Jurnal Syntax Admiration

Vol. 3 No. 4 April 2022

p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356

Sosial Teknik


PENTINGNYA DIGITALISASI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PT ASTRA AGRO LESTARI TBK (AALI)

Rahmasari Gina, Andini Rizkiki

Students of Master of Management Program, Faculty of Economics, and Business, Universitas Padjadjaran, Indonesia

Email: [email protected], [email protected]


INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Diterima

10 Maret 2022 Direvisi

13 Maret 2022 Disetujui

20 Maret 2022    

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya penggunaan teknologi (digitalisasi) dalam meningkatkan pendapatan pada perusahaan penghasil minyak mentah kelapa sawit/Crude Palm Oil (CPO) dengan studi kasus pada PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI). Perkebunan kelapa sawit juga ikut serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, khususnya bagi masyarakat pedesaan. Dalam proses produksi maupun pengolahan industri. Cerahnya prospek komoditas kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan metode kajian deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa penggunaan digitalisasi pada perusahaan ini memberikan banyak kemudahan, bukan hanya dalam pengumpulan data operasional bahkan efisiensi biaya perusahaan. Rantai bisnis kelapa sawit yang cukup panjang, mulai dari upstream s.d. downstream merupakan salah satu kendala industry kelapa sawit untuk dapat mengolah data secara cepat. Peran strategis subsektor perkebunan dalam meningkatkan perekonomian nasional ini digambarkan melalui kontribusinya dalam berbagai hal salah satunya sebagai penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB). Modernisasi melalui inovasi digitalisasi merupakan hal penting untuk dapat berkompetisi dan meningkatkan daya saing zaman yang terus berkembang tercermin pada pendapatan yang dihasilkan AALI.


ABSTRACT

This study aims to determine the importance of using technology (digitalization) in increasing revenue in crude palm oil (CPO) producing companies with a case study at PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI). Oil palm plantations also participate in improving community welfare through job creation, especially for rural communities. In the production process and industrial processing. The bright prospect of palm oil in the world vegetable oil trade has prompted the Indonesian government to spur the development of oil palm plantation areas. Based on the qualitative descriptive study method, it shows that the use of digitization in this company provides many conveniences, not only in collecting operational data but even in cost efficiency for the company. The palm oil

              business chain is quite long, starting from upstream to.

Kata Kunci: Digitalisasi; AALI; CPO; Kelapa Sawit; Penggunaan Digitalisasi


Keywords:

Digitization; AALI; CPO; Palm oil; Use Of Digitization


How to cite:


E-ISSN:

Published by:

Rizkiki, A., Gina, R.(2022) Pentingnya Digitalisasi Dalam Meningkatkan Pendapatan Pt Astra Agro Lestari Tbk (Aali), Jurnal Syntax Admiration 3(4)

https://doi.org/10.46799/jsa.v3i4.417 2722-5356

Ridwan Institute


Downstream is one of the obstacles for the palm oil industry to be able to process data quickly. The strategic role of the plantation sub-sector in improving the national economy is illustrated by its contribution in various ways, one of which is as a contributor to Gross Domestic Product (GDP). Modernization through digitalization innovation is important to be able to compete and improve competitiveness in an era that continues to develop as

                 reflected in the income generated by AALI.        


Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang mana sektor pertanian merupakan salah satu yang diandalkan baik untuk sumber mata pencaharian maupun perkembangan ekonomi di Indonesia (Taufiqurrokhman, Harun, & Harun, 2018). Hal ini didukung dengan lahan yang dimiliki Indonesia. Indonesia memiliki Lahan Perkebunan seluas 25.471 Ha pada tahun 2020, yang terdiri dari lahan perkebunan Kelapa Sawit, Kelapa, Karet, Kopi, Kakao, Tebu, Teh, Dan Tembakau (Manalu, 2020). Indonesia sebagai ngeara agraris tidak hanya didukung oleh sektor pekerjaan masyarakat Indonesia, namun juga didukung dengan lahan perkebunan yang dimiliki Indonesia yang merupakan asset negara dan berkontribusi meningkatkan perekonomian Indonesia. (Kusumaningrum, 2019)

Sektor pertanian meliputi sub sektor peternakan, kehutanan dan penebangan kayu, tanaman pangan, tanaman hortikultura, jasa pertanian dan perburuan, perikanan, dan perkebunan. Hal ini sesuai dengan fungsi subsektor pertanian yang mencakup sektor penghasil bahan pangan yang mendukung ketahanan pangan, kesejahteraan masyarakat melalui sumber tenaga kerja, sumber devisa negara, selain itu sektor pertanian memiliki keterkaitan dengan sektor lainnya yang mana umumnya sebagian bahan baku industry berasal dari sektor pertanian (Nadziroh, 2020). Pertanian juga memberi kontribusi secara langsung dalam pembentukan Produk Domestrik Bruto (PDB), PDB merupakan jumlah atas suatu produksi barang dan jasa yang mampu dihasilkan negara dalam kurun waktu tertentu. Fungsi dari PDB adalah untuk mengukur perkembangan ekonomi pada suatu negara (Raswatie, 2014). Pada tahun 2020, lima sektor yang ikut berkontribusi untuk PDB, yaitu sektor Industri, perdagangan, konstruksi, perdagangan, konstruksi, pertambangan dan Pertanian dengan kontribusi sektor pertanian mencapai 13,7% (Statistik, 2002).

Perkebunan memiliki kontribusi besar dalam peningkatan produk domestic bruto Indonesia. Pada PDB triwulan III 2020 salah satu penopang utama pertumbuhan PDB pada sektor pertanian, ialah subsektor perkebunan dengan kontribusi sebesar Rp163,49 T atau sebesar 28,59%, yang didukung dengan peningkatan permintaan komoditas, seperti kakao, karet, cengkeh, tembakau, maupun olahan kelapa sawit (CPO) (Mulyani & Agus, 2017).

Pembangunan subsektor perkebunan sebagai bagian dari pembangunan sektor pertanian dan pembangunan nasional merupakan salah satu potensi penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan rakyat. Peran strategis subsektor perkebunan dalam meningkatkan perekonomian nasional ini digambarkan melalui kontribusinya dalam

berbagai hal salah satunya sebagai penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB). Subsektor perkebunan juga berkontribusi dalam perkembangan ekonomi Indonesia, melalui nilai investasi yang tinggi, neraca perdagangan komoditas, sumber devisa negara dari komoditas ekspor, pendapatan negara dari cukai, pajak & bea ekspor, penyediaan bahan pangan dan bahan baku industri, sumber tenaga kerja, serta penyedia bahan bakar nabati dan bioenergi (Nurhayati, Usman, Ritonga, & Istina, 2020)

Komoditas perkebunan Indonesia yang cenderung konsisten untuk mendukung ekonomi Indonesia dalam hal kegiatan ekspor, yaitu kelapa, karet, kelapa sawit, kopi, dan teh. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang memiliki kontribusi tinggi dalam kegiatan perdagangan internasional, hal ini dilihat dari kenaikan volume Komoditas Perkebunan Indonesia sesuai data Badan Pusat Statistik (Hutahaean, Nuraini, & Djuliansah, 2020)

Kelapa sawit merupakan komoditas penghasil minyak olahan (CPO) berupa minyak makanan maupun minyak industry bahan bakar nabati (biodiesel) yang dihasilkan dari perkebunan rakyat, perkebunan swasta, dan perkebunan negara. Kelapa sawit memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial, hal ini didukung dengan hasil olahan kelapa sawit masih menjadi bahan pokok dalam keberlangsungan kehidupan di Dunia. Perkebunan kelapa sawit juga ikut serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja, khususnya bagi masyarakat pedesaan. Dalam proses produksi maupun pengolahan industri. Cerahnya prospek komoditas kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit.

Indonesia sudah mulai memasuki revolusi industry 4.0, dimana para pengusaha yang menerapkan tekonologi digital yang akan mampu bertahan. Kemajuan suatu industry harus didorong dari kemajuan teknologi digital para pelaku usaha. Berkembangnya teknologi digital di suatu industry akan mempengaruhi penerapan ekonomi digital pada suatu negara (dan Informasi, 2019). Indonesia memiliki potensi yang besar dalam perkembangan ekonomi digital di Indonesia, seiring dengan berkembangnya internet ekonomi di Indonesia yang dipengaruhi oleh jumlah pengguna internet di Indonesia (ESCAP, 2019).

Menurut McKinsey&Company 2018, Indonesia akan memberikan tambahan ±2% pertahun dalam pertumbuhan PDB dengan meningkatkan tingkat penetrasi broadband dan penggunaan teknologi digital UKM, selain itu Indonesia ditargetkan akan memiliki pasar perdagangan online mencapai 5 miliar untuk perdagangan online formal dan lebih dari 3 miliar untuk perdagangan online informal. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa, digitalisasi ekonomi di Indonesia akan memberikan dampak positif, apabila tantangan dapat dilalui dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sesuai dengan para pelaku usaha.

Industri kelapa sawit merupakan salah satu lini bisnis yang dapat terus dikembangkan teknologi dan inovasinya. Menurut Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) pada webinar Gapki dengan tema “New

Normal Perkebunan Sawit Pasca Pandemi Covid-19” (Aisyah, 2020), disampaikan bahwa dukungan teknologi dan inovasi pada industry kelapa sawit sangat dibutuhkan pada system management perkebunan kelapa sawit. Penyesuaian system dan teknologi industry 4.0 dapat diimplementasikan pada perkebunan kelapa sawit mulai dari proses pembibitan, perawatan, hingga panen (Aisyah, 2020)

Kelapa sawit sebagai sumberdaya yang sangat dibutuhkan harus melakukan pengolahan data (data mining) yang terorganisir dengan baik yang diharapkan dapat menciptakan data yang terintegrasi dan inovasi baru selain efisiensi dan otomatisasi. Atas hal tersebut, transformasi secara digital sangat dibutuhkan untuk menghadapi kebutuhan yang menuntut kecepatan, kecermatan serta keahlian. Rantai bisnis kelapa sawit yang cukup panjang, mulai dari upstream s.d. downstream merupakan salah satu kendala industry kelapa sawit untuk dapat mengolah data secara cepat. Atas hal tersebut, dibutuhkan pengelolaan data secara digital yang melibatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence), otomatisasi dan analitik prediktif yang lebih modern. Pada tahun 2019, Indonesia memiliki >2.000 Perusahaan yang bergerak pada industry kelapa sawit, baik hulu maupun hilir. Namun, masih sedikit perusahaan yang menggunakan digitalisasi dalam proses pengembangan perkebunan kelapa sawit. Perusahaan yang sudah menerapkan digitalisasi diantaranya adalah, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau yang umum dikenal dengan PTPN, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk, serta PT Astra Agro Lestari Tbk.

PT Astra Agro Lestari Tbk. (Selanjutnya disebut, AALI) merupakan group usaha dari PT Astra International Tbk dengan kepemilikan saham 79,7% dan publik sebesar 20,3% merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit yang mencakup industry hulu dan hilir, mencakup Perkebunan Kelapa Sawit, Pabrik Kelapa Sawit, Pabrik Pengolahan Inti Sawit, Pabrik Penyulingan (Refinery), dan Pabrik Pencampuran Pupuk NPK yang tersebar di Provinsi Sumatra (Aceh, Riau, Jambi) dan Kalimantan (Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan). Atas hal tersebut, dalam menjalankan operasional usahanya AALI turut menerapkan perkembangan industry 4.0 dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit.

Atas proses digitalisasi yang diimplementasikan, AALI meraih The Most Innovative Agribusiness Company for The Development of Data Driven Tracking System, kategori Agribusiness, pada event Indonesia Digital Innovation Award 2021 yang diselenggarakan Warta Ekonomi (Tropis.Co tgl. 31 Maret 2021). AALI memiliki tiga produk digitalisasi, antara lain Daily Indicator Astra Agro (DINDA), Mill Excelent Indicator (MELLI) serta Aplikasi Mandor Astra Agro (AMANDA). System tersebut terintegrasi melalui Operation Centre of Astra Agro (OCA) yang merupakan system inti yang dikembangkan berbasis informasi secara real time.

Digitalisasi tersebut diharapkan dapat memberikan analisa dan keputusan lebih cepat, tepat dan akurat untuk AALI. AALI memiliki perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan tertanam seluas 287.604 Ha, yang terdiri dari perkebunan inti seluas 215.375 Ha dan perkebunan plasma seluas 72.229 Ha dengan 32 Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan total kapasitas olah 1.570 ton/jam dengan 14 Pabrik pengolahan inti sawit

dengan kapasitas 1.500 ton/hari. Pada sektor hilir untuk meningkatkan nilai tambah hasil olahan minyak kelapa sawit, yang biasa disebut CPO, AALI memiliki pabrik pengolahan minyak kelapa sawit (refinery) dan Pabrik pencampuran Pupuk NPK dengan kapasitas sebesar 200.000 ton.

Besarnya industry yang dikelola oleh AALI, menuntut AALI untuk terus berinovasi agar dapat mencapai hasil yang optimal, salah satunya melalui digitalisasi. Berdasarkan pemaparan Santosa, Presiden Direktur AALI, dalam marketbisnis.com tgl. 19 Februari 2020, digitalisasi pada AALI diharapkan dapat memberikan pasokan data yang cepat sehingga proses analisis dan pengambilan keputusan dapat dilakukan lebih cepat (https://market.bisnis.com/read/20200219/192/1203253/genjot-kinerja-ini-

3 aplikasi-andalan-astra-agro-aali). Didukung Berdasarkan analisis penulis pada laporan keuangan AALI periode 2018 – 2020 terlihat perubahan yang cukup signifikan dalam setiap pos keuangan yang dapat ditampilkan sbb :


Tabel 1

Ringkasan kinerja keuangan AALI periode 2018-2020 dalam Milyar Rupiah

Uraian

2017

2018

Growth

2019

Growth

2020

Growth

Total Aset

25.120

26.857

7%

26.974

0%

27.781

3%

Total Kewajiban

6.407

7.382

15%

7.996

8%

8.533

7%

Total Ekuitas

18.712

19.475

4%

18.979

-3%

19.248

1%

Pendapatan Bersih

17.306

19.084

10%

17.453

-9%

18.807

8%

Laba Bersih

1.968

1.439

-27%

211

-85%

833

295%


Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode tersebut digunakan hanya untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak dapat disimpulkan secara luas. Penulis bertujuan untuk mendeskripsikan suatu pendapat, gagasan, ide fenomena, peristiwa, gejala, dan kejadian yang terjadi terhadap objek yang akan diteliti. Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri, baik satu variable atau lebih (independent) tanpa dilakukan perbandingan atau tanpa menghubungkan dengan variable yang lain (Aditama, n.d.). Penelitian secara deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang sedang terjadi saat ini, yang akan dilakukan Analisa selanjutnya.

Penelitian deskriptif dilakukan dengan cara mencari informasi yang berkaitan dengan topik, lalu dijelaskan dengan jelas tujuan yang akan dirain, mengumpulkan data sebagai bahan untuk membuat laporan. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi foto rekaman lagu dan karya tulisan lain yang sejenis (Subandi, 2011).

Peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif mengingat data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa dokumen, catatatn, dan data-data yang bersifat kualitatif. Untuk data yang bersifat kuantitatif hanyalah data pendukung penulis melakukan penelitian, seperti annual report dan suistanibility report.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman tentang pentingya digitalisasi terhadap industry kelapa sawit serta untuk menggambarkan suatu realitas yang kompleks tentang industry kelapa sawit Indonesia yang membutuhkan gebrakan dalam kemajuan teknologi untuk dapat bertransformasi menjadi industry yang mampu bersaing dengan negara-negara penghasil CPO lainnya.

Data diambil dengan melakukan pengamatan terhadap observasi secara tidak langsung melalui media massa, media publikasi perusahaan, serta media lainnya yang mendukung informasi yang dibutuhkan penulis, selain itu informasi dari koleksi Pustaka yang meliputi kumpulan buku dan/atau non buku yang ditata secara sistematis, sehingga dapat mudah mencari dan menemukan sesuai informasi yang dibutuhkan.

Untuk menjamin validitas data dalam penelitian ini, penulis melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan metode trianggulasi. Validitas data dapat dilakukan dengan melakukan perbandingan dan pengecekan kepercayaan atas suatu informasi yang dilakukan dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang disampaikan orang di depan umum dengan apa yang diinformasikan secara pribadi, membandingkan keadaan dan persepsi seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan (Aditama, n.d.).

Pada penelitian ini, validitas data dilakukan dengan melakukan kecocokan antara penyampaian informasi yang dilakukan manajemen melalui media massa, cetak, maupun digital, melalui webinar atau media lainnya dengan laporan yang disampaikan manajemen kepada pemegang saham. Selain itu, dokumen yang dijadikan sumber data oleh penulis merupakan dokumen yang terjamin keabsahannya sudah melewat proses audit secara internal maupun eksternal.


Hasil dan Pembahasan

AALI telah melakukan penerapan digitalisasi sejak tahun 2017, sehingga AALI sudah menerapkan operasional perusahaan secara digitalisasi. AALI menjalankan program intensifikasi, mekanisasi, dan automasi melalui penerapan inovasi teknologi. Digitalisasi secara Operasional AALI dapat mengembangkan benih unggul, melanjutkan operasi industry secara hulu s.d. hilir, serta menggulirkan program peremajaan tanaman (replanting).

Digitalisasi AALI sudah computerized, termasuk pola kerja, tenaga kerja, operasional perusahaan. Sehingga data AALI sudah tersentralisasi melalui OCA, digitalisasi ini dapat memerikan data yang dibutuh secara cepat dan dapat mengakomodir data dari berbagai daerah, secara cepat, melalui operation center yang terhubung dengan seluruh site yang ada di setiap daerah.. Hal ini dapat mempercepat proses operasional AALI. Khususnya masalah yang didapatkan AALI dapat diselesaikan lebih cepat saat sudah dilakukan digitalisasi.

Digitalisasi yang dilakukan AALI diharapkan dapat cost leadership dikarenakan produk yang digarap merupakan produk komoditas yang harga jualnya sudah ditentukan pasar global. AALI melakukan penerapan modelling, antisipasi, prediksi, yang memiliki

tim data scientist sawit, hal ini merupakan sebuah penerapan digitalisasi yang dilakukan AALI.

AALI memiliki satu tim khusus untuk penerapan digitalisasinya, yaitu Center of Innovation in Agritech (CIA), yang diharapkan dapat terus mengembangkan proses digitalisasi. AALI terus mengembangkan machine learning yang diharapkan seluruh proses bisnis dapat menggunakan data analytic sehingga data terintegrasi dan mudah dilakukan. AALI melakukan digitalisasi khususnya pada proses perawatan, hal ini dikarenakan pada proses perawatan yang melibatkan tenaga kerja yang banyak. Sehingga, dengan digitalisasi AALI dapat melakukan tracking berdasarkan data. Selain itu, penerapan digitalisasi AALI dari sisi output, dilakukan dengan memasang sensor yang terhubung dengan pusat data sehingga perusahaan dapat mengelola data secara langsung. Selain itu, jembatan timbang yang dimiliki AALI dapat melakukan predictive analytic meliputi tenaga kerja yang diperlukan dan shift kerja yang dibutuhkan.

Digitalisasi yang dilakukan AALI tercermin pada kinerja keuangan dan operasional AALI. Pada Tabel 1. tercermin digitalisasi pada AALI berdampak positif pada pendapatan bersih PT AALI. Pada tahun 2018, saat proses digitalisasi sudah berjalan, tercermin bahwa pendapatan AALI mengalami peningkatan. Meskipun pada tahun 2019 mengalami penurunan, namun pada tahun 2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada laba bersih AALI.

Berdasarkan Laporan Keuangan Audited AALI, diinformasikan bahwa pendapatan bersih AALI didapatkan dari penjualan minyak sawit dan turunannya, inti sawit dan turunannya, dan lainnya. Hal ini berkaitan dengan industry yang dijalani AALI menggarap industry hulu maupun hilir. Pendapatan yang dihasilkan AALI juga didukung oleh kinerja operasional AALI yang terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Ringkasan Hasil Produksi AALI tahun 2018-2020

Uraian

Produksi (Ribu Ton)


2017

2018

2019

2020

Tandan Buah Segar

5.225

5.756

5.020

3.815

CPO

1.634

1.937

1.654

1.170

Kernel

357

421

346

248

Refinery (RBDPO, Olein, Sterin, PFAD)

520

605

597

446


Digitalisasi yang mulai dilakukan pada tahun 2017, memberikan dampak positif terhadap produksi AALI pada tahun 2018. Produksi Tandan Buah Segar atau buah kelapa sawit AALI meningkat sebesar 10% dari yang semula 5.225 ribu ton menjadi 5.756 ribu Ton. Peningkatan tandan buah segar akan berpengaruh pada peningkatan cpo, kernel, serta produk olahan refinery. Hal ini diakrenakan Tandan Buah Segar merupakan hal utama dalam hasil tanaman kelapa sawit. Peningkatan produksi CPO pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 19%, dari yang semula sebesar 1.634 ribu ton menjadi 1.937 ribu ton pada tahun 2019.

Pada tahun 2019 dan 2020, AALI mengalami penurunan produksi dan pendapatan. Atas hal tersebut, proses digitalisasi pada AALI harus terus dikembangkan sehingga dapat menghasilkan hasil yang kontinuitas setiap tahunnya. Digitalisasi yang dilakukan AALI memberikan hasil yang positif terhadap kinerja perusahaan AALI. Hal ini menyimpulkan bahwa digitalisasi sangat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan AALI, kinerja operasional AALI, serta kinerja keuangan AALI. Sehingga, AALI harus melakukan kontinuitas terhadap proses digitalisasinya.


Kesimpulan

AALI menerapkan digitalisasi sejak tahun 2017 melalui program intensifikasi, mekanisasi, dan automasi melalui penerapan inovasi teknologi. Hal ini juga tercermin pada kinerja keuangan dan operasional AALI. Pada tahun 2018, saat proses digitalisasi sudah berjalan, tercermin bahwa pendapatan AALI mengalami peningkatan.

Digitalisasi yang mulai dilakukan pada tahun 2017, memberikan dampak positif terhadap produksi AALI pada tahun 2018. Produksi Tandan Buah Segar atau buah kelapa sawit AALI meningkat sebesar 10%. Namun, diharapkan kedepannya proses digitalisasi pada AALI harus terus dikembangkan sehingga dapat menghasilkan hasil yang kontinuitas setiap tahunnya.

Digitalisasi yang dilakukan AALI memberikan hasil yang positif terhadap kinerja perusahaan AALI. Hal ini menyimpulkan bahwa digitalisasi sangat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan AALI, kinerja operasional AALI, serta kinerja keuangan AALI. Sehingga, AALI harus melakukan kontinuitas terhadap proses digitalisasinya.

BIBLIOGRAFI


Aditama, P. T. R. (n.d.). Ajzen, I. 2005. Attitudes, Personality and Behavior Second Edition. New York: Open University Press. Neuman, W. Lawrence. 2013. Metodologi Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kualitatif Edisi &. Jakarta. PT. Indeks Jakarta. Sugiyono. Prof, Dr.(20. Google Scholar


Aisyah, S. (2020). Dampak Pandemi COVID-19 Bagi UMKM Serta Strategi E-Marketing UMKM di Indonesia. Google Scholar


Ayuni, Q., Cangara, H., & Arianto, A. (2019). PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DIGITAL TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PRODUK KULINER

KEMASAN. Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Publik, 23(2).

Https://Doi.Org/10.33299/Jpkop.23.2.2382


dan Informasi, K. K. (2019). Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia: Strategi dan Sektor Potensial. Google Scholar


ESCAP, U. N. (2019). Asia and the Pacific-shaping future tax policies in a digital era.

Google Scholar


Hutahaean, C. R., Nuraini, C., & Djuliansah, D. (2020). Analisis Daya Saing Crude Palm Oil (CPO) Indonesia di Pasar Uni Eropa. Prosiding Ilmu Ilmu Peternakan. Google Scholar


Idah, Y. M., & Pinilih, M. (2019). Strategi Pengembangan Digitalisasi UMKM. STRATEGI PENGEMBANGAN DIGITALISASI UMKM, 9(1), 195–204.


Kusumaningrum, S. I. (2019). Pemanfaatan sektor pertanian sebagai penunjang pertumbuhan perekonomian indonesia. Transaksi, 11(1), 80–89. Google Scholar


Manalu, D. S. T. (2020). ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KAKAO

INDONESIA KE MALAYSIA. MAHATANI: Jurnal Agribisnis (Agribusiness and Agricultural Economics Journal), 2(2), 131–139. Google Scholar


Mulyani, A., & Agus, F. (2017). Kebutuhan dan ketersediaan lahan cadangan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045. Google Scholar


Nadziroh, M. N. (2020). Peran Sektor Pertanian Dalam Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Magelang. Jurnal Agristan, 2(1), 52–60. Google Scholar


Nurhayati, N., Usman, U., Ritonga, E., & Istina, I. N. (2020). Potensi Pengembangan Tumpang Sari Kedelai di Perkebunan Kelapa Sawit Belum Menghasilkan di Provinsi Riau. Seminar Nasional Lahan Suboptimal, 1, 741–747. Google Scholar


Raswatie, F. D. (2014). Hubungan Ekspor-Produk Domestik Bruto (PDB) di Sektor Pertanian Indonesia. Journal of Agriculture, Resource and Environmental

Economics, 1(1), 28–42. Google Scholar


Raza, E., Sabaruddin, L. O., & Komala, A. L. (2020). Manfaat Dan Dampak Digitalisasi Logistik Di Era Industri 4.0. Jurnal Logistik Indonesia, 4(1), 49–63. Https://Doi.Org/10.31334/Logistik.V4i1.873


Statistik, B. P. (2002). Statistik perdagangan luar negeri Indonesia...: impor. Badan tsb.

Google Scholar


Subandi, S. (2011). Deskripsi Kualitatif Sebagai Satu Metode Dalam Penelitian Pertunjukan. Harmonia Journal of Arts Research and Education, 11(2), 62082. Google Scholar


Taufiqurrokhman, Novaldy Himawan, Harun, Prof, & Harun, S. H. (2018). Dampak Alih Fungsi Lahan terhadap Sumber Perekonomian Penduduk: Studi Kasus Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Google Scholar


Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabet


Copyright holder:

Rahmasari Gina, Andini Rizkiki (2022)

First publication right:

Jurnal Syntax Admiration

This article is licensed under: