Jurnal Syntax Admiration | Vol. 3 No. 4 April 2022 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 | Sosial Teknik |
SD Negeri 10 Penarik Bengkulu, Indonesia Email: [email protected]
Diterima
24 Agustus 2020
Diterima dalam bentuk revisi Diterima dalam bentuk revisi
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan, maka peranan guru sangatlah menentukan keberhasilannya. Adapun peranan guru adalah bagaimana seorang guru menyampaikan pesan dan isi kurikulum kepada anak
didiknya, serta bagaimana pula seorang guru berusaha
Kata kunci: Pengajaran Remidial, Hasil Belajar, Matematika.
melakukan perbaikan terhadap prestasi belajar siswa yang rendah, khususnya masalah prestasi belajar matematika yang sampai saat ini masih menjadi momok para siswa Sekolah Dasar karena dianggap pelajaran yang sulit. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 10 Penarik Semester 2 tahun pelajaran 2019/2020. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, tiap-tiap siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan tatap muka dengan subjek penelitian siswa kelas IV SDN 10 Penarik yang berjumlah 29 siswa. Untuk mengatasi hasil belajar matematika siswa kelas IV yang rendah itu digunakan Model Pengajaran Remidial. Pengajaran Remidial dikenal dengan remedy adalah strategi pengajaran yang bersifat menyembuhkan (Nasution, 2000:56). Oemar Hamalik, 2000: 136. Remidial atau pengajaran perbaikan adalah suau bentuk pengajaran yang bersipat menyembuhkan atau membetulkan atau pengajaran yang membuat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dalam pengumpulan data metode yang digunakan adalah observasi dan tes. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan, sebelum penelitian ketuntasan hanya 41,37% dengan rata-rata kelas 56,72 setelah dilakukan tindakan, pada siklus1 ketuntasan belajar siswa 65,51% dengan nilai rata-rata 61.55. Pada siklus 2 ketuntasan belajar siswa 89.65% dengan nilai rata-rata kelas 69,31 Berdasarkan hasil penelitian. dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pengajaran remidial dapat meningkatkan hasil belajar matematika
How to cite:
E-ISSN:
Published by:
Sutaris (2022) Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Iv Semester Ii Dengan Penerapan Tutor Sebaya Dalam Pengajaran Remedial Sd Negeri 10 Penarik Tahun Pelajaran 2019/2020, Jurnal Syntax Admiration 3(4) https://doi.org/10.46799/jsa.v3i4.418
2722-5356
Ridwan Institute
Keywords: Remedial Teaching, Learning Outcomes, Mathematics. | siswa kelas IV SDN 10 Penarik. ABSTRACT To realize the goals of education, the role of the teacher is crucial to its success. The role of the teacher is how a teacher conveys messages and curriculum content to their students, as well as how a teacher tries to make improvements to low student achievement, especially the problem of learning mathematics achievement which is still a scourge for elementary school students because it is considered a lesson. the hard one. The purpose of this research is to improve the mathematics learning outcomes of fourth grade students of SDN 10 Puller Semester 2 for the 2019/2020 academic year. The form of this research is classroom action research which consists of 2 cycles, each cycle is carried out three face-to-face meetings with the research subjects of fourth grade students of SDN 10 Penarik, totaling 29 students. To overcome the low grade IV students' mathematics learning outcomes, the Remidial Teaching Model is used. Remedial teaching known as remedy is a teaching strategy that is healing (Nasution, 2000:56). Oemar Hamalik, 2000: 136. Remedial or remedial teaching is a form of teaching that is healing or correcting or teaching that makes it better than before. In data collection the methods used are observation and tests. Student learning outcomes have increased, before the study completeness was only 41.37% with a class average of 56.72 after the action was taken, in cycle 1 student learning completeness was 65.51% with an average value of 61.55. In cycle 2, student learning completeness is 89.65% with an average grade of 69.31. Based on the results of the study. it can be concluded that the application of the remedial teaching model can improve the mathematics learning outcomes of fourth grade students at SDN 10 Penarik. |
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan, maka peranan guru sangatlah menentukan keberhasilannya. Adapun peranan guru adalah bagaimana seorang guru menyampaikan pesan dan isi kurikulum kepada anak didiknya, serta bagaimana pula seorang guru berusaha melakukan perbaikan terhadap prestasi belajar siswa yang rendah, khususnya masalah prestasi belajar matematika yang sampai saat ini masih menjadi momok para siswa Sekolah Dasar karena dianggap pelajaran yang sulit (Muhsin, 2017).
Untuk mengatasi kesulitan tersebut, maka dibutuhkan berbagai upaya dengan memanfaakan berbagai alternatif pemecahan masalah yang tepat. Salah satu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD adalah melalui pengajaran remedial.
Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan kata lain pengajaran yang membuat menjadi lebih baik dari sebelumnya (Hidayah, 2019). Dapat dikatakan pula bahwa pengajaran perbaikan itu berfungsi terapi untuk penyembuhan. Yang disembuhkan adalah beberapa hambatan/gangguan kepribadian yang berkaitan dengan kesulitan belajar sehingga dapat timbal balik dalam arti perbaikan belajar atau perbaikan pribadi.
Pengajaran remedial dilaksanakan atas pertimbangan bahwa kesulitan belajar yang dialami oleh siwa sifatnya khusus atau sudah berat sehingga memerlukan penyelesaian secara tepat (Magdalena et al., 2020). Melalui pengajaran remedial, guru dapat memahami keadaan siswa secara mendalam tentang tingkat kesulitan yang dialami, serta kemampuan dan kelemahan yang dimiliki siswa (Hasibuan, 2014). Dengan pemahaman ini, guru dapat memberikan bantuan agar kesulitan belajar dapat teratasi.
Meningkatkan prestasi belajar matematika operasi hitung campuran khususnya siswa kelas IV SD dapat berhasil dengan baik dan maksimal bila didukung oleh pengajaran yang efektif dari guru. Pengajaran remedial termasuk faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika yang berasal dari luar diri siswa. Pengajaran remedial memiliki kelebihan di mana setiap siswa mengutarakan materi yang sekiranya sulit dipecahkan. Pengajaran remedial melibatkan proses pembelajaran secara kooperatif antar siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengadakan penelitian dengan judul: ”Meningkatkan hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Semester II dengan PenerapanTutor sebaya dalam Pengajaran Remedial SDN 10 Penarik Tahun Pelajaran 2019/2020.”
Setting Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam bahasa Inggris diartikan Classroom Action Research (CAR) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran (Nurwidiyati, 2021). Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN 10 Penarik pada pembelajaran mata pelajaran matematika semester II tahun pelajaran 2019/2020.
Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini subyek penelitian adalah siswa Kelas IV SDN 10 Penarik berjumlah 29 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Peneliti sendiri ingin mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajara siswa dengan penerapan tutor sebaya dalam pengajaran remidial karena ini jarang diterapkan oleh guru (Widayanti et al., 2016).
Tutor Sebaya
Pembelajaran dengan melalui pengajaran remedial sebanyak 2 siklus, setiap siklus 3 kali pertemuan (@ 2 x 35 menit) dan diakhiri tes. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Pebruari dan Maret 2020. Adapun tempat kegiatan adalah di SDN 10 Penarik.
Pelaksanaan Kegiatan:
Pertemuan pertama diadakan pada: Hari/Tanggal : Senin, 3 Pebruari 2020 Materi : Arti pecahan dan urutanya Kelas/Semester : IV / 2
Waktu : 07.15 – 08.25 WIB
Siklus : 1 (kesatu)
Langkah yang ditempuh dalam persiapan kegiatan adalah penulis menyiapkan data dan identitas diri dan lembar tugas serta lembar refleksi dan lembar pengamatan. Di samping blangko-blangko tugas, juga disiapkan bahanbahan pelajaran matematika melalui pengajaran remedial dan lembar jawaban yang berkaitan dengan materi mejelaskan arti pecahan dan urutanya. Kompetensi dasar pada siklus I: Melakukan menjelaskan arti pecahan dan urutanya. Indikator: 1) Mengenal arti pecahan sebagai suatu yang tidak utuh. 2) Menyatakan pecahan secara visual. 3) Menuliskan pecahan pada garis bilangan. Membandingkan dua pecahan.
Langkah Siklus I:
Pendahuluan.
Motivasi dan apersepsi, yaitu guru mengingatkan kembali mengenai mengenal pecahan sebagai suatu yang tidak utuh.
Guru memberikan contoh berkaitan dengan pecahan secara visual.
Kegiatan Inti
Guru menerangkan kepada siswa mengenai aturan menentukan letak suatu pecahan pada garis bilangan.
Guru membimbing siswa untuk megurutkan sekelompok pecahan yang berpenyebut sama dari kecil ke besar atau sebaliknya.
Guru membentuk kelompok yang terdiri 5 anakdengan kemampuan yang berbeda.
Guru membagikan LKS dan kemudian meberikan waktu untuk memecahkan yang ada di LKS secara individu.
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dibahas.
Guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah.
Guru menginformasikan materi selanjutnya dan menugaskan siswa untuk mempelajarinya.
Pertemuan Kedua diadakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Pebruari 2020
Materi : Arti pecahan dan urutanya
Kelas/Semester : IV / 2
Waktu : 07.15 – 08.25 WIB
Siklus : 1 (kesatu)
Pra pembelajaran:
Guru mengucapkan salam, siswa bersama–sama berdo’a selanjutnyan guru melakukan presensi dan menyiapkan media yang akan dipakai.
Langkah yang ditempuh dalam persiapan kegiatan adalah penulis menyiapkan data dan identitas diri dan lembar tugas serta lembar refleksi dan lembar pengamatan. Di samping blangko-blangko tugas, juga disiapkan bahanbahan pelajaran matematika melalui pengajaran remedial dan lembar jawaban yang berkaitan dengan materi mejelaskan arti pecahan dan urutanya. Kompetensi dasar pada siklus I: Melakukan menjelaskan arti pecahan dan urutanya. Indikator:
Mengenal arti pecahan sebagai suatu yang tidak utuh. 2) Menyatakan pecahan secara visual. 3) Menuliskan pecahan pada garis bilangan. 4) Membandingkan dua pecahan.
Langkah Siklus I:
Pendahuluan.
Motivasi dan apersepsi, yaitu guru mengingatkan kembali mengenai mengenal pecahan sebagai suatu yang tidak utuh.
Guru memberikan contoh berkaitan dengan pecahan secara visual.
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
Guru menerangkan kepada siswa mengenai aturan menentukan letak suatu pecahan pada garis bilangan.
Guru meminta siswa untuk membentuk kelompok lagi dengan kelompok yang telah ditentukan.
Guru membimbing siswa untuk megurutkan sekelompok pecahan yang berpenyebut sama dari kecil ke besar atau sebaliknya.
Guru memberi waktu untuk memecahkan masalah yang ada di LKS dengan bimbingan guru berkeliling.
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dibahas.
Guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah.
Guru menginformasikan materi selanjutnya dan menugaskan siswa untuk mempelajarinya.
Tutor Sebaya
Pertemuan Ketiga diadakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 17 Pebruari 2020
Materi : Arti pecahan dan urutanya
Kelas/Semester : IV / 2
Waktu Siklus : 07.15 – 08.25 WIB Langkah yang ditempuh : 1 (kesatu)
dalam persiapan kegiatan adalah penulis menyiapkan data dan identitas diri dan lembar evaluasi serta lembar refleksi dan lembar pengamatan. Di samping blangko-blangko tugas, juga disiapkan bahan-bahan pelajaran matematika melalui pengajaran remedial dan lembar jawaban yang berkaitan dengan materi mejelaskan arti pecahan dan urutanya.
Langkah Siklus I:
Pendahuluan.
Motivasi dan apersepsi, yaitu guru mengingatkan kembali mengenai mengenal pecahan sebagai suatu yang tidak utuh.
Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yaitu mengevaluasi pertemuan kesatu dan pertemuan ke dua.
Kegiatan Inti
Guru menerangkan kepada siswa mengenai aturan menentukan letak suatu pecahan pada garis bilangan.
Guru membimbing siswa untuk megurutkan sekelompok pecahan yang berpenyebut sama dari kecil ke besar atau sebaliknya.
Kegiatan Penutup
Pada kegiatan akhir ini guru memberikan evaluasi sebanyak 20 soal, siwa mengerjakan secara individu kemudian guru bersama siswa mengoreksi hasil evaluasi setelah selesai guru menutup pembelajaran
Setelah melaksanakan dan menyelesaikan tindakan pada setiap siklus dan diadakan penilaian akhir pada setiap siklus, kemudian dilakukan perbandingan peningkatan hasil matematika materi pecahan dan urutanya serta myederhanakan pecahan setelah diadakan pengajaran remedial dan sekaligus mengadakan refleksi.
Dari penilaian awal hasil belajar matematika materi pecahan dan urutanya serta menyederhanakan pecahan siswa Kelas IV SDN 10 Penarik tahun pelajaran 2019/2020 setelah dilakukan tindakan melalui pengajaran remedial diperoleh hasil sebagai berikut:
Nilai KKM ~ 60 | Banyak Siswa | % Pra Siklus | Keterangan |
< 60 | 17 | 58,62 | Tidak tuntas |
~ 60 | 12 | 41,38 | Tuntas |
Jumlah | 29 | 100 |
Berdasarkan tabel 1, Dari 26 siswa yang mendapat nilai < 60 ada 17
(58,62%), nilai ~ 60 sebanyak 12 siswa (41,38%). Dapat disimpulkan siswa
yang tuntas 41,38%, tidak tuntas 58,62%.
Hasil belajar pra siklus masih jauh dari yang diharapkan, maka perlu diadakan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan pencapaian ketuntasan belajar klasikal minimal 80%.
Skor maksimal | 100 |
Skor tertinggi | 80 |
Skor terendah | 40 |
Jumlah siswa | 29 |
Jumlah nilai | 1.645 |
Rata-rata | 56,72 |
Berdasarkan data tersebut nilai rata-rata kelas pra siklus 56,72 niai terendah 40, nilai tertinggi 80. Jumlah nilai dalam satu kelas 1.645 Dari tabel di atas dapat dilihat kemampuan awal, prestasi matematika materi pecahan dan urutanya serta meyederhanakan pecahan yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai diperoleh melalui tes yang dilaksanakan oleh guru kelas.
Pada keadaan awal dapat dilihat nilai rata-rata prestasi belajar siswa 56,72. Siswa yang mendapat nilai di bawah 60 sebanyak 17 siswa atau 58,62%. Sedangkan siswa yang telah mencapai batas tuntas yaitu mendapat nilai 60 ke atas sebanyak 12 siswa atau 41,38%. Dari prosentase tersebut berarti sebagian besar siswa belum mencapai hasil yang memuaskan dan paling banyak adalah siswa mendapat nilai 55 berjumlah 6 siswa (20,69%).
Dari penilaian siklus I hasil belajar matematika materi pecahan dan urutanya serta menyederhanakan pecahan siswa Kelas IV SDN 10 Penarik tahun pelajaran 2019/2020 setelah dilakukan tindakan melalui pengajaran remedial diperoleh hasil sebagai berikut:
Tutor Sebaya
Keadaan | Pra Siklus | Siklus 1 | Insdikator Kinerja |
Nilai Rata- rata | 56,72 | 61,55 | 80% tuntas (kkm 60) dan nilai rata- rata kelas > 61,55 |
Ketuntasan | 41,38% | 65,51% |
Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 56,72 dan pada akhir siklus 1 menjadi 61,55 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal 41,38% menjadi 65,51% pada akhir siklus 1 indikator kinerjanya belum tercapai, artinya belum mencapai ketuntasan 80%.
Skor maksimal | 100 |
Skor tertinggi | 80 |
Skor terendah | 45 |
Jumlah siswa | 29 |
Jumlah nilai | 1.785 |
Rata-rata | 61,55 |
Berdasarkan data tersebut nilai rata-rata kelas siklus 1= 61,55 niai terendah 45, nilai tertinggi 80. Jumlah nilai dalam satu kelas 1.785 Dari tabel di atas dapat dilihat hasil tindakan pada siklus I, hasil matematika materi pecahan dan urutanya serta menyederhanakan pecahan yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar setelah diadakan pengajaran remedial. Nilai diperoleh melalui tes yang dilaksanakan oleh guru kelas.
Pada siklus I nilai rata-rata kelas 61,55 jika dibandingkan dengan prestasi awal nilai rata-rata kelas 56,72, pada siklus I telah menunjukkan peningkatan. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai di bawah 60 sebanyak 10 siswa atau 34,48%, siswa yang mendapat nilai 60 ke atas sebanyak 19 siswa atau 65,51%. Dengan demikian ditinjau dari sudut ketuntasan belajar telah mengalami peningkatan dari 41,37% menjadi 65,51% dan paling banyak adalah siswa mendapat nilai 60 berjumlah 7 siswa (24,13%).
Revisi berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka perlu diadakan revisi untuk pelaksanaan berikutnya: Lebih memotivasi siswa untuk aktif berdiskusi dengan kelompoknya dan guru memberikan LKS dengan penyelesaian yang sama agar siswa dapat bekerja sama dengan temanya (Masjudin, 2017).
Guru lebih memberikan perhatian dan bimbingan pada siswa baik dalam berdiskusi maupun dalam mempresentasikan hasil dan memberikan motivasi siswa untuk tidak takut dalam mengeluarkan pendapat.
Memberikan bimbingan pada siswa saat mengerjakan LKS secara individu.
Siklus II dilaksanakan pada minggu keempat bulan Pebruari 2020, kedua dan ketiga pada bulan Maret 2020 atau pada tanggal
Hari/Tanggal : Rabu, 26 Pebruari 2020
Materi : Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan Kelas/Semester : IV / 2
Waktu : 07.15 – 08.25 WIB
Siklus : 2 (kedua)
Langkah yang ditempuh dalam persiapan kegiatan adalah menyiapkan bahan-bahan pelajaran matematika yang akan diberikan pada proses pembelajaran pada siklus II melalui pengajaran remedial dan lembar jawaban yang berkaitan dengan materi menyederhanakan berbagai bentuk pecahan.
Kompetensi Dasar pada siklus II: Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan: Melakukan menyederhanakan pecahan. Indikator: 1) Menentukan pecahan senilai. 2) Menyederhanakan suatu pecahan biasa. 3) Menuliskan pecahan campuran ke bentuk pecahan biasa yang paling sederhana.
Langkah Siklus II:
Guru mengingatkan kembali mengenai materi sebelumnya (pecahan campuran ke bentuk pecahan biasa yang paling sederhana) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yaitu pecahan campuran kebentuk pecahan biasa dan sebaliknya.
Kegiatan Inti
Guru mengarahkan kepada siswa untuk menyebutkan contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan pecahan dalam pemecahan masalah.
Guru mengarahkan kepada siswa untuk menuliskan suatu pecahan biasa ke campuran atau sebaliknya.
Guru membimbing siswa untuk menuliskan campuran ke bentuk pecahan biasa yang senilai atau sebaliknya kemudian menyederhanakannya.
Guru tidak memberikan penjelasan secara klasikal,namun kepada siswa yang membutuhkan saja.
Guru membagikan LKS secara individu, setelah siswa selesai mempresentasikan hasil.
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dibahas.
Guru memberikan tugas atau pekerjaan rumah.
Tutor Sebaya
Hari/Tanggal : Selasa, 3 Maret 2020
Materi : Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan Kelas/Semester : IV / 2
Waktu : 07.15 – 08.25 WIB
Siklus : 2 (kedua)
Langkah yang ditempuh dalam persiapan kegiatan adalah menyiapkan bahanbahan pelajaran matematika yang akan diberikan pada proses pembelajaran pada siklus II melalui pengajaran remedial dan lembar jawaban yang berkaitan dengan materi menyederhanakan berbagai bentuk pecahan.
Kompetensi Dasar pada siklus II: Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan: Melakukan menyederhanakan pecahan. Indikator: 1) Menentukan pecahan senilai. 2) Menyederhanakan suatu pecahan biasa. 3) Menuliskan pecahan campuran ke bentuk pecahan biasa yang paling sederhana.
Langkah Siklus II:
Pendahuluan.
Sebelum pelajaran dimulai guru mengucapkan salam dan memeriksa kesiapan siswa dan dilanjutkan berdo’a, setelah selesai guru melakukan presensi. Guru mengingatkan kembali mengenai materi sebelumnya (menyederhanakan berbagai bentuk pecahan). Guru memberikan motivasi siswa untuk bisa menyelesaikan soal nanti terlebih dahulu.
Kegiatan Inti
Guru meminta siswa untuk bergabung lagi dengan kelompok yang telah ditetapkan dan membagikan LKS pada siswa,guru dan siswa membahas hasil LKS.Pada pertemuan ini sudah tampak keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya ada yng kurang dipahami, namun karena siswa menjawab sudah paham, selanjutnya guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dibahas.
Guru mengevaluasi secara klasikal dan individual untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran.
Guru memberikan tugas pekerjaan rumah.
Materi : Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan Kelas/Semester : IV / 2
Waktu : 07.15 – 08.25 WIB
Siklus : 2 (kedua)
Langkah yang ditempuh dalam persiapan kegiatan adalah menyiapkan bahanbahan pelajaran matematika yang akan diberikan pada proses
pembelajaran pada siklus II melalui pengajaran remedial dan lembar jawaban yang berkaitan dengan materi menyederhanakan berbagai bentuk pecahan.
Kompetensi Dasar pada siklus II: Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan: Melakukan menyederhanakan pecahan. Indikator: 1) Menentukan pecahan senilai. 2) Menyederhanakan suatu pecahan biasa. 3) Menuliskan pecahan campuran ke bentuk pecahan biasa yang paling sederhana.
Langkah Siklus II:
Pendahuluan.
Pada kegiatan awal ini guru memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi menuliskan pecahan campuran kebentuk pecahan biasa yang paling sederhana. Kemudian guru memberikan motivasi siswa untuk bisa menyelesaikan soal tersebut terlebih dahulu .Selanjutnya guru guru menginformasikan tujuan pembelajaran menyederhanakan berbagai bentuk pecahan.
Kegiatan Inti
Guru mengarahkan kepada siswa untuk menuliskan suatu pecahan biasa ke campuran atau sebaliknya.
Guru membimbing siswa untuk menuliskan campuran ke bentuk pecahan biasa yang senilai atau sebaliknya kemudian menyederhanakannya.
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila ada yang kurang dipahami ,namun karena siswa menjawab sudah paham,selanjutnya guru meminta siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
c. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang sudah dibahas.
Guru memberikan evaluasi secara klasikal untuk mengetahui kerhasilan pembelajaran. Guru memberikan tugas pekerjaan rumah.
Setelah melaksanakan dan menyelesaikan tindakan pada setiap siklus dan diadakan penilaian akhir pada setiap siklus, kemudian dilakukan perbandingan peningkatan prestasi matematika materi pecahan dan urutanya serta myederhanakan pecahan setelah diadakan pengajaran remedial dan sekaligus mengadakan refleksi.
Dari penilaian awal hasil belajar matematika materi pecahan dan urutanya sertamenyederhanakan pecahan siswa Kelas IV SDN 10 Penarik tahun pelajaran 2019/2020 setelah dilakukan tindakan melalui pengajaran remedial diperoleh hasil sebagai berikut:
Hasil matematika materi pecahan dan urutanya serta meyederhanakan pecahan yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai diperoleh melalui tes yang dilaksanakan oleh guru kelas. Pada keadaan awal dapat dilihat nilai rata-rata prestasi belajar siswa 56,72. Siswa yang mendapat nilai
Tutor Sebaya
di bawah 60 sebanyak 17 siswa atau 58,62%. Sedangkan siswa yang telah mencapai batas tuntas yaitu mendapat nilai 60 ke atas sebanyak 12 siswa atau 41,38%. Dari prosentase tersebut berarti sebagian besar siswa belum mencapai hasil yang memuaskan dan paling banyak adalah siswa mendapat nilai 55 berjumlah 6 siswa (20,69%).
Dari penilaian siklus I hasil belajar matematika materi pecahan dan urutanya serta menyederhanakan pecahan siswa Kelas IV SDN 10 Penarik tahun pelajaran 2019/2020 setelah dilakukan tindakan melalui pengajaran remedial diperoleh hasil sebagai berikut:
Dari tabel di atas dapat dilihat hasil tindakan pada siklus I, prestasi matematika materi pecahan dan urutanya serta menyederhanakan pecahan yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar setelah diadakan pengajaran remedial. Nilai diperoleh melalui tes yang dilaksanakan oleh guru kelas.
Pada siklus I nilai rata-rata kelas 61,55 jika dibandingkan dengan prestasi awal nilai rata-rata kelas 56,72, pada siklus I telah menunjukkan peningkatan. Pada siklus I siswa yang mendapat nilai di bawah 60 sebanyak 10 siswa atau 34,48%, siswa yang mendapat nilai 60 ke atas sebanyak 19 siswa atau 65,51%. Dengan demikian ditinjau dari sudut ketuntasan belajar telah mengalami peningkatan dari 41,37% menjadi 65,51% dan paling banyak adalah siswa mendapat nilai 60 berjumlah 7 siswa (24,13%).
Dari penilaian siklus II hasil belajar matematika materi pecahan dan urutanya serta menyederhanakan pecahan siswa Kelas IV SDN 10 Penarik tahun pelajaran 2019/2020 setelah dilakukan tindakan melalui pengajaran remedial diperoleh hasil sebagai berikut:
Keadaan | Siklus 1 | Siklus 2 | Insdikator Kinerja |
Nilai Rata-rata Kelas | 61,55 | 69,31 | 80% tuntas (kkm 60) dan nilai rata- rata kelas 69,31 |
Ketuntasan | 65,51% | 89,65% |
Nilai rata-rata kelas pada kondisi siklus1= 61,55 dan pada akhir siklus 2 menjadi 69,31 Ketuntasan belajar siswa pada kondisi siklus 1= 65,51% menjadi 89,65% pada akhir siklus 2 indikator kinerjanya sudah tercapai, artinya sudah mencapai ketuntasan ~ 80%.
Skor maksimal | 100 |
Skor tertinggi | 90 |
Skor terendah | 50 |
Jumlah siswa | 29 |
Jumlah nilai | 2010 |
Rata-rata | 69,31 |
Berdasarkan data tersebut nilai rata-rata kelas siklus 2= 69,31 niai terendah 50, nilai tertinggi 90. Jumlah nilai dalam satu kelas 2010. Dari tabel di atas dapat dilihat hasil tindakan pada siklus II, prestasi matematika materi pecahan dan urutanya serta menyederhanakan pecahan yang diperoleh siswa kelas IV SDN
10 Penarik dalam kegiatan belajar mengajar setelah diadakan pengajaran remedial. Nilai diperoleh melalui tes yang dilaksanakan oleh guru kelas.
Pada siklus II nilai rata-rata kelas 69,31 jika dibandingkan dengan hasil siklus I nilai rata-rata kelas 61,55, pada siklus II telah menunjukkan peningkatan yang berarti. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai di bawah 60 sebanyak tinggal 3 siswa atau 10,34%, siswa yang mendapat nilai 60 ke atas sebanyak 26 siswa atau 89,65%. Dengan demikian ditinjau dari sudut ketuntasan belajar telah mengalami peningkatan dari 65,51% menjadi 89,65% dan paling banyak adalah siswa mendapat nilai 70 berjumlah 6 siswa (20,68%).
Berdasarkan hasil observasi dan tes kognitif selama siklus 2 berlangsung, diperoleh data bahwa guru telah berhasil menerapkan pengajaran remedial (Talamoa et al., 2016). Guru telah melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam penerapan pengajaran remidal,. Aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan pada siklus 2. Selain itu aktivitas siswa juga mengalami peningkatan (Ismawati & Hindarto, 2011). Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus 1, ketuntasan belajar 65,51% pada siklus 1 menjadi 89,65% (meningkat 24,14%) pada siklus 2, sedangkan rata-rata nilai meningkat dari 61,55 menjadi 69,31 pada siklus 2. Dengan demikian setelah dilaksanakan penerapan tutor sebaya dalam pengajaran remidial, pelaksanaan pada siklus 2 dinyatakan telah berhasil, karena indikator kriteria keberhasilan sudah tercapai, yaitu ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 80%, yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 89,65%. Hasil belajar pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
Tutor Sebaya
No | Nomor Induk Siswa | KKM | Pra Siklus | Ketuntasan | Siklus I | Ketuntasan | Siklus II | Ketuntasan | |||
Tuntas | Tidak Tuntas | Tuntas | Tidak Tuntas | Tuntas | Tidak Tuntas | ||||||
1. | 2290 | 60 | 60 | √ | - | 65 | √ | - | 70 | √ | - |
2. | 2293 | 60 | 55 | - | √ | 60 | √ | - | 70 | √ | - |
3. | 2308 | 60 | 45 | - | √ | 55 | - | √ | 60 | √ | - |
4. | 2313 | 60 | 50 | - | √ | 60 | √ | - | 70 | √ | - |
5. | 2321 | 60 | 55 | - | √ | 60 | √ | - | 70 | √ | - |
6. | 2326 | 60 | 40 | - | √ | 45 | - | √ | 55 | - | √ |
7. | 2333 | 60 | 65 | √ | - | 70 | √ | - | 75 | √ | - |
8. | 2334 | 60 | 60 | √ | - | 65 | √ | - | 75 | √ | - |
9. | 2335 | 60 | 50 | - | √ | 55 | - | √ | 65 | √ | - |
10. | 2336 | 60 | 70 | √ | - | 75 | √ | - | 80 | √ | - |
11. | 2337 | 60 | 55 | - | √ | 60 | √ | - | 70 | √ | - |
12. | 2338 | 60 | 45 | - | √ | 50 | - | √ | 60 | √ | - |
13. | 2341 | 60 | 60 | √ | - | 65 | √ | - | 75 | √ | - |
14. | 2342 | 60 | 65 | √ | √ | 70 | √ | - | 80 | √ | - |
15. | 2344 | 60 | 55 | - | √ | 60 | √ | - | 60 | √ | - |
16. | 2345 | 60 | 75 | √ | - | 75 | √ | - | 85 | √ | - |
17. | 2346 | 60 | 45 | - | √ | 50 | - | √ | 60 | √ | - |
18. | 2347 | 60 | 50 | - | √ | 55 | - | √ | 65 | √ | - |
19. | 2348 | 60 | 55 | - | √ | 60 | √ | - | 65 | √ | - |
20. | 2349 | 60 | 60 | √ | - | 65 | √ | - | 70 | √ | - |
21. | 2352 | 60 | 50 | - | √ | 55 | - | √ | 65 | √ | - |
22. | 2353 | 60 | 70 | √ | - | 70 | √ | - | 75 | √ | - |
23. | 2354 | 60 | 80 | √ | - | 80 | √ | - | 90 | √ | - |
24. | 2357 | 60 | 40 | - | √ | 45 | - | √ | 50 | - | √ |
25. | 2358 | 60 | 75 | √ | - | 80 | √ | - | 85 | √ | - |
26. | 2359 | 0 | 55 | - | √ | 60 | √ | - | 65 | √ | - |
27. | 2360 | 60 | 45 | - | √ | 50 | - | √ | 55 | - | √ |
28. | 2361 | 60 | 65 | √ | - | 70 | √ | - | 80 | √ | - |
29. | 2362 | 60 | 50 | - | √ | 55 | - | √ | 65 | √ | - |
Jumlah | 1645 | 9 | 12 | 1785 | 15 | 6 | 2010 | 18 | 3 | ||
Rata-Rata | 56,72 | 61,55 | 69,31 | ||||||||
Persentase ketuntasan | 58,62% | 65,51% | 89,66% | ||||||||
Nilai tertinggi | 80 | 80 | 90 | ||||||||
Nilai Terrendah | 40 | 45 | 50 |
Dari hasil nilai rata-rata dari setiap siklus dapat dibuat tabel perbandingan sebagai berikut
S i k l u s | Nilai Rata-rata | Peningkatan |
Kemampuan Awal | 56,72 | - |
Siklus I | 61,55 | 4,83 |
Siklus II | 69,31 | 7,76 |
Berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan bahwa hasil belajar matematika materi pecahan dan urutanya serta menyederhanakan pecahan pecahan siswa Kelas IV SDN 10 Penarik tuntas ditentukan apabila 80% dari jumlah siswa mendapat nilai 60 ke atas. Dari hasil tindakan melalui pengajaran remedial dapat diketahui jumlah siswa mendapat nilai 60 ke atas mencapai 26 siswa (89,65%) sehingga diasumsikan bahwa sebagian besar siswa telah menuntaskan belajar matematika materi pecahan dan urutanya serta menyederhanakan pecahan, dan tinggal 3 siswa (10,34%) yang belum menuntaskan belajar matematika materi pecahan dan uutanya serta menyederhanakan pecahan.
Pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut:
Aktivitas siswa.
Pada siklus I Siswa masih banyak yang belum paham dengan kegiatan model pengajaran remidial, karena kurangnya penjelasan, sehingga siswa kurang termotivasi, malu, takut bertanya pada guru. Oleh karena itu pada setiap proses pembelajaran berlangsung siswa selalu diberi bimbingan dan motivasi agar tumbuh rasa percara diri yang akhirnya siswa berani bertanya, bertindak, bekerjasama dengan teman kelompoknya (Afdal, 2017).
Siswa masih takut bertanya dan mengeluarkan pendapat. Ini disebabkan karena belum terbiasa atau belum terlatih, maka sangat perlu siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan tanya jawab. Hal ini diharapkan dapat melatih dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan berpendapat dengan teman sejawa. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang terlihat pasif. Pada tes siklus I, siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan.
Pada kegiatan pembelajaran siklus II, siswa berani bertanya pada guru, dan temannya. Keberanian siswa semakin tumbuh, sebagian besar siswa dengan kesadaran berani menunjukkan jarinya untuk menjawab pertanyaan, atau pun memberi tanggapan kelompok lain.
Selama mengerjakan tes akhir semua siswa mengerjakan dengan tertib. Penggunaan masalah sehari-hari/konstekstual yang diwujutkan dalam kartu masalah membuat siswa lebih menarik.
Tutor Sebaya
Pada tes siklus II siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mengalami peningkatan hasil dibandingkan dengan hasil tes-tes sebelumnya. Siswa mengerjakan tes akhir dengan tenang dan tertib. Persentase ketuntasan siswa mencapai 89,66% dari jumlah 29 siswa kelas empat SDN 10 Penarik. Dengan demikian pada siklus II dipandang cukup, karena ketuntasan belajar siswa telah mencapai tolok ukur keberhasilan yaitu ketuntasan belajar telah men capai 80%.
Aktivitas mengajar guru juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, guru telah melaksankan tahapan model pengajaran remidial, dengan kategori baik
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil belajar yang dicapai siswa kelas IV SDN 10 Penarik , Dapat dijelaskan bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari kondisi Pra Siklus nilai rata-rata 56,72 pada siklus 1 meningkat menjadi 61,55 kemudian naik menjadi 69,31 pada siklus II. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV setelah diterapkannya pengajaran remidial.
Persentase ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN 10 Penarik Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
N | F | % | Indikator Kinerja, Ketuntasan 80% | ||||
Pra Siklus | Siklus 1 | Siklus 2 | Pra Siklus | Siklus 1 | Siklus 2 | ||
< 60 | 17 | 10 | 3 | 58,63 | 34,48 | 10,34 | |
> 60 | 12 | 19 | 26 | 41,37 | 65,52 | 89,66 | |
Jml | 29 | 29 | 29 | 100 | 100 | 100 |
Berdasarkan tabel diatas, ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dar kondisi pra siklus yang tuntas ada 12 siswa (41,37%), pada siklus 2 meningkat menjadi 19 siswa (65,52%), kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 26 siswa (89,66%). Dapat ditarik kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan ketuntasan belajar setelah diterapkannya pengajaran remidial. Pada siklus 2 indikator kinerja sudah tercapai, karena ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN 10 Penarik telah mencapai > 80% sehingga penelitian tindakan kelas berhenti pada siklus 2.
Berdasarkan hasil ketuntasan belajar siklus 2, indikator kinerja telah tercapai, yaitu ketuntasan belajar siswa telah mencapai > 80%. Hal ini berati penerapan model pengajaran remidial, dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasannya dalam penelitian tindakan kelas ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Pembelajaran matematika melalui pengajaran remedial terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui langkah sebagai berikut : Memberi kesempatan pada siswa berpikir terlabih dahulu. Siswa berdiskusi kelompok untuk menyelesaikan masalah. Siswa bergabung untuk menyamakan persepsi hasil diskusi kelompok. (2) Dari keseluruhan putaran/siklus yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa melalui pengajaran remedial dapat meningkatkan prestasi siswa menjadi lebih baik, pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 61,55% dengan ketuntasan belajar 65,51%. Sedangkan siklus II diperoleh nilai rata-rata 69,31% dengan ketuntasan belajar 89,65%. Hal ini nampak jelas dengan penerapan tutor sebaya dalam pengajaran remidial dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas IV semester II SDN 10 Penarik. Tahun Pelajaran 2019/2020, perkembangan perolehan nilai tes hasil yang menunjukkan bahwa dalam setiap putaran/siklus selalu membawa dampak yang positif dan signifikan terhadap prestasi matematika materi pecahan dan urutanya serta menyederhanakan pecahan yang selalu mengalami peningkatan dari setiap siklusnya.
Afdal, A. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Ipa Tentang Gaya Magnet Melalui Model Pembelajaran Komperatif Tipe Stad Pada Siswa Kelas Va Sdn 010 Bayur Samarinda Utara. Pendas Mahakam: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 2(1), 1–13. Google Scholar
Hasibuan, N. (2014). Mengoptimalkan Hasil Belajar Melalui Pembelajaran Remedial.
Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 9(2). Google Scholar
Hidayah, I. (2019). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Model Problem Based Learning Disertai Remedial Teaching. Eduma: Mathematics Education Learning and Teaching, 8(1), 85–97. Google Scholar
Ismawati, N., & Hindarto, N. (2011). Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural two stay two stray untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas x SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 7(1). Google Scholar
Magdalena, I., Astuty, H. W., Valentina, F. R., & Devita, N. (2020). Penanganan Kasus Kesulitan Belajar Matematika pada Kelas VI SDN Karawaci Baru 4. PENSA, 2(1), 53–
Masjudin, M. (2017). Pembelajaran kooperatif investigatif untuk meningkatkan pemahaman siswa materi barisan dan deret. JEMS: Jurnal Edukasi Matematika Dan Sains, 4(2), 76–
Muhsin, A. (2017). Peran Guru Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Baca Tulis AlQuran di TPQ Miftahul Ulum Nglele Sumobito Jombang. Jurnal Al-Murabbi, 2(2), 275–290.
Tutor Sebaya
Nurwidiyati, R. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep, Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa Tingkat Sekolah Dasar. JURNAL PENDIDIKAN DAN KEWIRAUSAHAAN, 8(2), 220–
Talamoa, N. A. R., Kundera, I. N., & Dhafir, F. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 14 Ampana. Jurnal Kreatif Online, 4(4). Google Scholar
Widayanti, N. M. A. G., Sudarma, I. K., & Suarjana, I. M. (2016). Penerapan model make a match berbantuan media puzzle untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V di SD. Mimbar PGSD Undiksha, 4(1). Google Scholar