Jurnal
Syntax Admiration |
Vol. 3
No. 5 Mei 2022 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DALAM PENYAMPAIAN INFORMASI
COVID-19 OLEH PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO
Cahyadi Saputra Akasse
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Ichsan Gorontalo, Indonesia
Email : [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK
|
Diterima 24 April 2022 Direvisi 2 Mei 2022 Disetujui 23 Mei 2022 |
Humas berperan penting dalam mengedukasi dan memahami masyarakat di tengah pandemi COVID-19 saat ini. Dalam hal
ini humas berperan sebagai perantara antara pemerintah dengan masyarakat, memediasi kebijakan terkait upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi PR saat memberikan informasi tentang COVID-19 melalui media sosial yaitu website, Facebook,
Instagram, dan YouTube. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Selanjutnya penarikan informan penelitian menggunakan teknik purposive sampling, informannya
terdiri dari orang-orang
yang terlibat� langsung
dalam memberikan informasi tentang Covid 19 oleh
Humas, dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi partisipan, dan� dokumentasi.
Hasil riset menunjukan bahwa ada beberapa
keuntungan. Yaitu, (1) jangkauan� dan pengikut
yang banyak,�
(2) pembaruan informasi
yang cepat, dan (3) penyajian
konten yang bermanfaat
dan mendidik. Kelemahannya
adalah bahwa masih kurangnya pengelolaan media sosial ini dari pengelola.
Hal ini membuat kurang interaktif saat menanggapi komentar publik melalui komentar di media sosial. Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti hanya fokus pada strategi Humas
dan memberikan informasi tentang COVID-19 di� Gorontalo hanya
melalui media sosial yaitu website, Facebook, Instagram, YouTube. Nilai dan orisinalitas penelitian ini terletak pada pemberian informasi dan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 yang disampaikan
melalui media sosial. |
Kata kunci: media sosial,
Humas, Pemerintah, Covid-19. |
Keywords
: �social media, Public
Relations, Government, Covid-19. |
ABSTRACT Public
Relations plays an important role in educating and understanding the
community in the midst of the current COVID-19 pandemic. In this case, public
relations acts as an intermediary between the government and the community,
mediating policies related to the government's efforts to prevent the spread
of COVID-19. This study aims to analyze PR strategies when providing
information about COVID-19 through social media, namely websites, Facebook,
Instagram, and YouTube. The method used in this study is descriptive
qualitative with a case study approach. Furthermore, the withdrawal of
research informants using purposive sampling techniques, the informants
consisted of people who were directly involved in providing information about
Covid 19 by public relations, carried out with in-depth interviews,
participant observations, and documentation. The results showed that there
are several advantages. That is, (1) a large reach and following, (2) rapid
updating of information, and (3) presentation of useful and educational
content. The downside is that there is still a lack of management of this
social media from the maintainers. This makes it less interactive when
responding to public comments through comments on social media. The
limitation of this study is that researchers only focus on PUBLIC RELATIONS
strategies and provide information about COVID-19 in Gorontalo only through
social media, namely websites, Facebook, Instagram, YouTube. The value and
originality of this research lies in providing information and efforts to
prevent the spread of COVID-19 delivered through social media. |
Pendahuluan
Dalam praktiknya,
Humas berperan sebagai perantara antara organisasi (pemerintah) dan publik. Tanggung jawab dan fungsi utama humas sangat penting karena menentukan proses hubungan baik antara
organisasi dan publik. Singkatnya, humas atau humas adalah fungsi manajemen
yang membentuk hubungan baik antara suatu
organisasi dengan publiknya, yang sangat mempengaruhi
berjalannya organisasi tersebut (Cutlip, 1962).
Dapat dikatakan bahwa humas adalah corong pemerintah kepada publik, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan citra pemerintah dibangun atas dasar
humas itu sendiri.
Kegiatan kehumasan
Indonesia dalam implementasi
teknologi komunikasi pada awalnya dilakukan melalui Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan E-Government. Inpres ini menekankan
pentingnya teknologi komunikasi dalam kegiatan pemerintahan, termasuk kegiatan kehumasan. Perkembangan teknologi komunikasi merupakan bagian dari revolusi teknologi
komunikasi, atau lebih tepatnya revolusi telekomunikasi (Sanjaya & Alunaza, 2017).
Di negara maju sendiri, kegiatan ini dikenal
dengan istilah online public
relations, penggunaan internet untuk
komunikasi antar institusi dengan publiknya (Wiratmo et al., 2017).
Ketika digunakan dengan benar, media sosial dapat menjadi
solusi terbaik untuk informasi pemerintah dan sektor swasta. Hal ini dibuktikan lebih lanjut dengan beralihnya
instansi pemerintah ke penggunaan media sosial, yang menunjukkan bahwa perkembangan teknologi komunikasi telah membawa perubahan
pada budaya komunikasi. Kehadiran media sosial menghubungkan komunitas (pengguna) melalui mekanisme teknologi (Nasrullah, 2017).
Salah satu komponen penting dari penggunaan
media sosial oleh pemerintah
adalah cakupannya yang luas dan wilayah yang tidak terbatas (Kurniati et al., 2020).
Di masa pandemi COVID-19 saat ini, kebutuhan
akan informasi menjadi sangat penting, dan banyak sekali informasi
hoax yang beredar di masyarakat
sehingga menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran di masyarakat. Pemahaman masyarakat tentang COVID-19 lebih baik jika
dididik dalam jurnalisme yang jelas dan kredibel.
Di Indonesia, kasus pertama COVID-19 dimulai pada Maret 2020, ketika seorang warga negara Indonesia melakukan kontak dengan seorang warga negara Jepang yang terpapar COVID-19 untuk pertama kalinya. Wanita berusia 31 tahun itu mengejutkan seluruh masyarakat Indonesia karena mereka masih
belum pulih dari berita COVID-19. Perkembangan kasus Covid-19 dari hari ke
hari meningkat secara signifikan, yang berdampak pada melemahnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Pada triwulan II tahun
2020, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar -5,32% (Wahdaniah & Wahid, 2020).
Di Gorontalo sendiri, kasus positif pertama
dimulai pada April 2020, menjadikan
Gorontalo dua provinsi terakhir yang terpapar COVID-19. Penjelasan kasus pertama dilakukan oleh Gubernur Gorontalo secara langsung melalui akun media sosial Humas Provinsi Gorontalo, yang menimbulkan
respon yang sangat kuat dari masyarakat. Ini merupakan awal
dari kasus positif berikutnya di Gorontalo. Menurut data terbaru dari situs resmi Gugus Tugas Covid-19 Gorontalo, saat ini (28 Maret
2021) total kasus di Gorontalo sebanyak
5.103 kasus, di antaranya
4.821 pasien telah sembuh.
Pemutakhiran kasus
terbaru melalui akun media sosial pemerintah Gorontalo menunjukkan pentingnya peran media sosial dalam hal
ini, tentu saja jika menggunakan
media tradisional seperti koran, perkembangan terbaru ini tidak
akan menunggu sehari untuk dimuat.
Tidak hanya di sektor pemerintahan, tetapi juga di sektor pendidikan dan sektor lainnya, penggunaan media sosial dalam aktivitas
sehari-hari meningkat secara signifikan. Semua kegiatan belajar mengajar dilakukan melalui Internet. Tren ini meningkat
drastis dibandingkan sebelum COVID-19 (Hidayat et al., 2020).
Pemerintah Gorontalo aktif mengupdate informasi tentang COVID-19 di
media sosialnya melalui
Biro Humas dan Protokoler. Dalam
berbagai kesempatan, media sosial Facebook Humas menyiarkan secara live streaming pesan terkait virus corona, serta pengumuman tentang peraturan pemerintah di masa pandemi, termasuk pemberlakuan pembatasan sosial massal (PSBB) di wilayah
Gorontalo. Media sosial dapat
sangat bermanfaat jika digunakan dengan baik dalam kegiatan
komunikasi, dan tentunya masyarakat harus disadarkan dan dididik tentang penggunaan media sosial dan menjadi terbiasa menggunakan media sosial untuk mencari
informasi (Setiadi, 2016).
Karena untuk mempromosikan keterlibatan publik, pemerintah di berbagai negara telah menggunakan media sosial dalam manajemen
krisis, termasuk Cina (Guo et al., 2021)
�Amerika Serikat
�(Wang et al., 2021),
Inggris (Spielhofer et al., 2016),
India
(Jindal & Anand, 2020),
Australia (Cameron et al., 2012)
dan Jepang (Cho et al., 2013).
Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengungkap kelebihan dan kekurangan penggunaan media sosial dalam mengkomunikasikan
pesan COVID-19 dalam kampanye komunikasi yang dilakukan oleh Departemen Humas
di Gorontalo.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Paradigma kualitatif dapat didefinisikan sebagai proses penelitian yang dijelaskan dan disajikan secara menyeluruh dalam teks atau dalam laporan terperinci yang diperoleh dari sumber informasi alami untuk mengidentifikasi masalah pribadi atau sosial Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan penggunaan media sosial untuk mengkomunikasikan COVID-19 di Corontalo.
�� Jenis pendekatan penelitian ini adalah studi kasus, yang memiliki definisi, deskripsi atau penjelasan yang komprehensif tentang berbagai aspek individu, kelompok, organisasi (masyarakat), proyek, atau situasi social (Mulyana, 2013) . Informan tersebut kemudian ditarik dengan menggunakan teknik purposive sampling, dimana informan dalam penelitian ini dipilih menurut kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Mulyadi et al., 2019). Selain itu, teknik pengumpulan data kualitatif digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, antara lain wawancara mendalam, observasi partisipan, dan perekaman. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan terakhir penarikan kesimpulan.
Menurut (Puspitarini
& Nuraeni, 2019) pemanfaatan media sosial
oleh Humas Provinsi Gorontalo menjadi
salah satu upaya dan langkah besar di tengah pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia khususnya
Gorontalo. Mengingat kondisi
yang cenderung membingungkan
informasi, humas harus eksis di masyarakat untuk menyajikan berita yang informatif dan edukatif (Situmeang,
2020). Dengan demikian, upaya yang diinginkan seperti kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan dapat tercapai. Dalam penerapannya, Humas Provinsi Gorontalo memiliki beberapa akun media sosial untuk menyampaikan
informasi tentang COVID-19,
antara lain Facebook, Instagram, website dan Youtube. Masing-masing dari keempat akun ini
memiliki fitur dan kelebihannya masing-masing. Misalnya,
Facebook memiliki fitur siaran langsung yang dapat digunakan humas untuk mengadakan konferensi pers untuk memperbarui informasi terbaru tentang COVID-19. Berdasarkan hasil data yang dikumpulkan berupa wawancara di humas di Gorontalo ada
beberapa keuntungan yaitu sebagai berikut :
A. Keuntungan
1. Luas Jangkaunnya
serta pengikut yang banyak
Selain kemudahan
akses, salah satu keuntungan menggunakan media sosial untuk menyampaikan
informasi adalah jangkauannya yang luas. Ini menciptakan jangkauan yang lebih luas melalui fitur
berbagi yang tersedia di
media sosial, di mana setiap
orang yang mengikuti akun
media sosial PR dapat berbagi posting ke akun media sosial mereka sendiri. Dengan followers yang banyak, konten yang diposting di media sosial PR dapat lebih menjangkau
publik, terutama karena jumlah pengguna
media sosial yang semakin meningkat setiap harinya.
Ketika digunakan
dengan benar, media sosial dapat membuat
penyampaian pesan tersebut lebih efektif dan menjangkau khalayak yang lebih luas. Adanya media sosial membuat masyarakat tidak lagi menunggu prime time untuk mengupdate informasi. Mereka hanya perlu mengakses
media sosial kapanpun dan dimanapun.
2. Pembaruan informasi
yang cepat
Keunggulan lain tidak
terbatas pada jangkauannya,
karakteristik media sosial
juga dapat digunakan untuk update informasi yang serba cepat. Hal ini sangat dibutuhkan di masa pandemi seperti sekarang ini, dan perlu adanya media yang memfasilitasi penyampaian informasi dari pemerintah secara cepat dan kredibel sehingga pesan-pesan resmi pemerintah dapat mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan di masyarakat.
Dari hasil
pendataan, peneliti menemukan bahwa penggunaan media sosial dapat menunjang aktivitas masyarakat. Khususnya dalam hal informasi COVID-19, masyarakat dapat mengetahui perkembangan terkini terkait Covid dan kegiatan yang direkomendasikan pemerintah seperti penerapan protokol kesehatan. Masyarakat tidak lagi harus menunggu
siaran langsung, dan Humas
Gorontalo telah mengeluarkan
beberapa press release melalui
media sosial seperti Facebook..
3. Penyajian Konten
yang Informatif dan Edukatif
Di masa pandemi
seperti sekarang ini, konten yang informatif dan edukatif sangat dibutuhkan. Hal ini tentu saja menangkal
informasi yang tidak berdasar dan mencegah kekhawatiran yang tidak semestinya di masyarakat akibat penyebaran informasi hoax. Masyarakat juga dapat
mengikuti imbauan pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan, karena informasi melalui media sosial disampaikan melalui konten edukasi yang dapat mengedukasi masyarakat.
Konten informatif
dan edukatif ini dapat membuat masyarakat
lebih patuh terhadap himbauan pemerintah dan dapat memaksimalkan tujuan pemerintah dalam mencegah penyebaran COVID-19.
B. Kekurangan
Kekurangan yang diperoleh
dari temuan peneliti tidak menutupi kelebihan yang dijelaskan sebelumnya. Ada beberapa kelemahan penggunaan media sosial dalam kegiatan kehumasan di Gorontalo yang peneliti
temukan dari penelitian ini, menunjukkan bahwa media sosial dapat membawa
perubahan positif yang signifikan dalam kegiatan kehumasan.
Berdasarkan temuan
di atas, terlihat bahwa humas di Gorontalo saat ini belum memaksimalkan
engagement dengan masyarakat
melalui media sosial. Konten yang diposting di media sosial Humas Corontalo hanya untuk tujuan
informasi, dan mereka yang berkomentar tidak akan menerima tanggapan
langsung dari operator
media sosial Humas Corontalo.
Alangkah baiknya
jika humas di Gorontalo lebih
dari sekedar memberikan informasi dan dapat merespon reaksi masyarakat melalui media sosial. Dengan cara ini,
komunikasi dua arah dapat tercipta
tanpa kemungkinan lebih menarik perhatian
publik.
Kekurangan ini bisa diatasi jika Humas Gorontalo memperbaiki pengelolaan media sosialnya. Dengan cara ini, minat untuk memberikan umpan balik semakin meningkat, dan pemerintah dapat secara langsung menilai bagaimana tanggapan orang-orang ini dalam meningkatkan layanan, terutama layanan informasi.
Kesimpulan��������������������������������������������������������������
Ada beberapa keuntungan
dan kekurangan menggunakan
media sosial untuk mengkomunikasikan informasi tentang COVID-19. Hal ini dapat menjadi bahan
evaluasi kegiatan humas
Gorontalo ke depan. Keunggulan yang dibahas adalah (1) jangkauan luas dan pengikut yang banyak, (2) update informasi yang
cepat, dan terakhir (3) konten edukasi yang informatif. Kelemahan yang ditemukan adalah pengelolaan media sosial kurang maksimal, dan kurang interaktif dalam menanggapi reaksi publik melalui
kolom komentar media social.
Cameron,
M. A., Power, R., Robinson, B., & Yin, J. (2012). Emergency situation
awareness from twitter for crisis management. Proceedings of the 21st
International Conference on World Wide Web, 695�698.Google Scholar
Cho,
S. E., Jung, K., & Park, H. W. (2013). Social media use during Japan�s 2011
earthquake: how Twitter transforms the locus of crisis communication. Media
International Australia, 149(1), 28�40. Google Scholar
Cutlip,
S. M. (1962). Effective public relations. Pearson Education India. Google Scholar
Guo,
J., Liu, N., Wu, Y., & Zhang, C. (2021). Why do citizens participate on
government social media accounts during crises? A civic voluntarism
perspective. Information & Management, 58(1), 103286. Google Scholar
Hidayat,
D., Gustini, L. K., & Dias, M. P. (2020). Digital Media Relations
Pendekatan Public Relations dalam Menyosialisasikan Social Distancing di Kota
Bandung. Jurnal Ilmu Komunikasi, 18(3), 257�268. Google Scholar
Jindal,
S., & Anand, G. (2020). Fighting an infodemic in the time of the COVID-19
pandemic in India: Leveraging technology and social media. Journal of
Preventive Medicine and Public Health, 53(5), 311. Google Scholar
Kurniati,
K., Munir, M., Hamidah, L., & Rizky, A. S. (2020). Monitoring dan evaluasi
humas pemerintah dalam penggunaan media sosial untuk memerangi hoaks. Jurnal
Manajemen Komunikasi, 5(1), 78�95. Google Scholar
Mulyadi,
S., Basuki, A. M. H., & Prabowo, H. (2019). Metode penelitian kualitatif
dan mixed method: perspektif yang terbaru untuk ilmu-ilmu sosial, kemanusiaan,
dan budaya. Google Scholar
Mulyana,
D. M. A. (2013). Metode penelitian komunikasi: Contoh-contoh penelitian
kualitatif dengan pendekatan praktis. PT Remaja Rosdakarya. Google Scholar
Nasrullah,
R. (2017). Peer Riview Etnografi Virtual Riset Komunikasi Budaya Sosioteknologi
Di Internet (Reviewer 1). Simbiosa Rekatama Media. Google Scholar
Puspitarini,
D. S., & Nuraeni, R. (2019). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media
Promosi. Jurnal Common, 3(1), 71�80. Google Scholar
Sanjaya,
A., & Alunaza, H. (2017). Pemeliharaan hubungan dan komunikasi
organisasi via media siber. Google Scholar
Setiadi,
A. (2016). Pemanfaatan media sosial untuk efektifitas komunikasi. Cakrawala-Jurnal
Humaniora, 16(2). Google Scholar
Situmeang,
I. V. O. (2020). Buku Media Konvensional dan Media Online. Google Scholar
Spielhofer,
T., Greenlaw, R., Markham, D., & Hahne, A. (2016). Data mining Twitter
during the UK floods: Investigating the potential use of social media in
emergency management. 2016 3rd International Conference on Information and
Communication Technologies for Disaster Management (ICT-DM), 1�6. Google Scholar
Wahdaniah,
I., & Wahid, U. (2020). Strategi Manajemen Krisis Public Relations TNI
Angkatan Laut dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Warta Ikatan Sarjana
Komunikasi Indonesia, 3(02), 160�167. Google Scholar
Wang,
Y., Hao, H., & Platt, L. S. (2021). Examining risk and crisis communications
of government agencies and stakeholders during early-stages of COVID-19 on
Twitter. Computers in Human Behavior, 114, 106568. Google Scholar
Wiratmo,
L. B., Irfan, N., & Kuwatono, K. (2017). Website Pemerintah Daerah sebagai
Sarana Online Public Relations. Jurnal Aspikom, 3(2), 326�339. Google Scholar
Copyright holder : Cahyadi Saputra Akasse (2022) |
First publication right
: This
article is licensed under: |