How to cite:
Qonitah, Windi, Kartika Rachma, Nurhasanah (2022) Pengaruh Independensi, Skeptisisme Profesional
Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kualitas Audit, Jurnal Syntax Admiration 3(8)
https://doi.org/10.46799/jsa.v3i8.464
E-ISSN:
2722-5356
Published by:
Ridwan Institute
Jurnal Syntax Admiration
Vol. 3 No. 8 Agustus 2022
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356
Sosial Teknik
PENGARUH INDEPENDENSI, SKEPTISISME PROFESIONAL DAN
KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KUALITAS AUDIT
Windi Qonitah, Kartika Rachma, Nurhasanah
Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Diterima
26 Juli 2022
Direvisi
15 Agustus 2022
Disetujui
23 Agustus 2022
Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh independensi,
skeptisime profesional dan kecerdasan emosional pada kualitas
audit. Penelitian ini bersifat kuantitatif. Populasi penelitian ini
yaitu semua Pejabat Fungsional Auditor pada Perwakilan
BPKP Provinsi Sumatera Selatan. Waktu peninjauan selesai
dari Maret 2022 hingga Juli 2022. Data primer dikumpulkan
melalui kuesioner dan mendapatkan 40 data kuesioner yang
bisa dianalisis. Dalam menganalisa data menggunakan SPSS.
Uji hipotesis dilakukan melalui regresi linier berganda. Studi
ini menghasilkan (1) Independensi, skeptisisme profesional dan
kecerdasan emosional mempengaruhi secara positif dan
signifikan terhadap kualitas audit dan (2) Secara bersamaan ada
pengaruhnya secara positif dan signifikan antara independensi,
skeptisisme profesional dan kecerdasan emosional terhadap
kualitas audit.
Kata kunci:
Kualitas Audit,
Independensi,
Skeptisisme
Profesional,
Kecerdasan Emosional
Keywords :
Audit Quality,
Independence,
Professional
Skepticism,
Emotional
Intelligence
ABSTRACT
This study is to determine the effect of independence,
professional skepticism and emotional intelligence on audit
quality. This research is quantitative. The population of this
study are all Auditor Functional Officers at BPKP
Representatives of South Sumatra Province. The review period
was completed from March 2022 to July 2022. Primary data
was collected through a questionnaire and obtained 40
questionnaire data that could be analyzed. In analyzing the
data using SPSS. Hypothesis testing is done through multiple
linear regression. This study resulted in (1) independence,
professional skepticism and emotional intelligence positively
and significantly affect audit quality and (2) simultaneously
there was a positive and significant influence between
independence, professional skepticism and emotional
intelligence on audit quality
Pendahuluan
Kantor-kantor pemerintah yang menggunakan dana negara harus mempunyai
laporan keuangan yang dapat dipercaya serta memiliki kualitas yang tinggi (Agoes,
2012). Karena dengan memiliki nilai superior, laporan keuangan yang dibuat oleh
Windi Qonitah, Kartika Rachma, Nurhasanah
1040 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022
organisasi-organisasi ini dapat digunakan untuk tujuan pertanggungjawaban kepada
masyarakat umum atas penggunaan uang negara (Knechel & Salterio, 2016).
Dalam UU No.15 Tahun 2006 tentang BPK menyatakan dana negara ialah suatu
komponen fundamental dalam menyelenggarakan pemerintahan negara serta memiliki
manfaat penting dalam memahami tujuan negara untuk mewujudkan masyarakat yang
adil, makmur, dan sejahtera sebagaimana mestinya yang diperintahkan dalam
Pembukaan UUD RI Tahun 1945. Guna meraih laporan keuangan yang bagus,
pemeriksaan kewajaran laporan keuangan oleh auditor (Regulation, 2014).
PP No. 60 Tahun 2008 mengenai SPIP pasal 48 menyebutkan APIP melakukan
pengawasan ke dalam melalui penelaahan, pemeriksaan, penilaian, pengamatan, serta
tindakan pengawasan lainnya. Pekerjaan APIP yang menarik dapat dipahami dengan
asumsi itu didukung oleh auditor yang mahir serta terampil dengan hasil tinjauan
internal yang makin berkualitas (Ayem & Jehadi, 2019). APIP sebagai pengawas dalam
otoritas publik ialah suatu komponen penting dari pemerintah para eksekutif untuk
mewujudkan pemerintah yang baik.
Mengingat Perpres No. 192 Tahun 2014 tentang BPKP ialah lembaga untuk
menjamin tanggung jawab penyelenggaraan keuangan dan kemajuan berjalan idealnya
untuk mengurangi peluang terjadinya pencemaran sekaligus memperluas kapasitas
untuk mengenali efek sampingnya yang menyebabkan korupsi. BPKP dalam memimpin
audit diisi oleh auditornya. Penilai BPKP adalah Aparatur Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) yang merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan yang baik (Regulation, 2014).
BPKP ialah LPND ber tugas mengawasi pelaksanaan uang serta perbaikan sesuai
materiil peraturan dan pedoman dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bebas
dari korupsi, kolusi dan nepotisme dan secara langsung bertanggung jawab kepada
Presiden (Wulandari, 2017). Pengawasan yang dilakukan BPKP adalah sebagai
pengkajian, survei, penilaian dan pengamatan atas tanggung jawab keuangan negara
untuk pelaksanaan khusus, termasuk tindakan lintas sektoral, aktivitas bendahara umum
negara, serta kegiatan lainnya yang diberikan oleh Presiden.
Dalam menjalankan kewajibannya, BPKP harus memiliki pilihan untuk membuat
laporan kajian yang berkualitas (Korah et al., 2016). Untuk menyampaikan laporan
audit yang berkualitas, pemeriksa BPKP diharapkan dapat memperkenalkan laporan
secara tepat, lengkap, tepat, tidak memihak, meyakinkan, jelas, dan ringkas.
BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan merupakan organisasi yang
mempunyai tugas pokok menyelesaikan pengelolaan keuangan dan kemajuan serta
mengemban tanggung jawab di daerah berdasarkan ketentuan dan pedoman yang
berlaku. Dalam pelaksanaannya pengelolaan keuangan dan perbaikan dan pelaksanaan
tanggung jawab didaerah, perwakilan BPKP khususnya Auditor Internal harus bekerja
berdasarkan visi Perwakilan BPK dan Pembangunan Provinsi Sumatera Selatan,
Spesifik: “Menjadi Auditor Internal Pemerintah yang Berkelas dan Penasehat
Pemerintah Terpercaya untuk menggarap Good Governance di Sektor Publik untuk
Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia Maju yang
Pengaruh Independensi, Skeptisisme Profesional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Kualitas Audit
Syntax Admiration, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 1041
Berdaulat, Mandiri, serta Berkepribadian Berdasarkan Gotong royong" (Syamsuri,
2020).
Penilaian yang dilakukan oleh BPKP dalam beberapa hal mengalami kendala
dalam pelaksanaannya dimana terdapat perenungan tentang rasa kemanusiaan,
hubungan keluarga dan persekutuan. Auditor internal pemerintahan yang bekerja di
Perwakilan BPKP seharusnya memiliki opsi untuk menyelesaikan kewajiban dan
kemampuannya sesuai pedoman terkait. Pengaturan yang berlaku bagi auditor internal
pemerintah mencakup Kode Etik APIP dan Standar Audit APIP. Serangkaian prinsip
menyeluruh direncanakan agar penelaah ke dalam otoritas publik dapat mengikuti
perilaku dalam melakukan kewajiban mereka, sementara Standar Audit diharapkan
untuk mengikuti sifat dari hasil tinjauan yang diselesaikan.
Berdasarkan sumber berita online pada 24 Februari 2022, Badan Penelitian
Independen Badan Pengawasan Kekayaan Negara DPD Palembang memberi energi
kepada BPKP Sumsel untuk mengarahkan kajian mendalam terhadap BUMD Kota
Palembang, SP2J. Pasalnya, ada tudingan tindakan korupsi di dalam BUMD Kota
Palembang, SP2J yang sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Perkara dugaan korupsi
nilai di BUMD Kota Palembang, SP2J akan hilang jika BPKP dalam mengkaji SP2J
tidak bergantung pada kondisi keuangan SP2J yang bergejolak.
Isu lainnya adalah hasil dari peninjauan di BPKP yang lambat dan belum
memiliki opsi untuk menentukan porsi kasus korupsi yang ada saat ini (Sukowati,
2010). Salah satu alasan penundaan penyelesaian perkara ini adalah karena lambatnya
hasil pemeriksaan BPKP, dan padahal dampak lanjutan dari pemeriksaan ini adalah
kekuatan bagi kantor pemeriksa untuk menentukan kasus-kasus saat ini. Kasus ini
menunjukkan bahwa presentasi yang diberikan oleh auditor tidak ideal sehingga
menghasilkan kualitas audit yang rendah .
Kualitas audit penting dikarenakan kualitas audit membuat laporan anggaran
berikutnya bisa diandalkan serta menjadi alasan pemikiran dalam mengambil keputusan.
(Tjun et al., 2012) mengatakan bahwa kualitas audit ialah pemeriksa akan menemukan
pelanggaran dalam kerangka pembukuan serta akan melaporkan pelanggarannya kepada
klien. Cenderung dianggap kualitas audit dipengaruhi oleh elemen yang tak terhitung
jumlahnya bergantung pada perspektif tiap pihak. Kemungkinan penemuan serta
pengungkapan kesalahan berdasarkan pada disposisi independensi, skeptisisme serta
kecerdasan emosional seorang auditor.
(Fitrawansyah, 2014) mengungkapkan “independensi adalah mentalitas psikologis
yang terbebas dari dampak, tidak dibatasi oleh pihak lainnya”. Dalam SPKN dinyatakan
bahwa asosiasi peninjau dan pengawasnya harus bertanggung jawab untuk menjaga
independensinya sehingga penilaian, tujuan, pertimbangan atau usulan konsekuensi dari
penilaian yang diselesaikan tidak memihak kepada pihak manapun. Dengan
independensi, seorang pemegang akuntan akan menciptakan kualitas audit yang tak
diragukaan hasiknya. Sehingga laporan keuangan yang diperiksa juga dapat diandalkan,
sehingga pendukung keuangan atau klien laporan keuangan menjadi lebih adaptif untuk
memutuskan (Murti & Firmansyah, 2017).
Windi Qonitah, Kartika Rachma, Nurhasanah
1042 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022
Penelitian yang dipimpin oleh (Rahmadani & Ngumar, 2018) dan (Laksita &
Sukirno, 2019) menyatakan bahwa independensi sangat mempengaruhi kualitas audit.
Bagaimanapun, ini tidak sama dengan pemeriksaan sebelumnya yang dipimpin oleh
(Sarazwati & Amalia, 2017) independensi sangat mempengaruhi kualitas audit.
Komponen berikut yang dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu skeptisisme
profesional. Pemeriksa yang mempunyai sikap ketidak percayaan ahli tidak menerima
penjelasan dari kliennya, namun akan mengajukan pertanyaan guna mendapat alasan,
bukti dan penegasan mengenai usaha yang dimaksud. Apabila auditornya biasanya
mengikuti keterampilannya yang luar biasa selama tugas review, kualitas audit akan
terjamin. (Sugiarmini & Datrini, 2017) mengungkapkan skeptisme profesional sangat
penting bagi auditor untuk harus memperoleh data yang solid, yang akan digunakan
sebagai alasan untuk pembuktian audit yang signifikan yang dapat mendukung
penyusunan penilaian atas kesusilaan ringkasan anggaran.
Penelitian yang dipimpin (Aruan et al., 2019) dan (Savira et al., 2021) alasan
bahwa skeptisisme profesional mempengaruhi kualitas audit. Dengan cara ini, makin
tingginya skeptisisme ahli yang digerakkan oleh pengulas, semakin tinggi sifat ulasan
yang disampaikan.
Terlepas dari independensi dan skeptisme profesional, faktor lainnya yang bisa
memengaruhi kualitas audit adalah kecerdasan emosional. Dalam kinerjanya auditor
harus memiliki pilihan untuk menguasai perasaan dalam setiap kondisi yang dialami,
termasuk sentimen luar biasa yang diterima dalam diri klien (Saputra et al., 2021).
Tanpa kontrol atau pengendalian emosional (EQ) benar-benar menantang bagi
pemeriksa untuk memiliki pilihan untuk membuat keputusan meskipun kecewa, stres,
menyelesaikan masalah yang telah menjadi bagian atau resiko profesinya, dan
mengambil kewajiban seperti yang dinyatakan dalam Pedoman untuk Kode Etik
Akuntan Indonesia, dan tidak menyalahgunakan kapasitas dan penguasaan yang
merupakan perintah yang mereka miliki dengan cara yang tidak wajar. Dengan tujuan
bahwa hal itu akan mempengaruhi sifat tinjauan atau peristiwa inkonsistensi, kesalahan
penyajian, dan pengendalian usaha yang dibagikan. Karena seseorang yang memiliki
kemampuan luar biasa untuk menghargai siapa pun di level yang lebih dalam
sebenarnya akan ingin menyadari dan menangani perasaan mereka dengan baik, siap
untuk mengelola perasaan orang lain dengan benar (Yulianti, 2017).
Penelitian yang dipimpin oleh (Rahmadani & Ngumar, 2018) (Syamsuri, 2020)
dan (Saputra et al., 2021) mengatakan kecerdasan emosional sangat mempengaruhi
kualitas audit. Ini menunjukkan kecerdasan emosional bisa memengaruhi penguji
dalam mengembangkan kualitas audit lebih lanjut. Dengan kecerdasan emosional,
pengulas bisa mengevaluasi apakah laporan keuangan ini memiliki tanda-tanda
pemberontakan dan kecurangan atau tidak, bisa menangani perasaan mereka sehingga
mereka bisa bekerja secara ideal. Jadi, jika diagram digambar, kecerdasan emosional
dapat bekerja pada sifat kualitas audit yang ditinjau. Namun penelitian ini bertolak
belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rastina et al., 2018) bahwa
kecerdasan emosional tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Pengaruh Independensi, Skeptisisme Profesional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Kualitas Audit
Syntax Admiration, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 1043
Penelitian ini menjadi penting sebab, dalam penelitan-penelitian terdahulu
memiliki inkonsistensi, sehingga dengan dilakukannya penelitian ini dapat menyajikan
gambaran yang secara impiris dan komprehensif. Dari penjelasan tersebut, perumusan
masalah penelitian ini apakah independensi, skeptisisme profesional dan kecerdasan
emosional mempengaruhi kualitas audit. Maka dapat dikatakan bahwa, penelitian ini
bermaksud menguji pengaruh dari independensi, skeptisisme profesional serta
kecerdasan emosional terhadap kualitas audit pada BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera
Selatan.
Metode
Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan populasi penelitiannya seluruh Pejabat
Fungsional Auditor di BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan menggunakan
teknik simple random sampling dengan sampelnya diambil acak dimana tiap anggota
populasi mempunyai peluang untuk ditunjuk menjadi sampel (Chandrarin, 2017). Maka,
sampel pada penelitian ini ialah auditor pada tingkatan madya, muda, pertama, penyelia,
pelaksana lanjutan dan pelaksana yang ada di lingkungan BPKP Perwakilan Provinsi
Sumatera Selatan yang bersedia mengisi kuesioner sebanyak 40 responden.
Variabel dependen penelitian yaitu kualitas audit dan variabel bebasnya yaitu
independensi, skeptisisme profesional serta kecerdasan emosional. Definisi operasional
variabel penelitian bisa diketahui dalam tabel 1.
Tabel 1
Operasional Variabel
Variabel
Indikator
Skala
Kualitas
Audit
(Y)
1. Kemampuan
menemukan
masalah.
2. Keberanian
melaporkan
masalah.
Ordinal
Independensi
(X1)
1. Hubungan
dengan
kliennya.
2. Kebebasan
melakukan.
3. Kebebasan
melaporkan.
Ordinal
Skeptisisme
Profesional
(X2)
1. Kemampuan
berfikir yang
perlu
ditanyakan.
2. Menunda
mengambil
keputusan.
Ordinal
Windi Qonitah, Kartika Rachma, Nurhasanah
1044 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022
3. Mencari
pengetahuan.
4. Memahami
interpersonal.
5. Keteguhan hati.
Kecerdasan
Emosional
(X3)
1. Kesadaran
emosi.
2. Kepercayaan
diri.
3. Memotivasi.
4. Berempati.
5. Keterampilan.
Ordinal
Sumber : Data yang diolah (2022)
Analisa data dilakukan melalui aplikasi SPSS versi 22 guna melihat hubungan
antar variabel maka memakai analisis regresi linier berganda.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Data penelitian ini dikumpulkan dengan memberikan secara langsung 40
kuisioner ke BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Responden sebanyak 40
orang yang mencakup auditor madya, auditor muda, pertama, penyelia, serta
pelaksana. Data kuesioner yang kembali sebanyak 40 kuesioner atau sebesar 100%.
1. Statistik Deskriptif
Dalam menganalisis data penelitian ini menerapkan statistik deskriptif, yang
mana penelitian dilakukan dengan menjelaskan data yang sudah didapati tanpa
memilki maksud menyimpulkan sesuatu yang berlaku umum ataupun
menggeneralisasi seperti, standar deviasi, mean, nilai maksimal, nilai minimal,
serta jumlah data penelitian. Hasil statistik deskriptif bisa disimak di tabel 2.
Tabel 2
Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std.
Deviation
Kualitas Audit
40
2,29
4,61
3,1908
,51328
Independensi
40
1,63
3,96
2,6736
,49477
Skeptisisme
Profesional
40
2,52
3,89
3,0130
,36676
Kecerdasan
Emosional
40
1,87
4,18
3,0419
,50848
Valid N (listwise)
40
Sumber : Output SPSS yang diolah (2022)
Pengaruh Independensi, Skeptisisme Profesional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Kualitas Audit
Syntax Admiration, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 1045
Pada tabel 2 bisa diketahui, nilai rata-rata kualitas audit 3,1908 dengan nilai
standar deviasinya 0,51328. Independensi dengan nilai mean 2,6736, nilai standar
deviasi 0,49477. Skeptisisme Profesional mempunyai nilai mean 3,0130, nilai
standar deviasinya 0,36676. Kecerdasan emosional mempunyai nilai mean 3,0419
dengan nilai standar deviasinya 0,50848.
2. Uji Reliabilitas dan Validitas Tabel 3
Uji Reliabilitas dan Validitas
Variabel
Uji Reliabilitas
Uji Validitas
Keterangan
Cronbach’s Alpha
Item Pernyataan
R Hitung
Y
0,859
X01 X08
0,525 0,859
Reliabel dan Valid
X1
0,877
X01 X08
0,651 0,799
Reliabel dan Valid
X2
0,881
X01 X18
0,432 0,867
Reliabel dan Valid
X3
0,891
X01X10
0,572 0,911
Reliabel dan Valid
Sumber : Output SPSS yang diolah (2022)
Pada tabel 3 bisa diketahui secara keseluruhan dari uji reliabilitas yang
dilakukan pada setiap variabel kualitas audit (Y), independensi (X1), skeptisisme
profesional (X2), dan kecerdasan emosional (X3) bisa dinyatakan reliabel
dikarenakan menunjukkan nilai cronbach alpha lebih besar dari tingkat
signifikansi (0,6). Uji validitas yang dilakukan pada setiap variabel menyatakan
bahwa nilai rhitung > rtabel (0,361). Maka pernyataan dari keseluruhan variabel
dinyatakan valid.
3. Uji Asumsi Klasik
Pada tabel 4 hasil uji normalitas adalah akibat dari penggunaan pengukuran
One Sample Kolmogorof Smirnov Test, data ini menunjukkan besarnya
Asymp.Sig. adalah 0,105. Nilai ini menandakan data terdistribusi normal
dengan alasan informasi yang didapat lebih tinggi dari nilai kepentingan 0,05.
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
40
Normal Parametersa,b
Mean
,0000000
Std. Deviation
,31038119
Most Extreme Differences
Absolute
,127
Positive
,084
Negative
-,127
Test Statistic
,127
Asymp. Sig. (2-tailed)
,105c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Output SPSS yang diolah (2022)
Windi Qonitah, Kartika Rachma, Nurhasanah
1046 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022
Tabel 5 menandakan tidak ada variabel bebas yang sangat besar yang
mempengaruhi variabel terikat. Hal ini dilihat dari nilai probabilitasnya yang
berada diatas tingkat kepastian 0,05. Sehingga cenderung diduga penelitian ini
menggunakan model regresi tanpa adanya efek samping heteroskedastisitas.
Tabel 5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std.
Error
Beta
1
(Constant)
,308
,337
,914
,367
Independensi
-
,002
,061
-,005
-
,026
,979
Skeptisisme
Profesional
-
,008
,112
-,017
-
,069
,945
Kecerdasan
Emosional
-
,008
,077
-,023
-
,098
,923
a. Dependent Variable: RES2
Sumber : Output SPSS yang diolah (2022)
Gambar 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Output SPSS yang diolah (2022)
Tabel 6 menunjukkan VIF memiliki angka yang lebih rendah dari 10 dan
lebih tinggi dari resiliensi, yaitu spesifik 0,1 maka cenderung dapat terungkap
bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam eksplorasi yang sudah
dilakukan. Tabel 6
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1
(Constant)
-1,076
,620
-
1,734
,091
Pengaruh Independensi, Skeptisisme Profesional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Kualitas Audit
Syntax Admiration, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 1047
Independensi
,330
,112
,318
2,938
,006
,866
1,155
Skeptisisme
Profesional
,796
,207
,569
3,842
,000
,463
2,158
Kecerdasan
Emosional
,324
,142
,321
2,282
,028
,514
1,946
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber : Output SPSS yang diolah (2022)
4. Uji Regresi Linier Berganda Tabel 7
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
t
Sig.
B
1
(Constant)
-1,076
-1,734
,091
Independensi
,330
2,938
,006
Skeptisisme Profesional
,796
3,842
,000
Kecerdasan Emosional
,324
2,282
,028
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
R = 0,604
Sumber : Output SPSS yang diolah (2022)
Berdasarkan tabel 7, menghasilkan persamaan regresi berikut:
Y = -1,076 + 0,330X1 + 0,796X2 + 0,324X3 + ɛ
Analisa regresi linier berganda pada tabel 7, sangat mungkin beralasan bahwa nilai
konstata - 1,076 adalah negatif bermaksud bahwa dengan asumsi variabel independesi,
skeptisisme profesional serta kecerdasan emosional dipandang setara dengan 0 , maka
skor kualitas audit di BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan akan berkurang.
Koefisien regresi X1 0,330 menyiratkan bahwa independensi berpengaruh positif
terhadap kualitas audit di BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Koefisien regresi
X2 0,796 menandakan skeptisisme profesional berpengaruh positif terhadap kualitas
audit pada BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Koefisien regresi X3 0,324
menyiratkan bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadap kualitas audit
tinjauan di BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan tabel 7, terlihat bahwa nilai Adjusted R Square pada model regresi
adalah 0,604. Hal ini menjelaskan sejauh mana pengaruh variabel independensi,
skeptisisme, serta kecerdasan emosional perbedaan faktor yang tidak digambarkan dalam
model penelitian ini. Selanjutnya dari tabel di atas, sangat terlihat bahwa hasil R adalah
0,796. Hasil-hasil ini dapat diklasifikasikan "kuat" semua dalam semua nilai koefisien
hubungan dari dampak independensi, skeptisisme profesional, dan kecerdasan emosional
tentang kualitas audit di BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan terletak antara
0,600 - 0,799 yang berarti kuat.
5. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Berdasarkan tabel 8, bisa diketahui nilai Fhitung 20.817 dan signifikasinya
0.000. Hal ini menandakan Fhitung 20,817 lebih tinggi dari Ftabel yaitu 2,86 dan
tingkat kepentingan 0,000 di bawah 5% atau 0,05 sehingga sangat baik bisa
Windi Qonitah, Kartika Rachma, Nurhasanah
1048 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022
dinyatakan bahwa variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, khususnya
kualitas audit. Tabel 8
Hasil Uji Secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
6,518
3
2,173
20,817
,000b
Residual
3,757
36
,104
Total
10,275
39
a. Dependent Variable: Kualitas Audit
b. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional, Independensi, Skeptisisme
Profesional
Sumber : Output SPSS yang diolah (2022)
6. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Nilai ttabel didapat dari signifikansi 0,05/2 = 0,025 (2 tailed) dengan derajat
independensi df = n-k-1 atau 40-3-1 = 36. Ttabel yang didapat 2,02809. Penelitian
ini secara parsial bisa dicermati pada table 9 yaitu.
Tabel 9
Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std.
Error
Beta
1
(Constant)
-1,076
,620
-
1,734
,091
Independensi
,330
,112
,318
2,938
,006
Skeptisisme
Profesional
,796
,207
,569
3,842
,000
Kecerdasan
Emosional
,324
,142
,321
2,282
,028
B. Pembahasan
1. Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit
Hasil dari uji parsial (uji t) menandakan independensi mempengaruhi
kualitas audit, dengan nilai thitung 2.938 yang lebih besar dari nilai ttabel 2.028.
Dengan tingkat signifikasi 0,006 di bawah 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Ini menyiratkan semakin tinggi independensi auditor, makin baik sifat ulasan
yang dibuat. Berdasarkan data distribusi frekurensi untuk variabel bebas dimana
tingkat ketuntasan responden tipikal berada pada klasifikasi besar, makin tinggi
independensi auditor maka makin tinggi pula kualitas auditor yang disampaikan
pada BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Hasil berdasarkan
konsekuensi pemeriksaan yang diarahkan oleh (Rahmadani & Ngumar, 2018) dan
(Laksita & Sukirno, 2019) mengungkapkan independensi sangat mempengaruhi
kualitas audit.
Pengaruh Independensi, Skeptisisme Profesional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Kualitas Audit
Syntax Admiration, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 1049
2. Pengaruh Skeptisisme Profesional terhadap Kualitas Audit
Hasil dari uji parsial (uji t) menandakan skeptisisme profesional secara
bermakna mempengaruhi kualitas audit, dengan nilai thitung 3,842 yang lebih
besar daripada nilai t-tabel 2,028. Dengan tingkat signifikansi 0,000 di bawah
0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Ini menyiratkan bahwa makin tingginya
skeptisisme ahli auditor, makin baik kualitas audit yang dibuat. Dari data
distribusi frekuensi untuk variabel skeptisisme profesional dimana tingkat
ketuntasan responden tipikal berada pada klasifikasi besar, makin tinggi
skeptisisme profesional terhadap auditor maka makin tinggi pula kualitas
auditnya yang dibuat pada BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Hasil ini
berdasarkan konsekuensi dari pemeriksaan yang dipimpin oleh (Aruan et al.,
2019) dan (Savira et al., 2021) menyatakan skeptisme profesional sangat
mempengaruhi kualitas audit.
3. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kualitas Audit
Hasil dari uji parsial (uji t) menandakan kecerdasan emosional
mempengaruhi kualitas audit, dengan nilai thitung 2,282 yang lebih besar
daripada nilai t-tabel 2,028. Dengan tingkat signifikansi 0,028 di bawah 0,05,
maka pada titik tersebut Ha diterima dan Ho dihilangkan. Ini menyiratkan bahwa
makin tinggi kecerdasan emosional, semakin baik kualitas audit yang
disampaikan. Berdasarkan informasi data distribusi kecerdasan emosional di mana
tingkat pencapaian responden tipikal berada dalam klasifikasi besar, semakin
tinggi kecerdasan emosional, maka makin tinggi kualitas audit yang dibuat . Hasil
ini berdasarkan hasil pemeriksaan yang dipimpin oleh (Rahmadani & Ngumar,
2018) dan (Saputra et al., 2021) yang mengatakan kecerdasan emosional sangat
mempengaruhi kualitas audit.
4. Pengaruh Independensi, Skeptisisme Profesional dan Kecerdasan Emosional
Terhadap Kualitas Audit
Mengingat hasil dari uji siginifikansi simultan (uji F) menemui
independensi, skeptisisme profesional dan kecerdasan emosional bersama-sama
mempengaruhi kualitas audit dengan komitmen dampak 60,4% dan nilai Fhitung
20,817 dengan tingkat kesalahan 0,000. Hal ini menandakan Fhitung 20,817 lebih
besar daripada Ftabel 2,86 sehingga dinyatakan dengan sangat baik bahwa
sementara itu variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, khususnya tinjauan
kualitas dari komitmen independensi, skeptisisme profesional dan kapasitas untuk
memahami orang pada intinya untuk meninjau kualitas ada sisa 39,6% yang
dipengaruhi oleh berbagai elemen yang tidak dianalisis dalam ulasan ini. Tingkat
kepentingan 0,000 berada di bawah 0,05 atau 5%, sehingga disimpulkan bahwa
secara umum variabel bebas, seperti independensi, skeptisisme profesional, dan
kecerdasan emosional, mempengaruhi variabel terikat, khususnya kualitas audit.
Karena Fhitung > Ftabel (20,817>2,86) maka Ho ditolak Ha diterima. Jadi dapat
diduga bahwa independensi, skeptisisme professional, kecerdasan emosional pada
Windi Qonitah, Kartika Rachma, Nurhasanah
1050 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022
saat yang sama (bersama-sama) secara fundamental mempengaruhi kualitas
tinjauan di BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari analisis dan pembahasan data yaitu
Independensi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit di
BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Skeptisisme profesional secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit di BPKP Perwakilan Provinsi
Sumatera Selatan. Kecerdasan emosional secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas audit di BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan.
Independensi, skeptisisme profesional dan kecerdasan emosional secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit di BPKP
Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan.
Pengaruh Independensi, Skeptisisme Profesional Dan Kecerdasan Emosional Terhadap
Kualitas Audit
Syntax Admiration, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 1051
BIBLIOGRAFI
Agoes, S. (2012). Auditing: Petunjuk praktis pemeriksaan akuntan oleh akuntan publik.
Jilid.Google Scholar
Aruan, D. A., Gulo, H. N., Nahor, A. K. L., Ginting, N. B., & Wahyuni, E. T. (2019). Pengaruh
Kompetensi, Kompleksitas Tugas dan Skeptisme Profesional Terhadap Kualitas Audit
pada Kantor Badan Pengawasan Keuangan dan pembangunan Provinsi Sumatera Utara.
Owner: Riset Dan Jurnal Akuntansi, 3(2), 215225. Google Scholar
Ayem, S., & Jehadi, D. (2019). Pengaruh Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
(Apip) Dan Pengalaman Kerja Auditor Internal Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi
Dan Governance Andalas, 2(1), 119. Google Scholar
Chandrarin, G. (2017). Metode Riset Akuntansi: Pendekatan Kuantitatif. Google Scholar
Fitrawansyah. (2014). Fraud & Auditing. Mitra Wacana Media.
https://library.bpk.go.id/koleksi/detil/jkpkbpkpp-p201513031
Knechel, W. R., & Salterio, S. (2016). Auditing: Assurance and risk. Routledge. Google Scholar
Korah, T., Karamoy, H., & Kalangi, L. (2016). Analisa Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Oleh Inspektorat Di
Provinsi Sulawesi Utara. ACCOUNTABILITY, 5(2), 2336. Google Scholar
Laksita, A. D., & Sukirno, S. (2019). Pengaruh Independensi, Akuntabilitas, Dan Objektivitas
Terhadap Kualitas Audit. Nominal: Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 8(1), 31
46. Google Scholar
Murti, G. T., & Firmansyah, I. (2017). Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Kualitas
Audit. Jurnal Akuntansi Riset, 9(2), 105118. Google Scholar
Rahmadani, R., & Ngumar, S. (2018). Pengaruh Independensi, Skeptisisme, Dan Kecerdasan
Emosional Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi (JIRA), 7(10).
Google Scholar
Rastina, R., Hasiah, H., & Arsyad, M. (2018). Pengaruh Skeptitisme, Kecerdasan Emosional
Dan Locus of Control Terhadap Kualitas Audit. Seminar Nasional Hasil Penelitian &
Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M). Google Scholar
Regulation, I. P. (2014). Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan. Jakarta. Google Scholar
RI, B. (2017). Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
Negara. Peraturan.Bpk.Go.Id. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/31506/peraturan-
bpk-no-1-tahun-2017
Saputra, M. D., Hartaty, S., & Amri, D. (2021). Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Spiritual, Dan Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit (Studi
Empiris Pada 3 Kantor Akuntan Publik Jakarta Selatan Dan Depok). Akuntanika, 7(1), 28
39. Google Scholar
Sarazwati, R. Y., & Amalia, D. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit intern.
Jurnal Akuntansi Dan Bisnis, 17(2), 132140. Google Scholar
Windi Qonitah, Kartika Rachma, Nurhasanah
1052 Syntax Admiration, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022
Savira, J. A., Rahmawati, R., & Ramadhan, A. (2021). Pengaruh Kompetensi dan Skeptisme
Profesional Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan, 9(1), 2330.
Google Scholar
Sugiarmini, A., & Datrini, L. K. (2017). pengaruh skeptisme profesional, independensi,
kompetensi, etika, dan role stress auditor terhadap kualitas audit pada kantor BPK RI
perwakilan provinsi Bali. KRISNA: Kumpulan Riset Akuntansi, 9(1), 114. Google Scholar
Sukowati, P. (2010). Akuntabilitas kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan
Daerah. Google Scholar
Syamsuri, S. (2020). Pengaruh Tekanan Dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kualitas Audit
Pada Pada Kantor Akuntan Publik Di Provinsi Banten. Scientific Journal Of Reflection:
Economic, Accounting, Management and Business, 3(2), 231240. Google Scholar
Tjun, L. T., Marpaung, E. I., & Setiawan, S. (2012). Pengaruh kompetensi dan independensi
auditor terhadap kualitas audit. Jurnal Akuntansi, 4(1), 3356. Google Scholar
Wulandari, H. (2017). Peran Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan (Bpkp) Dalam
Mengawasi Pengelolaan Keuangan Daerah (Studi Di Kantor Badan Pengawasan Keuangan
Dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara). Google Scholar
Yulianti, V. (2017). Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Independensi Auditor Terhadap
Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Barat Dan Jawa Tengah. Jurnal
Akuntansi Bisnis Pelita Bangsa, 2(01), 3243. Google Scholar
Copyright holder :
Windi Qonitah, Kartika Rachma, Nurhasanah (2022)
First publication right :
Jurnal Syntax Admiration
This article is licensed under: