Jurnal Syntax Admiration |
Vol. 3 No. 11 November 2022 |
p-ISSN
: 2722-7782 e-ISSN : 2722-5356 |
Sosial
Teknik |
DAMPAK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM
PENGELOLAAN SAMPAH OLEH PT PERTAMINA PATRA NIAGA DPPU MINANGKABAU DI DESA
KAMPUNG APAR, PARIAMAN SELATAN, KOTA PARIAMAN
Syifa Cahyarani
PT Pertamina Patra Niaga
DPPU Minangkabau
Email: [email protected]
INFO ARTIKEL |
ABSTRAK |
Diterima 28 September 2022 Direvisi 19 November 2022 Disetujui 22 November 2022 |
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan untuk
mendorong kesejahteraan masyarakat melalui praktik bisnis perusahaan dan
kontribusi dari sumber daya perusahaan. PT Pertamina Patra Niaga DPPU
Minangkabau sebagai salah satu perusahaan yang berkontribusi dalam peningkatan
kesejahteraan melalui program pemberdayaan masyarakat. Suatu gerakan yang
dirancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui
partisipasi aktif dan inisiatif masyarakat. Pengolahan sampah melalui bank
sampah menjadi terobosan dalam menanggulangi permasalahan sampah. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis dampak implementasi program Pengolahan
Sampah yang dilakukan Bank Sampah Sahabat Alam terhadap kesejahteraan
masyarakat Desa Kampung Apar, Kota Pariaman, dan menganalisis faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan program Pengolahan sampah dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan penentuan
informan menggunakan teknik purposive.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam (in-depth interview) dan
studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program Pengolahan
Sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Sahabat Alam telah mampu
mendorong peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar khususnya
pada konteks pemenuhan aspek ekonomi, partisipasi sosial, dan produktivitas
masyarakat. |
Kata kunci: Corporate
Social Responsibility, Pemberdayaan Masyarakat, Dampak, Kesejahteraan
Masyarakat, Bank Sampah. |
|
Keywords: Corporate
Social Responsibility, Community Development, Impact, Community Welfare,
Waste Bank. |
ABSTRACT Corporate Social Responsibility (CSR) is the
company's commitment to promote community welfare through the company's
business practices and contributions from company resources. PT Pertamina
Patra Niaga DPPU Minangkabau as one of the companies that contribute to
improving welfare through community empowerment programs. A movement designed
to improve the standard of living of the whole community through active
participation and community initiatives. Waste processing through waste banks
is a breakthrough in tackling waste problems. This study aims to analyze the
impact of the implementation of the Waste Management program carried out by
the Sahabat Alam Waste Bank on the welfare of the people of Kampung Apar
Village, Pariaman City, and analyze the supporting and inhibiting factors of
the implementation of the Waste Management program in improving the welfare
of the community. This study uses a qualitative approach with the
determination of informants using purposive techniques. Data collection
techniques used in this study were in-depth
interviews and documentation studies. The results of this study indicate that
the Waste Management program carried out by the Sahabat Alam Waste Bank has
been able to encourage the improvement of the welfare of members and the
surrounding community, especially in the context of fulfilling economic
aspects, social participation, and community productivity. |
Pendahuluan
Pembangunan
yang dilakukan secara terus menerus dengan disertai peningkatan jumlah penduduk
dan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dapat mengarah pada dampak positif
maupun negatif (Dewi
et al., 2017);
(Purba
et al., 2021).
Implikasinya, terjadi peningkatan jumlah konsumsi masyarakat yang mengarah pada
timbulnya permasalahan sampah (Kahfi,
2017).
Peningkatan volume sampah akan terus berkelindan dengan bertambahnya pola
konsumerisme masyarakat yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun (Asteria
& Heruman, 2016).
Limbah
yang tidak terkelola dari kegiatan produksi dan konsumsi manusia merupakan
sumber masalah kesehatan karena menjadi tempat berkembang biaknya penyakit dan
menimbulkan bau tidak sedap, banjir, pencemaran tanah dan air, serta mengurangi
kebersihan dan estetika lingkungan (Barti
Domingo, 2013).
Dengan perubahan gaya hidup masyarakat, perkembangan industrialisasi dan
urbanisasi, peningkatan timbulan sampah dan perubahan karakteristik sampah,
pengelolaan sampah menjadi isu penting dan mendesak yang dihadapi para pembuat
kebijakan (Liyanage
et al., 2015).
Sampah dapat berupa bahan padat, cair
dan gas serta dapat berasal dari rumah tangga, pasar, warung, perkantoran dan
pabrik. Sampah dari pemukiman merupakan
sumber sampah yang berperan penting dalam meningkatkan volume sampah
lingkungan. Sampah dari pemukiman atau yang dikenal dengan sampah rumah
tangga terdiri dari sampah organik hingga 75% dan sisanya anorganik (Sulistyani
& Wulandari, 2017).
Pemerintah Kota Pariaman menghadapi
permasalahan sampah dari tahun ke tahun. Permasalahan
sampah ini tercermin dari data perkiraan timbulan sampah Kota Pariaman tahun
2021 yang perharinya mencapai 61,95 ton (Badan
Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat, 2021).
Timbunan sampah tersebut berasal dari sampah rumah tangga dan sampah pasar
setiap harinya (Nabila
Aminah & Adina Muliawati, 2021).
Timbunan sampah yang menggunung tentunya memberikan dampak negatif bagi
kelestarian lingkungan (Billah
et al., 2018).
Tak hanya itu, persoalan sampah juga berimplikasi terhadap
kesehatan masyarakat. Pencemaran sampah bisa melalui udara, air, tanah,
maupun kontak dengan organisme lain sehingga dapat menimbulkan penyakit yang
mengganggu kesehatan masyarakat (Sumampouw
& Pi, 2021).
Tingginya timbunan sampah terjadi akibat
laju konsumerisme masyarakat yang tinggi. Selain itu,
rendahnya kesadaran masyarakat mengenai problematika sampah kerap memperburuk
permasalahan sampah (Masruroh,
2021).
Kapasitas masyarakat mengenai pengolahan sampah masyarakat yang rendah juga
mendorong lahirnya permasalahan sampah (Prihatin,
2020).
Terlebih, problematika sampah tidak sesuai dengan pencapaian
Sustainable Development Goals. Pengelolaan sampah yang berkelanjutan
merupakan salah satu bentuk tanggung jawab atas konsumsi dan produksi yang
telah dilakukan (SDGs 12) (Chotimah
et al., 2021).
Pemerintah Kota Pariaman bertanggung
jawab terhadap permasalahan sampah yang terjadi.
Melalui Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Lingkungan Hidup, Pemerintah
Kota Pariaman terus mengupayakan percepatan penyelesaian permasalahan sampah. Mulai dari percepatan pengangkutan sampah menuju TPA (Tempat
Pembuangan Akhir) hingga penambahan jumlah tempat pembuangan akhir. Namun, upaya tersebut tidak mampu menyelesaikan permasalahan
timbunan sampah secara signifikan. Oleh karena itu,
diperlukan keterlibatan dan peran sektor swasta guna ikut membantu penyelesaian
permasalahan sampah di Kota Pariaman. PT Pertamina
Patra Niaga DPPU Minangkabau melalui program Pengolahan Sampah ikut terlibat
dalam membantu penyelesaian permasalahan ini. Tidak hanya itu, melalui
program Pengolahan Sampah, perusahaan juga turut berperan aktif dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Desa Kampung Apar, Kecamatan
Pariaman Selatan, Kota Pariaman.
PT Pertamina Patra Niaga DPPU
Minangkabau menyadari bahwa operasi perusahaan tidak boleh hanya berpijak pada
single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate
value) yang direfleksikan orientasi finansial dan keuntungan perusahaan
semata. Lebih jauh dari itu, operasi
perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines, dimana tidak hanya
memperhatikan pada aspek mengejar profit melainkan juga turut memberikan
kontribusi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan terlibat pada upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat sekitar. Pijakan terhadap prinsip triple
bottom value inilah yang mendorong PT Pertamina Patra Niaga DPPU Minangkabau
mendorong penyelesaian persoalan sampah di Kota Pariaman melalui program
Pengolahan Sampah.
Program
Pengolahan Sampah bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
kepeduliannya terhadap permasalahan sampah dan untuk memberdayakan sumber daya
manusia guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai pengolahan sampah
(Amelia
& Safitri, 2020).
Program Pengolahan Sampah ini telah berlangsung sejak tahun 2020 dan telah ikut
berkontribusi dalam pengurangan 400 kg sampah organik, 62,65
kg sampah plastik, 47 kg sampah kardus, dan 0,5 kg sampah aluminium. Hal tersebut menimbulkan pemikiran dan memotivasi penelitian ini
untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana program Pengolahan Sampah telah
mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis dampak implementasi program Pengolahan Sampah
yang dilakukan Bank Sampah Sahabat Alam terhadap kesejahteraan masyarakat Desa
Kampung Apar, Kota Pariaman, dan menganalisis faktor pendukung dan penghambat
pelaksanaan program Pengolahan sampah dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang difokuskan
pada studi kasus implementasi program Pengolahan Sampah yang dilaksanakan di
Kampung Apar Innovation Center (KAIC) yang didukung oleh PT Pertamina DPPU
Minangkabau. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
kepada informan dan studi kepustakaan. Penentuan
informan menggunakan teknik purposive sampling dengan key-informan Local Heroes
Program Pengolahan Sampah. Penelitian ini dilakukan di
Desa Kampung Apar, Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman, Provinsi Sumatera
Barat. Penelitian ini berfokus pada 2 hal yaitu,
pertama, dampak pelaksanaan program Pengolahan Sampah terhadap kualitas
kesehatan, pemenuhan sektor ekonomi, partisipasi sosial, dan peningkatan
produktivitas masyarakat Desa Kampung Apar. Kedua, faktor pendorong dan
penghambat pengembangan program Pengolahan Sampah Bank Sampah Sahabat Alam. Teknik analisis data dilakukan melalui tiga langkah yaitu reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
A. Latar Belakang Lahirnya Program
Pembentukan Bank Sampah Sahabat Alam
dilatarbelakangi oleh kebiasaan masyarakat yang belum peduli mengenai isu
lingkungan, terutama yang berkaitan dengan sampah. Masyarakat masih
menganggap bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berharga dan hanya berakhir
di tempat penampungan sampah akhir. Masyarakat masih belum memahami
peluang ekonomi dari pengolahan sampah yang akan
menambah pemasukan keuangan mereka. Selain itu, problematika
sampah yang ada berdampak terhadap kondisi lingkungan yang kurang sehat dan
mengganggu estetika. Terlebih, hadirnya tumpukan
sampah mampu mengundang berbagai macam penyakit yang dapat mengganggu kesehatan
masyarakat sekitar. Berangkat dari problematika tersebut, local heroes,
Ekho Kurniawan dan Rasmiwati, mencoba menginisiasi pendirian Bank Sampah
Sahabat Alam guna merubah mindset masyarakat dan kebiasaan masyarakat agar
semakin sadar dan peduli mengenai permasalahan sampah dan peningkatan
keterampilan pengolahan sampah agar mampu meningkatkan nilai ekonomis untuk
menambah pemasukan keuangan masyarakat sekitar.
Sebagai salah satu perusahaan yang
memegang penuh prinsip ISO 26000, PT Pertamina DPPU Minangkabau memberikan
dukungan penuh kepada Bank Sampah Sahabat Alam berupa pendanaan dan
pendampingan kelembagaan. Tercatat setidaknya, PT Pertamina DPPU Minangkabau telah
memberikan suntikan dana sejumlah Rp. 200.000.000 dari tahun 2020 s/d 2021
untuk pengembangan Bank Sampah Sahabat Alam. Bantuan pendanaan ini akan terus diberikan selama kurun waktu 5 (lima) tahun
hingga tahun 2024. Selain bantuan pendanaan, PT Pertamina
DPPU Minangkabau juga memberikan pendampingan kelembagaan kepada Bank Sampah
Sahabat Alam guna peningkatan optimalisasi manajemen kepengurusan Bank Sampah.
Bentuk dukungan ini menggambarkan
komitmen PT Pertamina DPPU Minangkabau dalam pembangunan berkelanjutan dan
tercapainya kesejahteraan masyarakat.. Hal ini
dibuktikan dengan implementasi konkret subjek inti ISO 26000 meliputi community
involvement and development oleh PT Pertamina DPPU Minangkabau melalui program
pengolahan sampah oleh Bank Sampah Sahabat Alam. Melalui program Pengolahan
Sampah oleh Bank Sampah Sahabat Alam, PT Pertamina DPPU Minangkabau mendorong
keterlibatan seluruh masyarakat dan mendorong pembentukan organisasi yang
inklusif. Pemberdayaan melalui Bank Sampah Sahabat Alam
menihilkan prinsip eksklusivitas dengan tidak hanya melibatkan sekelompok
masyarakat. Seluruh komponen masyarakat baik ibu-ibu dan pemuda desa
dilibatkan secara aktif dalam program Pengolahan Sampah. Selain
itu, dorongan menuju kemandirian Bank Sampah Sahabat Alam dalam perencanaan dan
pengembangan organisasi terus diberikan melalui pendampingan kelembagaan tanpa
mengesampingkan aspek agama dan budaya Minangkabau yang melekat kuat pada
masyarakat Desa Kampung Apar.
B. Deskripsi Program Pengolahan Sampah Binaan CSR Pertamina DPPU Minangkabau
Program Pengolahan Sampah merupakan
satu diantara program pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan oleh (Corporate Social Responsibility) CSR PT
Pertamina DPPU Minangkabau. Program Pengolahan Bank Sampah lahir dari inisiasi Local
Heroes, Ekho Kurniawan dan Rasmiwati, yang resah akan
kondisi sampah yang menggunung yang mengakibatkan persoalan kesehatan dan
estetika lingkungan. Berawal dari komitmen menuju wilayah
bersih sampah, muncul ide kebaruan membentuk bank sampah yang dinamai Bank
Sampah Sahabat Alam sebagai jawaban atas permasalahan yang ada. Bank Sampah Sahabat Alam melaksanakan pusat kegiatannya di Desa
Kampung Apar, Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman. Implementasi
program Pengolahan Sampah oleh Bank Sampah Sahabat Alam diselenggarakan melalui
5 kegiatan utama, diantaranya:
1.
Bank
Sampah
Kegiatan Bank Sampah dilakukan dengan
kegiatan pemilahan sampah anorganik seperti botol bekas, kardus bekas, dan
sampah sisa rumah tangga lain yang dikumpulkan masyarakat Desa Kampung Apar ke
Bank Sampah Sahabat Alam. Sistem Bank Sampah menggunakan
skema menabung, berbeda dengan pengepul rongsokan yang langsung memberikan uang
tunai kepada masyarakat sebagai imbal hasil sampah yang disetorkan.
Tabel 1
Sampah yang telah diolah BSSA
No |
Jenis
Sampah |
Jumlah
(kg) |
1. |
Sampah Organik |
400 |
2. |
Sampah Plastik |
62.65 |
3. |
Sampah Kardus |
47 |
4. |
Sampah Aluminium |
0,5 |
Sumber : Laporan Kegiatan BSSA
Bank Sampah Sahabat Alam juga
memberikan layanan antar jemput sampah ke rumah-rumah warga menggunakan
kendaraan operasional berupa becak motor. Hal ini tentunya memudahkan
masyarakat dengan tidak harus datang sendiri ke Bank Sampah Sahabat Alam.
2.
Pengolahan
Sampah Organik dan Budidaya Maggot Black
Soldier Fly (BSF)
Pengelolaan sampah organik menjadi
satu kegiatan berkelanjutan dengan budidaya maggot. Sampah organik
seperti sampah dapur (buah dan sayur) diolah di unit Waste Material Recovery Center (WMRC) milik Bank Sampah Sahabat
Alam. Sampah organik yang telah diolah akan
dijadikan pakan larva maggot Black
Soldier Fly. Proses budidaya dilakukan di kandang khusus yang didesain
untuk tempat budidaya maggot.
Masyarakat Desa Kampung Apar terutama
ibu-ibu dan pemuda desa diberdayakan dalam proses budidaya maggot ini. Selain memanfaatkan sampah organik, produk maggot yang dijadikan
pakan ternak berprotein tinggi juga mampu mendatangkan keuntungan dari hasil
penjualan kepada petani dan peternak di Pariaman dan sekitarnya.
Tabel 2
Jenis Produk BSSA
No |
Jenis
Produk |
Jumlah |
1. |
Pupuk Organik Cair |
31 liter |
2. |
Pupuk Organik Padat |
50 kg |
3. |
Maggot Segar |
9 kg |
Sumber: Laporan Kegiatan
BSSA
Manfaat ekonomi tidak hanya
didapatkan dari budidaya maggot, Bank Sampah Sahabat Alam juga memproduksi
pupuk kompos hasil dari pengelolaan sampah organik. Produk pupuk
kompos juga diperjualbelikan kepada petani di sekitar Pariaman.
3.
Tukar
Sampah Dapur jadi Sayur
Kegiatan Tukar Sampah Dapur jadi
Sayur ditujukan guna meningkatkan partisipasi masyarakat untuk menyetorkan
sampah organik ke Bank Sampah Sahabat Alam. Sampah organik yang disetorkan akan ditukarkan dengan sayuran hasil pertanian mandiri Bank
Sampah Sahabat Alam.
4.
Sedekah
Hijau
Sedekah Hijau merupakan kegiatan yang
bersifat charity dengan memberikan donasi kepada masyarakat rentan yang ada di
Desa Kampung Apar.
Sumber dana donasi berasal dari penjualan sampah
anorganik yang telah dikumpulkan masyarakat ke bank sampah desa.
5.
Sedekah
Minyak Jelantah
Sedekah Minyak Jelantah
merupakan kegiatan pengumpulan limbah minyak jelantah dari rumah tangga yang
disetorkan masyarakat kepada Bank Sampah Sahabat Alam. Minyak jelantah yang telah
disetorkan akan dijual ke produsen biodiesel untuk
diproses menjadi produk bernilai seperti sabun cuci tangan, lilin, dan bahan
bakar. Keuntungan dari penjualan minyak jelantah akan
didonasikan kepada masyarakat rentan yang ada di Desa Kampung Apar.
C. Kajian Dampak Program Pengolahan Sampah Terhadap Kesejahteraan
Keberdayaan masyarakat menjadi hal
penting yang harus didorong oleh semua pihak tak terkecuali perusahaan. Upaya
mewujudkannya salah satunya dilakukan melalui program pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat didorong untuk berdaya sehingga mampu berfungsi
sosial. Program pemberdayaan masyarakat harus didesain
untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dampak
positif tersebut tentunya harus mengarah pada kondisi kemandirian masyarakat
binaan. Melalui Program Pengolahan Sampah, PT Pertamina DPPU Minangkabau
turut berkontribusi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa
Kampung Apar. Pemberdayaan masyarakat melalui Program
Pengolahan Sampah diintervensi dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi dan
pelatihan keterampilan, dan bantuan pendanaan, serta pendampingan kelembagaan.
Merujuk pada pandangan Todaro
(2006:250) mengenai kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat
direpresentasikan dari tingkat hidup masyarakat yang ditandai oleh
terentaskannya kemiskinan, keterlibatan sosial yang aktif, tingkat kesehatan
yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan
peningkatan produktivitas masyarakat. Keseluruhan indikator tersebut menjadi
cerminan dari peningkatan pendapatan masyarakat golongan menengah ke bawah.
Setidaknya, dampak positif dari Program Pengolahan Sampah melalui Bank Sampah
Sahabat Alam telah mampu memenuhi beberapa indikator tersebut, diantaranya:
1.
Pemenuhan
Aspek Ekonomi
Dari aspek ekonomi, program
Pengolahan Bank Sampah oleh Bank Sampah Sahabat Alam telah menunjukkan manfaat
secara ekonomi. Hal ini dibuktikan melalui omzet penjualan produk hasil pengolahan
sampah seperti maggot dan pupuk kompos. Melalui
kegiatan budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF), Bank Sampah Sahabat Alam
telah mampu mendapatkan omzet penjualan yang cukup tinggi untuk ukuran bank
sampah yang baru berdiri. Bank Sampah Sahabat Alam
menjual maggot ke peternak lele di sekitar Kota Pariaman dengan harga Rp.
7000/kg. Kegiatan jual beli maggot ini dirasa mampu
mendongkrak pendapatan ibu-ibu binaan.
Selain maggot, manfaat ekonomi
Program Pengolahan Sampah juga didapatkan dari hasil penjualan pupuk kompos. Bank Sampah
Sahabat Alam telah mampu memproduksi 2 jenis pupuk kompos yaitu pupuk kompos
padat dan pupuk kompos cair. Pupuk kompos padat dijual
dengan harga Rp. 5000/kg, sedangkan pupuk kompos cair dijual dengan harga Rp.
5000/liter. Dari hasil penjualan pupuk kompos ini,
Bank Sampah Sahabat Alam mampu meraup omzet hingga Rp. 2.000.000/bulannya.
Produk maggot dan pupuk kompos yang dihasilkan Bank Sampah Sahabat
Alam telah banyak dijual hingga keluar Kota Pariaman seperti Kota Padang.
Implikasi kegiatan ekonomi yang
dilakukan Bank Sampah Sahabat Alam adalah peningkatan pemasukan masyarakat
binaan. Bank Sampah Sahabat Alam tidak menerapkan sistem karyawan dengan
kewajiban pemberian upah. Namun, lebih kepada
mekanisme bagi hasil kepada anggota. Ibu-Ibu anggota
Bank Sampah Sahabat Alam bisa mendapatkan tambahan pemasukan mencapai Rp.
100.000 � 200.000 setiap bulannya. Penambahan
pemasukan ini cukup membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari bagi ibu-ibu yang
didominasi ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Tak
hanya itu, manfaat ekonomi berupa penambahan pemasukan juga dirasakan oleh
pemuda desa yang ikut terlibat dalam kegiatan pengolahan sampah di Bank Sampah
Sahabat Alam. Pemuda desa diberdayakan untuk membantu
menjemput sampah dari rumah-rumah warga dengan imbalan sebesar Rp. 20.000.
Manfaat ekonomi tidak hanya
didapatkan bagi ibu-ibu dan pemuda yang terlibat aktif dalam program pengolahan
sampah. Melalui kegiatan Sedekah Hijau dan Sedekah Jelantah, masyarakat
rentan yang ada di lingkungan Desa Kampung Apar juga turut mendapatkan manfaat
melalui donasi yang diberikan. Donasi yang diberikan
mampu membantu mengurangi beban pengeluaran masyarakat rentan dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari.
Bila dikaji lebih jauh, kegiatan
Sedekah Hijau dan Sedekah Jelantah merupakan salah satu inovasi yang menarik. Pasalnya, kegiatan Sedekah Hijau
telah menerapkan skema kewirausahaan sosial dengan separated atau external model,
dimana masyarakat rentan yang menjadi sasaran penerima donasi menjadi penerima
manfaat murni tanpa ikut andil dalam proses penyelenggaraan kegiatan Sedekah
Hijau.
a.
Partisipasi
Sosial
Program pengolahan sampah oleh Bank
Sampah Sahabat Alam senantiasa melibatkan masyarakat sekitar untuk pelaksanaan
kegiatannya. Ibu-Ibu PKK Desa Kampung Apar menjadi salah satu sasaran yang
dilibatkan dalam kegiatan Bank Sampah Sahabat Alam.
Tabel 3
Jumlah Keterlibatan Anggota BSSA
No |
Jenis
Kegiatan |
Jumlah
Keterlibatan |
Keterangan |
1. |
Pengurus Bank Sampah Sahabat Alam |
3 |
Ibu-ibu Desa Kampung Apar |
2. |
Budidaya Maggot |
3 |
|
3. |
Pembuatan Snack dan Jahelo |
5-6 |
|
4. |
Pengangkutan Sampah |
1 |
Pemuda Desa Kampung Apar |
Sumber: Data Olahan
Peneliti, 2022
����������� Tidak sedikit anggota dan pengurus Bank Sampah Sahabat Alam berasal
dari ibu-ibu PKK. Proses Pembudidayaan maggot dan
pengelolaan sampah juga senantiasa melibatkan partisipasi ibu-ibu dan pemuda
desa. Pelibatan masyarakat khususnya ibu-ibu, tidak
hanya pada saat pelaksanaan kegiatan. Masyarakat sudah
dilibatkan sejak awal inisiasi pembentukan bank sampah. Salah satunya adalah Ibu Rasmiwati selaku salah satu inisiator
pembentukan bank sampah.
Selain keterlibatan masyarakat dalam
kegiatan pengelolaan sampah, partisipasi sosial juga tampak pada kegiatan
sosialisasi tentang pengelolaan sampah kepada masyarakat dan pelatihan budidaya
maggot dan pengolahan sampah. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan
tersebut mampu dimanfaatkan sebagai wadah bersosialisasi dan interaksi antar
ibu-ibu Desa Kampung Apar. Peserta sosialisasi dan
pelatihan yang bukan hanya dikhususkan untuk ibu-ibu PKK melainkan terbuka
untuk umum menunjukkan bahwa kegiatan pemberdayaan ini bersifat inklusif dengan
tidak mengeksklusi siapapun. Pada akhirnya, melalui
program pengelolaan sampah dengan serangkaian kegiatan pemberdayaannya mampu
untuk memantik dan merajut interaksi dan kebersamaan antar warga masyarakat
khususnya di Desa Kampung Apar.
Selain jalinan hubungan antar
anggota, melalui serangkaian kegiatan yang diselenggarakan Bank Sampah Sahabat
Alam mampu menambah relasi dengan pihak luar dari setiap agenda kunjungan di
Bank Sampah Sahabat Alam. Jalinan relasi yang terbentuk diantaranya dengan Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat, Bank Sampah Nagari Simalunggung
Kabupaten Lima Puluh Kota, Universitas Andalas, UNU Sumatera Barat, Poltek KP
Pariaman, STIKES Syedza Saintika Padang, dan STTIND Padang. Jalinan
relasi yang terbentuk bisa dimanfaatkan sebagai sarana berbagi ilmu dan
pengetahuan guna menambah wawasan dan keterampilan anggota Bank Sampah Sahabat
Alam.
b.
Peningkatan
Produktivitas
Peningkatan
produktivitas anggota Bank Sampah Sahabat Alam dapat dijelaskan sebagai
berikut. Pertama, adanya peningkatan kapasitas diri anggota Bank Sampah
Sahabat Alam. Program pemberdayaan sejatinya mencoba
memampukan masyarakat melalui serangkaian kegiatan peningkatan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat. Program pengolahan sampah
melalui Bank Sampah Sahabat Alam telah memberikan kesempatan kepada anggota
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Diantara peningkatan kapasitas diri anggota sebagai berikut.
1)
Budidaya
Pengolahan Sampah, Budidaya Maggot dan Pupuk Kompos
Bank Sampah Sahabat Alam telah mampu
meningkatkan keterampilan anggotanya melalui serangkaian kegiatan edukasi. Anggota mampu
mengolah sampah anorganik dari tahapan pengurangan hingga pengumpulan).
Selain itu, anggota Bank Sampah Sahabat Alam juga mendapatkan keterampilan
budidaya maggot, dimulai dari pemahaman mengenai siklus hidup maggot Black
Soldier Fly (BSF), proses pencacahan sayur-mayur untuk pakan maggot, proses
penetasan hingga pembesaran maggot. Tak hanya itu, anggota Bank Sampah Sahabat
Alam juga mendapatkan pelatihan mengenai pembuatan pupuk kompos mulai dari
pencacahan sampah organik, proses pendiaman untuk pembusukan sampah organik,
dan cara penggunaan pupuk kompos. Melalui keterampilan
yang diperoleh dari pemberdayaan Bank Sampah Sahabat Alam, anggota Bank Sampah
Sahabat Alam telah mampu menjadi narasumber dalam beberapa seminar dan
pelatihan salah satunya menjadi narasumber pada pelatihan yang diselenggarakan
oleh Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Barat.
2)
Keterampilan
Pengemasan dan Pemasaran Produk
Tidak hanya berkutat pada persoalan
produksi, anggota Bank Sampah Sahabat Alam juga mendapatkan keterampilan pasca
produksi seperti pengemasan dan pemasaran produk. Anggota Bank
Sampah Sahabat Alam telah mampu memasarkan produk seperti maggot dan pupuk
kompos hingga keluar Kota Pariaman seperti Kota Padang dan mampu menjalin
hubungan dengan para pembeli. Tentunya dengan pembelajaran yang
konsisten, Bank Sampah Sahabat Alam akan terus
memperluas ekspansi bisnis maggot dan pupuk kompos mereka.
Kedua, adanya perubahan kebiasaan
baru masyarakat terkait sampah. Hadirnya Bank Sampah Sahabat Alam telah
mampu merubah kebiasaan masyarakat untuk senantiasa peduli terhadap lingkungan.
Bentuk kepedulian terhadap lingkungan ditunjukkan dengan
bijak dalam mengelola sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik.
Masyarakat mulai terbiasa untuk memilah sampah rumah tangga
dan menyetorkan sampah anorganik ke bank sampah. Tidak
hanya ibu-ibu, melainkan pemuda-pemuda desa juga mulai membiasakan memilah dan
menyetorkan sampah ke bank sampah.
Ketiga, adanya peningkatan motivasi diri
anggota Bank Sampah Sahabat Alam. Peningkatan produktivitas memiliki
pengaruh terhadap aspek psikologis seseorang yang mencakup peningkatan motivasi
yang diwujudkan atau individu merasa diberdayakan, sehingga perasaan mampu
untuk melakukan pekerjaan dan memperlancar keadaan yang dapat meningkatkan
motivasi diri terhadap tugas yang dimanifestasikan kepada pekerjaannya.
Selain itu, kepercayaan diri akan meningkat akibat
munculnya pemikiran bahwa setiap individu harus menciptakan sesuatu yang baru
atau variasi dan kreativitas agar tetap bisa bertahan. Kepercayaan diri pada
diri setiap anggota telah muncul semenjak Bank Sampah Sahabat Alam mulai
dilirik banyak pihak seperti Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat,
Bank Sampah Nagari Simalunggung Kabupaten Lima Puluh Kota, Universitas Andalas,
UNU Sumatera Barat, Poltek KP Pariaman, STIKES Syedza Saintika Padang, dan
STTIND Padang. Kepercayaan diri yang telah terbangun akan
mendorong motivasi dalam diri untuk senantiasa terus bertahan dan meningkatkan kreativitas
dalam pengelolaan sampah. Di sisi lain, dorongan untuk
mempertahankan citra (image) positif juga berkontribusi pada peningkatan
motivasi diri anggota Bank Sampah Sahabat Alam. Sebuah
perubahan mindset yang mendalam mampu dihadirkan oleh Bank Sampah Sahabat Alam
kepada masyarakat binaannya.
D. Faktor Pendorong dan Penghambat dalam Pelaksanaan Program Pengolahan
Sampah
1.
Faktor
Pendorong
Dalam pelaksanaan program Pengolahan
Sampah, terdapat beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan program sebagai
berikut. Pertama, peran local heroes, Ekho Kurniawan dan Rasmiwati menjadi
kunci sukses keberhasilan program Pengolahan Sampah oleh Bank Sampah Sahabat
Alam. Local Heroes berperan penting sejak tahapan inisiasi
awal pembentukan Bank Sampah Sahabat Alam, proses pelaksanaan program,
pemberian pelatihan dan keterampilan budidaya maggot, pembuatan pupuk kompos,
dan pemasaran produk.
Kedua, kepercayaan diri anggota Bank
Sampah Sahabat Alam yang tinggi. Kepercayaan diri yang dimiliki akan
mendorong motivasi anggota untuk senantiasa mengembangkan Bank Sampah Sahabat
Alam. Dorongan motivasi ini berperan penting dalam pencapaian
kemandirian anggota Bank Sampah Sahabat Alam. Ketiga,
dukungan dari PT Pertamina DPPU Minangkabau. Dukungan dari PT Pertamina
DPPU Minangkabau berupa pendanaan dan pendampingan kelembagaan berperan penting
dalam proses pengembangan Bank Sampah Sahabat Alam. Dukungan
pendanaan mampu memberikan dampak peningkatan produktivitas melalui pembangunan
tempat budidaya maggot, pengadaan alat pencacah sampah, meja, dan laptop.
Selain itu, dukungan pendampingan kelembagaan juga telah
mengoptimalkan manajemen kepengurusan Bank Sampah Sahabat Alam. PT Pertamina DPPU Minangkabau secara berkala melakukan kunjungan
dan pendampingan atas aspek keorganisasian yang dihadapi Bank Sampah Sahabat
Alam. Hasilnya, telah terbentuk kelembagaan pengurus
secara formal untuk menjalankan roda organisasi Bank Sampah Sahabat Alam.
2.
Faktor
Penghambat
Salah satu lini bisnis Bank Sampah
Sahabat Alam berupa penjualan produk maggot dan pupuk kompos yang dihasilkan
oleh anggota. Peningkatan omzet penjualan saat ini sudah bisa dikatakan bagus,
namun pendapatan bagi hasil yang diterima ibu-ibu anggota Bank Sampah Sahabat
Alam belum mampu untuk bisa membantu pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, pentingnya peningkatan penjualan produk guna
meningkatkan pendapatan bagi hasil bagi ibu-ibu anggota. Rendahnya keterampilan kewirausahaan, utamanya mengenai pemasaran
menjadi kendala dalam peningkatan omzet penjualan maggot dan pupuk kompos.
Kesimpulan
Pelaksanaan program
Pengolahan Sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Sahabat Alam di Desa Kampung
Apar, Kecamatan Pariaman Selatan, Kota Pariaman telah memberikan dampak yang
signifikan terhadap kesejahteraan anggota dan masyarakat sekitar. Merujuk
indikator tingkat kesejahteraan yang dikemukakan Todaro, pelaksanaan program
Pengolahan Sampah telah mendorong peningkatan kesejahteraan anggota dan
masyarakat khususnya terhadap 3 aspek, yaitu pemenuhan aspek ekonomi,
partisipasi sosial, dan produktivitas masyarakat. Capaian keberhasilan program
Pengolahan Sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Sahabat Alam tidak terlepas
dari peran local heroes, Ekho
Kurniawan dan Rasmiwati. Tidak hanya itu, kepercayaan diri anggota Bank Sampah
Sahabat Alam juga berperan penting dalam proses pengembangan Bank Sampah
Sahabat Alam. Dukungan pendanaan dan pendampingan kelembagaan oleh PT Pertamina
DPPU Minangkabau juga turut mendorong peningkatan yang sangat signifikan dalam
pengembangan Bank Sampah Sahabat Alam hingga seperti saat ini. Namun, proses
pengembangan senantiasa terus berlanjut dengan mengupayakan optimalisasi dan
peningkatan kapasitas kewirausahaan anggota Bank Sampah Sahabat Alam guna
meningkatkan omzet penjualan produk.
Amelia, R., & Safitri, R. (2020). Peningkatan Sumber Daya Manusia
Melalui Program Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran dan Pemberdayaan (KKN-PPM) Desa
Penagan Kabupaten Bangka. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (MEDITEG),
5(1), 50�59. https://doi.org/10.34128/mediteg.v5i1.66. Google Scholar
Asteria, D., & Heruman, H.
(2016). Bank sampah sebagai alternatif strategi pengelolaan sampah berbasis
masyarakat di Tasikmalaya (Bank Sampah (Waste Banks) as an alternative of
community-based waste management strategy in Tasikmalaya). Jurnal Manusia
Dan Lingkungan, 23(1), 136�141. https://doi.org/10.22146/jml.18783. Google Scholar
Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Barat. (2021). Provinsi Sumatera Barat Dalam Angka 2021.
Padang: Badan Pusat Statistik.
Barti Domingo, R. (2013). Ac�stica
medioambiental: vol. I. In Ac�stica medioambiental (p. 0). Editorial
Club Universitario. Google Scholar
Billah, N. S., Sari, D. K., &
Khasanah, A. N. (2018). Cobent (Community Based Environment) Dalam Pengelolaan
Sampah Mandiri Guna Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan di Dusun Sukunan,
Banyuraden, Sleman, DIY. Jurnal Administrasi Dan Kebijakan Publik, 3(2),
195�213. Google Scholar
Chotimah, H. C., Iswardhana, M. R.,
& Rizky, L. (2021). Model Collaborative Governance dalam Pengelolaan Sampah
Plastik Laut Guna Mewujudkan Ketahanan Maritim di Indonesia. Jurnal
Ketahanan Nasional, 27(3), 348�376.
https://doi.org/10.22146/jkn.69661. Google Scholar
Dewi, N., Yusuf, Y., & Iyan, R.
Y. (2017). Pengaruh kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi terhadap Indeks
Pembangunan Manusia di Provinsi Riau. Riau University. Google Scholar
Kahfi, A. (2017). Tinjauan terhadap
Pengelolaan Sampah. Jurisprudentie: Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah Dan
Hukum, 4(1), 12�25.
https://doi.org/10.24252/jurisprudentie.v4i1.3661. Google Scholar
Liyanage, B. C., Gurusinghe, R.,
Herat, S., & Tateda, M. (2015). Case study: Finding better solutions for
municipal solid waste management in a semi local authority in Sri Lanka. Open
Journal of Civil Engineering, 5(1), 63�73. Google Scholar
Masruroh, M. (2021). Bank Sampah
Solusi Mengurangi Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus bank Sampah Puri Pamulang). Masyarakat
Madani: Jurnal Kajian Islam Dan Pengembangan Masyarakat, 6(2),
48�69. https://doi.org/10.24014/jmm.v6i2.14779. Google Scholar
Nabila Aminah & Adina
Muliawati. (2021). Pengelolaan Sampah dalam Konteks
Pembangunan Berkelanjutan (Waste Management in the Context of Waste Management). Geo.Ugm.
Prihatin, R. B. (2020). Pengelolaan
Sampah di Kota Bertipe Sedang: Studi Kasus di Kota Cirebon dan Kota Surakarta. Aspirasi:
Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 11(1), 1�16.
https://doi.org/10.46807/aspirasi.v11i1.1505. Google Scholar
Purba, B., Rahmadana, M. F.,
Basmar, E., Sari, D. P., Klara, A., Damanik, D., Faried, A. I., Lie, D.,
Fazira, N., & Rozaini, N. (2021). Ekonomi Pembangunan. Medan:
Yayasan Kita Menulis. Google Scholar
Sulistyani, A. T., & Wulandari,
Y. (2017). Proses pemberdayaan masyarakat Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan
Kabupaten Bantul dalam pembentukan kelompok pengelola sampah mandiri (KPSM). Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), 2(2),
146�162. https://doi.org/10.22146/jpkm.27024. Google Scholar
Sumampouw, O. J., & Pi, S.
(2021). Kesehatan Lingkungan Kawasan Pesisir dan Kepulauan. Sleman:
Deepublish. Google Scholar
Copyright holder : Syifa
Cahyarani (2022) |
First publication right
: This article is licensed under: |