service quality). Selain itu, DeLone dan McLean juga menggabungkan dua dimensi, yakni pengaruh individu dan pengaruh organisasi menjadi dimensi keuntungan bersih (net benefit).
Gambar 1 :
Model Update Kesuksesan Sistem Informasi
Model ini dibangun dari tiga komponen, yaitu pembuatan sistem, pemakaian sistem, dan dampak dari pemakaian sistem (DeLone & McLean, 2003). Komponen-komponen tersebut disusun dengan urutan pengukuran sebagai berikut. Pertama, sistem informasi dibuat dan diukur kualitasnya dengan tiga dimensi kualitas, yaitu kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas layanan. Kedua, sistem informasi dipakai dan pengalaman pemakaiannya ini diukur dengan dua dimensi yaitu, dimensi penggunaan dan dimensi kepuasan pengguna. Ketiga, dampak dari pemakaian yang diukur dengan dua dimensi, yaitu individual impact dan organizational impact (net benefit). Melihat konstruksi di atas, model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean tidak hanya dapat digunakan untuk penelitian dengan pendekatan pengukuran variabel, tetapi juga dapat digunakan untuk penelitian berorientasi studi kualitatif, dengan urutan penelitian pada fase pembuatan, fase pengalaman pemakaian, dan fase dampak dari penggunaan sistem informasi.
Kualitas sistem �(system quality) dapat dijelaskan sebagai performa menyeluruh sistem informasi (Bharati dan Chaudury, 2004). Kemudahan penggunaan dan kemudahan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai tingkatan mempelajari dan menggunakan sistem, ini merupakan bagian penting dari kualitas sistem karena usaha dapat dilihat dengan sedikitnya sumber daya yang dapat dialokasikan (Davis, 1989; Rivard et al. 1997).
Kualitas informasi (information quality) mengacu pada karakteristik informasi yang ingin dihasilkan oleh suatu sistem informasi. Saat mengukur kepuasan pengguna akhir, kualitas informasi seringkali menjadi salah satu variabel pokok, sehingga seringkali dianggap sebagai sebuah komponen kepuasan pengguna (Petter et al. 2008). Kualitas informasi berkaitan erat dengan keakuratan data untuk diproses. Input data yang tidak akurat ke dalam satu modul akan berdampak buruk terhadap fungsi modul lainnya (Zhang et al, 2003).
Kualitas layanan (service quality) merupakan keseluruhan dukungan yang ditawarkan bagian TIK dan penyedia layanan kepada para pengguna, memastikan sistem dapat diaplikasikan dengan baik secara internal maupun eksternal (Delone & McLean, 2003; Petter et al. 2008).
Penggunaan (use) sistem informasi telah ditetapkan sebagai salah satu dimensi yang paling sering digunakan untuk menguji kesuksesan sistem informasi. Dimensinya bersifat sangat kompleks karena terdapat beragam aspek di dalamnya yang dapat diukur dari berbagai perspektif (Delone & McLean,1992; Delone McLean 2003).
Kepuasan pemakai (user satisfaction), dimensi keberhasilan kepuasan pengguna merupakan tingkat pengguna kepuasan ketika memanfaatkan sistem informasi. Hal ini dianggap sebagai salah satu langkah yang paling penting dari sistem informasi sukses. Mengukur kepuasan pengguna menjadi sangat berguna, ketika penggunaan sistem informasi adalah wajib dan jumlah penggunaan bukan merupakan indikator yang tepat keberhasilan sistem. Dalam model kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean, kepuasan para pengguna mengacu pada respon yang diberikan pengguna (DeLone and McLean 1992).
Manfaat (net benefit), menurut Torkzadeh dan Doll (1999), membagi beberapa kemungkinan keuntungan penggunaan sistem informasi ke dalam empat kategori yang berbeda, yaitu produktivitas, inovasi, kontrol manajemen, dan kepuasan pelanggan. Produktivitas kerja dapat diukur dari banyaknya tugas yang dapat diselesaikan dan lamanya waktu menyelesaikan tugas-tugas pengguna. Inovasi tugas dapat diketahui dari bagaimana sistem informasi membantu pekerja mencoba ide-ide inovatif (Almutairi Subramanian, 2005). Kepuasan pelanggan dapat diketahui dari kemampuan sistem informasi membantu kebutuhan pelanggan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan pelayanan kepada pelanggan. Menurut Y.K. Dwivedi et al (2012), dimensi sukses keuntungan bersih, merupakan sejauh mana sistem informasi (SI) berkontribusi untuk keberhasilan para pemangku kepentingan yang berbeda. Dampak individu dan dampak organisasi dari Delone & Mclean asli Information System Success Model serta tambahan sistem informasi langkah dampak dari peneliti lain dampak kelompok kerja seperti dan dampak sosial ke dalam satu dimensi keberhasilan tunggal.
Beberapa studi tentang kesuksesan sistem informasi menggunakan model yang dikembangkan DeLone dan McLean dilakukan oleh; pertama, (Sahara Ramadhan & Nadya Safitri, 2021) berjudul Model Kesuksesan Sistem Informasi Delone dan Mclean Terhadap Sistem Informasi Akademik pada Universitas Bina Insani. Hasil penelitian ini menjelaskan kualitas� sistem� (system quality)� terbukti� memberikan pengaruh� positif� dan� signifikan� terhadap� kepuasan� pengguna� (user� satisfaction).� Kualitas� informasi (information quality)� terbukti� memberikan� pengaruh� positif� dan signifikan� terhadap� kepuasan� pengguna� (user� satisfaction).� Kualitas layanan (service quality) terbukti memberikan pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap kepuasan� pengguna� (user� satisfaction).
Kedua, (Agustina & Sutinah, 2019) berjudul Model Delone dan McLean untuk Menguji Kesuksesan Aplikasi Mobile Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB). Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa varibel yang dilakukan penelitian yaitu information quality, service quality, system quality, actual use, use satisfaction, net benefit (individual impact) mempunyai keterkaitan antar variabelnya dan mempunyai kualitas yang dapat dipercaya, sistem yang baik, dan layanan yang memuaskan, sehingga kualitas dari aplikasi PMB tersebut sudah maksimal tetapi perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan pelayanan dikarenakan sekarang sudah berubah menjadi Universitas agar dapat bersaing dengan dengan universitas-universitas lainnya.
Ketiga, (Al Farizi, 2018) berjudul Model Kesuksesan Sistem Informasi Delone dan Mclean untuk Mengukur Kesuksesan Sistem Modernisasi Perpajakan E-Billing Menurut Wajib Pajak Badan Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan faktor kualitas layanan dan sistem e-billing sebesar 70,2% dianggap kurang memadai bagi pengguna yaitu wajib pajak badan. Faktor ini seperti pada saat registrasi, aktivasi dan pembuatan kode billing sering mengalami trouble. Sedangkan sisanya seperti faktor kualitas informasi sistem e-billing dianggap sudah baik bagi wajib pajak badan.
Keempat, (F S Rahayu, R Apriliyanto dan Y S P W Putro, 2018) berjudul Analisis Kesuksesan Sistem Informasi Kemahasiswaan (SIKMA) dengan Pendekatan Model DeLone dan McLean. Hasil penelitian yang dilakukan bahwa implementasi SIKMA belum bisa dikatakan sepenuhnya sukses. Tidak adanya pengaruh kualitas informasi, kualitas informasi dan kualitas layanan terhadap penggunaan merupakan faktor tidak suksesnya sistem. Mahasiswa sebagai pengguna tidak mendapatkan kepuasan menyeluruh dalam penggunaan sistem dan komunikasi antar dimensi dalam SIKMA tidak berjalan dengan baik. Pengalaman yang kurang baik yang didapat ketika pertama kali menggunakan SIKMA, dapat berpengaruh terhadap berkurangnya minat penggunaan. Oleh karena itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas sistem, kualitas layanan dan kualitas informasi agar memberikan pengaruh positif pada kepuasan pengguna, yang secara langsung akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan minat penggunaan dan memberikan manfaat-manfaat bagi mahasiswa sebagai pengguna.
Kelima, (Minartiningtyas, 2011) pada PT PLN Persero Distribusi Bali yang menguji tentang penelitian ini yang menghasilkan hasil model sukses penerapan ERP (dalam hal ini SAP) yang diusulkan dipengaruhi tiga konstruk, yaitu: kualitas sistem, kualitas informasi dan net benefit.
Keenam, Ala'a (Hawari & Heeks, 2010) dengan judul penelitiannya Explaining ERP Failure in a Developing Country: A Jordanian Case Study. Hasil studinya menghasilkan mengetahui luaran dari implementasi ERP di sebuah perusahaan di Yordania. Penelitian ini menghasilkan beberapa faktor yang menyebabkan implementasi ERP gagal parsial, yaitu sistem yang tidak handal dengan waktu respon yang lambat dan tidak adanya dorongan kepada pengguna untuk berperan dan berpartisipasi dalam proses implementasi.
Ketujuh, Zhe Zhang, Matthew K.O.Lee, Pei Huang, (Zhang et al., 2005) dengan judul penelitiannya A framework of ERP Systems Implementation Success In China: An Empirical Study. Penelitian ini menggabungkan Ives Hamilton and Davis's IS research model dan model kesuksesan SI DeLone dan McLean untuk membentuk framework kesuksesan implementasi ERP di China dengan hasil penelitian yang menyatakan kesuksesan ERP ditentukan oleh faktor organization environment, user environment, system environment, dan vendor environment.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, karena dalam penelitian ini lebih bersifat empiris, terstruktur, rasional, dan sistematis serta data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang berupa angka-angka dan menganalisisnya dengan menggunakan statistika.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh para pemakai (user) Core Banking System pada PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Jawa Barat. Jumlah pemakai aktif Core Banking System adalah 18 Karyawan. Pemakai aktif Core Banking System tersebar dalam 14 unit divisi, diantaranya; Teller (1 staf), Custumer Servis (1 staf), Legal (1 staf), Funding (1 staff), Account Officer (4 staf), Admin Kredit (1 staf), Custodie (1 staf), Accounting (1 staf), Auditor Internal (1 staf), IT (1 staf), Manajer Kepatuhan (1 staf), Komisaris (1 staf), Manajer Bisnis (1 staf), Direktur Operasional (1 staf) dan Direktur Utama (1 staf).
Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus besar slovin, penarikan sampel ini dilakukan dengan menghitung besarnya populasi pengguna (user) sistem Core Banking System di PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Jawa Barat sebanyak 18 staf karyawan dengan tingkat kesalahan (eror) sebesar 1 % (satu persen).
Keterangan : n = jumlah sampel
������������������ ��N = Ukuran Populasi
������������������ ��e = Batas toleransi kesalahan (eror tolerance)
Berdasarkan perhitungan yang diperoleh diatas, maka jumlah sampel yang diteliti adalah sebesar 17,96 atau dibulakan menjadi 18 (delapan belas) responden.
Setelah dilakukan perhitungan penentuan sampel, selanjutnya adalah teknik pengumpuan data yang dilakukan menggunakan data primer (wawancara, observasi dan kuesioner). Selanjutnya adalah menganalisis data penelitian dengan menguji kualitas data (validitas dan reliabilitas), uji asumsi klasik dan analisis skala likert. Kemudian diuji dengan menggunakan uji regresi berganda untuk mengetahui pengaruh hubungan antar variabel untuk menguji hipotesis, uji-f untuk mengetahui pengaruh secara simultan kelima variabel X tersebut terhadap variabel Y dan uji-t untuk mengetahui pengaruhnya secara parsial kelima variabel X tersebut terhadap variabel Y dan koefisien determinasi (R2) untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen.
A. Hasil Uji Kualitas Data
Hasil uji kualitas data pertama adalah uji validitas yang telah dilakukan melalui kuesioner yang telah dilakukan kepada responden dengan jumlah sampel (n) yaitu sebanyak 18 responden, maka besarnya df = 18-2 = 16 dan alpha = 0.05, sehingga dapat diketahui r tabel = 0.4683 (dengan cara melihat r tabel dengan uji dua sisi). Jika nilai pada r hitung (Corrected Item Total Correlation) > r tabel dan bernilai positif, maka butir pernyataan atau indikator tersebut telah dapat dinyatakan valid. Selanjutnya adalah uji reliabilitas yang dilakukan menunjukan bahwa masing-masing variabel kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality), kualitas layanan (service quality), penggunaan informasi (use), kepuasan pemakai (user satisfaction) dan manfaat (net benefit) ternyata diperoleh nilai cronbach Alpha > 0.60 maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah reliabel.
B. Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil uji Asumsi Klasik yang telah diuji berdasarkan uji normalitas terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan layak digunakan.
Hasil uji yang kedua dari uji asumsi klasik adalah multikolonieritas menunjukkan adanya multikolonieritas adalah jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan VIF ≥ 10.
Dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk kualitas sistem sebesar 6,343 dengan nilai tolerance 0,158, kualitas informasi sebesar 2,022 dengan nilai tolerance 0,495, kualitas layanan sebesar 1,367 dengan nilai tolerance 0,731, penggunaan informasi sebesar 1,457 dengan nilai tolerance 0,686, kepuasan pemakai sebesar 1,412 dengan nilai tolerance 0,708 dan netbenefit sebesar 5.629 dengan nilai tolerance 0,178. Dari hasil perhitungan semua variabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai Tolerance > 0.10 atau sama dengan VIF < 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model regresi ini terbebas dari asumsi multikolonieritas dan layak untuk digunakan. Untuk melihat hasil uji multikolonieritas, maka dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 1
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model |
Collinearity Statistics |
|
Tolerance |
VIF |
|
1� (Constant) |
|
|
Kualitas Sistem |
,158 |
6,343 |
Kualitas Informasi |
,495 |
2,022 |
Kualitas Layanan |
,731 |
1,367 |
Penggunaan Informasi |
,686 |
1,457 |
Kepuasan Pemakai |
,708 |
1,412 |
Net Benefit |
,178 |
5,629 |
a. Dependent Variable: Kesuksesan Core Banking System
�������������� Sumber : Data Primer diolah, 2021
Hasil uji yang ketiga dari uji asumsi klasik adalah uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
C. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Seperti yang telah di jelaskan diatas, data yang diteliti telah melewati tahapan uji validitas, uji realibilitas dan uji asumsi klasik, maka tahap selanjutnya adalah dengan menguji regresi linier berganda. Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X1,X2,X3,X4,X5,X6) terhadap variabel dependen (Y). Hasil olah data dengan menggunakan SPSS 23.0 tersaji pada tabel 1 Coefficientsa. Tabel 1 diatas menunjukkan persamaan regresi variabel kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan, penggunaan informasi, kepuasan pemakai dan manfaat terhadap kesuksesan sistem informasi Core Banking System dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
|
B |
Std. Error |
Beta |
|||
1 (Constant) |
,190 |
1,261 |
|
,151 |
,883 |
Kualitas Sistem |
,377 |
,143 |
,390 |
2,634 |
,023 |
Kualitas Informasi |
,020 |
,017 |
,099 |
1,187 |
,260 |
Kualitas Layanan |
-,036 |
,027 |
-,092 |
-1,333 |
,210 |
Penggunaan Informasi |
-,102 |
,037 |
-,199 |
-2,801 |
,017 |
Kepuasan Pemakai |
,010 |
,051 |
,014 |
,195 |
,849 |
Net Benefit |
,685 |
,147 |
,651 |
4,669 |
,001 |
a. Dependent Variable: Kesuksesan Core Banking System
� Sumber : Data primer diolah, 2021
Dari tabel 2 dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6
Keterangan:
�Y = Kepuasan pengguna sistem
�a = Bilangan konstanta
�b = Koefisien regresi
�x1 = Kualitas Sistem (System Quality)
�x2 = Kualitas informasi (Information Quality)
�x3 = Kualitas Layanan (Service Quality)
�x4 = Penggunaan Informasi (Use)
�x5 = Kepuasan Pemakai (User Satisfaction)
�x6 = Manfaat (Net Benefit)
Y = 0,190 + 0,377x1 + 0,020x2 +(-0,36)x3 +(-0,102)x4 + 0,010x5 + 0,685x6
Berdasarkan dari persamaan diatas dapat di intrepretasikan sebagai berikut :
Konstanta sebesar 0,190 menunjukan bahwa apabila (X1), (X2), (X3), (X4), (X5) dan (X6) dianggap tetap atau sama dengan nol, maka dapat diperkirakan kesuksesan sistem informasi Core Banking System menurun sebesar 0,190.
Variabel kualitas sistem sebesar 0,377 merupakan koefisien regresi yang menunjukan bahwa setiap adanya penambahan 1 satuan variabel kualitas sistem maka dapat menyebabkan kenaikan kesuksesan sistem informasi Core Banking System sebesar 37,7%. Nilai bertanda positif, artinya terjadi pengaruh positif atau searah antara kualitas sistem dengan kesuksesan sistem informasi Core Banking System.
Variabel kualitas informasi sebesar 0,020 merupakan koefisien regresi yang menunjukan bahwa setiap adanya penambahan 1 satuan variabel kualitas informasi maka dapat menyebabkan kenaikan kesuksesan sistem informasi Core Banking System sebesar 2 %. Nilai bertanda positif, artinya terjadi pengaruh positif atau searah antara kualitas informasi dengan kesuksesan sistem informasi Core Banking System. Variabel kualitas layanan sebesar -0,36 merupakan koefisien regresi yang menunjukan bahwa setiap adanya penambahan 1 satuan variabel kualitas layanan maka dapat menyebabkan penurunan kesuksesan sistem informasi Core Banking System sebesar -36%. Nilai bertanda negatif, artinya terjadi ada pengaruh negatif atau tidak searah antara kualitas layanan dengan kesuksesan sistem informasi Core Banking System. Variabel penggunaan informasi sebesar -0,102 merupakan koefisien regresi yang menunjukan bahwa setiap adanya penurunan 1 satuan variabel penggunaan informasi maka dapat menyebabkan kenaikan kesuksesan sistem informasi Core Banking System sebesar -10,2%. Nilai koefisien regresi pada variabel penggunaan informasi bertanda negatif, artinya tidak searah antara penggunaan informasi dengan kesuksesan sistem informasi Core Banking System.
Variabel kepuasan pemakai sebesar 0,010 merupakan koefisien regresi yang menunjukan bahwa setiap adanya penambahan 1 satuan variabel kepuasan pemakai maka dapat menyebabkan kenaikan kesuksesan sistem informasi Core Banking System sebesar 1%. Nilai koefisien regresi pada variabel kepuasan pemakai bertanda positif, artinya terjadi pengaruh positif atau searah antara kepuasan pemakai dengan kesuksesan sistem informasi Core Banking System. Variabel manfaat sebesar 0,685 merupakan koefisien regresi yang menunjukan bahwa setiap adanya penambahan 1 satuan variabel manfaat maka dapat menyebabkan kenaikan kesuksesan sistem informasi Core Banking System sebesar 68,5%. Nilai koefisien regresi pada variabel manfaat bertanda positif, artinya terjadi pengaruh positif atau searah antara manfaat dengan kesuksesan sistem informasi Core Banking System.
D. Uji Regresi Parsial (Uji Statistik t)
Dengan nilai t tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat α = 0.05/2= 0,025 dengan df (n � k � 1) atau 18 � 6 � 1 = 11. Hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2,20099.
Tabel 3
Hasil Uji Parsial (t)
Coefficientsa
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
|
B |
Std. Error |
Beta |
|||
1 (Constant) |
,190 |
1,261 |
|
,151 |
,883 |
Kualitas Sistem |
,377 |
,143 |
,390 |
2,634 |
,023 |
Kualitas Informasi |
,020 |
,017 |
,099 |
1,187 |
,260 |
Kualitas Layanan |
-,036 |
,027 |
-,092 |
-1,333 |
,210 |
Penggunaan Informasi |
-,102 |
,037 |
-,199 |
-2,801 |
,017 |
Kepuasan Pemakai |
,010 |
,051 |
,014 |
,195 |
,849 |
Net Benefit |
,685 |
,147 |
,651 |
4,669 |
,001 |
a. Dependent Variable: Kesuksesan SI Core Banking System
1. Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Kesuksesan SI Core Banking System
Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : Ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Dari hasil analisis pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai t-hitung > t-tabel = 2,634 > 2,20099 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,023 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Kesuksesan SI Core Banking System
Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : Ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Dari hasil analisis pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai t-hitung > t-tabel = 1,187 < 2,20099 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,260 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.
3. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kesuksesan SI Core Banking System
Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : Ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Dari hasil analisis pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai t-hitung > t-tabel = -1,333 < 2,20099 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,210 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.
4. Pengaruh Penggunaan Informasi Terhadap Kesuksesan SI Core Banking System
Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : Ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Dari hasil analisis pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai t-hitung > t-tabel = -2,801 > 2,20099 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,017 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, akan tetapi pengaruh penggunaan informasi secara negatif terhadap kesuksesan SI Core Banking System.
5. Pengaruh Kepuasan Pemakai Terhadap Kesuksesan SI Core Banking System
Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : Ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Dari hasil analisis pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai t-hitung > t-tabel = 0,195 < 2,20099 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,849 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.
6. Pengaruh Manfaat Terhadap Kesuksesan SI Core Banking System
Ho : Tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : Ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Dari hasil analisis pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai t-hitung > t-tabel = 4,669 > 2,20099 dengan nilai signifikansinya sebesar 0,001 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
E. Uji� Regresi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah seluruh variabel independen yang di masukan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Tabel 4
Hasil Uji Simultan (f)
ANOVAa
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
1 Regression |
21,592 |
6 |
3,599 |
46,445 |
,000b |
Residual |
,852 |
11 |
,077 |
|
|
Total |
22,444 |
17 |
|
|
|
a. Dependent Variable: Kesuksesan Si Core Banking System
b. Predictors: (Constant), Manfaat, Kualitas Layanan, Penggunaan Informasi, Kepuasan Pemakai, Kualitas Informasi, Kualitas Sistem
Sumber : Data primer diolah, 2021
Berdasarkan dari data tabel diatas di dapat F hitung sebesar 46.445. F tabel dapat dicari dengan rumus df1 (jumlah varibel-1) dan df2 (n-k-1) n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen. Maka df1 (6-1) = 5 dan df2 (18-6-1) = 11 maka diperoleh nilai f-tabel sebesar 3.20.
F-tabel dengan taraf signifikan 5% diperoleh sebesar 3.20 oleh karena itu f hitung > f tabel = 46.445 > 3.20 dengan nilai signifikansinya 0,000 < 0,05, artinya Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel kualitas sistem (X1), kualitas informasi (X2), kualitas layanan (X3), penggunaan informasi (X4), kepuasan pemakai (X5) dan manfaat (X6) berpengaruh positif terhadap variabel kesuksesan sistem informasi (Y) Core Banking System di PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Jawa Barat.
F. Uji Koefisien Determinasi (R�)
Pada output SPSS model Summary angka pada kolom Adjusted R Square (R2) diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Tabel 5
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R�)
Model Summaryb
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
,981a |
,962 |
,941 |
,278 |
2,191 |
a. Predictors: (Constant), Manfaat, Kualitas Sistem, Penggunaan Informasi, Kualitas Layanan, Kualitas Informasi, Kepuasan Pemakai
b. Dependent Variable: Kesuksesan SI
Sumber : Data Primer diolah, 2021
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada table di atas, besarnya nilai adjusted R2 dalam model regresi penelitian diperoleh sebesar 0,941. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya kemampuan untuk menjelaskan variabel independen yaitu Kualitas Sistem (X1), Kualitas Informasi (X2), Kualitas Layanan (X3), Penggunaan Informasi (X4), Kepuasa Pemakai (X5) dan Manfaat (X6) terhadap Kesuksesan Sistem Informasi Core Banking System (Y) dapat diterangkan oleh model persamaan ini sebesar 94,1%, sedangkan sisanya sebesar 5,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Berdasarkan hasil dari analisis dan juga pembahasan maka dapat diambil kesimpulan, bahwa variabel kualitas sistem (system quality) dan manfaat (net benefit) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan sistem informasi Core Banking System di PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Jawa Barat. Sementara, Penggunaan Informasi menjadi satu-satunya yang mempunyai pengaruh negatif terhadap kesuksesan sistem informasi Core Banking System. Akan tetapi, variabel kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality), kualitas layanan (service quality), penggunaan informasi (use), kepuasan pemakai (user satisfaction) dan manfaat (net benefit) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kesuksesan sistem informasi Core Banking System di PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Hasamitra Jawa Barat.
Agustina, N., & Sutinah, E. (2019). Model Delone dan McLean Untuk Menguji Kesuksesan Aplikasi Mobile Penerimaan Mahasiswa Baru. InfoTekJar: Jurnal Nasional Informatika Dan Teknologi Jaringan, 3(2), 76�82. Google Scholar
Almutairi, H., Subramanian, G. H. (2005). An Emperical Application of the Delone McLean Model in Kuwaiti Private Sector, Journal of Computer Information System 45 (3) Spring; Proquest. Google Scholar
Al Farizi, M. (2018). Model Kesuksesan Sistem Informasi Delone Dan Mclean Untuk Mengukur Kesuksesan Sistem Modernisasi Perpajakan E-Billing Menurut Wajib Pajak Badan Kota Semarang. Monex: Journal of Accounting Research-Politeknik Harapan Bersama Tegal, 7(1). Google Scholar
Bharati, P., Chaudhury, A. (2004). An Empirical Investigation of Decision-making Satisfaction in Web-based Decision Support Systems. Decision Support Systems, 37: 187-197. Google Scholar
Davis, F. D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly 13(3): 319�340. Google Scholar
DeLone, W.H., McLean, E.R. (1992). Information Systems Success The Quest for The Dependent Variable. Information System Research. pp. 60-95. Google Scholar
Hawari, A., & Heeks, R. (2010). Explaining ERP failure in a developing country: a Jordanian case study. Journal of Enterprise Information Management. Google Scholar
Minartiningtyas, B. A. (2011). Model Kesusksesan Penerapan Enterprise Resource Planning pada PT PLN (Persero) Distribusi Bali. Magister Teknik Informatika, STMIK AMIKOM Yogyakarta. Google Scholar
Petter, S., DeLone, W.H. and McLean, E.R. (2008). Measuring Information Systems Success: Models,Dimensions, Measures, and Interrelationships. European Journal of Information Systems, 17(3): 236-263. Google Scholar
POJK Nomor 75/POJK.03/2016 tentang Standar Penyelenggaraan Teknologi Informasi bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (Ojk.go.id). Google Scholar
Rahayu F S, Apriliyanto R dan Putro Y S P W.(2018). Analisis Kesuksesan Sistem Informasi Kemahasiswaan (SIKMA) dengan Pendekatan Model DeLone dan McLean. Indonesian Journal of Information Systems (IJIS) Vol. 1, No. 1. Google Scholar
Ralph M. S., George W. R. (2010). Principles of Information Systems, A Managerial Approach. Canada : Nelson Education. Google Scholar
Ramadhan S & Safitri N.(2021). Model Kesuksesan Sistem Informasi Delone dan Mclean Terhadap Sistem Informasi Akademik pada Universitas Bina Insani. Information Management for Educators and Professionals Vol.5, No. 2, Juni 2021, 85-96E-ISSN: 2548-3331. Google Scholar
Torkzadeh, G., Doll, W.J. (1999). The Development of a Tool for Measuring the Perceived Impact of Information Technology on Work. OMEGA The International Journal of Management Science 27(3): 327-339. Google Scholar
Y.K. Dwivedi et al. (2012.). Information Systems Theory: Explaining and Predicting 1 Our Digital Society, Vol. 1, Integrated Series in Information Systems 28, DOI 10.1007/978-1-4419-6108-2_1. Google Scholar
Zhang, Z., Lee, M. K. O., Huang, P., Zhang, L., & Huang, X. (2005). A framework of ERP systems implementation success in China: An empirical study. International Journal of Production Economics, 98(1), 56�80. Google Scholar
Copyright holder: Ashar Basyir, Leli Safitri (2022) |
First publication right: |
This article is licensed under:
|