Jurnal Syntax Admiration

Vol. 3, No. 1 Januari 2022

p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356

Sosial Teknik

 

ANALISIS SPASIAL DAERAH BANJIR MENGGUNAKAN HEC-RAS DAN QGIS UNTUK SUB DAS BABURA

 

Meinarty Sinurat, Ahmad Perwira Mlia, Muhammad Faisal

Universitas Sumatera Utara, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Diterima

25 Desember 2021

Direvisi

13 Januari 2022

Disetujui

15 Januari 2022

Penelitian ini membandingkan antara prediksi kerugian banjir berdasarkan genangan hasil analisa curah hujan dan LIDAR dengan data kuisioner dengan masyarakat sekitar sungai Babura, Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Adapun dalam proses penelitian penulis menggunakan data output yang dihasilkan oleh aplikasi He-cras yang selanjutnya dikonversi ke dalam bentuk shapefile dan dilakukan proses pemetaan spasial pada aplikasi QGIS. Dalam analisa QGIS digunakan plugin InaSAFE dimana plugin ini telah dikembangkan beberapa ahli di dunia, yang dalam pengembangannya telah bekerjasama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) seperti yang dapat dilihat pada layout hasil outcome dari data analisa. Pada penelitian ini juga membahas prediksi jalur evakuasi serta kerugian banjir dari hasil genangan yang muncul baik dari data analisa pengukuran maupun kusioner di lapangan.

 

ABSTRACT�������������������������

This study compares flood loss predictions based on inundation results from rainfall analysis and LIDAR with questionnaire data with communities around the Babura river, Medan, North Sumatra, Indonesia. As for the research process, the author uses the output data generated by the He-cras application which is then converted into shapefile form and a spatial mapping process is carried out in the QGIS application. In the QGIS analysis, the InaSAFE plugin is used where this plugin has been developed by several experts in the world, who in its development have collaborated with BNPB (National Disaster Management Agency) as can be seen in the layout of the results of the analysis data. This study also discusses the prediction of evacuation routes and flood losses from inundation results that arise from both measurement analysis data and questionnaires in the field.

Kata Kunci: qgis; inasafe; kerugian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords: qgis; inasafe; losses



 

 

Pendahuluan

Banjir menjadi salah satu bencana yang paling sering terjadi dan menimbulkan banyak kerugian dalam masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, kesehatan maupun kehidupan sosial. Adanya bencana banjir yang berkala sedikit banyak memberikan pengalaman bagi masyarakat untuk menghadapi dan mengatasinya. Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana genangan yang diakibatkan luapan banjir sungai merugikan insfrastruktur di masyarakat serta jalur evakuasi saat terjadinya banjir (Santoso & Taufik, 2010).

Penelitian ini akan membahas salah satu sungai yang berada di kota Medan yaitu sungai Babura, dimana keberadaannya melintasi titik-titik pemukiman penduduk, daerah perdagangan, perkuliahan dan pemerintahan. Sudah banyak hal yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangan bencana banjir, diantaranya pemerintah kota medan telah menentukan daerah titik shelter saat terjadi bencana. Dalam penelitian ini Penulis membahas bagaimana jalur tercepat yang ditempuh masyarakat saat terjadi banjir dalam skala tahunan tertentu, menuju titik shelter yang telah ditentukan sesuai info dari geoportal Medan. Hasil dari analisis (Irianingsih & Sukono, 2017) menunjukkan bahwa besarnya nilai kerugian lebih dipengaruhi oleh jumlah kerusakan rumah, sedangkan faktor lainnya tidak berpengaruh secara signifikan.

Seperti hal nya hasil simulasi menunjukkan bahwa luas area dan durasi banjir akan meningkat dengan bertambahnya periode ulang (Muin et al., 2015), dengan menggunakan metode perhitungan nilai pasar akan diperoleh estimasi kerugian ekonomi yang dialami masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran SubDAS (Hutauruk et al., 2020).

Dalam penentuan jalur evakuasi banjir tersebut akan diolah dengan QGIS (Quantum Geographical Information System) (Isma�il & Saanyol, 2013). Dimana data banjir yang digunakan telah diperoleh dari hasil perhitungan curah hujan dan data LIDAR disekitar daerah penelitian. Menggunakan model genangan berbasis GIS untuk menghasilkan peta genangan untuk diberikan kejadian banjir pesisir baik di bawah kondisi lingkungan saat ini dan skenario masa depan perubahan lingkungan. Dalam kondisi saat ini, perkiraan paparan kerusakan akibat banjir ekstrem ini acara sudah tinggi, di ca. �4,0 miliar (untuk acara 1:100 tahun) dan �5,2 miliar (untuk 1:1.000 peristiwa tahun), sesuai dengan ca. 1,2 dan 1,5%, masing-masing, dari PDB Indonesia 912 Bahaya Nat (2011) 56:899�916 123 pada tahun 2008. (Ward et al., 2011) tidak begitu berbeda yang digunakan dalam penelitian (Suprajaka & Putri, 2018) �terdiri dari: skoring tingkat klasifikasi bencana banjir dan valuasi ekonomi. Spatial Gap Analysis/Overlay.

Dengan mensimulasikan aliran banjir dengan kala ulang 10, 25, 50, 100, dan 1000 tahun menggunakan HEC- RAS dengan simulasi steadyflow. (Demir & Kisi, 2016) Peta menunjukkan pada banjir kala ulang 10 tahun, ketinggian banjir mencapai 6,2 m dengan daerah yang tergenang sekitar 30% di wilayah hilir sungai. Pada kala ulang 100 tahun, ketinggian banjir mencapai 7,6 m dengan daerah yang tergenang sekitar 60%.

 

Metode Penelitian

1.    Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada pada DAS Babura yang merupakan salah satu anak sungai dari Sungai Deli (DAS Deli) yang terbentang dari kawasan Sibolangit (Kabupaten Deli Serdang) hingga Kota Medan dengan luas 98 km2 (BPDAS Wampu Sei Ular, 2012). Daerah Aliran Sungai Babura terbentang antara 3�25�12.48� - 3�35�27.84� Lintang Utara dan 98� 32�37.12� - 98�40�20.18� Bujur Timur. Adapun batas Sungai Babura adalah:

      Sebelah Utara: Kota Medan, Selat Malaka.

      Sebelah Timur: Kota Medan.

      Sebelah Selatan: Kabupaten Deli Serdang.

      Sebelah Barat: Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1

Daerah Studi Kasus

 

2.    Data dan Alat Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dalam penelitian ini. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah:

1.    Data curah hujan bulanan dan harian maksimum tahun 2010 - 2019 yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Sampali Medan.

2.    Peta digital DAS Babura diperoleh dari BPDAS Sei Wampu Ular.

3.    Peta digital Kota Medan dan tata guna lahan diperoleh dari BAPPEDA Kota Medan.

4.    Data Digital Elevation Model (DEM) SRTM 30 m dari http://earthexplorer.usgs.gov.

5.    Data profil memanjang (Long Section) sungai dan melintang (Cross Section) sungai serta data elevasi dan kemiringan sungai yang diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Sumatera-II (BWSS-II).

Dalam menganalisis data-data di atas digunakan suatu perangkat alat berupa perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software) yang dimulai dari pemasukan data (Input) sampai dengan pencetakan hasil (Output). Dimana perangkat keras (Hardware) terdiri dari: Komputer, printer, dan alat tulis. Sementara perangkat lunak (Software) terdiri dari: Microsoft Office, Microsoft Excel, HEC - RAS, GIS, dan Google Earth.

 

Gambar 2

Diagram Alir Penelitian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

1.    Data Genangan Banjir Sungai Babura

Adapun genangan sesuai periode berkala dari output analisa HE-CRas sebagai berikut :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3

Genangan dan SudyArea

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 4

Genangan Dan Periode Ulang

 

2.    Analisa Spasial dengan InaSAFE

Adapun data genangan tiap periode berkala tersebut selanjutnya diolah dalam program QGIS menggunakan Plugin InaSAFE dan menghasilkan data-data genangan banjir pada bangunan dan jalan di area penelitian seperti berikut :

 

Tabel 1

Tabel Jumlah Bangunan Dan Jalan Tergenang

Debit Banjir Periode

Q100

Q50

Q25

Q20

Q10

Q5

Q2

Q1

Bangunan RSS (m2)

37848

36967

35375

34704

33471

32055

30351

26779

Bangunan RS (m2)

165337

161255

155039

152221

147465

141630

130449

105781

Bangunan Mewah (m2)

146689

141091

132938

131090

128485

123091

118500

100313

Total

349.874

339.313

323.352

318.015

309.421

296.776

279.300

232.873

Bangunan RSS (unit)

677

663

635

624

603

581

553

491

Bangunan RS (unit)

1022

994

959

943

914

880

814

666

Bangunan Mewah (unit)

189

177

171

168

163

153

144

112

Jalan (m2)

3801

3528

3260

3120

2896

2678

2379

1976

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 5

Bangunan Tergenang Banjir Q1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 6

Bangunan Tergenang Banjir Q2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 7

Bangunan Tergenang Banjir Q5

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 8

Bangunan Tergenang Banjir Q10

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 9

Bangunan Tergenang Banjir Q20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 10

Bangunan Tergenang Banjir Q25

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 11

Bangunan Tergenang Banjir Q50

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 12

Bangunan Tergenang Banjir Q100

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 13

Jalan Tergenang Banjir Q1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 14

Jalan Tergenang Banjir Q2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 15

Jalan Tergenang Banjir Q5

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 16

Jalan Tergenang Banjir Q10

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 17

Jalan Tergenang Banjir Q20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 18

�Jalan Tergenang Banjir Q25

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 19

Jalan Tergenang Banjir Q50

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 20

Jalan Tergenang Banjir Q100

 

3.    Hasil Wawancara Terhadap Warga Lingkungan Banjir Sungai Babura

Adapun penelitian ini disertai dengan data pendukung melalui wawancara terhadap warga sekitar melalui pengisian kuisioner yang di jalankan. Pertanyaan kuisioner terlampir pada lampiran I.

Dari hasil kunjungan lapangan didapat data sebagai berikut :

 

Tabel 2

Hasil Wawancara Terhadap Warga

Lingkungan Banjir Sungai Babura

Nama Jalan/Gang/Ruas

Kelurahan

Lingkungan

Rumah

Rumah

Tergenang

Ibadah

GG SUDIRMAN

Kel. Angrung

Lingkungan I

16

 

JL. MONGONSIDI BARU I

 

Lingkungan

 

 

Kel. Angrung

VII

8

 

JL. MONGINSIDI IV

 

Lingkungan

 

 

Kel. Angrung

V

3

 

GG. MANDOR

Kel. Beringin

Lingkungan

70

 

VI

 

KAMPUNG MANDAILING

Kel. Darat

lingkungan

10

1

III

GG. DAMAI

Kel. Kwala Bekala

Lingkungan

78

 

III

 

GG. JAYA

Kel. Kwala Bekala

Lingkungan

50

 

III

 

GG. CAFE

Kel. Kwala Bekala

Lingkungan

67

 

III

 

NO NAME

Kel. Kwala Bekala

Lingkungan

89

 

III

 

JLN. A.H. NASUTION (JLN.

 

Lingkungan

 

 

TRITURA/JLN. KARYA

Kel. Kwala Bekala

66

 

III

 

JASA)

 

 

 

GG. DAMAI

Kel. Kwala Bekala

Lingkungan II

60

1

 

 

 

 

 

GG. JAYA

Kel. Kwala Bekala

Lingkungan II

90

 

GG. PERMAI

Kel. Kwala Bekala

Lingkungan II

100

1

GG. GARU

Kel. Kwala Bekala

Lingkungan I

8

 

GG. KOPI RAYA 4

Kel. Mangga

Lingkungan

8

 

VI

 

GG. KARET

Kel. Mangga

Lingkungan

5

 

V

 

JL. KARET 5

Kel. Mangga

Lingkungan

7

 

VII

 

KOMPLEK BEKALA ASRI

Kel. Mangga

Lingkungan

9

 

V

 

JL. KARET 7

Kel. Mangga

Lingkungan

11

 

V

 

GG. LAPINDO

Kel. Padang Bulan

Lingkungan

40

 

VI

 

 

 

 

 

JL. GEREJA KOMP PAMEN

Kel. Padang Bulan

Lingkungan

30

 

VI

 

 

GG. PEMANDIAN

Kel. Padang Bulan

Lingkungan

 

38

 

VI

 

 

GG. DIPANEGARA

Kel. Padang Bulan

Lingkungan 6

 

30

 

GG. LANDASAN

Kel. Pasar Merah

Lingkungan I

 

20

 

Barat

 

 

GG. HARAPAN

Kel. Petisah Hulu

Lingkungan 7

 

54

 

JL. AIRLANGGA

Kel. Petisah

Lingkungan

 

5

 

Tengah

III

 

 

JL. AIR LANGGA

Kel. Petisah

Lingkungan

 

6

 

Tengah

III

 

 

JL. TUMAPEL

Kel. Petisah

Lingkungan

 

4

 

Tengah

III

 

 

JL. TARUMA

Kel. Petisah

Lingkungan

 

5

 

Tengah

III

 

 

 

 

 

 

GG. SOPAN

Kel. Petisah

Lingkungan

 

7

 

Tengah

III

 

 

 

 

 

 

JL. KEJAKSAAN

Kel. Petisah

Lingkungan

 

8

 

Tengah

III

 

 

JL. LAPANGAN BOLA

Kel. Petisah

Lingkungan

 

7

 

Tengah

III

 

 

GG. SUUR

Kel. Petisah

Lingkungan

 

5

 

Tengah

III

 

 

S. Babura

Kel. Petisah

Lingkungan I

 

8

 

Tengah

 

 

JL. CANDI MENDUT

Kel. Petisah

Lingkungan I

 

7

1

Tengah

 

JL. CANDI BOROBUDUR

Kel. Petisah

Lingkungan I

 

6

 

Tengah

 

 

JL. KEBUN BUNGA

Kel. Petisah

Lingkungan I

 

7

 

Tengah

 

 

GG. PEMANDIAN

Kel. Polonia

Lingkungan

 

40

 

VI

 

 

GG. BILAL

Kel. Polonia

Lingkungan

 

25

 

10

 

 

JL. KARYA BERSAMA

Kel. Polonia

Lingkungan

 

10

 

V

 

 

GG. SARI REJO

Kel. Sarirejo

Lingkungan

 

20

 

VII

 

 

GG. LANDASAN

Kel. Sarirejo

Lingkungan

 

20

 

VII

 

 

JL. CINTA KARYA

Kel. Sarirejo

Lingkungan

 

20

 

VII

 

 

GG. MAWAR

Kel. Simalingkar. B

Lingkungan v

 

15

 

GG. TAMBAK

Kel. Simalingkar. B

Lingkungan v

 

25

 

GG. SADARI

Kel. Titi Ronte

lingkungan

 

20

 

VII

 

 

GG. ANGKIR

Kel. Titi Ronte

lingkungan

 

20

 

VII

 

 

 

 

 

 

 

 

GG. BUDI UTOMO

Kel. Titi Ronte

lingkungan

20

 

VII

 

 

Berikut dokumentasi saat kunjungan lapangan, di komplek pamen padang bulan air pernah menggenang hingga atap rumah warga dimana garis bekas banjir memiliki ketinggian lebih dari 2 meter dari permukaan tanah. Saat kunjungan ke daerah kampong mandailing tempat ibadah yaitu mushola tergenang dikarenakan sangat dekat dengan bibir sungai. Demikian pula saat kunjungan ke wilayah kelurahan petisah hulu ditemukan rumah ibadah yaitu kuil dan mushola sering tergenang banjir dikarenakan lokasinya yang dekat dengan bibir sungai.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 21

Dokumentasi Kunjungan Lapangan Di

Komplek Pamen Padang Bulan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 22

Dokumentasi Kunjungan Gg

Mandailing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 23

Dokumentasi kunjungan Gg

Harapan, Petisah Hulu

 

4.    Analisa Kerugian Banjir

Dari hasil perhitungan kerugian yang telah dianalisa dalam penelitian Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 5 No. 1 April 2014 Analisis Kerugian Akibat Banjir di Bandar Lampung (Sesunan, 2014) diperoleh nilai kerugian banjir dengan menggunakan metode ECLAC dengan menggunakan data Rencana anggaran biaya (RAB) yang ada, maka didapat harga masing-masing Item untuk per meternya sebagai berikut:

 

Tabel 3

Hasil Analisa Kerugian Banjir Dengan

Metode ECLAC

 

No

Sektor

Sub Sektor

Harga per meter (Rp)

 

I

Perumahan

Rumah Sangat Sederhana

500.000,00

 

 

 

Rumah Sederhana

1.000.000,00

 

 

 

Rumah Mewah

1.500.000,00

 

 

 

Ruko

1.500.000,00

 

 

 

Gedung

2.500.000,00

 

II

Sektor Sosial

Puskesmas

1.500.000,00

 

 

 

Sekolahan

1.500.000,00

 

 

 

Tempat Ibadah

800.000,00

 

III

Infrastuktur

JalanTanah s/d Latasir

60.000,00

 

 

 

Jalan Tanah s/d Onderlaag

450.000,00

 

 

 

Jalan Tanah s/d Lapen

100.000,00

 

 

 

Jalan Lingkungan Hot Mix

550.000,00

 

 

 

Jembatan beton

4.000.000,00

 

 

 

Drainase

1.000.000,00

 

 

 

Dermaga

1.500.000,00

Selanjutnya dilakukan perhitungan antara hasil dari proses Qgis dengan data angka kerugian yang diperoleh dari hasil analisa kerugian banjir dengan metode ECLAC tersebut, sehingga diperoleh data sebagai berikut (Sesunan, 2014).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Gambar 24

Jalur Evakuasi Banjir Sungai Babura Medan

 

5.    Jalur Evakuasi Banjir

Dalam menentukan evakuasi banjir penulis menggunakan program QGIS dengan processing tool - Network Analysis � Shortestpath. Dengan proses tersebut dihasilkan jalur evakuasi dengan alur tersingkat menuju titik aman bagi korban saat terjadi bencana banjir. Adapun tambilan dari jalur evakuasi dengan megambil titik awal yang merupakan bagian pinggiran sungai yang menggenangi rumah warga.

 

Kesimpulan��������������������������������������������������������������

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Setelah dilakukan perbandingan dari jumlah luasan bangunan yang tergenang akibat banjir dari hasil analisa perbandingan prediksi kerugian banjir tiap periode, yaitu membandingkan jumlah luasan dari tiap jenis tipe bangunan untuk masing-masing periode debit banjir terhadap jumlah genanangan yang diperoleh melalui data kuisioner/wawancara di lapangan diperoleh bahwa angka luasan banjir yang cukup berbeda, seperti yang ditampilkan pada tabel berikut ini. 2) Setelah dilakukan perbandingan dari jumlah luasan bangunan yang tergenang akibat banjir dari hasil analisa antara jenis tipe bangunan terhadap jumlah keseluruhan luasan genangan untuk masing-masing periode debit banjir diperoleh bahwa bangunan yang paling banyak mendapatkan kerugian ialah bagian rumah sederhana yang memiliki luasan diatas 90m2 dan dibawah 300m2. 3) Daerah yang tergenang banjir akibat meluapnya Sungai Babura terdiri dari 17 kelurahan, yaitu Kel. Gedung Johor, Kel. Kesawan, Kel. Kwala Bekala, Kel. Mangga, Kel. Merdeka, Kel. Padang Bulan, Kel. Pangkalan Mansyur, Kel. Pasar Merah Barat, Kel. Petisah Hulu, Kel. Petisah Tengah, Kel. Polonia, Kel. Sarirejo, Kel. Simalingkar. B dan Kel. Titi Ronte. Luas genangan yang paling besar dari data pengukuran terdapat di Kelurahan Polonia sedangkan luas genangan yang paling besar dari data kuisioner terdapat di kelurahan Kuala Bekala.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Demir, V., & Kisi, O. (2016). Flood hazard mapping by using geographic information system and hydraulic model: Mert River, Samsun, Turkey. Advances in Meteorology, 2016. Google Scholar

 

Hutauruk, T. R., Kusuma, A. R., & Ningsih, W. (2020). Estimasi Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Pada Kawasan Pemukiman Penduduk Di Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda. Jurnal Riset Inossa, 2(1), 47�59. Google Scholar

 

Irianingsih, I., & Sukono, S. (2017). Estimasi Nilai Kerugian Dan Premi Asuransi Bangunan Akibat Banjir Sungai Citarum Di Kelurahan Baleendah Bandung. Jurnal Ilmiah Matematika Dan Pendidikan Matematika, 9(1), 79�90. Google Scholar

 

Isma�il, M., & Saanyol, I. O. (2013). Application of remote sensing (RS) and geographic information systems (GIS) in flood vulnerability mapping: case study of River Kaduna. International Journal of Geomatics and Geosciences, 3(3), 618�627. Google Scholar

 

Muin, S. F., Boer, R., Meteorologi, F. M., Ilmu Pengetahuan Alam, I. P. B., & Suharnoto, Y. (2015). Pemodelan banjir dan analisis kerugian akibat bencana banjir di DAS Citarum Hulu. Google Scholar

 

Santoso, H., & Taufik, M. (2010). Studi Alternatif Jalur Evakuasi Bencana Banjir Dengan Menggunakan Teknologi SIG di Kabupaten Situbondo. Geoid, 5(2), 118�124. Google Scholar

 

Sesunan, D. (2014). Analisis kerugian akibat banjir di Bandar Lampung. Jurnal Teknik Sipil, 5(1). Google Scholar

 

Suprajaka, A. F. F., & Putri, S. N. (2018). Evaluasi Tingkat Kerugian Aset Masyarakat Di Kawasan Bencana Banjir (Studi Kasus: Kecamatan Cengkareng Dan Kecamatan Kembangan). Google Scholar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ward, P. J., Marfai, M. A., Yulianto, F., Hizbaron, D. R., & Aerts, J. (2011). Coastal inundation and damage exposure estimation: a case study for Jakarta. Natural Hazards, 56(3), 899�916. �Google Scholar

 

 

Copyright holder:

Meinarty Sinurat, Ahmad Perwira Mulia, Muhammad Faisal (2022)

 

First publication right:

Jurnal Syntax Admiration

 

This article is licensed under: