Vol. 3, No. 1 Januari 2022 |
|
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
ANALISIS SPASIAL DAERAH BANJIR MENGGUNAKAN HEC-RAS DAN QGIS UNTUK SUB DAS BABURA
Meinarty Sinurat, Ahmad Perwira Mlia, Muhammad Faisal
Universitas Sumatera Utara, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 25 Desember 2021 Direvisi 13 Januari 2022 Disetujui 15 Januari 2022 |
Penelitian ini membandingkan antara prediksi kerugian banjir berdasarkan genangan hasil analisa curah hujan dan LIDAR dengan data kuisioner dengan masyarakat sekitar sungai Babura, Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Adapun dalam proses penelitian penulis menggunakan data output yang dihasilkan oleh aplikasi He-cras yang selanjutnya dikonversi ke dalam bentuk shapefile dan dilakukan proses pemetaan spasial pada aplikasi QGIS. Dalam analisa QGIS digunakan plugin InaSAFE dimana plugin ini telah dikembangkan beberapa ahli di dunia, yang dalam pengembangannya telah bekerjasama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) seperti yang dapat dilihat pada layout hasil outcome dari data analisa. Pada penelitian ini juga membahas prediksi jalur evakuasi serta kerugian banjir dari hasil genangan yang muncul baik dari data analisa pengukuran maupun kusioner di lapangan.
ABSTRACT������������������������� This study compares flood loss predictions based on inundation results from rainfall analysis and LIDAR with questionnaire data with communities around the Babura river, Medan, North Sumatra, Indonesia. As for the research process, the author uses the output data generated by the He-cras application which is then converted into shapefile form and a spatial mapping process is carried out in the QGIS application. In the QGIS analysis, the InaSAFE plugin is used where this plugin has been developed by several experts in the world, who in its development have collaborated with BNPB (National Disaster Management Agency) as can be seen in the layout of the results of the analysis data. This study also discusses the prediction of evacuation routes and flood losses from inundation results that arise from both measurement analysis data and questionnaires in the field. |
Kata Kunci: qgis; inasafe; kerugian
Keywords: qgis; inasafe; losses |
Pendahuluan
Banjir menjadi salah satu bencana yang paling sering terjadi dan menimbulkan banyak kerugian dalam masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, kesehatan maupun kehidupan sosial. Adanya bencana banjir yang berkala sedikit banyak memberikan pengalaman bagi masyarakat untuk menghadapi dan mengatasinya. Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana genangan yang diakibatkan luapan banjir sungai merugikan insfrastruktur di masyarakat serta jalur evakuasi saat terjadinya banjir (Santoso & Taufik, 2010).
Penelitian ini akan membahas salah satu sungai yang berada di kota Medan yaitu sungai Babura, dimana keberadaannya melintasi titik-titik pemukiman penduduk, daerah perdagangan, perkuliahan dan pemerintahan. Sudah banyak hal yang dilakukan pemerintah dalam penanggulangan bencana banjir, diantaranya pemerintah kota medan telah menentukan daerah titik shelter saat terjadi bencana. Dalam penelitian ini Penulis membahas bagaimana jalur tercepat yang ditempuh masyarakat saat terjadi banjir dalam skala tahunan tertentu, menuju titik shelter yang telah ditentukan sesuai info dari geoportal Medan. Hasil dari analisis (Irianingsih & Sukono, 2017) menunjukkan bahwa besarnya nilai kerugian lebih dipengaruhi oleh jumlah kerusakan rumah, sedangkan faktor lainnya tidak berpengaruh secara signifikan.
Seperti hal nya hasil simulasi menunjukkan bahwa luas area dan durasi banjir akan meningkat dengan bertambahnya periode ulang (Muin et al., 2015), dengan menggunakan metode perhitungan nilai pasar akan diperoleh estimasi kerugian ekonomi yang dialami masyarakat yang tinggal di sepanjang bantaran SubDAS (Hutauruk et al., 2020).
Dalam penentuan jalur evakuasi banjir tersebut akan diolah dengan QGIS (Quantum Geographical Information System) (Isma�il & Saanyol, 2013). Dimana data banjir yang digunakan telah diperoleh dari hasil perhitungan curah hujan dan data LIDAR disekitar daerah penelitian. Menggunakan model genangan berbasis GIS untuk menghasilkan peta genangan untuk diberikan kejadian banjir pesisir baik di bawah kondisi lingkungan saat ini dan skenario masa depan perubahan lingkungan. Dalam kondisi saat ini, perkiraan paparan kerusakan akibat banjir ekstrem ini acara sudah tinggi, di ca. �4,0 miliar (untuk acara 1:100 tahun) dan �5,2 miliar (untuk 1:1.000 peristiwa tahun), sesuai dengan ca. 1,2 dan 1,5%, masing-masing, dari PDB Indonesia 912 Bahaya Nat (2011) 56:899�916 123 pada tahun 2008. (Ward et al., 2011) tidak begitu berbeda yang digunakan dalam penelitian (Suprajaka & Putri, 2018) �terdiri dari: skoring tingkat klasifikasi bencana banjir dan valuasi ekonomi. Spatial Gap Analysis/Overlay.
Dengan mensimulasikan aliran banjir dengan kala ulang 10, 25, 50, 100, dan 1000 tahun menggunakan HEC- RAS dengan simulasi steadyflow. (Demir & Kisi, 2016) Peta menunjukkan pada banjir kala ulang 10 tahun, ketinggian banjir mencapai 6,2 m dengan daerah yang tergenang sekitar 30% di wilayah hilir sungai. Pada kala ulang 100 tahun, ketinggian banjir mencapai 7,6 m dengan daerah yang tergenang sekitar 60%.
Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada pada DAS Babura yang merupakan salah satu anak sungai dari Sungai Deli (DAS Deli) yang terbentang dari kawasan Sibolangit (Kabupaten Deli Serdang) hingga Kota Medan dengan luas 98 km2 (BPDAS Wampu Sei Ular, 2012). Daerah Aliran Sungai Babura terbentang antara 3�25�12.48� - 3�35�27.84� Lintang Utara dan 98� 32�37.12� - 98�40�20.18� Bujur Timur. Adapun batas Sungai Babura adalah:
� Sebelah Utara: Kota Medan, Selat Malaka.
� Sebelah Timur: Kota Medan.
� Sebelah Selatan: Kabupaten Deli Serdang.
� Sebelah Barat: Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan.
Gambar 1
Daerah Studi Kasus
2. Data dan Alat Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dalam penelitian ini. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah:
1. Data curah hujan bulanan dan harian maksimum tahun 2010 - 2019 yang diperoleh dari Stasiun Klimatologi Sampali Medan.
2. Peta digital DAS Babura diperoleh dari BPDAS Sei Wampu Ular.
3. Peta digital Kota Medan dan tata guna lahan diperoleh dari BAPPEDA Kota Medan.
4. Data Digital Elevation Model (DEM) SRTM 30 m dari http://earthexplorer.usgs.gov.
5. Data profil memanjang (Long Section) sungai dan melintang (Cross Section) sungai serta data elevasi dan kemiringan sungai yang diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Sumatera-II (BWSS-II).
Dalam menganalisis data-data di atas digunakan suatu perangkat alat berupa perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (Software) yang dimulai dari pemasukan data (Input) sampai dengan pencetakan hasil (Output). Dimana perangkat keras (Hardware) terdiri dari: Komputer, printer, dan alat tulis. Sementara perangkat lunak (Software) terdiri dari: Microsoft Office, Microsoft Excel, HEC - RAS, GIS, dan Google Earth.
Gambar 2
Diagram Alir Penelitian
1. Data Genangan Banjir Sungai Babura
Adapun genangan sesuai periode berkala dari output analisa HE-CRas sebagai berikut :
Gambar 3
Genangan dan SudyArea
Gambar 4
Genangan Dan Periode Ulang
2. Analisa Spasial dengan InaSAFE
Adapun data genangan tiap periode berkala tersebut selanjutnya diolah dalam program QGIS menggunakan Plugin InaSAFE dan menghasilkan data-data genangan banjir pada bangunan dan jalan di area penelitian seperti berikut :
Tabel 1
Tabel Jumlah Bangunan Dan Jalan Tergenang
Debit Banjir Periode |
Q100 |
Q50 |
Q25 |
Q20 |
Q10 |
Q5 |
Q2 |
Q1 |
Bangunan RSS (m2) |
37848 |
36967 |
35375 |
34704 |
33471 |
32055 |
30351 |
26779 |
Bangunan RS (m2) |
165337 |
161255 |
155039 |
152221 |
147465 |
141630 |
130449 |
105781 |
Bangunan Mewah (m2) |
146689 |
141091 |
132938 |
131090 |
128485 |
123091 |
118500 |
100313 |
Total |
349.874 |
339.313 |
323.352 |
318.015 |
309.421 |
296.776 |
279.300 |
232.873 |
Bangunan RSS (unit) |
677 |
663 |
635 |
624 |
603 |
581 |
553 |
491 |
Bangunan RS (unit) |
1022 |
994 |
959 |
943 |
914 |
880 |
814 |
666 |
Bangunan Mewah (unit) |
189 |
177 |
171 |
168 |
163 |
153 |
144 |
112 |
Jalan (m2) |
3801 |
3528 |
3260 |
3120 |
2896 |
2678 |
2379 |
1976 |
Gambar 5
Bangunan Tergenang Banjir Q1
Gambar 6
Bangunan Tergenang Banjir Q2
Gambar 7
Bangunan Tergenang Banjir Q5
Gambar 8
Bangunan Tergenang Banjir Q10
Gambar 9
Bangunan Tergenang Banjir Q20
Gambar 10
Bangunan Tergenang Banjir Q25
Gambar 11
Bangunan Tergenang Banjir Q50
Gambar 12
Bangunan Tergenang Banjir Q100
Gambar 13
Jalan Tergenang Banjir Q1
Gambar 14
Jalan Tergenang Banjir Q2
Gambar 15
Jalan Tergenang Banjir Q5
Gambar 16
Jalan Tergenang Banjir Q10
Gambar 17
Jalan Tergenang Banjir Q20
Gambar 18
�Jalan Tergenang Banjir Q25
Gambar 19
Jalan Tergenang Banjir Q50
Gambar 20
Jalan Tergenang Banjir Q100
3. Hasil Wawancara Terhadap Warga Lingkungan Banjir Sungai Babura
Adapun penelitian ini disertai dengan data pendukung melalui wawancara terhadap warga sekitar melalui pengisian kuisioner yang di jalankan. Pertanyaan kuisioner terlampir pada lampiran I.
Dari hasil kunjungan lapangan didapat data sebagai berikut :
Tabel 2
Hasil Wawancara Terhadap Warga
Lingkungan Banjir Sungai Babura
Nama Jalan/Gang/Ruas |
Kelurahan |
Lingkungan |
Rumah |
Rumah |
Tergenang |
Ibadah |
|||
GG SUDIRMAN |
Kel. Angrung |
Lingkungan I |
16 |
|
JL. MONGONSIDI BARU I |
|
Lingkungan |
|
|
Kel. Angrung |
VII |
8 |
|
|
JL. MONGINSIDI IV |
|
Lingkungan |
|
|
Kel. Angrung |
V |
3 |
|
|
GG. MANDOR |
Kel. Beringin |
Lingkungan |
70 |
|
VI |
|
|||
KAMPUNG MANDAILING |
Kel. Darat |
lingkungan |
10 |
1 |
III |
||||
GG. DAMAI |
Kel. Kwala Bekala |
Lingkungan |
78 |
|
III |
|
|||
GG. JAYA |
Kel. Kwala Bekala |
Lingkungan |
50 |
|
III |
|
|||
GG. CAFE |
Kel. Kwala Bekala |
Lingkungan |
67 |
|
III |
|
|||
NO NAME |
Kel. Kwala Bekala |
Lingkungan |
89 |
|
III |
|
|||
JLN. A.H. NASUTION (JLN. |
|
Lingkungan |
|
|
TRITURA/JLN. KARYA |
Kel. Kwala Bekala |
66 |
|
|
III |
|
|||
JASA) |
|
|
|
|
GG. DAMAI |
Kel. Kwala Bekala |
Lingkungan II |
60 |
1 |
|
|
|
|
|
GG. JAYA |
Kel. Kwala Bekala |
Lingkungan II |
90 |
|
GG. PERMAI |
Kel. Kwala Bekala |
Lingkungan II |
100 |
1 |
GG. GARU |
Kel. Kwala Bekala |
Lingkungan I |
8 |
|
GG. KOPI RAYA 4 |
Kel. Mangga |
Lingkungan |
8 |
|
VI |
|
|||
GG. KARET |
Kel. Mangga |
Lingkungan |
5 |
|
V |
|
|||
JL. KARET 5 |
Kel. Mangga |
Lingkungan |
7 |
|
VII |
|
|||
KOMPLEK BEKALA ASRI |
Kel. Mangga |
Lingkungan |
9 |
|
V |
|
|||
JL. KARET 7 |
Kel. Mangga |
Lingkungan |
11 |
|
V |
|
|||
GG. LAPINDO |
Kel. Padang Bulan |
Lingkungan |
40 |
|
VI |
|
|||
|
|
|
|
|
JL. GEREJA KOMP PAMEN |
Kel. Padang Bulan |
Lingkungan |
30 |
|
VI |
|
GG. PEMANDIAN |
Kel. Padang Bulan |
Lingkungan |
|
38 |
|
VI |
|
|
|||
GG. DIPANEGARA |
Kel. Padang Bulan |
Lingkungan 6 |
|
30 |
|
GG. LANDASAN |
Kel. Pasar Merah |
Lingkungan I |
|
20 |
|
Barat |
|
|
|||
GG. HARAPAN |
Kel. Petisah Hulu |
Lingkungan 7 |
|
54 |
|
JL. AIRLANGGA |
Kel. Petisah |
Lingkungan |
|
5 |
|
Tengah |
III |
|
|
||
JL. AIR LANGGA |
Kel. Petisah |
Lingkungan |
|
6 |
|
Tengah |
III |
|
|
||
JL. TUMAPEL |
Kel. Petisah |
Lingkungan |
|
4 |
|
Tengah |
III |
|
|
||
JL. TARUMA |
Kel. Petisah |
Lingkungan |
|
5 |
|
Tengah |
III |
|
|
||
|
|
|
|
||
GG. SOPAN |
Kel. Petisah |
Lingkungan |
|
7 |
|
Tengah |
III |
|
|
||
|
|
|
|
||
JL. KEJAKSAAN |
Kel. Petisah |
Lingkungan |
|
8 |
|
Tengah |
III |
|
|
||
JL. LAPANGAN BOLA |
Kel. Petisah |
Lingkungan |
|
7 |
|
Tengah |
III |
|
|
||
GG. SUUR |
Kel. Petisah |
Lingkungan |
|
5 |
|
Tengah |
III |
|
|
||
S. Babura |
Kel. Petisah |
Lingkungan I |
|
8 |
|
Tengah |
|
|
|||
JL. CANDI MENDUT |
Kel. Petisah |
Lingkungan I |
|
7 |
1 |
Tengah |
|
||||
JL. CANDI BOROBUDUR |
Kel. Petisah |
Lingkungan I |
|
6 |
|
Tengah |
|
|
|||
JL. KEBUN BUNGA |
Kel. Petisah |
Lingkungan I |
|
7 |
|
Tengah |
|
|
|||
GG. PEMANDIAN |
Kel. Polonia |
Lingkungan |
|
40 |
|
VI |
|
|
|||
GG. BILAL |
Kel. Polonia |
Lingkungan |
|
25 |
|
10 |
|
|
|||
JL. KARYA BERSAMA |
Kel. Polonia |
Lingkungan |
|
10 |
|
V |
|
|
|||
GG. SARI REJO |
Kel. Sarirejo |
Lingkungan |
|
20 |
|
VII |
|
|
|||
GG. LANDASAN |
Kel. Sarirejo |
Lingkungan |
|
20 |
|
VII |
|
|
|||
JL. CINTA KARYA |
Kel. Sarirejo |
Lingkungan |
|
20 |
|
VII |
|
|
|||
GG. MAWAR |
Kel. Simalingkar. B |
Lingkungan v |
|
15 |
|
GG. TAMBAK |
Kel. Simalingkar. B |
Lingkungan v |
|
25 |
|
GG. SADARI |
Kel. Titi Ronte |
lingkungan |
|
20 |
|
VII |
|
|
|||
GG. ANGKIR |
Kel. Titi Ronte |
lingkungan |
|
20 |
|
VII |
|
|
|||
|
|
|
|
|
GG. BUDI UTOMO |
Kel. Titi Ronte |
lingkungan |
20 |
|
VII |
|
Berikut dokumentasi saat kunjungan lapangan, di komplek pamen padang bulan air pernah menggenang hingga atap rumah warga dimana garis bekas banjir memiliki ketinggian lebih dari 2 meter dari permukaan tanah. Saat kunjungan ke daerah kampong mandailing tempat ibadah yaitu mushola tergenang dikarenakan sangat dekat dengan bibir sungai. Demikian pula saat kunjungan ke wilayah kelurahan petisah hulu ditemukan rumah ibadah yaitu kuil dan mushola sering tergenang banjir dikarenakan lokasinya yang dekat dengan bibir sungai.
Gambar 21
Dokumentasi Kunjungan Lapangan Di
Komplek Pamen Padang Bulan
Gambar 22
Dokumentasi Kunjungan Gg
Mandailing
Gambar 23
Dokumentasi kunjungan Gg
Harapan, Petisah Hulu
4. Analisa Kerugian Banjir
Dari hasil perhitungan kerugian yang telah dianalisa dalam penelitian Jurnal Teknik Sipil UBL Volume 5 No. 1 April 2014 Analisis Kerugian Akibat Banjir di Bandar Lampung (Sesunan, 2014) diperoleh nilai kerugian banjir dengan menggunakan metode ECLAC dengan menggunakan data Rencana anggaran biaya (RAB) yang ada, maka didapat harga masing-masing Item untuk per meternya sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Analisa Kerugian Banjir Dengan
Metode ECLAC
|
No |
Sektor |
Sub Sektor |
Harga per meter (Rp) |
|
I |
Perumahan |
Rumah Sangat Sederhana |
500.000,00 |
|
|
|
Rumah Sederhana |
1.000.000,00 |
|
|
|
Rumah Mewah |
1.500.000,00 |
|
|
|
Ruko |
1.500.000,00 |
|
|
|
Gedung |
2.500.000,00 |
|
II |
Sektor Sosial |
Puskesmas |
1.500.000,00 |
|
|
|
Sekolahan |
1.500.000,00 |
|
|
|
Tempat Ibadah |
800.000,00 |
|
III |
Infrastuktur |
JalanTanah s/d Latasir |
60.000,00 |
|
|
|
Jalan Tanah s/d Onderlaag |
450.000,00 |
|
|
|
Jalan Tanah s/d Lapen |
100.000,00 |
|
|
|
Jalan Lingkungan Hot Mix |
550.000,00 |
|
|
|
Jembatan beton |
4.000.000,00 |
|
|
|
Drainase |
1.000.000,00 |
|
|
|
Dermaga |
1.500.000,00 |
Selanjutnya dilakukan perhitungan antara hasil dari proses Qgis dengan data angka kerugian yang diperoleh dari hasil analisa kerugian banjir dengan metode ECLAC tersebut, sehingga diperoleh data sebagai berikut (Sesunan, 2014).
Gambar 24
Jalur Evakuasi Banjir Sungai Babura Medan
5. Jalur Evakuasi Banjir
Dalam menentukan evakuasi banjir penulis menggunakan program QGIS dengan processing tool - Network Analysis � Shortestpath. Dengan proses tersebut dihasilkan jalur evakuasi dengan alur tersingkat menuju titik aman bagi korban saat terjadi bencana banjir. Adapun tambilan dari jalur evakuasi dengan megambil titik awal yang merupakan bagian pinggiran sungai yang menggenangi rumah warga.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Setelah dilakukan perbandingan dari jumlah luasan bangunan yang tergenang akibat banjir dari hasil analisa perbandingan prediksi kerugian banjir tiap periode, yaitu membandingkan jumlah luasan dari tiap jenis tipe bangunan untuk masing-masing periode debit banjir terhadap jumlah genanangan yang diperoleh melalui data kuisioner/wawancara di lapangan diperoleh bahwa angka luasan banjir yang cukup berbeda, seperti yang ditampilkan pada tabel berikut ini. 2) Setelah dilakukan perbandingan dari jumlah luasan bangunan yang tergenang akibat banjir dari hasil analisa antara jenis tipe bangunan terhadap jumlah keseluruhan luasan genangan untuk masing-masing periode debit banjir diperoleh bahwa bangunan yang paling banyak mendapatkan kerugian ialah bagian rumah sederhana yang memiliki luasan diatas 90m2 dan dibawah 300m2. 3) Daerah yang tergenang banjir akibat meluapnya Sungai Babura terdiri dari 17 kelurahan, yaitu Kel. Gedung Johor, Kel. Kesawan, Kel. Kwala Bekala, Kel. Mangga, Kel. Merdeka, Kel. Padang Bulan, Kel. Pangkalan Mansyur, Kel. Pasar Merah Barat, Kel. Petisah Hulu, Kel. Petisah Tengah, Kel. Polonia, Kel. Sarirejo, Kel. Simalingkar. B dan Kel. Titi Ronte. Luas genangan yang paling besar dari data pengukuran terdapat di Kelurahan Polonia sedangkan luas genangan yang paling besar dari data kuisioner terdapat di kelurahan Kuala Bekala.
Demir, V., & Kisi, O. (2016). Flood hazard mapping by using geographic information system and hydraulic model: Mert River, Samsun, Turkey. Advances in Meteorology, 2016. Google Scholar
Hutauruk, T. R., Kusuma, A. R., & Ningsih, W. (2020). Estimasi Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Pada Kawasan Pemukiman Penduduk Di Bantaran Sungai Karang Mumus Kota Samarinda. Jurnal Riset Inossa, 2(1), 47�59. Google Scholar
Irianingsih, I., & Sukono, S. (2017). Estimasi Nilai Kerugian Dan Premi Asuransi Bangunan Akibat Banjir Sungai Citarum Di Kelurahan Baleendah Bandung. Jurnal Ilmiah Matematika Dan Pendidikan Matematika, 9(1), 79�90. Google Scholar
Isma�il, M., & Saanyol, I. O. (2013). Application of remote sensing (RS) and geographic information systems (GIS) in flood vulnerability mapping: case study of River Kaduna. International Journal of Geomatics and Geosciences, 3(3), 618�627. Google Scholar
Muin, S. F., Boer, R., Meteorologi, F. M., Ilmu Pengetahuan Alam, I. P. B., & Suharnoto, Y. (2015). Pemodelan banjir dan analisis kerugian akibat bencana banjir di DAS Citarum Hulu. Google Scholar
Santoso, H., & Taufik, M. (2010). Studi Alternatif Jalur Evakuasi Bencana Banjir Dengan Menggunakan Teknologi SIG di Kabupaten Situbondo. Geoid, 5(2), 118�124. Google Scholar
Sesunan, D. (2014). Analisis kerugian akibat banjir di Bandar Lampung. Jurnal Teknik Sipil, 5(1). Google Scholar
Suprajaka, A. F. F., & Putri, S. N. (2018). Evaluasi Tingkat Kerugian Aset Masyarakat Di Kawasan Bencana Banjir (Studi Kasus: Kecamatan Cengkareng Dan Kecamatan Kembangan). Google Scholar
Ward, P. J., Marfai, M. A., Yulianto, F., Hizbaron, D. R., & Aerts, J. (2011). Coastal inundation and damage exposure estimation: a case study for Jakarta. Natural Hazards, 56(3), 899�916. �Google Scholar
Copyright holder: Meinarty Sinurat, Ahmad Perwira Mulia, Muhammad Faisal (2022) |
First publication right: |
This article is licensed under:
|