Jurnal
Syntax Admiration |
Vol.
3 No. 9 September 2022 |
p-ISSN :
2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
ANALISIS PASANG SURUT AIR DAN
KONSOLIDASI REKLAMASI BELAWAN PHASE I DENGAN PLAXIS 2D DAN 3D
Yunike Wulandari Br Tarigan, Roesyanto, Gina Cynthia
R. Hasibuan, Rudianto Surbakti
Universitas Sumatera Utara
Email: [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK
|
Diterima 04 Agustus 2022 Direvisi 12 September 2022 Disetujui 14 September 2022 |
Salah satu solusi untuk teknik perbaikan tanah di proyek reklamasi belawan phase
I adalah dengan teknik Preloading yang melakukan
suatu kombinasi dengan Prefabricated Vertical Drain (PVD). Metode ini dipilih
karena dianggap efektif dalam mempercepat konsolidasi tanah. Serta mampu mengurangi total waktu yang diperlukan dalam proses pemadatan tanah oleh preloading. Berkaitan
dengan hal tersebut PVD juga dapat mengurangi beban tambahan yang dibutuhkan untuk mencapai kepadatan tanah yang diinginkan dalam jangka waktu yang sama beserta dengan penerapan beban sementara pada tanah dengan
tekanannya akan setara atau lebih
besar dari tekanan desain. Pada teknik penimbunan
tanah yang dikombinasikan
preloading dengan PVD (Prefabricated
Vertical Drain) memiliki potensi
manfaat yang besar yakni mengurangi besar penurunan setelah pembangunan, mempercepat proses konsolidasi,
meningkatkan stabilitas tanah dan mengurangi
mitigasi efek likuifaksi. |
Kata kunci: Konsolidasi, Pasang Surut, PLAXIS 2D. |
|
Keywords: Consolidation, Ups and Downs, PLAXIS 2D. |
ABSTRACT One solution
for soil improvement techniques in the phase I belawan
reclamation project is the Preloading technique which combines with
Prefabricated Vertical Drain (PVD). This method was chosen because it is
considered effective in accelerating soil consolidation. As well as being
able to reduce the total time required in the process of soil compaction by
preloading. In this regard, PVD can also reduce the additional load required
to achieve the desired soil density in the same period of time along with the
application of temporary loads on the soil whose pressure will be equal to or
greater than the design pressure. The soil filling technique combined with
preloading with PVD (Prefabricated Vertical Drain) has great potential
benefits, namely reducing the amount of settlement after construction,
accelerating the consolidation process, increasing soil stability and
reducing the mitigation of liquefaction effects. |
Pendahuluan
Di dalam pembentukan tanah yang
dianalisis terjadi akibat adanya suatu pelapukan fisika dan kimia pada batuan.
Pelapukan tersebut disebabkan oleh kelembaban dan pengeringan secara terus
menerus sehingga menghancurkan batuan menjadi pasir dan kerikil. Pelapukan kimia
jauh lebih rumit daripada pelapukan fisika dikarenakan pelapukan fisika terjadi
akibat perubahan mineral
yang terkandung dalam batuan menjadi jenis mineral yang sangat berbeda sifat
fisiknya (Hidayat
MY, 2019).
Mineral ini disebut dengan clay mineral atau mineral lempung. Jenis ini yang
paling sering terdapat di lapangan seperti pada proyek reklamasi belawan jenis
tanah yang menghasilkan
lempung khusus yaitu jenis kohesi dan plastisitas. Jenis tanah yang paling
sering muncul
adalah jenis kaolinite, illite dan montmorillonite, besarnya butiran mineral
ini biasanya lebih kecil dari 0,002 mm. struktur mineral ini disebut juga
dengan kristalin yaitu memiliki molekul yang tersusun sehingga merupakan
butiran nya sangat kecil. Struktur khusus ini berarti bahwa butir lempung
sangat berbeda dengan butir pasir atau kerikil (Wesley, 1974).
Reklamasi pada dasarnya adalah proses pembuatan daratan baru di lahan yang tadinya tertutup oleh air, seperti misalnya bantaran sungai atau pesisir pantai (Noor, 2014). Kawasan baru tersebut biasanya dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman, perindustrian, bisnis, pelabuhan udara, pertanian, dan pariwisata (Rahmayanti & Istianah, 2018). Reklamasi ini biasanya dilakukan oleh negara atau kota yang memiliki laju pertumbuhan dan kebutuhan yang meningkat pesat tapi memiliki keterbatasan lahan (Tumbel et al., 2020). Reklamasi memberikan banyak keuntungan dalam mengembangkan wilayah. Sejumlah hal positif yang bisa didapat dari kegiatan reklamasi ini diantaranya adalah : peningkatan secara signifikan kualitas & keekonomian wilayah pantai, pengurangan wilayah yang tidak produktif, pertambahan daerah dan wilayah hasil reklamasi, perlindungan wilayah pesisir dan pantai dari ancaman dan bahaya abrasi, upgrade kualitas ekosistem di sekitar pesisir, perbaikan rezim hidraulik di lingkungan pesisir, mampu membuka lapangan pekerjaan baru, serta pengembangan wisata Pasang surut memiliki tinggi yang jarak vertikalnya antara air tertinggi (puncak pasang) dan air terendah (lembah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut bervariasi dari satu tempat dengan tempat lainnya, periode dimana muka air naik disebut dengan pasang, sedangkan periode dengan dimana muka air laut turun disebut dengan surut (Supriyadi & Siswanto, 2019). Variasi muka air laut menimbulkan arus yang disebut dengan arus pasang surut. Arus pasang surut mengangkut massa air dalam jumlah yang sangat besar. Pada saat kondisi tersebut kondisi arus adalah sama dengan nol. Sedangkan kecepatan arus mencapai maksimal saat elevasi air rerata baik menuju pasang maupun menuju surut Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memprediksi analisis pasang surut air di belawan dengan menggunakan data dari BMKG Belawan yang mana untuk menganalisis pasang surut air ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ketinggian air setiap tahun nya pada proyek reklamasi phase I di pelabuhan belawan.
Metode Penelitian
Metode Elemen Hingga dalam Rekayasa
geoteknik
Penggunaan suatu metode perhitungan
yang digunakan untuk mendapatkan nilai� pendekatan
dari masalah secara perhitungan matematis yang banyak muncul pada jenis
rekayasa geoteknik dengan beberapa konsep perhitungan metode elemen hingga atau Finite Element Method merupakan unsur setiap bagian untuk
sebuah struktur yang akurat dan matematis.
Untuk beberapa elemen yang lebih kecil pada tiap
titik terjadi satu derajat kebebasan
atau mendistribusikan jumlah fungsi yang dimanfaatkan. Dengan jumlah pada tiap
titik tegangan dan regangan pada
masing-masing jumlah elemen dapat diperuntukkan
PLAXIS 2D dan 3D adalah
program elemen hingga yang dikembangkan secara analitis dan matematis
pada permasalahan geoteknik yang menggunakan metode Finite Element Method (Tjerita, 2018).
Tahapan yang dilakukan
dalam penggunaan PLAXIS 2D dan 3D
1.
Model
Mohr-Coulomb (MC)
Model mohr-coulomb
merupakan model yang memiliki
batas lentur atau elastis dan
batas susut plastis yang terdiri dari lima buah
parameter, yaitu E dan v untuk memodelkan elastisitas tanah dan c untuk memodelkan
suatu batasan plastisitas tanah. Model
Mohr-coulomb adalah suatu
model untuk metode pendekatan �ordo pertama� dari perilaku bahan.
Model ini disarankan untuk digunakan dalam suatu analisa
karena tingkat akurat yang mendekati. Dibalik parameter tersebut kondisi beberapa tegangan awal dari
tanah memiliki fungsi yang sangat berguna dalam hamper pada keseluruhan masalah dari penurunan
/ deformasi pada tanah.
2.
Tahapan Modulus Young (E)
PLAXIS memiliki
tahapan untuk meng-inputkan modulus Young sebagai
modulus dalam mencari bagaimana kekakuan dasar dari setiap
pemodelan seperti halnya model elastis dan Mohr-Coulomb, akan
tetapi beberapa modulus
yang digunakan secara alternatif tersebut akan ditampilkan. Modulus Young memiliki suatu dimensi yang serupa dengan dimensi dari tegangan, yang mana
parameter kekakuan yang dimiliki
memiliki dimensi yang sama dengan
dimensi tegangan. Nilai dari parameter kekakuannya digunakan dalam suatu perhitungan
yang memiliki perilaku yang
bersifat non linear dari setiap awal
dari beban yang diberikan. Di dalam prinsip mekanika tanah, untuk kemiringan
awal dari tegangan-regangan adalah 50% dari kekuatan. Pada material rentang batas elastis. Untuk material dengan rentang elastisitas linear yang lebar untuk masalah
pembebanan pada tanah.
3.
Model
Soft Soil (SS)
Model Soft soil merupakan
suatu model jenis Cam-Clay
yang dipergunakan untuk tanah clay yang terkonsolidasi secara normal. Walaupun begitu kemampuan untuk memahami kemampatan dari model tersebut berada di bawah model dari Hardening Soil. Akan
tetapi sebagai bahan analisi dengan
berbagai model yang dibutuhkan
untuk pemula digunakan model Mohr-Coulomb untuk
analisisnya yang hasilnya akan relatif
cepat dan akurat dari beberapa
perhitungan yang digunakan.
Untuk tanah yang kurang memadai maka tidak diperlukan
untuk menganalisis dengan model-model yang lain digunakan
untuk beberapa tingkat tahapan. Dalam kasus tersebut
umumnya tersedia data yang baik dari setiap
layer tanah yang dominan, sehingga dapat digunakan model Hardening Soil untuk
analisis data. Data hasil uji dari Triaxial
dan Uji oedometer
umumnya jarang sekali digunakan secara bersamaan, akan tetapi data dengan kualitas yang baik dari yang dianalisis sangat berpengaruh pada hasil perhitungan (Broere
& Brinkgreve, 2002).
Hasil dan Pembahasan
Perhitungan Konsolidasi
dengan Menggunakan PLAXIS
2D
1.� Tanpa efek smear zone
Perhitungan dan pemodelan pada Plaxis 2D adalah sebagai berikut:
a.� Project properties
Pada tahap penginputan data pada PLAXIS 2D pilihan model yang digunakan adalah jenis model Plain strain dan memiliki Elemen
sebanyak 15-Nodal. Untuk lebar penampang X min nya adalah sebesar
100,0 meter, Y min sebesar
-60.00 meter. dan Y max nya sebesar 8 meter. Lembar Tab Project Properties pada
PLAXIS 2D dapat dilihat pada Gambar 1. Pemodelan Project properties sebagai
berikut ini:
Gambar 1. Pemodelan Project properties
b.� Soil
Pada pemodelan
data soil adalah dengan menginputkan identitas pada tanah sesuai
dengan kondisi hasil dari data penyelidikan tanah di lapangan. Data tanah yang digunakan berupa tahapan pengerjaan timbunan dan data dari jenis tanah
yang sudah terdapat di data
Bor-log. Data soil yang digunakan
terdapat pada Modify soil
layers pada Gambar 2. Pemodelan data Soil dapat dilihat sebagai berikut ini:
Gambar 2. Pemodelan data Soil
c.� Structure
Pada pemodelan structure
dilakukan penginputan data untuk pemasangan PVD. Yang mana pada tahap ini
sesuai dengan pemasangan di lapangan yakni PVD yang terpasang adalah dengan kedalaman
40 meter dengan jarak masing-masing PVD di lapangan berjarak 1,5 meter. Untuk pemodelan PVD dapat dilihat pada
Gambar 3. sebagai
berikut ini:
Gambar 3. Pemodelan PVD
d.
Generate
mesh
Mesh di dalam pemodelan PLAXIS 2D menggunakan beberapa tipe mesh atau disebut juga dengan jaring-jaring elemen yang berbeda-beda yaitu very coarse, coarse, medium, fine dan very fine. Distribusi masing-masing mesh akan memiliki hasil output yang berbeda-beda
setiap node dan elemen. Yang dapat dilihat pada Gambar
4. Penginputan generate mesh sebagai berikut ini:
Gambar 4. Penginputan
generate mesh
e.
Flow
condition
Pada reklamasi timbunan letak dari kondisi
aliran air berada pada kondisi seperti� Gambar 5. Letak aliran air muka tanah timbunan
reklamasi.
Gambar 5. Tekanan akibat air tanah maximum value =� 82,00 KN/m
f.
Stage
construction
Pada tahap stage construction terdapat
beberapa hasil dari perhitungan atau calculate result. Phase perhitungan
ini dilakukan untuk mengetahui besarnya penurunan konsolidasi yang terjadi di lapangan. Yang berdasarkan pada kemampuan tanah untuk menerima
beban luar dan perkiraan waktu
kerja. Phase perhitungan
yang terjadi di lapangan adalah 11 Phase sesuai dengan yang dijelaskan pada Tahapan penimbunan
pekerjaan. Setelah semua phase perhitungan telah akurat. Selanjutnya
adalah penentuan titik tinjau dari
letak settlement plate yang harus
sesuai dengan kondisi di lapangan. Dapat dilihat pada
Gambar 6.� sebagai berikut
ini:
Gambar 6.�
Phase perhitungan
g. Letak
Settlement plate
Letak
Settlement plate sangat berpengaruh
pada penginputan PLAXIS 2D dan 3D yang mana kondisi yang diperoleh dilapangan harus bersifat akurat dengan data yang akan dimasukkan
pada program PLAXIS. Seperti
yang tertera pada Gambar 7. yang mana menunjukkan letak alat berada di area timbunan reklamasi sebagai berikut ini:
Gambar 7. Peninjauan
letak settlement plate
h. Kalkulasi perhitungan / Phase calculate
Pada tahap calculate adalah hasil akhir pada
perhitungan PLAXIS yang mana program akan menampilkan
hasil output dari masing-masing kehalusan mesh seperti yang tercantum pada Gambar 8. sebagai berikut
ini:
Gambar 8. Calculate/tahap
kalkulasi perhitungan
1. Hasil Prediksi Pasang Surut Reklamasi Belawan
Berikut ini adalah tabel
hasil rekapitulasi data pasang surut tahun
2016, 2017 dan 2018 yang diperoleh
dari BMKG Stasiun meteorologi maritim belawan. Seperti yang tertera pada Tabel
1 s/d 3 sebagai berikut:
Tabel 1. Rekapitulasi
data pasang surut tahun 2016
2016 |
|||
No |
Bulan |
Maximum |
Minimum |
1 |
Januari |
2,5 |
0,3 |
2 |
Februari |
2,6 |
0,3 |
3 |
Maret |
2,6 |
0,3 |
4 |
April |
2,7 |
0,3 |
5 |
Mei |
2,8 |
0,4 |
6 |
juni |
2,7 |
0,4 |
7 |
Juli |
2,6 |
0,3 |
8 |
Agustus |
2,6 |
0,3 |
9 |
September |
2,7 |
0,3 |
10 |
Oktober |
2,7 |
0,4 |
11 |
November |
2,7 |
0,4 |
12 |
Desember |
2,7 |
0,4 |
Rata rata |
2,7 |
0,3 |
Tabel 2. Rekapitulasi
data pasang surut tahun 2017
2017 |
|||
No |
Bulan |
Maximum |
Minimum |
1 |
Januari |
2,6 |
0,4 |
2 |
Februari |
2,5 |
0,3 |
3 |
Maret |
2,7 |
0,3 |
4 |
April |
2,7 |
0,4 |
5 |
Mei |
2,7 |
0,4 |
6 |
juni |
2,7 |
0,3 |
7 |
Juli |
2,6 |
0,3 |
8 |
Agustus |
2,6 |
0,3 |
9 |
September |
2,6 |
0,4 |
10 |
Oktober |
2,7 |
0,4 |
11 |
November |
2,7 |
0,4 |
12 |
Desember |
2,7 |
0,4 |
Rata rata |
2,7 |
0,36 |
Tabel 3. Rekapitulasi
data pasang surut 2018
2018 |
|||
No |
Bulan |
Maximum |
Minimum |
1 |
Januari |
2,7 |
0,3 |
2 |
Februari |
2,6 |
0,3 |
3 |
Maret |
2,6 |
0,3 |
4 |
April |
2,7 |
0,4 |
5 |
Mei |
2,6 |
0,4 |
6 |
juni |
2,6 |
0,3 |
7 |
Juli |
2,6 |
0,3 |
8 |
Agustus |
2,6 |
0,3 |
9 |
September |
2,6 |
0,3 |
10 |
Oktober |
2,7 |
0,4 |
11 |
November |
2,6 |
0,4 |
12 |
Desember |
2,7 |
0,4 |
Rata rata |
2,6 |
0,3 |
Kesimpulan
Elevasi tertinggi saat pasang di tahun 2016 berada pada
bulan April, September, Oktober, November dan Desember memiliki elevasi
ketinggian 2,7 meter. Elevasi terendahnya berada di bulan Januari, Februari,
Maret, April, Juli, Agustus dan September setinggi 0,3 meter. Pada tahun 2017
untuk elevasi tertinggi berada di bulan Maret, April, Mei, Juni, Oktober,
November dan Desember setinggi 2,7 meter. Elevasi terendahnya berada di bulan Februari,
Maret, Juni, Juli, Agustus setinggi 0,3 meter. Dan pada tahun 2018 elevasi
tertinggi air berada di bulan Januari, April, Oktober dan Desember setinggi 2,7
meter. Untuk elevasi terendahnya berada di bulan Januari, Februari, Maret,
Juni, Juli, Agustus, September setinggi 0,3 meter. Untuk elevasi reklamasi berada pada ketinggian 4,1
meter. Maka air berada 1,4 meter dibawah konstruksi, dan dapat disimpulkan
bahwa konstruksi yang telah dilaksanakan di proyek reklamasi belawan masih
dalam kategori aman.
Broere,
W., & Brinkgreve, R. B. J. (2002). Phased simulation of a tunnel boring
process in soft soil. Numerical Methods in Geotechnical Engineering, Mestat
(Ed.), Presses de l�ENPC/LCPC, Paris, 529�536. Google Scholar
Hidayat MY, M. (2019). Studi
Karakteristik Batu Bata Berbahan Limbah Abu Cangkang Kelapa Sawit dan Daun Teh
(AKSDT). Universitas Hasanuddin. Google Scholar
Noor, D. (2014). Geomorfologi.
Sleman: Deepublish. Google Scholar
Rahmayanti, L., & Istianah, F.
(2018). Pengaruh penggunaan media video animasi terhadap hasil belajar siswa
Kelas V SDN Se-Gugus Sukodono Sidoarjo. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 6(4), 429�439. Google Scholar
Supriyadi, E., & Siswanto, W. S.
(2019). Analisis Pasang Surut di Perairan Pameungpeuk, Belitung, dan Sarmi
Berdasarkan Metode Admiralty. Jurnal Meteorologi Dan Geofisika, 19(1),
29�38. Google Scholar
Tjerita, K. N. (2018). Metoda
Elemen Hingga. Bali: Universitas Udayana. Google Scholar
Tumbel, H., Dengo, S., &
Kolondam, H. (2020). Pengaruh Reklamasi Pantai Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Nelayan (Studi Kasus Kelompok Nelayan di Kawasan Megamas). JURNAL
ADMINISTRASI PUBLIK, 5(85), 19�30. Google Scholar
Wesley, L. D. (1974). Tjipanundjang
Dam in West Java, Indonesia. Journal of the Geotechnical Engineering Division,
100(5), 503�522. https://doi.org/10.1061/AJGEB6.0000044. Google Scholar
Copyright holder : Yunike Wulandari Br Tarigan, Roesyanto, Gina Cynthia R. Hasibuan,
Rudianto Surbakti (2022) |
First publication right
: Jurnal Syntax Admiration This article is licensed under: |