Jurnal
Syntax Admiration |
Vol.
3 No. 9 September 2022 |
p-ISSN :
2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PERBANDINGAN AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR
ANTARA PASIR AWANG BANGKAL DAN PASIR BARITO
Khairil Yanuar, Abdul Hafizh Ihsani, Muhammad Arya
Anugerah, Ruspiansyah, Suwaji
Politeknik Negeri
Banjarmasin, Indonesia
Email: [email protected],
[email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
INFO
ARTIKEL |
ABSTRAK
|
Diterima 05 September 2022 Direvisi 14 September 2022 Disetujui 15 September 2022 |
Kemajuan bangunan konstruksi yang berkembang
di Negara kita mempengaruhi banyaknya fungsi-fungsi bangunan yang beragam
sehingga mengakibatkan kuantitas bangunan, percepatan bangunan yang
diinginkan dan tuntutan akan kualitas konstruksi semakin tinggi. Mortar
adalah suatu campuran yang terdiri dari Semen, Agregat Halus dan Air. Bahan
perekat pada mortar dapat berupa Tanah Liat, Kapur, maupun Semen. Agregat
Halus (Pasir) pada campuran mortar berfungsi sebagai bahan pengisi (Bahan
yang direkat) baik dalam keadaan dikeraskan ataupun tidak dikeraskan. Penelitian
Tugas Akhir ini dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan Politeknik
Negeri Banjarmasin.Pengumpulan data dengan cara yang dipakai untuk
menghimpun, menelaah dan pengumpulan data-data atau sumber-sumber yang
berhubungan dengan topik yang diangkat dalam suatu penelitian. Studi bisa
didapat dari berbagai sumber, seperti jurnal, makalah, laporan, buku
dokumentasi, internet (browsing) dan pustaka. Hasil kuat tekan terhadap umur
mortar Pada umur 3 hari Semen Gresik Pasir Barito 6,05 Mpa, Pada umur 7 hari
Semen Gresik Pasir Barito 6,05 Mpa, Pada umur 14 hari Semen Gresik Pasir
Awang Bangkal 8,66 Mpa, Pada umur 28 hari Semen Gresik pasir Awang Bangkal
10,68 Mpa. Dapat disimpulkan bahwa Pasir Barito termasuk dalam zona IV dan
Pasir Awang Bangkal termasuk dalam zona II. Berdasarkan hasil rata � rata
kuat tekan mortar didapatkan hasil : Pasir Barito pada umur 3 hari sebesar
6,05 Mpa, umur 7 hari 6,05 Mpa, umur 14 hari 7,68 Mpa, dan umur 28 hari 9,56
Mpa, Pasir Awang Bangkal pada umur 3 hari sebesar 4,14 Mpa, umur 7 hari 4,75
Mpa, umur 14 hari 8,66 Mpa, dan umur 28 hari 10,68 Mpa. |
Kata kunci: Mortar, Semen, Pasir. |
|
Keywords: Mortar. Cement, Sand. |
ABSTRACT The progress
of building construction that is developing in our country affects the number
of diverse building functions resulting in the quantity of buildings, the
acceleration of the desired building and the demand for higher quality
construction. Mortar is a mixture consisting of Cement, Fine Aggregate and
Water. The adhesive in the mortar can be in the form of clay, lime, or
cement. Fine Aggregate (Sand) in the mortar mix serves as a filler (glued
material) either in a hardened or unhardened state. This final project
research was conducted at the Structure and Materials Laboratory of the
Banjarmasin State Polytechnic. Data collection was carried out by the method
used to collect, study and collect data or sources related to the topic
raised in a study. Studies can be obtained from various sources, such as
journals, papers, reports, documentation books, internet (browsing) and
libraries. The results of the compressive strength on the age of mortar At
the age of 3 days Semen Gresik Pasir Barito is 6.05 Mpa, At the age of 7 days
Semen Gresik Pasir Barito is 6.05 Mpa, At the age of 14 days Semen Gresik
Pasir Awang Bangkal is 8.66 Mpa, At the age of 28 days Semen Gresik sand
Awang Bangkal 10.68 MPa. It can be concluded that Pasir Barito is included in
zone IV and Pasir Awang Bangkal is included in zone II. Based on the results
of the average compressive strength of the mortar, the results obtained were:
Barito sand at the age of 3 days was 6.05 Mpa, at 7 days old was 6.05 Mpa,
aged 14 days was 7.68 Mpa, and aged 28 days was 9.56 Mpa, Pasir Awang Bangkal
at the age of 3 days was 4.14 Mpa, the age of 7 days was 4.75 Mpa, the age of
14 days was 8.66 Mpa, and the age of 28 days was 10.68 Mpa. |
Pendahuluan
Kemajuan
bangunan konstruksi yang berkembang di Negara kita mempengaruhi banyaknya
fungsi-fungsi bangunan yang beragam sehingga mengakibatkan kuantitas bangunan,
percepatan bangunan yang diinginkan dan tuntutan akan kualitas konstruksi
semakin tinggi (Sianturi
et al., 2016).
Mortar adalah
adukan yang terdiri dari agregat halus (Pasir), bahan pengikat (Semen Portland,
Tanah Liat, Kapur) dan Air (Rasidi
& Ningrum, 2016). Fungsi
dari mortar merupakan matrik pengikat bagian dari penyusun suatu konstruksi
baik yang bersifat struktural maupun non struktural. Penggunaan mortar untuk
konstruksi yang bersifat struktural misalnya mortar pasangan batu belah untuk
struktur pondasi, sedangkan yang bersifat non struktural misalnya mortar
pasangan batu bata untuk dinding pengisi (Nasution
et al., 2020).
Standar
spesifikasi mortar mengacu pada kuat tekannya, yaitu dimana mortar harus mampu
dalam menerima beban. Mengingat sebagai suatu dari bagian konstruksi mortar
berperan penting untuk memikul beban, ada beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap hasil dari kekuatan tekan mortar, antara lain jenis semen, jumlah
semen, Faktor Air Semen (FAS) dan kepadatan, sifat agregat dan juga umur mortar
tersebut. Sama halnya dengan beton, maka dari itu penggunaan benda uji mortar
harus sesuai dengan Standar Spesifikasi (SNI 03-6825-2002).
Penulis tertarik mengangkat pembahasan
ini dengan mencoba mencari pengaruh kuat tekan mortar pada umur 3, 7, 14 dan 28
hari dengan perbandingan variasi agregat halus pasir Awang Bangkal yang berasal
dari Karang Intan dan pasir Barito yang berasal dari Kabupaten
Barito Kuala
Metode Penelitian
1.
Studi
Literatur
Studi literatur adalah cara yang dipakai untuk menghimpun, menelaah dan
pengumpulan data-data atau sumber-sumber yang berhubungan dengan topik yang
diangkat dalam suatu penelitian. Studi bisa didapat dari berbagai sumber,
seperti jurnal, makalah, laporan, buku dokumentasi, internet (browsing) dan
pustaka.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian
Mandiri Dosen ini dilakukan di Laboratorium Struktur Uji Bahan dan Batuan Jurusan Teknik Sipil dan Kebumian
Politeknik Negeri Banjarmasin.
3. Standar Pengujian
Seluruh
rangkaian penelitian bahan pada campuran yang akan dilakukan di Laboratorium Struktur
Uji Bahan dan Batuan
Jurusan Teknik Sipil dan Kebumian Politeknik Negeri Banjarmasin. Sifat bahan
yang akan dipakai dan diperiksa dalam penelitian ini menggunakan metode-metode
seperti berikut.
1.
Kehalusan semen (SNI 15-2530-1991)
2.
Berat jenis semen (SNI 03-2531-1991)
3.
Konsistensi semen (SNI 15-2049-2004)
4.
Waktu pengikatan semen (SNI 03-6827-2002)
5.
Berat jenis dan penyerapan agregat halus (SNI 1970-2008)
6.
Kadar organik (SNI 03-2816-1992)
7.
Berat isi agregat halus (SNI 03-4804, 1998)
8.
Kadar lumpur agregat halus (SNI.03-4142, 1996)
9.
Kadar air agregat halus (Badan Standarisasi Nasional,
2011)
10.
Analisa saringan agregat halus (Badan Standardisasi Nasional,
1990)
11.
Pengujian flow table mortar (SNI 03-6825-2002)
12.
Pengujian kuat tekan mortar (SNI 03-6825-2002)
4. Persiapan Bahan Material
Bahan-bahan material yang
digunakan antara lain :
1.
Semen yang
digunakan semen PCC (Gresik)
2.
Pasir yang
digunakan pasir Awang Bangkal dan pasir Barito
3.
Air yang
digunakan air PDAM
5. Proporsi
Benda Uji
Proporsi
pembuatan benda uji mortar dengan variasi untuk mendapatkan hasil yang sesuai,
dalam masing-masing komposisi mortar dibuat berdasarkan (SNI
03-6882-2002). Jumlah
proporsi campuran perbandingan 1Pc : 3Ps dengan jumlah 15 sampel setiap variasi.
6. Tahap Pengujian Bahan
Berikut adalah penjelasan mengenai
tahapan pengujian bahan pada kegiatan Penelitian Tugas Akhir ini:
1)
Pengujian
Karakteristik Bahan
Pengujian karakteristik bahan
menggunakan metode SNI. Pengujian karakteristik meliputi analisis saringan, berat
jenis dan penyerapan, zona gradasi agregat halus, modulus kehalusan, kadar air,
kadar lumpur, kadar organik dan berat isi agregat halus.
2)
Penentuan
Variasi Proporsi Campuran
Penentuan proporsi campuran dilakukan
untuk mendapatkan data kuat tekan benda uji masing-masing variasi proporsi
campuran.
3)
Perhitungan
Mix Formula
Perhitungan Mix Formula dilakukan
untuk mengetahui berapa kebutuhan material yang diperlukan untuk pembuatan
benda uji dengan cara menghitung volume total perproporsi dan menggunakan data
hasil pengujian karakteristik yang telah dilakukan sebelumnya sebagai data
tambahan untuk menghitung Mix Formula.
4)
Pengujian
Faktor Air Semen (F.A.S)
Pengujian Faktor Air Semen (F.A.S)
dilakukan guna mengetahui perbandingan proporsi antara semen dan air sehingga
campuran tidak kelebihan air yang dapat mengakibatkan kuat tekan dari campuran
tidak maksimum.
5)
Pembuatan
Benda Uji
Pembuatan benda uji menggunakan mold
berbentuk persegi dengan ukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm dengan jumlah benda uji
perproporsi campuran yaitu sebanyak 9 buah benda uji perproporsi.
6)
Perawatan
Benda Uji (Curing)
Perawatan benda uji (Curing)
dilakukan setelah mortar dilepas dari mold sehari setelah pembuatan benda uji,
terkecuali untuk benda uji yang akan di uji tekan pada umur 3 hari. Perawatan
benda uji (Curing) dilakukan dengan cara merendam benda uji ke dalam air hingga
pengujian kuat tekan dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar permukaan
benda uji selalu lembab untuk menjamin proses hidrasi semen (reaksi semen dan
pasir).
7)
Pengujian
Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan mortar dilakukan
pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari dengan catatan benda uji harus
dikeluarkan dari dalam air maksimal 3 hari sebelum pengujian dilakukan.
8)
Analisa
Data Uji Kuat Tekan
Analisa data uji kuat tekan benda uji
mortar yaitu berupa data kuat tekan pada variasi umur pengujian kuat tekan
masing-masing proporsi campuran mortar. Sehingga diperoleh hubungan antara kuat
tekan mortar masing-masing variasi proporsi campuran dengan umur mortar.
7. Diagram Alir
Gambar 1.
Diagram Alir (Flow Chat)
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengujian Semen
Semen yang digunakan pada
penelitian/pengujian adalah semen tonasa dan gresik. Hasil pengujian tersebut
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Pengujian Semen Gresik
Macam pemeriksaan |
semen gresik |
Spesipikasi SNI 15-2049-2004 |
||
Standard rujukan |
hasil |
|||
1 |
Berat jenis |
SNI 03-2531-1991 |
3,145 |
Maks 3,2 |
2 |
Kehalusan semen Tertahan di Saringan
No.100 Tertahan di Saringan
No. 200 |
SNI 15-2530-1991 |
0% 4% |
0,0% 22,0 |
3 |
Konsistensi |
SNI 15-2049-2004 |
26% |
- |
4 |
Waktu pengikatan awal akhir |
SNI 03-6827-2002 |
80 menit 150 menit |
Min 45 menit Maks 360 menit |
(Hasil
pengujian/penelitian sendiri)
Grafik 1.
Waktu pengikatan Semen Gresik
Berdasarkan grafik 4.1 diatas waktu
ikat awal tercapai pada saat jarum vicat turun sedalam 25 mm selama 30 detik
maka tercapailah waktu pengikat awal semen Gresik yaitu 80 menit. Sedangkan
waktu ikat akhir tercapai pada waktu 150 menit yaitu pada saat jarum vicat
diletakan diatas sampel 30 detik dan tidak mengalami penurunan.
2. Hasil Pengujian Agregat Halus (Pasir Barito)
Agregat halus yang digunakan adalah
pasir Barito, dengan melakukan pengujian berat jenis, penyerapan, kadar lumpur,
kadar air, kadar organik, berat isi, analisa saringan, hasil dari pengujian
agregat halus ( Pasir Barito ) dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.
Hasil Pengujian Agregat
Halus (Pasir Barito)
No |
Macam pemeriksaan |
Pasir barito |
Spesipikasi SNI 0052-80 |
|
Standard rujukan |
Hasil |
|||
1 |
Berat jenis |
SNI 1970-2003 |
|
Min 2,5 |
|
Berat jenis bulk (%) |
|
2603 |
|
|
Permukaan Jenis SSD
(%) |
|
2619 |
|
|
Berat jenis semu (%) |
|
2644 |
|
|
Penyerapan |
|
0604 |
Maks 3% |
2 |
Kadar lumpur |
SNI 03-4142-1996 |
0211 |
Maks 5% |
3 |
Kadar air |
SNI 1971-2011 |
1293 |
- |
4 |
Kadar organic |
SNI 03-2816-1992 |
No.5 |
Standard wama No.3 |
5 |
Berat isi agregat |
SNI 1973-2008 |
|
|
|
Berat isi lepas
(kg/lt) |
|
1638 |
|
|
Berat isi dengan
tusukan (kg/lt) |
|
1672 |
|
|
Berat isi dengan
hentakan (kg/lt) |
|
1809 |
|
6 |
Susunan grading
agregat |
SNI 03-1968-1990 |
|
Zona 4 |
|
3/8 |
|
100 |
100 |
|
No.4 |
|
100 |
90-100 |
|
No.8 |
|
97,8 |
75-100 |
|
No.16 |
|
93,06 |
55-90 |
|
No.30 |
|
81,51 |
35-59 |
|
No.50 |
|
35,15 |
8-30 |
|
No.100 |
|
1,15 |
0-10 |
7 |
Fan modulus |
|
2,93 |
|
(Hasil pengujian/penelitian sendiri)
Data perhitungan pada tabel 2 ada
pada lampiran III.
Berdasarkan tabel 2 hasil pengujian
dapat disimpulkan bahwa agregat halus (pasir Barito) pada pengujian kadar
organik tidak memenuhi syarat spesifikasi.
Tabel 3.
Analisa
Saringan Agregat Halus (Pasir Barito)
Nomor saringan |
Berat tertahan (gr) contoh |
Kumulatif tertahan (gr) contoh |
Kumulatif persen |
Daerah gradasi susunan butir (zone) |
|||||||
Tertahan persen |
Lolos contoh |
Rata rata |
|||||||||
Mm |
Inch |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
||
9,52 |
3/8 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
100 |
100 |
100 |
Zona 4 |
4,76 |
No. 4 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0,00 |
0,00 |
100 |
100 |
100,00 |
|
2,38 |
No. 8 |
1,9 |
2,5 |
1,9 |
2,5 |
1,91 |
2,54 |
98,10 |
97,50 |
97,80 |
|
1,19 |
No. 16 |
4,3 |
5,2 |
6,2 |
7,7 |
6,24 |
7,81 |
93,81 |
92,30 |
93,06 |
|
0,59 |
No. 30 |
6,3 |
16,8 |
12,5 |
24,5 |
12,59 |
24,85 |
87,52 |
75,50 |
81,51 |
|
0,279 |
No. 50 |
36,9 |
55,9 |
49,4 |
80,4 |
49,75 |
81,54 |
50,70 |
19,60 |
35,15 |
|
0,149 |
No. 100 |
49,9 |
18,2 |
99,3 |
98,6 |
99,10 |
98,60 |
0,90 |
1,40 |
1,15 |
|
Pan |
0,9 |
1,4 |
100,2 |
100 |
100,00 |
100,00 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
(Hasil pengujian/penelitian sendiri)
Fan Modulus = 1,90
(Hasil
pengujian/penelitian sendiri)
Grafik 2.
Gradasi Pasir (Barito)
Dengan berdasarkan uji analisa saringan yang
telah dilakukan sendiri. Dapat dilihat rata � rata kumulatif lolos pada
saringan menunjukkan bahwa pasir (Barito) ini termasuk pada zona IV melihat
dari rata � rata berada ditengah � tengah batas kumulatif zona IV.
3. Hasil Pengujian Agregat Halus (Pasir Awang
Bangkal)
Agregat halus yang digunakan adalah pasir Barito,
dengan melakukan pengujian berat jenis, penyerapan, kadar lumpur, kadar air,
kadar organik, berat isi, analisa saringan, hasil dari pengujian agregat halus
(Pasir Awang Bangkal) dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Hasil Pengujian Agregat Halus (Pasir Awang
Bangkal)
No |
Macam pemeriksaan |
Pasir barito |
Spesipikasi SNI
0052-80 |
|
Standard rujukan |
Hasil |
|||
1 |
Berat jenis |
SNI 1970-2003 |
|
Min 2,5 |
|
Berat jenis bulk (%) |
|
2603 |
|
|
Permukaan Jenis SSD
(%) |
|
2619 |
|
|
Berat jenis semu (%) |
|
2644 |
|
|
Penyerapan |
|
0604 |
Maks 3% |
2 |
Kadar lumpur |
SNI 03-4142-1996 |
0211 |
Maks 5% |
3 |
Kadar air |
SNI 1971-2011 |
1293 |
- |
4 |
Kadar organic |
SNI 03-2816-1992 |
No.5 |
Standard wama No.3 |
5 |
Berat isi agregat |
SNI 1973-2008 |
|
|
|
Berat isi lepas
(kg/lt) |
|
1638 |
|
|
Berat isi dengan
tusukan (kg/lt) |
|
1672 |
|
|
Berat isi dengan
hentakan (kg/lt) |
|
1809 |
|
6 |
Susunan grading
agregat |
SNI 03-1968-1990 |
|
Zona 4 |
|
3/8 |
|
100 |
100 |
|
No.4 |
|
100 |
90-100 |
|
No.8 |
|
97,8 |
75-100 |
|
No.16 |
|
93,06 |
55-90 |
|
No.30 |
|
81,51 |
35-59 |
|
No.50 |
|
35,15 |
8-30 |
|
No.100 |
|
1,15 |
0-10 |
7 |
Fan modulus |
|
2,93 |
|
(Hasil pengujian/penelitian sendiri)
Data perhitungan pada tabel 3 ada pada lampiran
III.
Berdasarkan tabel 4 hasil pengujian dapat
disimpulkan bahwa agregat halus (pasir Awang Bangkal) pada pengujian kadar
lumpur tidak memenuhi syarat spesifikasi.
Tabel 5.
Analisa Saringan Agregat Halus (Pasir Awang Bangkal)
Nomor saringan |
Berat tertahan (gr)
contoh |
Kumulatif tertahan
(gr) contoh |
Kumulatif persen |
Daerah gradasi
susunan butir (zone) |
|||||||
Tertahan persen |
Lolos contoh |
Rata rata |
|||||||||
Mm |
Inch |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
1 |
2 |
||
9,52 |
3/8 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
100 |
100 |
100 |
Zona 2 |
4,76 |
No. 4 |
85,9 |
79 |
85,9 |
84,7 |
9,31 |
9,20 |
91,00 |
100 |
95,50 |
|
2,38 |
No. 8 |
159,1 |
183,9 |
245 |
183,9 |
26,55 |
20,18 |
74,33 |
79,92 |
77,13 |
|
1,19 |
No. 16 |
202,1 |
187 |
447,1 |
370,9 |
48,45 |
40,69 |
53,16 |
59,50 |
56,33 |
|
0,59 |
No. 30 |
118,5 |
112,7 |
565,6 |
483,6 |
61,29 |
53,06 |
40,74 |
47,19 |
43,97 |
|
0,279 |
No. 50 |
239,5 |
315,4 |
805,1 |
799 |
87,24 |
87,66 |
15,65 |
12,75 |
14,20 |
|
0,149 |
No. 100 |
117,8 |
112,5 |
922,9 |
911,5 |
96,69 |
99,53 |
3,31 |
0,47 |
1,89 |
|
Pan |
31,6 |
4,3 |
954,5 |
915,8 |
100,00 |
100,00 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
(Hasil pengujian/penelitian sendiri)
Fine Modulus = 2,87
(Hasil pengujian/penelitian sendiri)
Grafik 3.
Gradasi Pasir (Awang
Bangkal)
Dengan
berdasarkan uji analisa saringan yang telah dilakukan sendiri. Dapat dilihat
rata � rata kumulatif lolos pada saringan menunjukkan bahwa pasir (Awang
Bangkal) ini termasuk pada zona II melihat dari rata � rata berada ditengah �
tengah batas kumulatif zona II.
4. Perhitungan Adukan Campuran
Adukan Mortar (Mix Desain)
Untuk
perhitungan perencanaan campuran adukan mortar menurut SNI 03-6882-2002 bahan
yang digunakan seperti agregat halus pasir Barito dan Awang Bangkal, semen yang
dipakai semen gresik, dan air yang digunakan sesuai proporsi yang ditentukan.
Berikut
proporsi adukan mortar dengan campuran 1 bagian semen porland dan 3 bagian
pasir sebagai berikut.
Tabel 6.
Hasil Perhitungan Mix Design Perbandingan 1Pc:3Ps (Barito)
Proporsi campuran |
Semen |
Agregat kondisi
jernih kering permukaan |
Air (gr/ml) |
Pasir barito |
|||
-
Perbandingan setelah revisi |
|
|
|
a.
Bobot (gr) |
889,71 |
3526,47 |
527,68 |
b.
Volume (lt) |
215,69 |
2821,18 |
527,68 |
-
Koreksi perbandingan |
|
|
|
a.
Bobot |
1,00 |
3,96 |
0,59 |
b.
Volume |
0,80 |
13,08 |
2,45 |
-
Tiap campuran uji / 1 jak semen (50kg) |
|
|
|
a.
Bobot (kg) |
50,00 |
198,18 |
29,65 |
b.
Volume (lt) |
12,12 |
158,55 |
29,65 |
Perbandingan (dengan
15 sampel uji) |
Semen = 890 gr Pasir = 3526 gr Air = 528 gr/ml |
Tabel 7.
Hasil Perhitungan Mix Design Perbandingan 1Pc:3Ps (Awang Bangkal)
Proporsi campuran |
Semen |
Agregat kondisi
jernih kering permukaan |
Air (gr/ml) |
Pasir barito |
|||
-
Perbandingan setelah revisi |
|
|
|
c.
Bobot (gr) |
889,71 |
3526,47 |
527,68 |
d.
Volume (lt) |
215,69 |
2820,43 |
527,68 |
-
Koreksi perbandingan |
|
|
|
c.
Bobot |
1,00 |
3,96 |
0,59 |
d.
Volume |
0,80 |
13,08 |
2,45 |
-
Tiap campuran uji / 1 jak semen (50kg) |
|
|
|
c.
Bobot (kg) |
50,00 |
198,18 |
29,65 |
d.
Volume (lt) |
12,12 |
158,55 |
29,65 |
Perbandingan (dengan
15 sampel uji) |
Semen = 890 gr Pasir = 3526 gr Air = 528 gr/ml |
(Hasil
pengujian/penelitian sendiri)
5. Konsistensi Mortar
Pengujian konsistensi
menggunakan alat meja leleh yang bertujuan untuk menentukan jumlah air yang
dibutuhkan pada pasta semen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan agregat
halus pasir Barito dan Awang Bangkal. Waktu ikat dilakukan jika konsistensi
telah memenuhi syarat.
Tabel 8.
Konsistensi Mortar Pasir
(Barito)
No. benda uji |
Barito |
Rata rata |
Flow (%) |
Keterangan
(penambahan air) (ml) |
|||
Diameter (cm) |
|||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
||||
1 |
12,6 |
12,3 |
12,1 |
12 |
12,25 |
22,5 |
0,5 |
2 |
25,3 |
24,3 |
24,6 |
24,7 |
24,73 |
147,25 |
0,7 |
3 |
21 |
19,9 |
19,9 |
21,2 |
20,5 |
105 |
0,6 |
(Hasil pengujian/penelitian sendiri)
Berdasarkan
tabel 6 hasil pengujian disimpulkan bahwa dengan penambahan air 0,6 % didapat
flow sebesar 105 % sesuai dengan spesifikasi flow 110�5%.
Tabel 9.
Konsistensi Mortar Pasir
(Awang Bangkal)
No. benda uji |
Barito |
Rata rata |
Flow (%) |
Keterangan
(penambahan air) (ml) |
|||
Diameter (cm) |
|||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
||||
1 |
15,0 |
16,0 |
16 |
14 |
15,25 |
52,5 |
0,7 |
2 |
16,8 |
16,7 |
16,8 |
15,4 |
16,43 |
64,25 |
0,8 |
3 |
20,5 |
20,5 |
20,4 |
20,6 |
20,5 |
105 |
0,9 |
(Hasil pengujian/penelitian
sendiri)
Berdasarkan
tabel 7 hasil pengujian disimpulkan bahwa dengan penambahan air 0,9 % didapat
flow sebesar 105 % sesuai dengan spesifikasi flow 110�5 %.
6. Hasil Pengujian Kuat Tekan
Mortar
Hasil pengujian
kuat tekan mortar menurut (SNI-03-6825-2002) untuk 1 variasi tipe semen
terdapat 15 benda uji dan terbagi menjadi 4 umur mortar yaitu 3, 7, 14 dan 28
hari. Dari pengujian kuat tekan mortar yang dilakukan didapat hasil pada tabel
10 dan 11.
Tabel 10.
Hasil Pengujian Kuat Tekan
Mortar Pasir (Barito)
No |
Benda uji |
Kuat tekan |
|||
Umur 3 hari |
Umur 7 hari |
Umur 14 hari |
Umur 28 hari |
||
1.
|
Mortar (semen gresik
pasir barito) |
57,24 |
58,63 |
62,82 |
85,16 |
55,84 |
62,82 |
80,97 |
125,64 |
||
68,40 |
60,03 |
86,55 |
86,55 |
||
|
|
|
86,55 |
||
100,51 |
|||||
89,34 |
|||||
Rata rata |
60,49 |
60,49 |
76,78 |
95,63 |
Tabel 11.
Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar Pasir (Awang Bangkal)
No |
Benda uji |
Kuat tekan |
|||
Umur 3 hari |
Umur 7 hari |
Umur 14 hari |
Umur 28 hari |
||
1. |
Mortar (semen gresik
pasir awing bangkal) |
40,48 |
37,69 |
82,36 |
99,12 |
43,28 |
39,09 |
86,55 |
99,12 |
||
40,48 |
65,61 |
90,74 |
113,08 |
||
|
|
|
111,68 |
||
113,08 |
|||||
103,30 |
|||||
Rata rata |
41,41 |
47,46 |
86,55 |
106,56 |
(Hasil pengujian/penelitian
sendiri)
Dari hasil
pengujian mortar pada tabel 10 dan 11 pada umur 3, 7, 14,dan 28 hari dengan
jumlah total 30 sampel memperlihatkan hasil kuat tekan semen gresik dengan
pasir Barito dan Awang Bangkal menunjukkan rata � ratanya selalu meningkat dan
kuat tekan yang tertinggi terjadi pada umur 28 hari.
7. Grafik Hasil Pengujian Kuat Tekan
Grafik 4.
Perbandingan Kuat Tekan
Dengan Umur Mortar
Pada Grafik 4.4
perbandingan antara kuat tekan mortar diumur 3, dan 7 hari menunjukkan semen
gresik dengan pasir Barito lebih tinggi hasilnya dari pasir Awang Bangkal
sedangkan pada 14, dan 28 hari hasil kuat tekan pasir Awang Bangkal lebih
tinggi dari pasir Barito.
8. Grafik Hasil Kuat Tekan Terhadap Umur Mortar
Hasil kuat
tekan mortar tertinggi pada masing � masing umur mortar dapat dilihat hasil
kuat tekan pada grafik 5 dibawah ini.
Grafik 5.
Hasil Kuat Tekan Terhadap
Umur Mortar
a. Pada
umur 3 hari
Semen Gresik Pasir Barito 60,49 kg/cm2
b. Pada
umur 7 hari
Semen Gresik Pasir Barito 60,49 kg/cm2
c. Pada
umur 14 hari
Semen Gresik Pasir Awang Bangkal 86,55 kg/cm2
d. Pada umur 28 hari
Semen Gresik pasir Awang Bangkal 106,56 kg/cm2
9. Perhitungan
Standar Deviasi Mortar
Tabel 12.
Hasil Perhitungan Kuat Tekan Karakteristik Pasir Barito
Pasir Barito |
||||
No Sampel |
Xi (kg/cm2) |
X (kg/cm2) |
Xi-X (kg/cm2) |
(Xi-X)^2 (kg/cm2) |
1 |
143,1 |
102,5 |
40,62 |
1650,277 |
2 |
139,6 |
102,5 |
37,13 |
1378,904 |
3 |
171,0 |
102,5 |
68,54 |
4698,225 |
4 |
90,2 |
102,5 |
-12,26 |
150,389 |
5 |
96,6 |
102,5 |
-5,82 |
33,875 |
6 |
92,4 |
102,5 |
-10,12 |
102,326 |
7 |
62,8 |
102,5 |
-39,65 |
1571,837 |
8 |
81,0 |
102,5 |
-21,50 |
462,181 |
9 |
86,6 |
102,5 |
-15,91 |
253,268 |
10 |
85,2 |
102,5 |
-17,31 |
299,650 |
11 |
125,6 |
102,5 |
23,17 |
537,016 |
12 |
86,6 |
102,5 |
-15,91 |
253,268 |
13 |
86,6 |
102,5 |
-15,91 |
253,268 |
14 |
100,5 |
102,5 |
-1,95 |
3,820 |
15 |
89,3 |
102,5 |
-13,12 |
172,197 |
Rata-Rata |
102,5 |
|
0,000 |
11820,502 |
(Hasil pengujian/penelitian
sendiri)
Berdasarkan
tabel dan perhitungan di atas dapat diketahui kuat tekan karakteristik
perbandingan 1Pc : 3Ps pasir Barito adalah sebesar 54,81 kg/cm2.
Tabel 13.
Hasil Perhitungan Kuat Tekan Karakteristik Pasir Awang Bangkal
Pasir Awang Bangkal |
||||
No Sampel |
Xi (kg/cm2) |
X (kg/cm2) |
Xi-X (kg/cm2) |
(Xi-X)^2 (kg/cm2) |
1 |
101,2 |
95,2 |
5,96 |
35,562 |
2 |
108,2 |
95,2 |
12,94 |
167,532 |
3 |
101,2 |
95,2 |
5,96 |
35,562 |
4 |
58,0 |
95,2 |
-37,26 |
1388,224 |
5 |
60,1 |
95,2 |
-35,11 |
1232,796 |
6 |
100,9 |
95,2 |
5,69 |
32,433 |
7 |
82,4 |
95,2 |
-12,88 |
165,961 |
8 |
86,6 |
95,2 |
-8,69 |
75,596 |
9 |
90,7 |
95,2 |
-4,51 |
20,309 |
10 |
99,1 |
95,2 |
3,87 |
14,972 |
11 |
99,1 |
95,2 |
3,87 |
14,972 |
12 |
113,1 |
95,2 |
17,83 |
317,888 |
13 |
111,7 |
95,2 |
16,43 |
270,057 |
14 |
113,1 |
95,2 |
17,83 |
317,888 |
15 |
103,3 |
95,2 |
8,06 |
64,922 |
Rata-Rata |
95,2 |
0,000 |
4154,677 |
(Hasil pengujian/penelitian sendiri)
Berdasarkan tabel dan perhitungan di atas
dapat diketahui kuat tekan karakteristik
perbandingan 1Pc : 3Ps pasir Awang Bangkal adalah sebesar 66,99 kg/cm2.
10. Grafik
Hasil Perhitungan Kuat Tekan Karakteristik Mortar
Grafik 6
Hasil Perhitungan Kuat
Tekan Karakteristik Mortar
Pada Grafik 6. dapat
disimpulkan bahwa hasil kuat tekan pasir Barito dan Awang Bangkal telah
memenuhi persyaratan spesifikasi kuat tekan minimum sebesar 50 kg/cm2
sesuai dengan ketentuan Divisi 7 Seksi 7.8 pada Spesifikasi Umum Tahun 2018
(Revisi 2).
Kesimpulan
Elevasi tertinggi saat pasang di tahun 2016 berada pada
bulan April, September, Oktober, November dan Desember memiliki elevasi
ketinggian 2,7 meter. Elevasi terendahnya berada di bulan Januari, Februari,
Maret, April, Juli, Agustus dan September setinggi 0,3 meter. Pada tahun 2017
untuk elevasi tertinggi berada di bulan Maret, April, Mei, Juni, Oktober,
November dan Desember setinggi 2,7 meter. Elevasi terendahnya berada di bulan
Februari, Maret, Juni, Juli, Agustus setinggi 0,3 meter. Dan pada tahun 2018
elevasi tertinggi air berada di bulan Januari, April, Oktober dan Desember
setinggi 2,7 meter. Untuk elevasi terendahnya berada di bulan Januari, Februari,
Maret, Juni, Juli, Agustus, September setinggi 0,3 meter. Untuk elevasi reklamasi berada
pada ketinggian 4,1 meter. Maka air berada 1,4 meter dibawah konstruksi, dan
dapat disimpulkan bahwa konstruksi yang telah dilaksanakan di proyek reklamasi
belawan masih dalam kategori aman.
Badan
Standardisasi Nasional. (1990). SNI 03-1968-1990 Metode Pengujian Tentang
Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar. Badan Standar Nasional Indonesia,
1�5.
Badan Standardisasi NasionaL. (2002).
Spesifikasi Mortar untuk Pekerjaan Pasangan. SNI 03-6882-2002. Badan
Standardisasi Nasional (BSN), 9(2), 1�10.
Badan Standarisasi Nasional. (2011).
Cara Uji Kadar Air Total Agregat Dengan Pengeringan. Sni 1971:2011, 6.
Indonesia, S. N. (2002). Standar
Nasional Indonesia Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen Portland untuk
pekerjaan sipil. Sni � 03-6825-2002.
Nasution, M., Aminnullah, A., &
Suhendro, B. (2020). Pengaruh Perbedaan Ukuran Karet Ban Bekas terhapap Sifat
Mekanik. INERSIA: LNformasi Dan Ekspose Hasil Riset Teknik SIpil Dan
Arsitektur, 16(1), 38�48.
https://doi.org/10.21831/inersia.v16i1.31314. Google Scholar
Rasidi, N., & Ningrum, D. (2016).
Pengaruh Penggantian Pasir Lumajang dengan Pasir Erupsi Gunung Kelud terhadap
kualitas Mortar. Reka Buana: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Dan Teknik Kimia,
1(1), 26�33. https://doi.org/10.33366/rekabuana.v1i1.643. Google Scholar
Sianturi, M. J. M., Supriyadi, A.,
& Sutandar, E. (2016). Studi Penggunaan Cangkang Kerang sebagai Pengganti
Agregat Halus pada Mortar. JeLAST: Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang, 3(3).
https://doi.org/10.26418/jelast.v3i3.18621. Google Scholar
SNI.03-4142. (1996). Metode Pengujian
Jumlah Bahan dalam Agregat yang Lolos Saringan No 200 (0,075 mm). Sni
03-4142, 200(200), 1�6.
SNI 03-2816-1992. (1992). Metode
pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran mortar atau beton. Bandung:
Badan Standardisasi Indonesia, 4, 2�3.
SNI 03-4804. (1998). Metode Pengujian
Bobot Isi dan Rongga Udara dalam Agregat. Badan Standarisasi Nasional,
1�6.
SNI 03-6825-2002. (2002). Sni
03-6825-2002. Standar Nasional Indonesia Metode Pengujian Kekuatan Tekan
Mortar Semen Portland Untuk Pekerjaan Sipil.
SNI 03-6827-2002. (n.d.). 1510486604(253)_Sni_03-6827-2002.Pdf.
SNI 1970. (2008). Cara Uji Berat
Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus. Badan Standar Nasional Indonesia,
7�18.
Copyright holder : Khairil Yanuar, Abdul Hafizh Ihsani, Muhammad Arya Anugerah,
Ruspiansyah, Suwaji (2022) |
First publication right
: Jurnal Syntax Admiration This article is licensed under: |