Jurnal Syntax Admiration

Vol. 3 No. 10 Oktober 2022

p-ISSN : 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356

Sosial Teknik

 

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

 

Dyah Novitasari

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Gresik

Email: [email protected]

 

INFO ARTIKEL

ABSTRAK

Diterima

24 Agustus 2020

Direvisi

08 Oktober 2020

Disetujui

15 Oktober 2020

Salah satu faktor terpenting yang mendukung kinerja suatu perusahaan adalah laporan keuangannya. Laporan keuangan menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya dan posisi keuangan perusahaan Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh good corporate governance terhadap konservatisme akuntansi. Subyek penelitian ini adalah perusahaan real estate dan industri real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dan sampel penelitian terdiri dari 90 observasi.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa direksi dan pengawas independen tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Komite audit memiliki dampak yang signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Kata kunci:

Konservatisme Akuntansi, Dewan Direksi, Dewan Komisaris Independen, Komite Audit.

 

Keywords:

Accounting Conservatism, Board of Directors, Board of Independent Commissioners, Audit Committee.

ABSTRACT

One of the most important factors that support the performance of a company is its financial statements. The financial statements describe management's performance in managing the company's resources and financial position. This study aims to empirically examine the effect of good corporate governance on accounting conservatism. The subjects of this study were real estate companies and real estate industries listed on the Indonesia Stock Exchange between 2017 and 2019. The research sample was determined using the purposive sampling method, and the research sample consisted of 90 observations. The data analysis technique used in this study is multiple linear regression analysis. The test results show that independent directors and supervisors have no effect on accounting conservatism. The audit committee has a significant impact on accounting conservatism.



Pendahuluan

Salah satu komponen yang sangat penting untuk menunjang kinerja suatu perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya dan kondisi keuangan perusahaan. Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan akan digunakan baik oleh pihak internal maupun eksternal. Laporan keuangan disusun sesuai dengan aturan, tujuan, prinsip akuntansi dan mengacu pada standar yang berlaku agar menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi setiap pemakainya. Bagi manajemen, prinsip akuntansi yang berlaku umum memberikan keleluasaan dalam menentukan metode akuntansi dan estimasi yang dapat digunakan. Fleksibilitas ini akan mempengaruhi perilaku manajer dalam membuat pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan perusahaan (Bahaudin and Wijayanti, 2011).

Salah satu prinsip yang digunakan dalam proses pelaporan keuangan adalah prinsip konservatisme. Prinsip konservatisme adalah prinsip kehati-hatian terhadap situasi yang tidak pasti untuk menghindari optimisme yang berlebihan oleh manajemen dan pemilik perusahaan (Indrayati, 2010). Oleh karena itu, jika terjadi situasi yang dapat mengakibatkan kerugian, biaya atau kewajiban, maka kerugian tersebut harus segera diakui. Di sisi lain, jika ada kondisi untuk menghasilkan laba, pendapatan atau aset, pendapatan atau aset tidak boleh langsung diakui sampai kondisi itu benar-benar tercapai.

Apa yang perlu dipahami oleh pengguna laporan keuangan adalah bahwa ada kemungkinan perubahan laba akuntansi, yang mungkin dipengaruhi tidak hanya oleh kinerja manajer, tetapi juga oleh kebijakan akuntansi konservatif yang diadopsi oleh manajer. Signalling theory menjelaskan bahwa jika kesehatan dan prospek keuangan perusahaan baik, manajer memberi sinyal dengan melakukan akuntansi diskresioner, yang tercermin dalam akrual diskresioner positif untuk menunjukkan kesehatan keuangan perusahaan dan pendapatan saat ini dan masa depan. Masalah ini (Utama, 2015).

Konservatisme akuntansi perusahaan diterapkan pada tingkat yang berbeda-beda. Salah satu faktor yang sangat menentukan tingkat konservatisme adalah komitmen manajemen perusahaan dan pihak internal untuk memberikan informasi yang transparan, akurat, dan tidak menyesatkan kepada investor. Hal ini merupakan bagian dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Tata kelola perusahaan adalah mekanisme yang dirancang untuk memastikan bahwa investor dapat memperoleh pengembalian investasi mereka. Mekanisme tata kelola perusahaan yang baik termasuk struktur kepemilikan saham dan komisaris independen (Wardhani, 2017).

�� Struktur kepemilikan saham lembaga lain juga menentukan bagaimana sebuah perusahaan dipertanggungjawabkan. Adanya kepemilikan institusional akan mendorong pengawasan yang lebih besar, sehingga melindungi kepentingan pemegang saham. Karakteristik dewan pengawas dalam kaitannya dengan proporsi komisaris independen perlu diperhatikan agar memiliki independensi dalam proses pemantauan kinerja perusahaan. Dalam melaksanakan tanggung jawab pengawasannya, Komisi Komisaris perlu menyediakan informasi yang berkualitas. Karakteristik komite dalam kaitannya dengan ukuran komisaris independen perlu diperhatikan agar memiliki independensi dalam memantau kinerja perusahaan. Sebagai implementasi dari tata kelola perusahaan yang baik, seorang komisaris independen tidak boleh hanya saling melengkapi, karena komisaris memiliki tanggung jawab hukum. Oleh karena itu, peran komisaris independen sangat penting (Effendi, 2009).

�� Seperti yang dinyatakan (LaFond & Watts, 2008) manfaat penerapan prinsip konservatisme adalah penerapan konservatisme mengurangi kemungkinan manajer memanipulasi laporan keuangan. Kurangnya penerapan konservatisme akuntansi dapat menyebabkan laporan keuangan yang menyesatkan dan berbahaya bagi penggunanya dan dapat memberi manajer peluang untuk memanipulasi laporan keuangan. Oleh karena itu, prinsip konservatisme akuntansi sangat penting dalam penyusunan laporan keuangan.

Beberapa peneliti sebelumnya telah melihat tata kelola perusahaan yang baik terhadap konservatisme. Hal ini dapat dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sari, et al. 2014) yang menyatakan bahwa direksi suatu perusahaan akan memutuskan kebijakan yang akan diambil atau strategi jangka pendek dan jangka panjang perusahaan. Salah satu kebijakan tersebut berkaitan dengan prinsip konservatisme yang digunakan perusahaan dalam melaporkan posisi keuangannya. Oleh karena itu, keberadaan dan ukuran dewan direksi dan komisaris suatu perusahaan akan mempengaruhi tingkat konservatisme yang digunakan perusahaan dalam menyusun laporan keuangannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sari, et al. 2014) menunjukkan bahwa ukuran dewan tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, (Yunos, 2014) juga menunjukkan bahwa ukuran dewan tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, dan (Hani, 2012) menunjukkan bahwa ukuran dewan tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Dampak negatif anggota dewan terhadap konservatisme akuntansi adalah signifikan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sari, et al. 2014) menyimpulkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, penelitian yang dilakukan oleh (Limantauw, 2010) menunjukkan bahwa proporsi komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi, dan penelitian yang dilakukan oleh (Wulandini & Zulaikha, 2012) menunjukkan bahwa Proporsi komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian yang dilakukan oleh (Yunos, 2014) menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, dan penelitian yang dilakukan oleh (Fitriani, 2014) menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Faktor lain yang mempengaruhi konservatisme akuntansi dalam mekanisme tata kelola perusahaan adalah ukuran komite audit. Tugas Komite Audit adalah membantu Direksi dalam memastikan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sebuah studi oleh (Putra, et al. 2014), (Muhammed, 2016), (Wardhani, 2017) menunjukkan bahwa variabel komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Namun penelitian (Noviantari & Ratnadi, 2013) dan (Ongki, 2018) menunjukkan hasil yang berbeda, dimana variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi.

Penelitian (Wardhani, 2008) menyimpulkan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat konservatisme melalui penggunaan ukuran akrual. Dengan mengukur tingkat konservatisme pasar, penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi komisaris independen dalam jumlah komisaris, semakin tinggi tingkat konservatisme akuntansi yang diukur dengan ukuran pasar. Studi ini menggunakan dua ukuran konservatisme yang berbeda dan menemukan bukti yang tidak konsisten.

Penulis memilih perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena perusahaan tersebut memiliki masa depan yang menjanjikan dalam hal potensi pertumbuhan penduduk yang berkelanjutan. Penelitian ini mereplikasi penelitian sebelumnya tentang dampak good corporate governance terhadap konservatisme akuntansi. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada pemilihan jenis sampel dan variabel bebas. Variabel independen yang dipilih antara lain Direksi, Komisaris Independen dan Komite Audit.

Penelitian (Fitriani, 2014) yang menggunakan sampel perusahaan manufaktur sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2009-2012 yang melaporkan laporan keuangan yang lengkap dan dipublikasikan pada Indonesia Capital Market Directory (ICMD) yang berjumlah 30 perusahaan. Dalam penelitian ini data-data diperoleh dari Kantor IDX Semarang dan ICMD. Teknik analisis data yang digunakan adalah konservatisme akuntansi diukur dengan laba bersih dijumlahkan dengan depresiasi dan amortisasi kemudian dikurang arus kas kegiatan operasi. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara komisaris independen, kepemilikan saham oleh institusional dan komite audit terhadap konservatisme akuntansi.

Penelitian (Ammy, 2016) menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2013, sebanyak 21 bank. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel dewan berkontribusi terhadap konservatisme akuntansi. Nilai t positif menunjukkan bahwa dewan memiliki pengaruh langsung terhadap konservatisme akuntansi. Oleh karena itu, dewan direksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Komite memiliki pengaruh besar pada konservatisme akuntansi. Komite audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Kepemilikan Institusional Berdampak Signifikan Terhadap Konservatisme Akuntansi.

Penelitian (Andreas et al. 2017) Dihitung menggunakan total akrual. Total akrual adalah selisih antara laba sebelum pos luar biasa ditambah penyusutan dikurangi arus kas operasi. Sampel yang digunakan adalah 114 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012 dan 2013. Alat analisis yang digunakan untuk pengujian adalah regresi linier berganda yang sebelumnya telah melalui uji hipotesis klasik. Hasil uji parsial menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, dan set kesempatan investasi berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Penelitian (Fitranita, 2019) menggunakan populasi seluruh perusahaan real estate dan property yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2017 dengan jumlah sampel 17 perusahaan dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi Good Corporate Governance sebesar 0,087 dimana nilai ini lebih besar dari α=5%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Good Corporate Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap konservtisme akuntansi.

Penelitian (Rajaguguk & Rohman, 2020) menggunakan sampel populasi semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2018 sebanyak 185 perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Independensi dewan komisaris secara signifikan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Kepemilikan publik berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Tipe auditor berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi.

Penelitian (Alvino & Sebrina, 2020) menggunakan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI periode 2016-2018 menggunakan metode purposive sampling memperoleh sampel sebanyak 93 perusahaan manufaktur dan 52 perusahaan keuangan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi komisaris berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Pada perusahaan manufaktur, struktur kepemilikan saham institusional tidak berpengaruh terhadap tingkat konservatisme, sedangkan pada perusahaan keuangan, struktur kepemilikan institusional berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Mekanisme corporate governance lainnya yaitu pemilikan asing dan kualitas audit tidak berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi baik pada perusahaan manufaktur maupun pada perusahaan keuangan. Intensitas fair value pada kedua sektor perusahaan berpengaruh negatif, atau memperlemah hubungan mekanisme corporate governance terhadap tingkat konservatisme akuntansi.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dewan direksi terhadap konservatisme akuntansi dan untuk mengetahui pengaruh dewan komisaris independen terhadap konservatisme akuntansi serta untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap konservatisme akuntansi.

 

Metode Penelitian

1.    Pendekatan Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori dengan mengukur variabel penelitian menggunakan angka dan menganalisis data menggunakan prosedur statistik (Ghozali, 2016). Dalam penelitian kuantitatif diharapkan dapat menjadi dasar untuk menemukan dan memecahkan masalah penelitian.

2.    Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan objek atau subjek dengan ciri-ciri tertentu (Sugiyono, 2017). Populasi juga didefinisikan sebagai sekelompok orang, hewan, rumah, buah-buahan, dll., Yang memiliki setidaknya beberapa karakteristik atau karakteristik yang sama (Akbar, 2018).

Peneliti akan mempelajari subjek yang termasuk dalam populasi untuk menguji teori yang diujikan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2017-2019.

Sampel adalah bagian dari kuantitas dan karakteristik yang dimiliki suatu populasi (Sugiyono, 2017:114). Sampel juga dapat dikatakan sebagai bagian atau wakil dari suatu populasi dengan karakteristik populasi secara keseluruhan (Akbar, 2018). Untuk mendapatkan sampel yang representatif, pengambilan sampel harus didasarkan pada pendekatan yang sistematis dan logis. Dalam penelitian ini digunakan metode purposive sampling untuk pengambilan sampel. Teknik ini digunakan mengingat penelitian harus memenuhi kriteria tertentu. Berikut ini adalah kriteria sampel, yaitu:

a.    Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI tahun periode 2017-2019.

b.    Perusahaan mempublikasikan laporan tahunan secara berturut-turut selama periode pengamatan (2017-2019).

c.    Perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan untuk periode yang berakhir 31 Desember dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

d.   Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode 2017-2019.

3.    Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kepustakaan yaitu laporan keuangan perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Sumber data penelitian ini adalah data sekunder, dan data berasal dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Variabel yang diteliti tersedia lengkap dalam laporan keuangan 2017-2019. Sumber data berasal dari www.idx.co.id atau website resmi masing-masing perusahaan.

4.    Teknik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik dokumentasi yaitu mengambil sampel laporan perusahaan penerbit yaitu perusahaan real estate dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2017-2019.

 

Hasil dan Pembahasan

A.  Gambaran Objek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan real estate yang terdaftar di BEI dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah 34 perusahaan dan time series adalah 3 tahun, sehingga besar sampel penelitian adalah 102. Sampel yang disampel secara sengaja digunakan ketika menentukan ukuran, di mana kriteria pemilihan sampel telah ditentukan oleh peneliti, seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

 

Tabel 1. Kriteria Pemilihan Sampel

Keterangan

Jumlah

Perusaahan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI tahun 2017-2019

77

Perusahaan Property dan Real Estate yang tidak menerbitkan laporan keuangan� secara konsisten tahun 2017-2019

(26)

Perusahaan Property dan Real Estate yang tidak memenuhi informasi yang dibutuhkan mengenai data yang berhubungan dengan variabel yang diteliti dan Perusahaan Property dan Real Estate yang mengalami kerugian

(17)

Jumlah perusahaan yang sesuai dengan kriteria sampel

34

Tahun pengamatan

3

Total Sampel penelitian (34 x 3 tahun)

102

Perusahaan sampel yang dihapus karena terkena data outlier

(12)

Sisa Observasi Sampel

90

 

B.  Deskripsi Variabel Penelitian

Analisis ini akan dilakukan terhadap variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri Dewan Direksi, Dewan Komisaris Independen dan Komite Audit sebagai variabel independen terhadap variabel dependen yaitu Konsevatisme Akuntansi.

1.    Variabel Independen

a.    Dewan Direksi

Berdasarkan tabel 2. dibawah ini, maka diketahui bahwa nilai rata-rata dewan direksi pada tahun 2017 yaitu sebesar 4,82 sedangkan di tahun 2018 sebesar 4,85 dan pada tahun 2019 yaitu 4,59. Nilai tertinggi pada tahun 2017, 2018, 2019 adalah 12, 11 dan 10 dengan kode emiten CTRA. Nilai terendah� tahun 2017 adalah 1 dengan kode emiten URBN. Pada tahun 2018 yang mendapatkan nilai terendah sebesar 2 dengan kode emiten GAMA, PUDP dan TARA. Kemudian pada tahun 2019 nilai terendah yaitu 2 dengan kode emiten BAPA, CITY, GAMA, MMLP, PUDP dan TARA.


Tabel 2. Dewan Direksi (DD)

No

 

Kode

 

Tahun

 

No

 

Kode

 

Tahun

2017

2018

2019

 

2017

2018

2019

1

APLN

8

7

7

 

20

KIJA

5

6

6

2

ASRI

4

4

4

 

21

LAND

2

3

3

3

BAPA

3

3

2

 

22

LPCK

7

7

5

4

BCIP

4

3

3

 

23

MDLN

5

4

4

5

BEST

5

5

5

 

24

MMLP

3

3

2

6

BKSL

4

3

3

 

25

MTLA

6

6

6

7

BSDE

8

8

8

 

26

PLIN

7

6

4

8

CITY

3

3

2

 

27

PPRO

5

5

5

9

CTRA

12

11

10

 

28

PUDP

2

2

2

10

DILD

7

8

8

 

29

PWON

6

7

7

11

DMAS

4

4

4

 

30

RDTX

3

3

2

12

DUTI

6

6

6

 

31

SMDM

6

6

5

13

FMII

4

4

5

 

32

SMRA

8

8

8

14

FORZ

3

3

4

 

33

TARA

2

2

2

15

GAMA

2

2

2

 

34

URBN

1

4

3

16

GPRA

4

4

3

 

Mean

5,05

4,89

4,84

17

GWSA

4

4

4

 

Max

12

11

10

18

INPP

5

5

6

 

Min

2

2

2

19

JRPT

6

6

6

 

 

 

 

 

 

Sumber: Data diolah dari www.idx.co.id

 

b.    Dewan Komisaris Independen

Berdasarkan tabel 3. dibawah ini, maka diketahui bahwa nilai rata-rata dewan komisaris independen pada tahun 2017 yaitu sebesar 0,36. Sedangkan di tahun 2018 sebesar 0,40 dan pada tahun 2019 yaitu 0,44. Nilai tertinggi pada tahun 2017 senilai 0,50. Pada tahun 2018 nilai tertinggi� sebesar 0,67 dengan kode emiten URBN. Sedangkan nilai tertinggi pada tahun 2019 sebesar 1,00 dengan kode emiten APLN. Nilai terendah� tahun 2017 sebesar 0 dengan kode emiten CITY, LAND dan URBN. Nilai terendah 2018 sebesar 0,20 dengan kode emiten BKSL. Kemudian pada tahun 2019 nilai terendah yaitu 0,20 dengan kode emiten BKSL.

 


Tabel 3. Dewan Komisaris Independen (DKI)

No

Kode

Tahun

No

Kode

Tahun

2017

2018

2019

2017

2018

2019

1

APLN

0,50

0,50

1,00

21

LAND

0

�0,50

�0,50

2

ASRI

0,40

0,40

�0,40

22

LPCK

�0,50

�0,60

�0,60

3

BAPA

0,33

0,33

�0,50

23

MDLN

�0,40

0,40

�0,40

4

BCIP

0,33

0,50

0,50

24

MMLP

0,40

0,40

0,50

5

BEST

�0,40

0,40

0,40

25

MTLA

0,40

0,40

�0,50

6

BKSL

�0,20

�0,20

0,20

26

PLIN

0,25

�0,25

�0,33

7

BSDE

0,40

0,40

�0,40

27

PPRO

�0,50

0,50

�0,67

8

CITY

0

�0,33

0,33

28

PUDP

0,33

0,33

�0,33

9

CTRA

�0,38

�0,38

0,38

29

PWON

0,33

0,50

�0,50

10

DILD

�0,33

�0,33

0,33

30

RDTX

�0,33

0,33

�0,33

11

DMAS

�0,33

�0,33

0,33

31

SMDM

�0,33

�0,33

�0,33

12

DUTI

0,50

0,50

0,50

32

SMRA

0,50

0,50

�0,60

13

FMII

0,33

0,33

0,33

33

TARA

0,50

0,50

�0,50

14

FORZ

�0,50

�0,50

0,50

34

URBN

0

0,67

0,67

15

GAMA

0,50

0,50

�0,50

Mean

0,37

0,38

0,41

16

GPRA

0,33

0,33

�0,25

Max

0,50

0,50

1,00

17

GWSA

0,33

0,33

�0,33

Min

0,00

0,20

0,20

18

INPP

0,50

0,25

0,40

19

JRPT

0,40

0,40

0,40

20

KIJA

0,40

0,25

�0,25

Sumber: Data diolah dari www.idx.co.id

 

c.    Komite Audit

Berdasarkan tabel 4. dibawah ini, maka diketahui bahwa nilai rata-rata komite audit pada tahun 2017 yaitu sebesar 2,71 sedangkan di tahun 2018 sebesar 2,91 dan pada tahun 2019 yaitu 2,97. Nilai tertinggi pada tahun 2017 senilai 3. Pada tahun 2018 sebesar 3 dan 2019 nilai tertinggi sebesar 5 dengan kode emiten PPRO. Nilai terendah� tahun 2017 sebesar 0 dengan kode emiten CITY dan LAND. Nilai terendah 2018 sebesar 2 dengan kode emiten BAPA, FORZ dan RDTX. Kemudian pada tahun 2019 nilai terendah yaitu 2 dengan kode emiten BAPA, FORZ dan RDTX.


Tabel 4. Komite Audit (KA)

No

Kode

Tahun

No

Kode

Tahun

2017

2018

2019

2017

2018

2019

1

APLN

3

3

3

20

KIJA

3

3

3

2

ASRI

3

3

3

21

LAND

0

3

3

3

BAPA

2

2

2

22

LPCK

3

3

3

4

BCIP

3

3

3

23

MDLN

3

3

3

5

BEST

3

3

3

24

MMLP

3

3

3

6

BKSL

3

3

3

25

MTLA

3

3

3

7

BSDE

3

3

3

26

PLIN

3

3

3

8

CITY

0

3

3

27

PPRO

3

3

5

9

CTRA

3

3

3

28

PUDP

3

3

3

10

DILD

3

3

3

29

PWON

3

3

3

11

DMAS

3

3

3

30

RDTX

2

2

2

12

DUTI

2

3

3

31

SMDM

3

3

3

13

FMII

3

3

3

32

SMRA

3

3

3

14

FORZ

3

2

2

33

TARA

3

3

3

15

GAMA

3

3

3

34

URBN

3

3

3

16

GPRA

2

3

3

Mean

2,68

2,89

2,89

17

GWSA

3

3

3

Max

3

3

3

18

INPP

3

3

3

Min

0

2

2

19

JRPT

3

3

3

Sumber: Data diolah dari www.idx.co.id

 

2.    Variabel Dependen Konservatisme Akuntansi

Berdasarkan tabel 5. dibawah ini, maka diketahui bahwa nilai rata-rata konservatisme akuntansi pada tahun 2017 yaitu sebesar -0,0517 sedangkan di tahun 2018 sebesar -0,7582 dan pada tahun 2019 yaitu -0,7838. Nilai tertinggi pada tahun 2017 senilai 0,0804 dengan kode emiten PUDP. Pada tahun 2018 senilai 0,0417 dengan kode emiten BEST dan tahun 2019 nilai tertinggi� sebesar 0,0771 dengan kode emiten DMAS. Nilai terendah pada tahun 2017 senilai -0,3423 dengan kode emiten FORZ. Pada tahun 2018 senilai -18,0030 dengan kode emiten PWON dan tahun 2019 nilai terendah sebesar -19,2749 dengan kode emiten PWON.


Tabel 5. Konservatisme Akuntansi (CONNAC)

No

Kode

Tahun

No

Kode

Tahun

2017

2018

2019

2017

2018

2019

 

1

APLN

-0,1054

-0,0486

-0,0010

20

KIJA

0,0299

-0,0084

0,0055

2

ASRI

0,0172

0,0150

0,0262

21

LAND

-0,1023

-0,0827

-0,2639

3

BAPA

-0,0023

-0,0092

-0,0398

22

LPCK

-0,3072

-0,2747

-0,0539

4

BCIP

-0,0777

-0,0512

-0,0300

23

MDLN

0,0015

-0,0502

-0,0081

5

BEST

0,0362

0,0417

-0,0666

24

MMLP

-0,0582

-0,0244

-0,0205

6

BKSL

-0,0283

-0,0737

-0,0339

25

MTLA

-0,1116

-0,0094

-0,0189

7

BSDE

-0,0180

-0,0092

-0,0270

26

PLIN

-0,0113

-0,0151

-0,0011

8

CITY

-0,1040

-0,4374

-0,0518

27

PPRO

-0,0332

-0,0361

-0,0338

9

CTRA

-0,0230

-0,0168

-0,0164

28

PUDP

0,0804

-0,0794

-0,0540

10

DILD

-0,0698

-0,0236

-0,0714

29

PWON

-0,0063

-18,0030

-19,2749

11

DMAS

0,0104

-0,0236

0,0771

30

RDTX

-0,0122

-0,0161

0,0024

12

DUTI

-0,0231

0,0117

-0,0125

31

SMDM

-0,0085

-0,0347

-0,0231

13

FMII

0,0071

0,0276

0,0132

32

SMRA

-0,0575

-0,0481

-0,0158

14

FORZ

-0,3423

-0,1854

-0,0865

33

TARA

0,0132

-0,0059

0,0079

15

GAMA

-0,0596

0,0286

-0,0125

34

URBN

-0,2512

0,0319

-0,1303

16

GPRA

-0,0279

-0,0346

-0,0388

Mean

-0,0486

-0,3749

-0,3562

17

GWSA

-0,0484

-0,0493

-0,0405

Max

0,0362

0,0417

0,0771

18

INPP

-0,0010

-0,0029

-0,2561

Min

-0,3423

-6,2831

-6,0993

19

JRPT

-0,0627

-6,2831

-6,0993

 

Sumber: Data diolah dari www.idx.co.id

 

3.    Analisis Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini, analisis statistik deskriptif digunakan berdasarkan data yang meliputi ukuran rumus (mean) dan ukuran distribusi data (misalnya standar deviasi, minimum dan maksimum). Analisis ini dilakukan untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian agar mudah dipahami dalam konteks. Hasil analisis statistik deskriptif outlier data untuk masing-masing variabel dalam penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.6:

 


Tabel 6. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

DD

90

2,0000

12,0000

4,733333

2,1609403

DKI

90

,0000

1,0000

,396889

,1343369

KA

90

,0000

5,0000

2,855556

,5720280

CONNAC

90

-,1303

,0804

-,024544

,0388248

Valid N (listwise)

90

 

 

 

 

Sumber: Data sekunder diolah, 2021

 

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi mengenai deskrpsi umum untuk konservatisme akuntansi (CONNAC) sebagai variabel dependen selama 3 tahun memiliki nilai terendah -0,1303 dan nilai tertinggi sebesar 0,0804. Rata rata konservatisme akuntansi adalah -0,024544 dengan standar deviasi 0,0388248.

Sedangkan variabel independen dewan direksi (DD), dewan komisaris independen (DKI) dan komite audit (KA). Untuk dewan direksi memiliki nilai terendah 2,00, nilai tertinggi sebesar 12,00 dan nilai rata-rata adalah 4,73 dengan standar deviasi 2,1609403. Dewan komisaris independen memiliki nilai terendah 0,00, nilai tertinggi sebesar 1,00 dan nilai rata-ratanya adalah 0,396889 dengan standar deviasi 0,1343369. Selanjutnya komite audit memiliki nilai terendah 0,00, nilai tertinggi sebesar 5,00 dan nilai rata-rata adalah 2,86 dengan standar deviasi 0,5720280.

C.  Analisis Hasil Penelitian

1.    Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Pada penelitian ini dilakukan uji normalitas menggunakan histogram, normal probability plot (p-plot), dan Kolmogorov Simrnov test (K-S). Pengujian histogram dilakukan dengan melihat sebaran data, histogram berbentuk kurva lonceng yang menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil pengujian sebelumnya terindikasi bahwa data tidak terdistribusi secara normal, seperti pada gambar berikut:


 

Gambar 1. Histogram Data Terdistribusi Tidak Normal

 

Agar hasil penelitian dapat terdistribusi normal maka dilakukan outlier pada data sebelumnya. Uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram hasil outlier dapat dilihat pada gambar berikut:

 

 

Gambar 2. Histogram Data Terdistribusi Normal

 

Seperti dapat dilihat dari histogram pada Gambar 2, data berdistribusi normal, dan bentuk simetris tidak miring ke kanan atau ke kiri, sehingga dapat dikatakan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas dengan p-plot normal dapat dilihat dari sebaran titik-titik disekitar diagonal. Jika titik-titik tersebar di sekitar diagonal dan mengikuti arah diagonal, berarti data berdistribusi normal dan sebaliknya. Hasil uji normalitas dengan p-plot normal ditunjukkan pada gambar berikut:

 

 

Gambar 3. P-Plot of Regression Standarsized Residual

 

Pada Gambar 3 terlihat bahwa sebaran data di sekitar diagonal tidak seragam dan distribusinya tidak mengikuti arah diagonal. Dan P-Plot plot pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa data tersebar merata di sekitar diagonal, dan distribusinya mengikuti arah diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data sesuai dengan asumsi normalitas, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

 

 

Gambar 4. Normal P-Plot of Regression Standarsized Residual

 

Untuk lebih meningkatkan hasil uji normalitas data, peneliti menggunakan uji Kolmogorov Simrnov (K-S). Jika hasil uji Kolmogorov Simrnov (K-S) menunjukkan asimtotik. Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal. Hasil tes Kolmogorov Simrnov (K-S) ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

 

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Data Tidak Terdistribusi Normal

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Unstandardized Residual

N

102

Normal Parametersa,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

2.66979095

Most Extreme Differences

Absolute

.397

Positive

.268

Negative

-.397

Test Statistic

.397

Asymp. Sig. (2-tailed)

.000c

Sumber: Data sekunder diolah, 2021

 

Hasil pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk normalitas adalah 0,000. Nilai signifikansi di bawah nilai signifikansi minimum 0,05 menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal. Setelah dilakukan outlier untuk data sebelumnya, hasil pada Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai signifikansi normalitas adalah 0,118. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini terbukti berdistribusi normal

 

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Data Terdistribusi Normal

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Unstandardized Residual

N

90

Normal Parametersa,b

Mean

,0000000

Std. Deviation

,03768273

Most Extreme Differences

Absolute

,085

Positive

,055

Negative

-,085

Test Statistic

,085

Asymp. Sig. (2-tailed)

,118c

Sumber: Data sekunder diolah, 2021

 

2.    Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Suatu model tidak terganggu oleh multikolinearitas jika model memiliki nilai tolerance > 0.10 dan variance inflation factor (VIF) < 10. Berikut adalah hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini:

 

Tabel 9. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel

Tolerance >0,10

VIF < 10

Kesimpulan

DD

0,941

1,062

Tidak terjadi Multikolinearitas

DKI

0,805

1,243

Tidak terjadi Multikolinearitas

KA

0,770

1,299

Tidak terjadi Multikolinearitas

Sumber: Data sekunder diolah, 2021

 

Dari tabel 9. dapat dilihat bahwa nilai Tolerance seluruh variabel menunjukkan > 0,10 dan nilai VIF menunjukkan < 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel independen dalam model regresi.

3.    Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji ada tidaknya ketidaksamaan varians pada residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya dalam suatu model regresi. Penelitian ini juga dapat menggunakan uji scatter plot untuk menguji heteroskedastisitas.


 

Gambar 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas

 

Seperti dapat dilihat dari scatter plot pada Gambar 5, titik-titik tersebut terdistribusi secara acak tanpa membentuk pola tertentu, dan terdistribusi di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.

4.    Uji Autokorelasi

Lakukan uji autokorelasi untuk melihat apakah ada korelasi antara confounding error pada periode t dan error pada periode t-1 (periode sebelumnya) pada model regresi linier. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan statistik Durbin-Watson.

 

Tabel 10. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

,241a

,058

,025

,0383344

1,741

a. Predictors: (Constant), KA, DD, DKI

b. Dependent Variable: CONNAC

Sumber: Data sekunder diolah, 2021

 

Dari tabel diatas tidak memiliki autokorelasi dengan kriteria pengambilan keputusan jika dU < d < 4- dU, maka tidak terjadi autokorelasi baik positif atau negatif. Nilai DW 1,741 dengan jumlah sampel 90 dan jumlah variabel Independen sebanyak 3 variabel, dL =1,5889 dan dU=1,7264. Nilai DW 1,741 lebih besar dari batas atas dU 1,7264 dan kurang dari (4-dU) 4-1,7264=2,2736 atau 1,7264 < 1,741 < 4 - 1,7264 = 2,2736, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

5.    Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah analisis hubungan antara satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Hasil analisis regresi berganda berupa koefisien untuk masing-masing variabel bebas.

 

Tabel 11. Uji Analisis Regresi Linier

Model

Unstandardized Coefficients

t

Sig.

α

Kesimpulan

B

Std. Error

1

(Constant)

-,064

,021

-3,012

,003

,05

 

DD

-,001

,002

-,713

,478

,05

Ditolak

DKI

-,011

,034

-,326

,745

,05

Ditolak

KA

,018

,008

2,192

,031

,05

Diterima

Sumber: Data sekunder diolah, 2021

 

Berdasarkan nilai koefisien yang terdapat pada tabel 10, dapat dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut:

 

Y = -0,064 � 0,001 DD � 0,011 DKI + 0,018 KA + e

 

Dari hasil persamaan regresi berganda tersebut, masing-masing variabel independen dapat dinterpretasikan pengaruhnya terhadap Kualitas laba yaitu:

a.    Nilai konstanta sebesar -0,064 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel dewan direksi, dewan komisaris independen dan komite audit (X = 0), maka nilai variabel konservatisme akuntansi adalah sebesar -0,064.� Koefisien konstanta bernilai negatif menyatakan bahwa dengan mengasumsikan ketiadaan variabel independen, maka konservatime akuntansi cenderung mengalami penurunan.

b.    Nilai koefisien regresi variabel Dewan Direksi (X1) sebesar -0,001 dengan nilai negatif. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan dewan direksi sebesar 1 kali maka konservatisme akuntansi akan menurun sebesar 0,001 dengan asumsi variabel yang lain konstan.

c.    Nilai koefisien regresi variabel Dewan Komisaris Independen (X2) sebesar -0,011 dengan nilai negatif. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan dewan komisaris independen sebesar 1 kali maka konservatisme akuntansi akan menurun sebesar 0,011 dengan asumsi variabel yang lain konstan.

d.   Nilai koefisien regresi variabel Komite Audit (X3) sebesar 0,018 dengan nilai positif. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan komite audit sebesar 1 kali maka konservatisme akuntansi akan meningkat sebesar 0,018 dengan asumsi variabel yan lain konstan.

6.    Pengujian Hipotesis

a.    Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Uji-t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, dan untuk mengetahui pengaruh interaksi variabel moderator dan variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis diterima jika sig t < 0,05. Hasil uji hipotesis analisis parsial (Uji-T) ditunjukkan pada Tabel 4.11:

1)   Hasil uji Hipotesis pertama (H1) Variabel Dewan Direksi (DD) memiliki koefisien regresi sebesar -0,001 dengan p-value (sig) sebesar 0,478 > α (0,05), maka dapat diartikan bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis pertama (H1) ditolak.

2)   Hasil uji Hipotesis kedua (H2) Variabel Dewan Komisaris Independen (DKI) memiliki koefisien regresi sebesar -0,011 dengan p-value (sig) sebesar 0,745 > α (0,05), maka dapat diartikan bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis kedua (H2) ditolak.

3)   Hasil uji Hipotesis ketiga (H3) Variabel Komite Audit (KA) memiliki koefisien regresi sebesar 0,018 dengan p-value (sig) sebesar 0,031 < α (0,05), maka dapat diartikan bahwa komite audit berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hipotesis ketiga (H3) diterima.

b.    Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur derajat daya penjelas variabel independen dan moderator terhadap variasi variabel dependen. Hasil analisis koefisien determinasi ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

 

Tabel 12. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

,241a

,058

,025

,0383344

1,741

a. Predictors: (Constant), KA, DD, DKI

b. Dependent Variable: CONNAC

Sumber: Data sekunder diolah, 2021

 

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai adjusted R-square sebesar 0,025 yaitu variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 2,5%. Hal ini berarti bahwa sebesar 2,5% konservatisme dipengaruhi oleh variabel dewan direksi, dewan komisaris independen dan komite audit. Sedangkan sisanya sebesar 97,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Standar error of the estimate (SEE) sebesar 0,0383344. Sementara itu, nilai R square sebesar 0,058 menunjukkan hubungan antara variabel dependen yaitu konservatisme akuntansi dengan variabel independen, yaitu dewan direksi, dewan komisaris independen dan komite audit sedikit kuat.

D.  Inteprestasi Hasil Penelitian

1.    Pengaruh Dewan Direksi terhadap Konservatisme Akuntansi

Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t gagal menunjukkan bahwa dewan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Efisiensi pengambilan keputusan direksi perusahaan kurang efisien, mengakibatkan pelaksanaan tugas direksi perusahaan menjadi kurang terpusat, yang berujung pada pengelolaan perusahaan yang kurang baik. Dewan yang didominasi oleh pihak internal atau dengan insentif pengawasan yang lemah akan memberi manajer peluang lebih besar untuk menggunakan prinsip akuntansi yang lebih agresif (dan kurang konservatif).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunos� et� al.� (2014),� dan� Sari et al. (2016)� menyatakan bahwa� ukuran� dewan� direksi� tidak� berpengaruh� pada� konservatisme akuntansi. Namun Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hani (2012) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh ukuran dewan direksi terhadap konservatisme akuntansi.

2.    Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Konservatisme Akuntansi

Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t tidak menunjukkan bahwa komite independen berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Pengawasan oleh komite independen kurang optimal atau belum efektif sebagai alat pengawasan manajemen. Karena jumlah pengawas yang terus bertambah, pekerjaan komite pengawas sulit untuk dikomunikasikan dan dikoordinasikan, dan sulit untuk mengawasi perilaku manajemen, yang akan berdampak pada laporan keuangan dan operasional perusahaan. perusahaan. menurunkan kinerja. Agar komite komisaris dapat berfungsi dengan baik, perlu diperhatikan komposisi komite komisaris yang harus terdiri dari komisaris independen. Sesuai dengan ketentuan umum Peraturan Pencatatan No. I-A tentang Pencatatan Efek di Bursa, Board Order PT BEJ No. 315/BEJ/06/2000, perusahaan tercatat harus memiliki komisaris independen yang jumlahnya sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham nonpengendali, tetapi jumlah komisaris independen paling sedikit 30% dari seluruh anggota perusahaan yang tercatat. komite. Selain itu, karakteristik dewan pengawas harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk mengelola sumber daya perusahaan, serta memiliki wawasan yang luas, berorientasi bisnis untuk mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya, yang juga sangat menentukan terwujudnya tujuan perusahaan. (Xie et al., 2001).

Temuan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandini dan Zulaikha (2012), Liyanto dan Anam (2019), dan Limantauw (2012) yang menunjukkan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Ini karena pengawasan komite independen tidak ideal sebagai alat pengawasan manajemen, dan komite independen hanya ada untuk memenuhi persyaratan formal atau peraturan, bukan untuk menegakkan tata kelola perusahaan yang baik.

3.    Pengaruh Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi

Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji-t menunjukkan pengaruh komite audit terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini disebabkan adanya komite audit di dalam perusahaan, yang diatur oleh Peraturan Bapepam Kep 29/PM/2004 tentang Peraturan No. IX.1.5, yang membatasi perusahaan pada formalitas yang dipersyaratkan untuk jumlah minimum. Komite audit perusahaan berjumlah 3 orang (1 komisaris independen dan 2 anggota lainnya).Rata-rata jumlah anggota komite audit perusahaan sampel pada tahun 2017 adalah 2,71, 2,91 pada 2018, dan 2,97 pada 2019. Hasil data penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan terhadap bentuk yang ditentukan oleh ukuran komite audit membuat komite audit lebih efektif dalam menerapkan mekanisme pengawasan yang mencegah manajemen mengambil tindakan yang dapat merugikan perusahaan. Meningkatkan tingkat konservatif akuntansi perusahaan.

Hasil penelitian ini mendukung kesimpulan Wulandini dan Zulaikha (2012) bahwa komite audit berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya komite audit perusahaan maka proses pelaporan keuangan perusahaan akan terpantau dengan baik. Komite audit ini akan memastikan bahwa perusahaan menerapkan prinsip akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan perusahaan yang akurat dan berkualitas tinggi.

 

Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dewan direksi, komite independen dan komite audit terhadap konservatisme akuntansi untuk listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019. Papan menunjukkan nilai sig berdasarkan hasil uji analisis regresi linier. 0,478. Nilai ini lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 (5%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal ini berdampak pada keputusan yang dibuat oleh direksi pada perusahaan yang kurang efisien, sehingga pelaksanaan tugas direktur perusahaan menjadi kurang terpusat sehingga mengakibatkan pengelolaan perusahaan menjadi buruk.

Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier, komite independen menunjukkan nilai sig. 0,745. Nilai ini lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 (5%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa komite independen tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Karena keberadaan komisaris independen hanya untuk memenuhi persyaratan formal atau regulasi, berdampak pada laporan keuangan dan penurunan kinerja perusahaan.

Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier komite audit menunjukkan nilai sig. 0,031. Nilai ini lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 (5%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa komite audit memiliki dampak terhadap konservatisme akuntansi. Karena perusahaan memiliki komite audit, maka proses pelaporan keuangan perusahaan akan terpantau dengan baik dan manajemen dapat dicegah untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan perusahaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 


BIBLIOGRAFI

 

Akbar, R. F. (2018). Studi Perilaku Guru (Analisis Faktor-faktor Komitmen Organisasional dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Guru Madrasah Swasta di Jawa Tengah. 02, 121. Google Scholar

 

Alvino, K., & Sebrina, N. (2020). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Konservatisme Akuntansi Dengan Intensitas Fair Value Sebagai Pemoderasi. Wahana Riset Akuntansi, 8(1), 65. https://doi.org/10.24036/wra.v8i1.109028. Google Scholar

 

Ammy, F. A. M. (2016). Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leberage terhadap Manajemen Laba. 0�1.

 

Andreas, H. H., Ardeni, A., & Nugroho, P. I. (2017). Konservatisme Akuntansi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 20(1), 1. https://doi.org/10.24914/jeb.v20i1.457. Google Scholar

 

Basu. (1997). The Conservatisme Principle and Asymetric Timeliness of Earning. Journal of Accounting and Economics Vol. 24. Google Scholar

 

Fitranita, V. (2019). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan. Accounting Analysis Journal, 1(2), 323�334. https://doi.org/10.15294/aaj.v1i2.655. Google Scholar

 

Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. Badan Peneribit UNDIP. Google Scholar

 

Gujarati, D. (2004). Basic Econometrics (Ekonometrika Dasar). Erlangga. Google Scholar

 

Hani, S. (2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Pemilihan Akuntansi Konservatif. Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis, 12(1), 1�16. Google Scholar

 

Hayn, G. dan C. (2002). Rising Conservatism: Implications for Financial Analysis. AIMR. Google Scholar

 

Indonesia, I. A. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Google Scholar

 

Indrayati, M. R. (2010). Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi. Skripsi, 1�66. Google Scholar

 

LaFond, R. dan Watts, R. L. (2008). The information role of conservatism. The Accounting Review, Vol. 83, N, hal.447�478. Google Scholar

 

Limantauw, S. (2010). Corporate Govenance Terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi. 1(1), 48�52. Google Scholar

 

Mardiyati, U. (2012). Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 8(4), 1�17. https://doi.org/10.35794/emba.v8i4.30859. Google Scholar

 

Mayangsari, S., & Wilopo. (2002). Konservatisme Akuntansi, Value Relevance dan Discretionary Accruals: Implikasi Model Feltham-Ohlson (1996). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Google Scholar

 

Muchtar, S., & Darari, E. (2013). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Dan Pemasaran Jasa, 6, 109�132. Google Scholar

 

Muhammed.,� et. al. (2016). The Impact Of External Auditor Size On The Relationship Between Audit Committee Effectiveness And Earnings Management. Investment Management and Financial Innovations, Vol. 15, I. Google Scholar

 

Nicolin, O., & Sabeni, A. (2013). Pengaruh Struktur Corporate Governance, Audit Tenure, Dan Spesialisasi Industri Auditor Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Diponegoro Journal of Accounting, 0(0), 655�666. Google Scholar

 

Noviantari, N. W., & Ratnadi, N. M. D. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Akuntansi Perusahaan. Accounting Analysis Journal, 2(3), 268�275. https://doi.org/10.15294/aaj.v2i3.2500. Google Scholar

 

Noviantari, N. W., & Ratnadi, N. M. D. (2015). Pengaruh Financial Distress, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Pada Konservatisme Akuntansi. E-Jurnal Akuntansi, 11(3), 646�660. Google Scholar

 

Nugroho, A. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistic Penelitian Dengan SPSS. Andi Yogyakarta. Google Scholar

 

Nurin Ari Fitriani, Z. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Voluntary Auditor Switching Di Perusahaan Manufaktur Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2012). Diponegoro Journal of Accounting, 3(2), 875�887. Google Scholar

 

Oktomegah, C. (2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan konservatisme pada perusahaan manufaktur di bei. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(1), 36�42. Google Scholar

 

Pramana, A. . (2010). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Profitabilitas dan Leverage terhadap Konservatisme Akuntansi di Indonesia. Google Scholar

 

Putra, P. A., Sinarwati, N. K., Ari, N., & Darmawan, S. (2014). Pengaruh Asimetri Informasi dan Ukuran Perusahaan terhadap Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1). Google Scholar

 

Raharja, B. &. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI 2010-2013). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 2(1), 1�12. Google Scholar

 

Raharjo. (2014). Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris, Direksi, Komisaris Independen, Struktur Kepemilikan, Dan Indeks Corporate Governance Terhadap Asimetri Informasi. Diponegoro Journal of Accounting, 0(0), 132�144. Google Scholar

 

Rajaguguk, R. (2020). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Transparansi. Current: Jurnal Kajian Akuntansi Dan Bisnis Terkini, 1(1), 52�67. https://doi.org/10.31258/jc.1.1.52-67. Google Scholar

 

Risdiyani, F., & Kusmuriyanto. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Akuntansi. Accounting Analysis Journal, 4(3), 1�10. https://doi.org/10.15294/aaj.v4i3.8305. Google Scholar

 

Sari, Dewi Arum, Edyanus H. Halim,� dan A. F. F. (2014). Pengaruh Mekanismen Good Corporate Governance dan Financial Distress terhadap Earning Management (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Economic Faculty, Universita. Google Scholar

 

Stephanie Ongki, S. P. (2018). Determinan dan konsekuensi konservatisme akuntansi: mekanisme corporate governance dan manajemen laba. BALANCE: Jurnal Akuntansi, Auditing Dan Keuangan. Google Scholar

 

Sudarmanto. (2005). Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS. (G. Ilmu (ed.); 1st ed.). Google Scholar

 

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Google Scholar

 

Tristianto, A. (2014). Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Budgetary Slack Dengan Asimetri Informasi Dan Tekanan Anggaran Sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, Vol.3, No. Google Scholar

 

Ujianto, M. A., & Pramuka. (2007). Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X. Google Scholar

 

Wardhani, R. (2017). Pengaruh efektivitas dewan komisaris, komite audit dan kepemilikan institusional terhadap efisiensi investasi. Jurnal Akuntansi Dan Auditing Indonesia, 21(1), 24�36. Google Scholar

 

Wardhani, R. (2008). Tingkat Konservatisme Akuntansi Di Indonesia Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance. Google Scholar

 

Wulandini dan Zulaikha. (2012). Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris Dan Komite Audit Terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010). Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 1,. Google Scholar

 

Yunos, R. M. S. A. A. N. S. (2014). The Influence of Internal Governance Mechanisms on Accounting Conservatism. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 164, 501�507. Google Scholar

 

Zhang, R. (2008). Coherent surface‐subsurface fingerprint of the Atlantic meridional overturning circulation. Geophyscal Research Letter. Google Scholar

 

Copyright holder :

Dyah Novitasari (2022)

First publication right :

Jurnal Syntax Admiration

 

This article is licensed under: