Jurnal
Syntax Admiration |
Vol.
3 No. 9 September 2022 |
p-ISSN :
2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
IMPLEMENTASI Q-GIS DALAM PEMBUATAN APLIKASI PETA
KETAHANAN DAN KERENTANAN PANGAN KOTA SALATIGA BERBASIS WEB
Sukmanaji, Hardika Khusnuliawati, Firdhaus Hari Saputro Al Hari
Universitas Sahid Surakarta
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 15 Juli 2022 Direvisi 17 September 2022 Disetujui 30 September 2022 |
Kota Salatiga merupakan salah satu wilayah
di Indonesia yang memiliki potensi
kerawanan pangan.� Untuk menghadapi kondisi tersebut, diperlukan kajian yang mendalam Salatiga terkait kondisi pangan di daerah-daerah yang termasuk wilayah Kota Salatiga sehingga dapat diberikan pemantauan dan penekanan pada daerah yang rawan pangan. Akan tetapi, saat ini Kota Salatiga belum memiliki aplikasi yang dapat diakses secara umum dalam rangka
menyediakan informasi ketahanan pangan yang yang akurat dan
komprehensif. Maka dari itu dibangun
Aplikasi Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan sebagai instrumen untuk memantau ketahanan pangan di wilayah Kota Salatiga. Pembangunan Aplikasi
Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan menggunakan Sistem Informasi Geografis Q-GIS. Sistem Informasi ini digunakan untuk membangun Peta Kota Salatiga yang berisi informasi seperti Luas Lahan, Jumlah Sarana dan Prasarana
Penyedia Pangan, Jumlah Rumah Tangga Sejahtera, Akses Jalan, Akses Air Bersih, Jumlah Tenaga Kesehatan, dan Komposit. Peta yang dihasilkan ditampilkan dalam suatu website sehingga dapat menjadi sumber informasi mengenai daerah yang rentan akan pangan
bagi masyarakat maupun Dinas di Kota Salatiga. Berdasarkan hasil evaluasi, Aplikasi Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan dapat dioperasikan dengan baik dan mampu
menyediakan informasi
yang akurat. |
Kata kunci: Peta Ketahanan
dan Kerentanan Pangan, Sistem Informasi Geografis, website,
Q-GIS. |
|
Keywords: Food Security and
Vulnerability Map, Geographic Information System, website, Q-GIS. |
ABSTRACT Salatiga City is one of the areas in Indonesia that has
the potential for food insecurity. To deal with these conditions, an in-depth
study of Salatiga is needed regarding the condition
of food in areas that are included in the Salatiga
City area so that monitoring and emphasis can be given to areas that are food
insecure. However, currently the City of Salatiga
does not yet have an application that can be accessed in general in order to
provide accurate and comprehensive information on food security. Therefore,
the Food Security and Vulnerability Map Application was built as an
instrument to monitor food security in the Salatiga
City area. Development of Food Security and Vulnerability Map Applications
using the Q-GIS Geographic Information System. This information system is
used to build the Salatiga City Map which contains
information such as land area, number of food supply facilities and
infrastructure, number of prosperous households, road access, access to clean
water, number of health workers, and composites. The resulting map is
displayed on a website so that it can be a source of information about areas
that are vulnerable to food for the community and the Office in Salatiga City. Based on the evaluation results, the Food
Security and Vulnerability Map Application can be operated properly and is
able to provide accurate information. |
Pendahuluan
Kota Salatiga memiliki jumlah penduduk 196.082
jiwa di tahun 2020. Jumlah penduduk tersebut meningkat dari dari tahun 2017. Pada
saat yang sama, jumlah lahan sawah di Saratiga menurun dari 674 hektar di tahun
2017 menjadi 631 hektar di tahun 2020 (Dataku
Salatiga, 2018). Kondisi ini menyebabkan Kota Salatiga menjadi
wilayah yang memiliki potensi rawan pangan. Perlu kajian mendalam untuk
mengetahui daerah mana saja di Kota Saratiga yang rawan pangan agar dapat
dipantau dan fokus pada pembangunan ketahanan pangan.
Salah satu langkah yang dapat diambil pemerintah
daerah Kota Salatiga yaitu menyediakan sistem informasi geografis (SIG) untuk
pemantauan pangan. Sistem ini menginformasikan pengambil keputusan dalam proses
perencanaan dan pengembangan kebijakan sehingga mereka dapat memprioritaskan
intervensi dan program berdasarkan kebutuhan dan potensi dampak kerawanan
pangan yang tinggi. Informasi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai alat
untuk mengelola krisis pangan dalam rangka upaya melindungi atau menghindari
krisis pangan dan gizi jangka pendek, menengah dan panjang (Syawal,
2021).
Pada penelitian oleh (Maulida,
2018), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Ogan Ilir membangun aplikasi pengolahan data ketahanan pangan berbasis web.
Aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah dan mempercepat pengelolaan data bagi
staf Kementerian Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ogan Ilir (Maulida,
2018). Sedangkan pada penelitian oleh (Pangestika
et al., 2019), Telah dibangun aplikasi berbasis android untuk
mendeteksi ketahanan pangan di setiap wilayah sehingga dapat membantu mempermudah
penyebaran informasi dan pengetahuan tentang ketahanan pangan di setiap wilayah
dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan (Pangestika
et al., 2019).��
Penggunaan SIG diterapkan oleh (Apriyanto
& Rujiah, 2021) Menganalisis tingkat ketahanan pangan dan
kerawanan pangan di Indragiri Hilir. SIG dapat mendeteksi kecamatan rawan
pangan di Kabupaten Indragiri (Apriyanto
& Rujiah, 2021). Pemanfaatan informasi geospasial untuk ketahanan pangan pada masa pandemi covid-19, dimana pemanfaatan informasi geospasial dapat berupa penyediaan data dan analisis sistem
pangan (Fawzi
& Husna, 2021). Selain itu, pada penelitian (Fahri,
2020), ditunjukkan bahwa kombinasi Q-GIS dengan
Laravel mampu memetakan sebaran pasien Covid-19 di suatu daerah dengan sangat
akurat.
Oleh karena itu, dibangun Aplikasi Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) Quantum GIS (Q-GIS) yang bersifat cross-platform. Selain itu, Q-GIS juga menyediakan, melihat, mengedit dan kemampuan analisis� data� (Nazir & Jufrina, 2015). Aplikasi peta dibangun berbasis website yang dapat diakses secara daring. Sehingga informasi terkait daerah rawan pangan di Kota Salatiga dapat menjangkau masyarakat luas.
Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan
terbagi menjadi empat tahapan utama
sebagaimana disajikan pada Gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Tahapan Penelitian
1. Tahap menyiapkan
data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
dan penyiapan data yang akan diproses. Data yang digunakan adalah data tahun 2019 yang merupakan hasil wawancara dengan pihak terkait
yaitu dari Dinas Pangan dan
Pertanian Kota Salatiga.
Data yang akan digunakan meliputi data luas lahan sawah, luas
wilayah desa, jumlah penduduk tingkat kesejahteraan terendah, jumlah sarana dan prasarana
penyedia pangan, jumlah tenaga kesahatan,
jumlah rumah tangga dengan sumber
air minum tidak terlindungi, desa tanpa akses penghubung
memadai, jumlah penduduk desa dan
jumlah rumah tangga.
2. Mengolah data dengan aplikasi Excel
Tahap ini merupakan tahap praproses dan analisis
data sebelum data diolah untuk membuat peta
tematik menggunakan Q-GIS.
Data-data indikator yang telah
dikumpulkan pada tahap pertama, diproses menggunakan aplikasi excel dengan membagi data tersebut ke dalam tiga
file yang terintegrasi. Pada
tahap ini juga dilakukan pembersihan data duplikat.
Data yang terkumpul
dianalisis menggunakan metode analisis komposit. Metode pembobotan digunakan untuk melakukan analisis komprehensif terhadap enam indikator
yang digunakan, yaitu rasio luas standar
lahan sawah terhadap luas wilayah
yurisdiksi, dan rasio jumlah sarana
dan prasarana penyediaan pangan terhadap total daerah. Jumlah rumah tangga,
rasio penduduk dengan tingkat kesejahteraan terendah terhadap jumlah penduduk desa, desa yang tidak memiliki cukup tanah, air dan sambungan udara, rasio jumlah rumah
tangga yang tidak memiliki air bersih dengan jumlah rumah
tangga, dan jumlah penduduk desa per tenaga kesehatan rasio kepadatan penduduk. Pembobotan digunakan berdasarkan pertimbangan derajat pengaruh indikator tersebut dalam menentukan status ketahanan pangan suatu daerah. Bobot
ditentukan dengan pendekatan proporsional, dimana setiap dimensi
ketahanan pangan diberi bobot yang sama, yaitu sepertiga.
Berdasarkan Badan Ketahanan Pangan (2021), skor komposit dapat
diperoleh dengan menggunakan Persamaan 1.
Dengan
Hasil perhitungan skor komposit selanjutnya
diklasifikasikan kedalam enam prioritas berdasarkan nilai cut off point
(ambang batas) komposit �(Badan Ketahanan Pangan, 2021).
3.
Membuat peta tematik menggunakan Q-GIS
Tahap berikutnya yaitu membangun peta tematik
menggunaksn Q-GIS. Berdasarkan analisis komposit yang dilakukan pada tahap kedua, kemudian dilakukan visualisasi dalam sebuah
bentuk peta.
Peta dibangun dengan Q-GIS untuk memperoleh peta tematik dari setiap indikator dan
peta komposit yang� menunjukkan prioritas
pembangunan untuk ketahanan pangan.
4.
Memasukkan peta ke aplikasi Peta Ketahanan dan
Kerentanan Pangan (FSVA)
Tahap terakhir
yaitu memasukkan peta hasil dari Q-GIS yang telah dieksport dalam bentuk file
gambar ke dalam aplikasi FSVA berbasis web. Aplikasi web yang dibangun
menggunakan bahasa pemrograman php dan database MySQL.
Hasil dan Pembahasan
1.
Hasil
Gambar Peta dari Analisis Data Menggunakan Q-GIS
Gambar 2. berikut ini
menampilkan salah satu peta tematik yang dihasilkan aplikasi Q-GIS dimana
menunjukkan prioritas berdasarkan peta jumlah sarana dan prasarana penyedia
pangan. Sedangkan Gambar 3. menunjukkan peta komposit berdasarkan analisis
menggunakan pembbotan enam indikator. Peta yang dihasilkan menggunakan pola
warna seragam gradien merah dan hijau. Skala merah mewakili perubahan
kerentanan terhadap kerawanan pangan, dan skala hijau menggambarkan perubahan
ketahanan pangan. Warna yang lebih gelap menunjukkan status ketahanan atau
kerentanan pangan yang lebih tinggi.
Berdasarkan
jumlah sarana dan prasarana penyedia pangan, desa di Kota Salatiga terbagi
menjadi yang menjadi tujuh.
Gambar 2. Peta Tematik prioritas
berdasarkan jumlah sarana dan prasarana
penyedia pangan
Gambar 3. Peta Hasil Analisis Komposit enam indicator
Prioritas 1 merupakan
prioritas utama yang menggambarkan tingkat kerawanan pangan tertinggi di wilayah tersebut, sedangkan prioritas 6 mewakili wilayah dengan tingkat ketahanan pangan tertinggi. Dengan kata lain, risiko kerawanan pangan di wilayah prioritas 1 lebih tinggi dibandingkan
dengan wilayah lainnya. Namun demikian, suatu wilayah prioritas 1 tidak berarti semua
penduduknya rawan pangan, begitu pula sebaliknya, wilayah prioritas 6 tidak berarti semua penduduknya
rawan pangan.
Sedangkan berdasarkan
gambar hasil analisis komposit, desa di Kota Salatiga hanya terbagi menjadi
4 wilayah prioritas yaitu prioritas 2, prioritas 3, prioritas 4, dan prioritas 5. Desa Kumpulrejo menjadi satu-satunya desa yang masuk prioritas 2. Sedangkan untuk prioritas 3 terdiri dari 6 desa, prioritas 4 terdapat 10 desa, dan prioritas 5 terdiri dari 6 desa.
2. Halaman Utama
Aplikasi Web Peta Ketahanan
dan Kerentanan Pangan
Halaman ini merupakan halaman utama yang ditampilkan saat pertama kali sistem dijalankan pada web browser. Tampilan halaman utama dapat
dilihat pada Gambar 4. Pada halaman� ini juga disajikan menu login untuk admin yang ditampilkan pada Gambar 5.
Gambar 4. Tampilan halaman utama
Gambar 5. Tampilan halaman
login admin
3. Halaman Admin
Halaman admin merupakan
halaman dimana admin dapat melakukan manajemen data yang diperlukan. Fitur yang terdapat di halaman admin antara lain adalah Peta FSVA, tambah, edit, dan hapus peta.
Tampilan halaman admin dapat dilihat pada
Gambar 6. Sedangkan untuk unggah gambar
ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 6. Tampilan halaman
admin
Gambar 7. Tampilan halaman unggah gambar
Kesimpulan
Aplikasi peta ketahanan dan kerentanan pangan Kota
Salatiga dibangun untuk mendapatkan gambaran kerentanan dan ketahanan pangan
desa-desa di wilayah Kota Salatiga. Hal tersebut dapat mempermudah dalam
penentuan daerah-daerah mana saja yang masuk kategori rentan sehingga dapat
segera diatasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa aplikasi peta ketahanan dan kerentanan pangan Kota Salatiga berbasis web
dapat dioperasikan dengan baik. Selain itu bagi pengguna, aplikasi tersebut
mampu menyediakan informasi akurat sesuai kebutuhan. Keberadaan apliaksi ini
dapat menjadi sarana publikasi bagi masyarakat luas dengan oembaruan data yang
dapat dilakukan secara simultan.
Apriyanto,
M., & Rujiah, R. (2021). Analisis Tingkat Ketahanan Pangan terhadap Kerawanan
Pangan menggunakan Metode GIS (Geographic Information System). Journal of
Food System and Agribusiness, 5(1), 54�61.
https://doi.org/10.25181/jofsa.v5i1.1976. Google Scholar
Dataku Salatiga. (2018). Salatiga
menuju SATU DATA. Dataku.Salatiga.Go.Id.
Fahri, M. (2020). Melihat peta
penyebaran pasien Covid-19 dengan kombinasi QGIS dan framework laravel. Jurnal
Teknologi Terpadu, 6(1), 25�30.
https://doi.org/10.54914/jtt.v6i1.248. Google Scholar
Fawzi, N. I., & Husna, V. N.
(2021). Pemanfaatan Informasi Geospasial Untuk Ketahanan Pangan Saat Pandemi
Covid-19. Seminar Nasional Geomatika, 19(1), 1�10. Google Scholar
Maulida, R. (2018). Aplikasi
Pengolahan Data Ketahanan Pangan Berbasis Web pada Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kabupaten Ogan Ilir. Politeknik Negeri Sriwijaya. Google Scholar
Nazir, M. H., & Jufrina, J.
(2015). Pemetaan Jaringan Drainase Kota Padang Berbasis Quantum GIS Open
Source. Prosiding 2nd Andalas Civil Engineering National Conference. Hal,
13�18. Google Scholar
Pangestika, A. A., Rismansyah, A.,
Ginang, M. Y., & Budiasih, B. (2019). Pengembangan Aplikasi Berbasis
Smartphone Pendeteksi Dini pada Manajemen Ketahanan Pangan di Indonesia. Seminar
Nasional Official Statistics, 2019(1), 15�24.
https://doi.org/10.34123/semnasoffstat.v2019i1.164. Google Scholar
Syawal, R. (2021). SIPINTER MOREN
(Sistem Informasi Pangan Terintegrasi Mendukung Monev Terpadu) untuk
perencanaan ketahanan pangan dan gizi yang holistic, integrative dan efektif:
Laporan Proyek Perubahan. PPMKP. Google Scholar
Copyright holder : Sukmanaji, Hardika Khusnuliawati, Firdhaus Hari Saputro Al Hari (2022) |
First publication right
: Jurnal Syntax Admiration This article is licensed under: |
�������������������������������������������