Jurnal Syntax
Admiration |
Vol. 3 No. 10 Oktober 2022 |
p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial Teknik |
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
Dyah Novitasari
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Gresik
Email: [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 24
Agustus 2020 Direvisi 08
Oktober 2020 Disetujui 15
Oktober 2020 |
Salah satu faktor terpenting yang mendukung kinerja suatu perusahaan
adalah laporan keuangannya. Laporan keuangan menggambarkan kinerja manajemen
dalam mengelola sumber daya dan posisi keuangan perusahaan Penelitian ini
bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh good corporate governance
terhadap konservatisme akuntansi. Subyek penelitian ini adalah perusahaan
real estate dan industri real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
antara tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Sampel penelitian ditentukan
dengan menggunakan metode purposive sampling, dan sampel penelitian terdiri
dari 90 observasi.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
direksi dan pengawas independen tidak berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi. Komite audit memiliki dampak yang signifikan terhadap
konservatisme akuntansi. |
Kata kunci: Konservatisme Akuntansi, Dewan Direksi, Dewan Komisaris Independen,
Komite Audit. |
|
Keywords: Accounting Conservatism,
Board of Directors, Board of Independent Commissioners, Audit Committee. |
ABSTRACT One of the most important
factors that support the performance of a company is its financial
statements. The financial statements describe management's performance in
managing the company's resources and financial position. This study aims to
empirically examine the effect of good corporate governance on accounting
conservatism. The subjects of this study were real estate companies and real
estate industries listed on the Indonesia Stock Exchange between 2017 and
2019. The research sample was determined using the purposive sampling method,
and the research sample consisted of 90 observations. The data analysis
technique used in this study is multiple linear regression analysis. The test
results show that independent directors and supervisors have no effect on
accounting conservatism. The audit committee has a significant impact on
accounting conservatism. |
Pendahuluan
Salah satu komponen yang sangat penting untuk
menunjang kinerja suatu perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan
menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya dan kondisi
keuangan perusahaan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan akan
digunakan baik oleh pihak internal maupun eksternal. Laporan keuangan disusun
sesuai dengan aturan, tujuan, prinsip akuntansi dan mengacu pada standar yang berlaku
agar menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan
bermanfaat bagi setiap pemakainya. Bagi manajemen, prinsip akuntansi yang
berlaku umum memberikan keleluasaan dalam menentukan metode akuntansi dan
estimasi yang dapat digunakan. Fleksibilitas ini akan mempengaruhi perilaku
manajer dalam membuat pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan perusahaan (Bahaudin and
Wijayanti, 2011).
Salah satu prinsip yang digunakan dalam
proses pelaporan keuangan adalah prinsip konservatisme. Prinsip konservatisme
adalah prinsip kehati-hatian terhadap situasi yang tidak pasti untuk
menghindari optimisme yang berlebihan oleh manajemen dan pemilik perusahaan (Indrayati, 2010). Oleh
karena itu, jika terjadi situasi yang dapat mengakibatkan kerugian, biaya atau
kewajiban, maka kerugian tersebut harus segera diakui. Di sisi lain, jika ada
kondisi untuk menghasilkan laba, pendapatan atau aset, pendapatan atau aset
tidak boleh langsung diakui sampai kondisi itu benar-benar tercapai.
Apa yang perlu dipahami
oleh pengguna laporan keuangan adalah bahwa ada kemungkinan perubahan laba
akuntansi, yang mungkin dipengaruhi tidak hanya oleh kinerja manajer, tetapi
juga oleh kebijakan akuntansi konservatif yang diadopsi oleh manajer.
Signalling theory menjelaskan bahwa jika kesehatan dan prospek keuangan
perusahaan baik, manajer memberi sinyal dengan melakukan akuntansi
diskresioner, yang tercermin dalam akrual diskresioner positif untuk
menunjukkan kesehatan keuangan perusahaan dan pendapatan saat ini dan masa
depan. Masalah ini (Utama, 2015).
Konservatisme akuntansi
perusahaan diterapkan pada tingkat yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang
sangat menentukan tingkat konservatisme adalah komitmen manajemen perusahaan
dan pihak internal untuk memberikan informasi yang transparan, akurat, dan
tidak menyesatkan kepada investor. Hal ini merupakan bagian dari penerapan tata
kelola perusahaan yang baik. Tata kelola perusahaan adalah mekanisme yang
dirancang untuk memastikan bahwa investor dapat memperoleh pengembalian
investasi mereka. Mekanisme tata kelola perusahaan yang baik termasuk struktur
kepemilikan saham dan komisaris independen (Wardhani, 2017).
�� Struktur kepemilikan saham lembaga lain juga menentukan bagaimana
sebuah perusahaan dipertanggungjawabkan. Adanya kepemilikan institusional akan
mendorong pengawasan yang lebih besar, sehingga melindungi kepentingan pemegang
saham. Karakteristik dewan pengawas dalam kaitannya dengan proporsi komisaris
independen perlu diperhatikan agar memiliki independensi dalam proses
pemantauan kinerja perusahaan. Dalam melaksanakan tanggung jawab pengawasannya,
Komisi Komisaris perlu menyediakan informasi yang berkualitas. Karakteristik
komite dalam kaitannya dengan ukuran komisaris independen perlu diperhatikan
agar memiliki independensi dalam memantau kinerja perusahaan. Sebagai
implementasi dari tata kelola perusahaan yang baik, seorang komisaris
independen tidak boleh hanya saling melengkapi, karena komisaris memiliki
tanggung jawab hukum. Oleh karena itu, peran komisaris independen sangat
penting (Effendi, 2009).
�� Seperti yang dinyatakan (LaFond & Watts, 2008) manfaat
penerapan prinsip konservatisme adalah penerapan konservatisme mengurangi
kemungkinan manajer memanipulasi laporan keuangan. Kurangnya penerapan konservatisme
akuntansi dapat menyebabkan laporan keuangan yang menyesatkan dan berbahaya
bagi penggunanya dan dapat memberi manajer peluang untuk memanipulasi laporan
keuangan. Oleh karena itu, prinsip konservatisme akuntansi sangat penting dalam
penyusunan laporan keuangan.
Beberapa peneliti sebelumnya telah melihat tata
kelola perusahaan yang baik terhadap konservatisme. Hal ini dapat dibuktikan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sari, et al. 2014) yang menyatakan bahwa direksi suatu perusahaan akan
memutuskan kebijakan yang akan diambil atau strategi jangka pendek dan jangka
panjang perusahaan. Salah satu kebijakan tersebut berkaitan dengan prinsip
konservatisme yang digunakan perusahaan dalam melaporkan posisi keuangannya.
Oleh karena itu, keberadaan dan ukuran dewan direksi dan komisaris suatu
perusahaan akan mempengaruhi tingkat konservatisme yang digunakan perusahaan
dalam menyusun laporan keuangannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sari, et al. 2014) menunjukkan bahwa ukuran dewan tidak berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi, (Yunos, 2014) juga menunjukkan bahwa ukuran dewan tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi, dan (Hani, 2012) menunjukkan bahwa ukuran dewan tidak berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi. Dampak negatif anggota dewan terhadap konservatisme akuntansi adalah
signifikan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sari, et al. 2014) menyimpulkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh (Limantauw, 2010) menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi, dan penelitian
yang dilakukan oleh (Wulandini & Zulaikha, 2012) menunjukkan bahwa Proporsi komisaris independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian yang
dilakukan oleh (Yunos, 2014) menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh positif
terhadap konservatisme akuntansi, dan penelitian yang dilakukan oleh (Fitriani, 2014) menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh
signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Faktor lain yang mempengaruhi konservatisme
akuntansi dalam mekanisme tata kelola perusahaan adalah ukuran komite audit.
Tugas Komite Audit adalah membantu Direksi dalam memastikan bahwa laporan keuangan
telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Sebuah studi oleh (Putra, et al. 2014), (Muhammed, 2016), (Wardhani, 2017) menunjukkan bahwa variabel komite audit berpengaruh positif
terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Namun penelitian (Noviantari & Ratnadi, 2013) dan (Ongki, 2018) menunjukkan hasil yang berbeda, dimana variabel komite audit
tidak berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi.
Penelitian (Wardhani, 2008) menyimpulkan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh
positif dan signifikan terhadap tingkat konservatisme melalui penggunaan ukuran
akrual. Dengan mengukur tingkat konservatisme pasar, penelitian menunjukkan
bahwa semakin tinggi proporsi komisaris independen dalam jumlah komisaris,
semakin tinggi tingkat konservatisme akuntansi yang diukur dengan ukuran pasar.
Studi ini menggunakan dua ukuran konservatisme yang berbeda dan menemukan bukti
yang tidak konsisten.
Penulis
memilih perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena
perusahaan tersebut memiliki masa depan yang menjanjikan dalam hal potensi
pertumbuhan penduduk yang berkelanjutan. Penelitian ini mereplikasi penelitian
sebelumnya tentang dampak good corporate governance terhadap konservatisme
akuntansi. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada pemilihan jenis sampel
dan variabel bebas. Variabel independen yang dipilih antara lain Direksi,
Komisaris Independen dan Komite Audit.
Penelitian (Fitriani, 2014)
yang menggunakan sampel perusahaan manufaktur sektor industry barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2009-2012 yang
melaporkan laporan keuangan yang lengkap dan dipublikasikan pada Indonesia Capital Market Directory
(ICMD) yang berjumlah 30 perusahaan. Dalam penelitian ini data-data diperoleh
dari Kantor IDX Semarang dan ICMD. Teknik analisis data yang
digunakan adalah konservatisme akuntansi diukur dengan laba bersih dijumlahkan
dengan depresiasi dan amortisasi kemudian dikurang arus kas kegiatan operasi. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara komisaris independen,
kepemilikan saham oleh institusional dan komite audit terhadap konservatisme
akuntansi.
Penelitian (Ammy, 2016) menggunakan
sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2010-2013, sebanyak 21 bank. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel dewan berkontribusi terhadap konservatisme akuntansi. Nilai t positif
menunjukkan bahwa dewan memiliki pengaruh langsung terhadap konservatisme
akuntansi. Oleh karena itu, dewan direksi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap konservatisme akuntansi. Komite memiliki pengaruh besar pada konservatisme
akuntansi. Komite audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
konservatisme akuntansi. Kepemilikan Institusional Berdampak Signifikan
Terhadap Konservatisme Akuntansi.
Penelitian (Andreas et al. 2017) Dihitung
menggunakan total akrual. Total akrual adalah selisih antara laba sebelum pos
luar biasa ditambah penyusutan dikurangi arus kas operasi. Sampel yang
digunakan adalah 114 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2012 dan 2013. Alat analisis yang digunakan untuk
pengujian adalah regresi linier berganda yang sebelumnya telah melalui uji
hipotesis klasik. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan,
profitabilitas, dan set kesempatan investasi berpengaruh positif signifikan
terhadap konservatisme akuntansi.
Penelitian (Fitranita, 2019)
menggunakan populasi seluruh perusahaan real
estate dan property yang listing
di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2017 dengan jumlah sampel 17 perusahaan
dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi Good
Corporate Governance sebesar 0,087 dimana nilai ini lebih besar dari
α=5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Good Corporate Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap
konservtisme akuntansi.
Penelitian (Rajaguguk & Rohman, 2020)
menggunakan sampel populasi semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2018 sebanyak 185 perusahaan. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif
terhadap konservatisme akuntansi. Independensi dewan komisaris secara
signifikan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Kepemilikan
publik berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Tipe auditor
berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.
Penelitian (Alvino & Sebrina,
2020) menggunakan populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan perusahaan keuangan yang
terdaftar di BEI periode 2016-2018 menggunakan metode purposive sampling memperoleh sampel sebanyak 93 perusahaan
manufaktur dan 52 perusahaan keuangan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
metode regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi
komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Pada
perusahaan manufaktur, struktur kepemilikan saham institusional tidak
berpengaruh terhadap tingkat konservatisme, sedangkan pada perusahaan keuangan,
struktur kepemilikan institusional berpengaruh terhadap tingkat konservatisme
akuntansi. Mekanisme corporate governance
lainnya yaitu pemilikan asing dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap
tingkat konservatisme akuntansi baik pada perusahaan manufaktur maupun pada
perusahaan keuangan. Intensitas fair
value pada kedua sektor perusahaan berpengaruh negatif, atau memperlemah
hubungan mekanisme corporate governance
terhadap tingkat konservatisme akuntansi.
Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dewan direksi terhadap
konservatisme akuntansi dan untuk mengetahui pengaruh dewan komisaris
independen terhadap konservatisme akuntansi serta untuk mengetahui pengaruh
komite audit terhadap konservatisme akuntansi.
Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai penelitian
yang menekankan pada pengujian teori dengan mengukur variabel penelitian
menggunakan angka dan menganalisis data menggunakan prosedur statistik (Ghozali, 2016). Dalam penelitian kuantitatif diharapkan dapat menjadi
dasar untuk menemukan dan memecahkan masalah penelitian.
2.
Populasi
dan Sampel
Populasi adalah kumpulan objek atau subjek
dengan ciri-ciri tertentu (Sugiyono, 2017). Populasi juga
didefinisikan sebagai sekelompok orang, hewan, rumah, buah-buahan, dll., Yang
memiliki setidaknya beberapa karakteristik atau karakteristik yang sama (Akbar, 2018).
Peneliti akan mempelajari subjek yang
termasuk dalam populasi untuk menguji teori yang diujikan. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2017-2019.
Sampel adalah bagian dari kuantitas dan
karakteristik yang dimiliki suatu populasi (Sugiyono, 2017:114). Sampel juga dapat dikatakan sebagai bagian atau wakil dari
suatu populasi dengan karakteristik populasi secara keseluruhan (Akbar, 2018). Untuk mendapatkan sampel yang representatif,
pengambilan sampel harus didasarkan pada pendekatan yang sistematis dan logis.
Dalam penelitian ini digunakan metode purposive sampling untuk pengambilan
sampel. Teknik ini digunakan mengingat penelitian harus memenuhi kriteria
tertentu. Berikut ini adalah kriteria sampel, yaitu:
a. Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI tahun periode 2017-2019.
b. Perusahaan mempublikasikan laporan tahunan secara berturut-turut selama periode pengamatan (2017-2019).
c. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan untuk periode yang berakhir 31 Desember dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
d. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode 2017-2019.
3.
Jenis
dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kepustakaan yaitu laporan keuangan perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Sumber data penelitian ini adalah data sekunder, dan data berasal dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Variabel yang diteliti tersedia lengkap dalam laporan keuangan 2017-2019. Sumber data berasal dari www.idx.co.id atau website resmi masing-masing perusahaan.
4.
Teknik
Pengambilan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dokumentasi yaitu mengambil sampel laporan perusahaan penerbit yaitu perusahaan real estate dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2017-2019.
A.
Gambaran Objek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah 34 perusahaan dan time series adalah 3 tahun, sehingga besar sampel penelitian adalah 102. Sampel yang disampel secara sengaja digunakan ketika menentukan ukuran, di mana kriteria pemilihan sampel telah ditentukan oleh peneliti, seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Kriteria Pemilihan Sampel
Keterangan |
Jumlah |
Perusaahan Property dan Real Estate yang
terdaftar di BEI tahun 2017-2019 |
77 |
Perusahaan Property dan Real Estate yang tidak
menerbitkan laporan keuangan� secara
konsisten tahun 2017-2019 |
(26) |
Perusahaan Property dan Real Estate yang tidak
memenuhi informasi yang dibutuhkan mengenai data yang berhubungan dengan
variabel yang diteliti dan Perusahaan Property dan Real Estate yang
mengalami kerugian |
(17) |
Jumlah
perusahaan yang sesuai dengan kriteria sampel |
34 |
Tahun
pengamatan |
3 |
Total Sampel penelitian (34 x 3 tahun) |
102 |
Perusahaan
sampel yang dihapus karena terkena data outlier
|
(12) |
Sisa Observasi Sampel |
90 |
B.
Deskripsi Variabel Penelitian
Analisis ini akan dilakukan terhadap variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri Dewan Direksi, Dewan
Komisaris Independen dan Komite Audit sebagai variabel independen terhadap
variabel dependen yaitu Konsevatisme Akuntansi.
1. Variabel Independen
a. Dewan Direksi
Berdasarkan tabel 2. dibawah ini, maka
diketahui bahwa nilai rata-rata dewan direksi pada tahun 2017 yaitu sebesar
4,82 sedangkan di tahun 2018 sebesar 4,85 dan pada tahun 2019 yaitu 4,59. Nilai
tertinggi pada tahun 2017, 2018, 2019 adalah 12, 11 dan 10 dengan kode emiten
CTRA. Nilai terendah� tahun 2017 adalah 1
dengan kode emiten URBN. Pada tahun 2018 yang mendapatkan nilai terendah
sebesar 2 dengan kode emiten GAMA, PUDP dan TARA. Kemudian pada tahun 2019
nilai terendah yaitu 2 dengan kode emiten BAPA, CITY, GAMA, MMLP, PUDP dan
TARA.
Tabel 2. Dewan Direksi (DD)
No |
Kode |
Tahun |
|
No |
Kode |
Tahun |
||||
2017 |
2018 |
2019 |
|
2017 |
2018 |
2019 |
||||
1 |
APLN |
8 |
7 |
7 |
|
20 |
KIJA |
5 |
6 |
6 |
2 |
ASRI |
4 |
4 |
4 |
|
21 |
LAND |
2 |
3 |
3 |
3 |
BAPA |
3 |
3 |
2 |
|
22 |
LPCK |
7 |
7 |
5 |
4 |
BCIP |
4 |
3 |
3 |
|
23 |
MDLN |
5 |
4 |
4 |
5 |
BEST |
5 |
5 |
5 |
|
24 |
MMLP |
3 |
3 |
2 |
6 |
BKSL |
4 |
3 |
3 |
|
25 |
MTLA |
6 |
6 |
6 |
7 |
BSDE |
8 |
8 |
8 |
|
26 |
PLIN |
7 |
6 |
4 |
8 |
CITY |
3 |
3 |
2 |
|
27 |
PPRO |
5 |
5 |
5 |
9 |
CTRA |
12 |
11 |
10 |
|
28 |
PUDP |
2 |
2 |
2 |
10 |
DILD |
7 |
8 |
8 |
|
29 |
PWON |
6 |
7 |
7 |
11 |
DMAS |
4 |
4 |
4 |
|
30 |
RDTX |
3 |
3 |
2 |
12 |
DUTI |
6 |
6 |
6 |
|
31 |
SMDM |
6 |
6 |
5 |
13 |
FMII |
4 |
4 |
5 |
|
32 |
SMRA |
8 |
8 |
8 |
14 |
FORZ |
3 |
3 |
4 |
|
33 |
TARA |
2 |
2 |
2 |
15 |
GAMA |
2 |
2 |
2 |
|
34 |
URBN |
1 |
4 |
3 |
16 |
GPRA |
4 |
4 |
3 |
|
Mean |
5,05 |
4,89 |
4,84 |
|
17 |
GWSA |
4 |
4 |
4 |
|
Max |
12 |
11 |
10 |
|
18 |
INPP |
5 |
5 |
6 |
|
Min |
2 |
2 |
2 |
|
19 |
JRPT |
6 |
6 |
6 |
|
|
|
|
|
|
Sumber: Data diolah dari www.idx.co.id
b. Dewan Komisaris Independen
Berdasarkan tabel 3. dibawah ini, maka
diketahui bahwa nilai rata-rata dewan komisaris independen pada tahun 2017
yaitu sebesar 0,36. Sedangkan di tahun 2018 sebesar 0,40 dan pada tahun 2019
yaitu 0,44. Nilai tertinggi pada tahun 2017 senilai 0,50. Pada tahun 2018 nilai
tertinggi� sebesar 0,67 dengan kode
emiten URBN. Sedangkan nilai tertinggi pada tahun 2019 sebesar 1,00 dengan kode
emiten APLN. Nilai terendah� tahun 2017
sebesar 0 dengan kode emiten CITY, LAND dan URBN. Nilai terendah 2018 sebesar
0,20 dengan kode emiten BKSL. Kemudian pada tahun 2019 nilai terendah yaitu
0,20 dengan kode emiten BKSL.
Tabel
3. Dewan Komisaris Independen (DKI)
No |
Kode |
Tahun |
No |
Kode |
Tahun |
|||||
2017 |
2018 |
2019 |
2017 |
2018 |
2019 |
|||||
1 |
APLN |
0,50 |
0,50 |
1,00 |
21 |
LAND |
0 |
�0,50 |
�0,50 |
|
2 |
ASRI |
0,40 |
0,40 |
�0,40 |
22 |
LPCK |
�0,50 |
�0,60 |
�0,60 |
|
3 |
BAPA |
0,33 |
0,33 |
�0,50 |
23 |
MDLN |
�0,40 |
0,40 |
�0,40 |
|
4 |
BCIP |
0,33 |
0,50 |
0,50 |
24 |
MMLP |
0,40 |
0,40 |
0,50 |
|
5 |
BEST |
�0,40 |
0,40 |
0,40 |
25 |
MTLA |
0,40 |
0,40 |
�0,50 |
|
6 |
BKSL |
�0,20 |
�0,20 |
0,20 |
26 |
PLIN |
0,25 |
�0,25 |
�0,33 |
|
7 |
BSDE |
0,40 |
0,40 |
�0,40 |
27 |
PPRO |
�0,50 |
0,50 |
�0,67 |
|
8 |
CITY |
0 |
�0,33 |
0,33 |
28 |
PUDP |
0,33 |
0,33 |
�0,33 |
|
9 |
CTRA |
�0,38 |
�0,38 |
0,38 |
29 |
PWON |
0,33 |
0,50 |
�0,50 |
|
10 |
DILD |
�0,33 |
�0,33 |
0,33 |
30 |
RDTX |
�0,33 |
0,33 |
�0,33 |
|
11 |
DMAS |
�0,33 |
�0,33 |
0,33 |
31 |
SMDM |
�0,33 |
�0,33 |
�0,33 |
|
12 |
DUTI |
0,50 |
0,50 |
0,50 |
32 |
SMRA |
0,50 |
0,50 |
�0,60 |
|
13 |
FMII |
0,33 |
0,33 |
0,33 |
33 |
TARA |
0,50 |
0,50 |
�0,50 |
|
14 |
FORZ |
�0,50 |
�0,50 |
0,50 |
34 |
URBN |
0 |
0,67 |
0,67 |
|
15 |
GAMA |
0,50 |
0,50 |
�0,50 |
Mean |
0,37 |
0,38 |
0,41 |
||
16 |
GPRA |
0,33 |
0,33 |
�0,25 |
Max |
0,50 |
0,50 |
1,00 |
||
17 |
GWSA |
0,33 |
0,33 |
�0,33 |
Min |
0,00 |
0,20 |
0,20 |
||
18 |
INPP |
0,50 |
0,25 |
0,40 |
||||||
19 |
JRPT |
0,40 |
0,40 |
0,40 |
||||||
20 |
KIJA |
0,40 |
0,25 |
�0,25 |
Sumber: Data diolah dari www.idx.co.id
c.
Komite
Audit
Berdasarkan tabel 4. dibawah ini, maka diketahui bahwa nilai rata-rata
komite audit pada tahun 2017 yaitu sebesar 2,71 sedangkan di tahun 2018 sebesar
2,91 dan pada tahun 2019 yaitu 2,97. Nilai tertinggi pada tahun 2017 senilai 3.
Pada tahun 2018 sebesar 3 dan 2019 nilai tertinggi sebesar 5 dengan kode emiten
PPRO. Nilai terendah� tahun 2017 sebesar
0 dengan kode emiten CITY dan LAND. Nilai terendah 2018 sebesar 2 dengan kode
emiten BAPA, FORZ dan RDTX. Kemudian pada tahun 2019 nilai terendah yaitu 2
dengan kode emiten BAPA, FORZ dan RDTX.
Tabel 4. Komite Audit (KA)
No |
Kode |
Tahun |
No |
Kode |
Tahun |
|||||
2017 |
2018 |
2019 |
2017 |
2018 |
2019 |
|||||
1 |
APLN |
3 |
3 |
3 |
20 |
KIJA |
3 |
3 |
3 |
|
2 |
ASRI |
3 |
3 |
3 |
21 |
LAND |
0 |
3 |
3 |
|
3 |
BAPA |
2 |
2 |
2 |
22 |
LPCK |
3 |
3 |
3 |
|
4 |
BCIP |
3 |
3 |
3 |
23 |
MDLN |
3 |
3 |
3 |
|
5 |
BEST |
3 |
3 |
3 |
24 |
MMLP |
3 |
3 |
3 |
|
6 |
BKSL |
3 |
3 |
3 |
25 |
MTLA |
3 |
3 |
3 |
|
7 |
BSDE |
3 |
3 |
3 |
26 |
PLIN |
3 |
3 |
3 |
|
8 |
CITY |
0 |
3 |
3 |
27 |
PPRO |
3 |
3 |
5 |
|
9 |
CTRA |
3 |
3 |
3 |
28 |
PUDP |
3 |
3 |
3 |
|
10 |
DILD |
3 |
3 |
3 |
29 |
PWON |
3 |
3 |
3 |
|
11 |
DMAS |
3 |
3 |
3 |
30 |
RDTX |
2 |
2 |
2 |
|
12 |
DUTI |
2 |
3 |
3 |
31 |
SMDM |
3 |
3 |
3 |
|
13 |
FMII |
3 |
3 |
3 |
32 |
SMRA |
3 |
3 |
3 |
|
14 |
FORZ |
3 |
2 |
2 |
33 |
TARA |
3 |
3 |
3 |
|
15 |
GAMA |
3 |
3 |
3 |
34 |
URBN |
3 |
3 |
3 |
|
16 |
GPRA |
2 |
3 |
3 |
Mean |
2,68 |
2,89 |
2,89 |
||
17 |
GWSA |
3 |
3 |
3 |
Max |
3 |
3 |
3 |
||
18 |
INPP |
3 |
3 |
3 |
Min |
0 |
2 |
2 |
||
19 |
JRPT |
3 |
3 |
3 |
Sumber:
Data diolah dari www.idx.co.id
2. Variabel Dependen Konservatisme Akuntansi
Berdasarkan tabel 5. dibawah ini, maka
diketahui bahwa nilai rata-rata konservatisme akuntansi pada tahun 2017 yaitu
sebesar -0,0517 sedangkan di tahun 2018 sebesar -0,7582 dan pada tahun 2019
yaitu -0,7838. Nilai tertinggi pada tahun 2017 senilai 0,0804 dengan kode
emiten PUDP. Pada tahun 2018 senilai 0,0417 dengan kode emiten BEST dan tahun
2019 nilai tertinggi� sebesar 0,0771
dengan kode emiten DMAS. Nilai terendah pada tahun 2017 senilai -0,3423 dengan
kode emiten FORZ. Pada tahun 2018 senilai -18,0030 dengan kode emiten PWON dan
tahun 2019 nilai terendah sebesar -19,2749 dengan kode emiten PWON.
Tabel 5. Konservatisme Akuntansi (CONNAC)
No |
Kode |
Tahun |
No |
Kode |
Tahun |
|||||||
2017 |
2018 |
2019 |
2017 |
2018 |
2019 |
|
||||||
1 |
APLN |
-0,1054 |
-0,0486 |
-0,0010 |
20 |
KIJA |
0,0299 |
-0,0084 |
0,0055 |
|||
2 |
ASRI |
0,0172 |
0,0150 |
0,0262 |
21 |
LAND |
-0,1023 |
-0,0827 |
-0,2639 |
|||
3 |
BAPA |
-0,0023 |
-0,0092 |
-0,0398 |
22 |
LPCK |
-0,3072 |
-0,2747 |
-0,0539 |
|||
4 |
BCIP |
-0,0777 |
-0,0512 |
-0,0300 |
23 |
MDLN |
0,0015 |
-0,0502 |
-0,0081 |
|||
5 |
BEST |
0,0362 |
0,0417 |
-0,0666 |
24 |
MMLP |
-0,0582 |
-0,0244 |
-0,0205 |
|||
6 |
BKSL |
-0,0283 |
-0,0737 |
-0,0339 |
25 |
MTLA |
-0,1116 |
-0,0094 |
-0,0189 |
|||
7 |
BSDE |
-0,0180 |
-0,0092 |
-0,0270 |
26 |
PLIN |
-0,0113 |
-0,0151 |
-0,0011 |
|||
8 |
CITY |
-0,1040 |
-0,4374 |
-0,0518 |
27 |
PPRO |
-0,0332 |
-0,0361 |
-0,0338 |
|||
9 |
CTRA |
-0,0230 |
-0,0168 |
-0,0164 |
28 |
PUDP |
0,0804 |
-0,0794 |
-0,0540 |
|||
10 |
DILD |
-0,0698 |
-0,0236 |
-0,0714 |
29 |
PWON |
-0,0063 |
-18,0030 |
-19,2749 |
|||
11 |
DMAS |
0,0104 |
-0,0236 |
0,0771 |
30 |
RDTX |
-0,0122 |
-0,0161 |
0,0024 |
|||
12 |
DUTI |
-0,0231 |
0,0117 |
-0,0125 |
31 |
SMDM |
-0,0085 |
-0,0347 |
-0,0231 |
|||
13 |
FMII |
0,0071 |
0,0276 |
0,0132 |
32 |
SMRA |
-0,0575 |
-0,0481 |
-0,0158 |
|||
14 |
FORZ |
-0,3423 |
-0,1854 |
-0,0865 |
33 |
TARA |
0,0132 |
-0,0059 |
0,0079 |
|||
15 |
GAMA |
-0,0596 |
0,0286 |
-0,0125 |
34 |
URBN |
-0,2512 |
0,0319 |
-0,1303 |
|||
16 |
GPRA |
-0,0279 |
-0,0346 |
-0,0388 |
Mean |
-0,0486 |
-0,3749 |
-0,3562 |
||||
17 |
GWSA |
-0,0484 |
-0,0493 |
-0,0405 |
Max |
0,0362 |
0,0417 |
0,0771 |
||||
18 |
INPP |
-0,0010 |
-0,0029 |
-0,2561 |
Min |
-0,3423 |
-6,2831 |
-6,0993 |
||||
19 |
JRPT |
-0,0627 |
-6,2831 |
-6,0993 |
|
|||||||
Sumber:
Data diolah dari www.idx.co.id
3. Analisis Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini, analisis statistik
deskriptif digunakan berdasarkan data yang meliputi ukuran rumus (mean) dan
ukuran distribusi data (misalnya standar deviasi, minimum dan maksimum).
Analisis ini dilakukan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian agar
mudah dipahami dalam konteks. Hasil analisis statistik deskriptif outlier data
untuk masing-masing variabel dalam penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.6:
Tabel 6. Hasil Analisis Statistik
Deskriptif
Descriptive Statistics |
|||||
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
DD |
90 |
2,0000 |
12,0000 |
4,733333 |
2,1609403 |
DKI |
90 |
,0000 |
1,0000 |
,396889 |
,1343369 |
KA |
90 |
,0000 |
5,0000 |
2,855556 |
,5720280 |
CONNAC |
90 |
-,1303 |
,0804 |
-,024544 |
,0388248 |
Valid N (listwise) |
90 |
|
|
|
|
Sumber:
Data sekunder diolah, 2021
Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi
mengenai deskrpsi umum untuk konservatisme akuntansi (CONNAC) sebagai variabel
dependen selama 3 tahun memiliki nilai terendah -0,1303 dan nilai tertinggi
sebesar 0,0804. Rata rata konservatisme akuntansi adalah -0,024544 dengan
standar deviasi 0,0388248.
Sedangkan variabel independen dewan direksi
(DD), dewan komisaris independen (DKI) dan komite audit (KA). Untuk dewan
direksi memiliki nilai terendah 2,00, nilai tertinggi sebesar 12,00 dan nilai
rata-rata adalah 4,73 dengan standar deviasi 2,1609403. Dewan komisaris
independen memiliki nilai terendah 0,00, nilai tertinggi sebesar 1,00 dan nilai
rata-ratanya adalah 0,396889 dengan standar deviasi 0,1343369. Selanjutnya
komite audit memiliki nilai terendah 0,00, nilai tertinggi sebesar 5,00 dan
nilai rata-rata adalah 2,86 dengan standar deviasi 0,5720280.
C.
Analisis Hasil Penelitian
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah data berdistribusi normal. Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas
menggunakan histogram, normal probability plot (p-plot), dan Kolmogorov Simrnov
test (K-S). Pengujian histogram dilakukan dengan melihat sebaran data,
histogram berbentuk kurva lonceng yang menunjukkan bahwa data berdistribusi
normal. Hasil pengujian sebelumnya terindikasi bahwa data tidak terdistribusi
secara normal, seperti pada gambar berikut:
Gambar 1. Histogram Data Terdistribusi
Tidak Normal
Agar hasil penelitian dapat terdistribusi
normal maka dilakukan outlier pada data sebelumnya. Uji normalitas dengan
menggunakan grafik histogram hasil outlier dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar
2. Histogram Data Terdistribusi Normal
Seperti dapat dilihat dari histogram pada
Gambar 2, data berdistribusi normal, dan bentuk simetris tidak miring ke kanan
atau ke kiri, sehingga dapat dikatakan model regresi memenuhi asumsi
normalitas. Uji normalitas dengan p-plot normal dapat dilihat dari sebaran
titik-titik disekitar diagonal. Jika titik-titik tersebar di sekitar diagonal
dan mengikuti arah diagonal, berarti data berdistribusi normal dan sebaliknya.
Hasil uji normalitas dengan p-plot normal ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar
3. P-Plot of Regression Standarsized Residual
Pada Gambar 3 terlihat bahwa sebaran data di
sekitar diagonal tidak seragam dan distribusinya tidak mengikuti arah diagonal.
Dan P-Plot plot pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa data tersebar merata di
sekitar diagonal, dan distribusinya mengikuti arah diagonal. Hal ini
menunjukkan bahwa data sesuai dengan asumsi normalitas, seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
Gambar
4. Normal P-Plot of Regression Standarsized Residual
Untuk lebih meningkatkan hasil uji normalitas
data, peneliti menggunakan uji Kolmogorov Simrnov (K-S). Jika hasil uji
Kolmogorov Simrnov (K-S) menunjukkan asimtotik. Sig > 0,05 maka data
berdistribusi normal. Hasil tes Kolmogorov Simrnov (K-S) ditunjukkan pada tabel
di bawah ini:
Tabel
7. Hasil Uji Normalitas Data Tidak Terdistribusi Normal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
102 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
2.66979095 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.397 |
Positive |
.268 |
|
Negative |
-.397 |
|
Test Statistic |
.397 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
.000c |
Sumber: Data sekunder diolah, 2021
Hasil pada tabel di atas menunjukkan bahwa
nilai signifikansi untuk normalitas adalah 0,000. Nilai signifikansi di bawah
nilai signifikansi minimum 0,05 menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini
tidak berdistribusi normal. Setelah dilakukan outlier untuk data sebelumnya,
hasil pada Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai signifikansi normalitas adalah
0,118. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini terbukti berdistribusi normal
Tabel
8. Hasil Uji Normalitas Data Terdistribusi Normal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
90 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
,0000000 |
Std. Deviation |
,03768273 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
,085 |
Positive |
,055 |
|
Negative |
-,085 |
|
Test Statistic |
,085 |
|
Asymp. Sig. (2-tailed) |
,118c |
Sumber: Data sekunder diolah, 2021
2.
Uji
Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan
melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Suatu model tidak
terganggu oleh multikolinearitas jika model memiliki nilai tolerance > 0.10
dan variance inflation factor (VIF) < 10. Berikut adalah hasil uji
multikolinearitas pada penelitian ini:
Tabel
9. Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel |
Tolerance >0,10 |
VIF < 10 |
Kesimpulan |
DD |
0,941 |
1,062 |
Tidak terjadi
Multikolinearitas |
DKI |
0,805 |
1,243 |
Tidak terjadi
Multikolinearitas |
KA |
0,770 |
1,299 |
Tidak terjadi
Multikolinearitas |
Sumber: Data sekunder diolah, 2021
Dari tabel 9. dapat dilihat bahwa nilai
Tolerance seluruh variabel menunjukkan > 0,10 dan nilai VIF menunjukkan <
10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel
independen dalam model regresi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk
menguji ada tidaknya ketidaksamaan varians pada residual dari satu pengamatan
ke pengamatan lainnya dalam suatu model regresi. Penelitian ini juga dapat
menggunakan uji scatter plot untuk menguji heteroskedastisitas.
Gambar 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Seperti dapat dilihat dari scatter plot pada
Gambar 5, titik-titik tersebut terdistribusi secara acak tanpa membentuk pola
tertentu, dan terdistribusi di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung
heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Lakukan uji autokorelasi untuk melihat apakah
ada korelasi antara confounding error pada periode t dan error pada periode t-1
(periode sebelumnya) pada model regresi linier. Uji autokorelasi dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik Durbin-Watson.
Tabel
10. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
,241a |
,058 |
,025 |
,0383344 |
1,741 |
a. Predictors: (Constant), KA, DD, DKI |
|||||
b. Dependent Variable: CONNAC |
Sumber: Data sekunder diolah, 2021
Dari tabel diatas tidak memiliki autokorelasi
dengan kriteria pengambilan keputusan jika dU < d < 4- dU, maka tidak
terjadi autokorelasi baik positif atau negatif. Nilai DW 1,741 dengan jumlah
sampel 90 dan jumlah variabel Independen sebanyak 3 variabel, dL =1,5889 dan
dU=1,7264. Nilai DW 1,741 lebih besar dari batas atas dU 1,7264 dan kurang dari
(4-dU) 4-1,7264=2,2736 atau 1,7264 < 1,741 < 4 - 1,7264 = 2,2736, jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
5. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda adalah
analisis hubungan antara satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel
bebas. Hasil analisis regresi berganda berupa koefisien untuk masing-masing
variabel bebas.
Tabel
11. Uji Analisis Regresi Linier
Model |
Unstandardized Coefficients |
t |
Sig. |
α Kesimpulan |
|||
B |
Std. Error |
||||||
1 |
(Constant) |
-,064 |
,021 |
-3,012 |
,003 |
,05 |
|
DD |
-,001 |
,002 |
-,713 |
,478 |
,05 |
Ditolak |
|
DKI |
-,011 |
,034 |
-,326 |
,745 |
,05 |
Ditolak |
|
KA |
,018 |
,008 |
2,192 |
,031 |
,05 |
Diterima |
Sumber: Data sekunder diolah, 2021
Berdasarkan nilai koefisien yang terdapat
pada tabel 10, dapat dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -0,064 � 0,001 DD � 0,011 DKI + 0,018 KA + e
Dari hasil persamaan regresi berganda
tersebut, masing-masing variabel independen dapat dinterpretasikan pengaruhnya
terhadap Kualitas laba yaitu:
a. Nilai konstanta sebesar -0,064 menunjukkan
bahwa apabila tidak ada variabel dewan direksi, dewan komisaris independen dan
komite audit (X = 0), maka nilai variabel konservatisme akuntansi adalah
sebesar -0,064.� Koefisien konstanta bernilai
negatif menyatakan bahwa dengan mengasumsikan ketiadaan variabel independen,
maka konservatime akuntansi cenderung mengalami penurunan.
b. Nilai koefisien regresi variabel Dewan
Direksi (X1) sebesar -0,001 dengan nilai negatif. Hal ini berarti bahwa setiap
peningkatan dewan direksi sebesar 1 kali maka konservatisme akuntansi akan
menurun sebesar 0,001 dengan asumsi variabel yang lain konstan.
c. Nilai koefisien regresi variabel Dewan
Komisaris Independen (X2) sebesar -0,011 dengan nilai negatif. Hal ini berarti
bahwa setiap peningkatan dewan komisaris independen sebesar 1 kali maka
konservatisme akuntansi akan menurun sebesar 0,011 dengan asumsi variabel yang
lain konstan.
d. Nilai koefisien regresi variabel Komite Audit
(X3) sebesar 0,018 dengan nilai positif. Hal ini berarti bahwa setiap
peningkatan komite audit sebesar 1 kali maka konservatisme akuntansi akan
meningkat sebesar 0,018 dengan asumsi variabel yan lain konstan.
6. Pengujian Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen,
dan untuk mengetahui pengaruh interaksi variabel moderator dan variabel
independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis diterima jika sig t
< 0,05. Hasil uji hipotesis analisis parsial (Uji-T) ditunjukkan pada Tabel
4.11:
1) Hasil uji Hipotesis pertama (H1) Variabel
Dewan Direksi (DD) memiliki koefisien regresi sebesar -0,001 dengan p-value
(sig) sebesar 0,478 > α (0,05), maka dapat diartikan bahwa dewan
direksi tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis pertama
(H1) ditolak.
2) Hasil uji Hipotesis kedua (H2) Variabel Dewan
Komisaris Independen (DKI) memiliki koefisien regresi sebesar -0,011 dengan
p-value (sig) sebesar 0,745 > α (0,05), maka dapat diartikan bahwa
dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Hipotesis kedua (H2) ditolak.
3) Hasil uji Hipotesis ketiga (H3) Variabel
Komite Audit (KA) memiliki koefisien regresi sebesar 0,018 dengan p-value (sig)
sebesar 0,031 < α (0,05), maka dapat diartikan bahwa komite audit
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis ketiga (H3) diterima.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk
mengukur derajat daya penjelas variabel independen dan moderator terhadap
variasi variabel dependen. Hasil analisis koefisien determinasi ditunjukkan
pada tabel di bawah ini.
Tabel
12. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
,241a |
,058 |
,025 |
,0383344 |
1,741 |
a. Predictors: (Constant), KA, DD, DKI |
|||||
b. Dependent Variable: CONNAC |
Sumber: Data sekunder diolah, 2021
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di
atas dapat diketahui bahwa nilai adjusted R-square sebesar 0,025 yaitu
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen
sebesar 2,5%. Hal ini berarti bahwa sebesar 2,5% konservatisme dipengaruhi oleh
variabel dewan direksi, dewan komisaris independen dan komite audit. Sedangkan
sisanya sebesar 97,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Standar error of the estimate (SEE) sebesar 0,0383344.
Sementara itu, nilai R square sebesar 0,058 menunjukkan hubungan antara
variabel dependen yaitu konservatisme akuntansi dengan variabel independen,
yaitu dewan direksi, dewan komisaris independen dan komite audit sedikit kuat.
D.
Inteprestasi Hasil Penelitian
1. Pengaruh Dewan Direksi terhadap Konservatisme
Akuntansi
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
uji-t gagal menunjukkan bahwa dewan berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi. Efisiensi pengambilan keputusan direksi perusahaan kurang efisien,
mengakibatkan pelaksanaan tugas direksi perusahaan menjadi kurang terpusat,
yang berujung pada pengelolaan perusahaan yang kurang baik. Dewan yang
didominasi oleh pihak internal atau dengan insentif pengawasan yang lemah akan
memberi manajer peluang lebih besar untuk menggunakan prinsip akuntansi yang
lebih agresif (dan kurang konservatif).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Yunos�
et� al.� (2014),�
dan� Sari et al. (2016)� menyatakan bahwa� ukuran�
dewan� direksi� tidak�
berpengaruh� pada� konservatisme akuntansi. Namun Hasil ini
tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani (2012) yang menyatakan
bahwa adanya pengaruh ukuran dewan direksi terhadap konservatisme akuntansi.
2. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap
Konservatisme Akuntansi
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t
tidak menunjukkan bahwa komite independen berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi. Pengawasan oleh komite independen kurang optimal atau belum efektif
sebagai alat pengawasan manajemen. Karena jumlah pengawas yang terus bertambah,
pekerjaan komite pengawas sulit untuk dikomunikasikan dan dikoordinasikan, dan
sulit untuk mengawasi perilaku manajemen, yang akan berdampak pada laporan
keuangan dan operasional perusahaan. perusahaan. menurunkan kinerja. Agar
komite komisaris dapat berfungsi dengan baik, perlu diperhatikan komposisi
komite komisaris yang harus terdiri dari komisaris independen. Sesuai dengan
ketentuan umum Peraturan Pencatatan No. I-A tentang Pencatatan Efek di Bursa,
Board Order PT BEJ No. 315/BEJ/06/2000, perusahaan tercatat harus memiliki
komisaris independen yang jumlahnya sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki
oleh pemegang saham nonpengendali, tetapi jumlah komisaris independen paling
sedikit 30% dari seluruh anggota perusahaan yang tercatat. komite. Selain itu,
karakteristik dewan pengawas harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman untuk mengelola sumber daya perusahaan, serta memiliki wawasan yang
luas, berorientasi bisnis untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya,
yang juga sangat menentukan terwujudnya tujuan perusahaan. (Xie et al., 2001).
Temuan penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wulandini dan Zulaikha (2012), Liyanto dan Anam
(2019), dan Limantauw (2012) yang menunjukkan bahwa komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Ini karena pengawasan
komite independen tidak ideal sebagai alat pengawasan manajemen, dan komite
independen hanya ada untuk memenuhi persyaratan formal atau peraturan, bukan
untuk menegakkan tata kelola perusahaan yang baik.
3. Pengaruh Komite Audit terhadap Konservatisme
Akuntansi
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t
menunjukkan pengaruh komite audit terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini
disebabkan adanya komite audit di dalam perusahaan, yang diatur oleh Peraturan
Bapepam Kep 29/PM/2004 tentang Peraturan No. IX.1.5, yang membatasi perusahaan
pada formalitas yang dipersyaratkan untuk jumlah minimum. Komite audit
perusahaan berjumlah 3 orang (1 komisaris independen dan 2 anggota
lainnya).Rata-rata jumlah anggota komite audit perusahaan sampel pada tahun
2017 adalah 2,71, 2,91 pada 2018, dan 2,97 pada 2019. Hasil data penelitian
menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap bentuk yang ditentukan oleh ukuran komite
audit membuat komite audit lebih efektif dalam menerapkan mekanisme pengawasan
yang mencegah manajemen mengambil tindakan yang dapat merugikan perusahaan.
Meningkatkan tingkat konservatif akuntansi perusahaan.
Hasil penelitian ini mendukung kesimpulan
Wulandini dan Zulaikha (2012) bahwa komite audit berpengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya komite audit
perusahaan maka proses pelaporan keuangan perusahaan akan terpantau dengan
baik. Komite audit ini akan memastikan bahwa perusahaan menerapkan prinsip
akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan perusahaan yang akurat dan
berkualitas tinggi.
Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dewan direksi,
komite independen dan komite audit terhadap konservatisme akuntansi untuk
listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019. Papan menunjukkan nilai sig
berdasarkan hasil uji analisis regresi linier. 0,478. Nilai ini lebih besar dari
nilai signifikansi 0,05 (5%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dewan
direksi tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini berdampak
pada keputusan yang dibuat oleh direksi pada perusahaan yang kurang efisien,
sehingga pelaksanaan tugas direktur perusahaan menjadi kurang terpusat sehingga
mengakibatkan pengelolaan perusahaan menjadi buruk.
Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier, komite independen
menunjukkan nilai sig. 0,745. Nilai ini lebih besar dari nilai signifikansi
0,05 (5%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa komite independen tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Karena keberadaan komisaris
independen hanya untuk memenuhi persyaratan formal atau regulasi, berdampak
pada laporan keuangan dan penurunan kinerja perusahaan.
Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier komite audit menunjukkan
nilai sig. 0,031. Nilai ini lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 (5%). Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa komite audit memiliki dampak terhadap
konservatisme akuntansi. Karena perusahaan memiliki komite audit, maka proses
pelaporan keuangan perusahaan akan terpantau dengan baik dan manajemen dapat
dicegah untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan perusahaan.
Akbar, R. F.
(2018). Studi Perilaku Guru (Analisis Faktor-faktor Komitmen Organisasional
dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Guru Madrasah Swasta di Jawa Tengah. 02,
121. Google Scholar
Alvino, K., &
Sebrina, N. (2020). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap
Konservatisme Akuntansi Dengan Intensitas Fair Value Sebagai Pemoderasi. Wahana
Riset Akuntansi, 8(1), 65. https://doi.org/10.24036/wra.v8i1.109028. Google Scholar
Ammy, F. A. M. (2016). Pengaruh
Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leberage terhadap
Manajemen Laba. 0�1.
Andreas, H. H., Ardeni,
A., & Nugroho, P. I. (2017). Konservatisme Akuntansi di Indonesia. Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis, 20(1), 1. https://doi.org/10.24914/jeb.v20i1.457. Google Scholar
Basu. (1997). The
Conservatisme Principle and Asymetric Timeliness of Earning. Journal of
Accounting and Economics Vol. 24. Google Scholar
Fitranita, V. (2019).
Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan. Accounting Analysis Journal, 1(2),
323�334. https://doi.org/10.15294/aaj.v1i2.655. Google Scholar
Ghozali, I. (2016). Aplikasi
Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Badan Peneribit UNDIP. Google Scholar
Gujarati, D. (2004). Basic
Econometrics (Ekonometrika Dasar). Erlangga. Google Scholar
Hani, S. (2012). Pengaruh
Karakteristik Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Pemilihan Akuntansi
Konservatif. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis, 12(1), 1�16. Google Scholar
Hayn, G. dan C. (2002).
Rising Conservatism: Implications for Financial Analysis. AIMR. Google Scholar
Indonesia, I. A. (2009). Standar
Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Google Scholar
Indrayati, M. R. (2010).
Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Terhadap Tingkat Konservatisme
Akuntansi. Skripsi, 1�66. Google Scholar
LaFond, R. dan Watts, R.
L. (2008). The information role of conservatism. The Accounting Review, Vol.
83, N, hal.447�478. Google Scholar
Limantauw, S. (2010). Corporate
Govenance Terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi. 1(1), 48�52. Google Scholar
Mardiyati, U. (2012).
Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017.
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 8(4),
1�17. https://doi.org/10.35794/emba.v8i4.30859. Google Scholar
Mayangsari, S., &
Wilopo. (2002). Konservatisme Akuntansi, Value Relevance dan Discretionary
Accruals: Implikasi Model Feltham-Ohlson (1996). Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. Google Scholar
Muchtar, S., &
Darari, E. (2013). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Dan Pemasaran Jasa, 6, 109�132. Google Scholar
Muhammed.,� et. al. (2016). The Impact Of External
Auditor Size On The Relationship Between Audit Committee Effectiveness And
Earnings Management. Investment Management and Financial Innovations, Vol.
15, I. Google Scholar
Nicolin, O., &
Sabeni, A. (2013). Pengaruh Struktur Corporate Governance, Audit Tenure, Dan
Spesialisasi Industri Auditor Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Diponegoro
Journal of Accounting, 0(0), 655�666. Google Scholar
Noviantari, N. W., &
Ratnadi, N. M. D. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan
Konservatisme Akuntansi Perusahaan. Accounting Analysis Journal, 2(3),
268�275. https://doi.org/10.15294/aaj.v2i3.2500. Google Scholar
Noviantari, N. W., &
Ratnadi, N. M. D. (2015). Pengaruh Financial Distress, Ukuran Perusahaan, Dan
Leverage Pada Konservatisme Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi, 11(3),
646�660. Google Scholar
Nugroho, A. (2005). Strategi
Jitu Memilih Metode Statistic Penelitian Dengan SPSS. Andi Yogyakarta. Google Scholar
Nurin Ari Fitriani, Z.
(2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Voluntary Auditor Switching Di
Perusahaan Manufaktur Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2012). Diponegoro Journal
of Accounting, 3(2), 875�887. Google Scholar
Oktomegah, C. (2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan konservatisme pada perusahaan
manufaktur di bei. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(1),
36�42. Google Scholar
Pramana, A. . (2010). Pengaruh
Mekanisme Corporate Governance, Profitabilitas dan Leverage terhadap
Konservatisme Akuntansi di Indonesia. Google Scholar
Putra, P. A., Sinarwati,
N. K., Ari, N., & Darmawan, S. (2014). Pengaruh Asimetri Informasi dan
Ukuran Perusahaan terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E-Journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ganesha, 2(1). Google Scholar
Raharja, B. &.
(2015). Pengaruh Good Corporate
Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI 2010-2013). Jurnal
Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 2(1), 1�12. Google Scholar
Raharjo. (2014). Pengaruh
Ukuran Dewan Komisaris, Direksi, Komisaris Independen, Struktur Kepemilikan,
Dan Indeks Corporate Governance Terhadap Asimetri Informasi. Diponegoro
Journal of Accounting, 0(0), 132�144. Google Scholar
Rajaguguk, R. (2020).
Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Transparansi. Current:
Jurnal Kajian Akuntansi Dan Bisnis Terkini, 1(1), 52�67.
https://doi.org/10.31258/jc.1.1.52-67. Google Scholar
Risdiyani, F., &
Kusmuriyanto. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan
Konservatisme Akuntansi. Accounting Analysis Journal, 4(3), 1�10.
https://doi.org/10.15294/aaj.v4i3.8305. Google Scholar
Sari, Dewi Arum, Edyanus
H. Halim,� dan A. F. F. (2014). Pengaruh
Mekanismen Good Corporate Governance
dan Financial Distress terhadap Earning Management (Studi Empiris pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Economic
Faculty, Universita. Google Scholar
Stephanie Ongki, S. P.
(2018). Determinan dan konsekuensi konservatisme akuntansi: mekanisme corporate
governance dan manajemen laba. BALANCE: Jurnal Akuntansi, Auditing Dan
Keuangan. Google Scholar
Sudarmanto. (2005). Analisis
Regresi Linier Ganda dengan SPSS. (G. Ilmu (ed.); 1st ed.). Google Scholar
Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Google Scholar
Tristianto, A. (2014).
Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Budgetary Slack Dengan Asimetri
Informasi Dan Tekanan Anggaran Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmu Dan
Riset Akuntansi, Vol.3, No. Google Scholar
Ujianto, M. A., &
Pramuka. (2007). Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja
Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X. Google Scholar
Wardhani, R. (2017).
Pengaruh efektivitas dewan komisaris, komite audit dan kepemilikan
institusional terhadap efisiensi investasi. Jurnal Akuntansi Dan Auditing
Indonesia, 21(1), 24�36. Google Scholar
Wardhani, R. (2008). Tingkat
Konservatisme Akuntansi Di Indonesia Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Dewan
Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance. Google Scholar
Wulandini dan Zulaikha.
(2012). Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Dan Komite Audit Terhadap
Tingkat Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010). Diponegoro Journal Of Accounting, Volume
1,. Google Scholar
Yunos, R. M. S. A. A. N.
S. (2014). The Influence of Internal Governance Mechanisms on Accounting
Conservatism. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 164,
501�507. Google Scholar
Zhang, R. (2008).
Coherent surface‐subsurface fingerprint of the Atlantic meridional
overturning circulation. Geophyscal Research Letter. Google Scholar
Copyright holder
: Dyah Novitasari (2022) |
First publication right : Jurnal Syntax Admiration This article is licensed under: |