How to cite:
Nicolas, D, G., Mika Simatupang (2022) Analisis Kesetiaan Dan Upah Kesetiaan Rut Di Dalam
Pengenapan Rencana Allah, Jurnal Syntax Admiration 3(3)
https://doi.org/10.46799/jsa.v3i3.408
E-ISSN:
2722-5356
Published by:
Ridwan Institute
Jurnal Syntax Admiration
Vol. 3 No. 3 Maret 2022
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356
Sosial Teknik
ANALISIS KESETIAAN DAN UPAH KESETIAAN RUT DI DALAM
PENGENAPAN RENCANA ALLAH
Djone Georges Nicolas, Mika Simatupang
STT Katharos Indonesia Bekasi, STT Kairos Jakarta
Email: djonealexandrenathanael@gmail.com, mikasimatupang11@gmail.com
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
15 Februari 2022
Direvisi
23 Februari 2022
Disetujui
25 Februari 2022
Kesetiaan merupakan suatu nilai yang dijunjung tinggi di
dalam area kehidupan apa pun, termasuk di dalam bidang
rohani. Namun, kesetiaan juga merupakan perkara yang sudah
digumuli sejak zaman dahulu dan yang justru lebih dari pada
sebelumnya menjadi langkah di masa sekarang, termasuk
dalam kehidupan orang-orang yang mengaku beriman kepada
Yesus Kristus. Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah
menganalisis kesetiaan Rut dan apa yang menjadi upah
kesetiaannya. Pendekatan yang digunakan adalah metode
kualitatif hermeneutik dengan kritik narasi, dengan
pengumpulan data melalui berbagai sumber seperti Alkitab,
jurnal, buku yang mempunyai keterkaitan dengan topik kajian.
Hasilnya, pertama orang yang setia akan hidup dalam agenda
rencana Allah. Kedua, orang yang setia menerima pujian.
Ketiga, orang yang setia menjadi agen bagi penggenapan
rencana Allah di bumi. Kesimpulan, orang percaya dalam
perjalanan kehidupan mereka harus tetap setia kepada Allah
dan juga kepada manusia, sebab kesetiaan orang percaya
tidaklah sia-sia, dan justru dibalik kesetiaan mereka terdapat
upah yang tidak terduga. Kesetiaan Rut kepada Allah dan
kepada manusia membuahkan: Pertama, kasih Naomi sebagai
mertua kepadanya. Kedua, penebusan dari Boas, pujian serta
doa semua orang. Ketiga, namanya tercatat sebagai pahlawan
iman dalam Alkitab, dan ia menjadi bagian penting dalam
rencana keselamatan yang dari Allah.
ABSTRACT
Loyalty is a value that is upheld in any area of life, including
in the spiritual field. However, faithfulness is also a matter
that has been wrestled since ancient times and which is more
than ever a step today, including in the lives of those who
profess faith in Jesus Christ. The aim of this research is to
analyze Ruth's loyalty and what her loyalty is. The approach
used is a hermeneutic qualitative method with narrative
Kata Kunci:
Kesetiaan; Upah
Kesetiaan Rut,
Rencana Allah.
Djone Georges Nicolas, Mika Simatupang
520 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 3 Februari 2022
Keywords: Loyalty;
Wages of Loyalty;
Ruth, God's plan.
criticism, with data collection through various sources such
as the Bible, journals, books that are related to the topic of
study. As a result, first the faithful will live within the agenda
of God's plan. Second, faithful people receive praise. Third,
the faithful become agents for the fulfillment of God's plan on
earth. In conclusion, believers in the journey of their lives
must remain faithful to God and also to humans, because the
faithfulness of believers is not in vain, and behind their
faithfulness there is an unexpected reward. Ruth's loyalty to
God and to humans resulted in: First, Naomi's love for her as
mother-in-law. Second, the redemption of Boaz, praise and
prayers of all people. Third, his name is recorded as a hero
of faith in the Bible, and he became an important part of God's
plan of salvation.
Pendahuluan
Di tengah dunia yang terus berkembang dan keserakahan manusia berambisi yang
semakin meningkat, sangat sulit mendapati pribadi-pribadi yang setia. Amsal 20: 6
menyampaikan bahwa orang dalam jumlah yang banyak menyebutkan diri mereka baik
hati, namun orang yang mempunyai sifat setia sangat sulit ditemukan. Fakta tersebut
menunjukkan terdapat suatu krisis dalam perkara kesetiaan.
Kesetiaan yang berasal dari akar kata setia diartikan sebagai keteguhan hati maupun
ketaatan, serta kepatuhan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(https://kbbi.web.id/setia). Kesetiaan juga dipahami sebagai loyalitas, maka loyalitas
didefinisikan pada umumnya sebagai kesetiaan orang terhadap produk maupun organisasi
tertentu di mana mereka berkontribusi di dalamnya (Sugar, 2014). Menurut (Daniel
Susilo 2015) kesetiaan menjadi nyata pada waktu proses ujian menghampiri seseorang,
oleh karena manusia mempunyai tendensi setia ketika mengalami keadaan dan situasi
yang baik dan menyenangkan.
Sikap setia dibutuhkan dan menjadi kebutuhan dalam segala area kehidupan, baik
di dalam hubungan keluarga, sosial, politik, pendidikan, termasuk di dalam area
keyakinan keagamaan yang dikenal dengan perkara iman. Menurut (Kapojos & Wijaya,
2018), kesetiaan menjadi salah satu hal yang ditekankan secara teologis dalam penulisan
kitab Rut mengenai keteladanan kesetiaan yang tunjukkan oleh pribadi Rut terhadap
mertuanya Naomi secara konsisten, dari sejak momen yang sulit hingga momen yang
membahagiakan oleh karena kasih yang dimilikinya. (Rombe, 2020) menyatakan bahwa
Rut yang merupakan warga asing atau dengan kata lain bukan keturunan Israel karena
berasal dari keturunan Moab, telah dalam mengikuti YHWH menunjukkan kesetiaannya.
Maka (Maiaweng & Ukung, 2018) mengungkapkan bahwa Rut dalam keberadaannya
telah membuktikan imannya melalui kesetiaannya sebagai sosok yang menyembah
TUHAN melalui perkataan dan sikap hidup sehari-hari dengan menjalankan Taurat.
Tetapi di lain sisi, Naomi sebagai mertua dari Rut menurut (Tendenan, 2021) telah
Analisis Kesetiaan Dan Upah Kesetiaan Rut Di Dalam Pengenapan Rencana Allah
Jurnal Syntax Admiration, Vol. 3, No. 3, Maret 2022 521
menunjukkan respons keluhan terhadap Allah atas tragedi yang telah diizinkan dia alami
sebagai bentuk ujian terhadap imannya. Bagi Roop yang diambil dari (Sia, 2019), justru
Rut melalui keputusan mengikuti mertuanya Naomi telah menunjukkan sikap
ketidaktaatan terhadap arahan Naomi. Menurut (Carrol, 2015), Rut menghadapi suatu
dilema antara bertahan di tanah kelahirannya atau mengikuti Naomi, oleh karena sebagai
janda dari orang yang bukan berasal dari Moab dan tanpa anak, stigma yang melekat
padanya berkonotasi negatif sehingga kemungkinan sulit bagi dirinya untuk mendapat
seorang suami dan melanjutkan kehidupannya di Moab.
Berdasarkan data yang sudah diuraikan di atas, dapat di amati bahwa walaupun Rut
merupakan orang asing dan berasal dari bangsa yang notabene terkenal dengan
penyembahan kepada berhala, berbeda dengan pandangan Roop dan Caroll, penulis
berpendapat bahwa keputusan Rut yang kokoh untuk tetap mengikuti mertuanya bukan
karena ketidaktaatan maupun karena keputus-asaan karena kesulitan melanjutkan
kehidupannya di bangsanya sendiri, sebab Orpa yang juga merupakan menantu Naomi
sebagai contoh justru telah kembali kepada bangsanya. Namun, keputusannya murni
karena kesetiaan dan ketulusannya mengikuti Allahnya Naomi yang dia percayai. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis kesetiaan Rut dan apa yang menjadi upah
kesetiaannya.
Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah metode kualitatif, yakni hermeneutik dengan
kritik narasi (Osborne & Gani, 2012) yang memberi penjelasan tentang berbagai bagian
narasi yang dipandang dari percakapan, plot, kata kunci, adegan, struktur, atmosfer,
penokohan, maupun pilihan materi. Metode dengan pendekatan tafsir narasi dipakai
dalam penulisan ini berdasarkan penokohan yang akan difokuskan pada pribadi Rut.
Kelebihan hermeneutika dibanding metode lainnya adalah kemampuan menjadikan
pemahaman teks sejarah lebih mudah dengan seluruh komponen yang terdapat di
dalamnya, dengan memberi perhatian dan dengan mempelajari makna teks dan juga
konteks secara literal dari cara pandang sang penulis, pembaca serta teks dan juga konteks
yang berhubungan dengan yang menjadi kajian penelitian (Attamimi, 2012).
Hasil dan Pembahasan
A. Penulisan Kitab dan Waktu Penulisannya
Kitab Rut menarasikan kisah perjalanan salah satu tokoh utama dan sentral
bergender perempuan yang berasal dari tanah Moab bernama Rut. Para ahli
mempunyai pandangan yang beragam tentang siapa penulis Kitab tersebut, kapan
dituliskannya, dan juga tentang apa yang sesungguhnya menjadi tujuan penulis dalam
menuliskannya. Pada hakikatnya nama penulis secara spesifik tidak dimunculkan di
dalam tulisan Kitab Rut, sehingga dengan demikian terdapat kesulitan dalam
memastikan siapa yang menuliskannya. Nabi Samuel dalam tradisi Talmud, dianggap
sebagai penulisnya, namun sejumlah pakar atau ahli berpendapat bahwa Daudlah
merupakan penulisnya, dan sebagian lain menanggap sekretaris kerajaan yang juga
Djone Georges Nicolas, Mika Simatupang
522 Jurnal Syntax Admiration, Vol. 3, No. 3, Maret 2022
dikenal sebagai pribadi yang menulis catatan sejarah kerajaan. Namun secara pasti,
tokoh yang menulis Kitab Ruth belum diketahui identitasnya, dan dengan demikian
waktu penulisannya pun menjadi tidak dapat dipastikan.
B. Maksud Penulisan Kitab Rut
Menurut (Viktorahadi R.F Bhanu, 2021), Kitab Rut mempunyai maksud
pembinaan iman baik bagi orang yang membaca maupun mendengarnya, agar tetap
mengusahakan mengikuti keteladanan para tokoh yang tercatat di dalamnya dengan
tetap berpegang teguh dalam kepercayaannya kepada Tuhan, dan berjalan dalam
kehendak-Nya. Sebab nama mereka mempunyai arti yang spesial: Elimelekh yang
mempunyai makna ‘Allahku raja’, Naomi yang diartikan ‘manisku’, Mahlon yang
diartikan ‘penyakit’, Kilyon yang bermakna ‘kelemahan’. Orpa yang diartikan
‘berbalik’. Rut yang mempunyai makna ‘sahabat’, serta Boas bermakna ‘kekuatan’.
1. Kesetiaan Rut
a. Kesetiaan Rut Terhadap Mahlon Suaminya
Berdasarkan data yang terdapat dalam Kitab Rut, selama 10 tahun Rut
dengan setia telah melangsungkan pernikahan dengan Mahlon yang tadinya
merupakan orang asing yang mengadu nasib di tanah Moab demi mencari
nafkah (Rut 1:4). Walaupun tidak diceritakan secara detail perjalanan rumah
tangganya, namun realitas bahwa Rut telah mendampingi suaminya hingga
momen terakhir kehidupannya, memberi petunjuk yang kuat tentang
kesetiaannya pada suaminya semasa hidupnya. Maka (Lelono et al., 2021)
berpandangan bahwa Rut merupakan contoh istri yang pantas dijadikan
teladan, sebab Rut menjalani pernikahannya sesuai pengajaran Alkitab sebagai
firman Tuhan. Rut 1:8 menegaskan fakta tersebut ketika Naomi sendiri dalam
ucapan berkatnya menyampaikan agar kasih TUHAN ditunjukkan kepada Rut,
oleh karena dia telah menunjukkan kasih setia kepada suami dan mertua laki-
lakinya yang telah meninggal dunia semasa hidup mereka, termasuk kepada
Naomi sendiri.
b. Kesetiaan Rut Terhadap Naomi Mertuanya
Dengan mengikuti Naomi kembali ke kampung halamannya, yakni ke
tanah Yehuda, Rut menghadapi tantangan dan pergumulan tersendiri, sebab ia
telah kehilangan mertuanya laki-laki dan suaminya, sehingga secara manusiawi
tidak terdapat harapan dan masa depan yang jelas, mengikat Naomi sendiri
yang hendak diikuti tidak mempunyai keadaan yang lebih baik, sudah tua dan
tidak mungkin produktif (Rut 1:11-13).
Perbedaan antara Rut dan Orpa terlihat ketika setelah anjuran dan
desakan Naomi untuk kembali kepada bangsa mereka dan berusaha
membangun masa depan mereka berulang kali, yakni dalam Rut 1:8 15, Rut
mempertahankan niat dan keputusannya untuk tetap mengikut Naomi, sedang
Orpa pamit undur diri dan kembali kepada kehidupannya dan kepada
bangsanya (Rut 1:14). Bagi (Palele dan Triana, 2018) memberi kesimpulan
Analisis Kesetiaan Dan Upah Kesetiaan Rut Di Dalam Pengenapan Rencana Allah
Jurnal Syntax Admiration, Vol. 3, No. 3, Maret 2022 523
bahwa apa yang diucapkan Rut kepada Naomi dalam percakapan mereka
adalah sebuah komitmen untuk tidak membiarkan dan meninggalkannya
seorang diri, melainkan menunjukkan ketetapan hatinya untuk terus setia dan
tetap bersama-sama dengan mertuanya dalam segala keadaan dan di mana pun
tempatnya. Hal yang serupa disampaikan oleh (Kapojos & Wijaya, 2018)
bahwa berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Rut memberi gambaran
komitmennya yang sepenuhnya untuk menjadi satu kesatuan dengan Naomi
sebagai mertuanya dalam menjalani kelanjutan kehidupan dan juga
menyatukan diri dalam kepercayaan yang dianutnya. Sebab, Rut mempunyai
ketetapan hati dan keyakinan bahwa tidak terdapat sesuatu yang bisa
memisahkan dirinya dari mertuanya selain maut (1:18). Maka, (Linaleft, 2010)
mengungkapkan Rut 1:16 sebagai gambaran keinginan Rut yang kuat untuk
mengikuti Naomi tanpa unsur paksaan, melainkan sesungguhnya karena
keinginannya sendiri sebagai bentuk kesetiaan teologis dibanding kesetiaan
etis. Kesetiaan Rut terhadap Naomi mertuanya telah terbukti, bukan sekedar
sekedar dari ucapan yang telah disampaikannya, tetapi juga dari aksi nyata
yang telah ditunjukkan selanjutnya, sebab dalam perjalanan selanjutnya pun,
justru Rut tetap taat dan tunduk kepada Naomi, bahkan bertekad memelihara
kehidupan Naomi dalam kebutuhan sehari-hari dengan menawarkan dirinya
untuk bekerja di ladang sebagai pemungut bulir-bulir jelai (Rut 2:2, 5, 17-18).
Motivasi Rut melakukannya adalah semata-mata karena kasihnya kepada
mertuanya, sehingga kesetiaan tidak dapat diragukan. Ketika mertua membuat
sebuah skenario untuk menarik hati Boas, Rut mengikutinya tanpa
pertimbangan (Rut 3:1-6). Bahkan kesaksian Boas sendiri tentang apa yang
telah menjadi berita umum tentang kasih Rut membuktikan kesetiaannya
kepada Naomi dijelaskan dengan gamblang di dalam Rut 2:11, serta kaum
perempuan di Israel pun mengakui dan memuji kasih Rut terhadap Naomi (Rut
4:15).
c. Kesetiaan Rut terhadap Allahnya Naomi
Rut tidak sekedar setia kepada suaminya di masa hidupnya, setia kepada
mertuanya setelah suaminya wafat, di luar dugaan ia pun telah menunjukkan
kesetiaannya kepada Allah YHWH yang dipercayai Naomi. Ketika mertuanya
mendesak mereka kembali kepada keluarganya dan bangsanya, ia
mengucapkan suatu perkataan yang sangat mendalam untuk direnungkan
dalam Rut 1:16 (TB) di mana Rut tidak sekedar bertekad mengikuti mertuanya,
tetapi mendeklarasikan imannya kepada Allahnya Naomi dengan berkata "...
bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku”. Ia dengan demikian telah
memberi penegasan bahwa ia bukan saja meninggalkan bangsanya, tetapi juga
meninggalkan keyakinan yang dianut bangsanya untuk mengalih kepada Allah
Israel. Maka meneguhkan pandangan itu, Walwood dan Zuck diambil
(Samgar, 2020), melihat deklarasi Rut sebagai penegasan komitmen kesetiaan
Djone Georges Nicolas, Mika Simatupang
524 Jurnal Syntax Admiration, Vol. 3, No. 3, Maret 2022
besar bukan saja pada Naomi, tetapi juga kepada bangsa dan Allah yang
dipercayainya, yakni Allah Israel. (Karman & Alkitab, 2014) memandang
tekadnya Rut sebagai keinginan yang kuat untuk menganut keyakinan agama
Naomi.
Rut ternyata mengikuti Naomi dan Allahnya karena ia kemungkinan
selama 10 tahun menjalani bahtera rumah tangganya, telah belajar mengenal
YHWH dari suami dan mertuanya, dan melihat perbedaan antara YHWH dan
allah-allah lain yang dia sembah sebelumnya, sebab tanpa pengalaman pribadi
dengan YHWH, mustahil Rut mempertaruhkan keluarga dan tanah
kelahirannya untuk melangkah dalam ketidakpastian. Langkah nekatnya Rut
justru memberi indikasi bahwa kepastian yang bersumber dari YHWH yang
mendasari keputusan dan langkah-langkahnya. Pengenalan akan Allah yang
dimiliki Rut menjadi dasar kesetiaan kepadaNya, sehingga Allah Israel
menjadi fokus dan prioritasnya, bukan suami atau apa pun yang lain, berbeda
dengan Orpa yang setelah pertimbangan yang telah diutarakan oleh Naomi
segera telah mengubah keputusannya dan telah kembali kepada bangsa dan
allah-allahnya, sedangkan Rut telah mempertahankan imannya kepada
Allahnya Naomi (Rut 1:11-17). Boas pun mengisyaratkan dengan jelas iman
Rut kepada Allah dengan menyampaikan bahwa Allah Israel, yakni TUHAN
yang ia ikuti dan jadikan sebagai Pelindung akan menganugerahkan upah yang
sepantasnya kepadanya (Rut 2:12).
d. Kesetiaan Rut dalam Pekerjaan di Kebun
Kedatangan Rut sebagai orang asing di tanah Yehuda bukanlah perkara
yang mudah, tetapi suatu persoalan tersendiri yang dihadapinya, sehingga
diperlukan adaptasi dengan lingkungan barunya. Ketika ia memutuskan untuk
menawarkan diri sebagai pekerja di ladang, terdapat kesaksian yang baik
tentang Rut kepada Boas dari pegawainya bahwa ia kerja tanpa henti dari pagi
saat kedatangan hingga waktu kedatangan Boas (Rut 2:7, 17, 23). Artinya
melalui kesetiaan dalam pekerjaannya di ladang, Rut telah menunjukkan
kesetiaan kepada Boas yang merupakan pemilik ladang tersebut, sekaligus
menunjukkan bahwa Rut selain jujur adalah wanita pekerja keras.
2. Upah Kesetiaan Rut
a. Rut Menerima Kasih dari Naomi
Kesetiaan Rut tidaklah tanpa hasil, Naomi sebagai mertua tentu telah
mengenal dan menilai Rut selama 10 tahun pernikahan dengan anaknya
Mahlon, sehingga setelah kematian suaminya, Naomi menganjurkan kepada
menantunya untuk meninggalkannya demi memperoleh masa depan yang
menjanjikan di tanah Moab dan bahkan Naomi mendoakan agar berkat kasih
TUHAN turun menyertainya (Rut 1:8-9; 11-13). Dengan demikian ia
menunjukkan kasihnya kepada Rut yang telah berlaku setia kepadanya dan
anaknya yang sudah tiada. Hal yang sama terlihat ketika Naomi
mengkhawatirkan keselamatan menantunya di ladang dengan menganjurkan
Analisis Kesetiaan Dan Upah Kesetiaan Rut Di Dalam Pengenapan Rencana Allah
Jurnal Syntax Admiration, Vol. 3, No. 3, Maret 2022 525
Rut untuk berdekatan dengan para pengerja perempuan, sehingga terhindar dari
gangguan para pria (Rut 2:22). Bahkan lebih dari pada itu, Naomi memikirkan
masa depan, perlindungan dan kebahagiaan menantunya, sehingga membuat
sebuah rencana yang sangat rinci, untuk menjodohkannya dengan Boas yang
merupakan orang berada sekaligus keluarganya dapat menebusnya (Rut 3:1-4).
b. Rut menerima penebusan dari Boas, Pujian serta Doa Semua Orang
Kesetiaan Rut kepada Mahlon suaminya, kepada Naomi mertuanya,
kepada bangsa Israel dan kepada YHWH telah membuahkan pujian dari orang-
orang sekitarnya. Pertama, karena kesetiaannya, Boas memutuskan untuk
menjadi penebus bagi dirinya dan mengambilnya sebagai istri (Rut 4:9-10).
Dasarnya dimulai dari tersiarlah berita kesetiaan Rut terhadap Mahlon, dan
juga kesetiaannya kepada Naomi setelah kematian Mahlon, serta keputusannya
untuk meninggalkan bangsa dan keyakinannya dan bersandar sepenuhnya
kepada Allah Israel, dan dari kesaksian semua orang yang terdapat dalam kota
(Rut 2:11-12; 3:10-13). Di lain sisi, tua-tua Israel mendoakan Rut agar menjadi
berdampak seperti Rahel dan Lea selaku istri Boas dan memperoleh keturunan
yang seperti Peres yang dari garis keturunan Yehuda (Rut 4:11-12).
Selanjutnya, para perempuan mendoakan anak yang dilahirkan Rut agar
namanya menjadi termasyhur di tanah Israel, dan juga memuji Rut dengan
menyatakan bahwa dirinya lebih bernilai dari pada 7 anak pria (Rut 4:13).
Seperti yang diungkapkan dalam Amsal 31:30, terbukti melalui kisah dan
kehidupan Rut bahwa kecantikan dan kemolekan bukanlah hal yang utama
melainkan sia-sia, tetapi seorang perempuan sebagai istri yang mempunyai
takut akan Allah pasti akan menerima puji-pujian.
c. Rut Tercatat Sebagai Pahlawan Iman Dalam Alkitab dan Menjadi Bagian
Penting Dalam Rencana Keselamatan Allah
Kesetiaan Rut mendatangkan kepercayaan Allah yang lebih dari apa
yang mungkin pernah dipikirkannya. Melalui penebusan Boas atas dirinya ia
melahirkan seorang anak laki-laki bernama Obed yang padanya kemudian lahir
Isai yang merupakan ayahnya raja Daud, dan kemudian dari keturunan Daudlah
sesuai janji Allah akan hadir Juruselamat dunia dan penebus manusia-manusia
berdosa: yaitu Yesus Kristus Tuhan (Rut 4:13-22).
Rut adalah orang asing (keturunan penyembah berhala) dan bukan
keturunan asli Yahudi yang merupakan bangsa pilihan Allah, namun namanya
tercatat dalam Alkitab sebagai pahlawan iman oleh karena kesetiaan dan
kasihnya yang telah terbukti. Ia telah berlaku setia kepada YHWH dan telah
membuktikan kesetiaannya kepada manusia, sehingga dalam anugerah dan
campur tangan TUHAN melaluinya sebagai salah satu alat, rencana Allah yang
kekal: yaitu keselamatan terwujud di dalam keturunannya Yesus Anak Daud.
Oleh karena itu, (Rombe, 2020) menyampaikan bahwa Rut menberi petunjuk
bahwa masih terdapat orang yang bertahan dalam kesetiaan kepada Allah
karena dengan sungguh-sungguh mengasihi Dia, dan juga mengasihi sesama,
Djone Georges Nicolas, Mika Simatupang
526 Jurnal Syntax Admiration, Vol. 3, No. 3, Maret 2022
sehingga walaupun Rut merupakan orang non-Yahudi, kesetiaannya dalam
mengikuti YHWH Rut membuat Ia menjadi salah-satu tokoh wanita yang
berhasil masuk dalam garis keturunan Mesias seperti tercatat dalam Injil
Matius. Rut adalah bukti nyata bahwa buah dari kesetiaan adalah manis dan
juga bahwa keselamatan tersedia bagi semua orang, termasuk mereka yang
bukan keturunan asli Israel.
Kesimpulan
Orang percaya dalam perjalanan kehidupan mereka harus tetap setia kepada Allah
dan juga kepada manusia, sebab kesetiaan orang percaya tidaklah sia-sia, dan justru
dibalik kesetiaan mereka terdapat upah yang tidak terduga. Kesetiaan Rut kepada Allah
dan kepada manusia membuahkan: Pertama, kasih Naomi sebagai mertua kepadanya.
Kedua, penebusan dari Boas, pujian serta doa semua orang. Ketiga, namanya tercatat
sebagai pahlawan iman dalam Alkitab, dan ia menjadi bagian penting dalam rencana
keselamatan Allah.
Melalui kesetiaan Rut, sebagai orang beriman atau percaya diingatkan betapa
bernilainya sikap setia dalam segala hal terutama kesetiaan kepada Allah, sebab keetiaan
menjadi bukti iman setiap umat Allah, dan di balik kesetiaan terdapat kemuliaan Allah
yang melampaui pikiran manusia.
Analisis Kesetiaan Dan Upah Kesetiaan Rut Di Dalam Pengenapan Rencana Allah
Jurnal Syntax Admiration, Vol. 3, No. 3, Maret 2022 527
BIBLIOGRAFI
Attamimi, F. (2012). Hermeneutika Gadamer Dalam Studi Teologi Politik. Hunafa:
Jurnal Studia Islamika, 9(2), 319341. Google Scholar
Budhi Setia Samgar (2020). Terang di Tengah Kegelapan: Sebuah Analisis Sastra Rut 1,
Integritas: Jurnal Teologi (2) 2, 140-158.
Carroll R. M. Daniel (2015). Once a Stranger, Always a Stranger? Immigration,
Assimilation, and the Book of Ruth‖, in International Bulletin of Missionary
Research (39) 4, 186.
Kapojos, S. M., & Wijaya, H. (2018). Perwujudan Kasih Setia Allah Terhadap
Kesetiaan Rut. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat,
2(2), 99104. Google Scholar
Karman, Y., & Alkitab, T. (2014). Kitab Rut. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Google
Scholar
Lelono, J., Sarungallo, R. R., & Salmi, V. (2021). Implikasi Kesetiaan Rut Bagi Relasi
Kehidupan Menantu-Mertua Dalam Bimbingan Pra Nikah. Skenoo: Jurnal Teologi
Dan Pendidikan Agama Kristen, 1(1), 2336. Google Scholar
Maiaweng, P. C. D., & Ukung, C. (2018). Apakah Rut, Perempuan Moab Adalah
Penyembah TUHAN? Jurnal Jaffray, 16(2), 161174. Google Scholar
Osborne, G. R., & Gani, E. (2012). Spiral Hermeneutika: Pengantar Komprehensif Bagi
Penafsiran Alkitab. Surabaya: Momentum. Google Scholar
Palele Novelia, Lina Triana (2018). Pendidikan Berbasis Keluarga Dalam Kitab Rut
Bagi Pelayanan S2C di GBI Kelir Samarinda (2) 2, 33-40.
Pranoto David Susilo (2015). Prinsip Kesetiaan Melayani Rasul Paulus: Sebuah Studi
Eksegetis Kisah Para Rasul 20:24, Manna Rafflesia (1) 2, 141-157.
Rombe, A. P. (2020). Kesetiaan Seorang Perempuan: Analisis Kitab Rut. SOPHIA:
Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen, 1(1), 5362. Google Scholar
Sin Sia Kok (2019). Hidup Sebagai Orang Asing Berdasarkan Kitab Rut, Jurnal
Theologia Aletheia (21) 17, 1-21.
Sugara Heru, Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Budaya Organisasi Terhadap Loyalitas
Jemaat dengan Kepuasan Sebagai Variabel Mediasi: Studi pada Gereja Pantekosta
di Indonesia Jemaat Immanuel Purbasari.
Tendean Vani Mega Rianna Tandong (2021). Naomi mengeluh atau Menggugat Allah
atas Peristiwa Kehilangan?: Suatu Tafsiran Terhadap Narasi Rut 1:1-22,
Djone Georges Nicolas, Mika Simatupang
528 Jurnal Syntax Admiration, Vol. 3, No. 3, Maret 2022
KENOSIS: JURNAL KAJIAN TEOLOGI (7) 2, 203-218.
Viktorahadi R.F Bhanu. (2021). Peran Perempuan Rut Dalam Pengarusutamaan
Multikulturalitas Pada Masyarakat Yahudi Pasca-Pembuangan Babilonia.
Copyright holder: