Jurnal
Syntax Admiration |
Vol.
3 No. 9 September 2022 |
p-ISSN :
2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PENGARUH PENGGUNAAN GULA AREN BUBUK (ARENGA
PINNATA) PADA KUALITAS SNACK BAR BERBASIS BAHAN PANGAN LOKAL
Mutiara Fajri, Rusilanti, Ari Fadiati
Universitas Negeri Jakarta
Email: [email protected],
[email protected], [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK
|
Diterima 04 Agustus 2022 Direvisi 12 September 2022 Disetujui 16 September 2022 |
Indonesia memiliki
beragam jenis camilan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat mulai dari camilan yang diolah secara tradisional hingga yang diolah dalam skala industri. �Saat ini camilan sehat sudah banyak
diproduksi dan dibeli serta dikonsumsi oleh masyarakat terutama di daerah perkotaan yang sudah sadar akan
pentingnya pola hidup dan konsumsi
makanan sehat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan gula aren bubuk (Arenga
pinnata) dengan persentase 12%, 18%, dan 24% pada kualitas snack bar berbasis bahan pangan lokal. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Pastry & Bakery UNJ dengan menggunakan
metode eksperimen untuk menguji pengaruh penggunaan penggunaan gula aren bubuk pada
aspek-aspek organoleptik dan aspek fisik.
Uji Kruskal Wallis dilakukan kepada 45 panelis sudah terlatih yang merupakan mahasiswa aktif Program Studi Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Hasil Uji Kruskal Wallis menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan� pada aspek tekstur bagian dalam (kekerasan) dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada aspek warna,
aroma bagian luar, aroma bagian, rasa, tekstur bagian luar ketika
disentuh, tekstur bagian dalam (kerenyahan), dan ketebalan coating cokelat. � |
Kata kunci: Gula Aren, Snack Bar, Ekonomi, Camilan Tradisional . |
|
Keywords: Palm Sugar, Snack Bar, Economy, Traditional Snack . |
ABSTRACT Indonesia has
various types of snacks that are commonly consumed by the community, ranging
from snacks that are processed traditionally to those that are processed on
an industrial scale. Currently, many healthy snacks have been produced and
purchased and consumed by people, especially in urban areas who are already
aware of the importance of a healthy lifestyle and consumption of food. This
study was conducted to determine the effect of using powdered palm sugar (Arenga pinnata) with
percentages of 12%, 18%, and 24% on the quality of snack bars based on local
food ingredients. This research was conducted at the Pastry & Bakery
Laboratory of UNJ using an experimental method to examine the effect of using
powdered palm sugar on organoleptic and physical aspects. The Kruskal Wallis test was conducted on 45 moderately
trained panelists who are active students of the Catering Study Program,
Faculty of Engineering, State University of Jakarta. The results of the Kruskal Wallis Test stated that there was a significant
effect on the aspect of the inner texture (hardness) and there was no
significant effect on the aspect of color, outer aroma, inner aroma, taste,
outer texture when touched, inner texture (crispy), and brown coating
thickness. |
Pendahuluan
Indonesia memiliki beragam jenis camilan
yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat mulai dari camilan yang diolah secara
tradisional hingga yang diolah dalam skala industri (Rahmawaty
& Maharani, 2014). Rata-rata
bahan baku dari aneka camilan tersebut adalah bahan-bahan dengan karbohidrat,
gula, dan natrium. Hal ini mengakibatkan efek yang merugikan bagi kesehatan
masyarakat. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
2019 menyatakan bahwa sebagian besar responden mengkonsumsi makanan manis
sebanyak 1-6 kali perminggu. Masyarakat Indonesia menggunakan gula tebu yang
dikenal dengan nama gula pasir dalam konsumsi rumah tangga dan juga bahan baku
industri bahan pangan (Sugiyanto, 2007). Tingginya
angka penggunaan gula tebu tersebut menjadikan Indonesia harus mengimpor gula
tebu dari luar negeri. Permasalah ini salah satunya dapat diatasi dengan
diperlukannya alternatif pemanis alami pengganti gula tebu yang rendah kalori
dan aman bagi tubuh. Bahan pemanis alami yang dapat digunakan dalam pembuatan
camilan adalah gula aren bubuk.
Keunggulan gula aren bubuk yaitu umur
simpan lebih lama, yaitu 5-7 bulan tanpa pemberian bahan pengawet disebabkan kadar
airnya yang cenderung lebih rendah, hanya berkisar 2-3%, karena sifatnya yang
praktis dan awet, gula aren bubuk menjadi lebih mudah larut dalam air, lebih
mudah untuk dikemas, dan juga dikombinasi untuk berbagai produk makanan atau
minuman (Mustaufik, 2018). Menurut (Listyaningrum et al.,
2018) gula
aren bubuk dapat sebagai pengganti penggunaan sukrosa gula tebu yang rendah
kalori, yaitu memiliki indeks glikemik sebesar 35 dengan total 368 kalori dalam
100 gram bahan sedangkan pada gula pasir indeks glikemiknya sebesar 58 dengan
total 400 kalori dalam 100 gram bahan. Gula aren bubuk memiliki kandungan
sukrosa seperti halnya pada gula tebu sehingga dapat diproses seperti karamel
dengan bertujuan dapat sebagai bahan perekat yang digunakan untuk merekatkan
campuran bahan-bahan kering sehingga produk tetap pada bentuknya serta berperan
dalam pembentukan tekstur.
Saat ini camilan
sehat sudah banyak diproduksi dan dibeli serta dikonsumsi oleh masyarakat
terutama di daerah perkotaan yang sudah sadar akan pentingnya pola hidup dan
konsumsi makanan sehat (Sudargo et al., 2018). Snack
bar merupakan salah satu jenis camilan sehat yang memiliki banyak variasi
penggunaan bahan bakunya, sehingga memiliki rasa dan tekstur yang lebih menarik
perhatian penikmat camilan sehat.
Dalam pembuatan snack bar, bahan dasar yang digunakan
yaitu serealia, aneka kacang dan aneka buah kering (Taula�bi et al., 2021). Jenis bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan snack
bar umumnya menggunakan bahan baku yang berasal dari luar negeri seperti oats,
kacang almond, dan raisin padahal Indonesia memiliki beragam bahan pangan lokal
yang dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan snack bar, seperti beras
merah, kacang tanah, dan buah salak kering.
Pembuatan snackbar berbasis bahan pangan lokal
dengan menggunakan gula aren bubuk
bertujuan untuk memberikan variasi rasa yang berbeda atau khas,
serta menciptakan produk camilan sehat dan kekinian
yang sesuai dengan perkembangan minat dan gaya hidup
masyarakat saat ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini
dilakukan di Laboratorium
Pastry & Bakery Program Studi Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta pada bulan maret
2020 sampai Oktober 2022. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
eksperimen, yaitu melakukan serangkaian uji coba untuk
menemukan formula terbaik. Kemudian dilanjutkan dengan mengambil data terhadap produk snackbar berbasis bahan pangan lokal
dengan penggunaan gula aren bubuk
persentase 12%, 18%, dan
24% melalui uji organoleptik yang meliputi aspek warna, aroma bagian luar, aroma bagian dalam, rasa, tekstur bagian luar ketika disentuh,
tekstur bagian dalam (kerenyahan), tekstur bagian dalam (kekerasan), dan ketebalan coating cokelat berdasarkan penilaian kualitas yang terlebih dahulu dilakukan oleh 3 panelis ahli dan
kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data oleh 45 panelis sudah terlatih yang merupakan mahasiswa Program Studi Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta.
Alat yang digunakan
untuk pembuatan snackbar antara lain adalah pan stainless berlapis alumunium, spatula, dan rice
cooker yang digunakan untuk
membuat puffed beras merah, kemudian oven yang digunakan untuk memanggang kacang tanah dan buah
salak, kemudian pada proses pengolahan menggunakan mangkuk berbahan logam, mangkuk plastik, timbangan digital, pan stainless berlapis
alumunium, spatula berbahan
kayu, cetakan, dan freezer.
Bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan snack bar berbasis bahan pangan lokal adalah
beras merah yang diolah menjadi puffed rice, kacang tanah, buah
salak kering, gula aren bubuk,
madu, margarin, cokelat bubuk, dan cokelat batangan.
1. Pembuatan Puffed Beras Merah, Kacang Tanah Panggang, dan Buah salak Kering
Pembuatan puffed beras
merah mengacu pada metode yang dilakukan oleh Ratih dkk 2019. Proses pembuatan
puffed rice dimulai dengan
pencucian
beras merah, kemudian
beras merah dimasak
sehingga
menjadi
nasi
selama � 45 menit setelah itu ditaruh nasi
merah pada wadah dan di jemur
di bawah terik�
�matahari
�dengan
suhu �35�C-45�C �selama �2 �hari.
�Nasi
�merah �kering �digoreng
�dengan menggunakan
minyak
sayur selama 5 detik pada suhu berkisar
210�C�220�C untuk
proses puffing, sehingga menjadi puffed rice beras
merah.
Pembuatan kacang tanah panggang
dilakukan proses pemanggangan
dengan suhu 1800C selama 8 menit hingga warna kecokelatan
dan matah, setelah itu kacang
tanah panggang dichop. Proses pembuatan buah salak kering
yaitu dilakukan proses pemanggangan dengan suhu 1000C selama 2 jam.
2. Pembuatan Snack Bar
Proses pembuatan snack bar berbasis bahan pangan lokal dengan penggunaan
gula aren bubuk dimulai dengan pemilihan bahan, persiapan bahan, dan
penimbangan bahan, kemudian dilakukan proses pencampuran yang di bagi menjadi 3
tahap, yaitu pertama pencampuran bahan bersifat kering (puffed beras merah,
kacang tanah panggang, dan buah salak kering) pada stainless bowl, pencampuran
bahan yang bersifat cairan, yaitu bahan perekat dan lemak (gula aren bubuk,
madu, dan margarin) dilakukan proses karamelisasi, dan pencampuran ketiga
adalah pencampuran keseluruhan yaitu bahan perekat yang sudah ditiriskan dicampurkan
pada bowl stainless berisi bahan-bahan kering, lalu proses selanjutnya yaitu
snack bar di cetak dengan cetakan khusus untuk snack bar, lalu snack bar
dibekukan selama 15 menit di dalam freezer, snack bar dicoating dengan cokelat
yang sudah dilelehkan didiamkan selama 5 menit pada suhu ruang dan snack bar
dikemas dengan alumunium foil dengan tujuan agat mencegah terkontaminasi oleh
bakteri, terlindungi oleh panas sinar matahari sehingga kualitas tetap terjaga.
Hasil dan Pembahasan
Pada penelitian
ini analisis yang digunakan meliputi aspek organoleptik yaitu aspek warna,
aroma bagian luar, aroma bagian dalam, rasa, tekstur bagian luar ketika disentuh,
tekstur bagian dalam (kerenyahan), tekstur bagian dalam (kekerasan), dan ketebalan coating serta aspek fisik
yaitu aspek daya patah, daya
rekat bagian dalam, dan titik
leleh permukaan luar.
1.
Analisi Organoleptik
a. Aspek Warna
Gambar 1. Grafik Hasil Rata-rata Penilaian Aspek Warna
Hasil penelitian pada
aspek warna snack bar berbasis bahan pangan lokal dengan penggunaan gula
aren bubuk 12%, 18%, dan 24% masing-masing menghasilkan nilai rata-rata sebesar
4,67, 4,6, 4,6.� Hasil perhitungan uji
kruskal wallis menyatakan tidak terdapat pengaruh penggunaan gula aren bubuk
terhadap kualitas warna. Hal ini disebabkan karena warna pada snack bar
dipengaruhi oleh bahan dasar coating yaitu dark chocolate compound
dan jumlah atau persentase cokelat compound yang digunakan pada ke-tiga
produk adalah sama sehingga tidak terlalu mempengaruhi aspek warna pada snack
bar.
b.
Aspek Aroma Bagian Luar
Gambar 2. Grafik Hasil Rata-rata Penilaian Aspek Aroma Bagian Luar
Nilai rata-rata yang
diperoleh snack bar berbasis bahan pangan lokal dengan penggunaan gula aren
bubuk 12%, 18%, dan 24% untuk aspek aroma bagian luar adalah 4,2, 4,27, dan
4,07. Hasil perhitungan uji kruskal wallis menyatakan tidak terdapat pengaruh
yang signifikan pada aspek aroma bagian luar. Hal ini disebabkan karena jenis cokelat dan jumlah cokelat yang
digunakan sebagai coating snack bar adalah sama yaitu dark chocolate
compound.
c.
Aspek Aroma Bagian Dalam
Gambar 3. Grafik Hasil Rata-rata Penilaian Aspek Aroma Bagian Dalam
Hasil perhitungan uji
kruskal wallis terhadap pengaruh penggunaan gula aren bubuk dengan persentase
berbeda namun tidak memberikan pengaruh yang besar pada aspek aroma bagian
dalam snack bar. Nilai rata-rata yang didapatkan pada persentase 12%,
18%, dan 24% adalah 3,3, 3,4, dan 3,73. Hasil yang paling baik pada aspek aroma
bagian dalam adalah dengan persentase 24%, yaitu beraroma gula aren bubuk
dikarenakan pada persentase 24% memiliki jumlah gula aren bubuk yang paling
banyak digunakan. Semakin rendah jumlah gula aren bubuk yang digunakan, maka
semakin berkurang aroma khas gula aren bubuk pada snack bar yang
dihasilkan (Listyaningrum
et al., 2018).
d.
Aspek
Rasa
Gambar 4. Grafik Hasil Rata-rata Penilaian Aspek Rasa
Pada aspek rasa, nilai rata-rata snack
bar berbasis bahan pangan lokal dengan
penggunaan gula aren bubuk 12%, 18%, dan 24% memperoleh nilai rata-rata 4,8, 4,73, dan
4,33. Hasil perhitungan uji kruskal wallis
menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap aspek rasa. Semakin tinggi jumlah gula yang digunakan maka akan semakin manis
snack bar yang dihasilkan.
e.
Aspek
Tekstur Bagian Luar Ketika Disentuh
Gambar 5. Grafik Hasil Rata-rata Aspek Tekstur Bagian Luar Ketika Disentuh
Penilaian terhadap aspek tekstur ketika disentuh pada snack bar berbasis bahan pangan lokal dengan
penggunaan gula aren bubuk 12% mendapatkan hasil nilai rata-rata 3,73. Sedangkan untuk penggunaan gula aren bubuk
18% dan 24% adalah 3,87. Setelah dilakukan uji kruskal wallis,
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh dari gula aren bubuk
terhadap tekstur bagian luar ketika
disentuh pada snack bar berbasis bahan pangan lokal. Hal ini disebabkan karena coating snack bar yang digunakan
sama yaitu cokelat compound, cokelat jenis ini mudah
menjadi beku pada suhu ruang
(Ismayani, 2008).
f. Aspek Tekstur Bagian Dalam (Kerenyahan)
Gambar 6. Grafik Hasil Rata-rata Aspek Tekstur Bagian Dalam (Kerenyahan)
Hasil perhitungan nilai rata-rata aspek tekstur bagian
dalam (kerenyahan) pada snack bar berbasis bahan pangan lokal
dengan penggunaan gula aren bubuk
12%, 18%, dan 24% memperoleh
nilai sebesar 4,07, 4,4, dan 4,13. Hasil uji kruskal wallis
menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh pada aspek
kerenyahan. Hal ini disebabkan jumlah puffed beras merah yang digunakan dalam pembuatan tiga perlakuan pada snack bar sama, yaitu 46,15%. Beras merah yang diolah menjadi puffed rice berfungsi untuk memberikan tekstur renyah pada snack bar (Pradnyasari et al., 2019).
g. Aspek Tekstur Bagian Dalam (Kekerasan)
Gambar 7. Grafik Hasil Rata-rata Aspek Tekstur Bagian Dalam (Kerenyahan)
Hasil penilaian aspek tekstur bagian dalam (kekerasan) pada snack bar berbasis bahan pangan lokal
dengan penggunaan gula aren bubuk
sebesar 12%, 18%, dan 24% mendapatkan skor rata-rata sebanyak 4,6, 4,73, dan 3,27. Hasil uji kruskal
wallis menyatakan terdapat pengaruh perbedaan persentase gula aren bubuk
terhadap kualitas aspek kekerasan pada snack bar berbasis bahan pangan lokal
sehingga dilanjutkan dengan uji tuckey.
hal ini disebabkan
oleh kandungan gula, penggunaan gula akan mempengaruhi
tekstur pada snack bar menjadi lebih keras,
karena adanya pemanasan sehingga struktur gula meleleh
dan setelah dingin struktur pada gula tersebut
akan mengkristal kembali (Soeseno et al., 2008).
h. Aspek Ketebalan Coating Cokelat
Gambar 8. Grafik Hasil Rata-rata Aspek Ketebalan Coating Cokelat
Nilai rata-rata pada
aspek ketebalan coating cokelat mendapatkan nilai rata-rata 3,73, 4, dan
3,93. Hasil uji kruskal wallis menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
persentase gula aren bubuk terhadap kualitas aspek ketebalan coating cokelat
pada snack bar berbasis bahan pangan lokal.
2. Analisis
Fisik
a.
Aspek
Daya Patah Berdasarkan Uji Kadar Air
Gambar
9.
Grafik Hasil Rata-rata Kadar Air
Daya patah berkaitan
erat dengan persentase kadar air dari komposisi bahan-bahan yang digunakan pada
pembuatan snack bar. Hasil uji kadar air pada snack bar berbasis bahan pangan
lokal dengan penggunaan gula aren bubuk 12%, 18%, dan 24% masing-masing memiliki
jumlah kadar air sebesar 5,66%, 5,3%, dan 4,5%. Semakin tinggi kadar air maka semakin
rendah daya patah yang dihasilkan karena tekstur snack bar menjadi lebih lembut
atau lembek (Jauhariah &
Ayustaningwarno, 2013). Dapat simpulkan dari hasil uji kadar
air bahwa snack bar dengan penggunaan gula aren bubuk persentase
12% yang paling mudah dipatahkan
dan 24% paling sulit dipatahkan.
b. Aspek Daya Rekat Bagian
Dalam
Gambar 10. Grafik Hasil
Rata-rata Aspek Daya Rekat Bagian Dalam
Hasil penilaian aspek
daya rekat bagian dalam pada snack bar berbasis bahan pangan lokal
dengan penggunaan gula aren bubuk 12%, 18%, dan 24% masing-masing memiliki
nilai rata-rata yang berbeda dan snack bar dengan persentase gula aren 24%
memiliki skor rata-rata 8 menit 7 detik, yang berarti memiliki daya rekat bagian
dalam yang lebih lama dari 2 perlakuan lainnya. hal ini disebabkan oleh
kandungan gula yang berperan sebagai bahan perekat, semakin banyak gula yang
digunakan maka semakin rekat daya rekat pada bahan-bahan snack bar.
aspek ini dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan pada setiap perlakuan yang
diuji, setelah itu hasil pengulangan dijumlah dan diambil nilai rata-rata.
c.
Titik
Leleh Permukaan Luar
Gambar
11.
Grafik Hasil Rata-rata Aspek Titik Leleh Permukaan Luar
Pengujian aspek titik
leleh permukaan luar dilakukan untuk mengetahui ketahanan titik leleh dari
setiap perlakuan snack bar berbasis bahan pangan lokal. Uji ini
dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan pada setiap perlakuan yang diuji, setelah
itu hasil pengulangan dijumlah dan diambil nilai rata-rata. Pada aspek titik
leleh permukaan luar pada tiga perlakuan tersebut tidak berbeda jauh, hal ini
dapat disebabkan karena bahan yang digunakan sebagai coating memiliki
jumlah dan varian yang sama pada semua perlakuan, yaitu 27,69% menggunakan dark
chocolate compound.
Kesimpulan
Hasil uji kruskal wallis, menyatakan bahwa terdapat satu
aspek yang ada pengaruh signifikan pada nilai alpha 0,05 yaitu aspek tekstur
bagian dalam (kekerasan), namun pada aspek warna, aroma bagian luar, aroma
bagian dalam, rasa, tekstur bagian luar ketika disentuh, tekstur bagian dalam
(kerenyahan), dan ketebalan coating cokelat tidak terdapat pengaruh dari penggunaan
persentase gula aren bubuk yang digunakan dalam pembuatan snack bar berbasis
bahan pangan lokal. Setelah dilakukan serangkaian pengujian, dapat disimpulkan
bahwa snack bar berbasis bahan pangan lokal dengan menggunakan gula aren bubuk
18% adalah produk terbaik.
Ismayani.
(2008). Variasi Olahan Cokelat. Jakarta: Kawan Pustaka.
Jauhariah, D., & Ayustaningwarno,
F. (2013). Snack Bar Rendah Fosfor dan Protein Berbasis Produk Olahan Beras.
Diponegoro University. Google Scholar
Listyaningrum, C. E., Affandi, D. R.,
& Zaman, M. Z. (2018). Pengaruh palm sugar sebagai pengganti sukrosa
terhadap karakteristik snack bar tepung komposit (ubi ungu, jagung kuning dan
kacang tunggak) sebagai snack rendah kalori. Jurnal Teknologi Hasil Pertanian,
11(1), 53�62. https://doi.org/10.20961/jthp.v11i1.29096. Google Scholar
Mustaufik, M. (2018). Peningkatan
mutu produksi dan pemasaran gula semut beriodium di koperasi serba usaha (KSU)
Ligasirem Sumbang-Banyumas. Performance: Jurnal Personalia, Financial,
Operasional, Marketing Dan Sistem Informasi, 19(1), 68�84. Google Scholar
Pradnyasari, I. A. P. R., Setijawati,
E., Ristiarini, S., Suseno, T. I. P., & Jati, I. R. A. P. (2019). Pengaruh
Perbedaan Konsentrasi Gelatin terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik
Snackbar Beras Merah dengan Perlakuan Awal Perendaman di Larutan Cacl2 Cangkang
Telur. Jurnal Teknologi Pangan Dan Gizi, 18(1), 58�63.
https://doi.org/10.33508/jtpg.v18i1.1988. Google Scholar
Rahmawaty, U., & Maharani, Y.
(2014). Pelestarian budaya indonesia melalui pembangunan fasilitas pusat
jajanan tradisional jawa barat. Bandung Institute of Technology. Google Scholar
Soeseno, A., Moegiharto, Y., &
Fariza, A. (2008). Design Spread Spectrum Communication System Simulation
(Software). SAINTEKBU, 1(2), 20�24.
https://doi.org/10.32764/saintekbu.v1i2.79. Google Scholar
Sudargo, T., Freitag, H., Kusmayanti,
N. A., & Rosiyani, F. (2018). Pola makan dan obesitas. UGM press. Google Scholar
Sugiyanto, C. (2007). Permintaan
gula di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Kajian Masalah Ekonomi dan
Pembangunan. Google Scholar
Taula�bi, M. S. D., Oessoe, Y. Y. E.,
& Sumual, M. F. (2021). Kajian Komposisi Kimia Snack Bars Dari Berbagai
Bahan Baku Lokal: Systematic Review Study Of The Chemical Composition Of Snack
Bars From Various Local Raw Materials: Systematic Review. Agri-SosioEkonomi,
17(1), 15�20. https://doi.org/10.35791/agrsosek.17.1.2021.32236. Google Scholar
Copyright holder : Yunike Wulandari Br Tarigan, Roesyanto, Gina Cynthia R. Hasibuan,
Rudianto Surbakti (2022) |
First publication right
: Jurnal Syntax Admiration This article is licensed under: |