Jurnal
Syntax Admiration |
�Vol. 3 No. 10 Oktober 2022 |
p-ISSN :
2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
ANALISIS
TINGKAT KEPUASAN PESEPEDA YANG MENGGUNAKAN FASILITAS LAJUR KHUSUS SEPEDA JL.
VETERAN � JL. PEMUDA KLATEN
Afuah Nur Istikhomah, Sigit Priyanto, Dewanti
Magister Sistem dan
Teknik Transportasi, Universitas Gadjah Mada
Email: [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 28 Agustus 2022 Direvisi 11 Oktober 2022 Disetujui 13 Oktober 2022���������������� |
Penelitian ini
dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan masyarakat Klaten khususnya
para pengguna lajur sepeda terhadap lajur sepeda yang telah disediakan oleh
Pemerintah, dan keinginan yang mempengaruhi pesepeda untuk menggunakan lajur
sepeda sepanjang Jl. Veteran-Jl. Pemuda Kabupaten Klaten. Data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data hasil kuesioner. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan metode analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif dengan menggunakan metode IPA (Importance
Performance Analysis). Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode perhitungan Hair et al dengan 130 responden. Hasil
penelitian yaitu tingkat kepuasan responden pengguna lajur sepeda sepanjang
Jl. Veteran � Jl. Pemuda Kabupaten Klaten sebesar 97% terhadap 9 atribut
pernyataan kuesioner lajur sepeda yang disediakan oleh pemerintah yang
menentukan kepuasan pengguna lajur sepeda adalah sangat memuaskan, dan
berdasarkan hasil uji koefisien determinasi menghasilkan kepuasan pengguna
lajur sepeda hanya mampu menjelaskan 30,1% terhadap variabel keinginan
pesepeda menggunakan jalur sepeda. Sedangkan sisanya sebesar 69,9% merupakan
variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini. |
Kata kunci: Tingkat Kepuasan,
Keinginan Pesepeda, Importance Performance Analysis. |
|
Keywords: Characteristics of
Cyclists, Level of Satisfaction, Desire Cyclists, Importance Performance
Analysis. |
ABSTRACT This study was conducted to identify the level of satisfaction of the
people of Klaten, especially the bicycle lane users to the bicycle lanes
provided by the Government, and the desire that influences cyclists to use
the bicycle lanes along Jl. Veteran-Jl. Klaten District Youth. The data used
in this study is in the form of questionnaire data. This research is a
quantitative research with the analytical method used is descriptive analysis
using the IPA (Importance Performance Analysis) method. Sampling in this
study using the calculation method Hair et al with 130 respondents. The
results of the study are the level of satisfaction of respondents using
bicycle lanes along Jl. Veterans � Jl. Youth in Klaten Regency by 97% of the
9 attributes of the bicycle lane questionnaire statement provided by the
government which determines the satisfaction of bicycle lane users is very
satisfying, and based on the results of the coefficient of determination test
results bicycle lane user satisfaction is only able to explain 30.1% of the
variable of cyclists' desire to use bicycle lanes. bike path. While the
remaining 69.9% is a variable that was not examined in this study. |
Pendahuluan
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk
Indonesia, memaksa pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan baru untuk
mencegah penyebaran virus tersebut, salah satunya dengan membatasi pergerakan
orang (Masrul
et al., 2020). Adanya peraturan yang membatasi pergerakan
manusia telah menyebabkan pengurangan penggunaan transportasi darat seperti
kendaraan bermotor, yaitu mobil, sepeda motor, bus dan angkutan umum (Wangge
et al., 2021). Sebelum terjadinya pandemi Covid-19, kemacetan
lalu lintas di Indonesia sudah cukup mengganggu. Untuk mengatasi peningkatan
jumlah kendaraan setiap tahun dengan meningkatkan kapasitas infrastruktur
jalan. Pembangunan jalan tol, jalan lingkar atau pelebaran jalan merupakan
bukti penyelesaian masalah peningkatan jumlah kendaraan. Namun, kondisi di
lapangan tetap adanya kemacetan akibat peningkatan kendaraan. Hal ini tidak
hanya menyebabkan penundaan perjalanan, menambah waktu perjalanan, tetapi juga
mencakup peningkatan biaya lingkungan akibat polusi udara dan bahan bakar yang
terbuang (Artiningsih,
2016).
Pemerintah dihadapkan pada dilema untuk
menyelesaikan masalah kemacetan lalu lintas tersebut, salah satunya dalam
menyediakan layanan mobilitas berkualitas tinggi bagi populasi yang terus
bertambah, sementara pada saat yang sama meminimalkan konsumsi energi,
mengurangi dampak lingkungan yang berbahaya, dan menumbuhkan lingkungan
perkotaan yang hidup dan aman. Sebagai sarana untuk memenuhi tantangan ini,
sepeda telah muncul kembali sebagai modal transportasi berkelanjuta (Twaddle
et al., 2014). Transportasi berkelanjutan (juga dikenal
sebagai transportasi hijau/lingkungan) mengacu pada moda transportasi dan
sistem perencanaan transportasi yang selaras dengan isu-isu keberlanjutan yang
lebih luas seperti keberlanjutan lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat,
terutama daerah perkotaan (Basu
& Vasudevan, 2013). Dari segi transportasi, membangun kota yang
ramah lingkungan dapat dicapai dengan mengurangi jumlah kendaraan yaitu dengan
menggunakan angkutan umum massal atau menggunakan kendaraan yang ramah
lingkungan (Artiningsih,
2016). Perwujudan kota yang ramah lingkungan
merupakan konsep yang seimbang dari kegiatan pembangunan yang pesat. Salah satu
caranya adalah dengan memilih alat transportasi yang lebih ramah lingkungan,
yakni memilih kendaraan tidak bermotor atau sepeda. Sepeda merupakan alternatif
kendaraan bermotor yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak pemanasan global
(Sugasta
et al., 2017). Hal ini berimplikasi nyata pada praktik yang
digunakan untuk infrastruktur jalan, yang perlu secara dinamis mencakup
penggunaan teknologi modern untuk mencapai hasil yang maksimal (Prastio
et al., 2022).
Transportasi yang berkesinambungan dapat
diartikan dengan adanya hubungan yang dirasakan dari aspek lingkungan, ekonomi,
dan sosial untuk melaksanakan utilitas yang dimiliki dalam konteks skala di wilayah
operasional (Listantari
& Soemardjito, 2017). Bersepeda sebagai modal transportasi semakin
populer di seluruh dunia dan memberikan solusi yang berkelanjutan dan berbiaya
rendah untuk perjalanan komuter dan rekreasi. Terutama di daerah perkotaan,
sepeda menawarkan banyak keuntungan karena menghasilkan lebih sedikit emisi
lingkungan, menempati lebih sedikit ruang, mengurangi kemacetan lalu lintas,
dan memiliki efek kesehatan yang positif. Pertumbuhan positif penggunaan sepeda
ini juga berbanding lurus dengan data kecelakaan pengendara sepeda yang ikut
terus meningkat (Febrianto
et al., 2021). Saat pihak berwenang menyadari potensi
bersepeda dan potensi keuntungannya dalam meningkatkan kualitas hidup dan
transportasi di daerah perkotaan, kebijakan transportasi khusus dirancang dan
diperkenalkan di daerah perkotaan di seluruh dunia dalam upaya meningkatkan
daya tarik sepeda sebagai moda transportasi. Kebijakan transportasi semacam itu
seringkali mengandalkan pengenalan bentuk-bentuk baru infrastruktur sepeda
untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas dan kualitas lalu lintas bagi
pengendara sepeda serta mengalokasikan lebih banyak ruang untuk lalu lintas
sepeda di jaringan jalan perkotaan (Grigoropoulos
et al., 2021). Selain menjadi solusi efektif untuk
menghindari angkutan umum yang padat, bersepeda juga dapat memperbaiki fisik
dan ramah lingkungan. Gaya hidup bersepeda sebagai implementasi dari konsep
hijau harus dipertahankan agar tidak menjadi tren yang memudar.
Dalam rangka mendukung tren bersepeda, perlunya
penyediaan fasilitas penunjang yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman dalam
bersepeda (Devin
et al., 2021). Fasilitas penunjang tersebut dapat berupa
lajur khusus sepeda. Berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, tertulis mengenai lajur khusus sepeda dalam undang-undang
tersebut menyatakan bahwa �setiap jalan yang digunakan untuk lalu lintas
umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan jalan berupa fasilitas untuk sepeda,
pejalan kaki, dan penyandang cacat (Pasal 25) dan fasilitas pendukung
penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan meliputi lajur sepeda (Pasal 45)
dan pemerintah harus memberikan kemudahan berlalu lintas bagi pesepeda, artinya
para pesepeda berhak atas fasilitas pendukung keamanan, keselamatan, ketertiban
dan kelancaran dalam berlalu lintas (Pasal 62)� (Rahamdona
et al., 2021).
Oleh karena itu, pasca pandemi global Covid-19,
jalur sepeda menjadi sangat penting, karena keinginan untuk hidup sehat,
mobilitas pengguna sepeda meningkat, yang merupakan cara untuk menghindari
paparan virus Covid-19, yaitu melalui stay sehat (Haryono
& Octavia, 2020). Pandemi Covid-19 yang menyerang seluruh
penjuru dunia yang menuntut manusia untuk tetap sehat fisik, sehat psikisnya,
selain itu bersepeda merupakan alternatif untuk mengurangi interaksi dengan
manusia dalam penggunaan transportasi umum. Penggunaan sepeda di masa pandemi
tentu banyak manfaatnya selain mengurangi interaksi dengan manusia yaitu
mendapatkan fisik, psikis yang sehat dan aman. Kondisi ini disusul oleh program
pemerintah pusat untuk menyediakan fasilitas lajur khusus sepeda di beberapa
kota di Indonesia.
Salah satu yang disoroti untuk mendapatkan
fasilitas tersebut adalah Kota/Kabupaten Klaten yang proyek tersebut dikerjakan
dibawah Dinas Perhubungan Kabupaten Klaten. Pada akhir tahun 2020 pemerintah
Kabupaten Klaten melalui Dinas Perhubungan mendapatkan bantuan berupa pembuatan
lajur khusus sepeda di kawasan perkotaan. Seiring berjalannya waktu, lajur
sepeda tersebut masih memiliki kekurangan dikarenakan lokasi yang digunakan
bersamaan dengan penggunaan jalur lambat, beberapa kasus yang ada di lapangan
banyaknya persilangan arah baik sepeda-sepeda atau sepeda-sepeda motor yang
menggunakan jalur lambat tersebut. Selain itu, lajur tersebut seringkali
digunakan sebagai lahan parkir toko sekitar dan masih banyaknya pedagang kaki
lima yang berjualan di sekitar lajur sepeda.
Kurangnya fasilitas dan infrastruktur pada lajur
sepeda juga terjadi di beberapa kota di Indonesia, seperti penelitian oleh (Wangge
et al., 2021) yang melakukan penelitian di Jalan Pemuda Jakarta
Timur, katanya jalur sepeda di Jalan Pemuda sering digunakan pengendara moda
lain, mungkin karena banyak titik di jalur yang tidak ada pembatas jalan.
Selain itu penelitian oleh (Devin
et al., 2021) yang melakukan penelitian pada kawasan Tomang �
Cideng Timur. Menurutnya, masih banyak pengguna kendaraan bermotor yang tidak
mematuhi aturan, masuk ke jalur khusus sepeda, memarkir kendaraannya di jalur
sepeda, dan masih ada pedagang kaki lima di jalur sepeda yang menyebabkan
terhambatnya jalur sepeda.
Berdasarkan fenomena yang terjadi dan didukung
pada penelitian sebelumnya, dapat diambil kesimpulan meski fasilitas penandaan jalur khusus sepeda telah dibuat dan
rambu-rambu dipasang, jalur sepeda masih belum dibersihkan oleh kendaraan
bermotor. Menghadapi masalah seperti itu, diperlukan upaya yang lebih
terencana, lebih komprehensif, dan lebih terlibat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kepuasan masyarakat Klaten khususnya
para pengguna lajur sepeda terhadap lajur sepeda yang telah disediakan oleh
Pemerintah, dan keinginan yang mempengaruhi pesepeda untuk menggunakan lajur
sepeda sepanjang Jl. Veteran-Jl. Pemuda Kabupaten Klaten.
Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat
bagi beberapa pihak, yaitu bagi peneliti yang diharapkan penelitian ini mampu menambah wawasan
mengenai transportasi khususnya keefektifan lajur sepeda yang terdapat di sepanjang
Jl. Veteran-Jl. Pemuda Kabupaten Klaten, yang kedua bagi pemerintah sebaiknya dengan diadakannya penelitian ini diharapkan
dapat membagikan saran untuk pemerintah agar lebih memperhatikan infrastruktur
lajur sepeda dan sebagai masukan untuk meningkatkan kenyamanan bagi pesepeda
pada lajur sepeda dan bagi pihak akademis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam
penambahan referensi penelitian khususnya yang berkaitan dengan lingkungan dan
transportasi. Penelitian
ini memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini
berlokasi di sepanjang Jl. Veteran-Jl. Pemuda Kabupaten Klaten. Selain itu,
penelitian ini lebih berfokus pada pendapat masyarakat pengguna lajur sepeda di
sepanjang Jl. Veteran-Jl. Pemuda Kabupaten Klaten. Terdapat delapan
referensi/penelitian dalam maupun luar negeri yang relevan.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang ditujukan
untuk melakukan analisis kepuasan pengguna lajur sepeda terhadap lajur sepeda
yang disediakan Pemerintah. Penelitian dilakukan di sepanjang Jl. Veteran - Jl.
Pemuda Kabupaten Klaten karena masih terdapat kekurangan seperti lajur tersebut
digunakan bersamaan dengan jalur lambat sehingga banyaknya persilangan arah
baik sepeda dengan sepeda atau sepeda dengan sepeda motor pada jalur lambat.
Penelitian dilakukan terlebih dahulu dengan mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan melalui data primer. Metode pengumpulan data pada penelitian ini
adalah data primer yang dilakukan dengan pengamatan langsung dan survei
terhadap pengguna lajur sepeda di sepanjang Jl. Veteran-Jl. Pemuda Kabupaten
Klaten.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random
sampling, yaitu mengambil sampel secara acak dari populasi yang telah
ditentukan. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebar kepada masyarakat
Klaten khususnya pengguna lajur sepeda di sepanjang Jl. Veteran-Jl. Pemuda
Kabupaten Klaten. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
statistik deskriptif, analisis regresi berganda dan metode IPA (Importance Performance Analysis) untuk
mengukur tingkat kepuasan pesepeda. Persamaan regresi berganda untuk kedua
prediktor yang ditetapkan ialah sebagai berikut.
𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑥1 + 𝛽2𝑥2 +
e���������������������� (3.1)
Keterangan:
𝑌��������� =
Keinginan pesepeda
𝛼��������� =
Koefisien Konstanta
𝛽1 𝛽2 = Koefisien Regresi
𝑥1������� =
Karakteristik pesepeda
𝑥2������� =
Kepuasan pengguna lajur sepeda (pesepeda)
e��������� = Tingkat kesalahan (error)
Untuk
menganalisis menggunakan metode IPA menggunakan analisis menggunakan SPSS yang
mana data yang dibutuhkan adalah skor rata rata kepuasan dan kepentingan.
Skor
Rata-rata X������� =
Skor
Rata-rata Y������� =
Keterangan:
SP������ = Sangat Puas
P��������� = Puas
CP������ = Cukup Puas
KP������ = Kurang Puas
TP������� = Tidak Puas
Pengukuran
tingkat kepuasan pesepeda dinilai berdasarkan beberapa faktor
menurut (Haryono & Octavia,
2020). Beberapa indikator tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kualitas
jalan dan fasilitas lainnya
2. Gangguan
selama berkendara
3. Kemudahan
fasilitas
4. Kesan
pertama
5. Pengalaman
selama berkendara.
Kepuasan merupakan perasaan yang timbul dalam diri seseorang atas perbandingan mengenai
kesan dan harapannya pada hasil suatu produk/jasa. Oleh sebab itu, tidak
tercapainya produk/jasa berdasarkan harapan pelanggannya, maka akan membuat
pelanggan merasa tidak puas dan tidak ada kontinuitas pelanggan menggunakan
produk/jasa pada perusahaan tersebut. Sebaliknya, jika produk/jasa yang berikan
perusahaan sesuai harapan pelanggannya, maka akan menciptakan kepuasan bagi
pelanggan sehingga perusahaan akan mendapatkan profit sebagai imbal baliknya (Khaldun & Prihatini,
2016).
Pemerintah berperan aktif dalam pembangunan fasilitas untuk
mendukung jalannya lalu lintas yaitu seperti memberikan kemudahan pada pesepeda
dalam menggunakan lalu lintas, hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatan,
keamanan, kenyamanan, kelancaran dan ketertiban berlalu lintas, ruang yang
ramah lingkungan, serta kelestarian lingkungan (Windarni
et al., 2018).
Ukuran dalam meneliti keinginan pesepeda untuk menggunakan lajur
sepeda pada penelitian ini menggunakan indikator oleh (Windarni
et al., 2018) yaitu dari segi faktor keselamatan,
kelancaran, ketertiban, keamanan, dan aksesibilitas.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
Uji Instrumen Penelitian
1. Uji
Asumsi Klasik
a. Uji
Normalitas
Uji normalitas
digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Uji normalitas
dilakukan karena data berdistribusi normal, yang merupakan syarat untuk uji
parametrik. Data normal dapat digunakan untuk mewakili populasi. Keputusan
didasarkan pada nilai Sig Monte Carlo. (2 ekor) Uji Kolmogorov-Smirnov >
0,05. Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan, didapatkan nilai
Monte Carlo Sig. (2-tailed) sebesar 0,414 > 0,05 artinya data berdistribusi
normal.
b. Uji
Multikolinearitas
Uji
multikolinearitas ini dirancang untuk menguji apakah terdapat korelasi yang
tinggi atau lengkap antara variabel-variabel independen dalam model regresi.
Untuk mendeteksi tingginya korelasi antar variabel bebas dapat dilakukan dengan
beberapa cara salah satunya dengan menggunakan Tolerance dan VIF, jika VIF <
10 dan nilai Tolerance > 0.10, terdapat dasar pengambilan keputusan.
c. Uji
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
berarti terdapat varians yang tidak sama dalam model regresi. Jika terjadi
kebalikannya, varians dari variabel-variabel dalam model regresi memiliki nilai
yang sama, yang disebut homoskedastisitas. Metode analisis grafik dapat
digunakan untuk mendeteksi masalah heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil uji
heteroskedastisitas yang dilakukan, terlihat pola menyebar di atas atau di
bawah sumbu y, yang menyiratkan tidak ada gejala heteroskedastisitas.
d. Uji
Autokorelasi
Uji autokorelasi
adalah analisis statistik yang dilakukan untuk menentukan apakah suatu variabel
dalam model prediktif berubah dari waktu ke waktu. Uji autokorelasi menggunakan
uji Durbin Watson (DW test) yang digunakan untuk mensyaratkan adanya intersep dalam
model regresi dan tidak adanya variabel lag antar variabel penjelas.
Berdasarkan hasil tabel di atas dapat dilihat dari nilai Durbin Watson sebesar
2,068 yang berarti memiliki gejala autokorelasi positif. Berdasarkan hasil
tabel di atas dapat dilihat dari nilai Durbin Watson sebesar 2,068 yang berarti
tidak memiliki gejala autokorelasi positif.
2. Uji
Validitas dan Reliabilitas
a. Uji
Validitas
Uji validitas
digunakan untuk menguji validitas angket, dan analisis ini dapat dilanjutkan
jika angket telah dinyatakan valid. Penelitian ini menggunakan format kuesioner
untuk mensurvei seluruh responden, meliputi karakteristik pengendara sepeda,
kepuasan pengguna jalur bersepeda, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
keinginan pengendara sepeda. Jika item tersebut berkorelasi positif dengan skor
total dan korelasinya tinggi, maka item tersebut memiliki efisiensi yang tinggi.
Persyaratan minimum agar dianggap valid apabila nilai r hitung > r tabel
pada α = 0,05. dengan melalui tabel r product moment pearson dengan df (degree
of freedom) = n � 2, jadi df = 181 � 2 = 179, maka r tabel = 0,122. Berdasarkan
uji validitas yang terdapat pada tabel di atas, terlihat bahwa nilai r antara
skor item hitung dengan skor total berada di atas 1,222, dan dapat dikatakan
bahwa semua item jawaban yang digunakan dalam angket adalah valid. Oleh karena
itu dimungkinkan untuk menganalisis lebih lanjut semua indikator dari variabel
yang digunakan.
b. Uji
Reliabilitas
Pengujian
reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa reliabel hasil pengukuran jika
pengukuran diulang. Menurut
reliabilitas (Sekaran & Bougie, 2016), reliabilitas
adalah sarana untuk memeriksa konsistensi konseptual alat ukur. Teknik
pengujian reliabilitas menggunakan koefisien alpha cronbach dengan taraf
signifikansi 5% (0,05), dihitung dengan menggunakan program komputer SPSS versi
26. Butir tersebut dinyatakan reliabel jika koefisien korelasi lebih besar dari
nilai kritis atau nilai cronbach's alpha > 0,600. Berdasarkan uji
reliabilitas yang terdapat pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai
cronbach's alpha > 0,06. Oleh karena itu, instrumen penelitian yang digunakan
dapat dinyatakan reliabel, benar-benar sebagai alat ukur yang reliabel dan
sangat stabil, yaitu hasil pengujian instrumen ini akan menunjukkan hasil yang
konstan jika digunakan berulang kali.
B.
Tingkat
Kepuasan Masyarakat Pengguna Lajur Sepeda Menggunakan Metode IPA (Impotance
Performance Analysis)
Metode
Importance-Peformance Analysis (IPA) merupakan alat analsis yang digunakan
untuk mengukur kepuasan konsumen bahan pengambilan keputusan dalam mengelola
atribut pelayanan sesuai prioritas. Berikut merupakan perhitungan hasil
kuisioner sejumlah 181 responden.
����������� = (94x4)+(54x4)+(20x3)+(10x3)+(3x1)
����������� = 769
����������� = (57x4)+(116x4)+(7x3)+(1x3)+(0x1)
����������� = 772
Skor
Rata-rata X������������������� =
Skor
Rata-rata Y������������������� =
Berikut merupakan hasil analisis
yang dapat dilihat pada table 1.
Tabel 1. Nilai Kepuasan dan Kepentingan
No |
Kepuasan Pengguna |
Jumlah Penilaian
Kepuasan |
Jumlah Penilaian
Kepentingan |
Skor Rata-rata Kepuasan |
Skor Rata-Rata
Kepentingan |
1 |
Saya merasa senang dengan hasil perbaikan
jalan karena lajur sepeda tidak terganggu |
769 |
772 |
4,25 |
4,27 |
2 |
Saya puas dengan hasil kualitas perbaikan jalan
dimana sepeda memiliki lajur sendiri |
785 |
768 |
4,34 |
4,24 |
3 |
Gangguan selama berkendara tidak menjadi
masalah bagi saya |
547 |
769 |
3,02 |
4,25 |
4 |
Saya merasa layanan lajur sepeda mudah untuk
digunakan |
717 |
769 |
3,96 |
4,25 |
5 |
Saya merasa tanda khusus lajur sepeda mudah
dimengerti |
763 |
766 |
4,22 |
4,23 |
6 |
Saya merasa puas dengan aturan rambu lalu lintas
yang tertib |
760 |
771 |
4,20 |
4,26 |
7 |
Saya merasa puas karena rambu lalu lintas
jelas |
789 |
770 |
4,36 |
4,25 |
8 |
Saya merasa puas karena pemerintah berinisiatif
untuk memberikan lajur khusus sepeda |
809 |
773 |
4,47 |
4,27 |
9 |
Saya puas dengan kinerja pemerintah dalam
layanan pengguna sepeda |
753 |
763 |
4,16 |
4,22 |
Sumber: Hasil Penelitian, 2022
Hasil perhitungan skor rata-rata
untuk tingkat kepuasan dan skor rata-rata untuk tingkat kepentingan kemudian
dipetakan ke dalam grafik kartesius yang dirancang untuk mengetahui di kuadran
mana atribut tersebut berada. Melakukan pengukuran tingkat kepatuhan untuk
memprioritaskan peningkatan layanan.
Tingkat
Kesesuaian (1)������ = �
% Perbandingan ������� =
Tingkat
Kesesuaian x 100% = 1 x 100% = 100%
Berikut merupakan hasil analisis
yang dapat dilihat pada table 2.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Tingkat Kesesuaian Responden
No |
Kepuasan Pengguna |
Jumlah Penilaian
Kepuasan |
Jumlah Penilaian Kepentingan |
Tingkat Kesesuaian |
% |
1 |
Saya merasa senang dengan hasil perbaikan
jalan karena lajur sepeda tidak terganggu |
769 |
772 |
1,00 |
100% |
2 |
Saya puas dengan hasil kualitas perbaikan jalan
dimana sepeda memiliki lajur sendiri |
785 |
768 |
1,02 |
102% |
3 |
Gangguan selama berkendara tidak menjadi
masalah bagi saya |
547 |
769 |
0,71 |
71% |
4 |
Saya merasa layanan lajur sepeda mudah untuk
digunakan |
717 |
769 |
0,93 |
93% |
5 |
Saya merasa tanda khusus lajur sepeda mudah
dimengerti |
763 |
766 |
1,00 |
100% |
6 |
Saya merasa puas dengan aturan rambu lalu lintas
yang tertib |
760 |
771 |
0,99 |
99% |
7 |
Saya merasa puas karena rambu lalu lintas
jelas |
789 |
770 |
1,02 |
102% |
8 |
Saya merasa puas karena pemerintah
berinisiatif untuk memberikan lajur khusus sepeda |
809 |
773 |
1,05 |
105% |
9 |
Saya puas dengan kinerja pemerintah dalam
layanan pengguna sepeda |
753 |
763 |
0,99 |
99% |
Sumber: Hasil Penelitian, 2022
Rata-rata dari hasil perhitungan
tingkat kesesuaian responden adalah 97%, dapat dikatakan kesesuaian dari
masing-masing atribut kuesioner kepuasan pengguna lajur sepeda sudah dapat
memenuhi harapan dari pengguna lajur sepeda yang artinya mereka merasa puas
terhadap lajur sepeda yang mereka nikmati saat ini. Menurut (Purnomo
et al., 2021) jika presentase 90 � 100% maka
kesesuaian tersebut dapat memenuhi harapan dari para pengguna lajur sepeda akan
tetapi masih diperlukan perbaikan lagi. Jika presentase >100% dapat
dikatakan kesesuaian atribut tersebut telah melebihi harapan pengguna lajur
pesepeda. Hasil dari tingkat-tingkat unsur yang mempengaruhi kepuasan pengguna
lajur sepeda akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat kuadran kedalam diagram
kartesius.
Gambar 1.
Diagram Kartesius
Sumber: Hasil Penelitian, 2022
Keterangan indikator masing-masing
atribut pada survey kepuasan pengguna lajur sepeda Jl. Veteran � Jl. Pemuda
Kabupaten Klaten dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. Hasil Identifikasi Diagram Kartsius
Atribut |
Kepuasan Pengguna |
|
I |
3 |
Gangguan selama berkendara tidak menjadi
masalah bagi saya |
4 |
Saya merasa layanan lajur sepeda mudah untuk
digunakan |
|
II |
1 |
Saya merasa senang dengan hasil perbaikan
jalan karena lajur sepeda tidak terganggu |
6 |
Saya merasa puas dengan aturan rambu lalu lintas
yang tertib |
|
7 |
Saya merasa puas karena rambu lalu lintas
jelas |
|
8 |
Saya merasa puas karena pemerintah berinisiatif
untuk memberikan lajur khusus sepeda |
|
IV |
2 |
Saya puas dengan hasil kualitas perbaikan
jalan dimana sepeda memiliki lajur sendiri |
5 |
Saya merasa tanda khusus lajur sepeda mudah
dimengerti |
|
9 |
Saya puas dengan kinerja pemerintah dalam
layanan pengguna sepeda |
Sumber:
Hasil Penelitian, 2022
C. Identifikasi yang Mempengaruhi Keinginan Pesepeda
Menggunakan Jalur Sepeda
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan pengendara sepeda
menggunakan jalur sepeda, maka dilakukan uji hipotesis yang merupakan jawaban
sementara dari rumusan pertanyaan penelitian yang telah dituangkan dalam bentuk
kalimat tanya. Dalam penelitian ini, uji hipotesis yang digunakan adalah uji-T
dan koefisien determinasi.
1.
Uji T
Uji T
dilakukan untuk menguji apakah terdapat hubungan pada masing-masing variabel X
terhadap variabel Y. Berikut adalah hasil uji T yang telah dilakukan:
Tabel
4. Hasil Nilai Uji T
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
16.199 |
3.317 |
|
4.883 |
.000 |
Total.X1 |
.061 |
.098 |
.045 |
.624 |
.533 |
|
Total.X2 |
.604 |
.083 |
.531 |
7.316 |
.000 |
Sumber: Hasil Penelitian, 2022
Berdasarkan
hasil uji t yang telah dilakukan, didapatkan hasil untuk varibael X1 atau
karakteristik pesepeda memiliki nilai t hitung 0,624 dengan Sig. 0,533, artinya
karakteristik pesepeda tidak memiliki pengaruh terhadap keinginan pesepeda
untuk menggunakan jalur sepeda. Untuk variabel X2 atau kepuasan pengguna lajur
sepeda memiliki nilai t hitung 7,316 dengan nilai Sig. sebesar 0,000. artinya
kepuasan pengguna lajur sepeda memiliki pengaruh terhadap keinginan pesepeda
untuk menggunakan jalur sepeda.
2.
Uji F
Uji F
digunakan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh variabel independen
secara serempak terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil koefisien
determinasi yang telah dilakukan:
Tabel 5.
Hasil Nilai Uji F (Simultan)
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
2285.995 |
2 |
1142.997 |
39.825 |
.000b |
Residual |
5108.635 |
178 |
28.700 |
|
|
|
Total |
7394.630 |
180 |
|
|
|
Sumber: Hasil Penelitian, 2022
Berdasarkan
tabel di atas diperoleh hasil bahwa nilai Sig. memiliki nilai sebesar 0,000
< 0,05 yang berarti bahwa model regresi berganda pada penelitian ini layak
digunakan dan variabel independen yang meliputi karakteristik pesepeda dan
kepuasan pengguna lajur pesepeda memiliki pengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen keinginan pesepeda untuk menggunakan jalur sepeda.
3.
Koefisien Determinasi
Analisis
koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) yang dinyatakan dalam persentase. Ini
adalah hasil dari koefisien determinasi yang telah dilakukan:
Tabel 6.
Hasil Nilai Koefisien Determinasi
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.556a |
.309 |
.301 |
5.357 |
Sumber: Hasil Penelitian, 2022
Berdasarkan
hasil uji koefsien determinasi yang telah dilakukan, didapatkan nilai adjusted
R Square sebesar 0,301. Artinya variabel karakteristik pesepeda dan kepuasan
pengguna lajur sepeda hanya mampu menjelaskan 30,1% terhadap variabel keinginan
pesepeda menggunakan jalur sepeda. Sedangkan sisanya sebesar 69,9% merupakan
variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kesimpulan
Apabila
dilihat dari hasil yang didapatkan dari pengolahan secara deskriptif maupun statistik
serta interpretasi yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan
bahwa tingkatan akan kepuasan yang dirasakan oleh warga Klaten khususnya
pengguna yang menggunakan lajur sepeda sepanjang Jl. Veteran � Jl. Pemuda
Kabupaten Klaten sebesar 97% yang artinya sangat puas. Faktor utama yang
mempengaruhi keingian masyarakat untuk menggunakan lajur khusus sepeda adalah
kualitas lajur dan fasilitas pendukung sepeda, kemudahan akses fasilitas lain
untuk sepeda dan tingkat gangguan di jalan saat berkendara.
Artiningsih,
A. (2016). Jalur Sepeda Sebagai Bagian Dari Sistem Transportasi Kota Yang
Berwawasan Lingkungan. TATALOKA, 13(1), 27�41.
https://doi.org/10.14710/tataloka.13.1.27-41. Google Scholar
Basu, S., & Vasudevan, V. (2013).
Effect of bicycle friendly roadway infrastructure on bicycling activities in
urban India. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 104,
1139�1148. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.11.210. Google Scholar
Devin, D., Pranata, G., &
Susanto, J. (2021). Analisis Efektivitas Lajur Khusus Sepeda pada Kawasan
Tomang�Cideng Timur. JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil, 4(1),
13�22. Google Scholar
Febrianto, D., Dewanti, D., &
Muthohar, I. (2021). Perilaku Pengendara Sepeda Terhadap Keselamatan di Jalan. Journal
of Civil Engineering and Planning, 2(2), 150�161.
https://doi.org/10.37253/jcep.v2i2.5353. Google Scholar
Grigoropoulos, G., Hosseini, S. A.,
Keler, A., Kaths, H., Spangler, M., Busch, F., & Bogenberger, K. (2021).
Traffic Simulation Analysis of Bicycle Highways in Urban Areas. Sustainability,
13(3), 1016. https://doi.org/10.3390/su13031016. Google Scholar
Haryono, N., & Octavia, R.
(2020). Analisis pengaruh citra merek dan mutu layanan terhadap kepuasan
konsumen serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen. Jurnal Industri
Elektro Dan Penerbangan, 4(2). Google Scholar
Khaldun, M. I., & Prihatini, A.
E. (2016). Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Atas Kualitas Pelayanan Dan
Harga Pada Po. Sindoro Satriamas Semarang. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis,
5(3), 193�203. Google Scholar
Listantari, L., & Soemardjito, J.
(2017). Desain Jalur Sepeda di Wilayah Perkotaan Wonosari Kabupaten Gunungkidul
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Transportasi Multimoda, 15(1),
13�24. https://doi.org/10.25104/mtm.v15i1.408. Google Scholar
Masrul, M., Abdillah, L. A., Tasnim,
T., Simarmata, J., Daud, D., Sulaiman, O. K., Prianto, C., Iqbal, M., Purnomo,
A., & Febrianty, F. (2020). Pandemik COVID-19: Persoalan dan Refleksi di
Indonesia. Medan: Yayasan Kita Menulis. Google Scholar
Prastio, D., Sari, Y. A., &
Pamadi, M. (2022). Evaluasi Kinerja Simpang Panbil Terhadap Tingkat Pelayanan
Lalu Lintas (Studi Kasus Simpang Panbil-Batam). Journal of Civil Engineering
and Planning, 3(1), 60�69. https://doi.org/10.37253/jcep.v3i1.1317. Google Scholar
Purnomo, B. H., Wibowo, Y., &
Aditya, G. Y. (2021). Analisis Model Sistem Antrean Pada Pelayanan Restoran
MI Cepat Saji di Kabupaten Jember. Agrointek. Google Scholar
Rahamdona, E., Alhafez, R. R., &
Amalia, K. R. (2021). Analisa Efektivitas Penerapan Jalur Khusus Sepeda Di Kota
Palembang Pada Rute Jakabaring Sport City�BKB. Jurnal Civronlit Unbari, 6(2),
59�64. https://doi.org/10.33087/civronlit.v6i2.86. Google Scholar
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016).
Research methods for business: A skill building approach. New York: john
wiley & sons. Google Scholar
Sugasta, H. H., Widodo, S., &
Mayuni, S. (2017). Analisis Efektivitas Lajur Khusus Sepeda Pada Kawasan
Perkotaan Pontianak (Studi Kasus Jalan Sutan Syahrir-Jalan Jendral Urip-Jalan
KHW Hasyim-Jalan Merdeka). JeLAST: Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang, 4(4),
1�9. https://doi.org/10.26418/jelast.v4i4.19197. Google Scholar
Twaddle, H., Schendzielorz, T., &
Fakler, O. (2014). Bicycles in urban areas: Review of existing methods for
modeling behavior. Transportation Research Record, 2434(1),
140�146. https://doi.org/10.3141/2434-17. Google Scholar
Wangge, F. R., Tambunan, E., &
Mulyani, A. S. (2021). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keinginan
Pesepeda Menggunakan Jalur Sepeda. Jurnal Rekayasa Teknik Sipil Dan
Lingkungan-CENTECH, 2(2), 98�107. https://doi.org/10.33541/cen.v2i2.3457.
Google Scholar
Windarni, I. P., Wulandari, A., &
Hernovianty, F. R. (2018). Tingkat Keinginan Masyarakat Menggunakan Jalur
Sepeda di Kota Pontianak. JeLAST: Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang, 5(3).
Google Scholar
Copyright holder : Afuah Nur
Istikhomah, Sigit Priyanto, Dewanti (2022) |
First publication right
: Jurnal Syntax
Admiration This article is licensed under: |