Jurnal Syntax Admiration

Vol. 3 No. 4 April 2022

p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356

Sosial Teknik

 

 

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

 

Tita Dewi Yati

SMP Negeri I Majalaya Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Email : [email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Diterima

9 Maret 2022

Direvisi

10 Maret 2022

Disetujui

23 April 2022

Salah satu faktor penunjang keberhasilan belajar yang ditinjau dari siswa yaitu motivasi .Salah satu faktor penunjang keberhasilan belajar yang ditinjau dari siswa yaitu motivasi. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena yang ada di SMP Negeri I Majalaya Kabupaten Bandung, khususnya di kelas IX Eyang menunjukkan terdapat siswa yang tingkat motivasi belajarnya rendah. Melalui layanan bimbingan kelompok diharapkan motivasi belajar siswa ini dapat ditingkatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa sebelum mendapatkan layanan bimbingan kelompok, untuk mengetahui gambaran motivasi belajar siswa setelah mendapat layanan bimbingan kelompok, dan untuk mengetahui apakah motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK)dengan melaksanakan dua siklus. Subjek penelitian ini yaitu 13 siswa kelas XI Eyang terdiri atas 11 siswa bermotivasi belajar rendah dan 2 siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, agar terjadi dinamika kelompok. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu skala psikologis (motivasi belajar), observasi, wawancara, catatan lapangan, dan tes/penilaian segera,sedangkan teknik analisis datanya menggunakan analisis deskriptif persentase dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa sebelum memperoleh perlakuan berupa bimbingan kelompok, sebesar 49,36% dengan kategori rendah. Setelah diberi layanan bimbingan kelompok pada sikus I, motivasi belajar siswa meningkat menjadi kategori sedang sebesar 64,96%, danpada siklus II, motivasi belajar siswa terus meningkat menjadi kategori tinggi dengan perolehan sebesar 74,09%. Hal ini menunjukkan bahwalayanan bimbingankelompok dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas XI Edi SMP Negeri I Majalaya Kabupaten Bandung.

Kata kunci:

Motivasi, belajar, bimbingan kelompok.


Keywords :

Motivation, study, group tutoring

 

ABSTRACT

One of the supporting factors for learning success in terms of students is motivation. This research was carried out based on the phenomenon at SMP Negeri I Majalaya, Bandung Regency, especially in class IX E which showed that there were students whose level of learning motivation was low. Through group guidance services, it is hoped that this student's learning motivation can be increased. The purpose of this study is to find out the picture of student learning motivation before getting group guidance services, to find out the picture of student learning motivation after receiving group guidance services, and to find out whether learning motivation can be increased through group guidance services. The type of research used in this study is Guidance and Counseling Action Research (PTBK) by carrying out two cycles. The subjects of this study were 13 students of class XI E consisting of 11 students with low learning motivation and 2 students who had high learning motivation, so that group dynamics occurred. The data collection methods used are psychological scales (motivation to learn), observations, interviews, field notes, and immediate tests/assessments, while the data analysis techniques use percentage descriptive and qualitative analysis. The results showed that students' learning motivation before obtaining treatment was in the form of group guidance, amounting to 49.36% with a low category. After being given group guidance services on elbow I, student learning motivation increased to the moderate category by 64.96%, and in cycle II, student learning motivation continued to increase to a high category with an acquisition of 74.09%. This shows that group guidance services can increase learning motivation in class XI E students at SMP Negeri I Majalaya, Bandung Regency.

 


 

Pendahuluan

Proses belajar mengajar merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu (Fakhrurrazi, 2018). Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor (Simbolon, 2014). Salah satu faktor penunjangkeberhasilan belajar yang ditinjau dari siswa yaitu motivasi (Hamdu & Agustina, 2011).

Motivasi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukanhasil belajar, tanpa adanya motivasi maka kegiatan belajar mengajar tidak dapat berjalan efektif dan tidak dapat mencapai hasil yang maksimal (Saptono, 2016). Intensitas motivasi seorang siswa akan menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Kurangnya motivasi belajar dalam diri siswa akan berpengaruh pada hasil belajarnya. Siswa akan mengalami penurunan dalam prestasi belajar. Selain itu, juga berdampak tinggal kelas pada kenaikan kelas (Serikandi, 2020).

Siswa mungkin lebih termotivasi untuk belajar ketika mereka merasa bahwa mereka memiliki kendali atas materi yang mereka pelajari (Reeve, 2002), seperti memilih jenis pekerjaan rumah yang mereka selesaikan untuk pelajaran tertentu (Patall et al., 2010) atau memilih topik tertentu untuk dipelajari (Patall, 2013). Pilihan seperti itu memungkinkan siswa untuk meningkatkan rasa otonomi mereka, yang berkontribusi pada tingkat motivasi secara keseluruhan untuk mempelajari materi tersebut.

Pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap hasil belajar kelas IX�� di SMP Negeri1 Majalaya, Kabupaten Bandungmenunjukkan bahwa adanyasiswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pembimbing dan guru mata pelajaran diperoleh informasi bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar rendah tersebar di 10kelas di kelas IX. Dari hasil leger kelas IX semester ganjil, siswa yang memiliki motivasi belajar rendah memiliki nilai tidak tuntas lebih dari tigamata pelajararan. Peneliti memilih kelas IX E yang berjumlah 38 siswakarena dari datamenunjukan kelas tersebut lebih banyak memiliki siswa denganmotivasi belajar rendah sebanyak 11 siswa. Kemudian, 11 siswa tersebut diminta mengisi skala motivasi (Haryani, 2018). Dari hasil pengisian skala motivasi, terdapat 8 anak yang memiliki motivasi belajar paling rendah.

Oleh karena itu, melalui penelitian ini,peneliti mencoba menggunakan layanan bimbingan kelompok (topik tugas) dengan menggunakan teknik diskusi kelompok dalam upaya menyelesaikan masalah tersebut, diantaranya pemberian informasi tentang pentingnya motivasi belajar, konseling individu pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, dan mengadakan bimbingan kelompok. Penggunaan teknik dalam kegiatan bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan kegiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat kegiatan bimbingan kelompok agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya (Alamri, 2015). Bimbingan kelompok diberikan kepada individu untuk membahas masalah atau topik-topik umum secara luas dan mendalam yang bermanfaat bagi anggota kelompok.

Peneliti menggunakan layanan bimbingan kelompok karena menurut peneliti siswa dapat bersama-sama berbagi alternatif-alternatif yang dapat diaplikasikan anggota kelompok, serta dapat melatih keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat dan bertanya kepada guru maupun teman. Sehingga dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat digunakan untuk membantu siswa dalam rangka mengaplikasikan alternatif-alternatif dalam peningkatan motivasi belajar.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang peningkatan motivasi belajar dengan judulPeningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok di Kelas IX E SMP Negeri I Majalaya Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran2018/2019.

 

Metode

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan adanya peningkatan motivasi belajar pada siswa, maka jenis penelitian yangakan digunakan adalah penelitian tindakan kelas bimbingan dan konseling (PTBK) (Rachman, 2017). Penelitian tindakan merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah (Saputra, 2021).

Rancangan penelitian yang akan dilakukan pada kegiatan penelitian tindakan meliputi rancangan umum dan rancangan khusus. Rancangan umum penelitian terdapat tigatahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, sedangkan rancangan khusus penelitian tindakan disesuaikan dengan desain penelitian tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian karena tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan skala psikologis (skala motivasi belajar), observasi, wawancara, catatan lapangan, dan tes/evaluasi(penilaian segera).Instrumen data tersebut digunakan untuk memperoleh gambaran tingkat motivasi belajar siswa kelas IX ESMP Negeri I Majalaya, Kabupaten Bandung.

 

Hasil dan Pembahasan

Pembahasan penelitian ini merupakan pembahasaan yang mengarah pada hasil penelitian selama proses kegiatan layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IX E SMP Negeri I Majalaya Kabupaten Bandung, diketahui bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat (Raden & Wonogiri, 2017) yang menyatakan bahwa motivasi belajar adalah proses dorongan yang dimiliki individu untuk melakukan perubahantingkah laku sebagai hasil pengalaman individu hingga mencapai tujuan yang dikehendaki berupa keberhasilan belajar, sedangkan layanan bimbingan kelompok menurut (Sartika & Yandri, 2019) menyatakan bahwa kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. Dengan demikian,siswa yang bermasalah dengan rendahnya motivasi belajar dapat diatasi.

Layanan bimbingan kelompok ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Hal ini sejalan dengan pendapat (Hanan, 2017) yang menjelaskan bahwa penelitian tindakan bimbingan konseling paling sedikit dilakukan dalam dua siklus.Artinya, untuk melihat perubahan ke arah peningkatan kualitas dan hasil suatu kegiatan layanan dapat diketahui lewat perubahan dari suatu tahapan (siklus) ke tahapan berikutnya (siklus berikutnya). Pemberian layanan dilakukan sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (sesuai kriteria keberhasilan) dan/ atau setiap siklus paling tidak ada dua kali tindakan, dengan setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada penelitian ini diikuti oleh 13 anggota kelompok dan peneliti sebagai pemimpin kelompok. Anggota kelompok terdiri dari 11 siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan 2 siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi. Setelah diberikan layanan bimbingan kelompok pada dua siklus kegiatandengan metode ceramah dan diskusi, diakhiri dengan pengisian skala motivasi belajar guna mengetahui tingkat motivasi belajar saat itu.

Dari hasil analisispada Siklus I terdapat peningkatan pada motivasi belajar siswa rata-rata menjadi 64,96% pada kategori sedang (sebelum tindakan sebesar 49,36% dengan kategori rendah). Meskipun sudah ada peningkatan pada tingkat motivasi belajar siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok pada Siklus I, tetapi hasil rata-ratanya masih dalam kategori sedang. Oleh karena itu,perlu dilakukan Siklus II.

Pada Siklus II ini,�� pelaksanaannya sama dengan Siklus I yaitu 3 kali pertemuan . Refleksi dari siklus I digunakan sebagai acuan dalam merancang dan melaksanakan Siklus II. Pada siklus II peneliti tetap menggunakan ceramah dan diskusi. Namun, ada yang berbeda yaitudi dalam dinamika kelompok menggunakan permainan yang membutuhkan kerjasama antar anggota kelompok dengan topik tugas �tips meningkatkan motivasi belajar�, �pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik�, dan �kreativitas belajar.� Topik tugas yaitu topik secara langsung dikemukakan oleh pemimpin kelompok (guru pembimbing) dan ditugaskan kepada seluruh anggota kelompok untuk bersama-sama membahasnya (Serikandi, 2020). Siklus II juga dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, dan pada pertemuan ketiga diakhiridengan pengisian kembali skala motivasi belajar untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok serta mengisi penilaian segera/tes.

Hasil analisis pada Siklus II, terjadi peningkatan rata-rata tingkat motivasi belajar siswa yaitu naik menjadi 74,09% (pada siklus I sebesar 64,96)�� pada kategori tinggi. Hasil perhitungan deskripsif persentase skala motivasi belajar�� sebelum diberikan tindakan berupa layanan bimbingan kelompok rata-rata siswa tingkat motivasi belajarnya dalam tingkatrendah (49,36%) , tetapisetelah diberikan layanan bimbingan kelompok selama 6 kali pertemuan rata-rata tingkat motivasi belajar siswa menjadi tinggi (kenaikan dalam dua siklus = 24,73%).Selain dari hasil perhitungan deskriptif persentase skala motivasi belajar, peningkatan siswa juga dapat terlihat dari hasil observasi yang dilaksanakanselama kegiatan layanan bimbingan (dari 80% menjadi 91%) dengan indikator tercapai dan seluruh butir kegiatan layanan bimbingan terlaksana.

Peningkatan cara belajar siswa jugadapat terlihat di dalam kelas, antara lain adalah siswa menjadi lebih berani dalam berpendapat, siswa lebih rajin dalam mengerjakan tugas-tugas, siswa lebih tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, siswa terlihat lebih bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut menunjukkanbahwa tingkat motivasi belajar siswa pada kelas IX Edi SMP Negeri I majalaya Kabupaten Bandung meningkat setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Dengan kata lain motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok yang tepat.

 

Kesimpulan��������������������������������������������������������������

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan simpulan utama tersebut dapat dipaparkan menjadi tigakesimpulan sesuai dengan rumusan masalah penelitian yaitu kondisi sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok, tingkat motivasi belajar dari 38 siswa yang mengisi skalamotivasi belajar dapat diketahuidengan jumlah 21 (55, 26%)siswa memiliki motivasi belajar tinggi, jumlah 6 (15,78%)siswa memiliki motivasi belajar ketegori sedang dan jumlah 11 ( 26,94%) siswa memiliki tingkat motivasi belajar rendah. Tingkat motivasi belajar siswa setelah diberikan layanan bimbingan kelompok pada Siklus II mengalami peningkatan mencapai rata-rata 64,96% menunjukkan kategori sedang. Sedangkan peningkatan motivasi belajar setelah diberikan layanan bimbingan kelompok pada Siklus II mengalami peningkatan rata-rata 74,09% pada kategori tinggi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Alamri, N. (2015). Layanan bimbingan kelompok dengan teknik self management untuk mengurangi perilaku terlambat masuk sekolah (studi pada siswa kelas X SMA 1 Gebog tahun 2014/2015). Jurnal Konseling GUSJIGANG, 1(1).Google Scholar

 

Fakhrurrazi, F. (2018). Hakikat pembelajaran yang efektif. At-Tafkir, 11(1), 85�99. Google Scholar

 

Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan, 12(1), 90�96. Google Scholar

 

Hanan, H. A. (2017). Meningkatkan Motivasi Belajar Bimbingan konseling Siswa Kelas VIII. C Melalui Bimbingan Kelompok Semester Satu Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 3(1), 62�72. Google Scholar

 

Haryani, I. (2018). Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok. JURNAL GLOBAL EDUKASI, 1(5), 633�640. Google Scholar

 

Patall, E. A. (2013). Constructing motivation through choice, interest, and interestingness. Journal of Educational Psychology, 105(2), 522. Google Scholar

 

Patall, E. A., Cooper, H., & Wynn, S. R. (2010). The effectiveness and relative importance of choice in the classroom. Journal of Educational Psychology, 102(4), 896. Google Scholar

 

Rachman, A. (2017). Penguatan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Google Scholar

 

Raden, S. T. A. B. N., & Wonogiri, W. (2017). Motivasi Menjadi Guru Sekolah Minggu Buddhis Di Vihāra-Vihāra Kecamatan Getasan-Kabupaten Semarang. Jurnal Dhammavicaya, 1(1). Google Scholar

 

Reeve, J. (2002). Self-determination theory applied to educational settings. Handbook of Self-Determination Research, 2, 183�204. Google Scholar

 

Saptono, Y. J. (2016). Motivasi dan keberhasilan belajar siswa. REGULA FIDEI: Jurnal Pendidikan Agama Kristen, 1(1), 181�204. Google Scholar

 

Saputra, N. (2021). Penelitian tindakan kelas. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini. Google Scholar

 

Sartika, M., & Yandri, H. (2019). Pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap konformitas teman sebaya. Indonesian Journal of Counseling and Development, 1(1), 9�17. Google Scholar

 

Serikandi, B. (2020). Upaya Meningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok di Kelas XII-IIS-1 SMA Negeri 1 Pujut. Jurnal Paedagogy, 7(2), 78�89. Google Scholar

 

Simbolon, N. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik. Elementary School Journal Pgsd Fip Unimed, 1(2). Google Scholar

 

Copyright holder :

Tita Dewi Yati (2022)

 

First publication right :

Jurnal Syntax Admiration

 

This article is licensed under:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

������������������������������������������������������������������������������������������������������������������������